BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Journal of Industrial and Manufacture Engineering

PERANCANGAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL PADA UD. M. IRFAN SHOES

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN FASILITAS KERJA DALAM PEMBUATAN DANDANG DI UD. KARYA DARMA

BAB III METODOLOGI PENELITAN

RANCANGAN TROLI BERPEGAS DI STASIUN PENCETAKAN ROTI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMIS PADA UKM CAHAYA BAKERY TUGAS SARJANA

RANCANGAN ERGONOMIS FASILITAS KERJA DI STASIUN PENGEMASAN PADA PT. FLORINDO MAKMUR UNTUK MEREDUKSI MUSCULOSKELTAL DISORDERS (MSDs)

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh MATYANTO M. TUMANGGOR NIM.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK..

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah bagi produk sehingga dapat dijual dengan harga kompetitif di

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA ALAT PANEN KELAPA SAWIT PADA PEKERJA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III KEBUN RAMBUTAN SAID ALFANDRI

BAB III METODOLOGI PENELITAN

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKLETAL DI CV. KOMPAKI AMIN BJAYA TENGKU FUAD MAULANA

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, bahan baku,

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar I.1 Workstation aktual pengoperasian mesin CNC Router

BAB 3. Metodologi Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

ANALISIS KONDISI KERJA OPERATOR PEMBUATAN KUALI UNTUK MERANCANG FASILITAS KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI TUGAS SARJANA

USULAN PERBAIKAN BANGKU KERJA MASINIS UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA MASINIS DI PT. KAI DIVRE I SUMATERA UTARA INDRI LESTARI SINUHAJI

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

USULAN RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN ALAT BANTU PADA BAGIAN PENGISIAN BANTAL DI CV. WOLKEN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

RANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS PADA STASIUN PENCETAKAN DENGAN METODE PAHL DAN BEITZ BERDASARKAN ANALISA POSTUR KERJA METODE MANTRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB I PENDAHULUAN. negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Pada tahun 2000, luas areal

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. solusi untuk menanggulangi kekurangan pakan ternak. Pelepah sawit selama ini

USULAN PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS) DI TERMINAL KARGO POLONIA

PERBAIKAN SISTEM KERJA OPERATOR PENCETAKAN PAVING BLOCK PADA UKM GUNUNG JATI TUGAS SARJANA. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

PERANCANGAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA INDUSTRI KERIPIK UBI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR. berkat dan karunia-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

Unisba.Repository.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. Industri garmen merupakan salah satu industri kerajinan. Industri ini,

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah :

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DENGAN METODE PAHL DAN BEITZ DI CV. MABAR KARYA UTAMA TUGAS SARJANA

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (STUDI KASUS DI PT. MARTINA BERTO. TBK)

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

meja dan kursi pada proses memahat untuk memperbaiki postur kerja di Java Art Stone Yogyakarta adalah Problem-Solving Research.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ALAT BANTU KERJA OPERATOR BAGIAN BOILER PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG PTPN.II MEDAN. Oleh Tantri Nuraisha NIM.

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, diantaranya yaitu membuat sistem kerja menjadi lebih baik. Pada dasarnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

Transkripsi:

I-34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT.Florindo Makmur yang beralamat di Desa Pergulaan Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian dilakukan pada bagian pembuatan dan pemotongan pola texon. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015. 3.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif (description Research) dengan jenis analisis pekerjaan dimana tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki kemudian dianalisis, diberikan interpretasi dan diadakan generalisasi dalam rangka menetapkan sifat-sifat dan kriteria-kriteria pekerjaan yang baik. 3.3. Metode Pengumpulan Data

I-35 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat. Pada penelitian ini peneliti melihat dan mengamati postur kerja operator di PT.Florindo Makmur 2. Metode survey dengan kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Rangkaian pertanyaan tersebut berisi pertanyaan yang berkenaan terhadap masalah yang akan diteliti pada proses penelitian. Adapun jenis kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini adalah: a. Standard Nordic Quetionnaire (SNQ) b. Kuesioner tertutup dan terbuka, yaitu kuesioner yang berisi pernyataan mengenai atribut fasilitas kerja dan karakteristik produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pekerja. 3. Metode wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung kepada pemilik industri dan para pekerja untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menunjang penyelesaian masalah. 4. Metode Pengukuran Anthropometri, adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh pekerja dan dimensi kaki mahasiswa, dimana dimensi-dimensi tersebut digunakan pada produk yang akan dirancang 3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi

I-36 Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita yang terdiri dari objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Walpole, Ronald E. 1995). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja yang bekerja pada PT.Florindo Makmur yang berjumlah 25 orang. 3.4.2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel penelitian (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:79). Pada dasarnya pengambilan jumlah sampel tergantung pada kondisi populasinya. Apabila populasinya sangat homogen, maka pengambilan sampel secukupnya saja. Akan tetapi bila kondisi populasinya sangat heterogen, maka pengambilan sampel harus memperhatikan bahwa tiap tingkatan populasi harus terwakili. Yang perlu diperhatikan bahwa pengambilan sampel harus melebihi banyaknya variabel yang akan diukur pada populasi tersebut, untuk mengetahui ukuran sampel yang diambil sebagai perwakilan dari suatu populasi yaitu. Pendapat Slovin, Menurut slovin, jumlah sampel yang dapat diambil adalah: N n = 1 + Ne 2 Dimana : n = ukuran sampel, N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, biasanya 0,02

I-37 3.5. Identifikasi Variabel Penelitian 3.5.1. Variabel Indipendent Variabel indipendent yang berpengaruh terhadap perancangan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Keluhan musculoskeletal Keluhan musculoskeletal operator digunakan sebagai identifikasi awal terhadap bagian tubuh yang mengalami rasa sakit sehingga dapat diperbaiki melalui perancangan fasilitas kerja yang baru. 2. Postur kerja Postur kerja aktual akan dihitung untuk menilai resiko kerja yang dilakukan oleh operator berbahaya atau tidak setelah itu akan dijadikan pertimbangan untuk memberikan usulan posisi kerja yang baik dalam perancangan fasilitas yang baru agar posisi kerja opreator dapat lebih aman dan nyaman sehingga kinerja operator meningkat 3. Anthropometri tubuh operator Pengukuran data anthropometri tubuh operator digunakan untuk mendapatkan dimensi dari bagian tubuh operator yang akan dijadikan dasar perancangan fasilitas agar terjadi kesesuaian fasilitas kerja dengan operator. 3.5.2. Variabel Dependent Variabel dependent yang dipengaruhi terhadap perancangan penelitian adalah kenyamanan kerja operator. Dengan perbaikan posisi kerja yang nyaman, dan penyesuaian rancangan fasilitas kerja dengan dimensi tubuh operator nantinya akan memepengaruhi kinerja operator sehingga dapat bekerja secara efektif,

I-38 nyaman dan aman. 3.5.3. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar III-1. Masalah - Adanya keluhan musculoskeletal yang dialami operator diakibatkan postur kerja operator yang tidak ergonomis - Bagaimana merancang fasilitas kerja yang ergonomis untuk mengurangi keluhan musculoskeletal yang dirasakan oleh operator dan h ik k i i Tujuan Perancangan fasilitas kerja yang ergonomis Proses identifikasi dan perancangan - Identifikasi keluhan dengan SNQ dan Penilaian level resiko kerja dengan REBA - Pengukuran data anthropometri dengan human body martin - Perancangan fasilitas kerja dengan metode rasional Gambar III-1. Kerangka Konseptual Penelitian 3.6. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan antara lain : 1. Kuesioner SNQ untuk mengidentifikasi keluhan bagian tubuh pada operator. 2. Tabel postur kerja REBA untuk penilaian postur pekerja.

I-39 3.7. Bagan Alir Penelitian Bagan alir dapat dilihat dari gambar III-2 Identifikasi dan perumusan masalah Tujuan Penelitian Tahap Indentifikasi Study Kepustakaan Study Lapangngan Pengamatan system Kerja Aktual Pengukuran Dimensi Antropometri Perhitungan uji Keseragaman Dan Kecukupan Data Tahap Pengukuran dan Pengolahan

I-40 Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-simimov Analisis Data Pengolahan Rancangan Kursi Tunggal Ergoonomis Tahap Rancangan Gambar III-2. Blok Diagram Alir Penelitian 3.8. Sumber Data Data yang diperoleh berasal dari lantai produksi yaitu pada proses pembuatan tepung tapioca. Ada 2 jenis data yang harus diperoleh yaitu data primer dan data skunder. 1. Data primer a. Data keluhan musculoskeletal, data ini dikumpulkan degan menggunakan kuesioner SNQ yang ditanyakan kepada operator. b. Data postur kerja operator, data ini dikumpulkan melalui pengamatan langsung di lapangan dengan mengambil populasi karyawan yang bekerja di lokasi penelitian dengan menggunakan daftar tabel isian postur kerja REBA. c. Data anthropometri, data ini dikumpulkan melalui pengukuran dimensi tubuh operator pada PT. Florindo Makmur dan mahasiswa Teknik Industri UMA Angkatan 2011 yang diperlukan dalam perancangan fasilitas kerja dengan alat kursi kerja. d. Data atribut dan karakteristik produk yang diinginkan pekerja sebagai fasilitas kerja dikumpulkan melalui pembagian kuesioner terbuka dan tertutup yang diawali dengan kegiatan brainstorming dalam penentuan atribut

I-41 pada kuesioner. 2. Data sekunder Data sekunder dikumpulkan dengan melakukan wawancara dengan pimpinan atau karyawan untuk mendapatkan informasi yang relevan dan juga dengan mencatat data-data yang diperlukan dari arsip perusahaan serta data yang diperoleh dari luar lingkup penelitian. Data sekunder ini meliputi: a. Data proses produksi. b. Sejarah perusahaan dan struktur organisasi c. Jumlah pekerja di lantai produksi. 3.9. Pengolahan Data III-3. Tahapan penentuan Pengolahan Data dapat dilihat lebih jelas pada gambar Penentuan modus Keluhan Berdasarkan kuesioner SNQ Pengukuran data antropometri Penilaian level resiko kerja Operator dengan Metode REBA Gambar III-3. Blok Diagram Pengolahan Data 3.9.1. Penentuan Modus Keluhan Berdasarkan Kuesioner SNQ Tahapan Penentuan Modus Keluhan Berdasarkan Kuesioner SNQ dapat

I-42 dilihat sebagai berikut: 1. Perhitungan Persentase Keluhan Bagian Tubuh. 2. Penentuan Bagian Tubuh yang Mengalami Keluhan Penjelasan beberapa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Kuesioner disebarkan kepada semua operator untuk mengidentifikasi keluhan pada seluruh bagian tubuh operator. b. Masing-masing bagian tubuh diberikan bobot c. Jumlahkan masing-masing bobot dari setiap bagian tubuh sehingga diketahui bagian tubuh yang mengalami keluhan musculoskeletal dengan melihat bobot bagian tubuh yang paling tinggi. 3.9.2. Pengukuran Data Antropometri Tahapan Pengolahan data anthropometri dapat dilihat sebagai berikut: 1. Perhitungan Nilai rata-rata, standar deviasi, minimum dan maksimum 2. Uji Keseragaman data anthropometri 3. Uji Kenormalan data anthropometri Dalam tahapan pengolahan data anthropometri beberapa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Uji Keseragaman Data Uji keseragaman data perlu untuk pengendalian proses bagian data yang ditolak atau tidak seragam (out of control) karena tidak memenuhi batas yang telah ditetapkan. Peta kontrol adalah suatu alat yang tepat digunakan dalam menguji keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan rata-rata. Batas kontrol atas (BKA) serta bata kontrol bawah (BKB) dicari dengan formulasi sebagai berikut:

I-43 BKA = X + Kα BKB = X + Kα Dimana : X = rata-rata waktu kerja. K = nilai indeks pada table distribusi normal yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil. α = standard deviasi. 2. Uji Kenormalan Data Uji kesesuaian antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi yang diharapkan, yang tidak memerlukan anggapan tertentu tentang bentuk distribusi populasi dari mana sampel diambil, disamping dapat menggunakan uji chi-square dapat juga digunakan uji kolmogorov smirnov. Suatu alternatif dari uji kesesuaian ini dikemukakan oleh A. Kolmogorov dan NV Smirnov matematis Bangsa Rusia yang meletakkan dasar teoritis dari alternatif uji kesesuaian. Dalam uji kolmogorov-smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi frekuensi kumulatif hasil pengamatan dengan distribusi kumulatif yang diharapkan. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengujian ini adalah : a. Data dari hasil pengamatan disusun mulai dari nilai pengamatan terkecil sampai nilai pengamatan terbesar. b. Nilai pengamatan tersebut kemudian disusun membentuk distribusi frekuensi kumulatif relatif, dan notasikan dengan Fa(X). d. Hitung distribusi frekuensi kumulatif teoritis (berdasarkan kurva

I-44 normal) dan notasikan dengan Fe(X) e. Ambil selisih antara Fa(X) dengan distribusi normal Fe(X) 3.9.3. Penilaian Level resiko Kerja dengan Metode REBA Tahapan Penilaian Level resiko Kerja dengan Metode REBA dapat dilihat sebagai berikut: 1. pemberian skor postur Group A dan B 2. Kalkulus skor REBA 3. Konfirmasi level tindakan Dalam tahapan pengolahan data postur kerja beberapa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Melakukan penilaian postur terhadap bagian tubuh A dan B dalam setiap elemen kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan tabel postur kerja. b. Penambahan skor aktivitas untuk hasil akhir penjumlahan skor REBA. c. Konfirmasi skor REBA dengan level tindakan. 3.10. Analisis Pemecahan Masalah Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data maka tahap terakhir yaitu melakukan analisis pemecahan masalah terhadap perancangan fasilitas kerja. Adapun yang menjadi evaluasi dari implementasi perancangan failitas kerja terhadap pemecahan masalah adalah sebagai berikut : a. Evaluasi ergonomi terhadap hasil perancangan fasilitas dapat dilihat dari posisi kerja sebelum dan sesudah perancangan yaitu posisi kerja yang duduk di lantai dan tidak nyaman akan diperbaiki dengan posisi kerja berdiri untuk mengurangi level resiko kerja yang tidak aman dan keluhan musculoskeletal.