BAB IV ANALISIS HUKUM FORMIL DAN MATERIIL TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO NO. 021/PDT.P/2007/PA.PWR.

dokumen-dokumen yang mirip
P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

P E N E T A P A N Nomor 20/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

ب س م الله ال رح م ن ال رح یم

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 0051/Pdt.P/PA.Gs/2010 TENTANG WALI ADLAL KARENA PERCERAIAN KEDUA ORANG TUA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PUTUSAN PA SURABAYA OLEH PTA SURABAYA

ب س م ال رح م ن ال رح ی م

PENETAPAN NOMOR XXXX/Pdt.P/2016/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ب س م الل ه ال رح م ن ال رح ي م

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

P E N E T A P A N. Nomor : 44/Pdt.P/2012/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N NOMOR : 0018/Pdt.P/ 2013/PA.Kbm BISMILAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ب س م الله ال رح م ن ال رح ی م

PENETAPAN. Nomor XXXX/Pdt.P/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Pengangkatan Anak Di Pengadilan Agama Bantul (Studi Kasus Penetapan

PENETAPAN /Pdt.P/2014/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor 0004/Pdt.P/2014/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor : XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PENETAPAN Nomor : XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG CERAI TALAK

P E N E T A P A N Nomor : 10/Pdt.P/2011/PA.Tbh

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

P E N E T A P A N. Nomor 17/Pdt.P/2015/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 042/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor : 70 /Pdt.P/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P E N E T A P A N Nomor:0045/Pdt.P/2010/PA.Wno

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 69/PDT.P/2013/PA.MLG TENTANG PENGAJUAN PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR

P U T U S A N. Nomor 140/Pdt.G/2013/PA.Blu BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

PENETAPAN. Nomor 0067/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA : : : : :

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Nomor : 0032/Pdt.P/2011/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor ; 026/Pdt.P/2012/PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 39/Pdt.G/2011/PA.MTo. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

PENETAPAN NOMOR XXXX/Pdt.P/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM PUTUSAN NOMOR: 0151/Pdt.G/2014/PA.Mlg

PENETAPAN Nomor : 03/Pdt. P/2011/PA. Pkc

PENETAPAN Nomor : 006/Pdt.P/2013/PA.TPI BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

bismillahirrahmanirrahim

PENETAPAN. Nomor : /Pdt.P/2013/PA.TPI BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN WALI HAKIM OLEH KEPALA KUA DIWEK JOMBANG TANPA UPAYA MENGHADIRKAN WALI NASAB

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. pada tingkat pertama, telah melaksanakan sidang keliling bertempat di Desa

PUTUSAN Nomor : 044/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

AD{AL DENGAN ALASAN CALON SUAMI SEORANG MUALLAF DAN

PUTUSAN Nomor : 049/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. Alamat : Jl. AES Nasution Gang Samudin Rt 11 Rw 02

Salinan P E N E T A P A N Nomor: 0020/Pdt.P/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor 033/ Pdt.P/2011/ PA. Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 0007/Pdt.P/2012/PA.Dmk.

SALINAN P E N E T A P A N Nomor: 002/Pdt.P/2012/PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor: 0177/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

ف ض ل ه و ال له و اس ع ع ل ي م BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan disyariatkan oleh agama sejalan dengan hikmah manusia

P U T U S A N Nomor 0633/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 277/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0009/Pdt.G/2015/PTA.Pdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1142/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PENETAPAN. Nomor: 02/Pdt.P/2009/PA.Sgt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Salinan. Nomor : 0015/Pdt.P/2011/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Salinan P E N E T A P A N Nomor:003/Pdt.P/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor XXXX/Pdt.P/2016/PA.Ktbm. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0097/Pdt.P/2015/PA.Pas.

P U T U S A N Nomor : 028/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN. Nomor 7/Pdt.P/2017/PA.Kras. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. penetapan dalam perkara pengesahan nikah yang diajukan oleh:

P E N E T A P A N Nomor 127/Pdt.P/2010/PA Tse BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

S A L I N A N P E N E T A P A N Nomor : 71/Pdt. P/2009/PA Kab.Mn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

17 tahun 5 bulan ;

PENETAPAN Nomor XXXX/Pdt.P/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ب س م الله ال رح م ن ال رح ی م

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N Nomor 0655/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN. Nomor:0034/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

PENETAPAN Nomor : 02/Pdt. P/2011/PA. Pkc

P U T U S A N Nomor : 0243/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor /Pdt.P/2015/PA.Sgr. DUDUK PERKARA

TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

P E N E T A P A N Nomor : 320/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0979/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

P E N E T A P A N Nomor:004/Pdt.P/2008/PA.Wno DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan

P E N E T A P A N Nomor 0090/Pdt.P/2015/PA.Pas.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

P U T U S A N Nomor 2432/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

P E N E T A P A N Nomor : XX/Pdt.P/2013/PA.Ktbm.

P U T U S A N. Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM FORMIL DAN MATERIIL TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO NO. 021/PDT.P/2007/PA.PWR. A. Analisis Hukum Formil Terhadap Penetapan Pengadilan Agama Purworejo Nomor.021/Pdt.P/2007/PA.Pwr. Tentang Permohonan Wali Adhal Karena Kepercayaan Wali Terhadap Adat Jawa (Madureso = Adu Pojok). Hukum formil (hukum acara) adalah rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara bagaimana orang harus bertindak di muka pengadilan dan bagaimana cara pengadilan harus bertindak satu sama lain untuk melaksanakan perjalanannya peraturan-peraturan hukum perdata. 1 Suatu putusan/penetapan yang merupakan prodak hukum dari persidangan terhadap suatu perkara harus sesuai dengan hukum formil dan materil yang berlaku. Jika salah satu dari unsur tersebut tidak terpenuhi maka bisa dikatakan suatu putusan/penetapan tersebut cacat hukum. Untuk mengetahui kebenaran dan sesuai atau tidaknya dengan hukum maka penyusun akan membandingkan praktek penyelesaian perkara wali adhal yang dilaksanakan oleh Pengadilan Agama Purworejo dengan prosedur penyelesaian perkara wali adhal pada Pengadilan Agama, yaitu seperti berikut; 1 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama Jakarta, Kencana, 2006, cet IV). Hlm. 2 68

69 Praktek penyelesaian perkara wali adhal di Pengadilan Agama Purworejo. 1) Dalam menetapkan adhalnya wali harus ditetapkan dengan keputusan Pengadilan Agama. Penetapan hari sidang pada perkara wali adhal yang ditetapkan oleh Pengadilan Agama Purworejo, menunjuk hakim Drs. Jojo Suharjo sebagai ketua majelis. Dan Drs. Tubagus Masrur. Drs Sujiyanto sebagai hakim anggota, pada tanggal 03 September 2007. 2) Dari calon mempelai wanita mengajukan permohonan penetapan adhalnya wali dengan Surat Permohonan. Adapun surat permohonan tersebut memuat: a) Identitas calon mempelai wanita sebagai (pemohon). Nama Umur Agama Alamat : TRI WAHYUNINGSIH S. Sos., binti MARSONO : 32 tahun : Islam : Dusun Satu Tondo Mantren, Desa Lugu Rt.01 Rw.01, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, b) Uraian tentang pokok perkara. i) Bahwa antara Pemohon dengan SISWO SUSILO bin SURIPTO telah saling mencintai dan sepakat untuk melangsungkan pernikahan. ii) Bahwa antara Pemohon dengan SISWO SUSILO bin SURIPTO tidak ada hubungan nasab, tidak sesusuan dan tidak ada halangan untuk menikah.

70 iii) Bahwa Pemohon juga sudah mendaftarkan rencana pernikahan tersebut di KUA Kecamatan Butuh, tetapi ditolak dengan alasan wali nikah adhal/enggan. iv) Bahwa Pemohon, calon suami dan perangkat desa sudah berusaha membujuk ayah Pemohon agar berkenan menikahkan Pemohon tetapi ayah Pemohon tidak mau dengan alasan yang tidak masuk akal. c) Petitum, yaitu mohon ditetapkan adhalnya wali dan ditunjuk wali hakim untuk menikahkannya. 3) Permohonan diajukan ke Pengadilan Agama Purworejo sesuai dengan tempat tinggal calon mempelai wanita (pemohon). 4) Perkara penetapan adhalnya wali ini berbentuk voluntair. Permohonan wali adhal di Pengadilan Agama diproses sebagai perkara voluntair yang hanya melibatkan calon mempelai wanita sebagai pemohon tanpa ada pihak lain yang dijadikan sebagai termohon. Jika perkara tersebut diputus dengan contentious maka perkara tersebut akan memperlambat perkawinan dari kedua calon mempelai, dan nantinya akan menimbulkan kemadhorotan jika tidak segera ditetapkan, diantara kemadhorotan itu adalah perbuatan zina hingga hamil diluar nikah dan nikah sirri, sedangkan hal itu tidak sesuai dengan syar i. 5) Pengadilan Agama Purworejo menetapkan hari sidangnya pada hari Kamis, tanggal 20 September 2007. Jam 09.00 WIB. Memerintahkan kepada jurusita

71 untuk memanggil pemohon dan memanggil pula wali pemohon tersebut untuk didengar keterangannya di dalam persidangan, kepada para pihak diberitahukan pula untuk mempersiapkan beserta para saksi dan bukti yang dikehendaki untuk diperiksa. 6) Pengadilan Agama memeriksa dan menetapkan adhalnya wali dengan cara singkat. 7) Pihak wali yang bernama Marsono bin Parto Utomo, sebagai saksi utama telah dipanggil secara resmi dan patut, namun tetap tidak hadir sehingga tidak dapat didengar keterangannya, maka hal ini dapat memperkuat enggannya wali karena mempercayai adat jawa (madureso = adu pojok). Akan tetapi apabila pihak wali telah hadir dan memberikan keterangannya maka hakim harus mempertimbangkan dengan mengutamakan kepentingan pemohon terlebih dahulu. 8) Untuk memperkuat adhalnya wali, maka majelis hakim mendapatkan keterangan dari saksi-saksi maupun bukti tertulis yang tercantum dalam penetapan yaitu (P.1) (P.2) (P.3) (P.4) dan (P.6), agar tidak sepihak untuk menggali informasi tersebut. Diantara para saksi-saksi tersebut yaitu; Yuwono bin Setrodimejo dan Rumirin bin Slamet Parto Harjono. Dari para saksi tersebut menyatakan bahwa sudah membujuk walinya agar mau menikahkan putinya namun wali tersebut masih enggan karena alasan rumahnya saling berhadapan madureso, dan di khawatirkan akan cepat meninggal dunia.

72 9) Apabila wali yang enggan menikahkan tersebut mempunyai alasan-alasan yang kuat menurut hukum perkawinan dan sekiranya perkawainan tetap dilangsungkan justru akan merugikan pemohon atau terjadinya pelanggaran terhadap larangan perkawinan, maka permohonan pemohon akan ditolak. Adapun alasan-alasan yang dibenarkan menurut hukum perkawinan diantaranya yaitu; a) Ada hubungan darah dalam garis lurus vertikal maupun horizontal b) Ada hubungan semenda c) Ada hubungan sepersusuan. 2 Jika terdapat alasan-alasan diatas maka permohonan bagi pemohon akan ditolak oleh majelis. 10) Dari proses penyelesaian tersebut, maka hakim berpendapat bahwa wali nikah bernama Marsono bin Parto Utomo telah benar-benar adhal tanpa alasan yang sah, dan pemohon tetap pada permohonannya maka hakim mengabulkan permohonan pemohon dengan menetepkan adhalnya wali dan menunjuk kepada M. Zainuri selaku pejabat KUA Kecamatan Butuh, selaku Pegawai Pencatat Nikah (PPN), untuk bertindak sebagai wali hakim. Demikian dijatuhkan penetapan ini pada hari Kamis tanggal 20 September 2007 M. Bertepatan tanggal 8 Ramadhan 1428 H, oleh Drs. Jojo Suharjo sebagai ketua majelis. Drs. Tubagus Masrur dan Drs Sujiyanto masing-masing sebagai hakim anggota, serta didampingi oleh Agus Mutholib, 2 Lihat bukunya Drs. H. Abdul Manan. Op., cit. Hlm 16-17

73 AR, BA., sebagai panitia pengganti, penetapan dibacakan pada hari itu juga dalam persidangan terbuka untuk umum oleh majelis tersebut yang dihadiri oleh pemohon dan calon pemohon. 11) Agar tidak menimbulkan perselisihan yang menyebabkan antara wali hakim dan wali nasab, maka sebelum akad nikah itu dilangsungkan, wali hakim meminta kembali kepada wali nasabnya untuk menikahkan calon mempelai wanita, sekalipun sudah ada penetapan Pengadilan Agama Purworejo tentang adhalnya wali. 12) Karena wali nasabnya tetap adhal, maka akad nikah dilangsungkan dengan wali hakim dari KUA Kecamatan Butuh yang bertindak sebagai wali hakimnya. 3 Menurut Drs. H. A. Mukti Arto, SH. Dalam bukunya Praktek- praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama menyebutkan sebagaiberikut; Prosedur cara penyelesaian perkara wali adhal. 1) Untuk menetapkan adhalnya wali harus ditetapkan dengan keputusan Pengadilan Agama. 2) Calon mempelai wanita yang bersangkutan mengajukan permohonan penetapan adhalnya wali dengan "Surat Permohonan". 3) Surat permohonan tersebut memuat: a) Identitas calon mempelai wanita sebagai "pemohon". 3 Wawancara. Drs. Mufarikin. S. H. Wawancaara (Hakim Di Pengadilan Agama Purworejo). Pada Tanggal 05 Maret 2012

74 b) Uraian tentang pokok perkara. c) Petitum, yaitu mohon ditetapkan adhalnya wali dan ditunjuk wali hakim untuk menikahkannya. 4) Permohonan diajukan ke Pengadilan Agama di tempat tinggal calon mempelai wanita (pemohon). 5) Perkara penetapan adhalnya wali berbentuk voluntair. 6) Pengadilan Agama menetapkan hari sidangnya dengan memanggil pemohon dan memanggil pula wali pemohon tersebut untuk didengar keterangannya. 7) Pengadilan Agama memeriksa dan menetapkan adhalnya wali dengan cara singkat. 8) Apabila pihak wali sebagai saksi utama telah dipanggil secara resmi dan patut namun tetap tidak hadir sehingga tidak dapat didengar keterangannya, maka hal ini dapat memperkuat adhalnya wali. 9) Apabila pihak wali telah hadir dan memberikan keterangannya maka harus dipertimbangkan oleh hakim dengan mengutamakan kepentingan pemohon. 10) Untuk memperkuat adhalnya wali, maka perlu didengar keterangan saksisaksi. 11) Apabila wali yang enggan menikahkan tersebut mempunyai alasan-alasan yang kuat menurut hukum perkawinan dan sekiranya perkawainan tetap dilangsungkan justru akan merugikan pemohon atau terjadinya pelanggaran terhadap larangan perkawinan, maka permohonan pemohon akan ditolak.

75 12) Apabila hakim berpendapat bahwa wali telah benar-benar adhal dan pemohon tetap pada permohonannya maka hakim akan mengabulkan permohonan pemohon dengan menetepkan adhalnya wali dan menunjuk kepada KUA Kecamatan, selaku Pegawai Pencatat Nikah (PPN), di tempat tinggal pemohon untuk bertindak sebagai wali hakim. 13) Terhadap penetapan tersebut dapat dimintakan banding. 14) Sebelum akad nikah dilangsungkan, wali hakim meminta kembali kepada wali nasabnya untuk menikahkan calon mempelai wanita, sekalipun sudah ada penetapan Pengadilan Agama tentang adhalnya wali. 15) Apabila wali nasabnya tetap adhal, maka akad nikah dilangsungkan dengan wali hakim. 4 Dari cara pemyelesaian perkara wali adhal di Pengadilan Agama Purworejo Nomor.021/Pdt.P/2007/PA.Pwr. Tentang permohonan wali adhal karena kepercayaan wali terhadap adat jawa (Madureso = adu pojok) dengan prosedurnya pada Pengadilan Agama, bahwa sudah sesuai dengan hukum formil yang berlaku, dan tidak cacat hukum dalam pelaksanaanya dipersidangan PA Purworjo. Untuk menetapkan wali hakim sebagai wali nikah dari perempuan yang wali nasabnya adhal, maka Pengadilan Agama Purworejo mendasarkan pada Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 1987 tentang wali hakim. Serta KHI pasal 23 ayat 4 Drs. H. A. Mukti Arto, SH. Praktek- praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. (Yogyakarta, Pustaka Pelajar. 1996). Hlm. 244

76 (2) yaitu: dalam hal wali adhal atau enggan, maka wali hakim baru bertindak sebagai wali nikah setelah ada putusan Pengadilan Agama tentang wali tersebut. Dengan demikian, penetapan Pengadilan Agama Purworejo yang telah mengabulkan permohonan wali adhal dan mendapatkan wali hakim tersebut dinilai telah sesuai dengan hukum yang berlaku, bahkan jika melihat segi madhorot dan maslahat, hal ini harus dilakukan demi menghindari kemadhorotan yang tidak diinginkan oleh syara. B. Analisis Hukum Materiil Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Penetapan Pengadilan Agama Purworejo Nomor. 021/Pdt.P/2007/PA.Pwr. Tentang Permohonan Wali Adhal Karena Kepercayaan Wali Terhadap Adat Jawa (Madureso = Adu Pojok) Hukum materiil adalah segala hukum pokok yang mengatur kepentingankepentingan perseorangan, 5 merupakan hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan-kepentingan yang berwujud perintah dan larangan dimana dalam suatu putusan/penetapan dalam suatu pertimbangan hukum. Dari perkara ini yaitu pemohon akan melangsungkan pernikahan dengan seorang laki-laki pilihannya yang dinilai cukup memenuhi syarat sebagai calon suami yang baik bagi pemohon. Untuk maksud tersebut, calon suami pemohon juga sudah datang kepada walinya yang didampingi oleh pemohon sebanyak 5 kali. Namun permasalahannya adalah, bahwa wali menolak menjadi wali nikah dalam pernikahan putrinya, dengan alasan madureso, yaitu antara rumah calon 5 Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, (Jakarta: PT Intermasa, 1992, cet 24) Hlm.9

77 istri dan calon suami saling berhadapan sehingga hanya menyeberang saja untuk mencapainya. karena letak rumah calon mempelai dalam Adat Jawa tidak cocok/tidak bisa dipadukan dan dilarang. Ketidakcocokan tersebut dipercaya akan menimbulkan hal-hal yang tidak baik dalam kehidupan rumah tangga mempelai kelak. Karena alasan penolakan tersebut, pemohon mengajukan permohonan penetapan wali adhal ke Pengadilan Agama Kabupaten Purworejo dan hasilnya permohonan tersebut dikabulkan. Dari penelitian yang telah saya lakukan dengan menggunakan sumber data dari dokumen penetapan wali adhal serta wawancara kepada para hakim dalam perkara ini, ditemukan beberapa pertimbangan hakim di dalam hasil wawancara dan beberapa pertimbangan yang telah tercantum dalam berkas penetapan permohonan wali adhal ini yaitu: a. Antara pemohon dan calon suaminya tidak ada larangan untuk melaksanakan pernikahan. b. Berdasarkan keterangan saksi serta bukti, telah terbukti wali nikah pemohon menolak untuk menikahkan pemohon dengan calon suaminya. c. Penolakan wali nikah kepada pemohon untuk menikahkan pemohon dengan calon suami tidak berdasarkan hukum. d. Penolakan wali nikah kepada pemohon untuk menikahkan pemohon dengan calon suami tidak sesuai dengan syar i

78 Selain dari beberapa pertimbangan hakim di atas, ada juga beberapa pertimbangan hakim yang diperoleh dari hasil wawancara yaitu: e. Tidak hadirnya wali nikah pemohon di persidangan dipandang tidak hendak membantah permohonan pemohon. f. Pertimbangan hakim melihat dari hubungan pemohon dan calon suaminya agar tidak terjadi penyimpangan dan pelanggaran hukum Pertimbangan-pertimbangan tersebut akan penyusun analisis lebih lanjut untuk dapat diketahui dasar hukum yang dipergunakan. 1) Antara pemohon dan calon suaminya tidak ada larangan untuk melaksanakan pernikahan. Pada dasarnya setiap laki-laki muslim dapat saja menikah dengan wanita yang disukainya. Namun prinsip itu tidak berlaku mutlak, karena ada batasbatasnya dalam bentuk larangan-larangan perkawinan menurut hukum Islam. Hal ini seperti dikatakan oleh hakim Drs. Tubagus Masrur S. H dalam memandang perkara ini bahwa salah satu pertimbangannya adalah melihat calon mempelai perempuan dalam pinangan orang lain atau tidak, kemudian dalam hubungan mahram atau tidak, dan masih sepersusuan atau tidak dengan calon suaminya. 6 Sedangkan peraturan yang mengatur tentang beberapa larangan perkawinan dalam hukum Islam, telah termaktub dalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 39, 40, 41, 42 dan 43. Dalam perkara ini, pemohon 6 Drs. Tubagus masrur. Wawancara, (Hakim Anggota Di Pengadilan Agama Purworejo). Pada Tanggal 08 Maret 2012

79 dan calon suaminya telah memenuhi syarat-syarat dan tidak ada larangan untuk melaksanakan pernikahan karena pemohon tidak sedang dalam pinangan orang lain dan juga tidak ada pertalian darah ataupun sepersusuan dengan calon suami pemohon. Begitu juga larangan untuk dinikahi selamalamanya ataupun larangan pernikahan sementara. 2) Berdasarkan keterangan saksi dan bukti, tentang terbuktinya wali nikah pemohon menolak untuk menjadi wali dalam pernikahan pemohon dengan calon suaminya. Hal ini menunjukkan bahwa dasar yang digunakan majelis hakim untuk menetapkan adhalnya wali adalah bukti-bukti serta fakta-fakta hukum yang berkaitan dengan perkara tersebut. Hal ini sesuai dengan pasal 163 HIR yang menyatakan bahwa Barang siapa yang mengatakan ia mempunyai hak, atau ia menyebutkan suatu perbuatan untuk menguatkan haknya itu, atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu. 7 Sementara itu, alat bukti dalam hal ini berupa bukti surat dan saksi. Bukti surat yang pokok dalam perkara wali adhal adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama setempat (P.I) yakni bahwa ternyata walinya tidak bersedia menjadi wali. Sedangkan saksi adalah orang-orang yang mengetahui adanya permasalahan tersebut dan saksi- Hlm.74. 7 Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Dalam Lingkungan Peradilan Agama. Op,. Cit.

80 saksi akan dimintai keterangan mengenai keengganan wali dan juga keadaan kedua calon mempelai. 3) Penolakan wali nikah kepada pemohon untuk menikahkan pemohon dengan calon suami tidak berdasarkan hukum. Alasan penolakan wali nikah untuk menikahkan pemohon dengan calon suaminya dinyatakan oleh hakim sebagai perbuatan yang tidak berdasarkan hukum. Para ulama sependapat bahwa wali tidak berhak merintangi perempuan yang di bawah perwaliannya, bila ia mencegah kelangsungan pernikahan tersebut tanpa alasan yang jelas berarti dia berbuat zhalim. 8 Jika ia minta dinikahkan dengan laki-laki yang sepadan dan maharnya mitsil. Dalam hal ini majelis hakim harus menetapkan wali pemohon sebagai wali adhal karena jelas bahwa wali pemohon menolak menikahkan karena kepercayaan wali terhadap adat jawa madureso tidak berdasarkan hukum. 4) Penolakan wali nikah kepada pemohon untuk menikahkan pemohon dengan calon suami tidak sesuai dengan syar i. Jika wali menghalangi karena alasanalasan yang dibenarkan syara, maka dalam keadaan seperti ini perwalian tidak berpindah ke tangan orang lain, karena tidak dianggap menghalangi. Akan tetapi dalam perkara penetapan adhalnya seorang wali yang mempercayai adat jawa madureso ini, majelis hakim melihat bahwa alasan penolakan wali tersebut tidak sesuai dengan syara. 8 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 7. Op,. Cit. Hlm. 27

81 5) Ketidak hadiran wali nikah pemohon dalam persidangan, dipandang tidak hendak membantah permohonan dari pemohon. Ketidak hadiran wali nikah pemohon dalam persidangan, itu dipandang tidak hendak membantah permohonan dari pemohon dalam persidangan. Sedangkan di dalam urusan perkara perdata, kedudukan hakim adalah sebagai penengah diantara pihak yang berperkara, ia perlu memeriksa, memutus, dan mendengarkan dengan teliti terhadap pihak-pihak yang berselisih itu. Itulah sebabnya pihak-pihak pada prinsipsnya harus semua hadir di muka sidang. Berdasarkan prinsip ini maka di dalam HIR misalnya, diperkenankan memanggil yang kedua kalinya (dalam sidang pertama), sebelum ia memutuskan verstek atau digugurkan. Karena kemungkinan ada para pihak yang tidak hadir dengan berbagai sebab dan keadaannya atau bahkan mungkin ada yang membangkang, maka demi kepastian hukum, cara-cara pemanggilan sidang diatur konkrit sehingga jika terjadi penyimpangan dari prinsip, perkara tetap di selesaikan. 9 ح د ث ن ا ه ن اد ح د ث ن ا ح س ين الج ع ف ي ع ن ز اي د ة ع ن س م ا ك ا بن ح رب, ع ن ح ن ش ع ن ع لي, ق ال : ق ال ل ى ر سول االله صلى االله عليه وسل م, ((إ ذ ا ت ق ا ض ى إ ل يك ر ج لا ن, ف لا ت ق ض ل لا و ل ح ت ى ت س م ع ك لا م الا خ ر ف س و ف ت د ر ي ك ي ف ت ق ض ي)) ق ال عل ي ف م ا ز ل ت ق اض ي ا ب ع د 10 ق ال أ ب و ع يس ى: ه ذ ا ح ديث ح س ن. 9 Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama (Jakarta: Rajawali Press, 1998). Hlm. 87 10 Abi Isa Muhammad Ibn Isa Ibn Surah. Al-Jami ul Shohih Sunan Tirmizdi Juz 3. (Bairut- Libanon. Darul Kutab Ilmiyah. tt). Hlm. 618

