Jurnal Bionatural, Volume 3 No. 1,Maret 2016 ISSN: 2355-3790 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 2 MEUREUBO Ade Rizma Puspika STKIP Bina Bangsa Meulaboh Jurusan Pendidikan Biologi, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, E-mail: ade_rizma1994@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap prestasi belajar siswa pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Tes, test berupa pre-test dan post test sebanyak 20 soal choice, selain melalui tes informasi juga diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk foto (dokumentasi) proses pembelajaran, hasil jawaban soal pre-test dan post-tes, dan analisis data dimulai dengan menguji persyaratan analisis seperti uji normalitas, dan homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan pengujian uji T. Prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray secara signifikan lebih berhasil dibandingkan model konvensional kususnya pada materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray terhadap Prestasi Belajar siswa pada Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo dengan hasil uji t hitung sebesar 6,601 dan t tabel 2,168. Dengan demikian 6,601 > 2,168, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Kata-kata kunci: Pengaruh,Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray, Prestasi Belajar, Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan dalam rangka membentuk nilai, sikap dan perilaku. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Manusia akan sulit berkembang bahkan terbelakang tanpa adanya pendidikan. Dengan demikian pendidikan harus diarahkan untuk manusia yang berkualitas, mampu bersaing, memiliki budi pekerti yang luhur dan bermoral baik. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Pada keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan 13
pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik Dalam setiap aktivitas pendidikan, belajar merupakan istilah yang sangat penting. Sehingga tanpa belajar maka hakikatnya tidak ada pendidikan. Belajar merupakan suatu proses prubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga menyusun, kebiasaan, perpepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Jika didalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan,dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan didalam proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Wena (2009:89) menyatakan, model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu perlu mengunakan model pembelajaran yang bisa membuat siswa menjadi tertarik dan tidak bosan saat mengikuti pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) (Fitrianto, 2013:57). Surya (2004:75) menyatakan prestasi belajar merupakan hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Pelajaran biologi sering dianggap oleh sebagian siswa sebagai pelajaran hafalan dan sulit untuk dipahami apalagi kebanyakan guru selalu menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah dan penugasan dalam penyampaiannya, sehingga proses pembelajaran bersifat monoton dan siswa merasa jenuh dan bosan. Materi Ekosistem khususnya tentang bahasan saling ketergantungan dalam ekosistem merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas VII Semester genap. Materi ekosistem ini sangat penting untuk dipelajari karena pada materi ini siswa dapat mengetahui bahwa adanya saling ketergantungan diantara komponen ekosistem dan berkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Proses pembelajaran yang berlangsung di SMP Negeri 2 Meureubo, guru biologi masih mengembangkan model pembelajaran konvensional dalam kegiatan 14
belajar mengajar, sehingga prestasi belajar siswa menurun. Pembelajaran konvensional masih didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengatasi masalah diatas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran ini siswa yang biasa tidak aktif menjadi lebih aktif sebab siswa lebih dituntut untuk menguasai dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya pada materi yang sedang dipelajari. Penggunaan Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibanding dengan model pembelajaran langsung, karena dalam proses pembelajaran ini siswa yang biasa tidak aktif menjadi lebih aktif sebab siswa lebih dituntut untuk menguasai dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya pada materi yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dengan bertanya dan mengeluarkan pendapat sehingga suasana belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan (Sartika, 2013:7). Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem Di Kelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap prestasi belajar siswa pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem dikelas VII SMP Negeri 2 Mereubo. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Meureubo kecamatan meureubo kabupaten aceh barat. Penelitian ini dilaksanakan di semester genap tahun ajaran 2015 / 2016, mulai dari 27 Mei sampai dengan 02 Juni 2016. Penelitian ini sesuai dengan kalender pendidikan dan proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Meureubo. Kegiatan dimulai dengan uji coba intrumen pada kelas yang berbeda, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray untuk mendapatkan skor hasil belajar terhadap materi yang diberikan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 15
Meureubo sebanyak 2 kelas dengan jumlah 40 orang. Sampel yang di ambil sebanyak 40 orang siswa, kelas VII A berjumlah 20 orang siswa (kelas Eksperimen) dan kelas VII B berjumlah 20 orang siswa (kelas Kontrol). Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara acak ( random sampling). Teknik pengumpulan data berupa test yang terdiri dari pre-test (tes awal) dan post -test (tes akhir) sebanyak 20 soal choice. Soal pre-test diberikan pada saat sebelum dilakukan model pembelajaran TSTS sedangkan posttest diberikan pada saat setelah dilakukannya model pembelajaran TSTS (kelas eksperimen). Hal yang sama dilakukan pada kelas kontrol tanpa pemberian eksperimen apapun dan dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1.1 Hasil Pre-test Kelas Kontrol Hasil pre-tes, menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas yang menggunakan model konvensional diperoleh nilai tertinggi sebesar 65 dan nilai terendah sebesar 50 dengan nilai rata-rata sebesar 58,75 dan untuk nilai simpangan baku pada tahap pre-test sebesar S = 6,858. 1.2 Hasil Pre-test Kelas perlakuan (Eksperimen) Hasil pre-test, menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) atau kelas perlakuan diperoleh nilai tertinggi pada kelas kontrol pada tahap pre-test sebesar 65 dan nilai terendah sebesar 40 dengan nilai rata-rata sebesar 54,00 dan untuk nilai simpangan baku pada tahap pre-test sebesar S = 6,805. 1.3 Hasil Post-test Kelas Kontrol Hasil post-tes, menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas yang mengunakan model konvensional diperoleh nilai tertinggi kelas kontrol pada tahap posttest sebesar 75 dan nilai terendah sebesar 60 dengan nilai rata-rata sebesar 69,00 dan untuk nilai simpangan baku pada tahap posttest sebesar S = 4,757. 1.4 Hasil Post-test Kelas Pelakuan (Eksperimen) Hasil post-tes, menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas yang mengunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) atau kelas perlakuan diperoleh nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 70 dengan nilai rata-rata sebesar 78,00 dan untuk nilai simpangan baku pada tahap pre-test sebesar S = 8,013. 2. Uji Hipotesis Adapun untuk menguji hipotesis terlebih dahulu harus terpenuhi syarat-syarat analisis uji hipotesis yaitu : 2.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors. Pengujian yaitu terima H o untuk sampel berasal dari 16
populasi yang berdistribusi normal jika L o L tabelpada taraf signifikan 5%. Untuk hasil uji normalitas pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Ringkasan Analisis Uji Normalitas No Kelas L hitung L (ᵅ=0,05:n=20) Kesimpulan 1. Pre-test kontrol 0,898 0,0025 Normal 2. Post-test Kontro 0,670 0,0025 Normal Untuk kelas kontrol diperoleh nilai pre-test adalah L 0 = 0,898 dan pada post-test adalah L 0 = 0,670 dimana L tabel = 0,0025, jadi diperoleh L 0 L tabel (0,898 0,0025 dan 0,670 0,0025) sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Konvensional berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (0,930 0,0025 dan 0,840 0,0025 ) sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2.2 Uji Homogenitas Untuk uji homogenitas suatu sampel yang berasal dari populasi yang homogen dapat dilihat pada tabel berikut ini : Dengan demikian F hitung F tabel (2,078 2,168) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen atau mempunyai varians yang sama Dengan demikian F hitung < F tabel (1,486 2,168) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen atau mempunyai varians yang No Kelas L hitung L (ᵅ=0,05:n=20) Kesimpulan Dari hasil uji normalitas dalam tabel 1. Pre-test diatas dapat dilihat pada kelas eksperimen Eksperimen 0,930 0,0025 Normal 2 Post-test Eksperimen 0,840 0,0025 Normal No Data Kelas Varians F hitung F tabel Kesimp sama. ulan 1 Pre- Eksperi 46,315 1,486 2,168 Homog Test men en 2 Post- Eksperi 64,210 1,486 2,168 Homog Test men en terbesar dari pre-test adalah L 0 = 0,930 dan pada post-test adalah L 0 = 0,8409 dimana L tabel 0,0025, jadi diperoleh L 0 L tabel 2.3. Uji t Persyaratan untuk uji hipotesis telah dipenuhi maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan uji-t. Hipotesis yang akan digunakan adalah : Ho : 1 2. Ha : 1 2 17
Ho : diterima apabila harga r hitung No Data Kelas Varians F hitung F tabel Kesimp ulan = 43,420 S = 6,589 38 1 Pre- Kon 47,039 2,078 2,168 Homo test trol gen 2 Post- Kon 22,631 2,078 2,168 Homo Test trol gen r tabel dan H a ditolak. Ha : ditolak apabila harga r hitung r tabel dan H oditolak. Statistik yang digunakan adalah : Maka : = x1 2 (1) t = S + 24 10,25 x1 2 (1) t = S + 2 (n1-1)s 12 + (n2-1)s 2 S 2 = n 1+n 2-2 Maka varians gabungan dari kedua kelompok adalah : 2 (n1-1)s 12 + (n2-1)s 2 (1) S 2 = n 1+n 2-2 (20-1) 64,210 + (20-1) 22,631 = 20 +20 2 1219,99 + 429,989 = 6,589 + 13,75 = (6,589) (0,3162) = 6,601 Selanjutnya mencari harga pada tabel dengan taraf signifikan ᵅ= 0,05 dimana t tabel = t(1-1/2ᵅ) (v1,v2) : v1 = n 2-1 dan n 2-1. T tabel = 2,168 sedangkan t hitung =6,601. Dengan demikian t hitung t tabel atau 6,601 2,168, maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan Prestasi belajar biologi siswa yang menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) lebih efektif dibandingkan menggunakan model konvensional dikelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Peneliti melakukan penelitian dengan cara tes. Tes yang diberikan berupa 18
pre-test dan post test sebanyak 20 soal Pretest diberikan pada saat belum dilakukan pengelolaan kelas (latihan soal Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem yang dilakukan sebelum menggunakan Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) sedangkan pada kelas eksperimen Pos-test diberikan pada saat telah dilakukannya pengelolaan kelas (latihan soal Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem setelah menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Hal yang sama dilakukan pada kelas kontrol tanpa pemberian eksperimen apapun. Instrumen yang digunakan dalam kegiatan tes ini adalah soal choice sebanyak 20 soal. Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh: Uswatun Khasanah dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Two Stay Two Stray (TSTS) pada Pembelajaran Ketrampilan Membaca Bahasa Indonesia Kelas IV di SDN 2 Bandung Tahun Ajaraan 2011/2012 Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode two stay two stray dalam mata pelajaran membaca pada bahasa indonesia dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan dan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitianya menunjukkan perbedaan sebesar 9,04% antara menggunakan metode two stay two stay dengan menggunakan metode yang lain. Menggunakan metode two stay two stray nilai rata-rata siswa yaitu 27,81% lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata yang menggunakan metode lain yaitu 25,53%. Selain melalui tes informasi juga dapat diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk foto proses pembelajaran, hasil jawaban soal pritest dan posttest, dan sebagainya. Data berupa dokumen bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi dimasa silam. Dan peneliti juga melakukan analisis data dengan menguji analisis seperti uji normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan dengan uji T. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap Prestasi Belajar pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem di kelas VII SMP Negeri 2 Meureubo. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari pelaksanaan tes awal (pre -test) dan pos-test. model Two Stay Two Stray (TSTS) secara signifikan lebih berhasil dibandingkan model konvensional kususnya pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar biologi kelas eksperimen pada tahap pre-test dengan nilai rata-rata yang diperoleh 54,00 dan pada post-test dengan nilai 78,00. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata dari tahap pre-test sebesar 58,75 dan pada post-test sebesar 69,00. Dari nilai rat-rata dapat dilihat dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) 19
dapat meningkatkan prestasi belajar biologi dengan hasil uji t hitung sebesar 6,601 dan t tabel 2,168. Dengan demikian t hitung t tabel atau 6,601 2,168, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berikut ini dapat dilihat pada gambar diagram batang perbedaan antara rata-rata prestasi belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 kelas kontrol Chart Title kelas eksperime n pre-test 58,75 54,00 post-test 69,00 78,00 Gambar 4.3 Diagram batang nilai rata-rata dikelas kontrol dan kelas eksperimen eksperimen, nilainya dapat dilihat pada gambar diagram batang yang berwarna orange mendapatkan nilai rata-rata pretestnya yang terletak didaerah ± 58,75 dan rata-rata post-test dengan gambar diagram batang berwarna biru terletak didaerah ±69,00. Sedangkan Pada kelas eksperimen peneliti memberikan perlakuan khusus, dan menggunakan model Two Stay Two Stray yang dapat menjadikan siswa lebih aktif, dimana pada tahap pre-testnya dapat dilihat pada diagram batang berwarna orange yang terletak didaerah terletak didaerah ± 78,00. ± 54,00 dan post-test Jika dilihat dengan menggunakan grafik perbedaan hasil belajar kelas kontrol pada tahap pre-test dan post-test sebagai berikut ini : 80 60 40 20 0 S1 S4 S7 S10 S13 S16 S19 Gambar 4.3. perbedaan Prestasi belajar pre-test dan post-test kelas kontrol. total skor PRE-TEST kelas kontrol Dari gambar diagram batang diatas dapat dilihat perbedaan prestasi belajar signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol tanpa diberikan perlakuan seperti pada kelas Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat pada garis yang berwarna biru menunjukan prestasi belajar pre-test kelas kontrol dan garis berwarna orange menunjukkan prestasi belajar kelas kontrol 20
pada post-test, sedangkan untuk S1-S20 merupakan singkatan dari siswa satu sampai siswa kedua puluh. Pada tahap pre-test siswa yang paling rendah mendapatkan skor nilai sebesar 50, dan untuk nilai tertingginya terdapat pada skor nilai 65, sedangkan pada tahap post-test yang mendapatkan nilai tertiinggi dengan skor nilai sebesar 75 sedangkan untuk nilai terendah dengan skor nilai 60. Dan grafik pada kelas eksperimen pada tahap pre-test dan post-test sebagai berikut ini : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 S1 S4 S7 S10 S13 S16 S19 Gambar 4.3.Perbedaan hasil belajar pre-test dan post-test kelas ekperimen. total skor PRE-TEST kelas eksperime n total skor POST-TEST kelas eksperime n Pada kelas eksperimen ditahap pretest siswa yang mendapatkan nilai terendah dapat dilihat dari garis yang berwarna biru dengan skor nilai 40 sedangkan nilai tertingginya dengan skor nilai sebesar 65. Pada tahap post-test siswa yang mendapatkan nilai terendah dapat dilihat dari garis berwarna orange dengan skor nilai 70, sedangkan untuk nilai tertingginya dengan skor nilai 95. Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data penelitian. Secara umum menunjukkan bahwa pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar biologi siswa dibandingkan dengan menggunakan model Konvensional. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray lebih tinggi dari pada menggunakan model konvensional. Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan sehingga tujuan yang akan dicapai dapat terealisasi. Tingginya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa yang mengunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dikarenakan siswa dapat melihat sendiri saling ketergantungan dalam ekosistem membantu siswa dengan peristiwa - peristiwa yang mereka amati dan siswa lebih aktif, kreatif, mencari sendiri 21
dengan kondisi pelajaran yang memerlukan pemahaman tentang pengatahuan lingkungan sekitar. Guru bidang studi IPA khususnya pelajaran biologi di SMP Negeri 2 Meureubo jarang menggunakan model pembelajaran yang bersifat membangun keaktifkan siswa, namun lebih sering menggunakan model konvensional. Dalam mempelajari materi saling ketergantungan dalam ekosistem hendaknya guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray karena dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, ini dikarenakan materi saling ketergantungan dalam ekosistem didalam kajiannya menyangkut proses pembelajaran yang biasa tidak aktif menjadi lebih aktif sebab siswa lebih dituntut untuk menguasai dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya pada materi yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dengan bertanya dan mengeluarkan pendapat sehingga suasana belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta Fitrianto, D.A.2013.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kalitengah Banjarnegara.[skripsi] Institut Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI Semarang. Sartika, I.2013.Penerapan Model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Konsep Ekosistem Di kelas vii SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya. [Skripsi] FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Surya, M.2004.Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Sukmadinata, N.S.2011.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Wena, M.2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta: Bumi Aksara 22