Lampiran 1. Prosedur analisis
|
|
- Sugiarto Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN
2 Lampiran 1. Prosedur analisis 1. Kadar air (AOAC 1995) Sebanyak 5 g sampel ditimbang dalam cawan aluminium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Cawan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu ºC selama tiga jam. Cawan dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Pengeringan dilanjutkan lagi dan setiap setengah jam didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot yang konstan. Kadar air dihitung dengan persamaan berikut: 2. Kadar abu (AOAC 1995) Sebanyak 2 g sampel ditimbang dalam cawan porselen yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Cawan kemudian dipijarkan dan diabukan dalam tanur perabuan pada suhu 600ºC selama empat jam. Cawan dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Pengabuan dilanjutkan sampai diperoleh bobot yang konstan. Kadar air dihitung dengan persamaan di bawah ini. 3. Kadar protein (AOAC 1995) Penentuan kadar protein ditentukan secara semi mikrokjedahl. Sampel bekas analisis kadar air sebanyak 1 g dan 2 g serbuk katalis (CuSO 4 :Na 2 SO 4 = 1.2 : 1) dimasukkan ke dalam labu Kjedahl, kemudian ditambahkan 2.5 ml larutan asam sulfat pekat. Sampel di dalam labu Kjedahl didestruksi dalam ruang asam sampai warna hijau jernih. Setelah dingin, hasil destruksi didestilasi dengan menggunakan alat Kjeltec. Nitrogen anorganik hasi destruksi dimasukkan ke dalam tabung suling dengan pembilas aquades, dan diletakkan ke dalam alat Kjeltec. Alat Kjeltec dihidupkan, maka secara otomatis tabung suling yang berisi sampel nitrogen anorganik akan terisi dengan larutan NaOH 6 N sampai warna cairan cokelat kehitaman. Destilat ditampung dalam labu erlenmeyer 300 ml yang berisi 25 ml larutan asama borat (H 3 BO 3 ) 2% serta diberi indikator mengsel sebanyak 3 tetes. Destilasi dilakukan selama kurang lebih empat menit atau sampai volume destilat dua kali volume semula. Selanjutnya ditritasi dengan larutan H 2 SO N sampai diperoleh warna yang berubah dari hijau menjadi ungu. Hal tersebut juga dilakukan pada titrasi blanko. Kadar protein dihitung dengan persamaan berikut: Keterangan: A = jumlah titrasi sampel (ml) B = jumlah titrasi blanko (ml) C = bobot sampel (g) 36
3 Standarisasi normalitas H 2 SO 4 Natrium karbonat (Na 2 CO 3 ) hablur ditimbang sebanyak 0.05 g, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dengan aquades, dan ditambahkan hingga tanda tera. Larutan kemudian dipipet sebanyak 10 ml ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan indikator merah metil 2 3 tetes, dititrasi dengan larutan H 2 SO 4 hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga. Standarisasi normalitas H 2 SO 4 dihitung dengan persamaan berikut: 4. Kadar lemak (AOAC 1995) Sampel bekas analisis kadar air ditimbang 2 sampai 3 g, kemudian dibungkus dengan kertas saring yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan soxhlet yang dihubungan dengan pendingin balik, labu lemak yang berisi beberapa butir batu didih dan hot plate. Pelarut yang digunakan adalah heksan dengan volume setengah volume batu didih atau sekitar 60 kali putaran. Bekas sampel yang telah terekstrak minyaknya dikeringkan dalam oven serta ditimbang bobotnya sampai diperoleh bobot konstan. Kadar lemak dihitung dengan persamaan berikut: 5. Kadar serat kasar (AOAC 1995) Sebanyak 2 g sampel bekas kadar lemak dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambah 100 ml larutan asama sulfat N. Campuran sampel kemudian didihkan dengan alat pendingin tegak selama kurang lebih 30 menit, kemudian ditambahkan lagi 50 ml larutan kemudian disaring dengan kertas saring Whatman no. 41 yang telah dikerinkan dan diketahui bobotnya. Pembialasan hasil saringan dilakukan berturut-turut dengan larutan asam sulfat N, air panas, dan etanol. Kertas saring dikeringkan dalam oven selama 1 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator an ditimbang bobotnya. Pengeringan diulangi setiap setengah jam, kemudian ditimbang sampai diperoleh bobot konstan. Kadar serat kasar dihitung dengan persamaan berikut: 6. Analisis komponen serat a. Penetapan NDF (Neutral Detergent Fiber) (Van Soest 1969 dalam Apriantono et al. 1989) Sampel sebanyak 0.5 g (A) dimasukkan ke dalam erlenmeyer berukuran 250 ml. Sampel yang mengandung pati ditambahkan dengan α-amilase 30 ml dalam bufer fosfat ph 7.0 ± 0.05 selama 16 jam dalam inkubator 40ºC. Sampel kemudian ditambahkan larutan NDF sebanyak 100 ml dan 0.5 g Na 2 SO 3. Larutan NDF terdiri atas bahan kimia sebagai berikut: akuades 1 l, sodium lauril sulfat 30 g, EDTA g, natrium borat 10 H 2 O 6.81 g, di-na 2 HPO4 anhidrat 4.56 g dan 2-etoksietanol murni 10 ml (ph akhir larutan ). Kemudian sampel direfluks pada pendingin tegak selama 60 menit dan disaring dengan bantuan pompa vakum menggunakan filter glass 2-G-3. Sampel dibilas dengan 37
4 air panas beberapa kali kemudian dilanjutkan dengan aseton beberapa kali. Hasil penyaringan tersebut dikeringkan dalam oven 100ºC hingga diperoleh bobot tetap, setelah itu dimasukkan dalam desikator selama satu jam, kemudian dilakukan penimbangan (B). Filter dilabukan pada tanur suhu ºC sampai diperoleh bobot tetap, kemudian ditimbang (C). Kadar NDF dihitung dengan rumus berikut. Keterangan : A= bobot sampel (g) B= bobot filter glass dan sampel setelah dioven (g) C= bobot filter glass dan sampel setelah ditanur (g) b. Penetapan ADF (Acid Detergent Fiber) dan hemiselulosa (Van Soest 1969 dalam Apriantono et al. 1989) Sampel sebanyak 1 g (A), dimasukkan ke dalam gelas piala serta ditambahkan dengan 100 ml larutan ADF. Larutan ADF terdiri atas 1 liter H 2 SO 4 1 N dan 20 g CTAB (Cethyle Trimethyl Ammonium Bromide). Sampel yang telah ditambahkan larutan tersebut dipanaskan selama satu jam di atas pendingin balik. Penyaringan dilakukan dengan bantuan pompa vakum dengan menggunakan filter glass 2-G-3. Pencucian dilakukan bergantian dengan air panas beberapa kali kemudian dilanjutkan dengan aseton beberapa kali. Hasil penyaringan tersebut dikeringkan dalam oven 100ºC hingga diperoleh bobot tetap, setelah itu dimasukkan dalam desikator selama satu jam, kemudian dilakukan penimbangan (B). Filter diabukan pada tanur dengan suhu ºC sampai diperoleh bobot tetap, kemudian ditimbang (C). Kadar ADF dihitung dengan rumus berikut. Keterangan : A= bobot sampel (g) B= bobot filter glass dan sampel setelah dioven (g) C= bobot filter glass dan sampel setelah ditanur (g) Maka: Kadar hemiselulosa = % NDF - %ADF c. Kadar selulosa Residu ADF (C) yang berada dalam filter glass diletakkan di atas nampan yang berisi air setinggi kira-kira 1 cm, kemudian ditambahkan H 2 SO 4 setinggi ¾ bagian filter glass dan dibiarkan selama 3 jam sambil diaduk-aduk. Penyaringan dengan filter glass dibantu dengan pompa vakum. Pencucian dilakukan dengan aseton dan air panas, kemudian dioven pada suhu 100ºC hingga diperoleh bobot tetap. Sampel didinginkan ke dalam desikator kemudian ditimbang (D). 38
5 Keterangan : A= bobot sampel (g) C= bobot filter glass dan residu ADF awal (g) D= bobot filter glass dan residu ADF setelah dioven (g) Maka: Kadar lignin = % ADF - %selulosa 6. Kadar pati (Djalil 2003) Sampel sebanyak 1 g dihidrolisis dengan 100 ml larutan HCL 3% selama 1 jam dengan autoclave suhu 115ºC. Selanjutnya dilakukan penetralan dengan larutan NaOH 4 N dan dilakukan pengenceran hingga diperoleh volume 250 ml. Filtrat sebanyak 10 ml dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah diisi dengan 25 ml larutan Luff Schroll. Campuran dididihkan dibawah pendingin tegak selama 10 menit kemudian dididnginkan. Larutan ditambahkan 20 ml larutan KI 20% dan 25 ml larutan H 2 SO 4 secara perlahan. Titrasi dilakukan dengan larutan Na 2 S 2 O N hingga terbentuk larutan putih susu, kemudian ditambahkan indikator kanji 1% (terbentuk warna biru). Titrasi kembali dilakukan sampai warna biru hilang. Penetapan blanko juga perlu dilakukan dengan menggunakan aquades sebagai pengganti sampel. 7. Penetuan aktivitas enzim (Derosya 2010) Substrat masing-masing enzim, yaitu: soluble starch (α-amilase) dan birchwood xilan (xilanase) dibuat menjadi larutan 0.15% dalam buffer fosfat sitrat pada ph yang akan diujikan, sedangkan CMC (selulase) dibuat menjadi larutan 0.5% dalam buffer fosfat sitrat pada ph yang akan diujikan. Ketiga enzim tersebut juga diencerkan dengan buffer fosfat sitrat pada ph yang akan diujikan. Larutan substrat dan enzim kemudian dicampurkan dan diinkubasi pada suhu yang akan diujikan selama 30 menit. Tiap 10 menit, larutan dipipet sebanyak 2 ml kemudian ditambahkan pelarut DNS (dinitrosalisilat) sebanyak 6 ml untuk diukur gula pereduksi yang terbentuk. Sebagai kontrol, larutan substrat dan enzim pada waktu ke-0 juga diukur gula pereduksinya. Aktivitas enzim didapatkan dengan rumus berikut. 8. Nilai dextrose equivalent (DE) a. Gula pereduksi Larutan hasil hidrolisis pati tepung glukomanan dipipet sebanyak 10 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Larutan dipipet sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke dalam tabung ulir 10 ml, ditambahkan larutan DNS (dinitrosalisilat) 6 ml. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih selama 5 menit dan didinginkan dalam air mengalir. Setelah itu, absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 550 nm dengan spektrofotometer. 39
6 Kurva standar gula pereduksi Sebagai standar glukosa, dibuat larutan glukosa dengan konsentrasi 0, 50, 100, 150, 200, 250 dan 300 ppm dari larutan glukosa 500 ppm. Kemudian sebanyak 2 ml larutan dipipet dari masingmasing larutan glukosa tersebut dan dimasukkan ke dalam tabung ulir 10 ml. Larutan ditambahkan pereaksi DNS (dinitrosalisilat) sebanyak 6 ml, kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih selama 5 menit dan didinginkan dalam air mengalir. Absorbansi larutan tersebut diukur pada panjang gelombang 550 nm menggunakan spektrofotometer. Absorbansi yang diperoleh kemudian diplotkan kedalam grafik sehingga diperoleh persamaan. b. Total gula Larutan hasil hidrolisis pati tepung glukomanan dipipet sebanyak 2 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Larutan tersebut dipipet 1 ml ke dalam tabung ulir 10 ml, ditambahkan larutan fenol 5% sebanyak 1 ml dan larutan H 2 SO4 sebanyak 5 ml. Larutan didiamkan pada suhu ruang hingga dingin dan terbentuk larutan berwarna jingga seulas. Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih selama 15 menit dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 490 nm dengan spektrofotometer. Maka nilai DE dapat diperoleh dari rumus berikut. Kurva standar total gula Sebagai standar glukosa, dibuat larutan glukosa dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, 50 dan 50 ppm dari larutan glukosa 100 ppm. Kemudian sebanyak 2 ml larutan dipipet dari masing-masing larutan glukosa tersebut dan dimasukkan ke dalam tabung ulir 10 ml. Larutan ditambahkan larutan fenol 5% sebanyak 1 ml dan larutan H 2 SO4 sebanyak 6 ml. Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih selama 15 menit dan didinginkan dalam air mengalir. Absorbansi larutan tersebut diukur pada panjang gelombang 490 nm menggunakan spektrofotometer. Absorbansi yang diperoleh kemudian diplotkan kedalam grafik sehingga diperoleh persamaan. 8. Kadar glukomanan (Ohtsuki 1968) Pengukuran kadar glukomanan dilakukan dengan mengguanakan cara ekstraksi oleh etanol berdasarkan metode Whistler dan Richards (1970) dan Murtinah (1977) yang mengisolasi kadar tepung glukomana dari tepung iles-iles dengan menggunakan larutan etanol 95% secara pengkristalan kembali. Sampel tepung glukomanan sebanyak 1 g ditambah dengan 30 ml aquades, kemudian diekstraksi pada suhu 45ºC selama dua jam dengan kecepatan pengadukan tetap kontinyu. Setelah ekstraksi selesai, larutan ekstraksi dipisahkan dari ampas tepung iles-iles dengan cara sentrifugasi. Larutan kental hasil ekstraksi yang diperoleh dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian disimpan di dalam lemari es selama 1 jam. Setelah disimpan dalam lemari es, sampel ditambah larutan etanol 95% sebanyak 13 ml dengan dituangkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk hingga terjadi pengendapan glukomanan. Setelah glukomanan mengendap, biarkan endapan tersebut di dalam campuran sampai terjadi pemisahan lapisan antara glukomanan dan larutan. Endapan glukoamann dipisahkan dengan cara penyaringan dan endapan dicuci dengan larutan etanol 95%. Glukomanan yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 35 40ºC sampai bobot tetap. Glukomanan yang 40
7 sudah kering berbentuk bubuk berwana cokelat dan ditimbang untuk diketahui bobotnya serta dihitung dengan menggunakan rumus berikut. 9. Penentuan rendemen tepung glukomanan Rendemen tepung glukomanan dihitung berdasarkan perbandingan antara bobot tepung ilesiles yang diperoleh dengan bahan mentah yang digunakan. Rendemen tepung glukomanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini: 10. Kadar kekentalan larutan (Perry dan Chilton 1980) Kekentalan larutan glukoamanan ditentukan mengguanakan Viscometer Brookfield. Nilai kekentalan dalam satuan centipoise yang didapat dengan mengalikan faktor yang ada pada alat dengan nilai yang terbaca. Sampel sebanyak 2 g dibuat menjadi larutan konsentrasi 2%. Spindel yang diguanakan adalah spindel nomor 1 dengan kecepatan 60 putaran per menit dengan faktor konversi 1. Nilai viskositas dicari dengan menggunakan rumus berikut. 11. Derajat putih Pengukuran derajat putih tepung glukomanan dilakukan dengan menggunakan whiteness meter model C100. Skala pembacaan derajat putih yang digunakan antara
8 Lampiran 2. Visualisasi tahapan proses pemurnian glukomanan Umbi iles-iles Keripik iles-iles Penggilingan chips kering iles-iles dengan disc mill Tepung iles-iles 40 mesh Hasil hidrolisis tepung glukomanan Pemisahan serat dan glukomanan dengan sentrifugasi 7 Ekstraksi glukomanan dengan etanol 95% 8 Pemisahan endapan glukomanan dengan hidrolisat Pengeringan endapan glukomanan 9 Tepung glukomanan (endapan glukomanan setelah digiling) 10 42
9 Lampiran 3. Hasil analisis sidik ragam (Anova) dan uji Duncan 1. Nilai DE Analisis ragam (Anova) nilai DE hidrolisat pati pada tepung glukomanan Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel Waktu * Galat Total Keterangan : * : Tidak berbeda nyata dengan uji statistik pada α = 5% 2. Rendemen Analisis ragam (Anova) rendemen tepung glukomanan Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel Waktu * Galat Total Keterangan : * : Tidak berbeda nyata dengan uji statistik pada α = 5% 3. Kadar glukomanan Analisis ragam (Anova) kadar glukomanan tepung glukomanan Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel Waktu * Galat Total Keterangan : * : Tidak berbeda nyata dengan uji statistik pada α = 5% 4. Viskositas Analisis ragam (Anova) viskositas tepung glukomanan Sumber Keragaman Db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel Waktu * Galat Total Keterangan : * : Berbeda nyata dengan uji statistik pada α = 5% 43
10 Hasil uji lanjut metode Duncan viskositas tepung glukomanan Perlakuan rataan 0.05 A A A AB AB A B Keterangan : kode yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata kode yang berbeda menunjukkan perlakuan berbeda nyata 5. Derajat putih Analisis ragam (Anova) derajat putih tepung glukomanan Sumber Keragaman db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel Waktu * Galat Total Keterangan : * : Tidak berbeda nyata dengan uji statistik pada α = 5% 44
Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu 1. Analisa Proksimat a. Kadar Air (AOAC 1999) Sampel sebanyak 2 g ditimbang dan ditaruh di dalam cawan aluminium yang telah diketahui
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
Lampiran 1. Prosedur Analisis 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Sebanyak 2 g contoh ditimbang secara teliti dalam cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Cawan kemudian dikeringkan dalam
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya akan diisi sebanyak 2 g sampel lalu ditimbang
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
Lampiran 1. Prosedur Analisis a. Kadar Air (AOAC 1995) Sampel sebanyak 2 g dimasukan ke dalam cawan almunium yang telah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan di dalam oven bersuhu 100-105 o C sampai
Lebih terperinciLampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao
Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao Pod Kakao Pemotongan Pengeringan Penggilingan dengan hammer mill 40 mesh Ca(OH) 2 Degumming (12 jam)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan yaitu umbi garut kultivar creole berumur 10 bulan yang diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian
3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2009 hingga Januari 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengawasan Mutu, Teknik Kimia, Bio-Industri dan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciKadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven
Lebih terperinciKadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu
40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :
Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar Lampung dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi
Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut non polar.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos
LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)
Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis proksimat
LAMPIRAN 37 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan aluminium kosong dioven selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan sebanyak 5 g sampel dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciDaftar Pustaka Tidak ada
Daftar Pustaka Tidak ada LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa a. Kadar Air (AOAC, 1984) Contoh sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam cawan aluminium yang telah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan di dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan
Lebih terperinciLampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung
Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam
Lebih terperinciLampiran 1 Formulir organoleptik
LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,
Lebih terperinciKadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciLampiran 1. Tatacara analisis kimia limbah tanaman jagung. Kadar Air (%) = (W1-W2) x 100% W1. Kadar Abu (%) = (C-A) x 100% B
LAMPIRAN Lampiran 1. Tatacara analisis kimia limbah tanaman jagung a. Analisis Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g sampel lalu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2011. Pelaksanaan penelitian di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Lebih terperinci3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah
3. MATERI DAN METODE Proses pemanasan dan pengeringan gabah beras merah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Pangan. Proses penggilingan dan penyosohan gabah dilakukan di tempat penggilingan daerah Pucang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT
III. METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT 3.1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung sukun, dan air distilata. Tepung sukun yang digunakan diperoleh dari Badan Litbang Kehutanan,
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperincic. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet
Lampiran 1. Prosedur Analisis a. Kadar Air (AOAC, 1995) Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Sebelum digunakan, cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu 100 o C selama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperincix100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)
LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006) Prosedur pengujian daya serap air: 1. Sampel biskuit dihancurkan dengan menggunakan mortar. 2. Sampel
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan
20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, analisa dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Umbi bawang dayak segar, simplisia, keripik, metanol, etanol, etilasetat, heksan, air destilata, toluen, H 2 SO 4 pekat, H 2 BO 3 3%, NaOH-5%, Na 2 S 2
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciAtas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat
17 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2012. Karakterisasi limbah padat agar, pembuatan serta karakterisasi karbon aktif dilakukan di Laboratorium Karakterisasi
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)
LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung pipil kering dengan varietas Pioneer 13 dan varietas Srikandi (QPM) serta bahanbahan kimia yang
Lebih terperinciBROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH
Lampiran 1 BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH Bahan Tepung ubi jalar Putih Coklat collata Margarin Gula pasir Telur Coklat bubuk Kacang kenari Jumlah 250 gr 350 gr 380 gr 250 gr 8 butir 55 gr 50 gr Cara Membuat:
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di Laboratorium Instrumentasi dan Biokimia Jurusan Kimia FMIPA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang kedelai, kacang tanah, oat, dan wortel yang diperoleh dari daerah Bogor. Bahan kimia yang digunakan
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel
Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling
Lebih terperincisetelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8
40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
28 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa serta Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Alat alat Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss alat destruksi Kjeldahl 250ml - - alat destilasi uap - - - labu destruksi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciMATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan antara lain : oven, autoclave, ph meter, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.
LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS 1.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan 1. Penentuan Formulasi Bubur Instan Berbasis Tepung Komposit : Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Tujuan: - Mengetahui
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai
13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai penjual di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang dan Laboratorium
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Peternakan UIN Suska Riau, penelitian berlangsung selama 3 bulan, mulai bulan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia serta Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Peternakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku utama dalam penelitian ini adalah tongkol jagung manis kering yang diperoleh dari daerah Leuwiliang, Bogor. Kapang yang digunakan untuk
Lebih terperinciLAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)
LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.
LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47 Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48 Lampiran 5. Tanur Lampiran
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinci4. Total Soluble Carbohydrate (Metode Phenol-AsamSulfat)
LAMPIRAN Lampiran 1. Karakterisasi Komposisi Mutu Cairan Fermentasi dan Tapioka Asam 1. ph (AOAC, 1995) Sampel sebanyak 2,5 g dilarutkan dalam 25 ml aquades. Pengukuran ph menggunakan alat ph meter yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 2.4 BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan untuk preparasi media fermentasi semi padat adalah limbah pertanian berupa kulit durian, kulit jeruk Siam, kulit jeruk Medan, dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,
18 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinciAPPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA
APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA 1. Pembuatan sodium Sitrat (C 6 H 5 Na 3 O 7 2H 2 O) 0,1 M 1. Mengambil dan menimbang sodium sitrat seberat 29.4 gr. 2. Melarutkan dengan aquades hingga volume 1000
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April September 2014 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2.
37 Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2. Katalis (K 2 SO 4 +CuSo 4.5H 2 O) dengan rasio 9:1 ditimbang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Alat dan Bahan. B. Metode Penelitian. 1. Persiapan Sampel
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Sampel yang digunakan untuk pengukuran ripitabilitas yaitu isolat protein kedelai, kedelai yang ditambahkan dekstrin, dan kacang kedelai, sedangkan untuk pengukuran
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinci