Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA

PERENCANAAN ALTERNATIF JEMBATAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE PELAKSANAAN BERTAHAP

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

DESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS TUGAS AKHIR RAMOT DAVID SIALLAGAN

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

KONTROL PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI BELUMAI PADA JALAN AKSES NON TOL BANDARA KUALANAMU TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG JALAN RAPAK MAHANG DI DESA SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

ANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1

ANALISIS GELAGAR PRESTRESS PADA PERENCANAAN JEMBATAN AKSES PULAU BALANG I MENGGUNAKAN SOFTWARE SAP 2000 v.14

ANALISA PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN PRATEGANG SEI PULAU RAJA TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Pemilihan Tipe Jembatan Tinjauan Penelitian Pembahasan...

ANALISIS BEBAN JEMBATAN

BAB III LANDASAN TEORI. jalan raya atau disebut dengan fly over/ overpass ini memiliki bentang ± 200

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

DESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS ABSTRAK

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN LAYANG JOMBOR DENGAN TIPE PRESTRESS CONCRETE I GIRDER BENTANG SEDERHANA

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan air atau jalan lalu lintas biasa, lembah yang dalam, alur sungai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Yumna Cici Olyvia 1) Bayzoni 2) Eddy Purwanto 3)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian tugas akhir ini adalah balok girder pada Proyek Jembatan Srandakan

PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR MENGGUNAKAN DINDING PENUH PADA SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI. Oleh : GALIH AGENG DWIATMAJA

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU 2014

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SLAB ON PILE SUNGAI BRANTAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK PADA PROYEK TOL SOLO KERTOSONO STA STA.

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer

BAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya

PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT

BAB III METODOLOGI DESAIN

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Insitut Teknologi Sepuluh Nopember 2014

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

MODIFIKASI STRUKTUR JEMBATAN BOX GIRDER SEGMENTAL DENGAN SISTEM KONSTRUKSI BETON PRATEKAN (STUDI KASUS JEMBATAN Ir. SOEKARNO MANADO SULAWESI UTARA)

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA Pre-Elemenary Desain Uraian Kondisi Setempat Alternatif Desain

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR ATAS JEMBATAN BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BOX GIRDER PRATEGANG SEGMENTAL DENGAN METODE KESETIMBANGAN BEBAN (LOAD BALANCING)

TUGAS AKHIR RC

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Standar Pembebanan Pada Jembatan Menurut SNI The Loading Standards on Bridges According to SNI

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

PERENCANAAN UNDERPASS JALAN LAKSDA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA (STUDI KASUS DI PERSIMPANGAN JALAN BABARASARI DAN JALAN LAKSDA ADISUTJIPTO)

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

EVALUASI JEMBATAN BAILEY MOLINTOGUPO PASCA PENGGANTIAN GIRDER DAN LANTAI KENDARAAN

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

DESAIN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA BENTANG 80 METER BERDASARKAN RSNI T ABSTRAK

DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Koefisien-koefisien gesekan untuk tendon pascatarik

