BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran Waktu (Time Study) Jam Henti

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN WAKTU KERJA

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam analisa dan pemecahan masalah secara sistematis dan teratur perlu

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

practicum apk industrial engineering 2012

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #5 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembahasan selanjutnya yang berhubungan dengan kepentingan pemecahan masalah itu

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB 3 LANDASAN TEORI

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku.

Analisis Varian. Statistika Ekonomi. Ir Tito Adi Dewanto

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat

ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN)

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik)

ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)

Analysis of Variance SUNU WIBIRAMA

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

SEBARAN PENARIKAN CONTOH

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 8 STOPWATCH

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #6 Genap 2015/2016 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION

Lamp n (menit) x/n

Pertemuan Ke-12. Analysis of Varians (anova)_m. Jainuri, M.Pd

Uji Hipotesis dengan ANOVA (Analysis of Variance)

Analysis of Variance (ANOVA) Debrina Puspita Andriani /

MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK

Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

SEBARAN PENARIKAN CONTOH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

I.G.A Sri Deviyanti Teknik Industri - UNIPRA Surabaya ABSTRAK

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI.1 Ergonomi Istilah Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu Ergo berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan, sehingga ergonomi dapat diartikan sebagai studi tentang aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan. Selain itu ergonomi juga berhubungan dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyaman atau kemudahan manusia baik di tempat kerja, di rumah maupun di tempat lainnya. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem di mana manusia, fasilitas kerja di lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utamanya yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Hari Purnomo, 003). Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh tentang permasalahan interaksi manusia dengan teknologi dan produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia dengan mesin yang optimal. Kegunaan dari penerapan ergonomi adalah untuk: Memperbaiki performansi kerja (menambah kecepatan kerja, keakuratan, keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan). Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan keterampilan yang diperlukan dan memperbaiki kenyamanan manusia dalam bekerja. Mengurangi waktu dan biaya pelatihan. Mengurangi waktu yang terbuang dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan human error. 5

6. Pengertian Analisa & Perancangan Kerja Bekerja adalah kegiatan manusia merubah keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Demikian definisi yang diberikan oleh (W.S. Neff, 1918) untuk bekerja. Definisi ini tampaknya sangat luas tetapi mencerminkan dorongan dasar dari bekerja yaitu dalam rangka mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidup manusia. Sedangakan (Toole, 184) memberikan definisi yang bunyinya agak terdengar lain yaitu bahwa bekerja adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Setelah seseorang berada dalam dunia pekerjaan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi jalannya pekerjaan tersebut, akibatnya pekerjaan perlu dilakukan analisa dan perancangan. Faktor yang mengakibatkan keterbatasan pekerja, yakni keterbatasan panca indra dan fisik..3 Pengertian Peta Tangan Kanan Tangan Kiri Peta tangan kanan dan tangan kiri merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan yang efisien, yaitu gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. Melalui peta ini kita bisa melihat semua operasi secara cukup lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual, yakni saat setiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat terus berulang. Itulah sebabnya dengan menggunakan peta ini kita bisa melihat dengan jelas pola gerakan yang tidak efisien dan atau bisa melihat adanya pelanggaran terhadap prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada saat pekerjaan manual tersebut berlangsung. (Iftikar Z. Sutalaksana, 1979). Kegunaan Peta Tangan Kanan Tangan Kiri: Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan. Menghilangkan atau mengurangi gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif. Sebagai alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja. Sebagai alat untuk melatih pekerja yang baru, dengan cara kerja yang ideal.

7.4 Definisi Pengepakan Menurut Philip Kottler dan Gery Armstrong (003:359), pengepakan adalah kegiatan mendesain wadah atau pembungkus produk bertujuan melindungi dan menghiasi produk. Tujuan dilakukan pengepakan pada produk agar melindungi produk disepanjang perjalanannya melalui saluran distribusi hingga mencapai sasarannya, sehingga produk aman jika dipasarkan pada konsumen..5 Kebisingan Di Tempat Kerja Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki oleh telinga yang cukup menyibukan untuk mengatasinya. Dikatakan tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut akan dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan kebisingan yang serius bisa mengakibatkan kematian. Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki, kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan ganggguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat proses produksi dan atau alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No. 51 Tahun 1999). Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu: Lamanya kebisingan Intensitas kebisingan Frekuensi kebisingan Makin lama telinga mendengar kebisingan, makin buruk pula akibatnya, diantaranya pendengaran dapat semakin berkurang. Intensitas kebisingan biasanya diukur dengan satuan Desibel (db), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas. Frekuensi yang menunjukan jumlah gelombang suara yang sampai di telinga setiap detik, dinyatakan dalam jumlah getaran atau Hertz (Hz).

