III KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit (Gray et al. 2007). Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berbentuk investasi baru seperti pembangunan pabrik, pembuatan jalan raya atau kereta api, irigasi, bendungan, perkebunan, pembukaan hutan, pendirian gedunggedung sekolah atau rumah sakit, survei atau penelitian, perluasan atau perbaikan program-program yang sedang berjalan, dan sebagainya. Proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit) atau suatu aktivitas yang mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (returns) di waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit (Kadariah et al. 1999). Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan dan Suwarsono 2000). Sedangkan menurut Edris (1983) studi kelayakan proyek adalah suatu analisa yang sistematis dan mendalam atas setiap faktor yang ada pengaruhnya terhadap kemungkinan proyek mencapai sukses. Adapun maksud dari studi kelayakan proyek ini ialah untuk memperbaiki pemilihan investasi (Kadariah et al. 1999). Hal ini disebabkan oleh sumbersumber yang tersedia bagi pembangunan proyek ialah terbatas, maka sangat diperlukan pemilihan antara berbagai macam proyek. Kesalahan dalam memilih proyek dapat mengakibatkan pengorbanan terhadap sumber-sumber yang langka. Oleh sebab itu sangat diperlukan adanya perhitungan percobaan sebelum melaksanakan proyek untuk menentukan hasil dari berbagai alternatif dengan jalan menghitung biaya dan kemanfaatan yang diharapkan dari masing-masing proyek. Studi kelayakan proyek pada umumnya melakukan analisis pada beberapa aspek, akan tetapi pada ilmu evaluasi proyek biasanya hanya ditekankan pada dua macam analisis yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. 24

2 Manfaat Proyek Manfaat proyek adalah apa saja yang secara langsung atau tidak langsung menambah konsumsi barang-barang atau jasa-jasa sehubungan dengan proyek (Gray et al. 2007). Manfaat (benefit) proyek dapat dibagi dalam (1) direct benefits; (2) indirect benefits; (3) intangible benefits (Kadariah et al. 1999). Direct benefits merupakan manfaat langsung yang dapat dirasakan apabila proyek dilaksanakan, misalnya terjadinya lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan investor atau pemilik modal atau penurunan biaya produksi. Manfaat lainnya yaitu indirect benefits merupakan manfaat yang timbul sebagai efek multiplier dari pelaksanaan proyek, misalnya peningkatan kesejahteraan masyarakat atau peningkatan sarana dan prasarana. Sedangkan intangible benefits atau manfaat yang tidak nyata akibat dari pelaksanaan proyek dapat berupa perbaikan pemandangan alam dan perbaikan distribusi pendapatan Manfaat Langsung (Direct Benefits) Pelaksanaan proyek yang telah direncanakan dapat memberikan manfaat langsung bagi pihak-pihak yang terkait langsung dengan proyek tersebut. Manfaat tersebut digolongkan ke dalam manfaat langsung (direct benefits). Berikut ini adalah manfaat langsung yang dapat diperoleh bila proyek dilaksanakan: 1) Menambah lapangan kerja bagi masyarakat Apabila proyek ini dapat direalisasikan maka akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Lapangan pekerjaan yang akan dibuka antara lain pekerja bangunan dan karyawan agrowisata. 2) Meningkatkan pendapatan para investor atau pemilik modal. Penerimaan dari barang atau jasa yang dijual pada agrowisata ini akan menjadi tambahan pendapatan bagi para pemilik modal atau investor. 3) Kenaikan dalam produk fisik Perencanaan agrowisata markisa ini diharapkan dapat meningkatkan produksi markisa yang berasal dari Kabupaten Gowa yang akan secara langsung meningkatkan produksi Propinsi Sulawesi Selatan. Sehingga diharapkan dapat menjadikan Propinsi Sulawesi Selatan sebagai sentra utama buah markisa di Indonesia. 25

