IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RESIDU ELECTRIC FURNACE SLAG

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ELECTRIC FURNACE SLAG, BLAST FURNACE SLAG

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

IV. HASIL PENELITIAN

The Effect of Trass and Its Combination with Volcanic Ash on Soil Chemical Properties and Plant Growth of Rice on Peat Soil from Kumpeh, Jambi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

BAHAN METODE PENELITIAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan. budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI SLAG DAN KOMBINASINYA DENGAN TRASS UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT DAN PRODUKSI PADI GILANG SUKMA PUTRA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

APLIKASI ABU SEKAM PADI DAN PUPUK KANDANG DI LAHAN GAMBUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

V1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BLAST FURNACE SLAG ELECTRIC FURNACE SLAG

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian

Lampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun

PENGARUH TRASS DAN KOMBINASINYA DENGAN ABU VOLKAN TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PERTUMBUHAN PADI PADA TANAH GAMBUT DARI KUMPEH, JAMBI GALIH PAMUNGKAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

PENGARUH TERAK BAJA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH SERTA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI (Oryza Sativa) PADA TANAH GAMBUT DALAM DARI KUMPEH, JAMBI

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Sifat Kimia Tanah Gambut

Transkripsi:

16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah 4.1.1. ph Tanah dan Basa-Basa dapat Dipertukarkan Berdasarkan Tabel 3 dan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 3), dapat dilihat bahwa perlakuan blast furnace slag, berpengaruh sangat nyata terhadap ph tanah jika dibandingkan dengan perlakuan electric furnace slag dan unsur mikro. Nilai ph pada perlakuan blast furnace slag lebih tinggi daripada perlakuan electric furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Secara umum kenaikan ph tanah ini mengikuti penambahan dosis, peningkatan ph pada tanah gambut diduga disebabkan oksida-oksida Ca dan Mg yang terdapat pada electric furnace slag dan blast furnace slag. Ca dan Mg yang terdapat dalam electric furnace slag dan blast furnace slag bereaksi dengan H 2 O membentuk hidroksida Ca dan Mg, sehingga meningkatkan konsentrasi OH - dan menyebabkan ph tanah menjadi meningkat. Selain itu menurut Suwarno (2002), meningkatnya ph tanah pada tanah yang diberikan steel slag disebabkan karena adanya reaksi OH - dan silikat (H 3 SiO - 3 ) dengan H +, menghasilkan H 2 O dan H 4 SiO 4, proses ini mampu menurunkan konsentrasi H +, sehingga ph tanah meningkat. Nilai ph tertinggi terdapat pada perlakuan blast furnace slag pada dosis BF Slag 8 % dengan nilai ph 4.5 dan kenaikan ph tersebut sebesar 28.6 % dari kontrol. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syihabudin (2011), yang menyatakan bahwa penambahan slag ke dalam tanah gambut mampu meningkatkan ph tanah. Menurut hasil analisis ragam Ca-dd dan Mg-dd perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Ca-dd dan Mg-dd pada tanah (Tabel Lampiran 4 dan 5). Berdasarkan hasil uji lanjut (Tabel 3), perlakuan blast furnace slag berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Ca-dd dibandingkan dengan perlakuan kontrol, sedangkan perlakuan electric furnace slag berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan Mg-dd dibandingkan dengan kontrol. Penambahan electric furnace slag dan blast furnace slag pada tanah dapat meningkatkan ketersediaan Ca dan Mg pada tanah

17 jika dibandingkan dengan perlakuan yang ditambahkan unsur mikro dan kontrol (Data lengkap terlampir pada Tabel Lampiran 20). Nilai kadar Ca-dd pada perlakuan blast furnace slag cenderung lebih tinggi daripada perlakuan electric furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Kadar Ca-dd tertinggi terdapat pada perlakuan BF Slag 8% sebesar 35.91 me/100g, dengan kenaikan sebesar 710.5 % dari nilai kontrol. Sedangkan nilai kadar Mg-dd pada perlakuan electric furnace slag cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kadar Mg-dd pada perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Kadar Mg-dd tertinggi terdapat pada perlakuan BF Slag 8 % sebesar 8.92 me/100g, dengan kenaikan kadar Mg-dd sebesar 147.5 % dari kontrol. Secara umum, semakin tinggi pemberian dosis perlakuan maka semakin tinggi juga kadar Ca-dd dan Mg-dd yang dapat dipertukarkan. Tabel 3. Pengaruh Electric Furncae Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap ph dan Kadar Basa-Basa yang dapat Dipertukarkan dalam Tanah Perlakuan ph Tanah Ca dd Mg-dd.. (me/100 g) Kontrol 3.5 a 4.43 a 3.60 a Unsur Mikro 3.6 a 5.10 ab 3.39 a EF Slag 2 % 3.7 b 15.04 b 5.82 c EF Slag 4 % 4.0 c 20.96 cde 7.22 d EF Slag 6 % 4.2 d 23.33 de 7.45 d EF Slag 8 % 4.4 e 27.93 f 8.92 e BF Slag 2 % 4.1 cd 17.74 bc 4.38 ab BF Slag 4 % 4.3 de 26.76 ef 5.67 bc BF Slag 6 % 4.4 e 26.37 ef 6.13 cd BF Slag 8 % 4.5 f 35.91 g 7.34 d Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT).

18 Gambar 2. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kadar Ca-dd dalam Tanah Gambar 3. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kadar Mg-dd dalam Tanah 4.1.2. Unsur Mikro dalam Tanah Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 6, 7, 8 dan 9), perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro berpengaruh

19 sangat nyata terhadap kadar unsur mikro (Fe, Mn, Cu, dan Zn ). Pada hasil uji lanjut (Tabel 4) dapat terlihat bahwa perlakuan electric furnace slag berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan Fe dan Mn dibandingkan dengan perlakuan blast furnace slag, unsur mikro, dan kontrol. Perlakuan electric furnace slag memiliki kadar Fe dan Mn lebih tinggi daripada perlakuan blast furnace slag dan unsur mikro. Kadar Fe tersedia tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8 % yaitu 855.21 ppm dengan kenaikan sebesar 107 % dari kontrol dan kadar Mn tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8 % dengan kadar Mn sebesar 81.36 ppm dan kenaikan sebesar 135 % dari kontrol. Lebih tingginya kadar Fe dan Mn pada perlakuan yang ditambahkan electric furnace slag dikarenakan kadar Fe dan Mn yang terdapat pada electric furnace slag lebih tinggi daripada blast furnace slag (Tabel Lampiran 1), sehingga Fe yang terlarut ke dalam larutan tanah pada perlakuan electric furnace slag lebih banyak. Perlakuan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan Cu dan Zn (Tabel 4) dibandingkan dengan perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan kontrol. Perlakuan unsur mikro memiliki kadar Cu dan Zn lebih tinggi daripada perlakuan electric furnace slag,blast furnace slag dan kontrol. Kadar Cu tertinggi yaitu sebesar 34.63 ppm dengan kenaikan sebesar 118 % dari kontrol dan Zn sebesar 31.37 ppm dengan kenaikan sebesar 160 % dari kontrol. Tingginya kadar Cu dan Zn pada perlakuan unsur mikro diduga disebabkan oleh unsur mikro yang ditambahkan yaitu CuSO 4 dan ZnSO 4, yang yang diberikan dalam bentuk larutan, sehingga penambahan unsur mikro (CuSO 4 +ZnSO 4 ) lebih efektif dalam menyumbangkan Cu dan Zn tersedia pada tanah gambut dibandingkan dengan perlakuan electric furnace slag dan blast furnace slag.

