BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN Surat Ijin Penelitian 2. Surat Ijin Uji Instrumen 3. Surat Keterangan Penelitian 4. Surat Keterangan Uji Instrumen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Lingkungan Sekitar Pada Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 1. Perencanaan Tindakan Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Pertemuan 1 Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 2 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat yang akan digunkan. Sebelum mengajar pada pertemuan 1, maka peneliti menyiapakan segala sesuatu yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya membuat RPP dengan materi sumber energi pada alat-alt penghasil energi, membuat media yang berupa potongan puzzle gambar alat penghasil energi, buku pembelajaran, serta ruang /lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yag akan dilaksanakan dikelas 2. Selain itu juga juga menyiapkan lembar observasi guru dan murid saat pelaksanaan pembelajaran. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 1 dengan pokok bahasan sumber energi pada alat-alat di lingkungan sekitar kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain dengan media puzzle dengan sumber energi panas, cahaya, bunyi dan gerak. Setelah menentukan tujuan pembelajar kemudian menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan dengan metode bermain yaitu dengan bertanya jawab terlebih dahulu, hal itu agar untuk menggali kemampuan siswa dan guru juga memberikan tanggapan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membagi siswa secara berkelompok. Permainan dilaksanakan dengan perlombaan antar kelompok. Setelah akhir guru memberikan pemantapan dan memberikan tindak lanjut dengan memberi pertanyaan kepada siswa secara lisan. 40

41 b. Pertemuan 2 Pada perencanaan pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan 1 tetapi dengan materi yang berbeda yaitu tentang alat-alat penghasil energi dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum mengajar maka peneliti menyiapakan segala sesuatu untuk menunjang pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 2 dengan materi energi yang dihasilkan dari alatalat penghasil energi, lembar soal evaluasi siswa, lembar observasi, buku pelajaran dan media yang digunakan berupa potongan puzzle gambar alat penghasil energi serta ruang kelas yang akan digunakan. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 2 dengan pokok bahasan energi yang dihasilkan oleh alat-alat pada kehidupan sehari-hari, kemudian menentukan tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan bertanya jawab antara guru dan murid tentang alat-alat penghasil energi dalam kehidupan sehari-hari. Guru membagi siswa secara berkelompok sesuai pertmuan untuk melakukan permainan menyusun puzzle. Permainan dilakukan dengan cara berlomba. Setelah selesai permainan bersama-sama menarik kesimpulan dan guru memberikan pemantapan dan tindak lanjut dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa. 2. PelaksanaanTindakan dan Observasi 1) Pelaksanaa Tindakan Siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan bertempat di SD Negeri Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Peneliti melaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan pelaksanaan pada siklus I dilaksanakan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.pelaksanaan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. a. Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksankan pada tanggal 22 Maret 2013. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang manfaat sarapan yaitu untuk menghasilkan energi dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

42 Pada kegiatan inti diawali dengan bertanya jawab tentang sumber energi yang digunakan pada alat-alat dalam kehidupan sehari-hari. Guru dibantu peneliti menyiapkan alat-alat yang akan digunakan. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, pembagian kelompok dengan cara berhitung. Guru memimpin permainan dan menjelaskan tata cara dan peraturan dalam permainan. Guru memberikan potongan puzzle yang sama kepada setiap kelompok. Kelompok yang menyelesaikan ketua kelompok segera lari menuju sumber energi yang sesuai dengan gambar alat yang telah disusun. Setelah permainan selesai guru bersama menarik kesimpulan dan guru memberikan tindak lanjut dengan memberi pertanyaan secara lisan. b. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksankan pada tanggal 23 Maret 2013. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang alat yang digunakan agar baju rapi da tidak kusut. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan Inti guru mengingatkan kembali materi yag telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan bertanya jawab tentang alat-alat dalam lingkungan sekitar yang menghasilkan energi. Guru dibantu peneliti menyiapkan alat-alat yang akan digunakan. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok sesuai kelomok pada pertemuan sebelumnya. Guru memimpin permainan dan menjelaskan tata cara dan peraturan dalam permainan. Guru memberikan potongan puzzle yang sama kepada setiap kelompok. Kelompok yang menyelesaikan ketua kelompok segera lari menuju energi yang dihasilakn sesuai dengan gambar alat yang telah disusun. Kelompok yang memiliki poin tertinggi menjadi pemenang. Guru memberikan penghargaan berupa gambar piala kepada pemenang 1, 2 dan 3. Piala dibagikan pada setiap siswa. Setelah permainan selesai guru bersama menarik kesimpulan dan guru memberikan tindak lanjut berupa soal evaluasi. 2) Observasi Pada saat pembelajaran siklus 1 berlangsung peneliti mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir dengan cara mengisi lembar observasi guru