8 Tabel.1 Kebisingan Terhadap Performansi Kerja Tingkat Kebisingan (db) 0-0 0-40 40-60 60-80 80-100 100-10 >10 Sumber: Suharsono (1991) Sumber Bunyi Gemersik daun Suara gemersik Perpustakaan Percakapan Radio pelan Percakapan keras Kantor Perusahaan Radio keras Jalan Peluit polisi Jalan raya Pabrik Tekstil Pekerjaan Mekanis Ruang ketel Mesin Turbin uap Mesin diesel besar Kereta bawah tanah Ledakan bom Mesin jet Mesin roket Skala Intensitas Sangat tenang Tenang Sedang Keras Sangat Keras Sangat amat keras Menulikan.6 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu kerja adalah pekerjaan mengamati suatu pekerjaan dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat yang diperlukan. Pada dasarnya, secara garis besar teknik pengukuran waktu kerja dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: 1. Teknik Pengukuran Secara Langsung Teknik pengukuran secara langsung adalah teknik pengukuran dengan pengamatan langsung terhadap pekerjaan (benda kerja). Teknik ini dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan jam henti (stopwatch) atau menggunakan sampling pekerjaan.

9. Teknik Pengukuran Secara Tak Langsung Untuk teknik pengukuran ini digunakan cara pengamatan secara tidak langsung, yaitu cukup dengan membaca tabel yang tersedia atau melalui data waktu gerakan. (Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaaan)..7 Tahapan Sebelum Melakukan Pengukuran Untuk mendapat hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggung jawabkan maka tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar hasilnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran dan lainnya (Sutalaksana, 1979) yaitu: a. Penetapan Tujuan Pengukuran Sebagaimana halnya dengan berbagai kegiatan lain, tujuan melakukan kegiatan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut. b. Melakukan Penelitian Pendahuluan Waktu yang pantas diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, Tentu suatu kondisi yang ada dapat dicari waktu yang pantas tersebut, artinya akan dapat juga waktu yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kondisi yang bersangkutan. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang singkat agar dapat meraih keuntungan yang besar. Keuntungan demikian tidak akan diperoleh jika kondisi kerja dari pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut tidak menunjang tercapainya hal tadi. Waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan waktu yang didapat dari kondisi kerja yang baik. Pengukuran waktu sebagainya dilakukan bila kondisi kerja dari perkerjaan yang diukur sudah baik. Jika belum, maka kondisi yang ada hendaknya diperbaiki terlebih dahulu.

10 Waktu yang akhirnya diperoleh setelah pengukuran selesai adalah waktu siklus penyelesaian pekerjaan untuk system kerja yang dijalankan ketika pengukuran berlangsung. Jadi waktu penyesuaiannya berlaku hanya pada system kerja tersebut. Suatu penyimpangan yang terjadi dapat memberikan waktu penyelesaian yang jauh berbeda dari yang telah ditetapkan berdasarkan pengukuran. Oleh karena itu, catatan tentang sistem kerja yang telah dipilih ada dan diperlihara. Walaupun pengukurannya telah selesai. c. Memilih Operator Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu saja diambil. Orang tersebut harus memenuhi beberapa peryaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik, dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama. Orang yang dicari bukan orang yang berkemampuan tinggi dan rendah, karena orang demikian hanya meliputi sebagian kecil saja dari seluruh pekerja yang ada. Jadi yang dicari adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang wajar diperlukan oleh pekerja normal, dan ini adalah orang yang berkemampuan rata-rata. Dengan demikian pengukur harus mencari operator yang memenuhi hal tersebut. Disamping itu, operator yang dipilih adalah orang yang pada saat pengukuran dilakukan mau bekerja secara wajar. Walaupun operator yang bersangkutan sehari-hari dikenal memenuhi syarat pertama tadi bukan mustahil dia bekerja tidak wajar ketika pengukuran dilakukan karena alasan tertentu. d. Mengurai Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan Disini pekerjaan dipecah menjadi pekerjaan, yang merupakan gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen inilah yang diukur waktunya. Waktu siklusnya jumlah total dari waktu setiap elemen. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan proses kerja, dari tahap pertama pekerjaan mulai dilakukan sampai pekerjaan selesai pada satuan proses kerja. Tujuan melakukan penguraian pekerjaan atas elemen yaitu: Untuk menjelaskan catatan tentang cara kerja. Untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena keterampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan kerjanya.

11 Untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak siklus yang mungkin saja dilakukan pekerja. Untuk memungkinkan dikembangkannya data waktu standard atau tempat kerja yang bersangkutan. e. Menyiapkan Alat Pengukuran Alat yang dipakai dalam pengukuran waktu ini adalah: Jam kerja (stopwatch) Lembar pengamatan Alat tulis Papan pengamatan Kegiatan pengukuran waktu merupakan kegiatan mengamati seorang operator dalam melakukan pekerjaannya dan mencatat waktu kerja yang dibutuhkan dengan alat pengukur waktu yang sesuai dalam suatu siklus operasi kerja. f. Alat Ukur Kebisingan Pengukuran kebisingan dilakukakn dengan menggunakan sound level meter. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur tingkat tekanan bunyi. Tekanan bunyi adalah penyimpangan dalam tekanan atmosfir yang disebabkan oleh getaran partikel udara karena adanya gelombang yang dinyatakan sebagai amplitude dari fruktuasi tekanan..8 Melakukan Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan. Ada tiga metode yang digunakan yaitu pengukuran secara terus-menerus (continuous timing), pengukuran secara berulang (repetitive timing), dan pengukuran secara penjumlahan (accumulative timing). Pengukuran waktu secara terus-menerus maka pengamat akan menekan tombol Stopwatch pada saat elemen kerja pertama dimulai dan membiarkan jarum petunjuk berjalan secara terus sampai periode atau siklus kerja selesai. Pengukuran secara berulang disebut sebagai snap-back metode dimana jarum penunjuk stopwatch akan selalu dikembalikan (snap back) lagi ke posisi nol pada setiap akhir dari elemen kerja yang

1 diukur. Metode pengukuran secara akumulatif maka pembaca data waktu secara langsung untuk setiap elemen kerja yang ada. Disini akan digunakan dua atau lebih stopwatch yang akan bekerja secara bergantian. Bila operator telah siap didepan mesin atau ditempat kerja lain yang waktu kerjanya akan diukur, maka pengukur memilih posisi tempat dia berdiri mengamati dan mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sehingga operator tidak terganggu gerakannya ataupun merasa canggung karena merasa diamati, misalnya juga pengukur berdiri didepan operator. Posisi ini hendaknya memudahkan pengukur mengamati jalannya pekerjaan sehingga dapat mengikuti dengan baik saat-saat suatu siklus/elemen bermula dan berakhir. Umumnya posisi agak menyimpang dibelakang operator 1,5 meter merupakan tempat yang baik (Suharsono, 1991). Hal yang harus dilakukan selama pengukuran berlangsung yaitu: a. Pengukuran Pendahuluan Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan,ialah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat ketelitian dan kenyakinan yang diinginkan. Seperti telah dikemukakan, tingkat ketelitian dan keyakinan ini ditetapkan pada saat menjalankan langkah penetapan tujuan pengukuran. Untuk mengetahui berberapa kali pengukuran harus dilakukan diperlukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan yaitu dengan melakukan beberapa buah pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Biasanya 10 kali atau lebih. b. Uji kecukupan data Untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan, yaitu dengan pengujian kecukupan data, menggunakan rumus: Z N ' s N Xi Xi Xi Nˈ= jumlah pengukuran data minimum yang dibutuhkan N = adalah jumlah pengamatan yang telah dilakukan Z = adalah tingkat keyakinan yang diplot dari kurva normal s = adalah tingkat ketelitian (dalam %)

13 Berdasarkan Z (tingkat keyakinan 95%) = dan tingkat ketelitian s = 10% maka nilai Z/s adalah /0,1 = 0, Jika harga Nˈ < N, yaitu jumlah Nˈ dari perhitungan < dari jumlah data yang sudah diukur, maka data yang telah didapat telah mencukupi. c. Uji Keseragaman Data Uji kelengkapan data ditujukan agar jumlah data yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah data yang diobservasi. Kesesuaian jumlah ini akan berpengaruh dengan hasil analisa data yang dilakukan. Data yang telah memenuhi jumlah pengamatan, lalu diuji keseragamannya dengan menggunakan suatu diagram yang merupakan cara yang baik untuk menguji keabsahan dari data pengamatan. Dari nilai deviasi standar yang didapat, dengan tingkat keyakinan yang ditentukan pengukur, maka dari kurva normal didapatkan nilai Z. Langkah dalam uji keseragaman data adalah sebagai berikut: 1. Mengelompokkan data kedalam setiap subgrup. Menghitung jumlah rerata dari harga rerata subgrup Xi X k Dimana: Xi = Jumlah rerata sub grup k = Jumlah sub grup yang terbentuk 3. Menghitung standar deviasi sebenarnya () = ( Xi X ) N 1 Dimana: Xi = Waktu penyelesaian pada saat pengukuran N = Jumlah pengamatan 4. Menghitung standar deviasi dari harga rerata subgrup x n Dimana: = standar deviasi sebenarnya n = ukuran sampel sub grup

14 5. Menghitung batas kontrol atas dan batas kontrol bawah (BKA) = x + Z ( x) (BKB) = x - Z ( x) Dimana: BKA = Batasa kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah X = Nilai Rerata = Standar Deviasi Z = Tingkat Keyakinan Dari data yang telah diukur ditentukan nilai rerata sub grup. Apabila nilai minimal rerata subgrup > BKB dan nilai maksimal rerata sub grup < BKA, maka nilai rerata sub grup yang didapatkan dari hasil pengukuran dapat dikatakan seragam. Maka semua harga yang ada dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan. 6. Menghitung jumlah pengukuran yang diperlukan Bila jumlah belum mencukupi dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan kedua. Jika tahap kedua selesai maka dilakukan lagi ketiga hal lagi yang sama seperti tadi, dimana bila perlu dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan tahap kedua. Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan pengukuran mencukupi untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang dikehendaki. Istilah pengukuran pendahuluan terus digunakan selama jumlah pengukuran yang telah dilakukan pada tahap pengukuran belum mencukupi. d. Tingkat Ketelitian Dan Tingkat Keyakinan Tujuan melakukan pengukuran ini adalah waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Karena waktu penyelesaian ini tidak pernah diketahui sebelumnya, maka harus diadakan pengukuran, yang ideal tentunya dilakukan pengukuran yang sangat banyak (sampai tak terhingga, misalnya), karena dengan demikian diperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini jelas tidak mungkin karena keterbatasan waktu, tenaga dan tentunya biaya. Namun sebaliknya jika dilakukan beberapa kali pengukuran saja, dapat diduga hasilnya sangat kasar. Sehingga yang diperlukan adalah jumlah pengukuran yang tidak membebankan waktu, tenaga dan biaya yang besar tetapi hasilnya dapat dipercaya.