20 Tabel 4. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Unsur Mikro dalam Tanah Perlakuan Fe tersedia Mn tersedia Cu tersedia Zn tersedia.. ppm.. Kontrol 410.00 a 6.41 a 15.89 bc 12.04 ab Unsur Mikro 483.12 ab 5.49 a 34.63 e 31.3 d EF Slag 2 % 588.06 bc 37.47 b 17.34 cd 12.58 ab EF Slag 4 % 683.89 c 54.65 cd 14.35 ab 10.98 a EF Slag 6 % 836.91 d 67.24 e 14.19 ab 14.08 bc EF Slag 8 % 855.21 d 81.36 f 17.29 bc 14.75 c BF Slag 2 % 478.33 ab 38.43 b 18.52 d 10.36 a BF Slag 4 % 472.82 ab 47.49 bc 14.71 abc 11.82 a BF Slag 6 % 350.26 a 38.98 b 13.06 a 10.36 a BF Slag 8 % 375.55 a 63.51 de 15.31 bc 10.68 a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT). 4.1.3. Kadar SiO 2 Tersedia dalam Tanah. Berdasarkan hasil analisis ragam, perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap SiO 2 tersedia pada tanah (Tabel Lampiran 10). Hasil uji lanjut (Gambar 4), menunjukan bahwa perlakuan blast furnace slag berpengaruh sangat nyata terhadap kadar SiO 2 dibandingkan dengan kontrol dan unsur mikro. Kadar SiO 2 pada perlakuan blast furnace slag lebih tinggi daripada perlakuan electric furnace slag, unsur mikro dan kontrol, kadar SiO 2 tersedia tertinggi terdapat pada perlakuan BF Slag 8% dengan kandungan SiO 2 tersedia sebesar 529.2 ppm dengan kenaikan sebesar 897 % dari kontrol dan terendah terdapat pada perlakuan yang ditambahkan unsur mikro yaitu dengan kadar Si sebesar 43.1 ppm. Lebih tingginya kadar SiO 2 tersedia pada perlakuan yang ditambahkan blast furnace slag daripada perlakuan yang ditambahkan electric furnace slag, unsur mikro dan kontrol, dikarenakan dalam blast furnace slag mengandung SiO 2 lebih banyak daripada electric furnace slag, sedangkan untuk unsur mikro tidak mengandung SiO 2.

21 Gambar 4. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kadar SiO 2 Tersedia dalam Tanah 4.1.4. N-Total dalam Tanah Berdasarkan hasil analisis ragam penambahan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro tidak berpengaruh nyata terhadap nitrogen total. Pada Gambar 5, dapat terlihat kandungan N-total pada perlakuan yang ditambahkan electric furnace slag, blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol cenderung memiliki nilai yang seragam. Hal ini menggambarkan bahwa pemberian electric furnace slag, blast furnace slag, unsur mikro pada taraf dosis yang diaplikasikan tidak mempengaruhi kandungan N-total tanah.

22 Gambar 5. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kandungan N-Total dalam Tanah 4.1.5. Kadar P-Tersedia dalam Tanah Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 11), perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro berpengaruh nyata terhadap kandungan P-tersedia dalam tanah. Pada hasil uji lanjut diperoleh bahwa perlakuan electric furnace slag dan blast furnace slag berpengaruh sangat nyata terhadap kadar P-tersedia dibandingkan dengan perlakuan unsur mikro dan kontrol. Kadar P-tersedia pada perlakuan electric furnace slag cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol (Gambar 6). Kandungan P-tersedia tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8% dengan jumlah P-tersedia sebanyak 119.8 ppm dengan kenaikan sebesar 2564% dari kontrol.

23 Gambar 6. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Kadar P-Tersedia dalam Tanah 4.1.6. Kandungan Logam Berat dalam Tanah Berdasarkan hasil analisis ragam, perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan logam berat beracun dalam tanah. Pada hasil Tabel 5, dapat terlihat bahwa kandungan logam berat dalam tanah sangat rendah. Rendahnya kandungan logam berat pada tanah diduga dapat disebabkan karena naiknya ph tanah gambut. Seperti yang dinyatakan oleh Soepardi (1983), semakin meningkatnya ph tanah dapat menyebabkan unsur logam berat menjadi imobil dan kurang tersedia bagi tanaman, sehingga dengan pemberian electric furnace slag dan blast furnace slag ph tanah menjadi meningkat dan menyebabkan kandungan logam berat pada tanah menjadi imobil.

