PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PAKEM DI MIS MAURA EL-MUMTAZTANAH SERIBU BINJAI SELATAN Athiiyah Zahrah Al-Fananie*, Syarifah Aini, dan Ahmad Marwan Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara * 1 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui (1) Hasil belajar sebelum menggunakan model PAKEM, (2) Hasil belajar sesudah menggunakan model PAKEM, (3) Respon dan kesan siswa terhadap model PAKEM dalam hasil belajar pada mata pelajaran Matematika. Dalam penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan dua siklus dan bentuk prosedur siklusnya terdiri dari 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi dan 4) Refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di MIS Maura El-Mumtaz Kecamatan Binjai Selatan Kelurahan Tanah Seribu Kota Binjai. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 25 orang. Berdasarkan hasil penelitian dapat di ambil kesimpulan bahwa: (1) Hasil belajar sebelum menggunakan Model PAKEM belum memuskan diketahui 2 siswa (8 %) yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 38,8 (2) Hasil belajar sesudah menggunakan model PAKEM yaitu pada siklus I ketuntasan belajar siswa sebanyak 21 siswa (84 %) yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 83,6. Selanjutnya pada siklus II ketuntasan belajar siswa sebanyak 25 siswa (100 %) dengan nilai rata-rata 95,6. Berdasarkan hal diatas, model PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Operasi Bilangan Bulat Penjumlahan Dan Pengurangan pada siswa kelas IV MIS Maura El- Mumtaz Tanah Seribu Binjai Selatan. Kata kunci: Model PAKEM dan hasil belajar. PENDAHULUAN Matematika adalah suatu ilmu yang di dalamnya mempelajari tentang angka dan konsep-konsep dengan baik dan benar serta menggunakan penalaran atau logika dan sifat-sifat pembelajaran matematika. Matematika merupakan pelajaran dengan jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Tetapi banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sulit sehingga minat untuk mempelajari kembali matematika diluar sekolah kurang. Hal ini yang menyebabkan hasil belajar matematika tergolong rendah. Jadi seharusnya pembelajaran matematika baik yang formal maupun non formal harus menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif serta menarik minat anak didik. Dalam kenyataannya, banyak siswa disetiap jenjang pendidikan khususnya di MIS Maura El-Mumtaz menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit dipelajari dan tidak disukai peserta didik sehingga matematika menjadi momok bagi mereka. Hal ini dibuktikan dengan nilai untuk mata pelajaran matematika selalu dibawah rata-rata dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Beberapa alasan yang menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah yaitu dikarenakan guru yang mengajar di bidang studi matematika bukan merupakan lulusan sarjana dibidang matematika melainkan lulusan sarjana pendidikan agama islam. Selain itu, rendahnya minat siswa untuk mempelajari matematika dan kelas yang tidak kondusif. Sehingga dapat menghambat proses pembelajaran artinya disini guru kurang mampu mengkondisikan siswa didalam kelas. Jadi disini peran guru itu sangat besar dalam menunjang pendidikan matematika khususnya di sekolah dasar. Faktor lainnya yaitu masih banyak guru yang belum membuat perencanaan pembelajaran atau RPP 360

2 sebelum belajar. Padahal tujuan RPP ini adalah menjadi tolak ukur dalam menentukan langkah-langkah berikutnya, yaitu rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan seorang guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Jadi dengan guru merencanakan pembelajaran matematika dengan baik dan benar maka akan menghasilkan pembelajaran yang baik pula dan matang. Kondisi sekarang ini tidak seperti apa yang diharapkan, masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM yang ditetapkan sekolah yakni mencapai nilai 70. Hal ini disebabkan karena kelas yang tidak kondusif, banyak siswa yang senang bermain sendiri dengan teman sebangkunya maupun teman sekelompoknya daripada memperhatikan pembelajaran matematika. Artinya tidak adanya keterlibatan siswa dalam peroses pembelajaran hanya sebagai penerima informasi apa yang disampaikan. Kegiatannya hanya sekedar menerima informasi, mencatat dan latihan yang diberi oleh seorang guru. Maka dari pembelajaran ini, tidak melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.hal tersebut berdampak terhadap hasil belajar matematika yang tidak optimal. Proses pembelajaran khususnya matematika akan lebih efektif dan bermakna apabila siswa berpartisipasi aktif. Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan di MIS Maura El-Mumtaz Binjai Selatan, masih banyak ditemukan siswa yang kurang terlibat dalam pembelajaran matematika. Hal ini terlihat sebagian siswa di MIS Maura El-Mumtaz jarang terlibat mengajukan pertanyaan atau mengutarakan pendapatnya walaupun guru telah berulang kali meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas. Banyak siswa yang terlihat malas. Selain itu, juga terlihat ketika guru memberikan soal latihan, siswa tidak percaya diri mengerjakan soal-soal latihan tersebut di depan kelas dikarenakan pembelajaran matematika itu sulit, membosankan, dan menakutkan. Sehingga menyebabkan siswa merasa takut saat diperintahkan mengerjakan soal latihan. Selain itu, pada saat pembelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi bilangan bulat, cara pengajaran guru dalam pembelajaran belum menarik dan konkret. Padahal materi pokok operasi bilangan bulat merupakan materi pembelajaran yang sulit sehingga membutuhan pembelajaran yang menyenangkan agar siswa mudah menyerap konsep pembelajaran matematika. Artinya guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Kegiatan pembelajaran masih terpaku pada paradigma lama yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga mengakibatkan siswa kurang aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran serta mangakibatkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran yang menoton dari waktu ke waktu sehingga siswa merasa bosan dan kurang berminat. Metode yang digunakan guru matematika pada umumnya yaitu metode konvesional yang mengandalkan ceramah dan alat bantu utama papan tulis, sehingga siswa cendrung kurang paham dalam pembelajaran dan pembelajaranpun menjadi tidak menyenangkan dan berbekas dihati siswa. Oleh sebab itu hendaknya guru menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif serta menggunakan media pembelajaran. Karena mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. (Rusman, 2011:143). Tetapi pada kenyataannya di MIS Maura El-Mumtaz pembelajaran matematika tidak menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Guru malas dalam mengaplikasikan media serta kurang mengembangkan daya kreativitas mereka dalam pembelajaran matematika tersebut, sehingga siswa kurang memahami konsep bilangan bulat. Jadi, siswa hanya dapat mengerjakan soal yang sama dengan contoh soal yang telah dijelaskan guru dan pembelajaran cendrung kurang menarik perhatian siswa. Oleh sebab itu, hendaklah seorang guru sebelum melakukan pembelajaran harus menyiapkan media pembelajaran agar pembelajaran tersampaikan dengan baik. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, penulis berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MIS Maura El-Mumtaz Tanah Seribu Binjai 361

3 Selatan dengan langkah melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Operasi Bilangan Bulat Penjumlahan Dan Pengurangan Kelas IV Mata Pelajaran Matematika Melalui Model PAKEM di MIS Maura El-Mumtaz Tanah Seribu Binjai Selatan. Dengan upaya tersebut diharapkan dengan diterapkan model PAKEM siswa dapat berpikir kritis, logis, kreatif, tujuan pembelajaran menjadi tercapai dan menghasilkan nilai yang memuaskan. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek Penelitian ini yaitu dalam penelitian ini, subjek penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas IV MIS Maura El-Mumtaz Tanah Seribu Binjai Selatan. Jumlah seluruh siswa kelas IV MIS Maura El-Mumtaz Tanah Seribu Binjai Selatan adalah 25 siswa dengan rincian 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini bertempat di MIS Maura El-Mumtaz Tanah Seribu Binjai Selatan pada semester II tahun ajaran 2016/2017. Prosedur dalam penelitian ini yaitu: Tahap Persiapan, Tahap pelaksanaan yang dijabarkan menjadi siklus antara lain: Siklus I (Tahap Perencanaan I, Tahap Pelaksanaan Tindakan I, Tahap Observasi I, dan Tahap Refleksi), Siklus II (Permasalahan II, Rencana Tindakan II, Pelaksanaan Tindakan II, Observasi II, dan Refleksi II). Metode pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian dari responden penelitian (Masganti Sitorus, 2011: 77). Pada garis besarnya alat atau instrumen pengumpulan data penelitian terdiri dari empat macam yaitu Tes, Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi. (Johni Dimyati, 2013: 71) Didalam penelitian ini menggunakan Tes, Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi. Teknis Analisis Data yaitu: 1. Analisis yang untuk mencari rata-rata adalah sebagai berikut: Mean = Σ x n Sedangkan untuk menghitung persentase keberhasilan belajar dapat menggunakan rumus: P = F N X 100% 2. Analisis yang digunakan untuk lembar observasi untuk mengetahui persentasi kemunculan aspek aktivitas siswa diolah melalui rumus berikut ini: PA = nilai perolehan siswa nilai maksimum X 100% a. Baik Sekali, jika mencapai % c. Cukup, jika mencapai 26-50% b. Baik, jika mencapai d. Kurang baik, jika < 25%. 362

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepribadian. (Abdul Majid, 2014:15-16). Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar (Ahmad Susanto, 2013: 5) Nilai rata-rata yang diperoleh siswa masih dibawah 70 (KKM yang ditentukan) yaitu sebesar 23 dengan nilai ketuntasan klasikal sebesar 85 %. Dengan nilai ratarata kelas mencapai 38,8 dari 25 siswa terdapat 8 % atau hanya 2 siswa yang masuk dalam katagori tuntas belajar dan 92 % atau 23 siswa lainnya dinyatakan belum tuntas belajar dalam materi operasi bilangan bulat penjumlahan dan pengurangan. 100% 50% 0% Tidak Gambar 1. Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal (Pre Test) Peningkatan hasil belajar pada siswa dengan nilai rata-rata 83,6 dan dengan ketuntasan klasikal sebesar 85 %. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa diperoleh ketuntasan sebesar 21 siswa (84 %) pada siklus I, sedangkan siswa yang belum mampu mencapai tingkat ketuntasan belajar sebesar 4 siswa (16 %). 100% 80% 60% 40% 20% 0% Tidak Gambar 2. Hasil Belajar Siswa Pada Post Test I 363

5 Sedangkan observasi aktivitas siswa pembelajaran matematika pada siklus I siswa masih belum tergolong sangat baik, hal ini diketahui dari keadaan siswa yang belum aktif dalam pembelajaran dan banyaknya siswa yang belum antusias dalam belajar di kelas. Terlihat dengan nilai rata-rata 31,16 dan nilai akhir 59,92 % maka jelaslah terlihat pembelajaran dikelas belum tercapai secara optimal yang direncanakan. Hasil pembelajaran yang dilakukan dengan model PAKEM pada siklus I maka hasil belajar yang diperoleh masih belum cukup maksimal sehingga perlu dilakukan perbaikan dan pengembangan khususnya dalam hal penggunaan model pembelajaran dengan melakukan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 95,5 dan dengan ketuntasan klasikal sebesar 85 %. Hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dimana ketuntasan yang diperoleh siswa sebesar 100 % dengan jumlah siswa yang berhasil 25 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal. 100% 80% 60% 40% 20% 0% Tidak Tidak Gambar 3. Hasil Belajar Siswa Pada Post Test Siklus II Sedangkan observasi aktivitas siswa pembelajaran matematika pada siklus II, siswa sudah tergolong sangat baik, hal ini diketahui dari keadaan siswa yang aktif dalam pembelajaran dan banyaknya siswa yang antusias dalam belajar di kelas. Terlihat dengan nilai rata-rata 48,48 dan nilai akhir 93,23 % maka jelaslah terlihat pembelajaran dikelas sudah sangat tercapai secara optimal sesuai dengan yang direncanakan. Model pembelajaran matematika adalah kerangka kerja konseptual tentang pembelajaran matematika yaitu peserta didik yang belajar matematika dan pengajar mentransformasi pengetahuan matematika serta memfasilitasi kegiatan pembelajaran. (M. Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 154) PAKEM adalah suatu model yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif (Jamal Ma mur Asmani, 2012:59), Sedangkan pengertian lain mengatakan PAKEM adalah satu model pembelajaran yang dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi kepada kreativitas guru dan penggunaan media yang variatif dan inovatif.(ngalimun, 2016: ) Jadi PAKEM adalah pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pengertian aktif yaitu memposisikan guru sebagai yang menciptakan suasana belajar yang kondusif, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif. (Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad, 2012: 10). Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa serta menghasilkan solusi 364

6 unik atas suatu problem. (Agus Suprijono:2010) Sedangkan Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang diterapkan guru dalam pengelolahan tempat belajar, siswa, kegiatan pembelajaran, dan materi pembelajaran.( Arif S. Sadiman, dkk, 2008: 326) dan menyenangkan yaitu proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Secara umum keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran matematika materi operasi bilangan bulat penjumlahan dan pengurangan di kelas IV MIS Maura El- Mumtaz Tanah Seribu Binjai Selatan dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM maka hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Artinya semua siswa sudah paham apa yang telah dijelaskan oleh guru tentang operasi bilangan bulat menggunakan chip dan garis bilangan lompat kodok. Pada tahap tes awal hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata 38,8 siswa yang tuntas belajar sebelum siklus sebanyak 2 siswa (8 %), pada siklus I mencapai nilai rata-rata 83,6 disiklus I sebanyak 21 siswa (84 %), sedangkan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 95,6 sedangkan disiklus II sebanyak 25 siswa (100 %). Gambar 4. Data hasil tes awal, siklus I, dan siklus II Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai dari tes awal sampai siklus II telah memperoleh hasil yang memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran PAKEM telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dikarenakan didalam model PAKEM ini pembelajaran menjadi menyenangkan jadi siswa pun tidak takut untuk belajar, tidak mudah bosan, dan mengantuk dikarenakan di model PAKEM ini siswa dituntut aktif dan kreatif dalam pembelajaran mudah mengingat pembelajaran dengan menggunakan lagu, mudah memahami pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang konkrit yaitu chip dan garis bilangan lompat kodok. Maka hasil pembelajaran pun memuskan. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi operasi bilangan bulat penjumlahan dan pengurangan sebelum menggunakan model PAKEM terbukti tidak memuaskan dengan persentase ketuntasan 8 % atau dengan nilai rata-rata 38,8. 2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi operasi bilangan bulat penjumlahan dan pengurangan sesudah menggunakan model PAKEM terbukti memuaskan dengan persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 84 % dengan nilai rata-rata 83,6 dan persentase ketuntasan pada siklus II sebesar 100 % dengan nilai rata-rata 95,6. Secara keseluruhan sudah mencapai hasil yang sangat memuaskan. 365

7 3. Respon siswa terhadap model PAKEM dalam hasil belajar pada mata pelajaran matematika sangat baik, karena dapat membantu dan meningkatkan hasil belajar siswa perseorangan maupun kelompok. Strategi ini juga memberikan pengalaman yang menarik, menyenangkan, tidak mudah bosan karena siswa banyak bekerja atau dalam arti aktif dan kreatif. DAFTAR PUSTAKA Asmani Jamal Ma mur, (2012), 7 Tips Aplikasi PAKEM, Jogjakarta: Diva Press. Dimyati Johni. (2013), Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Jakarta: Kencana. Hamzah M. Ali dan Muhlisrarini, (2014), Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Majid Abdul, (2014), Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung: Remaja Rosdakarya. Ngalimun, (2016), Strategi Dan Model Pembelajaran, Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sadiman Arif S., dkk, (2008), Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo. Sitorus Masganti, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, Medan: Perdana Mulya Sarana. Suprijono Agus, (2010), Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar. Susanto Ahmad, (2013), Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada Media Group. Uno Hamzah B. dan Nurdin Mohamad, (2012), Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM, Jakarta: Bumi Aksara. 366