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Perencanaan Bangunan Atas Jembatan Kali Jangkok Dengan Menggunakan Precast Segmental Box Girder Upper structure design of kali Jangkok Bridge using segmental box girder Sus Mardiana 1, I Nyoman Merdana 2, Joedono 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram Abstrak Dalam tugas akhir ini dilakukan perencanaan jembatan kali jangkok dengan menggunakan beton prategang box girder. Dimana tipe konstruksi yang digunakan adalah segmental box girder. Penggunan konstruksi ini agar mampu menahan lendutan, geser, dan torsi secara efektif dengan bentang jembatan 40 m. Perencanaan jembatan ini dimulai dengan penjelasan menggenai latar belakang pemilihan tipe jembatan, perumusan tujuan perencanaan hingga lingkup pembahasan, dan diikuti dengan dasardasar perencanaan dimana analisa pembebanan menggunakan RSNI T-02-2005. Dari data-data perencanaan kemudian dilakukan preliminary design dengan menentukan dimensi-dimensi utama struktur atas jembatan. Pada tahap awal perencanaan analisa beban yang terjadi. Analisa beban yang terjadi yaitu analisa berat sendiri, analisa beban mati tambahan, analisa beban lalu lintas, gaya rem, beban pejalan kaki, beban gempa, beban angin, dan anlisa pengaruh waktu yaitu pengaruh creep dan kehilangan prategang. Selanjutnya dilakukan perhitungan penulangan box, kontrol tegangan, lendutan, momen, dan perhitungan geser. Beban yang diterima oleh box girder 15107,5999 kg/m beban mati (MS), 878,994 kg/m beban mati tambahan (MA), 227500 kg beban lajur D (TD) tanpa faktor beban dinamis (FBD), 239750 kg beban lajur D (TD) dengan faktor beban dinamis (FBD), 230 kg/m beban merata pejalan kaki (TP), 11375 kg beban akibat gaya Rem (TB), 225 kg/m beban angin (EW), dan 5654,269 kg/m beban gempa (EQ). Box girder memiliki tinggi 2,5 m dengan 12 buah tendon yang terdiri dari 19 buah strands tiap tendon. Diameter stands 15,7 mm dan diameter duct 95 mm. Gaya prategang yang terjadi sebesar 29685,177 kn setalah terjadi kehilangan prategang sebesar 25,53 %. Kata kunci : segmental box girder, jembatan kali jangkok, beton prategang, pottension prestress 1. PENDAHULUAN Jembatan kali jangkok dibangun di sungai jangkok. Jembatan ini menghubungkan antara Monjok dan Rembiga kota Mataram. Jembatan ini sangat diperlukan karena mengingat aktivitas masyarakat di sekitar wilayah tersebut semakin meningkat. Jembatan kali Jangkok ini mempunyai bentang 60 m yang dilengkapi dengan pilar. Jadi bentang jembatan terbagi 2 yaitu 20 m dan 40 m. Bentang 40 m cukup panjang sehingga diperlukan gelagar utama yang mampu menahan lendutan. Saat bentang 40 m ini dibebani dengan beban lalu lintas yang semakin meningkat akan mengakibatkan terjadinya lendutan yang cukup besar pada jembatan sehingga dibutuhkan redesign gelagar utama dengan penampang Box girder. Karena jenis gelagar ini lebih mampu menahan lendutan, geser, dan torsi secara efektif dibandingkan dengan I girder. Aktifitas penduduk di daerah Monjok Rembiga semakin meningkat sehingga dalam pelaksanaan jembatan penghubung daerah tersebut harus cepat selesai agar aktifitas masyarakat tidak terganggu. Maka dari itu perlu direncanakan jembatan yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang singkat. Salah satu alternative agar waktu pelaksanaanya singkat yaitu menggunakan beton pracetak (Precast). Beton precast terdiri dari elemenelemen beton yang biasanya disebut dengan precast segmental. Dalam pelaksanaan prestress ini dicetak di tempat lain mengingat keterbatasan waktu untuk pekerjaan prestress sehingga tidak memungkinkan tendon-tendon prategang diangkur di abutmen. Jadi sistem 1

