PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN AKADEMI ANALIS KESEHATAN THERESIANA JL. MAYJEN SUTOYO No. 69 SEMARANG
PETUNJUK UMUM A. Tata Tertib 1. Mahasiswa harus sudah hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai. 2. Selama praktikum, mahasiswa harus mengenakan Alat Pelindung Diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan, sepatu tertutup, dsb). 3. Harus mentaati peraturan-peraturan yang berlaku, disiplin dan jujur dalam melaksanakan praktikum. 4. Setiap kali praktikum, mahasiswa wajib mengisi dan menandatangani daftar hadir. Jika berhalangan hadir, mahasiswa harus dapat memberikan keterangan tertulis yang disertai dengan alasan-alasan yang sah. 5. Mahasiswa yang 3 kali berturut-turut tidak datang tanpa ada keterangan yang sah tidak diperbolehkan lagi melanjutkan/menyelesaikan praktikumnya. B. Peralatan 1. Mahasiswa WAJIB membawa sendiri perlengkapan praktikum pribadi (serbet, tisu, pipet tetes dll) 2. Jika akan memulai praktikum, bersihkan dan siapkan alat-alat yang akan dipakai di atas meja kerja. 3. Jika diperlukan mahasiswa dapat meminjam alat tambahan kepada pengampu. 4. Kerusakan alat selama praktikum menjadi tangggung jawab mahasiswa yang menggunakan. C. Zat dan Pereaksi 1. Zat yang akan dianalisis supaya ditempatkan dalam wadah tertutup supaya tidak terkontaminasi dengan kotoran-kotoran yang akan mempersulit analisis.
2. Gunakanlah pereaksi secukupnya. Periksalah pereaksi yang akan digunakan apakah jernih atau keruh. Jika keruh mintalah pengganti kepada instruktur. 3. Jangan mengembalikan pereaksi yang berlebih ke dalam botolnya untuk menghindari kontaminasi dan kesalahan pengambilan. 4. Zat padat harus diambil dengan sendok atau spatel yang bersih dan kering. 5. Botol-botol pereaksi yang digunakan untuk bersama tidak boleh dibawa ketempat sendiri. Ambillah secukupnya dengan tabung reaksi. 6. Setelah praktikum selesai botol-botol reagen harus ditata sesuai dengan urutannya. D. Bahan-bahan Berbahaya 1. Hindarkan dari api bahan-bahan yang mudah terbakar seperti, eter, methanol dan lain-lain. 2. Hati-hati dalam menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan luka bakar seperti asam-asam kuat (HCl, H 2 SO 4, HNO 3 ), basa-basa kuat (KOH, NaOH, NH 4 OH). 3. Percobaan dengan penguapan menggunakan asam-asam kuat dan menghasilkan gas-gas beracun harus dilakukan di almari asam. JURNAL, LAPORAN DAN PENILAIAN PRAKTIKUM 1. Jurnal dibuat pada folio bergaris. 2. Jurnal diisi dengan format : Judul, Tujuan, Prinsip, Dasar Teori, Reaksi Kimia, Alat dan Bahan, Skema Cara Kerja, dan Hasil Pengamatan. 3. Laporan dibuat dengan melanjutkan jurnal, dengan menambahkan : Pembahasan, Kesimpulan, dan Daftar Pustaka yang digunakan (minimal 3 pustaka, bukan dari blog).
4. Laporan lengkap harus diserahkan kepada asisten yang bertugas paling lambat tujuh (7) hari setelah percobaan dilakukan. Jika belum memberikan laporan percobaan, maka praktikan yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum selanjutnya. 5. Plagiarisme akan diberikan nilai minimal. 6. Penilaian praktikum ditentukan oleh hasil-hasil berikut: a. Pre-test 10% b. Kondite kerja 10% c. Laporan praktikum 20% d. Ujian Akhir Semester 60% LAIN-LAIN 1. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum. 2. Nilai pretest minimal untuk dapat mengikuti praktikum : 6 ; Perbaikan pretes diberikan 1 kali, apabila tetap tidak memenuhi syarat diperbolehkan mengisi absen dan tidak terdapat penggantian praktikum. 3. Mahasiswa yang 3 kali berturut-turut tidak lolos pretes tidak diperbolehkan lagi melanjutkan/menyelesaikan praktikumnya. 4. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.