43 (terlampir) yang telah disediakan. Hasil observasi yag telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pertemuan 1 Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1, tampak adanya peningkatan keaktifan siswa. Siswa menunjukkan ketertarikan terhadap permainan dan media yang digunakan sehingga lebih termotivasi. Antusiasme siswa untuk memenangkan permainan memacu siswa untuk lebih terlibat. Namun, dalam kegiatan menyusun puzzle siswa masih kebingungan dikarenakan kurangnya bimbingan dari guru. Penguasaan materi yag diterima siswa kurang. Hal itu dikarenakan guru dalam pembelajaran belum melaksanakan rencana pembelajaran secara optimal. Dari hasil observasi guru melaksanakan pembelajaran dalam kategori cukup karena langkah-langkah pembelajaran belum sesuai RPP. 2. Pertemuan 2 Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1, pembelajaran pada pertemuan 2, maka pembelajaran dilanjutkan seperti halnya pada pertemuan 1 tampak adanya peningkatan keaktifan siswa. Siswa menunjukkan ketertarikan terhadap permainan dan media yang digunakan sehingga lebih termotivasi. Antusiasme siswa untuk memenangkan permainan memacu siswa untuk lebih terlibat. Namun, dalam kegiatan menyusun puzzle pada pertemuan 2 beberapa siswa sudah tidak menunjukkan kebingungan tetapi masih banyak siswa yang belum dapat menyusun puzzle dikarenakan kurangnya bimbingan dari guru. Guru memaparkan bahwa siswa yang pada kegiatan pembalajaran biasanya ramai dan lari-lari terlihat diam dan aktif dalam kelompoknya ketika dengan metode bermain ini diterapkan. Penguasaan materi yag diterima siswa kurang. Hal itu dikarenakan guru dalam pembelajaran belum melaksakan rencana pembelajaran secara optimal. Dalam kegiatan permainan ada beberapa siswa belum berkompetisi secara sehat dibuktikan saat permainan siswa menyontek hasil susunan teman kelompok lainnya, dan dalam permainan ada beberapa siswa yang marah karena kelompknya kalah.

44 Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 sudah baik meskipun belum optimal dalam pelaksanaannya. Hal itu dibuktikan ketertarikan dan antusias dalam pembelajaran sudah meningkat. Pembelajaran sudah melibatkan siswa secara aktif dan guru hanya sebagai fasilitator. Hasil Tindakan Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 guru melakukan penilaian yang menggunakan soal evaluasi tertulis pada akhir pembelajaran dan diperoleh hasil belajar siklus 1 pada siswa kelas 2 SD Negeri Papringan 03 semester 2 tahun 2012/2013 dapat disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 2 SD Negeri Papringan 03 Tahun Pelajaran 2012/2013 No. Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 28-41 1 7,70% 2 42-55 0 0% 3 56-69 2 15,38% 4 70-83 2 15,38% 5 84-97 1 7,70% 6 >97 7 53,84% Jumlah 13 100% KKM 70 Rata-rata nilai IPA 83 Nilai tertinggi IPA 100 Nilai terendah IPA 40 Dari tabel 8 menunjukkan bahwa untuk siswa dengan nilai 28-41 sebanyak 1 siswa (7.70%), sedangkan tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 42-55, untuk siswa yang mendapat 56-69 sebanyak 2 siswa (15,38%), untuk siswa yang mendapat nilai 70-83 sebanyak 2 siswa (15,38), untuk siswa yang mendapat nilai 84-97 sebanyak 1 siswa (7,70%) dan siswa yang mendapat nilai >97 sebanyak 7 siswa (53,84%). Dengan rata-rata 83, dan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 40. Berdasaran tabel 8 dapat digambarkan diagram diagram berikut:

45 2,5 2 Frekuensi 1,5 1 0,5 0 28-41 42-55 56-69 70-83 84-97 >97 Interval nilai Gambar 3 Diagram Hasil Belajar IPA Siklus 1 Tabel 9 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Siklus 1 Kategori ketuntasan belajar No siswa Nil Jumlah siswa Persentase 1 Tuntas 70 10 76,92% 2 Tidak Tuntas > 70 3 23,08% Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai tes evaluasi pada siklus I terdapat 3 siswa (23,08%) yang belum tuntas belajar, sedangkan yang tuntas belajar terdapat 10 siswa (76,92%). Keterangan tabel 9 dapat diperjelas dengan diagram lingkaran di bawah ini:

46 TIDAK TUNTAS 23,08% TUNTAS 76,92% Gambar 4 Digram Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Siklus 1 Berdasarkan distrubusi nilai tes evaluasi ketuntasan belajar menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan metode bermain dengan media puzzle. Peningkatan hasil belajar pada siklus 1. Hal itu terbukti pada siklus 1 hasil belajar siswa tuntas sebesar 76,92 % dengan nilai rata-rata siswa 83 serta nilai tertinggi 100 sedangka nilai terendah 40. Walaupun sudah terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus 1 tetapi masih ada kekurangan-kekurangan pada saat pembelajaran yang harus diperbaiki. Untuk meningkatkan hasil belajar siklus 1 sebagai penguat bahwa dengan penggunaan metode bermain dengan media puzzle dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Refleksi Siklus 1 Setelah melaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1, selanjutnya diadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Dari Hasil tes evalusi diketahui pada siklus 1 terdapat 3 siswa (23,08%) yang belum tuntas belajar, sedangkan yang tuntas belajar terdapat 10 siswa (76,92%). Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut: a) kekurangan Dalam kegiatan pembelajaran terdapat kekurangan sehingga mengganggu kegiatan pembelajara, hal-hal tersebut yaitu:

47 1. Pembagian kelompok dengan cara berhitung belum efektif dibuktikan dalam kelompok tidak homogen. 2. Guru kurang membimbing saat penyusunan puzzle. 3. Guru belum melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara optimal. 4. Siswa bermain dalam kelas kurang leluasa. Hal itu dikarenakan saat pembelajaran dilakukan pada siklus I baru selesai pembangunan sehingga ruang kelas belum tertata dengan baik sehingga siswa kurang leluasa. b) Penyelesaian Untuk mengatasi hambatan yang tejadi maka melakukan penyelesaian hambatan tersebut pada siklus 1, diantaranya sebagai berikut: 1. Pembagian kelompok dengan guru memilih dahulu ketua kelompok terlebih dahulu anggota kelompok dibagi secara berhitung. 2. Guru lebih membimbing dalam saat menyusun puzzle. 3. Guru melakukan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan RPP. 4. Permainan dikombinasi di luar dan di dalam kelas, yaitu pada pertemuan pertama di luar kelas dan pada pertemuan ke 2 di dalam kelas. Hal itu diharapkan pada siklus 1 pertemuan 2 ruang kelas sudah dapat digunakan secara maksimal Hasil refleksi siklus 1 tersebut akan digunakan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus 2 sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 1. Perencanaan Tindakan Praktek pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan melalui 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Pertemuan 1 Setelah diperoleh informasi pada tahap refleksi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 2 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat yang akan digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan 1, maka peneliti menyiapakan segala sesuatu yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya membuat RPP, membuat media yang berupa potongan puzzle, buku