yang dipilih dalam pelaksanaan prestress ini adalah sistem posttension. Dari permasalahan di atas maka perlu dilakukan redesign tentang Perencanaan Bangunan Atas Jembatan Kali Jangkok Dengan Menggunakan Precast Segmental Box Girder. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian jembatan secara umum, adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang, dan lain sebagainya. (Ilham, 2010) 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Precast Segmental Box Girder Elemen Struktural Jembatan Segmental Box Girder terdiri dari beberapa segment yaitu: a. Pier Segment : Bagian ini terletak tepat di atas abutment. b. Deviator segment : Bagian ini dibutuhkan untuk pengaturan deviasi tendon. c. Standard segment : Dimensi standard box girder yang digunakan. Gambar 2.1 Tipe Segmen Box Girder Sumber : jurnal Prof. Dr.-Ing. G. Rombach, 2002 3. METODE PERENCANAAN Apabila hasil-hasil dari analisa dan pengolahan data sudah didapat, maka tahap perencanaa desain jembatan bisa dilaksanakan, dengan tujuan mengetahui konstruksi jembatan secara keseluruhan yang tepat sesuai analisa dari data yang telah diperoleh serta penempatan sebenarnya di lapangan terhadap kondisi riil berdasarkan peraturan pelaksanaan jembatan yang telah ditetapkan. Tahap ini meliputi : 1. Pemilihan lokasi, trase dan bahan konstruksi yang tepat. 2. Perancangan dan gambar detail konstruksi : a. Struktur atas Jembatan 1. Gelagar memanjang 2. Gelagar melintang 3. Rangka induk 4. Plat lantai 5. Sandaran dan trotoir 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Perencanaan Bangunan Bentang Jembatan : 40 Meter Lebar Jembatan : 9(1+7+1) Meter Jenis Jembatan Struktur atas jembatan : Box girder a. Lantai Jembatan Lebar Lantai Jembatan : 7 Meter f c : 25 MPa Tinggi Plat : 0.25 Meter b. Lantai Trotoar Lebar Lantai Trotoar : 1 Meter f c : 25 MPa Tinggi Plat : 0.25 Meter 4.2 Perhitungan Bangunan Sekunder Pembebanan pipa sandaran menggunakan pipa Galvanis dengan diameter 3''. Jadi berat sendiri pipa sandaran adalah 7.13 kg/m. Tiang sandaran menggunakan tulang tarik 2D12 dan tulangan tekan 2D12 dengan sangkang berdiameter 10 mm. Trotoar menggunakan beton rabat dengan berat volume 2200 kg/m 3. 4.3 Pembebanan Box Girder 4.3.1 Dimensi Box Girder 2

Slab Bagian atas tengah: B1 = 6.40 m t2 = 0.25 m Slab atas bagian tepi: B2 = 1.3 m t1 = 0.4 m t2 = 0.25 m Tinggi Box girder, H = 2.5 m Tebal dinding samping, t3 = 0.4 Slab bawah: B3 = 4.31 m t4 = 0.3 m Penebalan pada pertemuan slab X 1 = 0.86 m Y 1 = 0.5 m X 2 = 0.41 m Y 2 = 0.81 m X 3 = 0.99 m Y 3 = 0.21 m X 9 = 0.15 m Y 9 = 0.3 m Lebar total box, B tot = B 1 + 2 x B 2 = 9.00 m Tinggi dinding: h = H-t 2 -t 4 = 1.95 m a = 1.05 m c = h+t 5 = 2.25 m 4.3.2 Berat sendiri box girder prestress Berat sendiri box girder di tunjukan dalam Tabel 4.1 Berikut ini: Tabel 4.1 Pembebanan yang terjadi pada box girder Kode Q P M No. Jenis Beban beban (kg/m) (kg) (kg.m) Keterangan 1 Berat sendiri box bs 12152.025 Beban merata, Qbs 2 Berat sendiri Ms 15107.5999 Beban merata, Q MS 3 Mati tambahan MA 858.048 Beban merata, Q MA 4 Lajur "D" TD 4921.875 42875.00 Merata dan terpusat 5 Truk "T" TT Beban merata, 6 Beban pejalan kaki TP 250 Beban merata, Q TP 7 Gaya rem TB 33005.603 Beban momen, M TB 8 Angin EW 225 Beban merata, Q EW 9 Gempa EQ 5654.269 Beban merata,q EQ 3

Tabel 4.2 Persamaan momen dan gaya geser No Jenis Beban Persamaan Momen Persamaan Geser 1 Berat sendiri box Mx = girder x Q x( L xx X ) Vx = Q x X 2 Berat sendiri (MS) Mx = x Q x( L x X X ) Vx = Q x X 3 Mati tambahan Mx = (MA) x Q x( L xx X ) Vx = Q x X 4 Lajur "D" (TD) Mx = x Q x ( L x X X2 ) + xp xx Vx = Q x X + x P 5 Pejalan kaki (TP) Mx = x Q x( L xx X ) Vx = Q x L X 2 6 Gaya rem (TB) Mx = x M Vx = 7 Angin (EW) Mx = x Q x( L xx X ) Vx = Q x X 8 Gempa (EQ) Mx = x Q x( L xx X ) Vx = Q x X Tabel 4.3 Momen pada box girder akibat beban Jarak Momen Pada box girder prestress akibat beban KOMB. I KOMB. II KOMB. III KOMB. IV X B.sendiri Mata tamb Lanjur "D" Pendetarian Rem Angin Gempa MS+MA+ MS+MA+ MS+MA+ MS+MA TD+TB+ Ms MA TD TP TB EW EQ TD+TB TD+(EW) (0.7EW) + EQ (m) (Kg.m) (Kg.m) (Kg.m) (Kg.m) (Kg.m) (Kg.m) (Kg.m) (Kg.m) (Kg.m) (Kg.m) (Kg.m) 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1 294598.20 16731.94 117414.06 4485.00 825.14 4387.50 110258.25 429569.34 433131.70 432640.59 421588.39 2 574088.80 32605.83 229906.25 8740.00 1650.28 8550.00 214862.23 838251.16 845150.88 844236.16 821556.85 3.5 964997.94 54807.83 389416.02 14691.25 2887.99 14371.88 361166.44 1412109.78 1423593.66 1422170.09 1380972.21 5 1321914.99 75079.22 537851.56 20125.00 4125.70 19687.50 494748.55 1938971.47 1954533.27 1952752.72 1891742.76 6.5 1644839.94 93420.00 675212.89 25041.25 5363.41 24496.88 615608.55 2418836.24 2437969.70 2435984.05 2353868.49 8 1933772.79 109830.17 801500.00 29440.00 6601.12 28800.00 723746.45 2851704.08 2873902.96 2871864.08 2767349.40 9.5 2188713.54 124309.73 916712.89 33321.25 7838.83 32596.88 819162.24 3237574.99 3262333.03 3260392.80 3132185.50 11 2409662.18 136858.69 1020851.56 36685.00 9076.54 35887.50 901855.92 3576448.97 3603259.93 3601570.22 3448376.79 12.5 2596618.73 147477.03 1113916.02 39531.25 10314.25 38671.88 971827.50 3868326.03 3896683.66 3895396.34 3715923.27 14 2749583.18 156164.77 1195906.25 41860.00 11551.96 40950.00 1029076.98 4113206.16 4142604.20 4141871.16 3934824.93 15.5 2868555.53 162921.90 1266822.27 43671.25 12789.67 42721.88 1073604.35 4311089.37 4341021.57 4340994.68 4105081.78 17 2953535.78 167748.42 1326664.06 44965.00 14027.38 43987.50 1105409.61 4461975.65 4491935.76 4492766.90 4226693.81 18.5 3004523.93 170644.33 1375431.64 45741.25 15265.09 44746.88 1124492.77 4565865.00 4595346.78 4597187.81 4299661.03 20 3021519.98 171609.64 1413125.00 50000.00 16502.80 45000.00 1130853.82 4622757.42 4651254.62 4654257.42 4323983.44 4

