BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ikatan suci yang dinamakan perkawinan. Perkawinan adalah suatu hubungan

BAB III. 1. Gambaran Umum Pengadilan Agama Sidoarjo.

BAB III URAIAN DATA HASIL PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Pengadilan Agama Surabaya. kehakiman, yang menangani masalah-masalah hukum perdata.

BAB IV ANALISIS UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 1989 TERHADAP PENENTUAN PATOKAN ASAS PERSONALITAS KEISLAMAN DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA

P U T U S A N Nomor : 0198/Pdt.G/2010/PA.Spn.

P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGGUGAT ; MELAWAN TERGUGAT ;

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

PUTUSAN Nomor: 600/Pdt.G/2010/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANAGN HUKUM PENGADILAN AGAMA SURABAYA DALAM MEMUTUSKAN PERCERAIAN SUAMI ISTRI MURTAD DALAM PERKARA CERAI TALAK

PUTUSAN Nomor 98/Pdt.G/2014/PA.JP

EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA. Drs. H. Masrum M Noor, M.H EKSEPSI

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

Nomor 0710/Pdt.G/2014/PA.Spg

PUTUSAN. Nomor : 0611/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

PUTUSAN Nomor : 259/Pdt.G/2013/PA.Pkc.

P U T U S A N Nomor xx/pdt.g/2013/pa.ktbm

P U T U S A N Nomor:0069/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: XX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1173/Pdt.G/2008/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 0048/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 21/Pdt.G/2016/PTA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n

SALINAN P U T U S A N

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor: 0108/Pdt.G/2010/PA.Spn.

PUTUSAN. Nomor : 0910/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N Nomor : 0813/Pdt.G/2011/PA.Skh. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 472/Pdt.G/2015/PA.Lt اا نا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), tepatnya pada Pasal 24 ayat (2) dinyatakan bahwa Pengadilan Agama merupakan salah satu lingkungan

P U T U S A N Nomor : 022/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor: 0217/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

PUTUSAN Nomor 0040/Pdt.G/2014/PA.Pkc

P U T U S A N Nomor 1416/Pdt.G/2015/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 0436/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0718/Pdt.G/2015/PA. Pas

PUTUSAN. Nomor : 1376/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0562/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor xxxx/pdt.g/2012/pa.slw. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

P U T U S A N. M e l a w a n DUDUK PERKARA

P U T U S A N Nomor XXXX/Pdt.G/2015/PA.Ktbm. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

P U T U S A N. Nomor: 0178/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1118/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAAHIRRAAHMAANIRRAAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N 37/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N Nomor: 1373/Pdt.G/2014/PA. Pas

PUTUSAN. Nomor : 0814/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0180/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 1125/Pdt.G/2015/PA. Pas

P U T U S A N. Nomor XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor 35/Pdt.G/2010/PA Tse BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN. Nomor : 1519/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

P U T U S A N. Nomor: 0016/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

PUTUSAN Nomor : 0849/Pdt.G/2012/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0005/Pdt.G/2017/PTA. Plk. M e l a w a n

PUTUSAN. Nomor : 0648/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Nomor: 0148/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

SALINAN P U T U S A N Nomor : 104/Pdt.G/2011/ PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 1387/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN. Nomor : 0712/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

PUTUSAN. Nomor : 0870/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 1262/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 52/Pdt.G/2010/PA.Sgr.

P U T U S A N. Nomor: 0087/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

P U T U S A N Nomor 0633/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 97/Pdt.G/2010/PA Tse. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 122/Pdt.G/2010/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor: 0041/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

TENTANG DUDUK PERKARANYA

P U T U S A N Nomor xxxx/pdt.g/2012/pa.tse

PUTUSAN. Nomor : 1202/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. menjatuhkan putusan terhadap perkara Cerai Gugat antara :

PUTUSAN Nomor : 0686/Pdt.G/2014/PA.Pas

P U T U S A N Nomor : 0547/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

PUTUSAN. Nomor : 0424/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0977/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1880/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N Nomor : 06/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ; PENGGUGAT ; MELAWAN

PUTUSAN. Nomor : 0015/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. Agama Surabaya Tentang Pembatalan Putusan Pengadilan Agama Tuban. itu juga termasuk di dalamnya surat-surat berharga dan intelektual.

PUTUSAN Nomor : 0536/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. PERKARA NOMOR 0201/Pdt.G/2014/PA.Sda TENTANG HARTA BERSAMA DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO

P U T U S A N Nomor: 1479/Pdt.G/2014/PA. Pas

P U T U S A N. Nomor 1881/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 019/Pdt.G/2014/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TENTANG DUDUK PERKARANYA

SALINAN P U T U S A N Nomor 40/Pdt.G/2012/PA.Sgr. pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara Cerai

PUTUSAN. Nomor : 0510/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN BISMILLAHIRAHMANIRROHIIM. Nomor : 1037/Pdt.G/2009/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0482/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

SALINAN P U T U S A N

Transkripsi:

58 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM PENGADILAN AGAMA SIDOARJO DALAM MEMUTUSKAN PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH DUA KALI DI KUA DAN KANTOR CATATAN SIPIL NOMOR: 2655/PDT.G/2012/PA.SDA A. Analisis Terhadap Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Dalam Menerima Dan Memutuskan Perceraian Suami Istri Yang Menikah Dua Kali di KUA dan Kantor Catatan Sipil Nomor: 2655/Pdt.G/2012/PA.Sda Setiap pasangan suami istri tentu menginginkan bisa membangun rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan keluarga yang harmonis sesuai dengan tujuan pernikahan itu sendiri yaitu mencari kebahagiaan, ketentraman dan ketenangan dalam kehidupan berumah tangga. 1 Maka pernikahan dapat dikatakan gagal apabila dalam berumah tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan kebahagiaan, karena seringnyaa perselisihan, persinggungan bahkan pertengkaran antara keduanya. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya keharmonisan sebuah rumah tangga. Berdasarkan dari keterangan penggugat dan tergugat yang telah dibuktikan dengan adanya berbagai macam alat bukti yang sah secara Hukum, kedua pihak mengakui bahwa mereka telah menikah dengan cara Islam pada tanggal 23 september 1995 dan berpindah Agama menjadi Kristen dengan penegasan pernikahan secara Kristen/gereja pada 31 desember 1998. Atas 1 pasal 1 undang-undang no. 1 tahun 1974 58

59 dasar itu pihak tergugat menyampaikan jawaban secara tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut: Dalam kompetensi, bahwa Pengadilan Agama Sidoarjo tidak berwenang mengadili perkara ini karena sesuai dengan pengakuan penggugat, bahwa penggugat dan tergugat telah secara sah dan sadar berpindah Agama sejak tahun 1998 yang dibuktikan dengan pernikahan secara Kristen/gereja sampai sekarang, sehingga gugatan perceraian ini seharusnya diajukan ke Pengadilan negeri Sidoarjo, bukan pada Pengadilan Agama Sidoarjo walaupun mereka pernah menikah secara Islam di KUA kecamatan sukomoro nganjuk. Majelis hakim menimbang, bahwa atas eksepsi tergugat tersebut, majelis hakim perlu memberikan putusan sela atas eksepsi tergugat pada tanggal 17 januari 2013, yang amarnya sebagai berikut: 1. Menolak eksepsi tergugat 2. Menyatakan Pengadilan Agama Sidoarjo berwenang untuk mengadili perkara ini 3. Memerintahkan kepada penggugat dan tergugat untuk melanjutkan perkara ini 4. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir Dasar pertimbangan hakim di Pengadilan Agama Sidoarjo mengabulkan gugatan perceraian pasangan yang menikah di KUA dan kantor catatan sipil pada perkara cerai gugat yang diajukan oleh istri dalam putusan Pengadilan Agama Sidoarjo nomor: 2655/Pdt.G/2012/PA.Sda, adalah sebagai berikut:

60 Sebagaimana dasar Hukum yang mengacu pada pasal 49 undangundang nomor 07 tahun 1989 yang telah dirubah dengan undang-undang nomor 03 tahun 2006 dan undang-undang nomor 50 tahun 2009 tentang peradilan Agama perubahan dari undang-undang nomor 07 tahun 1989 bahwa Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, mengadii, memutus dan menyelesaikan perkara antara orang-orang yang beragama Islam mengenai perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf shodaqoh, zakat infaq dan ekonomi syariah. Maka perceraian merupakan kewenangan absolut peradilan Agama. Alasan hakim menyatakan demikian adalah dengan adanya bukti pernikahan secara Islam yang dicatatkan secara sah di KUA kecamatan sukomoro pada tanggal 23 september 1995 sampai sekarang dan tidak pernah terjadi perceraian, oleh karena itu ikatan perkawinan antara penggugat dan tergugat telah ada dengan segala akibat Hukumnya yang melahirkan hak dan kewajiban yang didasarkan perkawinan yang terjadi tanggal 23 september 1995. Padahal pada pasal tersebut yang menjadi titik penekanan adalah perkara antara orang-orang yang beragama Islam yang mana pada perkara pasangan yang menikah di KUA secara Islam dan di kantor catatan sipil secara Kristen bukanlah menjadi kewenangan Pengadilan Agama, melainkan kewenangan Pengadilan negeri. Inilah yang dijadikan dasar oleh tergugat dan kuasa Hukumnya dalam mengajukan eksepsi. Selain itu juga diatur dalam pasal 2 undang-undang nomor 3 tahun 2006 tentang peradilan Agama yang

61 menyatakan bahwa : peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Hal senada juga diatur dalam ketentuan pasal 1 huruf b peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1975 menjelaskan Pengadilan adalah Pengadilan Agama bagi mereka yang beragama Islam dan Pengadilan negeri bagi yang lainnya 2 artinya ketentuan yang diatur dalam pasal 2 dan 49 undang-undang nomor 3 tahun 2006 merupakan landasan bagi kompetensi bagi Pengadilan Agama. 3 Namun pada kenyataanya majelis hakim menolak eksepsi dari tergugat dan menyatakan bahwa Pengadilan Agama berwenang atas perkara tersebut, karena pada perceraian antara tergugat dan penggugat yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan berwenang atau tidaknya Pengadilan Agama Sidoarjo adalah peristiwa dan kejadian Hukum yang berlaku pada saat pernikahan dilangsungkan yang pertama yaitu menggunakan Hukum Islam, maka majelis hakim berpendapat bahwa tatkala seseorang yang melangsungkan perkawinan secara Hukum Islam, dan dikemudian hari terjadi sengketa perkawinan, maka perkaranya tetap menjadi kewenangan absolute dari peradilan Agama, walaupun salah satu pihak telah berpindah Agama, baik 2 Peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentag perkawinan 3 Sajipto Raharjo, dalam Amrullah Ahmad, et al, Dimensi Hukum Islam dalam System Hukum Nasional, (Jakarta: Gema Insani Perss, 1996), 47.

62 dari pihak suami maupun istri, yang artinya asas personalitas keislaman tidak gugur secara serta merta. Hal tersebut didasarkan pada objek dalam perkara cerai gugat ini adalah ikatan perkawinan itu sendiri, yaitu perkawinan antara penggugat dan tergugat, bukan Agama yang dianut oleh penggugat dan tergugat sekarang, sekalipun tergugat telah menyatakan dirinya telah berpindah Agama ke Kristen, atau bahkan menurut tergugat juga sama-sama telah berpindah Agama. Majelis hakim juga berpendapat bahwa berkaitan dengan objek perkara yang dipersengketakan adalah ikatan perkawinan antara penggugat dengan tergugat yang tertuang dalam akta nikah yang telah ada lebih dahulu yaitu ikatan perkawinan secara Islam di KUA sukomoro pada 23 september 1995 dengan Kutipan Akta Nikah Nomor : 227/54/IX/1995 tanggal 25 September 1995, maka Pengadilan Agama Sidoarjo berwenang mengadili perkara ini. Dalam kasus perceraian pasangan yang menikah di KUA dan kantor catatan sipil ini, majelis hakim telah melakukan berbagai upaya untuk mendamaikan kedua belah pihak sebagaimana yang diatur dalam PERMA no 1 tahun 2008, juga telah diupayakan oleh keluarga kedua belah pihak. Sebagaimana juga ketentuan pada pasal 22 ayat (2) peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam. Yang menjadi dasar yuridis seseorang dapat melekat pada dirinya asas personalitas keislaman adalah undang-undang nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan

63 Agama. Yaitu pada point ketiga ketentuan yang melekat pada undang-undang tersebut yang berbunyi : hubungan Hukum yang melandasi berdasarkan Hukum Islam, oleh karena itu acara penyelesaianya berdasarkan Hukum Islam. Dengan demikian yang tunduk dan yang dapat ditundukkan kepada Pengadilan Agama hanya bagi yang mengaku Islam. Adapun letak personalitas keislaman berpatokan pada saat terjadi peristiwa Hukum. Artinya hanya berpatokan pada faktor formil tanpa memperhatikan kualitas keislaman yang bersangkutan. Dengan telah terbukti adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara penggugat dan tergugat serta tidak adanya harapan sebagaimana yang dimaksud pasal 1 undang-undang no. 1 tahun 1974 untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal tidak terwujud, bahkan sebaliknya apabila tidak diceraikan maka perselisihan dan pertengkaran yang tidak berkesudahan, berdasarkan pertimbangan tersebut maka alasan perceraian sebagaimna dikehendaki pasal 39 ayat (2) undang-undang nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam telah terpenuhi. B. Analisis yuridis Perceraian Pasangan Yang Menikah Dua Kali Di KUA Dan Kantor Catatan Sipil Nomor 2655/Pdt.G/21012/PA.Sda Pada dasarnya peradilan itu sendiri bukanlah semata-mata badan tetapi juga terkait dengan pengertian yang abstrak, yaitu memberikan keadilan. Hal senada disampaikan oleh sjahran basah, bahwa penggunaan istilah Pengadilan itu ditunjukkan kepada badan atau wadah yang

64 memberikan peradilan, sedangkan peradilan menunjuk pada proses untuk memberikan peradilan dalam rangka menegakkan Hukum atau het rechspreken. 4 Kewenangan atau lebih dikenal dengan istilah kompetensi sering juga disebutkan dengan kekuasaan sehingga dianggap semakna. 5 Adapun macam-macam kewenangan dibagi menjadi dua, yaitu kewenangan absolut atau dalam bahasa Belanda disebut attributie van rechtsmacht yang artinya kewenangan yang menyangkut pembagian kekuasaan antar badan peradilan, 6 dan kewenangan relative atau dalam bahasa Belanda disebut distributie van rechtsmacht merupakan kekuasaan antar Pengadilan Agama berdasarkan wilayah Hukumnya. 7 Perceraian antara pasangan yang telah menikah dengan dua cara yang berbeda dengan status Hukum yang berbeda pula tentu menjadikan hal yang ambigu, sebagaimana pada perceraian pasangan yang menikah di KUA dan kantor catatan sipil dengan nomor perkara : 2655/Pdt.G/2012/PA.Sda ini. Dalam kasus ini antara penggugat dan tergugat benar-benar telah pecah (broken marriage) yang berarti telah pecah pula hati masing-masing pihak, dan mempertahankannya hanya 4 Jaenal aripin, M.A. Peradilan Agama dalam bingkai reformasi Hukum di Indonesia.( Jakarta: kencana.. 2008) H.253 5 A. Rasyid Roihan, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta; Rajawali Press, 1991), 25. 6 RetnoWulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Mandar Maju,Cet. VIII, 1997), 11. 7 M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan AgamaUU No.7 Tahun 1989, (Jakarta: Sinar Grafika, Cet. III, 2005), 102.

65 menimbulkan kesengsaraan bagi masing-masing pihak. 8 Sedangkan dalam permasalahan perceraian pasangan yang sama-sama telah berpindah Agama atau salah satunya adalah non muslim adalah terjadi. Sebagaimana yang terjadi pada kasus ini, pernikahan yang pertama dengan jalan sang suami yang asalnya Kristen masuk Islam hanya untuk melegalkan pernikahan tanpa pernah mengakui Islam sebagai Agamanya. Pada kasus perceraian pasangan yang menikah secara Islam di KUA dan secara Kristen di kantor catatan sipil ini, sebagaimana dalam berkas putusan, bahwa penggugat telah memeluk Agama Islam kembali setelah sebelumnya berpindah Agama menjadi Kristen. Perceraian pasangan yang secara jelas Islam adalah di kantor Pengadilan Agama, sedangkan bagi pasangan yang non muslim adalah di kantor Pengadilan negeri. Namun bagi pasangan yang menikah dua kali dengan Agama yang berbeda akan menjadi lain ceritanya. Sebagaimana yang terjadi pada putusan nomor : 2655/Pdt.G/2012/PA.Sda. yang karena alasan pernikahan yang terjadi antara tergugat dan penggugat telah diperbaharui dengan cara Kristen sebagaimana dalam eksepsi tergugat dan kuasa Hukumnya, yang kemudian menganggap bahwa perceraian pasangan tersebut seharusnya adalah di Pengadilan negeri, bukan di Pengadilan Agama mengingat kedua belah pihak telah pindah Agama menjadi Kristen. Sebagaimana diatur dalam pasal 25 ayat (1) undangundang nomor 28 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman. 8 Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 266k/AG/1993. 25 juni 1994

66 Sedangkan dasar Hukum majelis hakim didalam menangani dan memutus kasus perceraian dengan menelaah terhadap alasan-alasan dalam perceraian sebagaimana terdapat dalam huruf h pasal 116 KHI(Kompilasi Hukum Islam) yang menjelaskan tentang alasan perceraian dengan peralihan Agama atau murtad yang menyebabkan ketidak rukunan dalam rumah tangga. 9 Dalam pasal tersebut terdapat penekanan alasan perceraian hanya karena apabila karena kemurtadan tersebut menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga sebagaimana dalam pasal 19 (f) peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1995. Berdasarkan ketentuan yang melekat pada undang-undang nomor 3 tahun 2006 dan penjelasanya pada point ketiga dinyatakan hubungan hukum yang melandasi berdasarkan hukum islam, oleh karena itu penyelesaianya berdasarkan hukum islam. dengan demikian terhadap tergugat yang telah beralih agama ke Kristen, asas personalitas keislaman pada dirinya tetaplah melekat, hal ini didasarkan pada peristiwa hukum antara tergugat dan penggugat yang dilakukan secara islam. Berkaitan dengan perceraian pasangan yang telah murtad atau berpindah agama, sebagaimana hasil Rakernas MARI(Mahkamah Agung Republik Indonesia) tahun 2005 bagian c Bidang Badilag angka 3 huruf a yang menyatakan bahwa pengadilan agama berwenang mengadili seseorang(pihak) yang sudah murtad, karena yang menjadi ukuran untuk 9 Pasal 116, KHI (Kompilasi Hukum Islam)

67 menentukan berwenang atau tidaknya pengadilan agama adalah hukum yang berlaku pada waktu pernikahan dilangsungkan, dan bukan berdasarkan agama yang dianut pada saat terjadi sengketa. Penerapan asas personalitas keislaman dalam Pengadilan Agama didasarkan pada Pasal 1 angka 1 jo Pasal 49 ayat (1) jo penjelasan umum angka 2 alinea 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yang intinya yang berhak berperkara di Pengadilan Agama adalah mereka yang beragama Islam dalam perkara perdata tertentu, selain itu juga didasarkan pada Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 726 K/Sip/ 1976, yang menyatakan bahwa penyelesaian sengketa perkawinan (perceraian) ditentukan berdasarkan hubungan hukum pada saat perkawinan, bukan agama yang dianut para pihak pada saat sengketa terjadi, sehingga penerapan asas personal keislaman didasarkan pada hubungan hukum yang melandasi terjadinya sengketa. Terkait kewenangan pengadilan agama sidoarjo menangani perceraian pasangan yang menikah di KUA dan Kantor Catatan Sipil dengan nomor perkara : 2655/Pdt.G/2012/PA.Sda, berdasarkan buktibukti yang ada selama persidangan, berkaitan dengan objek perkara yang dipersengketakan adalah ikatan perkawinan antara penggugat dengan tergugat yang tertuang dalam akta nikah yang telah ada terlebih dahulu, yaitu ikatan perkawinan yang dilaksanakan tanggal 23 september 1995 pada kantor urusan agama kecamatan sukomoro kabupaten nganjuk,

68 dengan kutipan akta nikah nomor: 227/54/IX/1995 tanggal 25 September 1995. maka Pengadilan Agama Sidoarjo berwenang mengadili perkara ini. Sedangkan mengenai eksepsi untuk menentukan alamat pemanggilan (relaas) adalah tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut karena bukanlah hal prinsip dalam penentuan pengadilan mana yang berwenang mengadili perkara ini, berdasarkan pasal 73 ayat (1) UU nomor 7 tahun 1989 maka Pengadilan Agama Sidoarjo berwenang mengadili perkara ini. Majelis hakim pengadilan agama dalam menyelesaikan perkara cerai gugat nomor: 2655/Pdt.G/2012/PA.Sda dengan alasan-alasan dan pertimbangan hukumnya sudahlah tepat. Dikarenakan apabila tidak diputuskan maka akan terjadi kerusakan/ma>dharat yang lebih besar mengingat tergugat masih dalam keadaan Kristen, sedangkan menurut pengakuan tergugat dan penggugat bahwa keduanya berpindah agama menjadi Kristen pada 1998. Mengingat pula bahwasanya saat ini pihak penggugat telah kembali beragama islam dan khawatir apabila pernikahan tersebut tetap dipertahankan maka akan kembali beragama Kristen. Maka diputuskan setelah diproses dalam persidangan di pengadilan agama dan terbukti bahwa tergugat telah kembali ke agama lamanya, dan menjadikan keislamannya hanyalah untuk melegalkan pernikahan. Maka diputuslah dengan mengabulkan gugatan perceraian dengan amarnya yang berbunyi menceraikan perkawinan penggugat dan tergugat talak satu ba in sughro dari tergugat kepada penggugat.

69 Putusan semacam ini mengingat bahwa, pengajuan perkara diajukan oleh pihak istri. Meskipun pihak tergugat telah berpindah agama, pendapat semacam ini boleh saja dikemukakan, namun perlu untuk dikaji dan ditelaah apakah pendapat tersebut sudah tepat sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku. 1. Tentang Hukum Acaranya Putusan dengan kalimat menceraikan yang dimaksud adalah perceraian atas putusan pengadilan sebagaimana yang tercantum dalam pasal 38 huruf (c) UU nomor 1 tahun 1974. Sedangkan putusan permohonan cerai /cerai talak adalah putus. Sedangkan cerai gugat adalah perceraian yang diajukan oleh pihak istri yang dalam putusannya dijatuhkan talak satu ba in sughro yaitu dengan unsure-unsur alasan perceraian yang dikehendaki pasal 39 ayat (2) undang-undang nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1975 dan pasal 116 huruf (f) kompilasi hukum Islam. 2. Tentang Hukum Materiilnya Berkaitan dengan putusan tersebut, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa dengan kepindahan agama kedua pihak tersebut menjadikan pengadilan agama tidak berhak untuk menangani perkara tersebut. pendapat tersebut sah disampaikan mengingat bahwa pada kenyataanya antara tergugat dan penggugat pernah menikah secara Kristen dikantor catatan sipil pada tahun 1998, namun pendapat tersebut

70 haruslah didukung oleh hukum yang berlaku (dalam hal ini hukum positif). Jika pada pernikahan secara islam pada tahun 1995 pernah terjadi perceraian, maka keadaan hukumnya berbeda. Maka dalam hal ini pengadilan negeri lah yang berhak menangani perkara tersebut dan jalan satu-satunya adalah dinyatakan tidak dapat diterima atau niet on vankelijk, karena jelas tidak memenuhi syarat formil 3. Penyaji merujuk pada pada pasal 116 huruf (h) KHI diakitkan dengan hasil rakernas MARI tahun 2005 bagian c bidang Uldilag angka 3 huruf (a) yang menyatakan bahwa pengadilan agama berwenang mengadili seseorang yang sudah berpindah agama, karena yang menjadi ukuran untuk menentukan berwenang atau tidaknya Pengadilan Agama adalah hukum yang berlaku pada waktu pernikahan dilangsungkan, dan bukan berdasarkan agama yang dianut pada saat terjadi sengketa. Dengan demikian majelis hakim dikatakan tidak menyalahi aturan yang berlaku secara formil maupun materiil.