82 Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Husain al Ju fi dari Za idah dari Simak bin Harb dari Hanasy dari Ali ia berkata; Rosulullah SAW mengatakan kepadaku: jika ada dua orang mengajukan suatu perkara kepadamu maka janganlah engkau memutuskan hukum kepada orang pertama hingga engkau mendengar perkataan orang kedua, niscaya engkau akan mengetahui bagaimana engkau memutuskan hukum. Ali berkata; Setelah itu aku terus menjadi hakim. Abu Isa berkata; Hadist ini hasan. Wali dari pemohon bukanlah sebagai pihak termohon, akan tetapi saksi yang perlu dihadirkan di depan sidang untuk didengar keterangannya untuk kepentingan pemeriksaan, karena wali tersebut mempunyai hubungan hukum langsung dengan pemohon. Jadi bilamana permohonan cukup beralasan (terbukti) maka permohonannya akan dikabulkan dan jika tidak terbukti akan ditolak. 11 Begitu juga halnya para pihak dalam kasus ini, dalam hal ini wali pemohon telah dipanggil 3 kali namun tidak hadir walaupun telah dipanggil secara patut, sedangkan tidak datangnya wali didalam persidangan tidak disebabkan oleh suatu halangan yang sah. Jadi tidak memberitahukan bahwa lagi sakit atau sedang pergi. Sehingga berarti dalilnya sudah dianggap benar karena tidak membantah akibat ketidak hadirannya. Tidak membantah artinya mengakui, jika sudah mengakui maka menjadi fakta bahwa wali tersebut enggan untuk menikahkan putrinya. Oleh karena itu, walaupun wali dari pemohon membangkang untuk hadir memberikan keterangan mengenai alasannya menolak untuk menjadi wali dari pemohon, Majelis hakim tetap bisa mendapatkan informasi dari beberapa saksi yang telah dihadirkan dalam 11 Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama. Op., Cit. Hlm. 87

83 persidangan. Maka demi kepastian hukum, perkara permohonan wali adhal karena wali mempercayai tradisi madureso ini tetap dapat diselesaikan. 6) Pertimbangan hakim melihat dari hubungan pemohon dan calon suaminya agar tidak terjadi penyimpangan dan pelanggaran hukum Hal ini menunjukkan, bahwa hakim juga mempertimbangkan kemaslahatan dan kemadhorotan yang akan timbul jika tidak segera menunjuk wali hakim untuk menikahkan. Sehingga kekhawatiran atau bahaya yang akan timbul itu harus segera dicegah dengan jalan pernikahan. Sesuai dengan kaidah fiqhiyah yaitu. 12 د رء ال م ف ا س د م ق د م ع ل ى ج لب ال م ص ال ح Artinya: Menolak kerusakan itu (di dahulukan) dari pada menarik/mendapatkan kemaslahatan (kebaikan). Pertimbangan hakim menggunakan kaidah di atas karena madhorot yang akan terjadi lebih besar jika para hakim tidak mengabulkan permohonan wali adhalnya, diantara madhorot tersebut yaitu akan terjadinya perbuatan zina (kumpul kebo), serta akan terjadi nikah sirri dan kawin lari. Oleh karena itu sikap adhalnya wali tidak dibenarkan oleh syari at Islam, karena sudah menjadi kewajiban seorang wali untuk menikahkan anak perempuannya. 12 Abdul Hamid Hakim. Op,. Cit.