Tabel 4.4 Gaya geser pada box girder akibat beban Jarak Gaya geser pada Box Girder Prestress akibat beban KOMB. I KOMB. II KOMB. III KOMB. IV Mati X B.sendiri tamb Lanjur "D" Pendetarian Rem Angin Gempa MS+MA+ MS+MA+ MS+MA+ MS+MA Ms MA TD TP TB EW EQ TD+TB TD+(EW) TD+TB+ (0.7EW) + EQ (m) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) 0 302152.00 17160.96 119875.00 5000.00 825.14 4500.00 113085.38 440013.10 443687.96 443163.10 432398.34 1 287044.40 16302.92 21437.50 4370.00 825.14 4275.00 107431.11 325609.95 329059.81 328602.45 410778.43 2 271936.80 15444.87 25577.50 4140.00 825.14 4050.00 101776.84 313784.31 317009.17 316619.31 389158.51 3.5 249275.40 14157.80 21437.50 3795.00 825.14 3712.50 93295.44 285695.83 288583.19 288294.58 356728.63 5 226614.00 12870.72 24812.50 3450.00 825.14 3375.00 84814.04 265122.36 267672.22 267484.86 324298.76 6.5 203952.60 11583.65 97770.13 3105.00 825.14 3037.50 76332.63 314131.52 316343.88 316257.77 291868.88 8 181291.20 10296.58 21437.50 2760.00 825.14 2700.00 67851.23 213850.42 215725.28 215740.42 259439.01 9.5 158629.80 9009.51 21437.50 2415.00 825.14 2362.50 59369.83 189901.95 191439.30 191555.70 227009.13 11 135968.40 7722.43 21437.50 2070.00 825.14 2025.00 50888.42 165953.47 167153.33 167370.97 194579.25 12.5 113307.00 6435.36 21437.50 1725.00 825.14 1687.50 42407.02 142005.00 142867.36 143186.25 162149.38 14 90645.60 5148.29 21437.50 1380.00 825.14 1350.00 33925.61 118056.53 118581.39 119001.53 129719.50 15.5 67984.20 3861.22 21437.50 1035.00 825.14 1012.50 25444.21 94108.06 94295.42 94816.81 97289.63 17 45322.80 2574.14 21437.50 690.00 825.14 675.00 16962.81 70159.58 70009.44 70632.08 64859.75 18.5 22661.40 1287.07 21437.50 345.00 825.14 337.50 8481.40 46211.11 45723.47 46447.36 32429.88 20 0.00 0.00 21437.50 0.00 825.14 0.00 0.00 22262.64 21437.50 22262.64 0.00 4.4 Gaya Prestress, Eksentrisitas Dan Jumlah Tendon Dipakai tendon 12 tendon (228 stands) spesifikasi BBR dengan type BBR VT CONA CMI SP 1906 dengan diameter duct 95 mm, dengan tebal dinding duct = 2 mm. Gaya prestress saat transfer ( Pt) sebesar 38735.33 kn, Gaya prategang efektif, P eff = 21744.493 kn 4.5 Posisi tendon a. Posisi tendon di tengah bentang Gambar 4.18 Posisi tendon di tengah bentang Direncanakan: a = 0.2 m yd = zo - a = 0.1 m Jarak masing-masing baris tendon terhadap alas z 1 = a + 2 x y d = 0.4 m z 2 = a + y d = 0.3 m 5

z 3 = a = 0.2 m b. Posisi tendon di tumpuan Gambar 4.19 Posisi tendon di tumpuan Direncanakan: Jarak yd harus di sesuaikan dengan jarak minimum spesi antar angkur sehingga di dapat: y d ' = 0.44 m a' = 1.040 m Jarak masing-masing baris tendon terhadap alas z1' = a' + 2 x y d ' = 1.92 m z2' = a' + y d ' = 1.48 m z3' = a' = 1.04 m c. Eksentrisitas masing-masing tendon Eksentrisitas masing-masing tendon dapat dihitung seperti Tabel 4.10 dibawah ini. Tabel 4.5 Eksentrisitas masing-masing tendon Baris Posisi Tendon zi' Baris Posisi Tendon di zi Baris f i Tendon di Tumpuan tendon Tengah Bentang tendon = zi' - zi 1 x = 0.00 m (m) x = 20 m (m) z1' = a' + 2xyd' 1.920 1 z1 = a + 2*yd = 0.4 1 1.520 2 z2' = a' + yd' 1.480 2 z2 = a + yd = 0.3 2 1.180 3 z3' =a' 1.040 3 z3= a= 0.2 3 0.840 Posisi masing-masing tendon dapat dilihat pada Tabel 4.13 dihitung dengan persamaan dibawah ini: Z = Z 4 x f x x (L X) Tabel 4.6 Posisi tendon Jarak Trace Posisi Baris tendon X Z 0 Z 1 Z 2 Z 3 (m) (m) (m) (m) (m) 0 1.480 1.920 1.480 1.040 1 1.365 1.772 1.365 0.958 2 1.256 1.631 1.256 0.880 3 1.153 1.498 1.153 0.807 4 1.055 1.373 1.055 0.738 6