48 pembelajaran, serta ruang /lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yag akan dilaksanakan dikelas 2. Selain itu juga juga menyiapkan lembar observasi guru dan siswa saat pelaksanaan pembelajaran. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 1 dengan pokok bahasan tentang kegunaan alat-alat penghasil energi kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain dengan media puzzle pada materi kegunaan alat-alat penghasil energi. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan dengan metode bermain yaitu dengan bertanya jawab terlebih dahulu, hal itu agar untuk menggali kempuan siswa dan guru juga memberikan tanggapan. Kegiatan pembelajaran dengan metode bermain diawali dengan membagi siswa secara berkelompok. Pada pembelajaran siklus II pertemuan 1 kegiatan pembelajaran dilaksankan di luar kelas. Permainan dilaksanakan dengan perlombaan antar kelompok. Setelah akhir guru memberikan pemantapanan memberikan tindak lanjut dengan memberi pertanyaan kepada siswa secara lisan. b. Pertemuan 2 Pada perencanaan pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan 1 tetapi dengan materi yang berbeda yaitu cara penghematan energi dan tempat di dalam kelas. Sebelum mengajar maka peneliti menyiapakan segala sesuatu untk menunjang pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 2 lembar soal evaluasi siswa, lembar observasi, buku pelajaran dan media yang digunakan serta ruang kelas yang akan digunakan. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II dengan pokok bahasan tentang cara penghematan energi kemudian menentukan tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan bertanya jawab antara guru dan murid tentang alat-alat penghasil energi dalam kehidupan seharihari. Guru membagi siswa secara berkelompok sesuai pertemuan I untuk melakukan permainan menyusun puzzle. Permainan dilakukan dengan cara berlomba. Setelah selesai permainan bersama-sama menarik kesimpulan dan guru

49 memberikan pemantapan dan tindak lanjut dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a) Pelaksnaan Tindakan Siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan bertempat di SD Negeri Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Peneliti melaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan pelaksanaan pada siklus 2 dilaksanakan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan. a. Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksankan pada tanggal 5 April 2013. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang kegunaan alat tulis dan menanyak apa jadinya kalau tidak membawa alat sekolah saat pelajaran dari hal itu guru menyimpulkan bahwa bukan hanya alat tulis yang mempunyai kegunaan tetapi alat-alat penghasil energi juga mempunyai kegunaan dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti diawali dengan bertanya jawab tentang kegunaan alatalat penghasil energi pada kehidupan sehari-hari. Guru dibantu peneliti menyiapkan alat-alat yang akan digunakan. Pada pertemuan 1 kegiatan pembelajaran dilaksanakan di luar kelas. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, pembagian kelompok didahului dengan guru memilih ketua kelompok. Guru memimpin permainan dan menjelaskan tata cara dan peraturan dalam permainan. Guru memberikan potongan puzzle dengan ketua kelompok mengambil undian berisi nomor-nomor undian dan kepada setiap kelompok diberikan potongan puzzle sesuai nomor undian. Kelompok yang menyelesaikan ketua kelompok segera lari menuju guru untuk meminta lembar pertanyaan sesuai dengan nomor undian. Kelompok yang cepat menyelesaikan dan benar dalam menjawab pertanyaan maka akan mendapatkan bintang sebagai poin, bintang kuning memiliki poin 3, bintang biru memiliki poin 2 sedangkan bintang merah dengan poin 1. Setelah permainan selesai guru bersama menarik kesimpulan dan

50 guru memberikan tindak lanjut dengan memberi pertanyaan secara lisan kepada siswa. b. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksankan pada tanggal 6 April 2013. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang uang saku yang tidak dihemat akan habis dan demikian pula sumber energi dapat habis jika tidak dihemat. Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru mengingatkan kembali materi yag telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan bertanya jawab kegunaan alat-alat penghasil energi. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab dengan siswa tentang cara-cara penghematan energi.guru dibantu peneliti menyiapkan alat-alat yang akan digunakan. Pada pertemuan ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok sesuai kelomok pada pertemuan sebelumnya. Guru memimpin permainan dan menjelaskan tata cara dan peraturan dalam permainan. Guru memberikan potongan puzzle dengan ketua kelompok mengambil undian berisi nomor-nomor undian dan kepada setiap kelompok diberikan potongan puzzlesesuai nomor undian. Kelompok yang menyelesaikan ketua kelompok segera lari menuju guru untuk meminta lembar pertanyaan sesuai dengan nomor undian. Kelompok yang cepat menyelesaikan dan benar dalam menjawab pertanyaan maka akan mendapatkan bintang sebagai poin, bintang kuning memiliki poin 3, bintang biru memiliki poin 2 sedangkan bintang merah dengan poin 1. Kelompok yang memiliki poin tertinggi menjadi pemenang. Kegiatan itu dilakukan berulang-ulang dan guru juga memberikan pertanyaan secara lisan dan dijawab secara rebutan jika benar dapat menambah poin pada kelompoknya. Guru memberikan penghargaan berupa gambar piala kepada pemenang 1, 2 dan 3. Gambar Piala dibagikan pada setiap siswa. Setelah permainan selesai guru bersama menarik kesimpulan dan guru memberikan tindak lanjut berupa soal evaluasi.

51 b) Observasi Pada saat pembelajaran siklus 2 berlangsung peneliti mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir dengan cara mengisi lembar observasi guru (terlampir) yang telah disediakan. Hasil observasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pertemuan 1 Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1, tampak adanya peningkatan keaktifan siswa. Siswa menunjukkan ketertarikan terhadap permainan dan media yang digunakan sehingga lebih termotivasi. Antusiasme siswa untuk memenangkan permainan memacu siswa untuk lebih terlibat. Dalam pembelajaran siswa sudah tidak kebingungan dalam kegiatan pembelajaran. Penguasaan materi yag diterima siswa sudah lebih baik. Hal itu dikarenakan guru dalam pembelajaran sudah melaksakan rencana pembelajaran sudah optimal. Pada pertemuan 1 ini siswa sudah nampak berani berbicara dalam mengungkapkan pendapatnyadi depan teman-temannya. Pada pertemuan ini siswa lebih leluasa dalam permainan dikarenakan bertempat di luar kelas. Guru sudah membimbing siswa dengan baik dan sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Dari hasil observasi dapat dikatakan guru melaksanakan pembelajaran dalam kategori sangat baik. b. Pertemuan 2 Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1, pembelajaran pada pertemuan 2, maka pembelajaran dilanjutkan seperti halnya pada pertemuan 1 tampak adanya peningkatan keaktifan siswa. Siswa menunjukkan ketertarikan terhadap permainan dan media yang digunakan sehingga lebih termotivasi. Antusiasme siswa untuk memenangkan permainan memacu siswa untuk lebih terlibat dalam kegiatan. Guru memaparkan bahwa siswa yang pada kegiatan pembalajaran biasanya ramai dan lari-lari terlihat diam dan aktif dalam kelompoknya ketika dengan metode bermain ini diterapkan. Penguasaan materi yag diterima siswa baik. Hal itu dikarenakan guru dalam pembelajaran sudah melaksakan rencana pembelajaran secara optimal. Guru juga sudah memberikan motivasi kepada siswa. Dalam kegiatan permainan pada

52 pertemuan ini siswa berkompetisi secara sehat, dan dalam permainan kelompok yang kalah dapat menerima kekalahan dengan lapang dada. Hal itu karena guru memberikan penguatan kepada kelompok yang kalah. Dari hasil observasi dapat dikatakan guru melaksanakan pembelajaran dalam kategori sangat baik. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 sudah baik. Hal itu dibuktikan ketertarikan dan antusias dalam pembelajaran sudah meningkat serta keberanian siswa berbicara mengungkapkan pendapatnya di depan temantemannya. Pembelajaran sudah melibatkan siswa secara aktif dan guru hanya sebagai fasilitator. Hasil Tindakan Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2 guru melakukan penilaian yang menggunakan soal evaluasi tertulis pada akhir pembelajaran dan diperoleh hasil belajar siklus 2 pada siswa kelas 2 SD Negeri Papringan 03 semester 2 tahun 2012/2013 dapat disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 10 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 2 SD Negeri Papringan 03 Tahun Pelajaran 2012/2013 No. Interval Frekuensi Persentase 1 70-75 1 7,70% 2 76-81 1 7,70% 3 4 5 6 82-87 88-93 94-99 >99 0 4 0 7 0% 30,76% 0% 53,84 Jumlah 13 100% KKM 70 Rata-rata nilai IPA 93 Nilai tertinggi IPA 100 Nilai terendah IPA 70 Dari tabel 10 menunjukkan bahwa untuk siswa dengan nilai 70-75 terdapat 1 siswa (7,70%), sedangkan siswa dengan nilai 76-81 terdapat 1 siswa (7,70%), siswa yang mendapat nilai 88-93 sebanyak 4 sisiwa (30,76%) dan siswa yang mendapat nilai >99 adalah 7 siswa (53,84%). Dengan rata-rata 93, dan nilai

53 tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 70. Berdasaran tabel 10 dapat digambarkan diagram berikut. 8 7 6 Frekuensi 5 4 3 2 1 0 70-75 76-8 82-87 88-93 94-99 >99 Nilai interval No Gambar 5 Diagram Hasil Belajar IPA Siklus 2 Tabel 11 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA Siklus 2 Kategori ketuntasan belajar siswa Skor Jumlah siswa Persentase 1 Tuntas 70 13 100% 2 Tidak Tuntas > 70 0 0% Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai tes evaluasi pada siklus 2 bahwa sebanyak 13 siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan (100%). Keterangan tabel di atas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran di bawah ini:

54 0% Tuntas 100% tuntas tidak tuntas Gambar 6 Diagaram Ketuntasan Belajar IPA Siklus 2 Berdasarkan distrubusi nilai tes evaluasi ketuntasan belajar menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan metode bermain dengan media puzzle. Peningkatan hasil belajar pada siklus 2. Hal itu terbukti pada siklus I hasil belajar siswa tuntas sebesar 100 % dengan nilai rata-rata siswa 93 serta nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah 70. Hal itu membuktikan bahwa ada peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 23,08%. 2. Refleksi Siklus 2 Setelah melaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan refleksi dan analisis hasil tes pada siklus 2 dari semua jumlah siswa (13) semua dinyatakan tuntas. Hasil observasi kinerja guru sangat baik pada siklus 2 ini, yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan pembelajaran sudah melibatkan siswa secara aktif. 2. Pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3. Pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah lebih membimbing siswa dalam pelaksanaan permainan dan juga sudah memberikan semangat atau motivasi. Guru juga sudah dapat mengajarkan kepada siswa dalam permainan untuk berkompetisi secara sehat dan menerima kekalahan. Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa siswa antusias dalam pembelajaran. Hal itu dibuktikan bahwa

55 siswa merasa senang dan seluruh siswa sudah berperan aktif dan mampu bekerja sama dengan kelompoknya. Dari pembelajaran yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode bermain dengan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada kelas 2 dengan dibuktikan dari 13 siswa sudah sesuai kriteria ketuntasan yaitu 100%. 4.2 Analisis Data 1. Sebelum Tindakan Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas 2 SD Negeri Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang sebelum tindakan, terlihat bahwa siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau dengan persentase 61, 54 %. Sedangkan siswa yag mampu mencapai KKM berjumlah 5 siswa dengan persentase 38, 46%. Nilai Maksimum yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai minimumya 30. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebelum tindakan sebesar 57. 2. Siklus 1 Berdasarkan dari hasil analisa data, kegiatan pembelajaran di kelas 2 SD Negeri Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, bahwa ada peningkatan nilai siswa setelah penerapan metode bermain dengan media puzzle dengan nilai rata-rata 57 sebelum diadakan tindakan dan setelah diadakan tindakan pada siklus I nilai rata-rata menjadi 83. Berarti pembelajaran telah berhasil dan sesuai recana dengan indikator keberhasilannya > 75% yaitu jumlah siswa mencapai KKM terdapat 10 siswa atau 76,92%, dan siswa yang masih mendapat nilai di bawah KKM ada 3 siswa atau 23,08% dengan nilai minimum 40 dan nilai maksimum 100 dengan jumlah siswa kelas 2 seanyak 13 siswa. Dalam pembelajaran siklus 1 masih terdapat kekurangan-kekurangan sehingga perlu perbaikan dalam pembelajaran pada siklus 2. Meskipun sebagian besar hasil belajar siswa sudah tuntas tetapi dalam kegiatan siklus 1 penerapan metode bermain dengan media puzzle ini masih memiliki kekurangan antara lain : pembagian kelompok dengan cara berhitung belum efektif dibuktikan dalam

56 kelompok tidak homogen, guru kurang membimbing saat penyusunan puzzle, guru belum melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara optimal, siswa bermain dalam kelas kurang leluasa. Untuk kelebihan pada siklus I ini terbukti hasil belajar siswa sudh mengalami peningkatan di atas (KKM=70). Selain itu siswa lebih tertarik pada saat pembelajaran terbukti siswa terbiasa ramai tetapi pembelajaran ini tidak ramai, kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan dan antusias siswa lebih meningkat karena pembelajaran yang diterapkan dengan metode bermain, siswa lebih aktif saat pembelajaran, keberaninan siswa menungkapkan jawabannya kepada temannya serta pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. 3. Siklus 2 Kekurangan yang terdapat pada siklus 1 dan diperbaiki pada siklus 2. Hasil dari siklus 1, siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai mata pelajaran IPA tentang kegunaan alat penghasil energi dan cara menghemat sumber energi, dengan nilai rata-rata 93, nilai terendah 70 dan nilai tertingi 100. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan KKM yaitu 70 ada 13 siswa atau 100% dari jumlah seluruh siswa. Jadi, pembelajaran siklus II ini seluruh siswa sudah mencapai KKM. Kekurangan pada siklus 1 sudah dapat diperbaiki pada siklus 2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan metode bermain dengan media puzzle yang dilakukan pada materi Energi untuk siswa kelas 2 di SD Negeri Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang berhasil dan sesuai tujuan yang diharapakan. Berikut ini pembahasan mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada saat pra siklus, siklus 1 dan sikluas 2 dapat ditunjukkan pada tabel 15.

57 Tabel 12 Distribusi Perbandingan Hasil Belajar IPA Pada Prasiklus, iklus 1, Siklus 2 Pra Siklus Siklus I Siklus II Ketuntasan Frek. siswa Persentase (%) Frek. Siswa Persentase (%) Frek. Siswa Persentase (%) Tuntas ( 70) 5 38, 46% 10 76,92%, 13 100% Tidak Tuntas (< 70) 8 61, 54 % 3 23,08% 0 0% Jumlah 13 100% 13 100% 13 100% Dari tabel 12 terlihat bahwa ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus 1 dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan belajar hanya dicapai oleh 5 siswa dari seluruh siswa (13 siswa) yaitu sebesar 38,47%. Sedangkan pada siklus 1 ketuntasan belajar dapat dicapai oleh 10 siswa dari seluruh siswa (13 siswa) yaitu sebesar 76,92%. Hal itu menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yang dicapai siswa. Sama halnya pada siklus 2, pada siklus 2 ketuntasan belajar dicapai oleh 13 siswa (100%). Jadi, semua siswa sudah mencapai ketuntasan. Tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar prasiklus, siklus 1 dan siklus 1 dapat diperjelas dengan diagram batang di bawah ini. 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Pra Siklus Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas Gambar 7

58 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Pada Pra Siklus, Sikus 1 dan Siklus II Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat, skor minimal hasil belajar IPA juga mengalami peningkatan dari hasil pra siklus 30, ke siklus I menjadi 40 dan pada siklus 2 menjadi 70. Hasil tersebut dapat dilihat dari grafik perbandingan nilai minimal hasil belajar IPA tentang energi berikut ini: 80 70 60 50 40 30 20 10 0 70 40 30 Pra Siklus Siklus I Siklus II Skor Minimal Gambar 8 Grafik Perbandingan Nilai Minimal Hasil Belajar IPA pada Prasiklus, Siklus 1, Siklus 2 Adapun perolehan skor maksimal juga mengalami peningkatan dari hasil prasiklus sebesar 80 meningkat menjadi 100 pada siklus 1 dan mengalami peningkatan kembali pada siklus 2 sebesar 100. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik perbandingan Nilai maksimal berikut ini: 120 100 80 60 40 Skor Maksimal 20 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 9

59 Grafik Perbandingan Nilai Maksimal Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 Pada perolehan nilai rata-rata juga mengalami peningkatan dari hasil prasikus 57 pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 83 dan mengalami peningkatan kembali pada siklus 2 menjadi 93. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik perbandingan skor rata-rata berikut ini: 100 80 60 40 Rata-rata 20 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 10 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rataHasil Belajar IPA pada Prasiklus, Siklus 1, Siklus 2 4.3 Pembahasan Terdapat 13 siswa kelas 2 di SD Negeri Papringan 03, 7 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Pada penelitian ini, pengajaran IPA pada siswa kelas 2 diterapkan metode bemain dengan media puzzle. Hasil belajar IPA pada kondisi awal sangat kurang memuaskan, terdapat > 50% nilai siswa yang berada dibawah nilai 70. Hal itu dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang inovatif yaitu masih konvensional sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dari hal itu maka guru dapat menggunakan metode pembelajaran dan media yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yaitu dengan metode bermain dengan media puzzle. Dalam kegiatan pembelajaran dengan metode bermain ini beberapa langkah-langkah, diantaranya adalah penyampaikan tujuan bermain, memotivasi siswa dalam kegiatan bermain, penyampaian materi pelajaran sebelum bermain. Pembagian siswa ke dalam kelompok-kelompok dibagi secara heterogen. Guru

60 harus memberikan aturan permainan agar permainan dapat teratur serta melatih disiplin siswa. Dalam penerapan metode bermain dengan media puzzle guru membimbing dalam penyusunan puzzle. Metode bermain dengan media puzzle pada akhir permainan mendapatkan pengahargaan atau hadiah agar lebih menarik antusias siswa. Untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan juga terdapat evaluasi pada akhir pembelajaran. Metode bermain dengan media puzzle ini dapat diterapkan pada pelajaran IPA, hal itu karena pembelajaran ini siswa aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA siswa diharapkan untuk dapat menemukan masalah dan menyelesaikan masalah, untuk itu metode ini dapat diterapkan. Pada penelitian ini pengajaran pada materi energi, jadi media yang digunakan adalah puzzle alat-alat penghasil energi yang ada di lingkungan sekitar anak sesuai dengan prinsip pembelajaran IPA. Dari penelitian yang dilakukan dengan menerapkan metode bermain dengan media puzzle menunjukkan bahwa hasil belajar IPA pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Persentase ketuntasan belajar pada kondisi awal adalah 38, 46%, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 1 persentase ketuntasan belajar meningkat menjadi 76,92%. Sedangkan pada persentase tuntas belajar siklus 2 semakin meningkat menjadi 100 %, terdapat selisih persentase sebesar 23,08 % dari siklus 1. Dalam proses pembelajaran dengan metode bermain dengan media puzzle terlihat bahwa antusias siswa semakin meningkat serta menyenangkan bagi siswa. Hal itu karena masa SD adalah masa-masa bemain. Media yang digunakan siswa juga membuat siswa semakin tertantang untuk menyusunnya agar dapat mengetahui gambar apa yang terbentuk. Dengan media puzlle membuat siswa lebih mudah mengingat pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator saja.