24 Tabel 5. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag,dan Unsur Mikro terhadap Kadar Logam Berat dalam Tanah Perlakuan Pb Cd Hg ppm (ppb) Kontrol 0.4 0.1 0.02 Unsur Mikro td td td EF Slag 4 % td 0.1 0.03 EF Slag 6 % 0.7 td 0.03 EF Slag 8 % 0.2 td 0.03 BF Slag 2 % 0.6 td td BF Slag 4 % 0.6 0.1 0.01 BF Slag 6 % 0.3 td td BF Slag 8 % 0.2 td td Keterangan : td = tidak terdeteksi 4.2. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Pertumbuhan Tanaman Perlakuan electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro menurut hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 12, 13 dan 14) berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman padi IR 64. Penambahan electric furnace slag dan blast furnace slag nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman yang berupa tinggi tanaman, jumlah anakan dan anakan produktif. Berdasarkan hasil uji lanjut (Tabel 6) pertumbuhan tanaman pada perlakuan electric furnace slag berbeda sangat nyata dibandingkan dengan perlakuan unsur mikro dan kontrol, serta berbeda nyata terhadap perlakuan blast furnace slag. Pada perlakuan unsur mikro dan kontrol tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik. Hal ini karena tanaman mengalami kekurangan hara dan kurangnya cahaya matahari yang digunakan untuk proses fotosintesis. Kurangnya unsur hara mennyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tanaman mati pada usia 6 MST untuk tanaman kontrol dan tanaman dengan perlakuan unsur mikro mati pada usia 11 MST, sedangkan pada perlakuan electric furnace slag dan blast furnace slag tanaman mampu tumbuh dan berproduksi, dikarenakan kandungan-kandungan unsur hara yang terdapat pada electric funace slag dan blast furnace slag mampu menambahkan ketersediaan unsur hara memperbaiki sifat kimia tanah gambut. yang dibutuhkan tanaman dan

25 Tabel 6. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan Maksimum, Jumlah Anakan Produktif, dan Bobot Jerami Perlakuan Tinggi Tanaman Jumlah Anakan Maksimum Jumlah Anakan Produktif Bobot Jerami (cm) (Batang/pot) (Batang/pot) (gram/pot) Kontrol 15.4 a 0.0 a 0.0 a - Unsur Mikro 15.8 a 0.0 a 0.0 a - EF Slag 2% 51.3 b 9.7 b 4.0 ab 5.71 EF Slag 4 % 76.5 bc 13.7 d 9.7 bc 16.66 EF Slag 6 % 84.0 bc 23.0 cd 21.3 b 44.99 EF Slag 8 % 83.7 bc 25.3 f 22.7 c 61.75 BF Slag 2 % 18.6 a 0.7 a 0.0 a 1.89 BF Slag 4 % 66.7 b 13.7 bc 4.0 ab 6.46 BF Slag 6 % 76.7 bc 15.3 cd 5.3 b 14.96 BF Slag 8 % 74.3 bc 18.3 e 4.7 ab 13.70 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT). Tinggi tanaman semakin meningkat dengan semakin tingginya dosis perlakuan yang diberikan. Secara umum penambahan electric furnace slag pada tanah terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, dan jumlah anakan produktif lebih baik daripada dengan penambahan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol (Perbandingan pertumbuhan dapat dilihat pada Gambar Lampiran 5, 6, 7, dan 8). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syhabuddin (2011), menyatakan bahwa pemberian electric furnace slag nyata meningkatkan tinggi tanaman.

26 Gambar 7. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Tinggi Tanaman Perlakuan electric furnace slag memiliki tinggi tanaman padi lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Secara umum tinggi tanaman pada perlakuan electric furnace slag lebih baik daripada perlakuan blast furnace slag. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 6 % dimana tinggi tanaman mencapai 84.0cm dengan kenaikan sebesar 445 % dari tinggi kontrol (Gambar 7). Perlakuan electric furnace slag terlihat dapat menghasilkan jumlah anakan maksimum dan jumlah anakan produktif yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang ditambahkan blast furnace slag (Gambar 8 dan 9). Jumlah anakan maksimum dan jumlah anakan produktif terbanyak terdapat pada perlakuan EF Slag 8 %.

