megadopsi mesi pae, mesi perotok, mesi pegerig da mesi peggilig padi. Perotoka dega mesi perotok (power thresher), dapat meuruka susut hasil sebesar 3,5 % dari total produksi. 2.2.8. Mekaisasi (Alat da Mesi Pertaia) Kebutuha teaga kerja yag diguaka utuk megolah taah sawah cukup bayak yag mecapai 30 % dari kebutuha teaga kerja taam secara total. Selai itu waktu yag dihabiska utuk megolah taah cukup pajag, yaki sekitar sepertiga musim taam. Kebutuha teaga da waktu yag besar aka berdampak terhadap membegkakya biaya produksi sehigga dapat meguragi pedapata petai. Jika persipa laha ii dapat sipersigkat diharapka musim taam padi dapat berlagsug lebih cepat sehigga luas taam padi bertambah (Nazaruddi, 1996 ). Salah satu upaya utuk mempersigkat peyiapa laha da taam adalah peggguaa traktor da alsi taam (trasplater), yag berdampak meigkatka efisiesi kerja, meguragi biaya produksi da meigkatka hasil produksi pertaia (Yuus, 1998). 2.3. PENGEMBANGAN MODEL Model dikembagka dega tujua utuk studi tigkahlaku sistem melalui aalisis rici aka kompoe atau usur da proses utama yag meyusu sistem da iteraksiya atara satu dega yag lai. Joes et al. (1987) megemukaka dua sasara pokok dari pegembaga model yaitu pertama utuk memperoleh pegertia yag lebih baik megeai hubuga sebabakibat (causeeffect) dalam suatu sistem, serta utuk meyediaka iterpretasi kualitatif da kuatitatif yag lebih baik aka sistem tersebut. Sasara kedua lebih terapa atau berorietasi pada masalah, yaitu utuk medapatka prediksi yag lebih 23
baik aka tigkahlaku dari sistem yag diguaka segera dalam perbaika pegedalia atau pegelolaa sistem. Lagkah awal dalam pegembaga model adalah melakuka idetifikasi sistem yag bertujua utuk memberika gambara terhadap sistem yag di kaji dalam betuk diagram atara kompoe masuka (iput) dega sistem ligkuga yag meghasilka suatu keluara (output) baik yag diharapka maupu yag tidak diharapka, seperti ditampilka pada Gambar 2.1. Adapu keterkaita atar kompoe dalam sistem perlu dibuat utuk megarahka pada pembetuka model kuatitatif dalam betuk diagram sebabakibat yag disajika pada Gambar 2.2. Diagram sebabakibat (causal loop diagram) memperlihatka iteraksi atar semua kompoe yag terkait dalam sistem pera asioal. Gambar 2.1: Diagram iputoutput sistem pera asioal 24
Laha rawa Alih fugsi laha Harga dasar gabah Luas sawah () Harga Cetak sawah Luas taam padi () Produksi padi Ketersediaa air Produktivitas padi Losses pra pae Perubaha Iklim Pupuk Beih OPT Peyuluha Mekaisasi Permitaa. () Ketersediaa Produksi Cadaga Import Losses pasca pae Redeme Kosumsi per kapita Jumlah peduduk () Pertambaha jumlah peduduk Gambar 2.2: Diagram sebabakibat pecapaia surplus 10 juta to pada tahu 2014 Lagkah selajutya dalam pegembaga model adalah membuat struktur model. Lagkah ii dilakuka dega cara megubah diagram sebabakibat mejadi diagram alir (flow diagram) yag dapat dimegerti oleh peragkat luak komputer yag aka diguaka sehigga dapat megetahui perilaku diamis yag diakibatka oleh asumsiasumsi dari model yag disimulasika. 25
MODEL PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS Faktor_IP Total_jar_tersier Lh_saw ah_historis IP_padi_1 jar_tersier_yg_diperbaiki Perbaika_per_th Tersier_baik Pertmbh_saw ah laju_perbaika Biaya_perbaika Subsidi_irigasi IP_padi_2 perse_perbaika Luas_saw ah_existig IP_sw h_baru Biaya_perbaika_per_th Iitial_lh_saw ah Jar_tersier RAM_perse_perbaika Biaya_irigasi_subsidi IP_padi perse_perbaika_1 Luas_saw ah Pertmbh_saw ah Pegaruh_alsi_pra_pae Harga_SP36 Total_biaya_perbaika_irigasi Harga_urea Alih_fugsi_laha tersier_rusak RAMP_alih_fugsi_lh Luas_taam kotata_padi laju_perbaika_rusak Luas_taam Rekomedasi_SP36 Rekomedasi_pupuk_1 Perse_alih_fugsi_lh Provitas_padi_existig Rekomedasi_urea Total_biaya_pupuk Biaya_pupuk Perse_alih_fugsi_lh1 losses_pae Harga_ZA Produksi_padi Provitas_kr_pupuk RAMP_pupuk Rekomedasi_pupuk losses_pae_1 Subsidi_pupuk Harga_NPK Alih_fugsi_laha_1 Rekomedasi_ZA RAMP_losses_pae Produktivitas_padi Biaya_pupuk_subsidi Provitas_kr_beih Rekomedasi_beih_1 LOSS_PANEN RAMP_beih Harga_beih