ANALYSIS OF SERVICE QUALITY AND SATISFACTION OF MEMBERS OF COOPERATIVE SAVINGS AND LOANS USAHA BERSAMA IN TEMBILAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai.

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN ATAS KUALITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KECAMATAN BENGKALIS Oleh :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS PELAYANAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk. CABANG PEKANBARU

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KUALITAS KEPUASAN ANGGOTA PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS RIAU

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA TOKO BUKU ANGGREK PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

ANALISIS INDEKS KEPUASAN PESERTA BPJS TERHADAP PELAYANAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY SERVQUAL, KUADRAN IPA, DAN INDEKS PGCV SKRIPSI. Oleh: HANIK ROSYIDAH JURUSAN STATISTIKA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ATAS KUALITAS PELAYANAN JASA PADA HOTEL RATU MAYANG GARDEN PEKANBARU. Oleh :

*Herlin Dwi Kartikasari **Abadyo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

Novita Sari, SE, MM Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi ABSTRAK

Kualitas Pelayanan Penduduk Lanjut Usia pada Komda Lansia Kabupaten Wonosobo

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

fundamental management journal eissn: (online) Volume:1(S) No.1 Part 2 (E-MKT 2016) Special Issues of Marketing Management

BAB 3 METODOLOGI Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERADAP KEPUASAN NASABAH SIMPAN PINJAM. Made Mardhi Winata 1 Ni Wayan Ekawati 2

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang

BAB III METODE PENELITIAN

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

BAB V HASIL DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Usaha Perjalanan Wisata

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

KESENJANGAN (GAP) PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN Studi Kasus Minimarket X di Jakarta Timur

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN KLAIM BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH DI PT. AJC MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

THE LEVEL OF CUSTOMER SATISFACTION AT GIANT EKSTRA IN PANAM PEKANBARU

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA RESTAURANT DAN COFFEE SHOP HOTEL PANGERAN PEKANBARU

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Perbaikan layanan, SERVQUAL, Importance Performance Analysis (IPA), Kano, Integrasi IPA-Kano. xvi

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CUSTOMER SATISFACTION INDEX DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSISSERTA SERVICE QUALITY

III. METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah perkembangan dunia industri yang sangat pesat, maka persaingan

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

6 Media Bina Ilmiah ISSN No

Analisis Kepuasan atas Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Bus Damri di Kota Bandung (Studi pada Trayek Leuwipanjang Dipatiukur Non AC)

BAB II METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PEMBELIAN BUKU MATERI POKOK (MODUL) UT MELALUI TOKO BUKU ONLINE (TBO) ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN

VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI MBA TOUR & TRAVEL

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS PADA PD. BPR BKK BOJA CABANG PATEBON KENDAL)

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN ATAS KUALITAS PELAYANAN PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG SEMARANG

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MENGENAI KUALITAS LAYANAN FIRST MEDIA DI BANDUNG MENGGUNAKAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS JASA PELAYANAN FITNESS CENTER GEDUNG OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

fundamental management journal eissn: (online) Volume:1(S) No.1 Part 2 (E-MKT 2016) Special Issues of Marketing Management

Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

Laporan Hasil Pengukuran Kepuasan Pelanggan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

Kris Setyaningsih Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN BERBELANJA DI BUDIMAN SWALAYAN KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN AKHIR. Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaaya

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

MEMINIMALKAN GAP KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN BASIS IPA PADA SUPERMAKET DI PT X

Transkripsi:

1 ANALYSIS OF SERVICE QUALITY AND SATISFACTION OF MEMBERS OF COOPERATIVE SAVINGS AND LOANS USAHA BERSAMA IN TEMBILAHAN Ulfa Zuliana Z 1, Gusnardi 2, Hardisem Syabrus 3 Email: ulfazuliana@ymail.com 1, gusnardi19667i@yahoo.co.id 2, hardi_s45@yahoo.co.id 3 No. Hp: 082384366278 Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstract: The purpose of this study was to determine the service quality and member satisfaction of Koperasi Simpan Pinjam Usaha Bersama Tembilahan. The population in this study are members of Koperasi Simpan Pinjam Usaha Bersama Tembilahan. Research using the quadrant method (Importance Performance Analysis). Data were analyzed using quantitative descriptive analysis. The study states that the average score of expectations assessed on five (5) indicator that is tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy is of 3.52 means that the level of expectations of cooperative members with the services category Important average score performance is assessed by 5 (five) indicator that is tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy is at 2.64 meaning that the level of expectation of cooperative members to services is satisfied. But the score is lower than the scores of expectations. Based on calculations, the degree of correspondence between expectations and performance of services in the Koperasi Simpan Pinjam Usaha Bersama Tembilahan lies in the range of 60% - 81% were categorized Satisfied. The results of Cartesian matrix analysis diagram shows that tangible, reliability and responsiveness is a variable which is a priority of the cooperative and based on the assessment of performance, these three variables category should be maintained. Assurance and empathy in terms of the level of expectation in the category less than expected while terms of level of performance is considered excessive that needs to be reduced, especially in terms of relations between employees and members of Koperasi Simpan Pinjam Usaha Bersama Tembilahan. Keyword: Service Quality dan Satisfaction

2 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI SIMPAN PINJAM USAHA BERSAMA DI TEMBILAHAN Ulfa Zuliana Z 1, Gusnardi 2, Hardisem Syabrus 3 Email: ulfazuliana@ymail.com 1, gusnardi19667i@yahoo.co.id 2, hardi_s45@yahoo.co.id 3 No. Hp: 082384366278 Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan dan kepuasan anggota Koperasi Simpan Pinjam Usaha Bersama Tembilahan. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah dari keseluruhan objek yang akan diteliti yaitu anggota Koperasi Simpan Pinjam Usaha Bersama Tembilahan. Penelitian menggunakan metode kuadran (Importance Performance Analysis). Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa rata-rata skor harapan yang dinilai berdasarkan 5 (lima) indikator yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empati adalah sebesar 3,52 artinya tingkat harapan anggota koperasi terhadap pelayanan berkategori Penting Rata-rata skor kinerja yang dinilai berdasarkan 5 (lima) indikator yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empati adalah sebesar 2,64 artinya tingkat harapan anggota koperasi terhadap pelayanan berkateori Puas. Namun skor ini lebih rendah dari skor tingkat harapan anggota koperasi. Berdasarkan hasil perhitungan, maka tingkat kesesuaian antara harapan dan kinerja pelayanan di Koperasi Usaha Bersama Tembilahan terletak pada rentang 60% - 81% yang berkategori Puas. Hasil analisis matrik diagram cartesius menunjukkan bahwa tangible, reliability dan responsiveness merupakan variabel yang menjadi prioritas anggota koperasi dan berdasarkan penilaian kinerja, ketiga variabel tersebut berkategori perlu dipertahankan. Assurance dan empati ditinjau dari tingkat harapan berada pada kategori kurang diharapkan sementara ditinjau dari tingkat kinerja dianggap berlebihan sehingga perlu dikurangi terutama dalam hal hubungan antara karyawan dan anggota koperasi. Kata Kunci : Kualitas pelayanan, Kepuasan

3 PENDAHULUAN Dalam dunia usaha dewasa ini yang berkembang dengan pesat dimana tingkat persaingan yang semakin ketat, koperasi dituntut untuk dapat berperan lebih besar dalam memberdayakan ekonomi rakyat. Guna untuk menjaga eksistensi usahanya koperasi dituntut untuk senantiasa mengupayakan suatu mekanisme atau proses pengelolaan struktur keuangan yang memungkinkan untuk menjaga kesehatan koperasi tersebut. Koperasi sebagai unit usaha sudah selayaknya memperhatikan pada kepuasan konsumen. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi (UU Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1). Koperasi merupakan salah satu wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang tangguh, dan mandiri yang berakar dalam masyarakat serta mampu memajukan ekonomi anggotanya. Koperasi Simpan Pinjam Usaha Bersama merupakan koperasi di kota Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir dengan bidang usaha simpan pinjam. Saat ini anggota KSP Usaha Bersama berjumlah 290 orang yang merupakan masyarakat kota Tembilahan. Saat ini KSP Usaha Bersama telah berjalan selama 40 tahun menyalurkan simpan pinjam bagi anggota. Dalam perkembangannya KSP Usaha Bersama, berusaha meningkatkan pelayanannya untuk memperoleh kepercayaan konsumen. Namun dalam kenyataannya saat ini anggota koperasi merasakan bahwa pelayanan dari pihak koperasi masih belum memenuhi harapan anggota koperasi. Kepuasan konsumen senantiasa menjadi fokus dari setiap kegiatan usaha perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan evaluasi setelah pembelian di mana apa yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melebihi harapan konsumen. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan setiap perusahaan saling bersaing dalam memberikan kepuasan kepada konsumen. Tujuan utama perusahaan adalah untuk memuaskan konsumen. Sehingga keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kepuasan yang diberikan kepada konsumen (Lupiyoadi, 2011). Kepuasan konsumen salah satunya ditentukan oleh kualitas pelayanan. Peningkatan kualitas layanan yang disediakan dapat menarik para konsumen lebih banyak. Sehingga dari hal tersebut, dibutuhkan peningkatan dari teknik untuk analisis tingkat kepuasan konsumen. Teknik-teknik tersebut membuat aspek-aspek penting dari layanan yang disediakan dapat diidentifikasi dan kepuasan konsumen dapat ditingkatkan (Cuomo, dalam Eboli dan Mazzula, 2007). Menurut Umar (2005) indiaktor-indikator dari kepuasan konsumen adalah : mutu produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan dan pelayanan setelah penjualan, nilai-nilai perusahaan. Sementara itu pelayanan yang baik didukung oleh beberapa aspek seperti aspek responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), empati, reliability (kehandalan) dan tangible (wujud/fisik). Apabila aspek-aspek pelayanan tersebut terpenuhi maka kepuasan konsumen akan terwujud dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan, pihak koperasi dinilai kurang tanggap dalam menghadapi keinginan anggotanya. Hal ini dapat dilihat dari layanan di Bagian

4 Administrasi Simpan Pinjam yang hanya seminggu sekali buka dan menerima kunjungan anggota koperasi. Akibatnya anggota koperasi kesulitan dalam mengajukan pinjaman maupun saat akan membayar cicilan pinjaman mereka. Selain itu hingga sekarang masih terdapat keluhan-keluhan anggota koperasi seperti pelayanan kurang ditanggapi/ kurang cepat, proses pengurusan pinjaman yang lambat, saat pengurusan pinjaman petugas sering tidak ada di kantor koperasi, layanan simpan pinjam yang sering tutup karena karyawannya tidak ada, sehingga anggota koperasi merasa sulit untuk memperoleh pinjaman dari koperasi sementara minat anggota untuk melakukan simpan pinjam cukup tinggi. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan anggota koperasi KSP Usaha Bersama diperoleh keterangan mengenai pelayanan yang diberikan oleh pengurus koperasi, berikut ini adalah wawancara dengan Bapak Wahyudi Saya merasa sebagian anggota koperasi setuju jika pelayanan yang diberikan koperasi masih banyak kekurangan misalnya pegawai koperasi hanya membuka kantor seminggu sekali dalam memberikan pelayanan kepada nasabah. Sedangkan anggota koperasi meninginkan setiap hari dibuka, sehingga jika ingin meminjam uang atau membayar angsuran akan mudah. Selain itu cara kerja juga lambat, LPJ (laporan pertanggung jawaban) sering terlambat, kemudian petugas kurang tanggap terhadap keluhan nasabah koperasi, (Wawancara dengan Bapak Wahyudi, Anggota KSP Usaha Bersama, Tanggal 9 Januari 2016). Berikut ini hasil wawancara lainnya dengan anggota KSP Usaha Bersama mengenai pelayanan di koperasi: Mengenai pelayanan di koperasi saya rasa belum memuaskan, karena pelayanannya lambat. Kantor koperasi sering tutup, pengurus dan pegawainya sering tidak masuk, sehingga kami anggota koperasi sering kecewa ketika akan berurusan ke koperasi tapi tidak bisa karena kantornya tidak buka dan keluhan nasabah tidak ditanggapi dengan cepat karena petugasnya kurang simpatik. Padahal saya melihat banyak anggota yang berminat untuk meminjam uang ke koperasi tapi tidak bisa. (Wawancara dengan Bapak Syaiful Hadi, Anggota KSP Usaha Bersama, Tanggal 9 Januari 2016). Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua orang anggota KSP Usaha Bersama dapat dilihat bahwa pelayanan koperasi masih rendah dan belum mampu memuaskan anggota koperasi terutama pelayanan di Bagian Administrasi Simpan Pinjam, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pelayanan tersebut diantaranya dengan cara menyediakan petugas yang memang khusus bekerja di koperasi sehingga koperasi dapat buka setiap hari. Selain itu pelayanan yang diberikan oleh pihak koperasi belum memuaskan anggota, karena layanan yang diberikan sering terlambat. Untuk itu layanan bagian administrasi perlu mendapatkan perhatian lebih khusus supaya dapat memberikan kepuasan yang optimal bagi anggota koperasi. Pihak koperasi juga perlu memberikan pelatihan kepada karyawan koperasi agar dapat memberikan pelayanan dengan cepat, ramah dan menyenangkan bagi anggota koperasi. METODE PENELITIAN Penelitian ini penulis mengambil objek pada Koperasi Simpan Pinjam Usaha Bersama yang beralamat di Jl. Baharuddin Yusuf Tembilahan. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder.

5 Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah dari keseluruhan objek yang akan diteliti yaitu anggota Koperasi Simpan Pinjam Usaha Bersama Tembilahan, karena banyaknya jumlah populasi dan karena keterbatasan waktu dan tenaga dari penulis maka dilakukan pengambilan sampel sebagian dari populasi yang akan diteliti dan dapat mewakili keseluruhan populasi yang berjumlah 290 orang. Mengingat jumlah populasi yang besar, maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebagian saja. Maka cara pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin.Maka banyaknya sampel yang diambil adalah : N n 1 N. e 2 290 n 74,35 orang 1 290. 0,1 2 Jadi sampel yang diambil adalah 75 orang, adapun teknik pengambilan sampel adalah dengan metode accidental yaitu pengambilan sampel dengan cara memberikan kuisioner kepada responden yang ditemui pada saat penyebaran kuisioner. Dalam menganalisa data,digunakan metode deskriptif dimana data yang digunakan berhasil dikumpulkan selanjutnya dihubungkan dengan teori-teori yang terkait sebagaimana telah dimuat dalam telaah pustaka dan kemudian diambil kesimpulan. Selanjutnya hasil skoring tiap-tiap item pertanyaan dilakukan langkah sebagai berikut : Penelitian ini akan menggunakan teknik Importance Performance Analysis (IPA). Inti dari konsep ini adalah tingkat kepentingan (expectation) diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk dan jasa yang sesuai dengan harapan (Rangkuti, 2006). Importance Perfomance Analysis adalah suatu metode analisis untuk menilai sejauh mana tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan terhadap atribut pelayanan. Metode IPA ini digunakan untuk menganalisis data tingkat kepuasan pelanggan terhadap kepuasan pelayanan Koperasi Simpan Pinjam Usaha Bersama Tembilahan. Metode ini menentukan apakah suatu atribut dianggap penting atau tidak oleh konsumen, dan apakah atribut tersebut memuaskan konsumen atau tidak. Dengan metode ini sebutan expectation diganti dengan importance atau tingkat kepentingan menurut persepsi pelanggan (internal dan eksternal). Dari berbagai tingkat kepentingan, dapat dirumuskan tingkat kepentingan yang paling dominan, sehingga diharapkan perusahaan dapat mengetahui tingkat kepentingan (harapan) konsumen yang paling dominan terhadap keberadaan produk atau jasa tersebut. Selanjutnya adalah mengaitkan variable kenyataan yang dirasakan (performance). Metode IPA dimaksudkan untuk membandingkan penilaian tingkat kepentingan (importance) dengan tingkat kinerja yang dirasakan (performance). IPA terdiri dari dua komponen, yaitu analisis kuadran dan analisis kesenjangan. Dengan analisis kuadran dapat diketahui responden dari sampel penelitian terhadap atribut yang ditanyakan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja masing-masing atribut tersebut. Sedangkan analisis kesenjangan digunakan untuk melihat kesenjangan antara kepentingan suatu atribut dengan harapan akan atribut tersebut. Langkah-langkah dalam melakukan teknik IPA secara sistematis adalah sebagai berikut:

6 a. Menghitung skor total setiap jawaban responden terhadap masing-masing atribut pelayanan jasa, dengan membaginya menjadi 2 bagian yaitu (kepentingan) harapan terhadap kualitas layanan internal dan kinerja layanan internal. b. Menghitung nilai tengah (mean) untuk masing-masing kolom harapan dan kinerja dengan menggunakan rumus: = Dimana xi = skor penilaian kinerja n = jumlah sampel/responden = Dimana yi = skor penilaian harapan responden n = jumlah sampel/responden Untuk memberikan penafsiran terhadap hasil perhitungan nilai tengah, maka dilakukan dengan cara membandingkan hasil mean tersebut dengan sebuah table interval acuan. Tabel acuan ini diperoleh dengan melakukan penghitungan rentang skala (Rs), dengan formulasi sebagai berikut: Rs = Dimana : Rs = Rentang skala n = Jumlah sampel m = Jumlah skala Maka berdasarkan hasil Rentang Skala tersebut, dapat disusun sebuah tabel yang menjadi acuan penafsiran deskriptif untuk menentukan kadar tingkat kepentingan dan kinerja sebagai berikut: Tabel 1. Acuan Penafsiran Deskriptif Interval Keterangan 1,00 1,29 Sangat Tidak Penting/Sangat Tidak Puas 1,80 2,59 Tidak Penting/ Tidak Puas 2,60 3,39 Cukup Penting/Cukup Puas 3,40 4,19 Penting/Puas 4,20 5,00 Sangat Penting/Sangat Puas Sumber : Data Olahan c. Menghitung tingkat kesesuaian antara kinerja dan harapan dengan mempergunakan rumus : Tk = Dimana : Tk = Tingkat sesuaian X = Skor tingkat kinerja Y = Skor tingkat harapan

7 Sebagai dasar penafsiran deskriptif untuk menentukan seberapa besar kesesuaian antara harapan dengan kinerja yang sebenarnya, maka dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan sebuah tabel acuan deskriptif berikut ini: Tabel 2. Acuan Kesesuaian Inerval Keterangan 0 20% Sangat Tidak Penting/Sangat Tidak Puas 21 40% Kurang Sesuai/ Kurang Puas 41 60% Cukup Sesuai/Cukup Puas 61 80% Sesuai/Puas 81 100% Sangat Sesuai/Sangat Puas Sumber: Riduwan & Kuncoro, 2007 d. Setelah melakukan penafsiran secara deskriptif, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil perhitungan tingkat kesesuaian ke dalam diagram kartesius. Diagram ini merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi 4 bagian yang dibatasi oleh dua garis/sumbu yang saling berpotongan tegak lurus dititik (X,Y) dimana : Dimana: skor rata-rata dari rata-rata bobot tingkat kinerja seluruh atribut skor rata-rata dari rata-rata bobot tingkat harapan seluruh atribut banyaknya atribut kualitas pelayanan Adapun model diagram kartesius digambarkan dalam pola matriks sebagai berikut: Tinggi Importance/Performance Matrix Prioritas utama untuk dilakukan perbaikan Pertahankan Prestasi Rendah Harapan Prioritas Rendah Pelayanan yang Rendah Kenyataan Berlebihan Tinggi Sumber : Rangkuti (2006) Gambar 1 Diagram Importance/Performance Matrix

8 Matrix terdiri dari 4 kuadran, yaitu: Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan, tetapi pada kenyataannya faktor-faktor tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan, atau dengan kata lain, tingkat kepuasan pelanggan masih sangat rendah, sehingga variable-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan (improved) secara terus menerus. : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan, dan kenyataannya faktor-faktor tersebut sudah dianggap sesuai dengan harapan, atau dengan kata lain bahwa tingkat kepuasan pelanggan sudah lebih baik. Oleh karena itu variable-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus dipelihara dan dipertahankan. : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan, dan pada kenyataannya kinerjanya juga tidak terlalu istimewa. Peningkatan variable-variabel dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil. : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan, dan dirasakan justru terlalu berlebihan. Oleh karena itu variable-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus dikurangi atau dihilangkan agar perusahaan dapat menghemat biaya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kepuasan anggota koperasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empati. Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman bagi penjual dan produsen dalam memasarkan jasa terutama jasa perbankan, karena dengan mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan anggota koperasi. Untuk mengetahui bagaimana skor untuk harapan dan kinerja pelayanan pada Koperasi Usaha Bersama Tembilahan, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.: Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Harapan dan Kinerja Pelayanan di Koperasi Usaha Bersama Tembilahan Indikator H K Indeks (%) Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Dimensi Reliability 3,50 2,74 78,29 Puas Tingkat Kepuasan Dimensi Responsiveness 3,40 2,62 77,06 Puas Tingkat Kepuasan Dimensi Assurance 3,39 2,74 80,83 Puas Tingkat Kepuasan Dimensi Empaty 3,66 2,55 69,67 Puas Tingkat Kepuasan Dimensi Tangible 3,66 2,55 69,67 Puas Rata-rata Tingkat Kepuasan (Sumbu H & K) 3,52 2,64 75,00 Puas Catatan : H = Harapan K = Kinerja Sumber : Data Olahan, 2016, Lampiran 2 Hal 65-67

9 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan skor tingkat harapan dan tingkat kinerja, dimana skor harapan ternyata lebih tinggi dari skor kinerja. Sebagai dasar penafsiran deskriptif untuk menentukan seberapa besar kesesuaian antara harapan dengan kinerja yang sebenarnya, maka dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan sebuah tabel acuan deskriptif seperti dapat dilihat pada bab 3. Berdasarkan tabel acuan deskriptif maka tingkat kesesuaian kinerja dan harapan pelayanan di Koperasi Usaha Bersama Tembilahan adalah puas karena berada pada interval 60%-80%. 1. Reliability Penelitian ini menunjukkan bahwa skor indeks adalah 78,29%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pelanggan merasa puas terhadap aspek-aspek dalam dimensi reliability. 2. Responsiveness Penelitian ini menunjukkan bahwa skor indeks adalah 77,06%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pelanggan merasa puas terhadap aspek-aspek dalam dimensi responsiveness dimana prosedur administrasi yang baik dan tidak berbelitbelit mendapatkan penilaian paling tinggi. 3. Assurance Penelitian ini menunjukkan bahwa skor indeks adalah 80,83%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pelanggan merasa puas terhadap aspek-aspek dalam dimensi assurance dimana keramahan dan perhatian dalam menerima keluhan mendapatkan penilaian paling tinggi. 4. Empati Penelitian ini menunjukkan bahwa skor indeks adalah 69,67%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pelanggan merasa puas terhadap aspek-aspek dalam dimensi empaty dimana terjadinya hubungan relasi antara anggota koperasi dan karyawan. 5. Tangible Penelitian ini menunjukkan bahwa skor indeks adalah 69,67%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pelanggan merasa puas terhadap aspek-aspek dalam dimensi Tangible. Berdasarkan uraian mengenai masing-masing dimensi di atas maka dapat dilihat bahwa dimensi paling penting bagi anggota koperasi adalah empati dan tangible dengan skor harapan 3,66 poin sementara indikator yang memilki skor paling rendah kepentingannya adalah assurance dengan skor 3,39. Selanjutnya jika dilihat dari tingkat kinerja responden, maka aspek yang paling tinggi skornya adalah reliability dan assurance dengan skor 2,74 poin sementara tingkat kinerja yang paling rendah skornya adalah empati dan tangibel sebesar 2,66 poin. Setelah melakukan penafsiran secara deskriptif, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil perhitungan tingkat kesesuaian ke dalam diagram kartesius. Diagram ini merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi 4 bagian yang dibatasi oleh dua garis/sumbu yang saling berpotongan tegak lurus dititik (X,Y) dimana hasil perhitungan untuk titik perpotongannya adalah (3,52 ; 2,64) Adapun model diagram kartesius digambarkan dalam pola matriks sebagai berikut:

10 Gambar 5.1. Matriks Diagram Kartesius 5 4 3 2 Kuadran I Assuran ce Responsiveness Reliability Kuadran II 3,52; 2,64 Empati & Tangibel 1 Kuadran III 0 1 2 3 4 5 Sumber : Data Olahan, 2016, Lampiran 2 Hal 67 Kuadran IV Berdasarkan gambar 1. Matrix Diagram Kartesius maka kinerja dan harapan dalam kepuasan terhadap pelayanan di Koperasi Usaha Bersama Tembilahan untuk kelima indikator dimensi pelayanan adalah sebagai berikut: Kuadran I : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan, tetapi pada kenyataannya faktor-faktor tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan, atau dengan kata lain, tingkat kepuasan pelanggan masih sangat rendah, sehingga variabel-variabel yang termasuk ke dalam kategori kuadran I ini yaitu reliability dan assurance harus ditingkatkan (improved) secara terus menerus. Kuadran II : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan, dan kenyataannya faktor-faktor tersebut sudah dianggap sesuai dengan harapan, atau dengan kata lain bahwa tingkat kepuasan pelanggan sudah lebih baik. Oleh karena itu variable-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus dipelihara dan dipertahankan. Tidak ada variabel yang termasuk ke dalam kategori kuadran II ini. Kuadran III : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan, dan pada kenyataannya kinerjanya juga tidak terlalu istimewa. Peningkatan variabel-variabel dalam kuadran III ini yaitu responsiveness dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh anggota koperasi sangat kecil. Kuadran IV : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan, dan dirasakan justru terlalu berlebihan. Oleh karena itu variabel-variabel yang masuk dalam kuadran ini yaitu empati dan tangible harus dikurangi atau dihilangkan agar koperasi dapat menghemat biaya namun pelayanan meningkat.

11 Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa rata-rata pelanggan sudah merasakan cukup puas terhadap kualitas pelayanan Koperasi Usaha Bersama Tembilahan yang diukur berdasarkan lima dimensi yang mencakup tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Dengan demikian, jika diasumsikan bahwa penilaian dilakukan secara parsial yaitu hanya pada aspek kinerja tanpa memperhatikan aspek harapan, maka sebenarnya penilaian sudah tepat. Terjadinya perbedaan antara skor kinerja dengan indeks kepuasan merupakan perbandingan yang terjadi antara kinerja dengan harapan. Hal ini menurut pendapat penulis lebih dikarenakan adanya variasi tingkat harapan yang berbeda sehingga jika skor kinerja terlalu tinggi sedangkan skor harapan tidak terlalu tinggi maka indeks kepuasan juga akan menjadi tinggi. Dari hasil penelitian ini maka secara jelas telah diketahui bahwa atribut-atribut kualitas pelayanan apa saja hendaknya bisa dijadikan sebagai perhatian Koperasi Usaha Bersama Tembilahan. Oleh karena itu sebagai implikasi penelitian maka manajemen hendaknya menitikberatkan perbaikan kualitas pelayanan terhadap atribut-atribut yang berada pada kuadran I seperti kondisi bangunan dan sarana prasarana, penampilan dan sikap karyawan. Jika atribut yang masuk pada kuadran tersbeut bisa diprioritaskan, maka sebagai implikasi yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan indeks kepuasan pelanggan pada Koperasi Usaha Bersama Tembilahan pada tingkatan optimum dimana harapanharapan pelanggan dapat terpenuhi dengan baik. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan serta saran sebagai berikut: Kesimpulan 1. Rata-rata skor harapan yang dinilai berdasarkan 5 (lima) indikator yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empati adalah sebesar 3,52 artinya tingkat harapan anggota koperasi terhadap pelayanan berkategori Penting Rata-rata skor kinerja yang dinilai berdasarkan 5 (lima) indikator yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empati adalah sebesar 2,64 artinya tingkat harapan anggota koperasi terhadap pelayanan berkateori Puas. Namun skor ini lebih rendah dari skor tingkat harapan anggota koperasi. 2. Berdasarkan hasil perhitungan, maka tingkat kesesuaian antara harapan dan kinerja pelayanan di Koperasi Usaha Bersama Tembilahan terletak pada rentang 60% - 81% yang berkategori Puas. 3. Hasil analisis matrik diagram kartesius menunjukkan bahwa reliability dan assurance merupakan variabel yang menjadi prioritas anggota koperasi dan berdasarkan penilaian kinerja, kedua variabel tersebut berkategori perlu dipertahankan. Assurance ditinjau dari tingkat harapan berada pada kategori kurang penting sementara ditinjau dari tingkat kinerja juga dianggap kurang baik, sementara empati dan tangible merupakan variabel yang kurang penting namun ditinjau dari kinerjanya dianggap

12 berlebihan sehingga perlu dikurangi terutama dalam hal hubungan antara karyawan dan anggota koperasi. Rekomendasi 1. Variabel tangible, reliability, responsiveness, tangible dan empati telah memenuhi harapan anggota koperasi namun demikian karena keempat variabel tersebut juga merupakan prioritas menurut anggota koperasi maka perlu ditingkatkan kinerjanya terutama dalam hal meningkatkan kemampuan karyawan dalam meningkatkan pelayanan, kesigapan karyawan dalam memberikan layanan serta kecepatan dalam mengatasi keluhan anggota koperasi. 2. Kinerja pelayanan yang diberikan manajemen koperasi cukup sesuai atau cukup memenuhi harapan anggota koperasi, namun demikian masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti aspek tangible dan empati. 3. Variabel tangbile dan empati oleh sebagian anggota koperasi dianggap berlebihan sehingga perlu dikurangi terutama dalam hal penyediaan sarana dan prasarana. DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2010. Manajemen Pemasaran dan Manajemen Jasa. Bandung: Alfabeta Arikunto, Suharsimi. 2010. Metode Penelitian dan Proses. Jakarta: Rineka Cipta Cusson, Robert, R. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa. Terjemahan Edwardus, Prenhallindo, Jakarta Gaspersz, Vincent. 2009. Manajemen Kualitas Penerapan Konsep-konsep Kualitas dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kotler, Philip. 2011. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Terjemahan Adi zakaria Afif, Edisi Ketujuh, Jakarta: Penerbit LPFEUI Lovelock, Christopher H., dan Lauren Wright. 2010. Manajemen Pemasaran Jasa. Terjemahan Agus Widyantoro, Jakarta: Penerbit Indeks Lupiyoadi dan Hamdani A. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat Moenir, H.A.S. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara Nugroho, M. Andi Setijo, 2009, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Wajib Pajak: Studi Pada Obyek Pajak Penghasilan di KPP Yogyakarta Satu,

13 Jurnal SINERGI Edisi Khusus on Marketing Tahun 2009, Yogyakarta Putri, Kadek Indri Novitas dan I Nyoman Nurcaya. 2013. Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan D&I Skin Centre Denpasar. E- Journal, www.ojs.unud.ac.id/index.php/manajemen/article Rangkuti, Freddy, 2006, Measuring Customer Satisfaction, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama