PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 4 Kuningan. Hal ini dikarenakan guru jarang sekali melakukan pembelajaran yang inovatif yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa kurang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pretest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 4 Kuningan. Untuk mengetahui perbedaan posttest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 4 Kuningan. Untuk mengetahui gain (pretest dan posttest) pembelajaran pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 4 Kuningan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah 1) H 1 : Terdapat perbedaan pretest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2) H 1 : Terdapat perbedaan posttest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3) H 1 : Terdapat gain (pretest dan posttest) pembelajaran pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada pretest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum pembelajaran. Sedangkan setelah pembelajaran terdapat perbedaan hasil posttest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Adapun peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat dari nilai gain kelas eksperimen sebesar 0,50 dan kelas kontrol sebesar 0,21. Hal tersebut berarti terdapat gain (pretest dan posttest) pembelajaran pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari bukti diatas, dapat disimpulkan bahwa metode Problem Based Learning(PBL) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran penulis adalah sebagai berikut : 1) Guru diharapkan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) sebagai variasi dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya pada konsep Ketenagakerjaan. 2) Dalam melaksanakan metode Problem Based Learning (PBL), guru diharapkan dapat mengorganisasi pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan kepada siswa sesuai dengan karakteristik materi dan siswanya. 3) Dalam proses pembelajaran siswa diharapkan terbiasa menghubungkan konsep pada materi yang diajarkan dengan data dan fakta yang ada dilingkungan sekitar untuk lebih melatih kemampuan berpikir kreatifnya. 4) Metode Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan sebagai alternatif dalam proses belajar mengajar di sekolah karena dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 4 Kuningan. 1. Latar Belakang Masalah Ada tiga aspek penting dalam hasil belajar yang harus diperhatikan yaitu, afektif (sikap), psikomotor (keterampilan), dan kognitif (pengetahuan). Ranah afektif, didalamnya mencakup sikap, semangat, toleransi, tanggung jawab, dan lainlain. Ranah psikomotor, mencakup keterampilan siswa, misalnya keterampilan berbicara, mengutarakan pendapat, dan menyajikan laporan.

2 Sedangkan ranah kognitif didalamnya mencakup kemampuan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Buyer (Iskandar, 2009 : 90) dalam model berpikirnya yang dikenal sebagai functional thinking menyatakan bahwa: Domain kognitif merangkum beberapa kedapatan yang terdiri dari pembuatan keputusan (decision making), menyelesaikan masalah (problem solving) dan membangun konsep (conseptualizing) sebagai tingkat yang tertinggi. Ini diikuti oleh pemikiran kritis (critical thinking) dan pemikiran kreatif (creatif thinking) pada tahap sedikit rendah dari yang pertama. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif merupakan salah satu tuntutan yang perlu dilatih dan dikembangkan dalam proses pembelajaran. Kreativitas perlu dikembangkan sejak dini karena dapat menjadi bekal untuk menghadapi persoalan dalam kehidupan. Salah satunya dengan melalui pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan manusia maupun manusia dengan lingkungannya yang diarahkan untuk mencapai tujuan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan hasil observasi pada kelas VIII SMP Negeri 4 Kuningan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), kemampuan berpikir kreatif siswa itu masih rendah. Hal tersebut dilihat dari nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) ganjil tahun ajaran 2013/2014 dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) Kelas Nilai Rata-rata Ulangan Tengah Semester (UTS) KKM VIII E 69,20 73 VIII C 69,41 73 Dari tabel tersebut menunjukan masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Dimana siswa itu jarang sekali menjawab pertanyaan dengan pemikiran yang kreatif. Kebanyakan siswa mengisi jawaban hanya terpaku pada materi di LKS saja yang telah mereka hafalkan dirumah. Padahal pembelajaran yang baik itu bukan hafalan tetapi pemahaman, dimana hafalan itu cepat sekali dapat dilupakan. Berbeda dengan pemahaman, pemahaman itu lebih menekankan pada proses mengerti bagaimana materi tersebut. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kebanyakan lebih mementingkan pada penghafalan konsep dan bukan pada pemahaman siswa. Pelajaran IPS seperti halnya mata pelajaran yang lain, itu memerlukan adanya proses belajar mengajar yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran. Siswa membutuhkan pembelajaran yang lebih inovatif yang mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya. Akan tetapi, pembelajaran yang inovatif itu jarang sekali dilakukan. Padahal paradigma pembelajaran yang baru itu berpusat pada siswa dan berorientasi pada proses. Pembelajaran yang berpusat pada siswa membutuhkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat mendukung pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, guru perlu memperbaiki pola pembelajaran dan mengupayakan sebuah inovasi dalam pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan metode Problem Based

3 Learning (PBL) dimana siswa dituntut untuk berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran tersebut mampu membawa siswa menggunakan pengetahuan yang diperolehnya di kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah yang baru yang belum pernah dihadapinya. Melalui Problem Based Learning (PBL), siswa dapat mengembangkan pemikirannya secara kreatif. Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan siswa lainnya dalam memecahkan suatu masalah. Karena tujuan dari Problem Based Learning (PBL) yaitu untuk menciptakan kemampuan berpikir kreatif, kritis, analitis, sistematis dan logis. 2. Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat perbedaan pretest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 4 Kuningan? 2. Apakah terdapat perbedaan posttest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 4 Kuningan? 3. Apakah terdapat gain (pretest dan posttest) pembelajaran pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 4 Kuningan? 3. Kerangka Pemikiran Pembelajaran yang baik seharusnya menjadikan siswa sebagai pusatnya, dimana siswa tersebut terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuannya agar mampu berpikir kreatif. Siswa sebelumnya sudah memiliki informasi yang telah lama disimpan di dalam ingatannya. Dalam menghadapi berbagai masalah, informasi lama yang tersimpan itu saling dihubungkan dengan informasi yang baru kemudian diolah dalam proses berpikir sehingga dapat menghasilkan solusi untuk memecahkan suatu masalah. Guru memiliki peran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan melalui kegiatan pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa agar pemikiran siswa itu dapat berkembang. Penggunaan metode pembelajaran sangat jarang dilakukan oleh para guru. Harusnya pemilihan metode pembelajaran menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran, itu tergantung pada metode belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Guru itu harus mampu memilih metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan proses berpikir siswa sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran. Berpikir siswa sangat berpengaruh pada peran siswa dalam belajar karena berpikir menekankan kepada proses mental yang memerlukan kemampuan mengingat dan memahami pengetahuan. Berpikir kreatif adalah salah satu inovasi yang dapat mengembangkan proses berpikir siswa, karena dengan berpikir kretaif siswa dapat menghasilkan banyak ide dan memiliki ide-ide untuk memecahkan masalah. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan berpikir kretaif siswa adalah metode Problem Based Learning (PBL). Metode Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu proses pembelajaran yang menggunakan masalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Dimana metode tersebut bertujuan untuk menciptakan kemampuan berpikir kreatif, kritis, analitis, sistematis dan logis. Metode Problem Based Learning (PBL) ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah dimana siswa menemukan suatu masalah, lalu mengumpulkan fakta dan data dalam penelitian untuk memberikan solusi

4 terhadap masalah tersebut. Dengan metode Problem Based Learning (PBL) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. 4. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : H 1 : Terdapat perbedaan pretest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H 2 : Terdapat perbedaan posttest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H3 : Terdapat gain (pretest dan posttest) pembelajaran pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 5. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Menurut Uhar Suharsaputra (2012: 154) menyatakan bahwa Eksperimen semu merupakan eksperimen dimana tidak seluruh variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat dapat dikontrol. Adapun desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-equivalent control group (comparison group/pretest-postest) design. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 5.1 Non-equivalent control group (comparison group/pretest-postest) design Kelas Ex O 1 X O 2 Kelas K O 3 O 4 (Sugiyono, 2013: 116) Keterangan : Kelas Ex : Kelas Eksperimen Kelas K : Kelas Kontrol O 1 dan O 3 : pre test O 2 dan O 4 : post test X : Perlakuan dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL). 6. Sujek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Kuningan sebanyak 2 kelas yaitu kelas VIII E dan Kelas VIII C dengan jumlah 78 siswa. Dimana teknik pengambilan samplenya menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel hanya pada individu yang didasarkan pada pertimbangan dan karakteristik tertentu. Dalam hal ini, kelas VIII E dijadikan sebagai kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL). Sedangkan kelas VIII C dijadikan sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah. 7. Hasil Penelitian a. Deskripsi tes awal (Pre-test) Tes awal (Pre-test) diberikan pada dua kelompok sampel penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan. Untuk melakukan pengujian

5 terhadap hipotesis penelitian, terlebih dahulu harus dilakukan uji distribusi normalitas data kelas penelitian sebagai persyaratan dalam perhitungan parametrik. Dengan instrumen penelitian berupa tes objektif berjumlah 15 butir soal. Berdasarkan pengolahan data hasil tes awal (Pretest) kelompok kontrol dan eksperimen diperoleh data sebagai berikut : Tabel 7.1 Hasil Analisis Data Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas n Skor total Xmin Xmax Rata-rata SD Eksperimen ,30 10,07 Kontrol ,16 10,04 Berdasarkan tabel 7.1 kelas eksperimen yang menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah memiliki skor yang tidak jauh berbeda. Kelas eksperimen yang menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) memiliki jumlah siswa sebanyak 40 orang diperoleh skor total 1972 dan rataratanya 49,30 dengan skor tertinggi 67 dan skor terendah 33. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang diperoleh skor total 1830 dan rataratanya 48,16 dengan skor tertinggi 67 dan skor terendah 33. b. Deskripsi Tes Akhir (Post-Test) Tes akhir merupakan tes yang diberikan pada siswa setelah diberikan perlakuan. Dengan perlakuan yang berbeda, maka diperoleh hasil yang berbeda pula antara kelas eksperimen yang menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah. Untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, maka dilaksanakan Posttest di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Dari hasil pengolahan data tes akhir (posttest) maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 7.2 Hasil Analisis Data Post-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas n Skor total Xmin Xmax Rata-rata SD Eksperimen ,50 13,38 Kontrol ,92 10,45 Berdasarkan tabel 7.2 kelas eksperimen yang menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah memiliki skor yang jauh berbeda. Kelas eksperimen yang menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) memiliki jumlah siswa sebanyak 40 orang diperoleh skor total 2980 dan rata-ratanya 74,50 dengan skor tertinggi 93 dan skor terendah 53. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang diperoleh skor total 2239 dan rata-ratanya 58,92 dengan skor tertinggi 80 dan skor terendah 33. c. Deskripsi N-Gain Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) pada kelas eksperimen dan penggunaan metode ceramah pada kelas kontrol digunakan perhitungan gain ternormalisasi dengan rumus Hoke. Dari hasil analisis data N-

6 gain dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 7.3 Hasil Analisis Data Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Pretest Posttest N-gain Kriteria Eksperimen 49,30 74,50 0,50 Sedang Kontrol 48,16 58,92 0,21 Rendah Dari tabel diatas, data nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh nilai gain pada kelas eksperimen sebesar 0,50 dengan kriteria sedang dan pada kelas kontrol sebesar 0,21 dengan kriteria rendah. Dari tabel diatas, dapat dilihat dalam diagram dibawah ini : ,50 58,92 49,30 48,16 0,50 0,21 Pretest Posttest N-Gain PBL Konvensional Gambar 7.1 Diagram Pretest, Posttest dan N-gain kelas PBL dan ceramah Jika dibandingkan nilai N-gain antara kelas eksperimen dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah hasilnya lebih tinggi kelas eksperimen dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL). d. Uji Persyaratan Statistik 1. Uji Normalitas Hasil uji normalitas distribusi frekuensi pada pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol, dengan pengujian taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = 3, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Jika x 2 hitung < x 2 tabel maka data berdistribusi normal Jika x 2 hitung > x 2 tabel maka data berdistribusi tidak normal Tabel 7.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Statistik Eksperimen (PBL) Kontrol (Ceramah) Pretest Posttest Pretest Posttest Rata-rata 49,30 74,50 48,16 58,92 SD 10,07 13,38 10,04 10,45 x 2 hitung 3,01 3,92 6,41 4,8

7 x 2 tabel 7,8147 7,8147 7,8147 7,8147 Keterangan Normal Normal Normal Normal Berdasarkan tabel 7.4 pengujian normalitas data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai yang berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Berdasarkan hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa kedua data pada masing-masing kelas berdistribusi normal, maka selanjutnya perlu dilakukan pengujian terhadap homogenitas data tersebut. Tujuannya untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kedua kelompok tersebut memiliki varians yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F. Adapun hasil uji homogenitas Pre-test dan Posttest kedua kelompok tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 7.5 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Statistik Pretest Posttest Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Varians 101, , , ,2025 F hitung 1,006 1,639 F tabel 1,715 1,715 n n Keterangan Homogen Homogen Dari tabel diatas, nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel = F (39,37) = 1,715. Dari perhitungan untuk pretest F hitung = 1,006 dan untuk posttest F hitung = 1,639. Hal ini menunjukkan bahwa F hitung < F tabel artinya kedua data tersebut homogen. 3. Uji Hipotesis Karena kedua data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diatas berdistribusi normal dan homogen, maka untuk pengujian hipotesis penelitiannya digunakan uji t. a) Uji Hipotesis Tes awal (Pre-test) Adapun hasil uji hipotesis tes awal (pretest) dengan uji t dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 7.6 Hasil Uji Hipotesis tes awal (pre-test) Kelas Rata-rata Varians Jumlah siswa t hitung t tabel Eksperimen 49,30 101, ,5014 1,6652 Kontrol 48,16 100, Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 0,5014 sedangkan α = 0,05 dan db = 76, diperoleh t tabel = t 0,05 (76) = 1,6652 maka H 1 ditolak dan H 0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada kedua kelompok sampel tersebut tidak berbeda nyata, karena t hitung (0,5014) < t tabel (1,6652). Jadi tidak terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. b) Uji Hipotesis Tes Akhir (Posttest) Uji perbedaan dua rata-rata pada posttest dilakukan untuk menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan pada tes akhir posttest pembelajaran antara kelas eksperimen yang

8 menggunakan metode PBL dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Adapun kriteria pengambilan keputusan pada uji t yaitu sebagai berikut : Terima H 0 jika t hitung < t tabel Tolak H 0 jika t hitung > t tabel Tabel 7.7 Hasil Uji Hipotesis Tes Akhir (post-test) Statistik Rata-rata Varians Jumlah siswa t hitung t tabel Eksperimen 74,50 179, ,726 1,6652 Kontrol 58,92 109, Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 5,726 sedangkan α = 0,05 dan dk = 76, diperoleh harga t tabel = t 0,05 (76) = 1,6652 atau t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa metode Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Dengan demikian terdapat perbedaan pada posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. c. Uji Hipotesis N-Gain Uji perbedaan dua rata-rata pada data N-gain dilakukan untuk menguji hipotesis yaitu apakah terdapat perbedaan N-gain pembelajaran pada kelas yang menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran ceramah. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut : Terima H 0 jika t hitung < t tabel Tolak H 0 jika t hitung > t tabel Tabel 7.8 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Rata-rata Varians Jumlah siswa Eksperimen 0,50 0, Kontrol 0,21 0, t hitung t tabel 6,824 1,6652 Berdasarkan pengolahan data uji t diperoleh t hitung sebesar 6,824 sedangkan t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05 dimana dk = =76 yang menunjukkan nilai t tabel = 1,6652. Maka hal ini berarti bahwa t hitung > t tabel yaitu 6,824 > 1,6652 atau tolak H 0. Nilai rata-rata gain kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. d. Pembahasan Berdasarkan hasil tes yang diberikan sebelum mendapatkan pembelajaran (Pre-test), terlihat nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 49,30 dan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 48,16. Selain itu, dengan pengujian uji kesamaan dua rata-rata (uji t) dari hasil pre-test diperoleh t hitung < t tabel pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan dk = 76 diperoleh t hitung 0,5014 < t tabel 1,6652, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Setelah dilakukan pembelajaran pada kedua kelas dengan pendekatan yang berbeda, selanjutnya diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan

9 berpikir kreatif siswa yang kemudian dilakukan analisis terhadap data posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dari hasil analisis tersebut, ternyata kedua kelas mengalami peningkatan kemampuan dalam berpikir kreatifnya. Namun peningkatan tersebut yang terjadi pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukan bahwa kelas eksperimen memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berpikir kreatifnya. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 74,50 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 58,92. Selanjutnya dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (uji t) dari hasil post-test diperoleh t hitung > t tabel. Pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan dk = 76 diperoleh t hitung 5,726 > t tabel 1,6652. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan hasil posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah melakukan analisis pretest dan posttest, selanjutnya dilakukan uji perbedaan (N-Gain) untuk mengetahui tidak terdapat atau terdapat perbedaan gain antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji t) gain, bahwa pada kelas eksperimen berdasarkan perhitungan ternyata t hitung (6,824) > t tabel (1,6652), dengan demikian kesimpulannya adalah terdapat perbedaan (gain) antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini berarti bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dibandingkan dengan metode ceramah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010 : 241) yang mengemukakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. Dimana berpikir tingkat tinggi itu meliputi berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Metode Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep ketenagakerjaan ini, karena dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) siswa dapat memecahkan suatu masalah melalui diskusi, serta memfasilitasi siswa untuk berpikir kreatif, terutama dalam memecahkan permasalahanpermasalahan yang sangat erat kaitannya dengan konsep ketenagakerjaan. Selain itu, siswa juga dapat belajar aktif untuk menggali potensi dan kemampuan berpikir kreatifnya serta dapat belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan konsep ketenagakerjaan. Hal tersebut juga sesuai dengan tujuan dari metode Problem Based Learning (PBL) itu sendiri yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2011: 216) bahwa Tujuan dari Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu menciptakan kemampuan berpikir kritis, kreatif, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode Problem Based Learning (PBL) cocok digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran pada konsep ketenagakerjaan di kelas VIII SMP Negeri 4 Kuningan. 8. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak terdapat perbedaan pada tes awal (pre-test) pembelajaran antara kelas yang menggunakan metode Problem Based Learning

10 (PBL) dengan kelas yang menggunakan metode ceramah. 2. Terdapat perbedaan pada tes akhir (Post-test) pembelajaran antara kelas yang menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode ceramah. 3. Terdapat perbedaan gain kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran ceramah. B. Saran Adapun beberapa saran yang akan disampaikan oleh penulis berdasarkan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Guru dapat menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) sebagai variasi dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya pada konsep Ketenagakerjaan. 2. Dalam melaksanakan metode Problem Based Learning (PBL), guru dapat mengorganisasi pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan kepada siswa sesuai dengan karakteristik materi dan siswanya. 3. Dalam proses pembelajaran siswa harus dapat menghubungkan konsep pada materi yang diajarkan dengan data dan fakta yang ada dilingkungan sekitar untuk lebih melatih kemampuan berpikir kreatifnya. 4. Metode Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan sebagai alternatif dalam proses belajar mengajar di sekolah karena dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 4 Kuningan. Daftar Pustaka Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA, CV. Suharsaputra, Uhar Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS di SMA Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung, Tahun Ajaran 2012-2013 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung, Tahun Ajaran 2012-2013 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01-013 yang berjumlah 397 siswa, terdiri dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pekalongan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 124 siswa dan tersebar dalam empat kelas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200 6 III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 00 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil III. METODOLOGI PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA Negeri 1 Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) : Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.3 No.4 (2017) : 152-157 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI KANDANGAN PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Yadika Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Yadika Bandar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Yadika Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0-03 yang berjumlah 87 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 200 siswa dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Skor hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar siswa. Data hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan hasil

Lebih terperinci

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI 6 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI TAJUK RENCANA OLEH KELAS XI SMA NEGERI 21 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/ 2015 Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran 21 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Populasi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF DESIGN PROJECT LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PADA KOMPETENSI PEMESINAN FRAIS KOMPLEKS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF DESIGN PROJECT LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PADA KOMPETENSI PEMESINAN FRAIS KOMPLEKS 129 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF DESIGN PROJECT LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PADA KOMPETENSI PEMESINAN FRAIS KOMPLEKS Puji D. Lestari 1, Aam Hamdani 2, Enda Permana 3 Departemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 200 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA ,) Dosen Program Studi PGSD UNS 1 PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Laela Lusi Palupi 1), Siti Kamsiyati ), Tri Budiarto ) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun Pelajaran 01/013 yang berjumlah 10 siswa dan tersebar dalam tiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN Nila Mutia Dewi*, Kadim Masjkur, Chusnana I.Y Universitas Negeri Malang Jalan Semarang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

Lebih terperinci

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 634-639 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen yang digunakan adalah Pre-Experimental Designs. Dikatakan Pre-Experimental

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YPU Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis Bandar Lampung tahun ajaran 0/03 yang berjumlah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY Rosnaeni Muslimin Sahrul Saehana Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Bandarlampung Kota Bandar lampung. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Bandar lampung semester

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 1 Talang Padang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 1 Talang Padang 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 1 Talang Padang tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 256 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Penelitian Siswa SMP NU 01 Muallimin Weleri dalam kegiatan pembelajaran PAI, sebelum penelitian masih menggunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati Terbanggi Besar tahun ajaran 01/013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada dasarnya, langkah-langkah

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Subang Kabupaten Kuningan

Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Subang Kabupaten Kuningan Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Subang Kabupaten Kuningan Abstrak Oleh : Yeyen Suryani dan Rosi Asriani Masalah dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas di SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 014/015 yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar 22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 118 siswa dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YPU Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YPU Bandar III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YPU Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Turi Raya No.1 Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP N 2 Kalasan merupakan sekolah yang beralamat di Kledokan, Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Visi SMP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 8 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri Gedongtataan tahun pelajaran 04/05 yang terdiri dari lima kelas, yaitu

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Terhadap Pemahaman Konsep Pada Pokok Bahasan Usaha Dan Energi Siswa VIII SMP Negeri 9 Palu Jumarni, Marungkil Pasaribu dan Hendrik Arung Lamba

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas X IPA semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi/ Sampel, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi Utara,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri Karangpandan kelas X tahun pelajaran 2012/2013 yang beralamat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 yang terdistribusi dalam 12 kelas, yaitu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK 52 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Enok Mardiah 1, Aam Hamdani 2, Mumu Komaro 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini bentuk pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif, karena data yang digunakan bersifat

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3) Pengaruh Model Strategi Pembelajaran Peningakatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Nusantara Kota Jambi 3) 2) Wiwik Andriyani 1),

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah Bandarlampung tahun pelajaran 2014/2015 yang terdistribusi dalam empat kelas. Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan Metode Ceramah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA βeta p-issn: 2085-5893 e-issn: 2541-0458 Vol. 7 No. 1 (Mei) 2014, Hal. 1-12 βeta 2014 DOI: http://dx.doi.org/10.20414/betajtm.v9i2.7 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP

Lebih terperinci

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning A. Kusdiwelirawan 1, Tri Isti Hartini 2, Aniq Rif atun Najihah 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING DAN LEARNING (CTL) Rika Rostikaningsih, Uba Umbara, Ir. Irmakhamisah. STKIP Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 17 Maret 2014 di kelas VII SMP N 4 Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 17 Maret 2014 di kelas VII SMP N 4 Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 tgl 19 Februari 17 Maret 2014 di kelas VII SMP N 4 Kecamatan Ukui, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Peternakan Negeri Lembang yang terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh yaitu berupa skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh melalui tes hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 49 Bandung yang berlamat di Jalan Antapani No 58 Bandung. Dalam penelitian ini, yang menjadi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila 3 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 01/013 yang berjumlah 38 siswa dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment research). Eksperimen semu merupakan jenis penelitian untuk memperoleh informasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan 20 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 200

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V ARTIKEL PENELITIAN Oleh FRIENDA WIMADWI PERMASTYA NIM F37011002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi atau disebut juga quasi eksperimental research.

Lebih terperinci

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI PENGUKURAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di 36 III. METODE PENELITIAN 3. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di jalan Patimura Kelurahan Mulyojati 6 B Kecamatan Metro Barat Kota Metro.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG Enjang Mei Nandari 1, Agus Suyudi 2, Parno 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam 9 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 0 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 0 Bandarlampung yang

Lebih terperinci

Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep

Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Buyung 1), Nur khasan 2) 1 Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Singkawang 2 Sma Unggulan Nurul IslamiSemarang 21.buyung@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 11) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari PENGARUH SIMULASI PHYSICS EDUCATION OF TECHNOLOGY (PhET) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di Jl. Panglima Polem No. 5 Segalamider, Kota Bandarlampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 579-584 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 01-013 sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dalam proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dalam proses 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dalam proses pengambilan datanya peneliti memberikan respon atau pengaruh agar objek (responden)

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Heriyanto* ), Rena Lestari 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2)

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA (Suatu Penelitian pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Gorontalo pada Pokok Bahasan Luas Permukaan dan Volume

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di MAN 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu. 3.2 Populasi Penelitian Populasi penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Alifia Nurilmi Diansyah ABSTRAK Proses pembelajaran yang

Lebih terperinci