Potesi_pertmbh_lh_saw ah Rekomedasi_NPK Pegaruh_losses_pae Provitas_kr_peyuluha Delay_cetak_saw ah Rekomedasi_beih Total_biaya_beih Delay_lh_raw a RAMP_peyuluha Produksi_ Kebutuha_beih Redeme_ RAMP_raw a Provitas_kr_OPT Peyuluha_1 RAMP_ctk_sw h Biaya_beih_subsisdi kostata_ Perse_cetak_saw ah1 Perse_cetak_saw ah Perse_lh_raw a1 RAMP_losses_distribusi RAMP_OPT Peyuluha Subsidi_beih Rekomedasi_isektisida_1 losses_distribusi_1 Cetak_saw ah Cetak_saw ah_1 Perse_lh_raw a losses_distribusi Luas_saw ah_existig LOSSES_PASPA Pegedalia_OPT_1 Laha_raw a_1 Pegaruh_losses_paspa Total_biaya_OPT Harga_isektisida_1 Cadaga total Laha_raw a Rekomedasi_isektisida_2 Pegedalia_OPT Biaya_OPT Pertambh_ RAMP_losses_pasca_pae Surplus_atau_defisit Biaya_OPT_subsidi losses_pascapae losses_pascapae_1 Harga_isektisida_2 Cadaga_ Beras_tersedia Subsidi_OPT Jumlh_peduduk Biaya_light_trap Import_ Rekomedasi_fugisida Pertambh_peddk Luas_saw ah Permitaa_ faktor_biaya_pupuk Cetak_saw ah Daa_subsidi_pupuk Harga_fugisida Pertumbh_jml_peddk Kosumsi_ Total_biaya_cetak_saw ah Biaya_subsidi_pupuk laju_peurua Harga_light_trap Laha_raw a Peurua_kosumsi RAM_peurua_kosumsi Biaya_cetak_saw ah Rekomedasi_pupuk_1 Rekomedasi_pupuk Peurua_kosumsi_1 Gambar 2.3: Struktur model pecapaia surplus 10 juta to pada tahu 2014 Sebelum model simulasi dioperasika, lagkah awal yag dilakuka adalah uji validasi utuk megetahui kesesuaiaya dega sistem yata. Cara yag diguaka dalam validasi model ii adalah membadigka perilaku model dega perilaku historisya Model diaggap valid apabila perilaku historis variabelvariabel yag diperguaka dalam model mirip atau memiliki tred yag sama. Utuk megukur tigkat kepercayaa terhadap model yag dibagu dalam mewakili perilaku yata dapat diukur dega kesalaha kuadrat ratarata (mea square error; MSE) da kesalaha yag telah diormalisasi 26
adalah dega persetase kesalaha akar kuadrat ratarata (rootmeasquare percet error; RMSPE) : MSE 1 1 St At At 2 RMSPE 1 1 St At At 2 (Setyawa, 2008) Keteraga : MSE : mea square error; RMSPE : rootmeasquare percet error; St : ilai simulasi pada waktu t; At : ilai aktual pada waktu t; : jumlah pegamata (t = 1,, ) Adapu data historis pada yag dibadigka perilakuya atara lai adalah : (1) luas sawah, (2) produksi padi da (3) produksi. Dari hasil validasi seperti yag terlihat pada Gambar 2.4. dapat disimpulka bahwa model sudah meyerupai kodisi sistem yag ditijau. Hasil simulasi da historis ratarata meujukka kedekata data simulasi terhadap data historis yag meujukka perbedaa yag sagat kecil da tred sama. Model diaggap valid bila MSE 5% (Suryai, 2006). 27
Gambar 2.4: Hasil validasi model terhadap data luas sawah, produksi padi da produksi Model simulasi yag dibagu adalah model simulasi kotiyu berdasarka metode diamika sistem yag berfokus pada struktur da perilaku sistem terdiri dari iteraksi atar variabel, oleh karea itu diperluka uji sesitivitas utuk megetahui tigkat kepekaa variabelvariabel yag mempegaruhiya. Dari hasil uji sesitivitas (Gambar 2.5) dapat dilihat bahwa variabel ketesediaa air, dalam hal ii jariga irigasi adalah variabel yag palig berpegaruh terhadap perubaha produksi. Variabel pupuk, beih, OPT da peyuluha memiliki tigkat sesitivitas yag sama, sedagka variabel cetak sawah da koversi laha kurag sesitiv terhadap produksi. 28
Gambar 2.5: Hasil uji sesitivitas 2.4. HASIL ANALISIS Model yag dibagu dioperasika berdasarka data historis luas laha sawah pada tahu 2000 2012 dari Biro Pusat Statistik (BPS) dega beberapa asumsi sebagai berikut: a. Nilai awal jumlah peduduk : 244.688.283 jiwa (BPS, 2012) b. Pertumbuha jumlah peduduk : 1,49 %/th (BPS, 2012) c. Alih fugsi laha : 65.000 ha/th d. Kemampua cetak sawah : 100.000 ha/th (Ditje PSP, 2012) e. Kerusaka jariga irigasi : 52% (Keme PU, 2012) f. Losses pae : 1,38% (BPS, 2008 da P2HP, 2009) g. Losses pasca pae : 6,52% (BPS, 2008 da P2HP, 2009) h. Losses distribusi (pegagkuta da peyimpaa): 2,92% (BPS, 2008 da P2HP, 2009) i. Ratarata kosumsi 139,15 kg/kapita/th (BPS, 2010) j. Faktor koversi padi mejadi : 56,22% (Kemeta, 2012) 29