PENGEMBANGAN MODEL KEMAMPUAN INOVASI PRODUK PADA INDUSTRI KECIL KERAJINAN KULIT KABUPATEN MAGETAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION M ODELING Oleh: Ika Yunidiawati 2509100049 Dosen Pembimbing: Dr.Ir Bambang Syairudin, MT
Latar Belakang
Pentingnya pengembangan IKM Memperluas Lapangan kerja baru (Zuhal,2010) Menopang Perekonomian Indonesia (Hubeis,1997) Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Hubeis,1997)
Potensi Pengembangan Industri kerajinanan Kulit Magetan Tersedianya bahan baku yang cukup Karena adanya Industri Penyamakan Kulit Tetapi Kontribusi Industri Kerajinan alas kaki dan Kulit masih kecil pada perindustrian Kabupaten Magetan yaitu Rp 31,817 juta (Disperidag Magetan) Pengembangan Industri kulit salah satu Fokus Pemerintah
Globalisasi menuntut peningkatan Daya saing -Membanjirnya produk luar negeri -Persaingan produk sejenis Perlunya peningkatan kualitas produk agar mampu bersaing (RPJPD Magetan)
Inovasi kunci keberhasilan daya saing Inovasi pada industri kecil penting agar dapat meningkatkan keunggulan bersaing Inovasi menjadi kunci keberhasilan untuk meningkatkan daya saing bisnis (Shapiro 2002 dalam wahyudi 2010)
Perlunya Efektivitas Model peningkatan kemampuan Inovasi Produk Pengembangan inovasi produk harus betulbetul direncanakan dan dilakukan dengan cermat (Suendro, 2010) Memenuhi selera/keinginan pelanggan dan diterima pasar
Rumusan Masalah Bagaimana mengembangkan model kemampuan inovasi produk pada industri kecil kerajinan kulit di Kabupaten Magetan agar mampu meningkatkan daya saingnya
Tujuan Mengembangkan model kemampuan inovasi produk pada industri kecil kerajinan kulit di kabupaten Magetan menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan inovasi produk industri kecil kerajinan kulit di Kabupaten Magetan
Manfaat Pemerintah Magetan Ilmu Pengetahuan Bahan untuk penelitian selanjutnya tentang pengembangan model peningkatan kemampuan inovasi produk. Dapat menjadi referensi bagi industri kecil kerajinan kulit Magetan untuk mengembangkan inovasi produk agar mampu bersaing.
Ruang Lingkup Penelitian Batasan penelitian Objek amatan merupakan industri kerajinan kulit di Magetan yang memproduksi produk sendiri Asumsi Penelitian Industri kecil kerajinan kulit di Magetan memiliki karakteristik yang sama dengan industri kecil pada umumnya
Tinjauan Pustaka Industri Kecil Menengah Definisi Karakteristik Definisi Inovasi Gambaran Umum SEM INOVASI PRODUK Definisi Inovasi produk Kemampuan Inovasi Produk Faktor Kemampuan Inovasi Produk Structural Equation Model (SEM) Langkah-langkah melakukan SEM
Industri Kecil Menengah Definisi IKM menurut UU No.9/1995 usaha yang memiliki kekayaan bersih (aset) paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah & bangunan dan memiliki hasil penjualan (omzet) tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00. Dimiliki oleh orang Indonesia.Independen, tidak terafiliasi dengan usaha menengah besar. Boleh berbadan hukum, boleh tidak
Karakteristik Industri Kecil (Karjantoro, 2002 dalam Wahyudi 2010) 1 Masalah utama modal, pemasaran, kemampuan manajerial, ketersediaan bahan baku. Ketergantungan dengan pemerintah sangat tinggi 2 3 Hampir 60% menggunakan teknologi tradisional Hampir 70% melakukan pemasaran langsung kepada konsumen 5 4 Merasa sulit dengan prosedur bantuan dari perbankan
Inovasi Produk Inovasi produk didefinisikan sebagai produk atau jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar (Damanpour, 1991 dalam Hartini, 2012). Kemampuan inovasi produk: kemampuan untuk membawa pengetahuan baru atau teknologi untuk mengembangkan produk baru (Wonglimpiyarat 2010 dalam Martı nez-roma n et.al, 2011)
Faktor yang mempengaruhi Kemampuan Inovasi Produk Wulandari (2004) 1. Kemampuan pemimpin 2. Orientasi pasar Suendro (2010) 1. Orientasi pelanggan 2. Orientasi pesaing 3. Koordinasi lintas fungsi Kusumo (2006) 1. Orientasi Teknologi 2. Orientasi pasar Indriani & Prasetyowati (2008) 1. Kemampuan pemimpin 2. Kemampuan Perusahaan 3. Faktor lingkungan
Structural Equation Modeling (SEM) Gambaran Umum SEM adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara construct laten dan indikatornya, construct laten yang satu dengan yang lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung (Quinn, Baruch& Zien, 1996 dalam Hartini, 2012). software AMOS 20 1. mampu mengestimasikan hubungan antar variabel yang bersifat multiple relationship 2. menggambarkan pola hubungan antara construct laten (unobserved) dan variabel manifest (manifest variable) (Budiman, 2011)
Construct bentuk konseptual yang diformulasikan dari proses atau kejadian di dalam suatu amatan dan memerlukan suatu indikator untuk memperjelasnya manifest indikator-indikator yang dibutuhkan untuk mengukur construct laten Di dalam kuesioner, variabel manifest merupakan setiap variabel item-item pertanyaan dari yang dihipotesiskan (Yamin dan Kurniawan, 2009 dalam Budiman, 2011)
Langkah-langkah SEM Tahap Spesifikasi Model Tahap identifikasi model Tahap estimasi parameter Tahap uji kecocokan model Tahap respesifikasi model (Yamin dan Kurniawan, 2009 dalam Budiman, 2011)
Metodologi Penelitian
Identifikasi masalah pada Industri Kecil Kerajinan Kulit Kab.Magetan Perumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian Tahap 1. Identifikasi masalah dan perencanaan penelitian Studi Literatur: 1. Industri Kecil Menengah 2. Inovasi Produk 3. Structural Equation Modeling Studi Lapangan: 1. Perencanaan penelitian 2. survey 3. wawancara Pengumpulan data: 1. Penentuan indikator KIP 2. Pembuatan kuisioner 3. Penyebaran kuisioner Tahap 2. Pengumpulan data
Pengembangan model berbasis teori Tahap 3 pengolahan data Konstruksi diagram alur Uji normalitas Uji validasi, reliabilitas menggunakan SEM Uji kecocokan model dengan SEM Model valid? Y T Remodifikasi dan remodeling
Analisis dan interpretasi data: 1. Analisis hasil pengolahan SEM 2. Analisis langkah-langkah perbaikan Tahap 4. Analisis dan interpretasi data Identifikasi masalah pada Industri Kecil Kerajinan Kesimpulan Kulit Kab.Magetan dan saran Tahap 5. kesimpulan dan saran
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengembangan Model Berbasis Teori H1 H2 H3 H1 : Semakin tinggi kemampuan pemimpin maka semakin tinggi tingkat inovasi produk. H2 : Semakin tinggi orientasi terhadap teknologi maka semakin tinggi tingkat inovasi produk H3 : Semakin tinggi orientasi terhadap pasar maka semakin tinggi tingkat inovasi produk.
Variabel Construct & indikator No Variabel Indikator Sumber 1 2 Kemampuan pemimpin Orientasi teknologi 3 Orientasi pasar 4 Inovasi produk 5 Daya saing X1 Pengetahuan tentang inovasi Thong, 1999 X2 pengalaman berusaha Hadjimanolis, 2000 X3 pengambilan risiko Hadjimanolis, 2000 X4 pengembangan teknologi baru Kusumo, 2006 X5 kecepatan penerapan teknologi Kusumo, 2006 X6 kemampuan adaptasi teknologi Kusumo, 2006 X7 orientasi pelanggan Narver & Slater, 1990 X8 orientasi pesaing Naver dan Slater, 1990 X9 koordinasi antar fungsi Naver dan Slater,1990 X10 produk baru Wulandari,2004; Suendro,2010 X11 keunikan produk Wulandari, 2004 X12 pengembangan produk Kusumo, 2006 X13 peniruan produk Wulandari,2004; Suendro,2010; Kusumo, 2006 X14 posisi keuangan Kusumo, 2006 X15 keunggulan produk Kusumo, 2006 X16 pertumbuhan pelanggan Kusumo, 2006
Uji Multinormal Normalitas data digunakan agar estimasi parameter yang dihasilkan tidak bias sehingga kesimpulan yang diambil tepat. Menggunakan software minitab 16 (macro) Hasil pengujian 51,6854 % data berdistribusi normal
Uji Multikolinearitas Asumsi SEM adalah tidak adanya kasus multikolinearitas Jika nilai tolerance lebih dari 0,1 (10%) dan nilai VIF (Varians Inflation Factor) kurang dari 10, maka data tidak mengalami multikolinieritas Variabel Kemampuan pemimpin Orientasi teknologi Orientasi pasar Inovasi produk Daya saing Collinearity statistic Indikator Tolerance VIF X1 0,676 1,478 X2 0.607 1,647 X3 0,847 1,181 X4 0,617 1,621 X5 0,509 1,964 X6 0,651 1,535 X7 0,852 1,174 X8 0,732 1,366 X9 0,763 1,311 X10 0,598 1,673 X11 0,457 2,188 X12 0,533 1,875 X13 0,906 1,104 X14 0,802 1,246 X15 0,681 1,469 X16 0,832 1,203 Keterangan Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Data memiliki independensi masing masing dan tidak terjadi multikoleniaritas data Software SPSS
Uji Validitas Uji Validitas dilakukan pada data kuesioner, hasil menunjukkan bahwa semua data valid dikarenakan semua data memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05 Pertanyaan Korelasi Pearson Signifikansi (p-value) Kesimpulan X1 0,76 0.000 Valid X2 0,863 0.000 Valid X3 0,698 0.000 Valid X4 0,825 0.000 Valid X5 0,853 0.000 Valid X6 0,822 0.000 Valid X7 0,739 0.000 Valid X8 0,785 0.000 Valid X9 0,763 0.000 Valid X10 0,768 0.000 Valid X11 0,808 0.000 Valid X12 0,806 0.000 Valid X13 0,628 0.000 Valid X14 0,719 0.000 Valid X15 0,856 0.000 Valid X16 0,641 0.000 Valid Software SPSS
Uji Reliabilitas Software SPSS Variabel Cronbach Alpha Pembulatan nilai Cronbach Alpha Keterangan Kemampuan Pemimpin 0,668 0,7 Reliabel Orientasi Teknologi 0,770 0,8 Reliabel Orientasi Pasar 0,637 0,6 Reliabel Inovasi Produk 0,729 0,7 Reliabel Daya Saing 0,596 0,6 Reliabel Uji Reliabilitas dilakukan pada setiap variable construct yang ada, karena kesemua variable construct memiliki nilai alpha cronbach > 0,6 maka data dikatakan reliabel
Confirmatory Factor Analysis (CFA) CFA bertujuan untuk mengkonfirmasi apakah indikator tepat dalam menyusun variable constructnya. Indikator-indikator tersebut memiliki tingkat pengaruh yang baik dalam merepresentasikan construct nya
Uji Model Belum memenuhi kriteria goodness of fit Goodness Of Fit Hasil Cut-off Index model Keterangan Chi-Square (df=100) <124,342 165,146 kurang baik Probability Chi- Square > 0.05 0.000 kurang baik RMSEA 0.08 0.086 kurang baik CFI 0.90 0.748 kurang baik GFI 0.90 0,815 kurang baik AGFI 0.90 0,821 kurang baik
Modifikasi Model Sudah fit Goodness Of Fit Index Cut-off Hasil model Keterangan Chi-Square (df=97 ) <120,990 135,783 kurang baik Probability Chi-Square > 0.05 0.008 kurang baik RMSEA 0.08 0.065 Baik CFI 0.90 0.899 kurang baik GFI 0.90 0,846 kurang baik AGFI 0.90 0,878 kurang baik
Estimasi Parameter Hubungan Estimate S.E. C.R. P Keterangan IP <--- OT 0,209 0,103 2,036 0,042 signifikan IP <--- KP -0,004 0,106-0,035 0,972 tidak signifikan IP <--- OP 0,041 0,114 0,357 0,721 tidak signifikan DS <--- IP -0,028 0,071-0,396 0,692 tidak signifikan Hipotesis 1 Hipotesis 2 Hipotesis Nilai CR P Kesimpulan Semakin tinggi kemampuan pemimpin maka semakin tinggi pula tingkat inovasi produk Semakin tinggi orientasi terhadap teknologi maka semakin tinggi pula tingkat inovasi produk 0,035 0,972 2,036 0,042 Hipotesis ditolak Hipotesis diterima menganalisis nilai CR (critical ratio) dan probabilitas P pada hasil olah data regression wieght dengan nilai CR lebih dari 2,00 dan P dibawah 0,05 Hipotesis 3 Semakin tinggi orientasi terhadap pasar maka semakin tinggi pula tingkat inovasi produk 0,357 0,721 Hipotesis ditolak
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan 1. Dari hasil pengolahan CFA, dapat diketahui bahwa semua indikator memiliki tingkat pengaruh yang baik dalam merepresentasikan construct nya. a. Indikator yang valid untuk construct kemampuan pemimpin (KP) adalah pengetahuan pemimpin tentang inovasi pengalaman berusaha (X2) dan pengambilan risiko b. Indikator yang valid untuk construct orientasi teknologi (OT) adalah pengembangan teknologi baru (X4), kecepatan penerapan teknologi (X5) dan kemampuan adaptasi teknologi (X6). c. Indikator yang valid untuk construct orientasi pasar (OP) adalah orientasi pelanggan (X7), orientasi pesaing (X8) dan koordinasi lintas fungsi (X9). d. Indikator yang valid untuk construct inovasi produk (IP) adalah produk baru (X10), keunikan produk (X11) dan pengembangan produk (X12) dan peniruan produk (X13) e. Indikator yang valid untuk construct daya saing (DS) adalah posisi keuangan (X14), keunggulan produk (X15) dan jumlah pelanggan (X16).
Kesimpulan 2. Hasil akhir dari Structural Equation Modeling yang telah dilakukan menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh positif antara contruct orientasi teknologi (OT) dengan inovasi produk (IP). Orientasi teknologi akan mempengaruhi inovasi produk melalui tiga indikator yaitu pengembangan teknologi baru, kecepatan adaptasi teknologi dan kemampuan adaptasi teknologi. Indikator teknologi yang paling berpengaruh adalah kecepatan penerapan teknologi.
Saran Penelitian selanjutnya tentang model inovasi produk dapat dilakukan penambahan variabel lain yang mempengaruhi inovasi produk dengan pengambilan sampel yang lebih banyak. Untuk meningkatkan kemampuan inovasi produk, industri kecil kerajinan kulit dapat meningkatkan orientasi terhadap teknologi meliputi pengembangan teknologi baru, kecepatan penerapan teknologi dan kemampuan adaptasi terhadap teknologi yang digunakan. Hal ini bisa di capai dengan pengadaan teknologi baru antara lain penggunaan komputer/internet dalam pencarian ide inovasi, pengadaan mesin-mesin modern untuk produksi kerajinan kulit dan memberikan pelatihan penggunaan mesin-mesin atau teknologi baru.
DAFTAR PUSTAKA Budiman, M. C. (2011). Evaluasi Implementasi QPR Scorecard dengan Menggunakan Technology Acceptance Model dan Structural Equation Modeling PT.Semen Gresik Persero (Tbk). Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Daghfous, N., Petrof, J., & Pons, F. (1999). Value and Adoption of Innovation: A Cross-Cultural Study. The Journal Consumer Marketing, 16(4): 314-331. Hadjimanolis, A. (2000). Innovation Strategies of SMEs in Cyprus, A Small Developing Country. International Small Business Journal, 62-79. Hartini, S. (2012). Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 14, 63-90. Hubeis, M. (1997). Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan Manajemen Industri. Orasi Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Hurley, R., & Hult, G. (1998). Innovation, Market Orientation and Organizational Learning: An Integration and Empirical Examination. Journal of Marketing, 62(3): 42-54. Indriani, F., & Prasetyowati, E. (2008). Studi Mengenai Inovasi Produk pada Usaha Kecil Kerajinan Ukiran di Jepara. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, 249-272. Kabupaten Magetan dalam Angka. (2012). Magetan: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan. Kusumo, A. R. (2006). AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Produk untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing dan Kinerja Pemasaran (Studi pada Industri Batik Skala Besar dan Sedang di Pekalongan). Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Lukas, B., & Ferrel, O. (2000). The Effect of Market Orientation on Product Innovation. Journal of Academy of Marketing Scene, 28(2): 239-247. Martinez, J. A., Gamero, J., & Tamayo, J. A. (2011). Analysis of innovation in SMEs using an innovative capability-based non-linear model: A study in the province of Seville (Spain). Journal of Technovation, 459-475. Narver, J. C., & Slater, S. F. (1990). The Effect of a Market Orientation on Business Profitability. Journal of Marketing, 20-35. Suendro, G. (2010). Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan. Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Thong, J. (1999). An Integrated Model of Information System Adoption in Small Business. Journal of Management Information System, 187-214. Wulandari, P. E. (2004). Analisis Pengaruh Kemampuan Pimpinan dan Orientasi Pasar pada Inovasi Produk untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi pada Industri Kerajinan Perak Bakar di Jogjakarta. Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Zainal Mustafa, Tony Wijaya. (2012). Panduan Teknik Statistik SEM & PLS dengan SPSS AMOS. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka. Zuhal. (2010). Knowledge And Innovation Platform Kekuatan Daya Saing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.