BAB I ANALISIS PESTISIDA A. Tujuan Mahasiswa dapat mengidentifikasi residu pestisida golongan organoklorin yang terdapat pada bahan pangan B. Dasar Teori Penggunaan pestisida menjadi solusi utama yang diaplikasikan dalam setiap tahapan budidaya hingga distribusi beras. Besarnya angka penggunaan pestisida dalam usaha pertanian dikarenakan anggapan penggunaan pestisida dapat meningkatkan efisiensi, menguntungkan produksi, dan meningkatkan kualitas produk beras itu sendiri. Anggapan tersebut menjadikan konsumsi pestisida dunia mencapai angka 1.500.000 metrik ton/tahun. Di lain sisi, data dari berbagai penelitian mengenai penggunaan pestisida pada proses produksi hingga distribusi beras justru menimbulkan permasalahan yang cukup mengkhawatirkan. Penggunaan pestisida dapat menghasilkan residu pestisida pada beras. Adanya residu pestisida pada beras dapat menimbulkan bahaya bagi manusia, lingkungan, dan bahkan produksi beras itu sendiri. Salah satu residu pestisida paling berbahaya dalam proses produksi hingga distribusi beras adalah residu pestisida golongan organoklorin. Bahaya residu pestisida organoklorin terjadi berkaitan dengan sifat senyawa organoklorin yang persisten, stabil, akumulatif, dan bersifat toksik Penelitian menunjukkan bahwa paparan dan akumulasi residu organoklorin telah mengakibatkan begitu banyak permasalahan kesehatan bagi manusia. Residu organoklorin dapat mengganggu kerja hormon endokrin, mengganggu sistem reproduksi, merusak fungsi liver, menimbulkan kerusakan saraf,
menimbulkan hepatitis, penyakit kardiovaskular, merusak respon kekebalan tubuh, menimbulkan mutasi gen, dan memicu penyakit autoimun. Residu organokloirn juga diketahui telah memicu dan menimbulkan kanker payudara, kanker pankreas, kanker kolorektal, kanker kelenjar tiroid. Salah satu senyawa penyusun golongan organoklorin adalah senyawa klorin yang bersifat sebagai desinfektan dan pemutih yang penggunaanya dilarang terdapat pada makanan. Larangan ini dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.772/Menkes/Per/XI/88 dimana klorin tidak tercatat sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam kelompok pemutih atau pematang tepung dan menurut Peraturan Menteri Pertanian No.32/Permentan/OT.110/3/2007, klorin tercatat sebagai bahan kimia berbahaya pada proses penggilingan padi, huller dan penyosoh beras. Penggunaan pestisida organoklorin dapat dianalisis dengan menggunakan dengan metode Argentometri Mohr karena metode ini umum digunakan untuk penentapan kadar halogenida seperti klorida dan bromida yang membentuk endapan perak nitrat pada suasana netral. C. Alat dan Bahan Bahan : Aneka jenis Beras, AgNO 3 0,01 N, K2CrO4 5%, NaCl 0,01N Alat : Alat gelas secara umum, mortir dan stamper, labu takar, kertas saring, ph stik D. Prosedur 1. Analisis Kualitatif a. Sampel Identifikasi klorin dengan cara menimbang seksama 10,0 g beras, kemudian ditumbuk. Ditambahkan 50,00 ml air aquadest, Kemudian
aduk. Saring dan ambil filtratnya sebanyak 1 ml masukkan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan 1,00 ml larutan AgNO 3. Bila terjadi endapan putih menggumpal, maka sampel positif mengandung klorin. b. Kontrol positif Identifikasi klorin dengan cara menimbang seksama 10,0 g beras, kemudian ditumbuk. Ditambahkan 50,00 ml air aquadest, Kemudian aduk. Saring dan ambil filtratnya sebanyak 1 ml masukkan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan larutan pemutih 1 ml. Ditambahkan 1,00 ml larutan AgNO 3. Terbentuk endapan putih menggumpal. 2. Analisis Kuantitatif (Kompleksometri) a. Dilakukan Pembakuan terhadap baku sekunder AgNO3 0,01N b. Penetapan kadar klorin dengan menimbang 20,0 g beras dengan timbangan analitik, kemudian ditumbuk. Tambahkan 100,0 ml aquadest kemudian aduk dan saring filtratnya. Masukkan filtrat kedalam erlenmeyer 250 ml. Tambahkan indikator kalium kromat (K2CrO4) 5% sebanyak 1,00 ml. Titrasi dengan larutan baku perak nitrat (AgNO3) 0,01 N, hingga titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan warna merah kecoklatan. Catat dan hitung volume AgNO3 0,01 N yang digunakan dan ulangi replikasi sebanyak 3 kali. c. Titrasi blanko dengan mengambil 100,0 ml aquadest dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml. Tambahkan indikator kalium kromat (K2CrO4) 5% sebanyak 1,00 ml. Titrasi dengan larutan baku perak nitrat (AgNO3) 0,0141 N, hingga titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan warna merah kecoklatan. Catat dan hitung volume AgNO3 0,01 N yang digunakan. Ulangi perlakuan sebanyak 3 kali.
3. Perhitungan Perhitungan kadar klorin dihitung dengan rumus sebagai berikut: A : Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi sampel (ml) B : Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (ml) N : Normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/ml) 35,450 : BM Cl