Jurnal Bionatural, Volume 3 No. 1,Maret 2016 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Bionatural, Volume 4 No. 1,Maret 2017 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Jurnal Bionatural, Volume 2 No. 2, September 2015 ISSN:

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

ARTIKEL ILMIAH. Oleh : IIN NURSEPTA TRIANA NPM :

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta data hasil belajar siswa yang berupa nilai pre-test dan pos-test. Hasil dari

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

Rini Novianti., Edi Hernawan,Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE JIGSAW PADA MATERI SUHU DI KELAS VII-6 SMP NEGERI 1 TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

BAB III METODE PENELITIAN

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

BAB III METODE PENELITIAN

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 1 ISSN : Padang, JLS & Djulia E Maret 2016 Halaman :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri Tarwiyani Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH :

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

ARTIKEL PENELITIAN OLEH : ARIZKI PUTRI ANGGRAHENI NPM :

Julianti Saragih dan Ida Wahyuni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI. Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Pada Jurusan PGSD. Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

OLEH : BAGUS ANDIK PRADANA NPM : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMPULKAN HASIL PENGAMATAN GERAK BENDA PADA SISWA KELAS III SDN MRICAN 1 KOTA KEDIRI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

OLEH RIZKI AMALLIA A1C110035

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian di SMP Nurul Iman Palembang

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI KEDIRI OLEH:

BAB III METEDEOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 PAGIMANA yang lokasinya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ELASTISITAS BAHAN

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III METODE PENELITIAN

(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa) Abstract

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau. ABSTRAK. Kata Kunci : Scramble, alat peraga, bahan bekas, Hasil belajar biologi.

PENGARUH TEKNIK BELAJAR MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR KIMIA

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian menggunakan metode True Eksperimental Design. Dikatakan. dengan cara mengajar disekolah tersebut.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 UBUKLINGGAU.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

Transkripsi:

Jurnal Bionatural, Volume 3 No. 1,Maret 2016 ISSN: 2355-3790 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 2 MEUREUBO Ade Rizma Puspika STKIP Bina Bangsa Meulaboh Jurusan Pendidikan Biologi, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, E-mail: ade_rizma1994@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap prestasi belajar siswa pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Tes, test berupa pre-test dan post test sebanyak 20 soal choice, selain melalui tes informasi juga diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk foto (dokumentasi) proses pembelajaran, hasil jawaban soal pre-test dan post-tes, dan analisis data dimulai dengan menguji persyaratan analisis seperti uji normalitas, dan homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan pengujian uji T. Prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray secara signifikan lebih berhasil dibandingkan model konvensional kususnya pada materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray terhadap Prestasi Belajar siswa pada Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo dengan hasil uji t hitung sebesar 6,601 dan t tabel 2,168. Dengan demikian 6,601 > 2,168, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Kata-kata kunci: Pengaruh,Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray, Prestasi Belajar, Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan dalam rangka membentuk nilai, sikap dan perilaku. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Manusia akan sulit berkembang bahkan terbelakang tanpa adanya pendidikan. Dengan demikian pendidikan harus diarahkan untuk manusia yang berkualitas, mampu bersaing, memiliki budi pekerti yang luhur dan bermoral baik. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Pada keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan 13

pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik Dalam setiap aktivitas pendidikan, belajar merupakan istilah yang sangat penting. Sehingga tanpa belajar maka hakikatnya tidak ada pendidikan. Belajar merupakan suatu proses prubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga menyusun, kebiasaan, perpepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Jika didalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan,dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan didalam proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Wena (2009:89) menyatakan, model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu perlu mengunakan model pembelajaran yang bisa membuat siswa menjadi tertarik dan tidak bosan saat mengikuti pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) (Fitrianto, 2013:57). Surya (2004:75) menyatakan prestasi belajar merupakan hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Pelajaran biologi sering dianggap oleh sebagian siswa sebagai pelajaran hafalan dan sulit untuk dipahami apalagi kebanyakan guru selalu menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah dan penugasan dalam penyampaiannya, sehingga proses pembelajaran bersifat monoton dan siswa merasa jenuh dan bosan. Materi Ekosistem khususnya tentang bahasan saling ketergantungan dalam ekosistem merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas VII Semester genap. Materi ekosistem ini sangat penting untuk dipelajari karena pada materi ini siswa dapat mengetahui bahwa adanya saling ketergantungan diantara komponen ekosistem dan berkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Proses pembelajaran yang berlangsung di SMP Negeri 2 Meureubo, guru biologi masih mengembangkan model pembelajaran konvensional dalam kegiatan 14

belajar mengajar, sehingga prestasi belajar siswa menurun. Pembelajaran konvensional masih didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengatasi masalah diatas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran ini siswa yang biasa tidak aktif menjadi lebih aktif sebab siswa lebih dituntut untuk menguasai dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya pada materi yang sedang dipelajari. Penggunaan Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibanding dengan model pembelajaran langsung, karena dalam proses pembelajaran ini siswa yang biasa tidak aktif menjadi lebih aktif sebab siswa lebih dituntut untuk menguasai dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya pada materi yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dengan bertanya dan mengeluarkan pendapat sehingga suasana belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan (Sartika, 2013:7). Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem Di Kelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap prestasi belajar siswa pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem dikelas VII SMP Negeri 2 Mereubo. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Meureubo kecamatan meureubo kabupaten aceh barat. Penelitian ini dilaksanakan di semester genap tahun ajaran 2015 / 2016, mulai dari 27 Mei sampai dengan 02 Juni 2016. Penelitian ini sesuai dengan kalender pendidikan dan proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Meureubo. Kegiatan dimulai dengan uji coba intrumen pada kelas yang berbeda, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray untuk mendapatkan skor hasil belajar terhadap materi yang diberikan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 15

Meureubo sebanyak 2 kelas dengan jumlah 40 orang. Sampel yang di ambil sebanyak 40 orang siswa, kelas VII A berjumlah 20 orang siswa (kelas Eksperimen) dan kelas VII B berjumlah 20 orang siswa (kelas Kontrol). Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara acak ( random sampling). Teknik pengumpulan data berupa test yang terdiri dari pre-test (tes awal) dan post -test (tes akhir) sebanyak 20 soal choice. Soal pre-test diberikan pada saat sebelum dilakukan model pembelajaran TSTS sedangkan posttest diberikan pada saat setelah dilakukannya model pembelajaran TSTS (kelas eksperimen). Hal yang sama dilakukan pada kelas kontrol tanpa pemberian eksperimen apapun dan dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1.1 Hasil Pre-test Kelas Kontrol Hasil pre-tes, menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas yang menggunakan model konvensional diperoleh nilai tertinggi sebesar 65 dan nilai terendah sebesar 50 dengan nilai rata-rata sebesar 58,75 dan untuk nilai simpangan baku pada tahap pre-test sebesar S = 6,858. 1.2 Hasil Pre-test Kelas perlakuan (Eksperimen) Hasil pre-test, menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) atau kelas perlakuan diperoleh nilai tertinggi pada kelas kontrol pada tahap pre-test sebesar 65 dan nilai terendah sebesar 40 dengan nilai rata-rata sebesar 54,00 dan untuk nilai simpangan baku pada tahap pre-test sebesar S = 6,805. 1.3 Hasil Post-test Kelas Kontrol Hasil post-tes, menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas yang mengunakan model konvensional diperoleh nilai tertinggi kelas kontrol pada tahap posttest sebesar 75 dan nilai terendah sebesar 60 dengan nilai rata-rata sebesar 69,00 dan untuk nilai simpangan baku pada tahap posttest sebesar S = 4,757. 1.4 Hasil Post-test Kelas Pelakuan (Eksperimen) Hasil post-tes, menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas yang mengunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) atau kelas perlakuan diperoleh nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 70 dengan nilai rata-rata sebesar 78,00 dan untuk nilai simpangan baku pada tahap pre-test sebesar S = 8,013. 2. Uji Hipotesis Adapun untuk menguji hipotesis terlebih dahulu harus terpenuhi syarat-syarat analisis uji hipotesis yaitu : 2.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors. Pengujian yaitu terima H o untuk sampel berasal dari 16

populasi yang berdistribusi normal jika L o L tabelpada taraf signifikan 5%. Untuk hasil uji normalitas pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Ringkasan Analisis Uji Normalitas No Kelas L hitung L (ᵅ=0,05:n=20) Kesimpulan 1. Pre-test kontrol 0,898 0,0025 Normal 2. Post-test Kontro 0,670 0,0025 Normal Untuk kelas kontrol diperoleh nilai pre-test adalah L 0 = 0,898 dan pada post-test adalah L 0 = 0,670 dimana L tabel = 0,0025, jadi diperoleh L 0 L tabel (0,898 0,0025 dan 0,670 0,0025) sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Konvensional berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (0,930 0,0025 dan 0,840 0,0025 ) sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2.2 Uji Homogenitas Untuk uji homogenitas suatu sampel yang berasal dari populasi yang homogen dapat dilihat pada tabel berikut ini : Dengan demikian F hitung F tabel (2,078 2,168) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen atau mempunyai varians yang sama Dengan demikian F hitung < F tabel (1,486 2,168) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen atau mempunyai varians yang No Kelas L hitung L (ᵅ=0,05:n=20) Kesimpulan Dari hasil uji normalitas dalam tabel 1. Pre-test diatas dapat dilihat pada kelas eksperimen Eksperimen 0,930 0,0025 Normal 2 Post-test Eksperimen 0,840 0,0025 Normal No Data Kelas Varians F hitung F tabel Kesimp sama. ulan 1 Pre- Eksperi 46,315 1,486 2,168 Homog Test men en 2 Post- Eksperi 64,210 1,486 2,168 Homog Test men en terbesar dari pre-test adalah L 0 = 0,930 dan pada post-test adalah L 0 = 0,8409 dimana L tabel 0,0025, jadi diperoleh L 0 L tabel 2.3. Uji t Persyaratan untuk uji hipotesis telah dipenuhi maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan uji-t. Hipotesis yang akan digunakan adalah : Ho : 1 2. Ha : 1 2 17

Ho : diterima apabila harga r hitung No Data Kelas Varians F hitung F tabel Kesimp ulan = 43,420 S = 6,589 38 1 Pre- Kon 47,039 2,078 2,168 Homo test trol gen 2 Post- Kon 22,631 2,078 2,168 Homo Test trol gen r tabel dan H a ditolak. Ha : ditolak apabila harga r hitung r tabel dan H oditolak. Statistik yang digunakan adalah : Maka : = x1 2 (1) t = S + 24 10,25 x1 2 (1) t = S + 2 (n1-1)s 12 + (n2-1)s 2 S 2 = n 1+n 2-2 Maka varians gabungan dari kedua kelompok adalah : 2 (n1-1)s 12 + (n2-1)s 2 (1) S 2 = n 1+n 2-2 (20-1) 64,210 + (20-1) 22,631 = 20 +20 2 1219,99 + 429,989 = 6,589 + 13,75 = (6,589) (0,3162) = 6,601 Selanjutnya mencari harga pada tabel dengan taraf signifikan ᵅ= 0,05 dimana t tabel = t(1-1/2ᵅ) (v1,v2) : v1 = n 2-1 dan n 2-1. T tabel = 2,168 sedangkan t hitung =6,601. Dengan demikian t hitung t tabel atau 6,601 2,168, maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan Prestasi belajar biologi siswa yang menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) lebih efektif dibandingkan menggunakan model konvensional dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Peneliti melakukan penelitian dengan cara tes. Tes yang diberikan berupa 18

pre-test dan post test sebanyak 20 soal Pretest diberikan pada saat belum dilakukan pengelolaan kelas (latihan soal Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem yang dilakukan sebelum menggunakan Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) sedangkan pada kelas eksperimen Pos-test diberikan pada saat telah dilakukannya pengelolaan kelas (latihan soal Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem setelah menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Hal yang sama dilakukan pada kelas kontrol tanpa pemberian eksperimen apapun. Instrumen yang digunakan dalam kegiatan tes ini adalah soal choice sebanyak 20 soal. Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh: Uswatun Khasanah dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Two Stay Two Stray (TSTS) pada Pembelajaran Ketrampilan Membaca Bahasa Indonesia Kelas IV di SDN 2 Bandung Tahun Ajaraan 2011/2012 Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode two stay two stray dalam mata pelajaran membaca pada bahasa indonesia dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan dan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitianya menunjukkan perbedaan sebesar 9,04% antara menggunakan metode two stay two stay dengan menggunakan metode yang lain. Menggunakan metode two stay two stray nilai rata-rata siswa yaitu 27,81% lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata yang menggunakan metode lain yaitu 25,53%. Selain melalui tes informasi juga dapat diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk foto proses pembelajaran, hasil jawaban soal pritest dan posttest, dan sebagainya. Data berupa dokumen bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi dimasa silam. Dan peneliti juga melakukan analisis data dengan menguji analisis seperti uji normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan dengan uji T. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap Prestasi Belajar pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem di kelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari pelaksanaan tes awal (pre -test) dan pos-test. model Two Stay Two Stray (TSTS) secara signifikan lebih berhasil dibandingkan model konvensional kususnya pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar biologi kelas eksperimen pada tahap pre-test dengan nilai rata-rata yang diperoleh 54,00 dan pada post-test dengan nilai 78,00. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata dari tahap pre-test sebesar 58,75 dan pada post-test sebesar 69,00. Dari nilai rat-rata dapat dilihat dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) 19

dapat meningkatkan prestasi belajar biologi dengan hasil uji t hitung sebesar 6,601 dan t tabel 2,168. Dengan demikian t hitung t tabel atau 6,601 2,168, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berikut ini dapat dilihat pada gambar diagram batang perbedaan antara rata-rata prestasi belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 kelas kontrol Chart Title kelas eksperime n pre-test 58,75 54,00 post-test 69,00 78,00 Gambar 4.3 Diagram batang nilai rata-rata dikelas kontrol dan kelas eksperimen eksperimen, nilainya dapat dilihat pada gambar diagram batang yang berwarna orange mendapatkan nilai rata-rata pretestnya yang terletak didaerah ± 58,75 dan rata-rata post-test dengan gambar diagram batang berwarna biru terletak didaerah ±69,00. Sedangkan Pada kelas eksperimen peneliti memberikan perlakuan khusus, dan menggunakan model Two Stay Two Stray yang dapat menjadikan siswa lebih aktif, dimana pada tahap pre-testnya dapat dilihat pada diagram batang berwarna orange yang terletak didaerah terletak didaerah ± 78,00. ± 54,00 dan post-test Jika dilihat dengan menggunakan grafik perbedaan hasil belajar kelas kontrol pada tahap pre-test dan post-test sebagai berikut ini : 80 60 40 20 0 S1 S4 S7 S10 S13 S16 S19 Gambar 4.3. perbedaan Prestasi belajar pre-test dan post-test kelas kontrol. total skor PRE-TEST kelas kontrol Dari gambar diagram batang diatas dapat dilihat perbedaan prestasi belajar signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol tanpa diberikan perlakuan seperti pada kelas Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat pada garis yang berwarna biru menunjukan prestasi belajar pre-test kelas kontrol dan garis berwarna orange menunjukkan prestasi belajar kelas kontrol 20

pada post-test, sedangkan untuk S1-S20 merupakan singkatan dari siswa satu sampai siswa kedua puluh. Pada tahap pre-test siswa yang paling rendah mendapatkan skor nilai sebesar 50, dan untuk nilai tertingginya terdapat pada skor nilai 65, sedangkan pada tahap post-test yang mendapatkan nilai tertiinggi dengan skor nilai sebesar 75 sedangkan untuk nilai terendah dengan skor nilai 60. Dan grafik pada kelas eksperimen pada tahap pre-test dan post-test sebagai berikut ini : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 S1 S4 S7 S10 S13 S16 S19 Gambar 4.3.Perbedaan hasil belajar pre-test dan post-test kelas ekperimen. total skor PRE-TEST kelas eksperime n total skor POST-TEST kelas eksperime n Pada kelas eksperimen ditahap pretest siswa yang mendapatkan nilai terendah dapat dilihat dari garis yang berwarna biru dengan skor nilai 40 sedangkan nilai tertingginya dengan skor nilai sebesar 65. Pada tahap post-test siswa yang mendapatkan nilai terendah dapat dilihat dari garis berwarna orange dengan skor nilai 70, sedangkan untuk nilai tertingginya dengan skor nilai 95. Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data penelitian. Secara umum menunjukkan bahwa pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar biologi siswa dibandingkan dengan menggunakan model Konvensional. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray lebih tinggi dari pada menggunakan model konvensional. Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan sehingga tujuan yang akan dicapai dapat terealisasi. Tingginya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa yang mengunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dikarenakan siswa dapat melihat sendiri saling ketergantungan dalam ekosistem membantu siswa dengan peristiwa - peristiwa yang mereka amati dan siswa lebih aktif, kreatif, mencari sendiri 21

dengan kondisi pelajaran yang memerlukan pemahaman tentang pengatahuan lingkungan sekitar. Guru bidang studi IPA khususnya pelajaran biologi di SMP Negeri 2 Meureubo jarang menggunakan model pembelajaran yang bersifat membangun keaktifkan siswa, namun lebih sering menggunakan model konvensional. Dalam mempelajari materi saling ketergantungan dalam ekosistem hendaknya guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray karena dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, ini dikarenakan materi saling ketergantungan dalam ekosistem didalam kajiannya menyangkut proses pembelajaran yang biasa tidak aktif menjadi lebih aktif sebab siswa lebih dituntut untuk menguasai dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya pada materi yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dengan bertanya dan mengeluarkan pendapat sehingga suasana belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta Fitrianto, D.A.2013.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kalitengah Banjarnegara.[skripsi] Institut Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI Semarang. Sartika, I.2013.Penerapan Model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Konsep Ekosistem Di kelas vii SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya. [Skripsi] FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Surya, M.2004.Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Sukmadinata, N.S.2011.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Wena, M.2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta: Bumi Aksara 22