15 Dengan tidak dilakukanya pengukuran yang banyak sekali ini, pengukur akan kehilangan sebagaian kepastian akan ketetapan/rerata waktu penyelesaian yang sebenarnya. Hal ini harus disadari oleh pengukur, tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak ada melakukan pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen, dari waktu penyelesaian sebenarnya, yang seharusnya dicari. Sedangkan tingkat kenyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Inipun dinyatakan dalam persen. Jadi tingkat ketelitian 10% dan tingkat kenyakinan 95% memberi arti bahwa pengukur menghasilkan rerata hasil pengukurannya menyimpang sejauh 5% dari rerata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95%. Semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar keyakinan, maka semakin banyak pengukuran yang diperlukan. Pengukuran telah selesai jika nilai jumlah data yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki, dan jumlahnya telah memenuhi tingkat ketelitian dan kenyakinan yang diinginkan (Hari Purnomo, 003)..9 Menghitung Waktu Standar Waktu standar secara definitif dinyatakan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rerata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu standar tersebut sudah mencakup faktor yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Untuk mendapatkan waktu standar maka terdapat beberapa langkah yang harus diikuti sebagai berikut: Menghitung waktu siklus rerata Xi Ws N Ws Xi N = Waktu siklus = Waktu penyelesaian kerja = Jumlah pengukuran kerja Menghitung waktu normal

16 Wn = Ws x p Wn = Waktu normal Ws = Waktu siklus p = Faktor penyesuaian Menghitung waktu baku Wb = Ws x (1 + i) i = adalah faktor kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal..10 Perhitungan Statistik Uji ANOVA Klasifikasi Satu Arah Untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan pengaruh kebisingan terhadap performansi kerja digunakan perhitungan statistik dengan metode Analisis Ragam Klasifikasi Satu Arah (Anova One Way). Dimana metode anova satu arah digunakan untuk pengujian perbedaan antara k nilai tengah sample apabila subyek ditentukan secara random pada setiap beberapa grup atau kelompok perlakuan. Adapun langkah perhitungan Analisis Ragam Klasifikasi Satu Arah sebagai berikut: Menghitung nilai tengah setiap grup sampel dan menjelaskan kesalahan baku rerata yang hanya didasarkan atas kesalahan rerata sample. Jumlah Kuadrat Total (JKT) / Sum-of-Squares Total (SST) JKT k n i1 j1 x ij T.. nk kesalahan dari rerata yang dihitung di atas dapat digunakan untuk mengestimasi verian populasi dari mana sample diambil. Estimasi varian populasi ini disebut kuadrat nilai tengah diantara kelompok (Sum-of-Squares Treatment: SSA) Jumlah Kuadrat untuk nilai tengah Kolom (JKK) / Sum-of-Squares Treatment (SSA) JKK k i1 T n i. T.. nk Menghitung varian secara terpisah di dalam setiap kelompok sample dan berkaitan dengan setiap nilai tengah kelompok. Kemudian menyatukan nilai varian tertimbang dengan (n-1) untuk setiap sampel. Prosedur tertimbang untuk varian ini

17 adalah perluasan dari prosedur untuk mengkombinasi dan menimbang dua varian sampel. Hasil estimasi varian populasi disebut (Sum-of-Squares Error: SSE) Jumlah Kuadrat Galat (JKG) / (SSE) JKG JKT JKK Jika hipotesis nol: 1 = = 3 = = k benar, kuadrat tengah s 1 dan s merupakan estimator yang tak bias dan independent dari varian populasi yang sama (identik). Akan tetapi, jika hipotesis nol salah, nilai harapan s 1 lebih besar dari s berdasarkan pada pengamatan konsep 4- distribusi F dapat digunakan untuk menguji perbedaan dua varian.. Apabila rasio F di daerah penolakan untuk tingkat signifikansi tertentu, hipotesis tentang kesamaan beberapa nilai tengah sampel yang berada dari populasi ditolak. Wilayah kritik (critical region): f Hitung > f Tabel, tolak Ho jika ( Fhitung F ( V1, V ) ). (Walpole, 1997).

18 Tabel. Ringkasan Anova Klasifikasi Satu Arah Sumber Keragaman (source of variation) Jumlah Kuadrat (sum of squares) Derajat Bebas (degrees of freedom) Kuadrat Tengah (mean square) f Hitung (computed f ) Nilaitengah Kolom (treatments) JKK k 1 Penduga takbias (unbiased estimator) bagi k - 1 derajat bebas, adalah: s 1 JKK k 1 Galat (error) JKG k n 1 Penduga takbias (unbiased estimator) bagi k(n - 1) derajat bebas, adalah: s s 1 s JKG k n 1 Total JKT nk 1