BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

ALAT DESTILASI VAKUM MINYAK ATSIRI JAHE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1. PENDAHULUAN. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri obat-obatan, flavor, dalam agroindustri minyak atsiri (Laksamanaharja, 2002).

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

PENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada Gambar 3.1 menunjukan blok diagram sistem dari keseluruhan alat yang dibuat. Mikrokontroler. Pemantik Kompor.

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERHITUNGAN JUMLAH UAP AIR YANG DI KELUARKAN

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Diagram Alir penelitian. SiO 2 Analisis EDX dan FTIR. Pembuatan Arang sekam. Mulai. Sekam Padi. Pembuatan SiO 2

) PENGAMBILAN MINYAK DARI BUNGA KAMBOJA DENGAN METODE DISTILASI AIR (WATER DISTILLATION) LABORATORIUM TEKNOLOGI PROSES KIMIA LOGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan minyak nilam. Menurut Grieve (2002) Tanaman Nilam termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri keripik pisang milik Bapak Heriyanto di

BAB V METODOLOGI Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat Pembuatan Lem Tembak. No. Nama Alat Jumlah. 1. Panci Alat Pengering 1. 3.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN LINGKUNGAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Alat penyuling minyak atsiri - Bagian 1 : Sistem kukus Syarat mutu dan metode uji

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea

1. Bagian Utama Boiler

BAB III METODE PENELITIAN

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

PEMANAS AIR GAS INSTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

SNI Standar Nasional Indonesia. Inti kelapa sawit. Badan Standardisasi Nasional ICS

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

METODOLOGI PENELITIAN

Nahar, Metode Pengolahan dan Peningkatan Mutu Minyak Nilam METODE PENGOLAHAN DAN PENINGKATAN MUTU MINYAK NILAM. Nahar* Abstrak

TEKNOLOGI REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

BAB III METODOLOGI. Penetapan kadar minyak atsiri kayu manis dan pemeriksaan mutu minyak

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sebagai santan pada masakan sehari-hari, ataupun sebagai

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB III METODE PENELITIAN. destilasi uap menggunakan pelarut air. Tahap kedua adalah analisis FTIR,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN. 3.1 Penetapan Kadar Minyak Atsiri dari Biji Pala. Contoh dipotong-potong kecil, dimasukkan ke dalam labu didih.

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB I PENDAHULUAN I-1

II. METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A.

III. METODOLOGI PENELITIAN

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.1

III. METODOLOGI PENELITIAN

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Bilangan Peroksida Tanpa. Perlakuan Waktu Warna Aroma Tekstur.

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK

Penetapan Kadar Sari

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

Jahe untuk bahan baku obat

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Temu Putih. Penyortiran Basah. Pencucian. Pengupasan. Timbang, ± 200 g. Pengeringan sesuai perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

MEMPELAJARI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EVITA DAMAYANTI

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

BAB I PENDAHULUAN. para peternak saat ini. Hal tersebut disebabkan permintaan bahan pangan berupa

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

MEMPELAJARI KINERJA MESlN PENGERING BEKU DAN PENGARUHSUHUKONTROLPERMUKAANBAHANTERHADAP WAKTU PENGERINGAN BEKU PASTA JAHE PUTlH KEClL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK ATSIRI JAHE

DISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535. Dhony Kurniadi

METODE. Materi. Rancangan

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Kulit masohi SNI 7941:2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini akan membahas pengujian, cara pengujian, hasil pengujian dan analisa hasil pengujian. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian dilakukan pada sistem secara keseluruhan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengujian dilakukan pada sistem secara keseluruhan. 4.1. Pengujian Perangkat Terpisah 4.1.1. Pengujian Kontrol Solid State Relay (SSR) Heater Sensor Suhu Pengujian dilakukan dengan melihat kenaikan suhu yang terlihat di display pada control panel. Gambar 4.1. Pengujian Kontrol Sensor Suhu 44

Gambar 4.2. Pengujian Kontrol Solid State Relay (SSR) Heater. Tampak dari gambar 4.1 dan gambar 4.2, di display pada control panel terjadi kenaikan suhu maka Solid State Relay (SSR) bekerja ditandai dengan lampu merah yang menyala dan heater bekerja. 4.1.2. Pengujian Kontrol Floatless level switch atau water level controller (WLC) Pengujian dilakukan pada waktu proses pemanasan berlangsung dengan melihat indikator lampu water level controller (WLC) pada control panel. 45

Gambar 4.3. Kondisi indikator water level controller (WLC) menyala. Tampak dari gambar 4.3, indikator lampu water level controller (WLC) pada control panel menyala yang berarti air pada ketel uap pada posisi minimum batas ketinggian air yang ditentukan. Maka perlu ditambahkan air pada ketel uap untuk proses pemanasan, disini solenoid valve akan bekerja membuka katup dan mengisi air sampai batas ketinggian air yang ditentukan terlihat pada gambar 4.4. 46

Gambar 4.4. Kondisi Selenoid Valve bekerja membuka katup. Gambar 4.5. Kondisi Solid State Relay (SSR) mati. Kondisi pada saat indikator lampu water level controller (WLC) pada control panel menyala, Solid State Relay (SSR) mati dan heater mati, kondisi ini untuk menjaga heater tidak rusak, terlihat pada gambar 4.5. 47

Gambar 4.6. Kondisi indikator water level controller (WLC) padam. Tampak dari gambar 4.6, apabila air sudah sesuai dengan ketinggian air yang telah ditentukan maka indikator lampu water level controller (WLC) pada control panel padam. Pada kondisi ini, Solid State Relay (SSR) bekerja dan heater bekerja, yang ditunjukan dengan indikator Solid State Relay (SSR) menyala, yang terlihat pada gambar 4.7 Gambar 4.7. Kondisi Solid State Relay (SSR)menyala. 48

4.2. Pengujian Perangkat Secara Keseluruhan Pengujian perangkat secara keseluruhan dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat yang telah dirancang dapat berfungsi dengan baik. Lihat Gambar 3.2. Gambar 4.8.Hasil Minyak Atsiri Jahe. Gambar 4.9.Hasil Pengujian Minyak Atsiri Jahe dengan air. 49

Penyulingan dengan air dan uap pada skripsi ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan sistem rebus, hanya saja bahan baku yaitu jahe dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Pada awal pengujian, jahe telah dimasukkan dan melalui proses penyulingan. Dari hasil proses penyulingan tersebut, minyak jahe yang diperoleh masih mengandung sejumlah kecil air. Kandungan air ini dapat dikurangi dengan cara menyaring minyak melalui kertas saring berlapis magnesium karbonat. Selain itu, cara penyulingan juga akan mempengaruhi jumlah minyak jahe yang didapatkan. Berdasarkan hasil pengujian jahe dengan destilasi vakum, selama proses pengeringan selama 30 hari keadaan jahe sampai hari ke 20 masih dalam keadaan kering, hal ini menunjukkan bahwa jahe bisa disimpan dalam jangka waktu lama pada suhu kamar. Minyak atsiri jahe berada diatas dan air berada dibawah. Ketidaklarutan antara keduanya disebabkan adanya perbedaan kepolaran, dimana air bersifat polar dan minyak bersifat non polar. Posisi minyak atsiri jahe yang berada diatas air disebabkan karena minyak atsiri jahe memiliki massa jenis yang cenderung lebih ringan daripada massa jenis air. Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah metode penyulingan dengan uap dan air. Keuntungan metode ini adalah uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas. Penyulingan berlangsung selama 2,5-3 jam dengan berat jahe emprit 3 kg. Berdasarkan teori yang ada, rendemen rata-rata jahe mencapai 1,5 % - 3,8 % dari berat kering. Diketahui : massa jenis minyak atsiri jahe = 0,708 massa jenis air = 1 massa minyak atsiri jahe = 63,5 gram maka : massa jenis = 0,708 = 50

Volume = Volume = 89,689 Dimana volume 1 litter = 1 = Jadi volume = 89,689 = 0,089689 = 0,089689 litter Rendemen = x 100 % = = 2,116 % Maka rendemen minyak atsiri jahe berdasarkan pengujian sebesar 2,116 %. Penentuan kualitas minyak atsiri Jahe (Zingiber officinale Rosc) dapat dilakukan melalui berbagai macam pengujian, namun pengujian minyak atsiri yang dilakukan pada penelitian ini hanya pengujian warna. Warna dalam pengujian ini dilakukan dengan cara pengujian visual atau kasat mata, dimana dapat langsung dilihat warna minyak yang dihasilkan yaitu kuning muda hingga kuning kecoklatan dengan aroma yang khas. 51