27 Gambar 8. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Jumlah Anakan Maksimum Gambar 9. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Jumlah Anakan Produktif

28 4.3. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Produksi Tanaman Berdasarkan hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 15,16,17 dan 18), dapat terlihat bahwa pemberian electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap produksi padi. Pada hasil uji lanjut (Tabel 6) dapat dilihat bahwa tanaman dengan perlakuan electric furnace slag memiliki produksi yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Produksi tanaman padi dengan perlakuan electric furnace slag memiliki hasil lebih tinggi daripada perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Secara umum produksi tanaman meningkat seiring dengan bertambahnya dosis perlakuan yang diberikan. Bobot gabah kering panen (GKP), bobot gabah kering giling (GKG), bobot kering gabah bernas (KGB) tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8%. Pada perlakuan unsur mikro dan kontrol tanaman tidak mampu menghasilkan malai, karena tanaman mengalami kekurangan unsur hara sehingga tanaman menjadi mati pada usia tanaman 11 MST dan 6 MST. Jika dilihat dari seluruh perlakuan, pada perlakuan electric furnace slag memiliki produksi tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol, hal ini dimungkinkan karena electric furnace slag lebih mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

29 Tabel 7. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Produksi Tanaman Perlakuan Bobot GKP Bobot GKG Bobot KGB Bobot KGH.. gram/pot Kontrol 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00 a Unsur Mikro 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00 a EF slag 2% 0.70 a 0.63 a 0.02 a 0.61 a EF slag 4% 4.60 a 4.09 a 2.10 ab 2.00 a EF slag 6% 15.99 b 14.23 b 11.64 c 2.60 b EF slag 8% 19.67 b 17.51 b 14.35 c 3.16 a BF slag 2% 0.00 a 0.00 a 0.00 a 0.00a BF slag 6% 1.23 a 1.10 a 0.11 a 0.99 a BF slag 8% 0.75 a 0.67 a 0.01 a 0.66 a Keterangan : Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT). Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa perlakuan electric furnace slag dan blast furnace slag dapat meningkatkan bobot gabah kering panen (GKP). Secara keseluruhan perlakuan electric furnace slag memiliki bobot GKP dan bobot gabah kering giling lebih tinggi daripada perlakuan blast furnace slag. Bobot GKP meningkat seiring dengan penambahan dosis perlakuan. Bobot GKP tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8 %, dengan bobot gabahnya 19.67 gram / pot. Bobot kering gabah bernas tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 8 % dengan jumlah bobot gabah 15.48 gram/pot (Gambar 11). Selain itu steel slag juga mampu mengurangi persentase bobot kering gabah hampa. Persentase bobot kering gabah hampa perlakuan electric furnace slag lebih rendah daripada blast furnace slag. Persentase bobot gabah kering hampa semakin menurun sejalan dengan meningkatnya dosis perlakuan. Persentase bobot gabah kering hampa terendah terdapat pada perlakuan EF Slag 8 % yaitu sebesar 17.7 % dari bobot gabah kering giling.

30 Gambar 10. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Bobot Gabah Kering Giling Gambar 11. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Bobot Kering Gabah Bernas

