Pendahuluan KOPI, Hubungan diplomatis yang dilakukan oleh dua atau banyak negara merupakan suatu kebutuhan yang mutlak untuk dipenuhi, terutama di era globalisasi ini, yang menuntut setiap negara untuk bergerak dengan cepat demi mencapai kemajuan. Hubungan diplomatis ini dianggap perlu untuk mewujudkan suatu kerjasama multidimensi yang saling menguntungkan, layaknya hubungan simbiosis mutualisme dalam pelajaran biologi. Hingga pada akhirnya, berbagai kerjasama ini dilakukan tak lain untuk menggapai satu tujuan, yakni kemakmuran dan kemajuan. Setiap negara berupaya mencapai dua hal ini, begitu pula Indonesia. Indonesia sebagai negara yang menganut politik bebas-aktif mengadakan berbagai kerjasama baik yang bersifat bilateral maupun multilateral dengan beberapa negara, salah satunya adalah Maroko, dan melalui karya tulis ini saya akan membagi perjalanan hubungan diplomatis Indonesia-Maroko kedalam tiga bagian: Masa Perkembangan Islam Pada awalnya hubungan Indonesia-Maroko terjalin bersamaan dengan era perkembangan islam di nusantara yakni pada pertengahan abad 14 masehi, dimana pada saat itu peranan para wali (termasuk Wali Songo) sangat diperlukan dalam penyebaran agama islam di tanah air, dan diantara para wali itu terdapat seorang wali yang juga dikenal sebagai sesepuh Wali Songo, yakni Syeikh Maghribi atau Maulana Malik Ibrahim. Saat itu pula, Ibnu Batutah, seorang musafir Islam berkebangsaan Maroko melakukan pengembaraan ke berbagai negara dimulai dari Maroko menuju Mesir, India dan akhirnya tiba di Indonesia untuk mengemban amanat Sultan Delhi yang diberikan kepadanya1.dari perjalanan Ibnu Batutah itulah diperoleh informasi bahwa di nusantara terdapat sebuah kerajaan yang pada saat itu sedang mencapai masa keemasannya, yakni kerajaan Samudera Pasai yang terletak di Aceh. Pada saat itu, kerajaan Samudera Pasai merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat singgah dan bongkar muatan kapal-kapal dari Cina dan India.Dari sinilah pada akhirnya perdagangan dan agama islam berkembang amat pesat di nusantara yang mengantarkan Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang cukup tangguh dan memiliki pemeluk agama Islam yang sangat besar. Masa Kemerdekaan dan Reformasi Pada masa ini, hubungan Indonesia-Maroko lebih mengarah pada pencapaian dan 1 / 5
mempertahankan kemerdekaan negara-negara Asia-Afrika. Hal ini dibuktikan dengan peran aktif pemerintah Indonesia dalam membantu perjuangan kemerdekaan negara-negaraafrika Utara melalui suatu komite khusus. Hal inilah yang mendorong negara-negara tersebut, termasuk Maroko untuk ikut serta dalam KAA pada tahun 1955 di Bandung, hingga pada akhirnya setahun kemudian Maroko meraih kemerdekaan tepatnya pada tanggal 2 Maret 1956. Empat tahun kemudian, yakni pada tanggal 2 Mei 1960, Presiden Soekarno melakukan kunjungan ke Maroko sebagai bentuk pengakuan kemerdekaan dan beliau merupakan presiden pertama yang melakukan pengakuan kemerdekaan ini. Sejak saat itulah hubungan diplomatik antara Maroko dan Indonesia dibuka2. Hubungan ini kemudian berkembang, tak hanya terjalin di bidang politik namun juga di bidang-bidang kehidupan lainnya, yakni di bidang pendidikan, budaya, dan sebagainya. Contohnya saja peranan Maroko dalam meningkatkan mutu pendidikan tanah air dengan banyak memberikan beasiswa penuh bagi mahasiswa Indonesia mulai dari jenjang S1, S2, hingga S3. Masa depan Terjalinnya hubungan yang cukup baik antara Negeri Maghribi dengan Negeri Zamrud Khatulistiwa belumlah dirasakan secara maksimal, dalam hal ini dampaknya secara langsung bagi setiap individu di masing-masing negara.berbeda dengan hubungan diplomatis antara Indonesia dengan negara lain, contohnya saja dalam perdagangan internasional antara Cina dan Indonesia atau antara Jepang dengan Indonesia, dimana berbagai bahan mentah kita ekspor ke kedua negara tersebut dan kita pun mengimpor sepeda motor berkecepatan tinggi dari Jepang dan barang-barang elektronik berkualitas tinggi dari Cina. Hal inilah yang saya maksud sebagai dampak secara langsung yang dirasakan oleh masyarakat secara luas sebagai hasil hubungan diplomatis antara Indonesia dengan negara lain. Saya mengambil contoh kerjasama dalam perdagangan internasional, karena bidang ini berkontribusi besar dalam pembangunan negara. Namun yang saya lihat bentuk-bentuk kerjasama antara Maroko dengan Indonesia di bidang-bidang lain juga masih sangat kecil. Jika kita mempersoalkan masalah jarak dimana kedua negara ini terpisah sekitar sepertiga lingkaran dunia, saya rasa kurang tepat.karena banyak negara lain yang memiliki jarak yang lebih jauh dibandingkan Maroko, seperti Amerika Serikat bahkan Kanada sekalipun telah cukup memaksimalkan hubungan diplomatisnya dengan Indonesia.Hal ini terlihat dalam berbagai bentuk kerjasama seperti pemberian beasiswa FullBright, pertukaran pelajar (AFS), pertukaran kebudayaan dari masing-masing negara, pemberian lowongan pekerjaan dan masih banyak lagi. Bahkan kedua negara tersebut memiliki kebudayaan yang amat bertolak belakang dengan Indonesia, yakni antara ranah barat dan timur. Sementara itu, Indonesia-Maroko memiliki banyak kesamaan dalam berbagai hal, contohnya saja dalam hal perekonomian dimana keduanya lebih menitik-beratkan di bidang pertanian dan kelautan. Selain itu, keduanya juga telah menjalin hubungan yang lebih lama dibandingkan dengan Indonesia-Amerika atau Indonesia-Kanada. 2 / 5
Lalu apa yang menyebabkan hubungan Indonesia-Maroko masih terasa belum memberikan hasil yang maksimal? Tak kenal maka tak sayang. Mungkin pepatah ini dapat dijadikan sebagai gambaran awal bagi para pembaca. Walaupun Indonesia-Maroko memiliki banyak kesamaan namun keduanya belum saling mengenal (dalam hal ini masyarakat luas) secara lebih dalam mengenai kebudayaan negara masing-masing. Kita bisa mengumpamakan hal ini seperti dua orang yang memiliki banyak kesamaan namun tidak terlalu saling mengenal satu sama lain. Mereka berteman namun hanya sekedar pertemanan biasa, sehingga apabila terjadi kesalahpahaman diantara mereka maka perselisihan yang cukup besar akan mungkin terjadi. Begitu pula Indonesia-Maroko, dimana keduanya sama-sama memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai kebudataan masing-masing satu sama lain dan hal ini didukung pula dengan status keduanya yang dikenal sebagai negara berkembang sehingga masyarakat merasa enggan untuk menggali informasi mengenai kebudayaan masing-masing. Namun hal ini dapat dimaklumi, masyarakat bukannya menganggap remeh potensi negara masing-masing namun mereka hanya belum tahu kelebihan dan potensi yang dimiliki oleh kedua negara ini. Banyak dari masyarakat Indonesia yang hanya mengenal Maroko dari makanannya yang sangat kental akan rempah-rempah serta dari persentase pemeluk agama Islam yang amat besar. Begitu pula Maroko, mereka hanya mengenal Indonesia sebagai negara heterogen dengan segala perbedaan suku, agama, bahasa dan memiliki pemeluk Agama Islam yang sangat besar. Sebenarnya ada banyak cara untuk membuka pengenalan yang lebih jauh dan dalam bagi kedua negara yakni dengan membuat sebuah progam acara kebudayaan yang mengupas secara lebih dalam mengenai kebudayaan negara masing-masing. Saya memberi penekanan pada budaya karena budaya merupakan identitas, karakteristik tersendiri yang dimiliki oleh setiap negara yang menjadiakan ia unik dibandingkan dengan negara lain. Jika telah tercapai suatu pemahaman akan kebudayaan masing-masing maka kunci pembuka hubungan diplomatis yang tepat akan dengan mudah kita peroleh. Sebagai perumpamaan saja, bagaimana mungkin kita bisa memutuskan untuk membeli sepotong kain jika kita tidak mengetahui kualitas bahan dan harganya? Sehingga bagaimana mungkin kita bisa menentukan suatu bentuk kerjasama yang tepat sehingga dapat memaksimalkan dampak positif yang dihasilkan jika kita belum mengenal kebudayaan masing-masing? Inilah yang menjadi akar masalah dari kurang maksimalnya hubungan diplomatis Indonesia-Maroko, sehingga hubungan Indonesia-Maroko di masa depan lebih diarahkan pada pengenalan kebudayaan dan karakter bangsa masing-masing baru kemudian dapat ditentukan berbagai bentuk kerjasama yang dapat diimplementasikan baik untuk jangka pendek maupun panjang. Sebagai langkah awal, pemerintah kedua negara dapat membuat suatu program di negaranya masing-masing melalui berbagai media yang mengupas secara lebih jauh dan dalam mengenai kebudayaan Maroko dan Indonesia lalu kemudian memberikan semacam promosi kebudayaan agar masyarakat tertarik untuk datang secara langsung ke Maroko dan 3 / 5
Indonesiasehingga mereka akan lebih mengenal kebudayaan masing-masing. Langkah ini kemudian dilanjutkan dengan mengadakan suatu pertukaran kebudayaan yang diikuti oleh para pelajar. Dan setelah itu, apabila kedua negara ingin melakukan kerjasama maka akan lebih baik bila lebih mengutamakan bidang pertanian dan kelautan dimana memang di dua bidang itulah, tonggak perekonomian kedua negara berpijak dengan kuat, sehingga pada akhirnya jika segala langkah dan dua bidang kerjasama diatas telah dijalankan oleh masing-masing negara dengan baik maka dalam beberapa tahun kedepan hubungan diplomatis yang mesra, romantis dan saling menguntungkan akan dapat dicapai dengan lebih maksimal sehingga akan mejadikan Indonesia dan Maroko sebagai dua negara dengan sejuta cinta. Biodata Penulis Nama : Ayu Pratiwi Muyasyaroh Tempat, Tanggal Lahir : Samarinda, 21 Mei 1993 Alamat Rumah : Jl. Jakarta Blok BB No. 7, Kel. Loa-Bakung, Samarinda, Kalimantan Timur, 75129 Sekolah : SMAN 8 Samarinda Alamat Sekolah : Jl. Untung Suropati, Kec. Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur, 75126 No. Telp : 085752943686, 085350273415 4 / 5
Email : yupratawae@yahoo.com Akun Facebook : ayu pratiwi 5 / 5