Kata-kata Kunci : metode kooperatif, kartu kalino, perkalian, matematika SD.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata-kata Kunci : metode kooperatif, kartu kalino, perkalian, matematika SD."

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE KOOPERATIF MENGGUNAKAN KARTU KALINO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD TERPADU MUHAMMADIYAH 1 BESUKI SITUBONDO Oleh Herlin Nur Hasanah (1), Vidya Pratiwi (2) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino untuk meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa (2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menghafal perkalian melalui metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino pada siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, disusun dalam siklus berrdaur terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilaksanakan 2 (dua) siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1) metode observasi untuk mengamati aktifitas siswa; 2) metode tes untuk mengetahui hasil belajar siswa; 3) metode wawancara untuk mengetahui pendapat siswa tentang kepuasan belajar. Data yamg terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif.penelitian ini dilaksanakan di SD Terpadu Muhammadiyah I Besuki Situbondo kelas III yang terdiri dari 30 siswa,14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang heterogen, untuk pembagian kelompoknya berdasarkan hasil pre-test sebelum siklus dilaksanakan. Data yang dikumpulkan merupakan hasil dari penelitian hasil tes individu pada saat penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan Kartu kalino. Pada siklus I pertemuan I, hasil analisis tes individu 77%. Pada siklus II pertemuan II yang merupakan kegiatan pemantapan analisis tes individu mencapai 87%. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I mencapai 83% dan telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal di kelas III, sedangkan di siklus II sebagai kegiatan pemantapan persentase ketuntasan belajar mencapai 90%. Kata-kata Kunci : metode kooperatif, kartu kalino, perkalian, matematika SD. 1. PENDAHULUAN Perbaikan mutu pendidikan di Indonesia selalu dilaksanakan dengan berbagai cara. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan proses pembelajaran yang inofatif. Sekolah adalah bagian dari masyarakat yang merupakan tempat bagi pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan jaman. Pendidikan di sekolah tak bisa lepas dari proses kegiatan belajar mengajar yang meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Proses pelaksanaan pemberian materi yang baik akan memudahkan siswa untuk memahami 53

2 materi yang sedang diajarkan, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah dicapai. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Menurut Muhsetyo (2011:1.2), matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis dan logis.keabstarakan matematika karena obyek dasarnya abstrak yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip. Ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan tidak mudah untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik. Hal ini berarti perlu ada jembatan yang dapat menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga dan matematika dapat lebih mudah dipahami. Jembatan inilah yang merupakan tantangan pendidikan matematika untuk mencari dan memilih model matematika yang menarik, mudah dipahami siswa, menggugah semangat, menentang terlibat, dan pada akhirnya menjadikan siswa cerdas matematika. Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di SD. Dalam pelajaran matematika dibutuhkan inovasi agar siswa SD mendapat pengalaman yang bermakna sehingga lebih memahami konsep-konsep matematika. Menurut Dienes (dalam Karso, 2008:1.17), Konsep matematika akan dapat dipahami dengan baik oleh siswa apabila disajikan dalam konkret dan beragam. Keterampilan prasyarat memang sangat diperlukan dalam pembelajaran, hal tersebut seperti yang dikemukakan oeh Gagne (dalam Nasuprawoto:2012) bahwa setiap mata pelajaran mempunyai prasyarat belajar (learning prerequisites). Dalam 54

3 hubungannya dengan pembelajaran matematika maka keterampilan prasyarat yang harus dikuasai siswa umumnya adalah hitung dasar yang meliputi: penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sebaik apapun konsep matematika yang disampaikan oleh guru pada pembelajaran matematika namun bila siswa tidak menguasai hitung dasar sebagai keterampilan prasyaratnya maka hasil pembelajaran kurang memuaskan khususnya hafal perkalian sampai 100. Berdasarkan hasil dari tes secara lisan maupun tulis tentang perkalian, menunjukkan bahwa siswa kelas III SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki Situbondo dalam menghafal perkalian menunjukkan bahwa 40% tidak hafal, 33% kurang hafal perkalian 1-5, 17% hafal perkalian, dan 10% sangat hafal perkalian Padahal pada pembelajaran matematika sehari-hari guru sudah menjelaskan secara lisan, ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal latihan tentang perkalian, dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk bertanya ketika guru mengajar, namun sedikit sekali mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru kembali bertanya hanya beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar, itupun karena siswa tersebut memang pandai di kelasnya. Bila diberi tes perkalian rata-rata hasilnya rendah. Hafal perkalian merupakan modal dasar atau prasyarat dalam memecahkan soal matematika pada materi perkalian. Rendahnya kemampuan menghafal perkalian kemungkinan besar dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih cara atau media dalam pembelajaran matematika. Siswa kelas III cara berfikirnya masih pada benda konkrit, sementara guru tidak memperhatikan hal tersebut sehingga siswa mengalami kesulitan dan bosan terhadap konsep yang diberikan oleh guru. Dan juga siswa lebih sering menggunakan jari dalam menghitung. Akibatnya siswa kesulitan dan membutuhkan waktu lama saat menyelesaikan soal matematika. Di sisi lain kondisi siswa kelas III SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki sering kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi. Guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode bersifat tradisional yaitu menggunakan metode yang berpusat pada guru (ceramah) dan media maupun alat peraga yang digunakan kurang menarik minat belajar siswa, contohnya yang bersifat permainan sehingga anak lebih senang dan menikmati pembelajaran seperti media kartu. 55

4 Berdasarkan masalah di atas peneliti akan berupaya meningkatkan kemampuan menghafal perkalian dengan media kartu kalino yang dimodifikasi kartu permainan perkalian yang digunakan secara bersama sekelompok teman siswa (kooperatif). Dengan menggunakan media tersebut diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan menghafal hitung perkalian, lebih aktif, kreatif sehingga lebih banyak siswa yang mencapai ketuntasan dalan hafalan perkalian sampai bilangan 100. Menurut Anitah (2008:3.7), belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota lainnya. Idenya sangat sederhana, anggota kelas diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima pelajaran dari guru. Kemudian para siswa itu mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok berhasil memahaminya. Usaha-usaha kooperatif menghasilkan participant yang berusaha saling menguntungkan. Jadi, semua anggota kelompok tambahan dari usaha-usaha satu sama lain (Anda berhasil menguntungkan saya dan keberhasilan saya menguntungkan Anda), pengakuan bahwa semua anggota kelompok berbagi nasib bersama, pengenalan bahwa kinerja seseorang selain disebabkan oleh dirinya sendiri, juga saling membantu dengan temannya. Metode kooperatif melibatkan banyak siswa untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Pada kooperatif ini keterlibatan guru dalam belajar mengajar semakin berkurang dalam arti guru menjadi pusat kegiatan kelas. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri serta menumbuhkan rasa tanggung jawab. Pelaksanaan metode koopoeratif yang bersifat kelompok, guru juga memberikan alat evaluasi berupa soal-soal yang harus dikerjakan secara bersamasama. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap siswa dalam kelompoknya. Siswa dibiarkan secara bebas melakukan permainan kartu kalino yang mereka gunakan, mereka dipersilakan bertanya pada guru apabila ada soal atau permasalahan yang tidak jelas mengenai perkalian. Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino dapat dilihat pada pada tabel 1.1. Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Matematika dengan Metode kooperatif 56

5 dengan menggunakan kartu kalino Langkah Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Pendahuluan a. Guru menyampaikan apresepsi dan motivasi tentang materi pelajaran, b. Guru merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa tentang materi perkalian c. Guru merumuskan masalah yang akan didiskusikan tentang menghafal perkalian a. Siswa mendengarkan penjelasan guru b. Siswa mendengarkan penjelasan guru c. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru Kegiatan Inti a. Guru menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis yaitu perkalian sampai 100 kemudian menjelaskan materi pelajaran b. Guru membagi kelompok menjadi 8 kelompok yang heterogen dengan jumlah 3-4 siswa pada setiap kelompok c. Guru memberikan contoh permaiana kartu kalino melalui media yang disediakan d. Guru membagikan LKS yang berisi tentang perkalian 100 yang sesuai permaianan yang dilakukan e. Guru berkeliling untuk menjaga ketertiban atau mendorong pelajar menjawab pertanyaan f. Guru menyuruh kelompok - kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah dicapainya g. Guru memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi h. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya a. Siswa menulis penjelasan guru b. Siswa bergabung sesuai dengan kelompoknya. c. Siswa melakukan permaianan kartu kalino yang sesuai instruksi guru dengan alat peraga yang disediakan guru d. Siswa mengerjakan tugas sesuai petunjuk LKS yang disediakan guru e. Siswa mengerjakan tugas kelompok bersama kelompoknya. f. Siswa mengumpulkan hasil diskusinya g. Siswa menanggapi pertanyaan dari guru dan mencatat hasil diskusi. h. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru 57

6 Penutup a. Guru menarik kesimpulan b. Guru menyuruh setiap siswa untuk mempresentasikan hasil hafalan perkalian didepan kelas dengan cara mencongak dari guru c. Guru mengakhiri pelajaran. a. Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan b. Setiap siswa presentasi hafalan perkalian c. Siswa berdoa Menurut pandangan psikologi kuno, belajar ditafsirkan sebagai menghafal (Subori:2012). Oleh karena itu, belajar dilakukan semata-mata dengan menghafal. Hasil belajar ditandai dengan hafalnya seseorang tentang materi yang dipelajarinya. Bahwa antara belajar dan menghafal terdapat hubungan timbal balik adalah benar. Menghafal merupakan sebagian dari kegiatan belajar secara keseluruhan. Persamaan belajar dan menghafal adalah menyebabkan perubahan dalam diri individu. Menghafal erat hubungannya dengan proses mengingat, yaitu proses menerima, menyimpan dan memproduksikan tanggapan-tanggapan yang telah diperolehnya melalui pengamatan (antara lain melalui belajar). Menghafal adalah kemampuan untuk memproduksi tanggapan-tanggapan yang telah tersimpan secara cepat dan tepat, sesuai dengan tanggapan-tanggapan yang diterimanya. Dalam menghafal, aspek perubahan terbatas dalam kemampuan menyimpan dan memproduksi tanggapan. Adapun dalam belajar, perubahan itu tidak saja dalam hal kemampuan tersebut, namun juga meliputi perubahan tingkah laku lainnya, seperti sikap, pengertian, skills dan sebagainya. Dengan demikian, belajar akan berhasil dengan baik jika disertai kemampuan menghafal. Berdasarkan uraian latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana penerapan metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino dapat meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa kelas III Semester I SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013?; 2) Apakah penerapan metode kooperatif dengan menggunaan kartu kalino dapat meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa kelas III Semester I SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013?. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino untuk meningkatkan kemampuan menghafal 58

7 perkalian siswa kelas III semester I SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013; 2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menghafal perkalian melalui metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino pada siswa kelas III semester I SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran kepada berbagai pihak terutama: 1) Bagi siswa, meningkatkan kemampuan menghafal perkalian, meningkatkan interaksi dan sosialisasi siswa dalam sebuah pembelajaran, meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika; 2) Bagi Guru, memperbaiki proses belajar mengajar sebagai tugas dan tanggungjawab guru, memunculkan inovasi baru dalam pembelajaran yang selama ini masih menggunakan model pembelajaran tradisional, meningkatkan produktivitas dalam karya tulis ilmiah untuk meningkatkan profesionalisme guru; 3) Bagi Sekolah, meningkatkan pelayanan kepada peserta didik, meningkatkan sumber daya manusia (SDM ) guru, secara umum prestasi sekolah menjadi meningkat; 4) Bagi peneliti lain, dapat mengetahui apakah metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino dapat meningkatkan kemampuan menghafal perkalian pada siswa kelas III di SD Terpadu Muhammadiyah I Besuki Situbondo. 2. METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah peserta didik kelas III SD Terpadu Muhammadiyah 1 Besuki Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013 Satu rombongan belajar kelas III tahun ini yang berjumlah 30 anak yang terdira atas 14: laki-laki dan 16 perempuan. Desain penelitian ini direncanakan menggunakan adaptasi model Hopkins (dalam Permana, 2011:22) yaitu model skema yang menggunakan prosedur yang dipandang sebagai suatu siklus spiral. Siklus ini terdiri dari empat fase yaitu perencanaan (planning), penerapan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, tes, observasi, dan wawancara. Data hasil tes dianalisa dengan menentukan target ketuntasan minimal. Ketuntasan minimal dalam menghafal perkalian yaitu 75% hafal perkalian sampai

8 dari semua siswa kelas III. Untuk ketuntasan hasil belajar menghafal perkalian dapat dicari dengan rumus berikut : H P = x 100 % N Keterangan: P : persentase menghafal perkalian H : jumlah siswa hafal N : jumlah siswa keseluruhan Tabel 2.1 Kriteria standar hafal siswa Persentase kemampuan Target yang diinginkan Kriteria hafal 75% P 100% Sangat hafal Sangat Hafal 50% P < 75% hafal 25% P < 50% Sedang P < 25% kurang hafal Tabel 2.2 Kriteria standar berdasarkan nilai hafal siswa Nlai Kriteria P > 85 Sangat hafal 75 P < 85 hafal 65 P <75 sedang P < 65 Kurang hafal Kriteria ketuntasan belajar minimal siswa: a. Ketuntasan belajar secara individu pada menghafal perkalian sampai 100 kelas III SD Terpadu Muhammadiyah I Besuki Situbondo 65 dari skor maksimum 100. b. Ketuntasan belajar secara klasikal pada menghafal perkalian sampai 100 kelas III SD Terpadu Muhammadiyah I Besuki Situbondo adalah 75% dari jumlah keseluruhan siswa. 60

9 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan pelaksanaan penelitian, langkah pertama adalah melakukan observasi dan tes pendahuluan.. Hasil observasi menunjukkan bahwa metode yang digunakan adalah ceramah, tidak digunakan media pembelajaran dalam menjelaskan materi, pertanyaan yang diajukan oleh guru hanya dijawab oleh beberapa siswa saja yang hafal perkalian sampai 100. Tes pendahuluan (pre-test) secara lisan satu persatu menghadap kepada peneliti tanya jawab perkalian sampai 100. Berdasarkan hasil pre-tes, diketahui persentase ketuntasan 27 % dari 30 jumlah siswa di kelas III yang hafal perkalian. Tabel 3.1 Rekapitulasi hasil pre-test Kriteria Jumlah siswa Persentase Sangat hafal 3 10 Hafal 5 17 Sedang Kurang hafal Penelitian ini menggunakan dua siklus yaitu, siklus I (satu) dan sklus II (dua). Adapun data dari siklus I (satu) dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Rekapitulasi hasil post test siswa pada siklus I Nlai Kriteria Jumlah siswa Persentase P > 85 Sangat hafal P < 85 Hafal P < 75 Sedang P < 65 Kurang hafal 7 23 Gambar 3.1 Rekapitulasi hasil post test siswa pada siklus I 61

10 Hasil Post Test Pada Siklus I 40% 20% 0% SanHaf SedKur gat al ang ang Haf Haf Pembelajaran I telah dilaksanakan maka diadakan tes siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam mengahafal perkalian yang dilakukan melalui penerapan metode kooperatif menggunakan kartu kalino. Pada pertemuan ini tidak ada permainan kartu kalino, siswa hanya mengerjakan tes yang diberikan sebanyak 5 soal dalam bentuk isian dengan waktu 20 menit. Materi soal sesuai dengan materi pada pertemuan I dengan soal pre-test. Selama diadakan tes siswa terlihat tenang dalam mengerjakan soal yang dikerjakan secara individu. Persentase ketuntasan hasil belajar pada tes siklus I dapat dilihat pada Lampiran O.5 mencapai 83%. Hasil tes siklus I dapat dilihat dari tabel dan grafik sebagai berikut : Tabel 3.3 Perolehan hasil belajar pada tes siklus I Nlai Kriteria Jumlah siswa Persentase P > 85 Sangat hafal P < 85 Hafal P < 75 Sedang 0 0 P < 65 Kurang hafal 5 17 Gambar 3.2 Rekapitulasi hasil Tes siklus I 62

11 Hasil Tes Siklus I 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Sangat Hafal Hafal Sedang Kurang Hafal Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi yang telah dilakukan serta dijelaskan di atas, maka melakukan refleksi bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan, pada pembelajaran I mencapai. Hasil dari tes siklus I sudah mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Ketuntasan klasikal yang diperoleh dari post test pada siklus I mencapai 77 % (23 siswa) dan tes siklus I ini mencapai 83% (25 siswa) atau terdapat 5 siswa yang belum tuntas. Dari hasil persentase ketuntasan secara klasikal pada siklus I sehingga sudah memenuhi standar ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu 75%, maka metode kooperatif menggunakan kartu kalino pada siklus I telah berhasil, akan tetapi masih banyak kelemahan yang terjadi pada siklus I. Adapun kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki pada pembelajaran siklus 1 antara lain : 1) peneliti masih mengalami sedikit hambatan, masih ada sebagian perencanaan yang terlewati yaitu kurang memberi arahan dan sanksi bagi siswa kurang disiplin, akibatnya ada beberapa siswa yang bergurau pada saat permainan kartu kalino sehingga dampak untuk aktivitas dan hasil belajarnya dalam hafalan perkalian masih kurang dari kriteria yang ditentukan. 2) siswa kurang memanfaatkan kartu kalino sebagai latihan hafalan perkalian akibatnya siswa masih sembarangan dalam menyusun kartu kalino dengan benar. 3) siswa kurang memanfaatkan waktu yang diberikan oleh guru, sehingga masih ada soal yang diberikan oleh guru yang belum terselesaikan. 63

12 4) observer dan peneliti masih kurang dalam mengamati aktivitas siswa yang terdiri 8 kelompok, untuk memastikan hasil belajar siswa pada saat siswa mengerjakan soal individu. Berdasarkan kelemahan-kelemahan pada siklus I tersebut, maka peneliti melakukan perbaikan sebagai berikut: 1) membuat kesepakatan dengan siswa, memberi arahan dan sanksi bagi siswa yang tidak disiplin. 2) membimbing siswa dalam memanfaatkan kartu kalino agar selalu latihan di sekolah maupun di rumah bersama kelompoknya dalam permainan kartu kalino sehingga siswa lebih hafal perkalian dan permainan lebih lancar. 3) membimbing siswa dalam memanfaatkan waktu yang diberikan oleh guru sehingga permainan dalam kelompok berjalan maksimal dan soal dapat terselesaikan. 4) observer dan peneliti lebih serius dalam mengamati aktivitas siswa, serta memberikan arahan dan motivasi kepada siswa agar dalam mengerjakan soal sesuai kemampuan masing-masing siswa dengan jujur. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, hasil aktivitas siswa pada siklus II secara klasikal aktivitas siswa mencapai 81%, sedangkan ketuntasan klasikal hasil belajar pada post-test II mencapai 87% dengan 4 siswa yang tidak mencapai ketuntasan. Hasil dari pembelajaran pada siklus II dapat dilihat dari tabel dan grafik sebagai berikut : Tabel 3.4 Rekapitulasi hasil post test siswa pada siklus II Nlai Kriteria Jumlah siswa Persentase P > 85 Sangat hafal P < 85 Hafal P <75 Sedang 3 10 P < 65 Kurang hafal

13 Gambar 3.3 Rekapitulasi hasil post test siswa pada siklus II 40% 30% 20% 10% 0% Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Sangat Hafal Hafal Sedang Kurang Hafal Pertemuan II diadakan tes siklus untuk mengetahui apakah penerapan metode kooperatif menggunakan kartu kalino untuk meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa. Siswa saat tes lisan merasa senang dan tenang dengan adanya tes lisan ini, karena merasa sangat hafal dengan sering kalinya berlatih menghafal perkalian dengan menggunakan kartu kalino. Soal pada tes siklus ini berjumlah 5 soal dalam bentuk lisan menghadap guru. Persentase ketuntasan hasil belajar pada tes siklus II mencapai 90% (27 siswa) dan siswa yang belum tuntas 10% (3 siswa). Hasil tes siklus II dapat dilihat dari tabel dan grafik sebagai berikut. Tabel 3.5. Perolehan hasil belajar pada tes siklus II Nlai Kriteria Jumlah siswa Persentase P > 85 Sangat hafal P < 85 Hafal P < 75 Sedang 0 0 P < 65 Kurang hafal 3 10 Gambar 3.4 Hasil Tes siklus II 65

14 Hasil Tes Siklus II 60% 40% 20% 0% Sangat Hafal Hafal Sedang Kurang Hafal Peningkatan kemampuan menghafal perkalian berdasarkan hasil pembelajaran dimulai pretest, siklus I dan siklus II. Tabel dan Grafik peningkatan menghafal perkalian peneliti paparkan sebagai berikut di bawah ini : Tabel 3.6 Hasil Pembelajaran pada siklus I dan siklus II Nlai Kriteria Persentase ketuntasan Siklus I Persentase ketuntasan Siklus II Post test Tes siklus I Post test Tes siklus II P > 85 Sangat hafal P < 85 Hafal P < 75 Sedang P < 65 Kurang hafal Gambar 3.5 Hasil Pembelajaran pada siklus I dan siklus II 66

15 60% 50% 40% 30% 20% 10% Sangat Hafal Hafal Sedang Kurang Hafal 0% Post Test Siklus I Tes Siklus I Post Test Siklus II Tes Siklus II Gambar 3.6 Ketuntasan secara klasikal pada siklus I dan siklus II 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Ketuntasan Pre-Tes Siklus I Siklus II Wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan informasi data tentang tanggapan guru dan siswa mengenai kegiatan penerapan metode kooperatif menggunakan kartu kalino. Wawancara dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan. Sedangkan pada siswa dilakukan setelah pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan pelaksanaan tindakan penelitian yang dilakukan dalam dua siklus maka diperoleh beberapa temuan penelitian sebagai berikut: a Tahap penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi yang dilakukan guru sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa. Hal ini terlihat di pembelajaran berikutnya yang menunjukkan ketuntasan dalam pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif terlibat dalam pembelajaran melalui permainan kartu kalino; b Tahap pembentukan kelompok belajar ditentukan berdasarkan kemampuan siswa dengan pre-test, untuk permainan berikutnya pembagian kelompok diacak dari 67

16 kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya, pembagian kelompok dilakukan terlebih dahulu, sebelum menjelaskan permaianan kartu kalino agar siswa tidak ramai dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran; c Tahap membimbing kelompok belajar, guru dibantu 1 Observer bagi siswa yang masih bingung dalam permainan kartu kalino. Siswa diberi dorongan dalam menghadapi kesulitan bermain dengan menjelaskan kembali prosedur permainan; d Tahap evaluasi, dilakukan secara bersama-sama oleh guru dan siswa. Guru mengevaluasi hasil post-test yang telah dikerjakan, sehingga diketahui kesulitan belajar baik secara individu maupun kelompok. e Tahap pemberian penghargaan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok disetiap akhir pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa agar lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya; f Selama kegiatan belajar siswa merasa senang dalam bermain permainan kartu kalino, siswa menjadi ramai tetapi dalam kondisi belajar, siswa saling memberikan masukan maupun pendapat apabila terjadi kesalahpahaman dan kesalahan baik dalam permainan kartu kalino maupun menjawab soal kelompok. g Lembar skor kelompok sangat bermanfaat untuk mengetahui pemenang dalam permainan dengan jumlah skor tertinggi dan waktu tercepat, selain itu sebagai pedoman guru untuk mengetahui kesulitan individu dan kelompok. Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi edukafif, fungsi ekonomi, fungsi politik, dan fungsi budaya, Hamalik (dalam Nasuprawoto:2012). Dalam hubungannya dengan fungsi edukatif pada media pendidikan mempunyai beberapa ciri yaitu: 1) Media pendidikan identik artinya dengan alat peraga yang berarti alat yang bisa diraba, dilihat, didengar, dan diamati oleh panca indra; 2) Tekanan utama terdapat pada benda atau hal yang dapat didengar atau di lihat; 3) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan murid; 4) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas; 5) Media pendidikan mengandung aspek aspek sebagai alat dan teknik yang sangat erat hubungannya dengan metode mengajar. Media merupakan alat bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada ketika dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang menggunakannya. 68

17 Agar kebutuhan yang beragam dari kurikulum dan siswa secara individu dapat terpenuhi, maka suatu variasi yang luas dan berjumlah besar memang diperlukan. Jika guru mengajar tanpa menggunakan atau dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan (media) untuk melaksanakan tugasnya maka hasilnya akan kurang memuaskan dan tak dapat dipertanggungjawabkan. Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi siswa dan citra diri mereka, jika media tersebut dipilih secara tepat dan ceramat dengan mempertimbangkan ciri-ciri media dan karakteristik siswa. Media pendidikan akan lebih efektif dan efisien penggunaannya jika guru sudah terlatih dan terbiasa menggunakannya. 4. PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu penerapan metode kooperatif menggunakan kartu kalino telah meningkatkan kemampuan menghafal perkalian siswa pada kegiatan. Setelah diterapkan penerapan metode kooperatif dengan menggunakan kartu kalino persentase ketuntasan menjadi 83% pada siklus 1, dari siklus 2 pada kegiatan pemantapan persentase menghafal perkalian menjadi 90%. Kemampuan menghafal siswa mengalami peningkatan kerena siswa mampu bekerja sama dengan baik dalam aktivitas kelompok dan sering latihan di sekolah maupun di rumah siswa dengan menggunakan kartu kalino sehingga mampu mengerjakan soal dan hafal perkalian serta memperoleh pengetahuan dari kegiatan kelompok yang telah dilakukan selama proses belajar mengajar. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran yaitu: a) Bagi siswa, melalui penerapan metode kooperatif menggunakan kartu kalino dalam pembelajaran Matematika khususnya perkalian diharapkan bisa dijadikan semangat dan motivasi dalam belajar; b) Bagi guru, dalam penerapan metode kooperatif menggunakan kartu kalino, guru harus benar-benar menguasai metode dan dapat menjelaskan materi perkalian kepada siswa secara jelas sehingga siswa dapat memahami materi dengan mudah; c) Bagi Sekolah, penelitian penerapan metode kooperatif menggunakan kartu kalino dapat dijadikan alternatif dalam peningkatan kemampuan mengahafal perkalian siswa; d) Bagi peneliti lain, penelitian 69

18 ini dapat dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian yang sejenis menggunakan permainan kartu kalino dengan permasalahan yang sama yaitu dalam menghafal perkalian. DAFTAR PUSTAKA Anitah, S.W Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Karso Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka. Muhsetyo, G Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka Nasuprawoto Laporan Penelitian Tindakan kelas. files.wordpress.com/ 2010/10/a-a-laporan-sampul-dep.doc [17 November 2012] Permana, R. D, A, A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) dengan Media Permainan untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas IV B SD Negeri Mumbulsari 01 Jember Tahun Pelajaran 2010/2011. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Jember : Universitas Jember 70

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO Oleh Budi Hartono (1), Vidya Pratiwi (2) ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2 PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG SISWA KELAS 2 SD TERPADU MUHAMMADIYAH I BESUKI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan O leh: NAHARTRI YENI K. A54B 111 029

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Menurut Usman (2000:4), pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa

Lebih terperinci

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 218 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERWARNA PADA SISWA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara teori maupun praktik. Oleh sebab itu maka konsep-konsep

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan

Lebih terperinci

Yayuk Jatining Rahayu 4

Yayuk Jatining Rahayu 4 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PANGKAT DAN AKAR PANGKAT DUA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO Yayuk Jatining Rahayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu disiplin ilmu, Matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan struktur yang terorganisasi, sebab ilmu ini berkembang dari unsur yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini di awali dari orientasi lapangan untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas 2.B

Lebih terperinci

Yosepha Sumarjilah 9. Kata Kunci: Hasl Belajar, Matematika, Media Kongkrit. 9 Guru SDN Rejoagung 01 Jember

Yosepha Sumarjilah 9. Kata Kunci: Hasl Belajar, Matematika, Media Kongkrit. 9 Guru SDN Rejoagung 01 Jember PENGUNAAN MEDIA KONGKRIT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PADA SISWA KELAS I SDN REJOAGUNG 01 KABUPATEN JEMBER Yosepha Sumarjilah 9 Abstrak.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

Rinendah Sihwinedar 16

Rinendah Sihwinedar 16 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS III SDN REJOAGUNG 01 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rinendah Sihwinedar

Lebih terperinci

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN GADINGREJO 01 KECAMATAN UMBULSARI KABUPATEN JEMBER Sri

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 BUDONG-BUDONG Muhammad Ali P 1, Fatimah 2, Wiwik Rudjatiningsih 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cita manusia yang berkualitas, juga melatih ketrampilan di dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. cita manusia yang berkualitas, juga melatih ketrampilan di dalam bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai wadah untuk berlatih, berkreasi mewujudkan cita cita manusia yang berkualitas, juga melatih ketrampilan di dalam bidang tertentu. Tuntutan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu. III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini diadakan di SMPN 1 Gadingrejo yang terletak di Jl. Raya Gadingrejo yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan Jurnal Penelitian Pendidikan (JPPI) Vol. 1, No. 1, Januari 2016 ISSN2477-2240 SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode latihan atau drill

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek 24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KOKAMI PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

PENGGUNAAN MEDIA KOKAMI PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER PENGGUNAAN MEDIA KOKAMI PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER Yuli Rusiana 24 Abstrak. Pendidikan IPA diharapkan dapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR Oleh: Istiqomah 1, H. Setyo Budi 2, Kartika Chrysti S 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail: istyqomah_8778@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM CENTERED LEARNING (PCL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR KELAS VII A SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 14 JEMBER TAHUN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU METRIATI Guru SD Negeri 009 Sumber Jaya metrianti001@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Suprapto 27 Abstrak. Matematika merupakan ilmu terstruktur yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001:82).

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD Suciono Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine whether

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 2 Ngaren, yang terletak di desa Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, pada semester II tahun

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG Devi Afriyuni Yonanda deviyonanda1990@gmail.com Universitas Majalengka Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hasil peningkatan hasil belajar

Lebih terperinci

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI GAYA DAN GERAK MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VIA SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER Kanti Sukowati 9 Abstrak. Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT), pada mulanya dikembangkan oleh David De Vries

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Diskripsi Per Siklus 4.1.1. Pelaksanaan Siklus I 4.1.1.1.Perencanaan Setelah berdiskusi dengan teman sejawat, peneliti menentukan pendekatan CTL (Contextual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan

Lebih terperinci

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65 JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: 2407-1269 halaman 60-65 Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode TGT (Team Game Tournament) Materi Sistem Pencernaan Makanan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUCI SEKARWATI NIM F15111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP N 1 Kembaran Kabupaten Banyumas dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 16 siswa lakilaki dan 16 siswa

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi Ayub Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2) BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD Oleh: Ika Yuliastuti 1, Suhartono. 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.

Lebih terperinci

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih

Lebih terperinci

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir. Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir Widaryantii 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 widaryanti@gmail.com Tersedia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (2006: 136) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya. Penelitian yang dilaksanakan ini

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Rissa Prima Kurniawati IKIP PGRI MADIUN rissaprimakurniawati14@gmail.com ABSTRAK Guru dalam mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah suatu lembaga dimana guru melakukan kegiatan

Lebih terperinci

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament Pada Siswa Kelas IV SD GKLB Sabang Kab. Banggai Kepulauan Sarmin Siolan Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan proses dan unsur dasar dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, proses belajarlah yang menjadi kegiatan paling pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Oleh sebab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setiap tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahapan yang dilaksanakan sebagai realisasi dari perencanaan yang telah disusun. Perencanaan yang telah disusun, belum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, salah satunya pengertian belajar menurut Syah (2007: 92). Belajar adalah tahapan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia karena merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan menjadi sarana untuk mengembangkan

Lebih terperinci