31 4.4. Pengaruh Electric Furnace Slag dengan Blast Furnace Slag terhadap Kadar dan Serapan SiO 2 pada Tanaman Berdasarkan Tabel 8, kadar SiO 2 pada jerami yang tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 4 % dengan kadar SiO 2 sebesar 19.41 % dan kadar SiO 2 yang paling rendah terdapat pada BF Slag 2% yaitu sebesar 5.64 %. Jumlah serapan SiO 2 pada jerami, tertinggi terdapat pada perlakuan EF Slag 6 % yaitu sebanyak 8.59 g/pot dan serapan SiO 2 terendah terdapat pada perlakuan BF Slag 2 % yaitu sebanyak 0.05 g/pot, sedangkan pada kontrol dan unsur mikro, jumlah serapan dan kadar SiO 2 tidak diamati dikarenakan tanaman mati ketika umur 6 MST, sehingga tidak dapat dianalisis serapan dan kadar SiO 2 pada tanamannya. Peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman padi pada tanah gambut bukan hanya disebabkan oleh tingginya ketersediaan Si dalam tanah, tetapi dipengaruhi juga oleh ketersediaan unsur hara mikro dan makro, dimana mampu mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Seperti dapat dilihat pada hasil penelitian, tanaman pada perlakuan unsur mikro mampu meningkatkan ketersediaan unsur mikro Cu dan Zn, tetapi tanaman tidak mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanaman bahkan mati pada saat usia tanaman 11 MST. Pada perlakuan blast furnace slag, mampu meningkatkan ph tanah, memiliki ketersediaan Si dan Mg dalam tanah. Tanaman pada perlakuan ini dapat tumbuh dan berproduksi, akan tetapi jika dibandingkan dengan perlakuan electric furnace slag, tanaman pada perlakuan electric furnace slag memiliki pertumbuhan dan produksi yang lebih tinggi. Tingginya pertumbuhan dan produksi tanaman pada perlakuan electric furnace slag disebabkan karena pada perlakuan ini memiliki ketersediaan unsur hara P, Ca, Fe, dan Mn yang lebih tinggi. Menurut Hanafiah (2005), unsur P cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, karena posfor berfungsi terhadap ketersediaan asam nukleat, phytin, dan fofolipid yang cukup pada periode awal pertumbuhan dan berpengaruh terhadap fase primodia dan pembentukan bagian reproduktif tanaman. Posfor juga menentukan awal fase pematangan terutama untuk tanaman serealia, sehingga jika suplai P terbatas, tidak hanya akan menyebabkan

32 pertumbuhan terhambat tetapi kuantitas dan waktu panen. Unsur Si berpengaruh dalam mempercepat pertumbuhan, memperkuat batang dan akar, mempercepat pembentukan malai, serta meningkatkan jumlah bulir permalai dan jumlah gabah bernas (De Datta, 1981). Kalsium (Ca) berfungsi dalam merangsang pertumbuhan dan penyerbukan tanaman, sedangkn unsur Mn berfungsi sebagai stimulator pemecah molekul air pada fotosintesis dan sebagai komponen struktural pada sistem membran kloroplas (Hanfiah, 2005). Dengan demikian tingginya ketersediaan unsur hara (P, Fe, Ca, dan Mn) pada perlakuan electric furnace slag menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman padi varietas IR 64 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan blast furnace slag, unsur mikro dan kontrol. Tabel 8. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kadar dan Serapan SiO 2 pada Jerami Perlakuan Kadar SiO 2 Serapan SiO 2 (%) (g/pot) Kontrol - - Unsur Mikro - - EF Slag 2 % 12.46 0.99 EF Slag 4 % 19.41 3.26 EF Slag 6 % 18.81 8.59 EF Slag 8 % 8.94 6.02 BF Slag 2 % 5.64 0.05 BF Slag 4 % 7.87 0.57 BF Slag 6 % 7.44 1.09 BF Slag 8 % 5.80 0.80 4.5. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag, dan Unsur Mikro terhadap Kandungan Logam Berat dalam Beras Berdasarkan hasil analisis ( Tabel 9), kandungan logam berat timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) yang terkandung pada beras untuk perlakuan electric furnace slag dan blast furnace slag masih berada pada di bawah ambang batas maksimum kadar logam berat pada beras sesuai dengan SNI logam berat pada seleralia (Tabel Lampiran 19). Rendahnya kandungan logam berat pada beras dapat disebabkan karena kandungan logam berat pada tanah setelah

33 ditambahkan electric furnace slag dengan blast furnace slag juga sangat sedikit sehingga kandungan logam berat yang terserap oleh tanaman sedikit. Dengan demikian pemberian electric furnace slag dan blast furnace slag nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi, selain itu kandungan logam berat (Pb, Cd, dan Hg) yang terdapat dalam beras berada di bawah ambang batas maksimum cemaran kandungan logam berat dalam beras, sehingga beras aman untuk dikonsumsi. Tabel 9. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kandungan Logam Berat dalam Beras Perlakuan Pb Cd Hg.. ppm. Kontrol - - - Unsur Mikro - - - EF Slag 4 % td 0.1 td EF Slag 6 % td 0.2 td EF Slag 8 % td 0.1 td BF Slag 2 % - - - BF Slag 4 % - - - BF Slag 6 % 0.1 0.1 td BF Slag 8 % - - - td = Tidak terdeteksi