3 4) Perbaikan mutu produk Para pengusaha pengolah markisa dan wisatawan senantiasa sangat memperhatikan mutu dan kualitas dari produk yang ditawarkan, baik barang maupun jasa. Sebab mereka pada umumnya ingin menikmati produk dan jasa dengan kualitas terbaik. Hal ini tentu saja akan mendorong pengelola agrowisata untuk melakukan perbaikan mutu pada tiap produk yang dihasilkan. 5) Perubahan dalam lokasi dan waktu penjualan. Keberadaan agrowisata markisa akan memudahkan dalam hal pemasaran produk-produk markisa. Sebab dengan adanya agrowisata maka lokasi penjualan diharapkan akan bermunculan di sekitar ataupun di dalam agrowisata. Dengan demikian para pengunjung akan memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati langsung produk-produk markisa di lokasi agrowisata selain produk jasa yang ditawarkan. 6) Penurunan biaya produksi Penjualan produk-produk hasil olahan markisa secara langsung di agrowisata akan mengurangi biaya transportasi. Hal ini akan menyebabkan harga produk-produk markisa akan lebih murah dibandingkan dengan yang ada di pasaran Manfaat Tidak Langsung (Indirect Benefits) Selain manfaat langsung, suatu proyek juga dapat memberikan manfaat tidak langsung. Manfaat ini pada umumnya berkaitan dengan pihak-pihak yang tidak terlibat langsung dengan proyek, misalnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan sarana dan prasarana. Berikut ini adalah manfaat tidak langsung bila proyek dilaksanakan: 1) Memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk berwirausaha Peningkatan pengunjung pada kawasan wisata di daerah Kabupaten Gowa, memberikan peluang berwirausaha bagi masyarakat sekitar. Peluang wirausaha tersebut antara lain menjadi pedagang cinderemata, pengusaha penginapan, penyedia jasa transportasi, pengusaha restoran, dan pemandu wisata. 26

4 2) Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar Apabila peluang berwirausaha tersebut dimanfaatkan dengan baik, maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar agrowisata. Peningkatan pendapatan tersebut selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan, baik di bidang kesehatan maupun pendidikan. 3) Peningkatan sarana dan prasana Sarana dan prasarana pada suatu kawasan wisata pada umumnya akan lebih diperhatikan oleh pemerintah daerah. Sebab dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai akan meningkatkan kenyamanan dari wisatawan yang berkunjung. Sarana dan prasarana yang harus diperhatikan antara lain jalan raya, tempat sampah, sarana transportasi, dan shelter bus wisata Intangible Benefits Manfaat lain yang dapat diperoleh apabila proyek dilaksanakan adalah manfaat tidak nyata atau intangible benefits. Berikut ini adalah manfaat yang tidak nyata apabila proyek dilaksanakan: 1) Perbaikan pemandangan di kawasan wisata Suatu agrowisata memiliki struktur tertentu yang ditawarkan bagi para wisatawan. Struktur tersebut pada umumnya menjadikan pemandangan di kawasan tersebut yang sebelumnya tidak terlalu indah menjadi lebih tertata dan menarik dilihat. 2) Perbaikan distribusi pendapatan Para wisatawan yang memiliki kelebihan pendapatan akan menggunakan uangnya untuk menikmati produk-produk agrowisata. Dengan demikian maka akan terjadi distribusi pendapatan dari para wisatawan ke para karyawan agrowisata, wirausahawan sekitar lokasi agrowisata, dan pemilik modal. Distribusi pendapatan ini dapat menjadikan kesejahteraan lebih merata. Hal ini tentu saja akan mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat. 3) Nama baik daerah dapat ditingkatkan Tempat wisata yang aman dan menyediakan produk-produk sesuai dengan selera wisatawan, akan meningkatkan citra daerah meningkat. Peningkatan citra daerah ini selanjutnya akan meningkatkan citra produkproduk khas daerah lainnya. Misalnya, makanan dan minuman khas daerah, 27

5 motif kain daerah, dan budaya daerah setempat. Peningkatan citra daerah ini juga akan memberikan dampak pada citra Indonesia secara global menjadi lebih baik. Apalagi citra pariwisata Indonesia sempat mengalami penurunan setelah banyaknya kasus terorisme. Perbaikan pada citra pariwisata di Indonesia dapat menjadi indikator bagi peningkatan pendapat devisa dari sektor pariwisata Biaya Proyek Biaya proyek adalah apa saja yang mengurangi persediaan barang-barang atau jasa-jasa konsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung sehubungan dengan proyek (Gray 2007). Di antara berbagai macam biaya, khususnya biaya finansial sehubungan dengan terwujudnya suatu proyek, maka bagian terbesar harus diperhatikan dalam membandingkan antara benefit proyek dengan biaya ekonomi yang dikeluarkan untuk proyek tersebut (Kadariah, et al. 1999) Sunk Cost Sunk cost adalah biaya yang telah dikeluarkan di waktu yang lampau untuk suatu proyek, atau biaya yang telah dikeluarkan sebelum diambil keputusan untuk menjalankan proyek. Biaya ini tidak dihitung dalam evaluasi proyek, dan tidak mempengaruhi pilihan proyek. Sehingga tidak perlu dimasukkan dalam analisis aspek finansial Penyusutan Penyusutan atau depresiasi adalah pengalokasian biaya investasi suatu proyek pada setiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek tersebut, demi menjamin agar angka biaya operasi yang dimasukkan dalam neraca rugi-laba tahunan benar-benar mencerminkan adanya biaya modal itu. Sebetulnya biaya penyusutan yang dikenakan setiap tahun membentuk suatu dana yang tersedia buat penggunaan apa saja yang ditentukan oleh pimpinan proyek. Misalnya dapat ditujukan untuk membiayai kerugian operasional selama masa awal proyek; dapat dibayar kepada pihak kreditor dalam rangka melunasi utang; dapat ditanam kembali dalam pembaruan atau perluasan proyek; dapat dicadangkan, yaitu ditanam di luar proyek untuk mendapatkan bunga dalam penggunaan lain sampai ditarik kembali untuk keperluan proyek; dan lain sebagainya. Biaya penyusutan 28

6 pada umumnya hanya dikenakan pada peralatan, perlengkapan, gedung, kendaraan, dan fasilitas fisik lainnya Tanah Biaya tanah diperhitungkan apabila ada pengorbanan produksi yaitu bila tanah yang digunakan untuk proyek tersebut merupakan tanah yang memberikan hasil, misalnya tanah sawah, perkebunan, dan sebagainya. Oleh sebab itu yang dihitung adalah Net Present Value dari produksi yang dikorbankan tersebut. Penilaian pengorbanan tersebut pada umumnya menggunakan harga pasar sebagai pegangan untuk penilaian Kelayakan Proyek Aspek Pasar Pengkajian aspek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan pasar yang bersangkutan melalui informasi (Soeharto 2002). Selanjutnya informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan serta permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran. Pada umumnya aspek pasar mencakup lingkup yang amat luas. Namun, pada studi kelayakan atas suatu usulan proyek dengan tujuan menghasilkan produk tertentu umumnya membatasi pada penekanan hanya pada analisis masalah-masalah berikut: 1) Prakiraan pasar potensial Pasar potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk yang mungkin dapat dijual dalam pasar tertentu dalam satu periode tertentu di bawah pengaruh suatu set kondisi tertentu (Ferber, diacu dalam Husnan dan Muhammad 2000). Satu set kondisi tertentu di sini meliputi variabel yang dapat dikontrol oleh calon investor yakni bauran pemasaran dan kemampuan manajemen lainnya, serta variabel yang tidak dapat dikontrol oleh calon investor, yakni kondisi perekonomian pada umumnya dan kondisi industri. 2) Pangsa pasar (market share) Pada pengertian lain, pasar potensial diartikan sebagai permintaan industri jika marketing efforts yang dilakukan oleh perusahaan dalam industri tersebut mencapai titik optimal. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa sales 29

7 potensial adalah permintaan perusahaan tertentu di bawah marketing efforts yang dilakukan atau sering juga disebut market share. Dengan kata lain market share adalah proporsi (sebagian) dari keseluruhan pasar potensial yang diharapkan dapat diraih oleh proyek yang bersangkutan. 3) Strategi pemasaran Strategi pemasaran adalah berbagai usaha yang perlu dilakukan oleh calon investor dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian hasil produksinya Aspek Teknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan & Muhammad 2000). Pengkajian aspek teknis pada studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan batasan atas garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek (Soeharto 2000). Pengkajian aspek teknis sangat erat hubungannya dengan aspekaspek lain, terutama aspek finansial dan aspek pasar. Aspek teknis memiliki pengaruh yang besar terhadap perkiraan biaya dan jadwal. Sebab memberikan batasan-batasan lingkup proyek secara kuantitatif. Hal yang perlu mendapat perhatian utama pada aspek teknis adalah lokasi proyek, skala operasi atau luas produksi, proses produksi, layout bangunan, pemilihan mesin dan jenis teknologi yang digunakan. Variabel utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi proyek adalah ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, penyediaan tenaga kerja dan fasilitas transportasi (Husnan & Muhammad 2000). 1) Lokasi proyek Lokasi proyek untuk perusahaan industri mencakup dua pengertian yakni lokasi dan lahan pabrik serta lokasi untuk bukan pabrik. Pengertian kedua menunjuk pada lokasi untuk kegiatan yang secara langsung tidak berkaitan dengan proses produksi, yakni meliputi lokasi bangunan administrasi perkantoran dan pemasaran. Pada suatu proyek dimungkinkan kedua lokasi tersebut berdekatan maupun berjauhan. 30

8 Terdapat dua variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi proyek yaitu variabel utama dan variabel bukan utama. Variabel utama tersebut antara lain ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. Sedangkan variabel bukan utama adalah hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan keadaan tanah, adat istiadat masyarakat setempat, dan rencana masa depan perusahaan dalam kaitannya dengan perluasan. 2) Luas produksi Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Pengertian ini berbeda dengan pengertian luas perusahaan, yakni luas produksi hanyalah salah satu alat ukur dari luas perusahaan. Pada perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk dan berproduksi untuk pasar, penentuan luas produksi sangat penting. Sedangkan untuk perusahaan yang jenis produknya telah terbakukan karena mesin dan peralatan yang dimiliki, serta berproduksi berdasarkan pesanan, penentuan luas produksi kurang begitu penting. Dari pengertian ini, luas produksi dapat juga berarti penentuan kombinasi dari berbagai macam produk yang dihasilkan untuk mencapai keuntungan optimal, jika perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk. Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi: a) Batasan permintaan, yang telah diketahui terlebih dahulu dalam perhitungan market share. b) Tersedianya kapasitas mesin-mesin dalam hal ini dibatasi oleh kapasitas teknis atau kapasitas ekonomis. c) Jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi. d) Kemampuan finansial dan manajemen. e) Kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang. 31

9 3) Layout Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan, yang meliputi layout site (layout lahan lokasi pabrik), layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitas lainnya. 4) Pemilihan Jenis Teknologi Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, dan juga kriteria lainnya seperti ketepatan jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan, keberhasilan penggunaan teknologi tersebut di tempat lain yang memilliki ciri-ciri yang hampir sama dengan lokasi proyek, tingkat pengetahuan penduduk (tenaga kerja) setempat dan kemungkinan pengembangannya, juga kemungkinan penggunaan tenaga kerja asing, dan pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan dipilih sebagai akibat keusangan Aspek Finansial Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, seringkali berdampak besar terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh sebab itu, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi, salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek finansial. Meskipun langkah ini memerlukan waktu yang cukup lama, namun bukan berarti memperlambat perusahaan mencari peluang uintuk mengembangkan usahanya. Langkah tersebut lebih ditujukan untuk memilih dan menyaring jenis proyek atau investasi yang memiliki potensi keberhasilan paling besar. Dasar dan tujuan analisis aspek finansial dibedakan dari aspek sosial-ekonomi. Analisis aspek finansial pada umumnya digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kekayaan perusahaan. Sedangkan aspek ekonomi mengkaji manfaat dan biaya bagi masyarakat secara menyeluruh (Soeharto 2002). 32

10 1) Cashflow Cashflow adalah susunan arus manfaat bersih tambahan sebagai hasil pengurangan arus biaya tambahan terhadap arus manfaat. Arus tersebut menggambarkan keadaan dari tahun ke tahun selama jangka hidup dari suatu proyek. Dalam penyusunan cashflow hal-hal ini harus ditetapkan, yaitu: a) Apakah dipergunakan harga yang tetap, artinya tidak berubah selama proyek berjalan. b) Harga yang dipakai adalah harga yang berlaku di pasar, jadi disini dipakai harga yang benar-benar diterima atau dikeluarkan, sedangkan harga bahan-bahan input dipakai harga yang benar-benar dibayar. c) Sarana produksi selalu tersedia tepat pada waktu dan jumlah yang diperlukan. d) Pada saat proyek dimulai telah dimiliki keterampilan dalam teknologi yang akan dipakai. e) Setiap kegiatan dari suatu proyek harus dapat dibuat tahapannya berikut dengan ukuran nilainya. 2) Inflow Inflow atau arus penerimaan adalah setiap komponen yang merupakan pemasukan, pada saat permulaan atau selama proyek berjalan. Komponenkomponen yang termasuk dalam inflow terdiri atas: a) Nilai produksi total Nilai produksi total berasal dari produksi total yang dihasilkan dikalikan dengan harga per satuan produk tersebut ke dalam komponen ini termasuk semua produksi baik yang dijual maupun tidak dijual. Untuk menilai besarnya nilai produksi total diperhitungkan semua penggunaan produksi, yaitu nilai bagian produksi yang dijual, nilai dari bagian produksi yang dikonsumsi sendiri, nilai dari bagian produksi untuk barang perantara, dan nilai dari bagian produksi untuk lain-lain. Semua harga yang dipergunakan adalah harga pasar. b) Nilai sisa (Salvage Value) Nilai sisa dimaksudkan sebagai nilai dari barang modal yang tidak habis terpakai. Pada akhir proyek sering terjadi masih ada barang 33

11 modal yang tidak habis terpakai, terhadap barang-barang tersebut harus dinilai harganya pada saat proyek selesai. Penaksiran nilai tersebut dilakukan pada saat menyusun cashflow. Penentuan besarnya nilai sisa ditaksir berdasarkan harga barang pada keadaan atau kondisi setelah proyek berakhir. 3) Outflow Analisis finansial komponen outflow yang diperhitungkan dalam cashflow terdiri atas biaya barang modal, biaya beban, upah tenaga kerja, tanah, pajak, dan lain-lain. Biaya operasional yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel juga sebagai komponen outflow Analisis Sensitivitas Kadariah et al. (1999) mengemukakan bahwa tujuan analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat. Setiap kemungkinan yang akan terjadi harus dicoba yang berarti harus diadakan analisis kembali. Hal ini perlu karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Proyek dalam sektor pertanian dapat berubah-ubah sebagai akibat dari empat permasalahan utama: 1) Perubahan harga jual produk 2) Keterlambatan pelaksanaan proyek 3) Kenaikan biaya 4) Perubahan volume produksi Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan salah satu variasi dari analisis sensitivitas. Analisis ini digunakan untuk menghitung kepekaan investasi pada pengusahaan proyek terhadap perubahan-perubahan. Jadi analisis nilai pengganti dilakukan untuk melihat sampai berapa persen penurunan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi, yaitu dari layak menjadi tidak layak untuk dilaksanakan (Gittinger 1986). 34

12 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Seperti dijelaskan sebelumnya, agrowisata merupakan bagian dari objek usaha pertanian (agro) yang dijadikan sebagai objek wisata. Suatu kawasan agrowisata biasanya identik dengan produk pertanian dan jumlah wisatawan. Pemanfaatan suatu lahan pertanian yang kemudian juga dijadikan tempat untuk berwisata akan memberikan manfaat tambahan di sisi finansial. Potensi markisa siuh atau markisa ungu yang belum dimanfaatkan secara maksimal di Kabupaten Gowa, khususnya di Kecamatan Tombolo Pao memiliki prospek untuk dikembangkan. Apalagi saat ini kebutuhan markisa untuk industri pengolahan belum dapat dipenuhi. Hal tersebut akibat banyaknya petani yang beralih untuk menanam sayuran. Petani lebih memilih menanam sayuran dibandingkan markisa disebabkan mereka merasakan manfaat yang lebih besar bila menanam sayuran. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan markisa bagi industri pengolahan markisa maka dibutuhkan peningkatan produksi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi markisa adalah menarik investor untuk mendirikan perkebunan markisa. Akan tetapi investasi yang diperlukan untuk hal tersebut cukup besar. Dengan demikian diperlukan konsep agrowisata untuk meningkatkan manfaat yang akan diterima oleh para investor. Peningkatan manfaat tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk melakukan investasi. Sebelum diaplikasikan maka rencana pendirian usaha agrowisata markisa tersebut harus dianalisis kelayakannya terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghindari kegagalan dalam pelaksanaan usaha yang telah direncanakan (Kasmir dan Jakfar 2003). Menurut Ibrahim (1998), proyek-proyek yang dinilai dari segi analisis financial benefit pada umumnya proyek-proyek yang dilaksanakan oleh pengusaha secara individu yang menanamkan modalnya di dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Adapun aspek-aspek yang berkaitan dengan analisis financial benefit menurut Ibrahim (1998) adalah aspek pasar, aspek teknis dan manajemen, dan aspek finansial. 35

13 Penentuan layak atau tidaknya suatu proyek apabila dilihat dari segi financial benefit adalah dengan melakukan analisis terhadap aspek-aspek yang dikaji. Adapun beberapa kriteria kelayakan finansial yang digunakan untuk analisis adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return( IRR), Net Benefit/Cost (Net B/C), dan Payback Period (PBP). Penilaian beberapa kriteria tersebut didasarkan pada nilai manfaat dan biaya yang dikeluarkan berdasarkan arus kas (cashflow). Jumlah produksi markisa dan pengunjung pada akhirnya akan menentukan penerimaan dari agrowisata tersebut. Semakin banyak jumlah produksi dan pengunjung maka akan semakin tinggi penerimaan yang didapatkan, demikian sebaliknya. Selisih dari manfaat dan biaya total yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih dari agrowisata tersebut. Apabila secara finansial jika suatu agrowisata akan memberikan manfaat bersih, maka agrowisata tersebut dikatakan layak secara finansial. Dengan kata lain, manfaat bersih inilah yang akan mempengaruhi kelayakan agrowisata tersebut secara finansial. Alur pemikiran dapat digambarkan pada Gambar 2. 36

14 Potensi markisa siuh belum dimanfaatkan secara maksimal Petani beralih menanam sayuran Industri pengolahan markisa sulit mendapatkan bahan baku Peningkatan produksi markisa Perencanaan Agrowisata Markisa Analisis Kelayakan Perencanaan Agrowisata Aspek Non Finansial Aspek Finansial Aspek pasar Cashflow Aspek teknis dan manajemen NPV IRR Net B/C Payback Period Analisis Sensitivitas dan Analisis Switching Value Layak Tidak Layak Proyek dapat dijalankan Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran Analisis Kelayakan Finansial Perencanaan Agrowisata Markisa 37

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya dengan harapan untuk memperoleh hasil dan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan dan Investasi Studi kelayakan diadakan untuk menentukan apakah suatu usaha akan dilaksanakan atau tidak. Dengan kata lain

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon zizanoid) pada kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BEBERAPA PERTANYAAN YANG PERLU MENDAPAT JAWABAN DARI ASPEK TEKNIK

BEBERAPA PERTANYAAN YANG PERLU MENDAPAT JAWABAN DARI ASPEK TEKNIK ASPEK TEKNIS PROYEK Bilamana berdasarkan evaluasi pasar, suatu proyek memiliki kesempatan pemasaran yang memadai untuk suatu jangkauan waktu yang relatif panjang, maka tahapan berikutnya yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam arti sempit, pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian dilakukan di perkebunan jambu biji UD. Bumiaji Sejahtera milik Bapak Imam Ghozali. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS Kuliah 3 ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Menurut Husnan, Suad ASPEK PASAR ASPEK TEKNIS ASPEK MANAJEMEN ASPEK HUKUM KEUANGAN (FINANSIAL) EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnectednetworking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet juga berarti

Lebih terperinci

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan yaitu

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.1. Kerangka Teoritis 3.1.2. Studi Kelayakan Proyek Gittinger (1986) mendefinisikan proyek pertanian sebagai suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian pendirian agroindustri berbasis ikan dilaksanakan di Kabupaten Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menggunakan dua kerangka pemikiran yaitu kerangka pemikiran teoritis dan kerangka pemikiran operasional. Kerangka pemikiran teoritis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Gambir merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang prospektif, namun hingga saat ini Indonesia baru mengekspor gambir dalam bentuk gambir asalan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik ataupun mancanegara. Bandung juga memiliki wisata kuliner

Lebih terperinci

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM DESAIN STUDI KELAYAKAN Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Tujuan: Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami: Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan studi kelayakan?

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur Kewirausahaan Modul ke: Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Fakultas Fakultas Teknik Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id I. Pentinnya Studi Kelayakan Usaha

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik perusahaan besar maupun kecil terpacu untuk bersaing mendapatkan laba yang semaksimal mungkin guna

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Sangkuriang Jaya yang terletak di Desa Babakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor berkeinginan untuk melakukan pengembangan usaha untuk meraup

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA WISATA AGRO TAMBI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI STEFFI FIKRI H

ANALISIS KELAYAKAN USAHA WISATA AGRO TAMBI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI STEFFI FIKRI H ANALISIS KELAYAKAN USAHA WISATA AGRO TAMBI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI STEFFI FIKRI H34080078 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Sebuah usaha akan diikuti oleh kegiatan investasi. Kegiatan investasi yang dilakukan dalam bidang pertanian memiliki risiko yang relatif besar dibandingkan

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci