Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

Lampiran 1. Prosedur Analisis

MATERI DAN METODE PENELITIAN

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lampiran 1. Tatacara analisis kimia limbah tanaman jagung. Kadar Air (%) = (W1-W2) x 100% W1. Kadar Abu (%) = (C-A) x 100% B

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

III. BAHAN DAN METODE

A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

Lampiran 1. Prosedur analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

III. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

III. METODOLOGI PENELITIAN

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

Daftar Pustaka Tidak ada

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Kurva standar HPLC analitik untuk penentuan konsentrasi siklo(tirosil-prolil).

UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

LAMPIRAN 1 CARA KERJA ANALISA

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

3 METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

1 atm selama 15 menit

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

Transkripsi:

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian dihidrolisis selama 1-3 jam di dalam otoklaf dengan suhu 105 o C. Setelah terhidrolisis, sampel selanjutnya dinetralkan dengan NaOH 40%. Tetapi sebelumnya sampel harus didinginkan terlebih dahulu. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml dan ditambahkan air destilata sampai mencapai tanda tera. Sampel sebanyak 10 ml dipipet kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 25 ml larutan Luff Schroll. Larutan dididihkan selama 10 menit pada pendingin tegak. Setelah itu sampel didinginkan di bawah air mengalir (jangan dikocok). Kemudian pada sampel ditambahkan 20 ml H 2 SO 4 25%. Larutan dititrasi menggunakan Na 2 S 2 O 3 0,1 N dengan indikator kanji (3-5 tetes) sampai hilang warnanya. Blanko dibuat dengan sampel berupa 25 ml air destilata dan 25 ml larutan Luff Schroll. Kadar pati dihitung dengan rumus: Keterangan: Kadar pati (%) = a x 0.9 x p x 100 % mg contoh a : jumlah mg glukosa, fruktosa dan gula invert (C 6 H 12 O 6 ) p : faktor pengenceran (jumlah mg C 6 H 12 O 6 ditentukan berdasarkan selisih titrasi larutan tiosulfat antara blanko dan contoh menurut tabel Luff Schroll) ml selisih titrasi tiosulfat 0,1 N jumlah mg C 6 H 12 O 6 ml selisih titrasi tiosulfat 0,1 N 1 2.4 13 33.0 2 4.8 14 35.7 3 7.2 15 38.5 4 9.7 16 41.3 5 12.2 17 44.2 6 14.7 18 47.1 7 17.2 19 50.0 8 19.8 20 53.0 9 22.4 21 56.0 10 25.0 22 59.1 11 27.6 23 62.2 12 30.3 24 - jumlah mg C 6 H 12 O 6 40

Lampiran 2. Diagram Alir Pembuatan Sirup Dekstrin Pati Sagu (Akyuni, 2004) Pati Sagu CaCO 3 200 ppm Pencampuran Air Suspensi Pati Sagu 30% (b/v) NaOH Pengaturan ph 6,2 Gelatinisasi (105 o C, 5 menit) α-amilase (1478,12 U/kg pati) Likuifikasi (90 o C, ph 6,2, 210 menit) Sirup Dekstrin 41

Lampiran 3. Analisis Total Gula Sirup Dekstrin (Dubois et. al, 1956) a. Kurva Standar Glukosa (Metode Fenol) Sebelum melakukan pengujian sampel maka perlu diketahui kurva standar fenol yang digunakan. Pembuatan kurva standar total gula (metode fenol) adalah sebagai berikut: 2 ml larutan glukosa standar yang mengandung 0, 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 μg glukosa masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml larutan fenol 5% dan dikocok. Kemudian 5 ml asam sulfat pekat ditambahkan dengan cepat. Biarkan selama 10 menit, kocok lalu tempatkan dalam penangan air selama 15 menit. Absorbansinya diukur pada 490 nm. Gambar 17. Kurva Standar Total Gula (Metode Fenol) b. Total Gula (Metode Fenol) Total gula pada sirup dekstrin sagu diukur dengan menggunakan Metode Fenol. Pengujian sampel sama dengan pembuatan kurva standar fenol hanya 2 ml larutan glukosa diganti dengan 2 ml sampel. 42

