Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. Ilmu bahasa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna dari sebuah komunikasi

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB 2 LANDASAN TEORI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

Transkripsi:

Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata pragma yang berarti kegiatan, urusan, tindakan. Pandangan bahasa sebagai tindakan telah menjadi konsep di dalam apa yang saat ini dipahami sebagai linguistik pragmatik (Trosborg, 1995 : 5). Leech (1983) dalam Trosborg (1995: 5-6) memandang pragmatik terkait dengan bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi. Ia mendefinisikan pragmatik sebagai studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi percakapan. Hal ini serupa dengan definisi pragmatik atau goyouron menurut pandangan ahli linguistik Jepang (Hayashi, 1990 : 171) : 言語とそれが使われる場面 状況との関連を理論的に扱うのが語用論と言える Yang disebut dengan pragmatik adalah ilmu yang mengurusi secara teoritis hubungan bahasa dengan adegan atau situasi yang digunakan oleh bahasa tersebut. 18

Leech (1983) dalam Trosborg (1995: 5-6) menambahkan, studi pragmatik berurusan dengan makna ucapan, bukan arti kalimat. Perbedaan antara makna semantik dan pragmatis menjadi perhatian khusus. Semantik didefinisikan murni sebagai sebuah alat ekspresi dalam bahasa tertentu, sedangkan Leech melihat arti pragmatis relatif ke pembicara atau pengguna bahasa. Jika semantik menanyakan tentang apa artinya X?, maka pragmatik menanyakan apa yang Anda maksud dengan X?. 2.1.1 Teori Discourse Discourse atau percakapan atau wacana merupakan satu kegiatan atau peristiwa berbahasa lisan antara dua atau lebih penutur yang saling memberikan informasi dan mempertahankan hubungan yang baik (Parera, 1990 : 129). Stubbs (1993) dalam Sumarlam (2003 : 10-11) berpendapat bahwa wacana dibentuk dari satuan bahasa di atas kalimat atau klausa, baik lisan maupun tulis, dengan menggunakan konteks sosial untuk sampai pada pemahaman makna wacana. Stubbs (1993) menambahkan, analisis wacana merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas kalimat atau klausa, dan karenanya mengkaji satuan-satuan bahasa yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau teks tulis. Konsekuensinya, analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial; dan khususnya interaksi atau dialog antar petutur. 19

2.1.2 Teori Tindak Tutur Salah satu hal yang penting dalam interpretasi percakapan secara pragmatik, adalah konsep tindak tutur (Nurgiyantoro, 2002 : 317). Pertuturan adalah seluruh komponen bahasa dan non bahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut peserta di dalam percakapan, bentuk penyampaian amanat, topik, dan konteks amanat itu (Kushartanti, 2005 : 47). Austin dalam Hayashi (1990 : 178) mengemukakan bahwa pada setiap kesempatan, tindak yang dilakukan dalam memproduksi suatu ucapan akan terdiri dari tiga macam tindak pertuturan. Tiga macam tindakan tersebut adalah tindak lokusi : (hatsuwa koui), tindak ilokusi (hatsuwanai koui) dan tindak perlokusi (hatsuwa baikai koui). 1. Tindak Lokusi Menurut Yule (200 : 48), tindak lokusi adalah tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Nurgiyantoro (2002 : 317) menerangkan bahwa tindak bahasa lokusi adalah suatu bentuk ujaran yang mengandung makna adanya hubungan antara subjek dan predikat, pokok dengan sebutan, atau antara topik dengan penjelasan. Misalnya ucapan; Aku akan memainkan bunyi gendang, kata aku merupakan subjek, dan akan memainkang bunyi gendang predikat. Pada contoh tersebut tindak yang dituturkan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Tindak lokusi merupakan tindak yang paling mudah diidentifikasi, karena pengidentifikasian tinda lokusi tidak memperhitungkan konteks tuturannya (Rohmadi, 2004 : 30). 20

2. Tindak Ilokusi Di dalam pengungkapan ada beberapa fungsi di pikiran penutur yang membentuk ujaran tersebut, yang disebut pertuturan ilokusi (Yule, 2000 : 48). Dalam percakapan yang pragmatik sering terdapat banyak kalimat ujaran yang tidak lengkap, mungkin berupa penghilangan (baca: tidak diucapkannya) unsur subjek, predikat dan objek. Hal ini dimungkinkan terjadi, dan tetap komunikatif, karena percakapan telah dibantu konteks situasi. Kalimat ujaran yang tidak lengkap demikian, tentunya tidak dapat dipandang sebagai tindak lokusi yang menyaratkan hubungan subjek dan predikat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, ucapan tidak lengkap tersebut memiliki salah satu bentuk tindak ujar ilokusi, bahkan mungkin perlokusi. Misalnya, ucapan: O, ya, tidak memiliki unsur kelengkapan sebagai kalimat lengkap, namun ia berwujud kalimat tanya (ilokusi), dan mungkin merujuk pada makna minta penjelasan lebih lanjut, terkejut, atau bahkan mengejek (perlokusi) (Nurgiyantoro, 2002 : 318). Berdasarkan konsep bahwa tindak ujar ilokusi membedakan ujaran berdasarkan intonasi kalimat, sebuah kalimat ujaran dapat saja dimasukkan ke dalam jenis-jenis tertentu tindak ilokusi yang berbeda walau secara makna kurang lebih sama. Atau sebaliknya, jenis tindak ilokusinya sama, namun maknanya dapat berbeda. Ucapan: Datanglah kemari dengan Maukah kamu datang kemari? menyaran pada makna yang sama, namun dengan tindakan ilokusi yang berbeda (perintah dan tanya). Sedang ucapan O, Ya? bertindak ilokusi sama (tanya), namun makna yang disarankan dapat berbeda-beda (Nurgiyantoro, 2002 : 318). Tindak ilokusi sangat sulit diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbanglan penutur dan lawan tuturnya (Rohmadi, 2004 : 30). 21

3. Tindak Perlokusi Rohmadi (2004 : 32) mengemukakan bahwa tindak perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Huang (2007 : 220), yakni tindak perlokusi memusatkan pada efek dari ucapan terhadap lawan tutur. Tindak bahasa perlokusi melihat pada adanya bentuk pengucapan yang menyaran pada makna yang lebih dalam, yang tersembunyi di balik ucapan itu sendiri. Makna itu sendiri secara tak langsung diucapkan lewat percakapan, namun ia dapat ditafsirkan lewat konteks yang percakapan yang bersangkutan. Tindak perlokusi merujuk pada penafsiran makna yang tersirat daripada yang tersurat, makna yang dimaksud oleh pengarang sekaligus yang ditafsirkan oleh pembaca (Nurgiyantoro, 2002 : 319). 2.2 Tinjauan Umum Mengenai Janaika Berdasarkan pembagian kelas kata, janaika termasuk di dalam kelas kata shuujoshi. Saikusa (2004 : 20) mengemukakan bahwa terdapat berbagai variasi pada akhiran di dalam kalimat percakapan, di antaranya adalah kelas kata shuujoshi seperti janaika, mon, na, yo dan sebagainya. Shuujoshi yaitu partikel yang muncul di akhir kalimat (Masuoka dan Takubo, 1993 : 53). Saikusa (2004 : 24) menambahkan, janaika pada awalnya adalah bentuk negasi dari predikat kata benda da. 私は学生じゃない : saya bukan pelajar. 22

遊びに行くんじゃない : saya tidak pergi main. Noda (2002 : 204) membedakan tiga macam bentuk hitei gimon, nodewanaika dan dewanaika, seperti berikut ini. 1. Hitei gimon keishiki, merupakan bentuk tanya negasi yang berasal dari bentuk da dan -masu. 本だ 本じゃないか 2. Nodewanaika / njanai, merupakan bentuk tanya negasi yang berasal dari bentuk no da. 書くのだ 書くのではないか 3. Dewanaika / janaika, yaitu bentuk selain kedua bentuk yang telah dipaparkan. 書くではないか Berdasarkan pengelompokan tersebut, maka janaika pada penelitian ini mengacu pada jenis janaika kelompok ketiga. Bentuk janaika ini kerap kali muncul dengan beberapa variasi seperti yang dikemukakan oleh Saikusa (2004 : 24) sebagai berikut. じゃないか の形には 実際につぎのようにいくつかのバリエーションがある じゃ / では じゃない じゃん じゃないか じゃないの じゃんか じゃないですか / ではないですか じゃありませんか / ではありませんか Di dalam bentuk janaika, sesungguhnya terdapat beberapa variasi seperti berikut ini: ja/dewa, janai, jan, janaika, janaino, janka, janai desuka/dewanai desuka, ja arimasenka/ dewa arimasenka. 23

Adapun perubahan predikat yang diikuti bentuk janaika ditunjukkan pada tabel berikut ini. 2.2.1.1 Tabel Perubahan Predikat yang Diikuti Bentuk Janaika Bentuk Biasa Bentuk Sopan Tidak Lampau 書くではないか書くではありませんか 書くではないですか Verba Lampau 書いたではないか書いたではありませんか 書いたではないですか Tidak Lampau 本ではないか本ではありませんか 本ではないですか Nomina Lampau 本だったではないか本だったではありませんか 本ではないですか (Sumber: Noda, 2002 : 209). 24

2.2.1 Fungsi Penggunaan Janaika Terdapat lima buah fungsi penggunaan janaika berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Miyajima (1995, 269-274). Kelima buah fungsi penggunaan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Memastikan pertentangan antara keyakinan / dugaan penutur dengan kenyataan atau informasi yang baru didapatnya. A: おとうさん でんわよ B : そうか A : 女の人 会社の人だって おとうさんの彼女じゃないの? A : Ayah, ada telepon. B : Oh ya? A : Dari perempuan. Katanya teman kantor. Bukannya itu perempuan simpananmu? 2. Menuturkan informasi yang diterka oleh penutur A : あなたの行ってる学校は 女ばかりの学校じゃないの? B : はい 25

A : Jangan-jangan sekolahmu yang sekarang isinya hanya perempuan? B : Ya. 3. Menyadarkan petutur akan suatu hal A : あの件も やっぱり警察に知らせるべきじゃない? B : あ そうか わすれた A : Kasus itupun, bukankah harus dilaporkan ke polisi? B : Oh, iya. Saya lupa. 4. Membangkitkan ingatan petutur akan suatu peristiwa di masa lampau A : 今井君じゃないって? B : しかし 君 前にそういったじゃないか A : あれは ちょっとした嘘です A : Sekarang bukan giliran Kiyo kun? B : Tapi, bukankah kau sebelumnya bilang begitu? A : Itu, aku hanya berbohong sedikit. 5. Mencela petutur A : ( 約束に 3 時間も遅れて来た人に ) 遅いじゃないか 26

B : ごめん! ちょっと TV を見てて A : (Kepada orang yang telat sampai tiga jam) Lama, ya. B : Maaf! Saya hanya sebentar menonton Televisi... 2.3 Teknik Montase Istilah montase berasal dari perfilman, yang berarti memilah-milah, memotongmotong, serta menyambung-nyambung (pengambilan) gambar sehingga menjadi satu keutuhan (Minderop, 2005 : 150). Alat mendasar dalam perfilman adalah teknik montase yang di antaranya mencakup alat pengawasan seperti multiple-view, slow-ups, fade-outs, cutting, close up, panorama dan flash-backs. Teknik montase di dalam perfilman mengacu pada kelompok unsur yang digunakan untuk memperlihatkan antar hubungan atau asosiasi gagasan, misalnya pengalihan imaji yang mendadak atau imaji yang tumpang-tindih satu dan lainnya (Minderop, 2005 : 150). Teknik ini digunakan penulis untuk memilah adegan drama yang sesuai dengan analisis. 27