Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

dokumen-dokumen yang mirip
Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Ahmad Nurhayatna 35. Kata Kunci :Meningkatkan, Aktivitas, Hasil Belajar, Media Gambar Balok Pecahan

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DI KELAS V SDN 10 BULANTIAK KECAMATAN PAUH DUO KABUPATEN SOLOK SELATAN

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Sri Sunarti. Sri Sunarti SD Negeri 1 Pakis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM MENJUMLAHKAN SATUAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN BASIS ENAM DAN SEPULUH PADA SISWA KELAS 5 SDN TANGGUL WETAN 05 JEMBER

Oleh: Rubiyani SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

Kata Kunci: Bangun Ruang, Benda Konkret, Hasil Belajar

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

selanjutnya dapat dibuat diagram di bawah ini.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Bambang Supriyanto 36

ARTIKEL. Pada Jurusan PGSD FKIP UNP Kediri. Oleh : DEWI RATNASARI NPM :

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Yayuk Jatining Rahayu 4

Novi Arrum Mustika SMP Negeri 2 Bungkal. Erika Eka Santi M.Si Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Jumnah, Gandung Sugita, dan Marinus B. Tandiayuk. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Teori Konstruktivisme

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Rinendah Sihwinedar 16

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 2 PATEGALAN JATIBANTENG

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2014

Yosepha Sumarjilah 9. Kata Kunci: Hasl Belajar, Matematika, Media Kongkrit. 9 Guru SDN Rejoagung 01 Jember

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Kata-kata Kunci : metode kooperatif, kartu kalino, perkalian, matematika SD.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

BAB I PENDAHULUAN. jalan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bilangan Romawi penting untuk dipelajari

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih kreatif dalam proses pembelajaran dan juga harus mengetahui kekurangan dan kesulitan yang dialami anak didiknya. Sehingga guru dapat mengetahui cara yang tepat digunakan dalam sebuah pembelajaran, baik dari segi sikap guru, metode yang digukan seperti media tiga dimensi yang dapat mempermudah siswa memahami suatu permasalahan dalam pelajaran agar siswa tidak berpikir secara abstrak dan salah.tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media tiga dimensi terhadap peningkatan hasil belajar matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Alastengah Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013; 2) Untuk meningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran tiga dimensi pelajaran matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Alastengah Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, disusun dalam siklus berrdaur terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilaksanakan 2 (dua) siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1) metode observasi untuk mengamati aktifitas siswa; 2) metode tes untuk mengetahui hasil belajar siswa; 3) metode wawancara untuk mengetahui pendapat siswa tentang kepuasan belajar. Subjek yang digunakan adalah siswa kelas V yang berjumlah 29 siswa. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian adalah pembelajaran dengan media tiga dimensi memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I (62%) dan siklus II (83%). Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar. 1. PENDAHULUAN Suatu proses pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah dasar yaitu matematika. (Sujono dalam Hamzah, 2001:8), matematika perlu diajarkan di sekolah karena matematika menyiapkan siswa menjadi pemikir dan penemu, matematika membantu menyiapkan siswa menjadi warga negara yang hemat, cermat dan efisien, serta matematika membantu siswa 1) Guru SDN 1 Alas Tengah 2) Dosen FKIP UNEJ 3) Dosen FKIP UNARS 1

mengembangkan karakternya. Pendapat lain adalah menurut (Stanic dalam Hamzah, 2001:8), menegaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, peningkatan kreativitas dan kritis. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika di sekolah merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kecerdasan siswa. Untuk mewujudkan proses pembelajaran matematika yang lebih bermakna dengan hasil belajar siswa yang tinggi, guru harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi dan membuat media yang dapat memudahkan siswa dalam proses belajar mengajar. Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problemproblem numeric. Selanjutnya juga dikatakan bahwa matematika merupakan bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Depdiknas dalam Sukri 2003:7). Dari penjelasan ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan interaksi antara guru dengan siswa dalam mentransfer ilmu dan pengetahuan mengenai logika dan problem numeric yang memiliki objek abstrak dan dibangun sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya. Salah satu materi yang diajarkan dalam matematika sekolah dasar adalah menghitung volume kubus dan balok. Untuk mengenalkan konsep menghitung volume kubus dilakukan melalui 3 tahap, yaitu tahap pengenalan konsep secara konkrit, tahap pengenalan konsep secara semi konkrit dan semi abstrak, dan tahap pengenalan konsep secara abstrak. Pembelajaran matematika pada siswa SD, masih berada pada tahap pertama, yaitu tahap pengenalan konsep secara konkrit Pada umumnya guru memulai suatu pembelajaran matematika, langsung pada pemaparan materi, kemudian pemberian contoh soal dari guru dan selanjutnya mengevaluasi siswa melalui latihan soal. Siswa menerima pelajaran matematika secara pasif dan bahkan hanya penghafalan rumus-rumus tanpa memahami makna dan manfaat dari apa yang telah dipelajari. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Seperti yang dialami oleh guru di SDN 1 Alastengah kecamatan Sumbermalang kabupaten Situbondo. 2

Berdasarkan hasil analisis penilaian evaluasi pada kegiatan akhir pembelajaran, hanya 46% dari 29 siswa yang mencapai nilai SKBM. Hal ini dapat dilihat dari diagram di bawah ini : 54% 46% Mencapai SKBM Tidak Mencapai SKBM Gambar 1.1 Diagram persentase hasil belajar siswa dalam pencapaian SKBM Hasil observasi dan diskusi dengan teman sejawat, menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan kurang menarik karena tidak ada media pembelajaran yang digunakan guru selain papan dan spidol. Guru yang sekaligus berperan sebagai peneliti, mencoba meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media pembelajaran tiga dimensi sederhana. Mengingat keterbatasan alat peraga yang dimiliki SDN 1 Alastengah kecamatan Sumbermalang kabupaten Situbondo, maka peneliti mencoba merancang dan membuat media pembelajaran sendiri. Media pembelajaran yang akan digunakan nantinya adalah berupa kubus besar, dan balok besar serta kotak-kotak kecil berbentuk kubus (sebagai kubus satuan),. Kelemahan penggunaan media pembelajaran ini adalah pembuatannya membutuhkan waktu cukup lama. Sedangkan kelebihannya adalah memudahkan pemahaman siswa dalam menghitung volume kubus dan balok. Sehingga siswa tidak membayangkan bentuk balok secara imajinasi, tetapi langsung aslinya. Di samping itu, penggunaan warna pada media akan menarik perhatian siswa. Penggunaan media pembelajaran yang menarik akan membantu siswa dalam memahami konsep dasar matematika. Apabila konsep dasar sudah dipahami, pastinya akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Menurut (Schramm dalam Sukri, 2010:7) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. (Briggs dalam Sukri, 2010:7) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran, seperti buku, film, video, dan sebagainya. 3

Evie & Lentz (dalam Sukri, 2010:9) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektik, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris. Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif, dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Fungsi kognitif, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingatkan informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris, terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penilaiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya dimana benda asli itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif. Moedjiono (dalam Nurhaidayati 2008:17) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan, diantaranya yaitu : 1) memberikan pengalaman secara langsung; 2) penyajian secara konkrit; 3) dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksinya maupun cara kerjanya; 4) dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas; 5) dapat menunjukkan akar suatu proses secara jelas. Media tiga dimensi juga memiliki kelemahan yaitu tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar, dan perawatannya rumit. Berdasarkan klasifikasi media pembelajaran yang telah diuraikan sebelumnya, media kotak bekas termasuk media sederhana tiga dimensi. Media kotak bekas sangat mudah diperoleh, misalnya bekas kardus kapur tulis, kardus tempat sepatu, dan lain-lain. Guru yang sekaligus berperan sebagai peneliti disini, membuat 4

media yang bahan pembuatannya dari gabus/ sterofom/ kardus dan cat bekas. Berikut ini contoh hasil pembuatan media sederhana tiga dimensi. Gambar 2.1 Kubus, Balok, dan Kubus Satuan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Wikipedia dalam Sukri, 2010:6). Belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Setelah belajar, siswa diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapatnya di mana dia sebelumnya tidak dapat melakukan. Menurut (Sudjana 1990:22) hasil belajar diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa yang ditunjuk melalui perubahan tingkah laku setelah mengalami pengalaman belajar, misalnya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar siswa juga dapat diketahui melalui penilaian dan evaluasi. Hal ini didasarkan pada pendapat (Dimyati dalam Nurhaidayati, 2008:12), bahwa penilaian itu menetapkan baik buruknya hasil kegiatan pembelajaran yang menekankan diperolehnya informasi tentang siswa dalam mencapai tujuan belajar, sedangkan evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana bahan yang dipelajari dapat dipahami oleh siswa. Tujuan utama evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa yang ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol. (Dimyati dan Mudjiono dalam Nurhaidayati 2008:18), Hasil belajar dapat diketahui atau diukur oleh guru dengan menggunakan 5

skor dari evaluasi hasil belajar. Hasil belajar yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah ketuntasan belajar siswa yang dibuktikan dengan nilai ulangan harian siswa. Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah pengaruh penggunaan media tiga dimensi terhadap peningkatan hasil belajar matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Alastengah Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013?; 2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran tiga dimensi pelajaran matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Alastengah Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondosemester ganjil tahun pelajaran 2012-2013? Tujuan Penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media tiga dimensi terhadap peningkatan hasil belajar matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Alastengah Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013: 2) Untuk meningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran tiga dimensi pelajaran matematika materi volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Alastengah Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013. Manfaat penelitian ini adalah :1) Bagi Peneliti, dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama menempuh perkuliahan dan menambah pengalaman dalam mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang ada di kelas; 2) Bagi Pesrta Didik, dapat memahami penjelasan guru secara terperinci tanpa berimajinasi/ membayangkan objek yang tidak jelas dan lebih termotivasi dan tertarik kepada mata pelajaran matematika yang selama ini dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan karena media tiga dimensi membuat pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan mudah di mengerti; 3) Bagi Guru Matematika, dapat menjadi stimulus bagi guru untuk selalu memperbaharui metode dan media pembelajaran yang akan digunakan agar pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan serta dapat digunakan sebagai salah satu alternative bila siswa kesulitan dalam pelajaran matematika khususnya materi volume kubus dan balok. 2. METODOLOGI PENELITIAN 6

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Alastengah Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo, tahun ajaran 2012-2013 berjumlah siswa 29 siswa, yaitu 13 putra dan 16 putri yang berusia kurang lebih 10-11 tahun dengan materi pokok volume kubus dan balok Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan masing-masing siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik perolehan data adalah cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data menurut Arikunto (dalam Sukri, 2010:20). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Observasi, (2) Dokumentasi, (3) Interview, (4) Tes. kualitatif. Data dianalasis dalam penelitian ini adalah. Menggunakan metode deskriptif Untuk menghitung keberhasilan guru dalam menerapkan media tiga dimensi dapat dihitung dengan rumus: Jumlah skor Pgr = x100% skormaksimal Tabel 3.1 Kriteria aktivitas guru Persentase Kriteria Keaktifan 75% P 100 Sangat Terampil 50% P < 75% Terampil 25% P < 50% Cukup Terampil P < 25% Tidak Terampil Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut. E = x 100% Keterangan : E = persentase ketuntasan belajar siswa n = jumlah siswa yang tuntas belajar N = jumlah seluruh siswa Tabel 3.2 Kriteria persentase hasil belajar siswa Persentase Kriteria 80% P 100 Sangat Baik 70% P < 79% Baik 60% P < 69% Cukup Baik P < 59% Tidak Baik Indikator keberhasilan untuk media tiga dimensi adalah : apabila proses pembelajaran dengan media tiga dimensi dapat dilaksanakan 75% dari rencana perbaikan pembelajaran yang dibuat atau katagori guru sangat terampil dalam 7

penggunaan media tiga dimensi. Indikator keberhasilan untuk hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: 1. Daya serap perorangan, seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai hasil 60 dari nilai maksimal 100. 2. Daya serap klasikal, suatu kelas dikatakan tuntas apabila terdapat minimal 80% telah mencapai nilai 60. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian tindakan kelas ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tiga dimensi terhadap hasil belajar, selain itu juga bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa baik sebelum pembelajaran maupun setelah pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi. Penelitian ini dilaksanakan dua (2) siklus, sebelum dilakukan tindakan dilakukan pra siklus. Dari hasil data yang diperoleh untuk pra siklus, hasil belajar siswa sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran; hanya 46% siswa yang mencapai nilai SKBM. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar menghitung volume kubus dan balok belum dikatakan berhasil dan perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa adalah media pembelajaran (spidol dan papan) yang digunakan guru tidak dapat membantu siswa memahami materi yang dipelajari. Pada saat pembelajaran berlangsung guru hanya menggambar bangun ruang kubus dan balok sebagai media, sehingga aktifitas guru yang digunakan untuk menggambar di papan tulis menyita waktu pembelajaran (5 menit). Setelah guru selesai menggambar dan akan memulai menjelaskan materi, sebagian besar siswa sulit untuk fokus kembali pada pembelajaran karena siswa sudah asyik bercerita dengan temannya. Guru sering kali menenangkan suasana kelas yang ramai, hingga waktu pembelajaran menjadi tidak efisien. Hal ini berdampak pada saat siswa mengerjakan soal evaluasi. Karena waktu untuk mengerjakan soal terbatas dan ditambah dengan pemahaman siswa terhadap materi belum sepenuhnya dikuasai. Sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan. Melihat hasil data dari pra siklus, maka dilanjutkan tindakan siklus I. Data hasil siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I 8

Perolehan Nilai Siswa Persentase (%) Tuntas ( 60) 18 62% Belum Tuntas (< 60) 11 38% Jumlah 29 100% Dari tabel di atas menunjukkan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 18 siswa. Hal ini berarti ketuntasan belajar individual mencapai 62%. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa (38%). Jika dibandingkan dengan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Akan tetapi, hasil tersebut masih belum mencapai ketuntasan klasikal seperti yang telah ditetapkan yaitu 80%. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang baik. Penggunaan media pembelajaran tiga dimensi ternyata membawa dampak yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran pun menjadi menjadi menyenangkan, dengan ditunjukkannya sikap antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa juga tampak dengan menunjukkan perwakilan siswa untuk memasukkan kubus satuan. Hanya saja guru mengalami sedikit kesulitan untuk menjelaskan arti panjang, lebar, dan tinggi balok dengan menggunakan kubus satuan. Guru harus mengeluarkan kembali satu-persatu kubus satuan untuk menjelaskan arti panjang, lebar, dan tinggi. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V setelah proses pembelajaran. Hal yang dilakukan pada tahap ini, menganalisis, menjelaskan, dan menyimpulkan hasil dari observasi dan hasil tes siswa. Hasil refleksi pada pelaksanaan siklus I yaitu masih adanya kelemahankelemahan yang menyebabkan hasil yang diperoleh pada siklus I tidak optimal, antara lain : 1. Peneliti dan guru kelas masih mengalami sedikit hambatan. Masih ada sebagian perencanaan yang terlewati yaitu guru kurang memberi arahan dan sanksi bagi siswa yang kurang disiplin. akibatnya ada beberapa siswa yang bergurau pada saat menyelesaikan tugas. Sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang masih belum mencapai kriteria yang ditentukan. 2. Siswa kurang memanfaatkan dengan baik waktu yang diberikan oleh guru, sehingga masih ada beberapa soal yang belum terselesaikan. 9

3. Rasa malu dan ragu untuk mengutarakan pendapatnya serta bertanya pada saat kegiatan presentasi, merupakan hal baru dan jarang dilakukan membuat kegiatan presentasi ini serasa kurang hidup, dan bertepuk sebelah tangan. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ada, maka peneliti merasa perlu mengadakan siklus II untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran sehingga nilai yang dicapai siswa akan lebih baik dan ketuntasan belajar siswa akan meningkat. Data hasil pelaksanaan tindakan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil Belajar Siswa Siklus II Perolehan Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Tuntas ( 60) 24 83% Belum Tuntas (< 60) 5 17% Jumlah 29 100% Tabel di atas menunjukkan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 24 siswa. Hal ini berarti ketuntasan belajar individual mencapai 83%. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa (17%). Jika dibandingkan dengan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan analisis data presentase aktivitas siswa secara klasikal pada siklus II yaitu mencapai 83%, sedangkan hasil belajar siswa secara klasikal siklus II yaitu mencapai 83%. Hasil refleksi pada siklus II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti maka penelitian ini dinyatakan telah selesai dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kemampuan guru pada pembelajaran matematika dengan menggunakan Media tiga dimensi mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini: Tabel 3.3 Perbandingan Kemampuan Guru Siklus I Dan Siklus II Kemampuan Guru Jumlah Skor Persentase % Kriteria Siklus I 51 78 % Terampil Siklus II 59 95 % Sangat terampil 10

Berdasarkan uraian pada Tabel3.3 diketahui bahwa pada siklus II aktivitas guru mengalami peningkatan di banding dengan siklus I. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II sebesar 17%. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa siswa mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas hanya 13 orang dengan persentase 46%, untuk siklus I siswa yang tuntas 18 orang dengan persentase 62%. sedangkan pada siklus II meningkat, siswa yang tuntas menjadi 24 orang dengan persentase 83%. Jadi siswa dapat dikatakan tuntas karena terdapat 80% siswa yang telah mencapai nilai 60. 100% 80% 60% 40% 20% 0% Pra Siklus Siklus I Siklus II Rata-rata Hasil Belajar (%) Gambar 4.1 Data grafik peningkatan rata-rata hasil belajar per siklus Berdasarkan pelaksanaan penelitian, yang dimulai dari observasi awal sampai pada pelaksanaan siklus penelitian diperoleh beberapa temuan penelitian. Secara umum temuan penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian adalah : a. Proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran Matematika yang materinya sangat luas jika hanya disampaikan dengan menggunakan metode ceramah saja tanpa melibatkan siswa secara aktif, belum mampu mengoptimalkan hasil belajar. Hal ini didasarkan pada hasil belajar siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yaitu ±80%. Hasil belajar siswa juga dapat diketahui melalui penilaian dan evaluasi. Hal ini didasarkan pada pendapat (Dimyati dalam Nurhaidayati, 2008:12), bahwa penilaian itu menetapkan baik buruknya hasil kegiatan pembelajaran yang menekankan diperolehnya informasi tentang siswa dalam mencapai tujuan belajar, sedangkan evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana bahan yang dipelajari dapat dipahami oleh siswa. Tujuan utama evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa yang 11

ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol. (Dimyati dan Mudjiono dalam Nurhaidayati 2008:18), Hasil belajar dapat diketahui atau diukur oleh guru dengan menggunakan skor dari evaluasi hasil belajar. Hasil belajar yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah ketuntasan belajar siswa yang dibuktikan dengan nilai ulangan harian siswa. b. Penggunaan media tiga dimensi membawa dampak yang positif terhadap proses pembelajaran, siswa terlihat bersemangat dan aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa dapat menyelesaikan soal matematika sehingga hasil belajar yang diperoleh mencapai target yang diinginkan dalam ulangan harian yang diadakan. Pengaruh penggunaan media tiga dimensi terhadap peningkatan hasil belajar yaitu sangat besar. Penggunaan media tiga dimensi perubahan tingkah laku dan antusias siswa jelas terasa, diantaranya siswa lebih aktif mendengarkan penjelasan guru karena adanya media yang dibuat berwarna sangat menarik dan lain dari yang lain, selain itu siswa lebih mengerti tentang volume kubus dan balok secara kongkrit karena guru langsung mempraktikkan bersama-sama, serta siswa tidak perlu kesulitan dalam berimajinasi membayangkan bentuk kubus dan balok yang belum tentu benar dalam imajinasinya. c. Berdasarkan hasil post test I pada siklus I setelah diterapkan penggunaan media tiga dimensi mencapai persentase 62% dari 29 siswa 18 siswa telah tuntas dan 11 siswa belum tuntas. Sedangkan pada post test II siklus II mencapai persentase 83% yang diikuti 29 siswa, 24 siswa telah tuntas dan 5 siswa belum tuntas. Dilihat dari hasil post test pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang menunjukkan siswa telah memahami materi pelajaran Matematika pada materi menghitung volume kubus dan balok. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini, maka dengan menggunakan media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu siswa memperoleh cara belajar yang menyenangkan karena siswa diajak langsung terlibat dalam pembelajaran. Cara belajar yang membuat siswa senang dan tidak jenuh akan mempermudah siswa untuk mengingat dan memahami materi yang dipelajari. 4. PENUTUP Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: pembelajaran dengan media tiga dimensi memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa 12

yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I (62%) dan siklus II (83%). Penerapan media tiga dimensi dalam materi volume kubus dan balok mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran yang menggunakan media tiga dimensi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Jadi pembelajaran matematika dengan menggunakan media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V materi volume kubus dan balok di SDN 1 Alastengah tahun pelajaran 2012/2013 dengan persentase 80% siswa yang telah mencapai nilai 60. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, tidak lupa peneliti memberikan saran yang perlu untuk dipertimbangkan. Yang pertama untuk melaksanakan media tiga dimensi memerlukan persiapan yang cukup matang baik alat maupun persiapan guru itu sendiri. Sehingga guru siap mempresentasikan pelajaran dengan media tiga dimensi ini, dan juga harus bisa menentukan atau memilih materi pelajaran yang benar-benar bisa diterapkan dengan media tiga dimensi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. Yang ke dua dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran yang baru dan inovatif, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalahmasalah yang dihadapinya. Yang ketiga perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena peneliti menganggap penelitian ini tidak berhenti sampai di sini, karena masih banyak ide-ide dan kreatifitas yang perlu dikembangkan terus menerus dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Hamzah. 2001. Pembelajaran Matematika Menurut Teori Pembelajaran Konstruktivisme, (online), (www.depdiknas.go.id)[9 November 2012] Sudjana, N. (1990). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru Nurhaidayati. 2008. Laporan perbaikan pembelajaran Sains. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember: Universitas Terbuka (UPBJJ) Sukri. 2010. Penggunaan media tiga Dimensi Pembelajaran IPA. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember: Universitas Terbuka. (UPBJJ). 13