5 0.964 1.255 0.964 0.673 6 0.878 1.145 0.878 0.612 7 0.799 1.042 0.799 0.555 8 0.725 0.947 0.725 0.502 9 0.657 0.860 0.657 0.454 10 0.595 0.780 0.595 0.410 11 0.539 0.708 0.539 0.370 12 0.489 0.643 0.489 0.334 13 0.445 0.586 0.445 0.303 14 0.406 0.537 0.406 0.276 15 0.374 0.495 0.374 0.253 16 0.347 0.461 0.347 0.234 17 0.327 0.434 0.327 0.219 18 0.312 0.415 0.312 0.208 19 0.303 0.404 0.303 0.202 20 0.300 0.400 0.300 0.200 21 0.303 0.404 0.303 0.202 22 0.312 0.415 0.312 0.208 23 0.327 0.434 0.327 0.219 24 0.347 0.461 0.347 0.234 25 0.374 0.495 0.374 0.253 26 0.406 0.537 0.406 0.276 27 0.445 0.586 0.445 0.303 28 0.489 0.643 0.489 0.334 29 0.539 0.708 0.539 0.370 30 0.595 0.780 0.595 0.410 31 0.657 0.860 0.657 0.454 32 0.725 0.947 0.725 0.502 33 0.799 1.042 0.799 0.555 34 0.878 1.145 0.878 0.612 35 0.964 1.255 0.964 0.673 36 1.055 1.373 1.055 0.738 37 1.153 1.498 1.153 0.807 38 1.256 1.631 1.256 0.880 39 1.365 1.772 1.365 0.958 40 1.480 1.920 1.480 1.040 7

4.6 Tegangan Yang Terjadi Pada Box Girder 1. Tegangan yang terjadi akibat gaya prestress A. Keadaan awal (saat transfer) Data perencanaan sebagai berikut: - Mutu beton balok pre-stress, K - 500 Kuat tekan beton, - f c = 0.83 x = 41.5 MPa - Kehilangan prategan sebesar 25.53 % = 10177.1068 kn - Kuat tekan beton pada keadaan awal (saat tranfer), - fci = 0.80 x f c = 33.2 MPa - Tegangan ijin beton tekan, 0.55 x fci' = 0.55 x 33.2 = 18.26 MPa - Tegangan ijin beton tarik, 0.25 x f = 0.25 x 18.26 = 1.44 MPa - Gaya prategang awal (Pt) = 38735.33 kn - Tahanan momen sisi atas (Wa) = 4.06263 m 3 - Tahanan momen sisi bawah (Wb) = 2.998 m 3 - Momen akibat berat sendiri box girder (Mbs) = 2430405 kg.m = 24304.05 kn.m - Luas penampang box girder (A) = 4.766 m 2 - Eksentrisitas tendon, (es) = 1.138 m Tegangan yang terjadi akibat gaya prestress adalah sebagai berikut: a. Tegangan di serat atas, f = + =.. + = -3256.4236 kpa = -3.256 MPa b. Tegangan di serat bawah, f = =..... +.. = -14729.43 kpa = -14.729 MPa... +.. Kontrol f = 3.256 Mpa < Tegangan ijin tekan = 18.26 MPa (Aman) f = 14.729 MPa < Tegangan ijin tekan = 18.26 MPa (Aman) B. Keadaan setelah loss of prestress Kehilangan Prategang total, P = 10177.1068 kn Gaya efektif tengah bentang, P = Pj P = 39862.284 10177.1068 = 29685.177 kn 8

Tegangan yang terjadi akibat gaya prestress setelah terjadi kehilangan prategang adalah sebagai berikut: a. Tegangan di serat atas, fa = =.. +.. + = 3893.308 kpa = 3. 893 MPa b. Tegangan di serat bawah, fa = =... +.. +..... = -9394.194 kpa = -9.394 MPa Kontrol f = 3. 893 Mpa < Tegangan ijin tekan = 16.6 MPa (Aman) f = 9.394 MPa < Tegangan ijin tekan = 16.6 MPa (Aman) 2. Lendutan Pada Box Girder Lendutan pada keadaan awal (transfer).. - Qpt = = = 286.628 kn/m ( ) (. ) = - Qbs = = 121.520 kn/m Lendutan yang terjadi pada saat transfer adalah δ = = x ( Qpt + Qbs)x ( ) x ( 286.628 + 121.520)x = 0.036 m (Lendutan ke atas) Kontrol lendutan = 0.05 m δ = 0.036 m < (.) = 0.05 m..(aman) Lendutan setelah loss of prestress - Qp =.. = = 168.969 kn/m ( ) (. ) = - Qbs = = 121.520 kn/m Lendutan yang terjadi setelah loss of prestress adalah δ = x Qp + Qbsx = ( ) x ( 168.969 + 121.520)x = 0.010 m (Lendutan ke atas) Kontrol lendutan = 0.05 m δ = 0.010 m < (.) = 0.05 m..(aman) 3. Tinjauan Momen Ultimit Box Girder Prestress Momen yang terjadi pada box girder akibat beban dapat di lihat pada Tabel 4.6 dibawah ini: 9

Tabel 4.7 Rekapitulasi Momen balok Faktor Aksi / Beban Beban Momen Momen Ultimit Ultimit M (knm) Mu (knm) A. Aksi Tetap Berat sendiri K MS 1.2 M MS 30215.200 M MS 36258.240 Beban Mati Tambahan K MA 2.0 M MA 1716.096 M MA 3432.193 Susut dan Rangkak K SR 1.0 M SR 15671.043 M SR 15671.043 Prategang K PR 1.0 M PR -33793.859 M PR -33793.859 B. Aksi Transien Beban Lajur "D" K TD 1.8 M TD 14131.250 M TD 25436.250 Beban pedestrian K TP 1.8 M TP 460.000 M TP 828.000 Gaya Rem K TB 1.8 M TB 165.028 M TB 297.050 C. Aksi Lingkungan Pengaruh Temperatur K TE 1.2 M TE 5.815 M TE 6.978 Beban Angin K EW 1.2 M EW 450.000 M EW 540.000 Beban Gempa K EQ 1.0 M EQ 11308.538 M EQ 11308.538 4.3.8.1 Kontrol kombinasi momen ultimit Kapasitas momen balok, (M r ) = 68737.214 kn.m 1) Kontrol tegangan terhadap kombinasi 1 Aksi tetap + aksi tersien yaitu (MS + MA + SR + PR) + (TD+TP+ TB) M u = (MS + MA + SR + PR) + (TD + TP + TB) = (36258.240 + 3432.193 + 15671.043 + 33793.859) + (25436.250 + 828.000 + 297.050) = 48128.917 kn.m M u < M r 48128.917 kn.m < 68737.214 kn.m.(aman) 2) Kontrol tegangan terhadap kombinasi 2 Kombinasi primer (Kombinasi I) + (0.7 x aksi lingkungan) yaitu kombinsi I + (0.7 x ET) Kapasitas momen balok, (M r ) = 68737.214 kn.m M u = (MS + MA + SR + PR) + (TD + TP + TB) + (0.7 x ET ) = (36258.240 + 3432.193 + 15671.043 + 33793.859) + (25436.250 + 828.000 + 297.050) + (0.7 x 6.978) = 48135.895 kn.m M u < M r 48135.895 kn.m < 68737.214 kn.m.(aman) 3) Kontrol tegangan terhadap kombinasi 3 Kombinasi primer (Kombinasi I) + (0.7 x aksi lingkungan) yaitu kombinsi I + (0.7 x EW) Kapasitas momen balok, (M r ) = 68737.214 kn.m M u = (MS + MA + SR + PR) + (TD + TP + TB) + (0.7 x EW) = (36258.240 + 3432.193 + 15671.043 + 33793.859) + (25436.250 + 828.000 + 297.050) + (0.7 x 540.000) = 48506.917 kn.m M u < M r 48506.917 kn.m < 68737.214 kn.m.(aman) 4) Kontrol tegangan terhadap kombinasi 4 10

Kombinasi primer (Kombinasi I) +(0.5 x dua/ lebih aksi lingkungan) yaitu kombinsi I + (0.5 x (ET+EW)) Kapasitas momen balok, (M r ) = 68737.214 kn.m M u = (MS + MA + SR + PR) + (TD + TP + TB) + (0.5x (ET + EW)) = (36258.240 + 3432.193 + 15671.043 + 33793.859) + (25436.250 + 828.000 + 297.050) + (0.5 x (6.978 + 540.000)) = 48402.406 kn.m M u < M r 48402.406 kn.m < 68737.214 kn.m.(aman) 5) Kontrol tegangan terhadap kombinasi 5 Aksi tetap + satu aksi tersien yaitu (MS + MA + SR + PR) + (EQ) Kapasitas momen balok, (M r ) = 68737.214 kn.m M u = (MS + MA + SR + PR) + (EQ) = (36258.240 + 3432.193 + 15671.043 + 33793.859) + (11308.538) = 66670.014 kn.m M u < M r 6670.014 kn.m < 68737.214 kn.m.(aman) 4.3.9 Pembesian box girder Penulangan plat dinding tepi box girder digunakan tulangan D 16 200, penulangan plat bawah box girder digunakan tulangan D 16 200, penulangan plat atas box girder digunakan tulangan D 16 200. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 kesimpulan Berdasarkan perencanaan yang di atas dapat di simpulkan bahwa: 1. Beban yang di terima total oleh box girder adalah sebesar 15107,5999 kg/m beban mati (MS), 878,994 kg/m beban mati tambahan (MA), 227500 kg beban lajur D (TD) tanpa faktor beban dinamis (FBD), 239750 kg beban lajur D (TD) dengan faktor beban dinamis (FBD), 250 kg/m beban merata pejalan kaki (TP), 11375 kg beban akibat gaya Rem (TB), 225 kg/m beban angin (EW), dan 5654,269 kg/m beban gempa (EQ). 2. Dimensi box gider yang di gunakan adalah lebar plat atas 9 m, tinggi box girder (H) 2,5 m, tebal plat dinding tepi (t3) 0,4 m, tebal plat bawah (t4) 0,3 m, tebal plat atas (t2) 0,25 m, tebal plat atas tepi (t1) 0,4 m 3. Tendon yang digunakan sebanyak 12 buah tendon yaitu 6 buah tendon disebelah kiri dan 6 buah tendon di sebelah kanan penampang box girder. Tiap tendon terdiri dari 19 stands dengan diameter 15,7 mm. Jenis angkur yang di pakai adalah spesifikasi BBR dengan tipe BBR VT CONA CMI SP 1906. Diameter duct digunakan berdasarkan spesifikasi BBR yaitu 95 mm dengan tebal dinding duct 2 mm. 5.2 Saran Berdasarkan pengerjaan tugas akhir ini, saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan lebih lanjut antara lain: a. Perlu dilakukan perencanaan dengan jumlah rongga box girder yang berbeda sebagai pembanding, sehingga dapat diketahui mana yang lebih efektif dan ekonomis. b. Perencanaan jembatan dengan box girder sebaiknya dibuat program seperti Q-basic, visual C ++ ataupun dengan program lain yang dapat memudahkan perencanaan. 11