PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

dokumen-dokumen yang mirip
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:


BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CHAIR TYPE 4030 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT MAITLAND SMITH INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. dan juga semakin jeli dalam memilih produk. Hal ini mulai membuat industri

3.1 Persiapan Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Rancangan Pengendalian Kualitas Produk. pada Perusda Percetakan Kota Semarang SKRIPSI

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO. Putri Endang Fitriany

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODE PENELITIAN

: defect, six sigma, DMAIC,

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB V HASIL DAN ANALISA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI TIPE W PADA PT. DENSO INDONESIA Nama : Muhammad Rizki Syahputra NPM : Jurusan : Teknik

ANALISIS MENURUNKAN CACAT TUTUP BOTOL TABLET SAKATONIKABC DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT BINTANG TOEDJOE

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya produk yang ada di pasaran mengakibatkan tingkat

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS PRODUK PUPUK ORGANIK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Permintaan konsumen terhadap industri otomotif, khususnya mobil di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

Transkripsi:

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

Perusahaan Kualitas Six Sigma Mengurangi Resiko Produk Gagal DMAIC

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dibuatlah perumusan masalah yang berhubungan dengan pengendalian mutu. Permasalahan yang yang akan dipecahkan adalah bagaimana menerapkan metode six sigma dengan konsep DMAIC pada pengendalian produk busi.

Pengambilan data dalam penelitian ini hanya dilakukan di PT Denso Indonesia. Pengambilan data hanya dilakukan pada bulan Agustus tahun 2014 dan diperbaharui pada bulan Juni tahun 2015. Produk yang digunakan dalam pengambilan data hanya pada pembuatan produk busi mobil kijang 2000cc. Pengolahan data hanya menggunakan metode Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC).

Mengidentifikasi jenis cacat pada produk busi mobil kijang 2000cc di PT. Denso Indonesia. Mengukur nilai sigma pada produksi busi mobil kijang 2000cc di PT. Denso Indonesia. Menentukan faktor penyebab terjadinya cacat pada produk busi tipe mobil kijang 2000cc di PT. Denso Indonesia. Memberikan usulan perbaikan untuk peningkatan kualitas mobil kijang 2000cc di PT. Denso Indonesia.

Standar Kualitas Hasil Produksi Busi Kepuasan Pelanggan Produk Baik Produk Cacat Analisis Produk Pengendalian Produk Dengan Metode Six Sigma (DMAIC) Define (Identifikasi karakteristik kualitas produk akhir (CTQ). Measure (Menghitung DPMO, Mengukur nilai sigma.) Analyze (Diagram Sebab Akibat.) Improve (Memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi menngunakan 5W1H.) Control (Mengontrol pelaksanaan proses sesuai dengan improvement.) Kualitas Produk Yang Berkualitas

Identifikasi Masalah Penetapan Tujuan Penelitian Observasi Lapangan Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data 1. Data Jumlah Produksi Busi Bulan Mei 2015 dan Juni 2015. A. Define 2. Data Karakteristik Kualitas dan Jumlah Cacat 1. Identifikasi Karakteristik 3. Data Hasil Wawancara. Kualitas Produk Akhir (CTQ). B. Measure 1. Menghitung Nilai DPMO. 2. Pengukuran Nilai Sigma. C. Analyze 1. Analisis Penyebab Masalah dengan Diagram Sebab Akibat. D. Improve 1. Membuat Usulan Perbaikan Menggunakan 5W1H. E. Control 1. Membuat Usulan Pengendalian.. Analisis Hasil Penelitian Usulan Perbaikan

Periode (Minggu) Jumlah Produksi Jumlah Produk Cacat Banyaknya CTQ Welding Melting Housing Scratch Body Marking Thread Tumpul Minggu ke-1 (Mei) 3.283 17 4 4 6 4 3 Minggu ke-2 (Mei) 3.306 18 4 6 4 3 5 Minggu ke-3 (Mei) 3.311 24 4 9 6 5 4 Minggu ke-4 (Mei) 3.300 13 4 5 3 2 3 Jumlah Bulan Mei 2015 13.200 72 4 24 19 14 15 Minggu ke-1 (Juni) 3.692 17 4 3 4 5 5 Minggu ke-2 (Juni) 3.685 12 4 3 3 4 2 Minggu ke-3 (Juni) 3.648 14 4 6 3 3 2 Minggu ke-4 (Juni) 3.675 15 4 4 5 3 3 Jumlah Bulan Juni 2015 14.700 58 4 16 15 15 12 Total Bulan Mei-Juni 2015 27.900 130 4 40 34 29 27

CTQ Produk Busi: Konsumen menginginkan bagian housing pada busi mulus tanpa goresan. Konsumen menginginkan hasil las pada sambungan earth electrode tersambung dengan kuat. Konsumen menginginkan ulir yang ada pada housing tidak tumpul sehingga pada saat dimasukan kedalam ruang busi pada kendaraan dapat terpasang dengan kuat. Konsumen menginginkan marking pada busi jelas dan tebal sehingga dapat mengetahui kode yang terdapat pada busi.berikut ini merupakan tabel 4.2 data pengukuran produk cacat pada produksi busibulan Mei 2015-Juni 2015.

Periode (Minggu) Jumlah Produksi Jumlah Produk Cacat Banyaknya CTQ Welding Melting Housing Scratch Body Marking Thread Tumpul Minggu ke-1 (Mei) 3.283 17 4 4 6 4 3 Minggu ke-2 (Mei) 3.306 18 4 6 4 3 5 Minggu ke-3 (Mei) 3.311 24 4 9 6 5 4 Minggu ke-4 (Mei) 3.300 13 4 5 3 2 3 Jumlah Bulan Mei 2015 13.200 72 4 24 19 14 15 Minggu ke-1 (Juni) 3.692 17 4 3 4 5 5 Minggu ke-2 (Juni) 3.685 12 4 3 3 4 2 Minggu ke-3 (Juni) 3.648 14 4 6 3 3 2 Minggu ke-4 (Juni) 3.675 15 4 4 5 3 3 Jumlah Bulan Juni 2015 14.700 58 4 16 15 15 12 Total Bulan Mei-Juni 2015 27.900 130 4 40 34 29 27

Tabel 4.3 Data Pengukuran Produk Cacat Produksi Busi Periode (Minggu) Jumlah Produksi Jumlah Produk Cacat Banyaknya CTQ Welding Melting Housing Scratch Body Marking Thread Tumpul Minggu ke-1 (Mei) 3.283 17 4 4 6 4 3 Minggu ke-2 (Mei) 3.306 18 4 6 4 3 5 Minggu ke-3 (Mei) 3.311 24 4 9 6 5 4 Minggu ke-4 (Mei) 3.300 13 4 5 3 2 3 Jumlah Bulan Mei 2015 13.200 72 4 24 19 14 15 Minggu ke-1 (Juni) 3.692 17 4 3 4 5 5 Minggu ke-2 (Juni) 3.685 12 4 3 3 4 2 Minggu ke-3 (Juni) 3.648 14 4 6 3 3 2 Minggu ke-4 (Juni) 3.675 15 4 4 5 3 3 Jumlah Bulan Juni 2015 14.700 58 4 16 15 15 12 Total Bulan Mei-Juni 2015 27.900 130 4 40 34 29 27

Contoh Perhitungan Total Oppurtunities (TOP) = U OP = 3283 4 = 13132 Defect Per Oppurtunities (DPO) = D/TOP = 17/13132 = 0,001294 DPMO = DPO 1000000 = 0,001294 1000000 = 1.294 Konversi DPMO ke Nilai Sigma Berdasarkan Konsep Motorola Nilai Sigma DPMO 4,46 1.538 4,47 1.489 4,48 1.441 4,49 1.395 4,50 1.350 4,51 1.306 4,52 1.264 4,53 1.223 4,54 1.183 4,55 1.144 4,56 1.107 Nilai sigma dari 1.294 adalah 4,51.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Nilai Sigma Periode Mei 2015-Juni 2015 Periode (Minggu) Jumlah Jumlah CTQ Produksi Produk (OP) (U) Cacat (D) TOP DPO DPMO SIGMA Minggu ke-1 (Mei) 3.283 17 4 13.132 0,001294 1.294 4,51 Minggu ke-2 (Mei) 3.306 18 4 13.224 0,001361 1.361 4,49 Minggu ke-3 (Mei) 3.311 24 4 13.244 0,001812 1.812 4,4 Minggu ke-4 (Mei) 3.300 13 4 13.200 0,0009848 984 4,59 Jumlah 13.200 72 4 52.800 0,001363 1.363 4,49 Minggu ke-1 (Juni) 3.692 17 4 14.768 0,001151 1.151 4,54 Minggu ke-2 (Juni) 3.685 12 4 14.740 0,0008141 814 4,65 Minggu ke-3 (Juni) 3.648 14 4 14.592 0,0009594 959 4,6 Minggu ke-4 (Juni) 3.675 15 4 14.700 0,00102 1.020 4,58 Jumlah 14.700 58 4 58.800 0,000986 986 4,59

PERTANYAAN 1. Ada berapa cacat yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk busi? 2. Jenis cacat apa yang paling sering ditemukan? 3. Setelah cacat welding melting, jenis cacat apa lagi yang paling sering ditemukan? 4. Setelah cacat housing scratch, jenis cacat apa lagi yang sering ditemukan? 5. Setelah cacat body marking, jenis cacat apa lagi yang paling sering ditemukan? 6. Faktor apa saja yang mempengaruhi cacat welding melting? 7. Faktor apa yang mempengaruhi cacat housing scratch? 8. Faktor apa yang mempengaruhi cacat body marking? 9. Faktor apa yang mempengaruhi cacat thread tumpul? Tabel 4.6 Hasil Wawancara Faktor Dominan SUMBER SUPERVISOR LEADER OPERATOR 4 jenis 4 jenis 4 jenis Cacat Welding Melting Housing Scratch Body Marking Thread Tumpul Manusia, Mesin Welding Melting Housing Scratch Body Marking Thread Tumpul Manusia, Mesin a. Welding Melting b. Housing Scratch Body Marking Body Marking Thread Tumpul Mesin Mesin Mesin Mesin Mesin Mesin Mesin Manusia, Mesin Manusia, Mesin Manusia, Mesin

Tabel 4.7 Frekuensi Hasil Wawancara Faktor Dominan Pertanyaan Ke- Jawaban Frekuensi 1. 4 Jenis Cacat 3 2. Welding Melting 3 Housing Scratch 1 3. Housing Scratch 2 Body Marking 1 4. Body Marking 3 5. Thread Tumpul 3 6. Manusia dan Mesin 2 Mesin 1 7. Mesin 3 8. Mesin 3 9. Manusia dan Mesin 3

Fishbone Faktor Dominan Kecacatan Welding Melting Pada Produk Busi Manusia Welding Melting Mesin

Pertanyaan Tabel 4.8 Hasil Wawancara Faktor Penunjang Sumber Supervisor Leader Operator Masalah apa saja yang ditemukan pada kecacatan welding melting pada produk busi? 1. Operator kurang teliti 2. Mesin rusak 3. Seting mesin bermasalah 1. Operator kurang teliti 2. Mesin rusak 3. Seting mesin bermasalah 1. Operator kurang teliti 2. Mesin rusak 3. Seting mesin bermasalah Mengapa operator kurang teliti Kelelahan Kerja lembur Target produksi tinggi Permintaan meningkat Kelelahan Kerja lembur Target produksi tinggi Permintaan meningkat 1. Kelelahan 2. Kerja lembur 3. Target produksi tinggi 4. Permintaan meningkat Apa yang menyebabkan mesin rusak Kapasitas pemakaian berlebihan Kapasitas pemakaian berlebihan Kapasitas pemakaian berlebihan Mengapa kapasitas pemakaian mesin berlebihan 1. Kerja lembur 2. Target produksi tinggi 3. Permintaan meningkat 1. Kerja lembur 2. Target produksi tinggi 3. Permintaan meningkat 1. Kerja lembur 2. Target produksi tinggi 3. Permintaan meningkat Apa yang menyebabkan setting mesin bermasalah Penundaan maintanance Penundaan maintanance Penundaan maintanance Mengapa terjadi penundaan maintanance 1. Tool belum tersedia 2. Produksi meningkat 1. Tool belum tersedia 2. Produksi meningkat 1. Tool belum tersedia 2. Produksi meningkat

Tabel 4.8 Hasil Wawancara Faktor Penunjang (Lanjutan) Mengapa tool belum tersedia 1. Harus diimpor dari jepang 2. Tool hanya tersedia di denso jepang 1. Harus diimpor dari jepang 2. Tool hanya tersedia di denso jepang 1. Harus diimpor dari jepang 2. Tool hanya tersedia di denso jepang Mengapa produksi meningkat Permintaan konsumen meningkat Permintaan konsumen meningkat Permintaan konsumen meningkat

Tabel 4.9 Frekuensi Hasil Wawancara Faktor Penunjang Pertanyaan Ke- Jawaban Frekuensi Operator kurang teliti 3 1. Mesin rusak 3 Seting mesin bermasalah 3 Kelelahan 3 2. Kerja lembur 3 Target produksi tinggi 3 Permintaan meningkat 3 3. Kapasitas pemakaian berlebihan 3 Kerja lembur 3 4. Target produksi tinggi 3 Permintaan meningkat 3 5. Penundaan maintenance 3 6. Tool belum tersedia 3 Produksi meningkat 3 7. Harus diimpor dari jepang 3 Tool hanya tersedia di jepang 3 8. Permintaan konsumen meningkat 3

Ringkasan Penyebab Cacat Welding Melting Faktor Manusia Welding Melting Why Operator Kurang Teliti Target Why Why Why Why Kerja Produksi Kelelahan Lembur Tinggi Permintaan Konsumen Meningkat Manusia (Tulang Primer) Tulang Sekunder Tulang Tersier Tulang Kuarter Tulang Penta Tulang Heksa

Ringkasan Penyebab Cacat Welding Melting Faktor Mesin I Welding Melting Why Rusak Kapasitas Target Why Why Why Why Pemakaian Kerja Produksi Berlebihan Lembur Tinggi Permintaan Konsumen Meningkat Mesin (Tulang Primer) Tulang Sekunder Tulang Tersier Tulang Kuarter Tulang Penta Tulang Heksa

Ringkasan Penyebab Cacat Welding Melting Faktor Mesin II Welding Melting Why Setting Mesin Bermasalah Why Penundaan Why Tool Belum Why Harus Why Maintenance Tersedia Dimpor Tool Hanya Tersedia di DNJP Mesin (Tulang Primer) Tulang Sekunder Tulang Tersier Tulang Kuarter Tulang Penta Tulang Heksa

Ringkasan Penyebab Cacat Welding Melting Faktor Mesin III Welding Melting Why Setting Mesin Bermasalah Why Penundaan Why Produksi Why Maintenance Meningkat Permintaan Konsumen Meningkat Mesin (Tulang Primer) Tulang Sekunder Tulang Tersier Tulang Kuarter Tulang Penta

Diagram Sebab Akibat Kecacatan Dominan (Welding Melting) Manusia Operator Kurang Teliti Kelelahan Kerja Lembur Target Produksi Tinggi Permintaan Konsumen Meningkat Setting mesin bermasalah Welding Melting Tool Hanya Tersedia di Denso Jepang Harus Diimpor Tool Belum Tersedia Produksi Meningkat Permintaan Konsumen Meningkat Penundaan Maintenance Mesin Rusak Kapasitas Pemakaian Berlebihan Kerja Lembur Target Produksi Tinggi Permintaan Konsumen Meningkat

Usulan Perbaikan dengan 5W+1H Permasalahan Kualitas Produk Busi Faktor Penyebab 5W + 1H What (apa penanggulangannya): Memberikan pelatihan operator, leader melakukan Manusia Kurang teliti pengawasan berkala, pemberian olahraga ringan (pemanasan) sebelum bekerja Why (Alasan): Agar operator lebih semangat, mahir dan konsentrasi dalam bekerja sehingga kualitas produk terjaga Where (lokasi): Lini produksi busi When (waktu): Selama proses produksi berlangsung Who (penanggung jawab): Group leader How (bagaiman caranya): Melakukan pelatihan secara berkala ( 1 bulan 2 kali edukasi), membuat jadwal olahraga ( + 10 menit), melakukan pengawasan berkala ( 1 hari 2 kali pengawasan) Control (Pengendalian) Melakukan pelatihan kepada operator secara berkala atau dilakukan pelatihan sebanyak 2 kali dalam sebulan agar operator lebih terlatih dan terampil. Melakukan penerapan jadwal olahraga selama + 10 menit sebelum bekerja agar pekerja atau operator lebih sehat sehingga konsentrasinya tetap stabil. Melakukan pengawasan terhadap pekerja dan hasil pekerjaan berkala sebanyak 2 kali dalam sehari agar dapat segera mengatasi apabila ada kondisi abnormal. What (apa penanggulangannya): Diperlukan pemeriksaan sebelum mesin dioperasikan (seperti melakukan kalibrasi), peningkatan perawatan berkala dan menyeluruh untuk mesin dan alat produksi

Mesin sebelum bekerja agar pekerja atau operator lebih sehat sehingga konsentrasinya tetap stabil. Melakukan pengawasan terhadap pekerja dan hasil pekerjaan berkala sebanyak 2 kali dalam sehari agar dapat segera mengatasi apabila ada kondisi abnormal. Usulan Perbaikan dengan 5W+1H Permasalahan Kualitas Produk Busi (Lanjutan) Setting Mesin Bermasalah What (apa penanggulangannya): Diperlukan pemeriksaan sebelum mesin dioperasikan (seperti melakukan kalibrasi), peningkatan perawatan berkala dan menyeluruh untuk mesin dan alat produksi Why (Alasan): Agar tidak menghambat jalannya proses produksi sehingga menghindari terjadinya kecacatan. Where (lokasi): Lini produksi busi When (waktu): Sebelum proses produksi berlangsung Who (penanggung jawab): Operator, group leader, maintenance How (bagaiman caranya): Pembuatan lembar periksa harian terhadap mesin yang digunakan dan pembuatan jadwal perbaikan menyeluruh setiap bulan dalam periode mingguan. Control (Pengendalian) Melakukan pembuatan lembar periksa harian terhadap mesin yang digunakan agar lebih cepat teratasi apabila ada kondisi yang abnormal. Melakukan pembuatan jadwal perbaikan mesin menyeluruh setiap bulan dalam periode mingguan, dimana sebelumnya perbaikan mesin hanya dilakukan 1 sebulan sekali. Perihal ini dianjurkan agar mesin yang digunakan tetap dapat beroperasi secara normal walaupun dengan kapasitas kemampuan mesin lebih.

Usulan Perbaikan dengan 5W+1H Permasalahan Kualitas Produk Busi (Lanjutan) Faktor Mesin Penyebab Rusak 5W + 1H What (apa penanggulangannya): Peningkatan perawatan berkala dan menyeluruh untuk mesin dan alat produksi, menambah persediaan komponen mesin yang sering bermasalah Why (Alasan): Agar proses produksi berjalan lancar sehingga target produksi dapat tercapai Where (lokasi): Lini produksi busi When (waktu): Sebelum proses produksi berlangsung Who (penanggung jawab): Operator, group leader, maintenance How (bagaiman caranya): Pengecekkan dan perawatan mesin secara berkala dan menyeluruh, mengganti komponen mesin yang rusak dengan yang baru dan terstandar sehingga tidak menghambat berlangsungnya proses produksi. Control (Pengendalian) Melakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap setiap mesin agar kondisi mesin dalam keadaan baik meskipun dioperasikan secara terus menerus dan dalam kondisi overtime. Melakukan pergantian komponen mesin yang rusak dengan yang baru dan terstandar sehingga tidak menghambat berlangsung proses produksi jadi apabila diterapkan anjuran ini dapat meminimalisir permasalahan kualitas yang disebabkan oleh faktor mesin atau komponen dalam mesin yang rusak.

h Who (penanggung jawab): yang Group sering leader bermasalah How (bagaiman caranya): Mesin Setting Mesin Bermasalah Why (Alasan): Agar Melakukan prosespelatihan produksi secara berjalan berkala lancar ( 1sehingga bulan 2target kali edukasi), produksi membuat jadwal olahraga ( + 10 menit), melakukan dapat tercapai pengawasan berkala ( 1 hari 2 kali pengawasan) Where (lokasi): Control (Pengendalian) Lini Melakukan produksi pelatihan busi kepada operator secara berkala atau When dilakukan (waktu): pelatihan sebanyak 2 kali dalam sebulan agar Sebelum operator lebih proses terlatih produksi dan terampil. berlangsung Who Melakukan (penanggung penerapan jawab): jadwal olahraga selama + 10 menit Operator, sebelum bekerja group agar leader, pekerja maintenance atau operator lebih sehat sehingga konsentrasinya tetap stabil. How (bagaiman caranya): Melakukan pengawasan terhadap pekerja dan hasil pekerjaan Pengecekkan berkala sebanyak dan 2 kali perawatan dalam sehari mesin agar secara dapat segera berkala dan menyeluruh, mengatasi apabila mengganti ada kondisi komponen abnormal. mesin yang rusak dengan yang baru dan terstandar sehingga tidak menghambat berlangsungnya What (apa penanggulangannya): proses produksi. Control Diperlukan(Pengendalian) pemeriksaan sebelum mesin dioperasikan (seperti Melakukan melakukan pemeriksaan kalibrasi), peningkatan dan perawatan perawatan terhadap berkala setiap mesin dan agar menyeluruh kondisi untuk mesin mesin dalam dan keadaan alat produksi baik meskipun dioperasikan Why (Alasan): secara terus menerus dan dalam kondisi overtime. Agar tidak menghambat jalannya proses produksi sehingga Melakukan pergantian komponen mesin yang rusak dengan menghindari terjadinya kecacatan. yang Where baru (lokasi): dan terstandar sehingga tidak menghambat berlangsung Lini produksi proses busi produksi jadi apabila diterapkan anjuran ini dapat When meminimalisir (waktu): permasalahan kualitas yang disebabkan oleh Sebelum faktor proses mesin produksi atau komponen berlangsung dalam mesin yang rusak. Who (penanggung jawab): Operator, group leader, maintenance How (bagaiman caranya): Pembuatan lembar periksa harian terhadap mesin yang Operator, group leader, maintenance How (bagaiman caranya): Pembuatan lembar periksa harian terhadap mesin yang digunakan dan pembuatan jadwal perbaikan menyeluruh setiap bulan dalam periode mingguan. Control (Pengendalian) Melakukan pembuatan lembar periksa harian terhadap mesin yang digunakan agar lebih cepat teratasi apabila ada kondisi yang abnormal. Melakukan pembuatan jadwal perbaikan mesin menyeluruh setiap bulan dalam periode mingguan, dimana sebelumnya perbaikan mesin hanya dilakukan 1 sebulan sekali. Perihal ini dianjurkan agar mesin yang digunakan tetap dapat beroperasi secara normal walaupun dengan kapasitas kemampuan mesin lebih.

1) Terdapat 4 jenis cacat yang mempengaruhi kualitas produk busi. Jenis cacat tersebut antara lain welding melting, housing scratch, body marking, dan thread tumpul. 2) Nilai sigma pada bulan Mei 2015 yaitu sebesar 4.51 pada minggu pertama, 4,49 pada minggu kedua, 4,40 pada minggu ketiga, 4,59 pada minggu keempat, dan nilai sigma keseluruhan pada bulan Mei 2015 sebesar 4,49. Nilai sigma pada bulan Juni 2015 yaitu sebesar 4.54 pada minggu pertama, 4,65 pada minggu kedua, 4,60 pada minggu ketiga, 4,58 pada minggu keempat, dan nilai sigma keseluruhan pada bulan Juni 2015 sebesar 4,59. 3) Berdasarkan uraian analisis diagram sebab akibat ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas dari produk busi sehingga menghasilkan kecacatan. Faktor tersebut diantaranya yaitu faktor manusia dan mesin. 4) Usulan perbaikan untuk perusahaan kedepannya dalam mengendalikan kualitas dari produk busi. Adapun penjabarannya dibawah ini. a. Melakukan pelatihan kepada operator secara berkala atau dilakukan pelatihan sebanyak 2 kali dalam sebulan. b. Melakukan penerapan jadwal olahraga selama + 10 menit sebelum bekerja. c. Melakukan pengawasan terhadap pekerja dan hasil pekerjaan berkala sebanyak 2 kali dalam sehari. d. Melakukan pembuatan lembar periksa harian terhadap mesin yang digunakan. e. Melakukan pembuatan jadwal perbaikan mesin menyeluruh setiap bulan dalam periode mingguan. f. Melakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap setiap mesin. g. Melakukan pergantian komponen mesin yang rusak dengan yang baru dan terstandar.

Saran merupakan masukan yang diberikan penulisan untuk perusahaan dan pembaca. Saran yang ditujukan untuk pembaca yang berminat untuk melakukan penelitian serupa sebaiknya pada data penelitian cacat diberikan periode cacat harian agar lebih terperinci serta jelas dan data sebaiknya lebih dari satu bulan agar hasil yang diperoleh lebih akurat.