BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

YENIASARI RIZKIA BUDI AKUNTANSI PEMBIMBING : Rina Nofiyanti, SE., MM

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN

by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. beberapa kategori, sehingga dapat dilihat banyaknya elemen yang termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. 1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Efek Indonesia dan Singapore Exchange tahun Dari seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pembahasan tentang penelitian yang dilakukan. Pengujian dalam penelitian

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate yang

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

significantly not influented to audit opinion going concern, liquidity ratio significantly not influented to audit opinion going concern, Activity rat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menunjukkan adanya financial distress pada perusahaan-perusahaan manufaktur

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODA PENELITIAN. sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan non keuangan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di buku Indonesia Stock Exchange (IDX) yang mengeluarkan obligasi

Nama : Farisah Hasniar NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusa : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran singkat objek penelitian mengenai asumsi going concern: analisis

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 sampai 2013. Data diperoleh dari website resmi Bursa Efektif Indonesia, yaitu www.idx.co.id. Sektor manufaktur dipilih untuk menghindari adanya industrial effect yaitu, risiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain. Tahun 2010 sampai 2013 dipilih dikarenakan pada tahun tersebut keadaan ekonomi di Indonesia relatif stabil, sehingga dapat mencerminkan keadaan pergerakan saham di BEI (Bursa Efek Indonesia) yang sebenarnya setelah terjadinya krisis ekonomi di tahun-tahun sebelumnya. 2. Gambaran Umum Perusahaan Berikut adalah nama-nama perusahaan yang dipilih menjadi objek penelitian : 1. PT. Tirta Mahakam Resources Tbk PT. Tirta Mahakam Resources secara resmi beroperasi sejak 1983 dengan memproduksi plywood yang kemudian diikuti oleh serangkaian program-program ekspansi yang berkantor pusat di Jalan Let. Jend Soepeno No. 34 Arteri Permata Hijau Jakarta 12210. Sampai dengan saat ini. Perusahaan mempunyai pabrik pengolahan kayu dan pengolahan untuk mendaur ulang. 53

54 2. PT. Mulia Industrindo Tbk PT. Mulia Industrindo Tbk secara resmi beroperasi sejak tanggal 15 Nopember 1986 dengan modal dasar Rp. 2.500.000.000.000 dan modal disetor Rp. 661.500.000.000 yang berkantor di Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 42 Jakarta 12710. Sampai saat ini Perusahaan telah memproduksi kaca lembaran, botol kemasan, glass block, kaca pengaman otomotif, keramik dinding dan keramik lantai. 3. PT. Jembo Cable Company Tbk PT. Jembo Cable Company secara resmi beroperasi sejak 17 April 1973 dengan modal dasar Rp 300.000.000.000 dan modal disetor Rp. 75.600.000.000 yang berkantor di Jalan Pajajaran Gandasari Jatiuwung Tangerang 15137. Sampai saat ini telah menjadi produsen terkemuka dalam industry kawat dan kabel juga telah memperdagangkan produk produk hasil industri tersebut baik domestic maupun internasional. 4. PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk PT. Gunawan Dianjaya Steel secara resmi beroperasi pada tanggal 8 April 1989 dengan modal dasar Rp. 2.800.000.000.000 dan modal disetor Rp. 820.000.000.000 yang berkantor di Jalan MargoMulyo 29A Surabaya 60183 Jawa Timur. Sampai saat ini telah memproduksi besi beton berukuran 6 mm sampai 12 mm dengan total terpasang 30.000 ton besi beton per tahun di domestik. 5. PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk PT. Keramika Indonesia Assosiasi secara resmi beroperasi pada tanggal 28 November 1968 dengan memproduksi utama keramik dinding dan assesoris yang berkualitas tinggi yang berkantor di Jalan Senen Raya No

55 135 Jakarta 10410. Sampai saat ini Perusahaan telah mempunyai merek dagang KIA dan IMPRESSO dan memasarkan produk berkualitas secara lokal maupun internasional. 6. PT. Kedaung Indah Can Tbk PT. Kedaung Indah Can secara resmi beroperasi 11 Januari 1974 dengan memproduksi peralatan rumah tangga dimana berkantor di Jalan Raya Rungkut 15 17 Surabaya 60293. Sampai saat ini telah membukukan peningkatan penjualan sebesar 5% menjadi sebesar Rp.99.000.000.000 dengan memasarkan produknya baik local dan internasional. 7. PT. Latinusa Tbk PT.Pelat Timah Nusantara (Latinusa) secara resmi beroperasi tanggal 19 Agustus 1982 dengan memproduksi tinplate untuk memenuhi kebutuhan kemasan kaleng dimana berkantor di Jalan Gatot Subroto Kav 54 Jakarta 12950. Sampai saat ini telah menyediakan produk berkualitas tinggi dengan standard an sertifikasi internasional. 8. PT. Argo Pantes Tbk PT. Argo Pantes secara resmi beroperasi pada tanggal 12 Juli 1977 dengan memproduksi pemintalan, pertenunan, dan pencelupan benang dimana berkantor di Jalan Jend Gatot Subroto Kav 22 Jakarta 12930. Sampai saat ini telah menunjukkan dibidang industry tekstil terpadu dengan memproduksi tekstil berkualitas tinggi.

56 9. PT. Eratex Jaya Tbk Eratex Jaya secara resmi beroperasi tanggal 12 Oktober 1972 dengan memproduksi tekstil pakaian jadi yang berkantor di Jalan HR Rasuna Said Kav B6 Setiabudi Jakarta 12910. Sampai saat ini telah memproduksi celana jeans dan kasual dengan penjualan ekspor secara total. 10. PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PT. Prima Alloy Steel Univ resmi beroperasi sejak tanggal 20 Februari 1984 dengan memproduksi industri velg kendaraan bermotor roda empat dari bahan aluminium alloy yang berkantor di Jalan Muncul No 1 Gedangan Sidoarjo - 61254. Sampai saat ini telah memproduksi velg racing atau aluminium alloy wheels B. Hasil Uji Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi suatu data. Variabel yang diteliti adalah kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan opini audit going concern Data yang diamati adalah perusahan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah sampel 15 (lima belas) perusahaan yang diteliti selama 4 (empat) tahun, sehingga didapat sampel sebanyak 60 (N=60). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS 21 diperoleh hasil uji deskriptif sebagai berikut.

57 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation GOING_CONCERN 60,00 1,00,6167,49030 QA 60,00 1,00,2500,43667 KOND_KEU 60-18,77194 13,86633 1,1967395 3,53259881 OTS 60,00 1,00,4667,50310 SG 60 -,41365 1,13354,1079814,25873272 LG_SIZE 60 85942208666,000 31059050044500, 2897063679187,0 6535144552660,6 000 0000 86000 Valid N (listwise) 60 Sumber data: output SPSS (Lampiran) Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dijelaskan hasil sebagai berikut ini : 1) Jumlah seluruh sampel (N) adalah sebanyak 60 perusahaan dengan variabel going concern (GC), kualitas audit (QA), kondisi keuangan (Kond_Keu), opini tahun sebelumnya (OTS), dan Pertumbuhan perusahaan (SG), ukuran perusahaan (SIZE). 2) Nilai rata-rata opini audit going concern (GC) sebesar 0,6167 yang lebih besar dari 0,50 menunjukkan bahwa opini audit dengan kode 1, yakni opini audit going concern lebih sedikit muncul dari 60 perusahaan sampel yang diteliti. Dari 60 perusahaan sampel, 26 perusahaan sampel menerima opini audit going concern, dan 34 perusahaan sampel menerima opini audit non going concern. 3) Variabel kualitas audit (QA) yang merupakan variabel dumy dengan nilai minimum sebesar 0 dan maksimum 1, nilai rata-rata sebesar 0,25 yang lebih kecil dari 0,50. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari perusahaan sampel lebih banyak menggunakan auditor yang tidak berafiliasi dengan KAP big four.

58 4) Kondisi keuangan (Kond_keu) perusahaan dikatakan buruk jika nilai proksi kebangkrutan semakin besar, begitu pula sebaliknya ketika nilai proksi kebangkrutan semakin kecil maka kondisi perusahaan dikatakan sehat. Dengan nilai minimum sebesar -18,77194 dan maksimum sebesar 13,86633 Jika dilihat dari nilai rata-rata the altman model sebesar 1,1967 menunjukkan kondisi rata-rata keuangan sampel kurang sehat. karena nilai Z kurang dari 1,81. 5) Variabel opini audit tahun sebelumnya (OTS) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,4667 yang lebih kecil dari 0,50 menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya dengan kode 1, yakni menerima opini audit going concern lebih sedikit muncul dari 60 perusahaan. Dari 60 perusahaan sampel, 26 perusahaan sampel menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya, dan 34 perusahaan sampel yang tidak menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya. 6) Varibel pertumbuhan perusahaan (SG) pada perusahaan memiliki nilai minimum -0,41365 (PT. Sumalindo Lestari Jaya), nilai maksimum sebesar 1,13354 (Mulia Industrindo), mean sebesar 0,10798 dan std deviation sebesar 0,25873. 7) Nilai rata-rata ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 2.897.063.679.187 dengan nilai minimum 85.942.208.666 dan nilai maksimum 31.059.050.044.500, hal ini menunjukkan bahwa lebih banya perusahaan sampel yang ukurannya tergolong berskala kecil. C. Hasil Uji Statistik Infrensial Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistik. Ghozali (2006;225) menyatakan bahwa regresi logistic digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistic tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006:225), dan mengabaikan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003:597).

59 a) Menilai keseluruhan model (overall model fit) Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Nilai -2LL awal adalah sebesar 79,881 dan setelah dimasukkan kelima variabel independen, maka nilai model yang dihipotesiskan fit dengan data. Hasil penilaian keseluruhan model dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Iteration History a,b,c Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant 1 79,882,467 Step 0 2 79,881,475 3 79,881,475 Sumber data: output SPSS (Lampiran) b) Menilai Kelayakan Akan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Nilai statistic Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test adalah 11,011 dengan probabilitas signifikansi 0,201 yang nilainya jauh diatas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya. Hasil Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test dapat dilihat pada table 4.3.

60 Tabel 4.3 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 11,011 8,201 Sumber data: output SPSS (Lampiran) c) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R square) Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistic ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke R square. Berdasrkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada lampiran 5. Nilai Nagelkerke R square adalah sebesar 0,479 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 47,9 persen, sedangkan sisanya sebesar 52,1 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian. Hasil penilaian keseluruhan model dapat dilihat pada 4.4. Tabel 4.4 Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square 1 53,781 a,353,479 Sumber data: output SPSS (Lampiran) d) Tabel Klasifikasi Table klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi probabilitas penerimaan opini audit going concern oleh perusahaan. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat dinyatakan dalam persen. Hasil table klasifikasi ditampilkan dalam table 4.5 Tabel 4.5 Classification Table a

61 Observed Predicted GOING_CONCERN,00 1,00 Percentage Correct Step 1 GOING_CONCERN,00 21 2 91,3 1,00 9 28 75,7 Overall Percentage 81,7 Sumber data: output SPSS (Lampiran) Tampilan Tabel 4.5 tersebut menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern adalah sebesar 75,7 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi tersebut, terdapat sebanyak 28 perusahaan(75,7%) yang diprediksi akan menerima opini audit going concern dari total 60 perusahaan yang menerima opini audit going concern. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima opini audit non going concern adalah 91,3 persen. Hal ini berarti bahwa dengan model regresi tersebut. Terdapat sebanyak 21 perusahaan (91,3%) yang diprediksi menerima opini audit non going concern dari total 26 perusahaan yang menerima opini non going concern. D. Hasil Uji Hipotesis Dari hasil uji hipotesis regresi logistik dapat dibentuk dengan melihat pada nilai estimasi parameter dalam Variabel in The Equation. Model regresi yang terbentuk berdasarkan nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equations adalah sebagai berikut ini: Ln GC = -0,652 1,663 QA 0,121 KOND_KEU + 3,675 OTS 0,068 SB + 1 GC 0,000LG_SIZE + ε

62 Tabel 4.6 Hasil Pengujian Estimasi Parameter Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) QA -1,663 1,367 1,481 1,224,189 KOND_KEU -,121,125,935 1,334,886 Step 1 a OTS 3,675 1,206 9,282 1,002 39,459 SG -,068 1,281,003 1,958,934 LG_SIZE,000,000 2,627 1,105 1,000 Constant -,652,520 1,571 1,210,521 a. Variable(s) entered on step 1: QA, KOND_KEU, OTS, SG, LG_SIZE. Sumber data: output SPSS (Lampiran) Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikan (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dinterprestasikan hasil sebagai berikut ini. 1. Pengujian hipotesis pertama (H1) Hipotesis pertama menyatakan bahwa kualitas audit (QA) berpengaruh negative pada opini audit going concern. Hasil pengujian menunjukkan variabel kualitas audit yang diproksikan dengan skala besar KAP memiliki koefisien regresi negatif sebesar -1,663 dengan tingkat signifikansi 0,224 yang lebih besar dari α (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas audit tidak berpengaruh pada opini audit going concern atau dengan kata lain H1 ditolak. 2. Hipotesis kedua (H2) Hipotesis kedua menyatakan bahwa kondisi keuangan (KOND_KEU) berpengaruh negatif pada opini audit going concern. Hasil pengujian menunjukkan variabel kondisi keuangan yang diproksikan dengan nama rumus altman model (1968) memiliki koefisien regresi negative sebesar - 0,121 dengan tingkat signifikansi 0,334 yang lebih besar dari α (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kondisi

63 keuangan tidak berpengaruh pada opini audit going concern atau kata lain H2 ditolak. 3. Hipotesis ketiga (H3) Hipotesis ketiga menyatakan bahwa opini audit tahun sebelumnya (OTS) berpengaruh positif pada opini audit going concern. Hasil pengujian menunjukkan variabel opini audit tahun sebelumnya memiliki koefisien regresi positif sebesar 3,675 dengan tingkat signifikansi 0,002 yang lebih kecil dari α (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H3 diterima. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya memiliki kemungkinan yang semakin besar untuk menerima opini audit going concern pada tahun berjalan. 4. Hipotesis keempat (H4) Hipotesis keempat menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan (SG) berpengaruh positif terhadap opini audit going concern. Hasil pengujian menunjukkan variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan memiliki koefisien regresi positif sebesar -0,068 dengan tingkat signifikansi 0,958 yang lebih besar dari α (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh pada opini audit going concern atau dengan kata lain H4 ditolak. 5. Pengujian hipotesis kelima (H5) Hipotesis kelima menyatakan bahwa ukuran perusahaan (LG_SIZE) berpengaruh positif pada opini audit going concern. hasil pengujian menunjukkan variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aktiva memiliki koefisien regresi negatif sebesar 0,000 dengan tingkat signifikan 0,105 yang lebih kecil dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat

64 disimpulkan bahwa variabel kondisi keuangan tidak berpengaruh pada opini audit going concern atau dengan kata lain H5 ditolak. E. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil pengujian hipotesis dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Analisis Hipotesis Kode Hipotesis Kesimpulan H1 Kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern Ditolak H2 Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern H3 Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern H4 Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern H5 Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern Sumber data: diolah sendiri Ditolak Diterima Ditolak Ditolak Penelitian ini merupakan studi mengenai penerbitan opini going concern dan non going concern oleh auditor. Penelitian ini mengenai 5 variabel kualitas audit yang diproksikan dengan KAP Big four, kondisi keuangan yang diproksikan dengan rumus the altman model, opini tahun sebelumnya di proksikan dengan opini audit yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Logaritma dari total asset. Penelitian terhadap 60 perusahaan manufaktur sebagai sampel dari 411 perusahaan populasi yang dipilih dengan metode purpose sampling selama taun 2010-2013 diperoleh 26 auditee menerima opini going concern dan sisanya sebanyak 34 auditee menerima opini non going concern. Pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

65 1. Pengaruh Kualitas Audit (QA) pada Opini Audit Going Concern (GC) Variabel kualitas audit yang diproksikan dengan KAP Big four, menunjukkan koefisien negative sebesar -1,663 dengan tingkat signifikan 0,224 > 0,05. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh pada opini audit going concern. Hasil penelitian ini mendukung penellitian styarno dkk, (2006), menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa kualitas audit tidak dapat dijadikan sebagai factor yang dapat mempengaruhi opini audit going concern. Hal ini berarti bahwa KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 ataupun yang tidak berafiliasi dengan KAP Big 4 sama-sama memberikan kualitas audit yang baik dan bersikap independen dalam mengeluarkan opini audit going concern. 2. Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan (KOND_KEU) pada Opini Audit Going Concern (GC) Variabel kondisi keuangan yang diproksikan dengan KAP Big 4, menunjukkan koefisien negative sebesar -0,121 dengan tingkat signifikansi 0,334 > 0,05. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kondisi keuangan tidak berpengaruh pada opni audit going concern. Penelitian McKown et al, (1991), juga menemukakan bahwa perusahaan besar memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk gagal dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurul Aisiah (2012) yang menunjukkan bahwa variabel kondisi keuangan yang diproksikan dengan The Altman Model tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. 3. Pengaruh Opini Tahun Sebelumnya (OTS) pada Opini Audit Going Concern (GC)

66 Variabel opini tahun sebelumnya yang diproksikan dengan KAP Big 4, menunjukkan koefisien positif sebesar 3,675 dengan tingkat signifikansi 0,002 <0,05. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh pada opini audit going concern. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif pada opini audit going concern. Hasil tersebut mendukung hipotesis keempat dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan Ramadhany (2004), Setyarno dkk (2006), Praptitorini dan Januarti (2007) yang menemukan hubungan positif antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Hasil temuan empiris ini menunjukkan bahwa auditor sangat memperhatikan opini going concern yang diterima perusahaan pada tahun sebelumnya. Walaupun penerbitan kembali opini audit going concern tidak semata-mata didasarkan pada opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya, namun penerimaan opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan public akan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga hal ini akan semakin mempersulit perusahaan untuk bangkit dari kesulitan yang dialami. 4. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan (SG) pada Opini Audit Going Concern (GC) Variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan (Sales Growth Ratio) menunjukkan koefisien positif sebesar -0,068 dengan tingkat signifikansi 0,958 > 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H4 tidak berhasil didukung, dengan demikian terbukti bahwa rasio pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Walaupun tanda koefisien variabel sales growth ini positif, namun peningkatan penjualan tersebut tidak menjamin auditee untuk tidak menerima opini going concern. Peningkatan penjualan yang tidak

67 seimbang dengan peningkatan beban operasional, atau peningkatan beban operasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan penjualan akan mengakibatkan laba bersih setelah pajak yang dihasilkan negative dan selanjutnya akan berdampak pada berkurangnya saldo laba ditahan. Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian funny dan saputra (2005) yang menemukan bukti empiris bahwa rasio pertumbuhan asset tidak berpengaruh signifikan terhdap kemungkinan penerimaan opini going concern. Penelitian ini memberikan tambahan bukti bahwa rasio pertumbuhan yang lain yaitu rasio pertumbuhan penjualan yang positif tidak menjamin auditee untuk tidak menerima opini going concern. 5. Pengaruh Ukuran Perusahaan (LG_SIZE) pada Opini Audit Going Concern (GC). Variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma dari total asset menunjukkan koefisien negatif sebesar 0,000 dengan tingkat signifikan 0,105 > 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H5 tidak berhasil didukung, dengan demikian terbukti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada opini audit going concern. Hasil tersebut mendukung hipotesis kelima dalam penelitian ini. Perusahaan dengan total asset yang besar juga menunjukkan bahwa perusahaan tersebut walaupun telah mencapai tahap kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relative panjang tetapi bisa saja menerima opni going concern. Kevin et al, (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya bahkan ketika perusahaan mengalami financial distress. Carcello dan Neal (2000) juga menemukan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negative dengan pemberian opini audit going concern.