Lampiran 4. Diagram Alir Pembuatan Etanol Menggunakan Sirup Dekstrin Sirup Dekstrin Pengaturan ph 5 Sumber N, Trace Elemen Sterilisasi 121 o C, 15 menit Inokulum 10% v/v Fermentasi (30 o C, 24 Jam) Sampel Etanol Analisa Hasil Analisa 43

Lampiran 5. Analisis Hasil Fermentasi a. Total Biomassa (Hartoto, 1992) Sebanyak 1,5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang telah diketahui bobot awalnya. Setelah itu sampel disentrifugasi pada kecepatan 13.000 rpm selama 5 menit. Kemudian dilakukan pemisahan antara supernatan dengan biomassanya. Tabung eppendorf yang telah berisi biomassa dimasukkan akuades steril sebanyak 1,5 ml kemudian dilakukan sentrifugasi kembali. Pemisahan antara akuades dan biomassa dilakukan, kemudian tabung eppendorf yang berisi biomassa dikeringkan pada suhu 50 o C selama 24 jam. Bobot kering biomassa adalah bobot tabung yang berisi biomassa yang telah dikeringkan dikurangi dengan bobot awal tabung. Bobot sel kering (g/l) = bobot biomassa kering ml sampel b. Kadar etanol (Mc Nair dan Bonelli, 1988). Pengukuran kadar etanol sampel dilakukan dengan menggunakan Gas Chromatography. Penentuan dilakukan dengan membandingkan waktu retensi sampel dengan waktu retensi standar etanol. Standar etanol yang diinjeksikan memiliki konsentrasi 99,8% (v/v). Menurut Wulandari (2007), Pengukuran kadar etanol juga dapat dilakukan dengan metode Conway, sebagai berikut : 1) Buat larutan : Larutan A : Na 2 CO 3 jenuh Larutan B : 0,37 g K 2 Cr 2 O 7 dilarutkan dalam 15 ml aquades. Tambahkan 28 ml H 2 SO 4 pekat secara perlahan-lahan sambil diaduk perlahan menggunakan magnetic stirrer. Encerkan sampai 50 ml. Larutan ini dapat disimpan lama. Larutan C: larutan stok alkohol dibuat dengan mengencerkan 1 ml alkohol PA dengan aquades hingga 250 ml. 2) Buat kurva standar alkohol (absorbansi) dari deret : a) 2ml Larutan B + 1 ml aquades b) 2ml Larutan B + 0,2 ml Larutan C + 0,8 ml aquades 44

c) 2ml Larutan B + 0,4 ml Larutan C + 0,6 ml aquades d) 2ml Larutan B + 0,6 ml Larutan C + 0,4 ml aquades e) 2ml Larutan B + 0,8 ml Larutan C + 0,2 ml aquades f) 2ml Larutan B + 1 ml Larutan C 3) Sampel diencerkan terlebih dahulu sebelum direaksikan. 4) Reaksikan 1 ml contoh (yang telah diencerkan), 1ml larutan A, dan 2 ml larutan B. Penempatan reaksi dapat dilihat pada gambar berikut. Larutan A Larutan B Larutan contoh 5) Tutup rapat cawan conway dan campurkan Na 2 CO 3 dan contoh hasil fermentasi dengan memutar cawan secara perlahan. 6) Simpan cawan conway selama 2 jam pada 30 o C. 7) Larutan yang ada di bagian tengah cawan dipindahkan pada tabung spektro untuk dibaca absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 605 nm. Apabila warna larutan biru maka contoh harus diencerkan kembali. 8) Bandingkan absorbansi dengan kurva standar dari stok alkohol. 0.8 Absorbansi 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Kadar Etanol (%) y = 1.74x + 0.029 R² = 1 Kurva Standar Etanol (Metode Conway) Linear (Kurva Standar Etanol (Metode Conway)) 45

c. ph Pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan ph meter. Sebelum digunakan, ph meter dikalibrasi terlebih dahulu ke dalam ph 4 dan ph 7. Setelah dicuci dengan akuades, elektroda dimasukkan ke dalam contoh yang akan diukur ph-nya. Nilai ph adalah nilai yang ditampilkan setelah menunjukkan angka konstan. Pengukuran ph dilakukan setiap 6 jam sekali. d. Total Gula Metode Fenol (Dubois et al., 1956) Total gula akhir diukur dengan menggunakan Metode Fenol. Sebelum melakukan pengujian sampel maka perlu diketahui kurva standar fenol yang digunakan. Pembuatan kurva standar fenol adalah sebagai berikut: 2 ml larutan glukosa standar yang mengandung 0, 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 μg glukosa masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml larutan fenol 5% dan dikocok. Kemudian 5 ml asam sulfat pekat ditambahkan dengan cepat. Biarkan selama 10 menit, kocok lalu tempatkan dalam penangan air selama 15 menit. Absorbansinya diukur pada 490 nm. Pengujian sampel sama dengan pembuatan kurva standar fenol hanya 2 ml larutan glukosa diganti dengan 2 ml sampel. 46

Lampiran 6. Data Total Biomassa 1. Penelitian Pertama Total biomassa pada laju aerasi 1vvm (g/l) Jam ke- 18% 24% 30% 36% 0 0,59 0,57 0,40 0,49 6 1,70 2,01 2,32 1,93 12 2,04 2,42 2,82 2,31 18 2,13 2,50 2,91 2,41 24 2,19 2,57 2,98 2,47 Total biomassa pada laju aerasi 2vvm (g/l) Jam ke- 18% 24% 30% 36% 0 0,49 0,49 0,46 0,33 6 1,56 1,71 1,93 1,63 12 1,96 2,00 2,34 2,04 18 2,04 2,18 2,52 2,25 24 2,02 2,17 2,57 2,23 2. Penelitian Lanjutan Total biomassa pada penelitian lanjutan (g/l) Jam ke- Aerasi penuh Aerasi dihentikan 0 1,03 0,96 6 2,30 2,20 12 2,85 2,48 18 3,18 2,55 24 3,22 2,56 47

Analisa sidik ragam pertumbuhan biomassa, pada penelitian utama Derajat Jumlah Kuadrat Sumber Bebas Kuadrat Tengah Keragaman (DB) (JK) (KT) f-hitung f-tabel Aerasi 1 0,35 0,35 69,08 0,01 Error 2 0,01 0,01 Total 3 0,36 Aerasi Ulangan Rata-rata Standar Deviasi Penuh 2 2,19 0,1 Dihentikan 2 1,6 0,02 Keterangan : Nilai f-tabel nilai α (0,05), menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% terdapat pengaruh nyata jumlah biomassa yang dihasilkan antara perlakuan dengan aerasi penuh dan aerasi yang dihentikan. 48

Lampiran 7. Data Kadar Etanol 1. Penelitian Pertama Jumlah etanol rata-rata pada penelitian pertama (g/l) 18% 24% 30% 36% 1 vvm 9,50 13,90 19,25 20,55 2 vvm 8,20 9,20 9,30 8,50 2. Penelitian Lanjutan Jumlah etanol pada penelitian lanjutan (g/l) Aerasi penuh Aerasi dihentikan Ulangan 1 21,64 25,05 Ulangan 2 20,86 24,83 Rata-rata 21,25 24,94 Analisa sidik ragam etanol, pada penelitian utama Derajat Jumlah Kuadrat Sumber Bebas Kuadrat Tengah Keragaman (DB) (JK) (KT) f-hitung f-tabel Aerasi 1 13,62 13,62 82,92 0,01 Error 2 0,33 0,16 Total 3 13,94 Aerasi Ulangan Rata-rata Standar Deviasi Penuh 2 21,25 0,55 Dihentikan 2 24,94 0,16 Keterangan : Nilai f-tabel nilai α (0,05), menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% terdapat pengaruh nyata jumlah etanol yang dihasilkan antara perlakuan dengan aerasi penuh dan aerasi yang dihentikan. 49

Lampiran 8. Data ph 1. Penelitian Pertama Nilai ph pada fermentasi dengan laju alir 1vvm Jam ke- 18% 24% 30% 36% 0 5,01 5,06 5,09 5,08 6 3,96 3,96 3,98 3,94 12 3,80 3,68 3,72 3,65 18 3,84 3,71 3,69 3,66 24 3,82 3,78 3,70 3,68 Nilai ph pada fermentasi dengan laju alir 2vvm Jam ke- 18% 24% 30% 36% 0 5,10 5,08 5,09 5,14 6 4,23 4,23 4,14 4,12 12 3,80 3,79 3,81 3,77 18 3,72 3,70 3,69 3,73 24 3,66 3,74 3,70 3,69 2. Penelitian Lanjutan Jam ke- Aerasi penuh Aerasi dihentikan 0 5,00 4,80 6 3,35 3,40 12 3,15 3,25 18 3,10 3,20 24 3,05 3,15 50

Lampiran 9. Data Total Gula 1. Penelitian Pertama Total gula pada laju aerasi 1vvm (g/l) Jam ke- 18% 24% 30% 36% B 190,70 228,26 296,78 360,46 0 157,86 188,56 268,49 325,78 6 147,16 173,51 237,76 308,34 12 143,99 171,01 229,51 298,40 18 141,75 158,81 227,02 287,27 24 139,53 155,97 220,02 281,19 2. Penelitian Lanjutan Total gula pada penelitian lanjutan (g/l) Jam ke- Aerasi penuh Aerasi dihentikan B 305,97 302,76 0 278,51 275,53 6 250,91 244,66 12 243,00 235,29 18 233,92 227,79 24 230,50 207,45 51

Lampiran 10. Analisis Sidik Ragam Kinetika Fermentasi 1. Analisa sidik ragam Yp/s, pada penelitian utama Derajat Jumlah Kuadrat Sumber Bebas Kuadrat Tengah Keragaman (DB) (JK) (KT) f-hitung f-tabel Aerasi 1 1,82.10-4 1,82.10-4 4,31 0,17 Error 2 0,85.10-4 0,42.10-4 Total 3 2,67.10-4 Aerasi Ulangan Rata-rata Standar Deviasi Penuh 2 0,44 0,01 Dihentikan 2 0,43 0 Keterangan : Nilai f-tabel > nilai α (0,05), menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% tidak terdapat pengaruh nyata nilai rendemen produk per substrat yang didapatkan antara perlakuan dengan aerasi penuh dan aerasi yang dihentikan. 2. Analisa sidik ragam Yx/s, pada penelitian utama Derajat Jumlah Kuadrat Sumber Bebas Kuadrat Tengah Keragaman (DB) (JK) (KT) f-hitung f-tabel Aerasi 1 3,42.10-4 3,42.10-4 37 0,03 Error 2 0,19.10-4 0,09.10-4 Total 3 3,61.10-4 Aerasi Ulangan Rata-rata Standar Deviasi Penuh 2 0,05 0,01 Dihentikan 2 0,03 0 52

Keterangan : Nilai f-tabel nilai α (0,05), menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% terdapat pengaruh nyata nilai rendemen biomassa per substrat yang didapatkan antara perlakuan dengan aerasi penuh dan aerasi yang dihentikan. 3. Analisa sidik ragam Yp/x, pada penelitian utama Derajat Jumlah Kuadrat Sumber Bebas Kuadrat Tengah Keragaman (DB) (JK) (KT) f-hitung f-tabel Aerasi 1 35,68 35,68 127,81 0,01 Error 2 0,56 0,28 Total 3 36,24 Aerasi Ulangan Rata-rata Standar Deviasi Penuh 2 9,7 0,68 Dihentikan 2 15,68 0,31 Keterangan : Nilai f-tabel nilai α (0,05), menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% terdapat pengaruh nyata nilai rendemen produk per biomassa yang didapatkan antara perlakuan dengan aerasi penuh dan aerasi yang dihentikan. 53