1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan teori-teori yang mendukung dalam memecahkan permasalahan yang diteliti. A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan Desember 2015. 2. Tempat Penelitian Tempat pengambilan data dilaksanakan di PT. Gelora Aksara Pratama (Percetakan Erlangga Group). B. Desain Penelitian Pendekatan kasus di PT. Gelora Aksara Pratama (Percetakan Erlangga Group) menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran perihal satu kenyataan atau menguji jalinan pada kenyataan yang sudah ada atau berlangsung. 38
39 Metode deskriptif dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian. Metode kuantitatif digunakan untuk data yang dapat diklarifikasi dalam bentuk angkaangka. Data yang bersifat kuantitatif pada penelitian deskriptif mutlak dianalisa dengan menggunakan statistik. Statistik deskripstif digunakan untuk menganalisa data yang bersifat kuantitatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan apa adanya. C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas untuk mencapai tingkat kualitas produk yang distandarkan oleh perusahaan sesuai dengan pedoman kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. 2. Pengukuran Kualitas Secara Atribut Menggunakan SPC. Pengendalian kualitas yang digunakan dalam melaksanakan pengendalian kualitas pada PT. Gelora Aksara Pratama (Percetakan Erlangga Group) dilakukan secara atribut yaitu pengukuran kualitas terhadap karakteristik produk yang tidak dapat atau sulit diukur. Karakteristik yang dimaksudkan disini adalah kualitas produk yang baik atau buruk, berhasil atau gagal. Pengukuran kualitas secara atribut dilakukan dengan menggunakan peta kendali (p-chart). Peta kendali p digunakan dalam pengendalian kualitas secara atribut yaitu untuk mengetengahkan cacat (defect) atau kecacatan
40 (defective) pada produk yang dihasilkan dan untuk mengetahui apakah masih berada dalam batas yang diisyaratkan. Tabel 3.1 Definisi dan Operasionalisasi Variabel Variabel Dimensi Indikator Skala Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas atau tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen. SPC Pengukuran kualitas terhadap karakteristik produk yang tidak dapat atau sulit diukur. Define Mendefinisikan masalah, mendefinisikan rencana tindakan dan menetapkan sasaran dan tujuan Measure Analisis dengan diagram control Analyze Mengindentifikasi penyebab dengan diagram pareto dan sebab akibat Improve Rekomendasi ulasan perbaikan Control Menjaga nilai-nilai peningkatan kualitas dan didokumentasi untuk sebagai langkah perbaikan untuk kinerja proses berikutnya Rasio Ordinal Rasio Ordinal Ordinal Ordinal
41 D. Material Produk cacat yang dihasilkan akan mengakibatkan kerugian material, mengurangi jumlah produksi, limbah produksi meningkat dan biaya untuk pengerjaan ulang. Kerugian pengerjaan ulang termasuk bahan baku atau material untuk mengolah dan mengerjakan kembali ataupun memperbaiki cacat produk akan bisa menimbulkan masalah yang semakin besar. Adapun Bahan baku atau material utama yang digunakan PT. Gelora Aksara Pratama (Percetakan Erlangga Group) untuk proses produksi diantaranya adalah: 1. Kertas. 2. Tinta cetak (CMYK) yaitu cyan, magenta, yellow, dan black. 3. Fountain atau air pembasah. 4. Pelat cetak. 5. Bahan penolong : a. Roll wash agent b. Blucherin c. Powder d. Anti skinning agent E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan data dengan mempelajari
42 dokumen-dokumen perusahaan yang terkait dengan penelitian. F. Metode Analisis Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang terdapat pada Statistical Processing Control (SPC). Adapun langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data produksi dan produk rusak (Check Sheet) Data yang diperoleh dari perusahaan terutama data produksi dan data produk rusak kemudian diolah menjadi tabel secara rapi dan terstruktur. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam memahami data tersebut hingga bisa dilakukan analisis lebih lanjut. 2. Membuat Histogram Agar mudah membaca atau menjelaskan data dengan cepat, maka data tersebut perlu untuk disajikan dalam bentuk histogram yang berupa alat penyajian data secara visual dalam bentuk grafis balok yang memperlihatkan distribusi nilai yang diperoleh dalam bentuk angka. 3. Membuat Peta Kendali P (P-chart) Dalam menganalisa data penelitian ini, digunakan peta kendali p (peta kendali proporsi kerusakan) sebagai alat untuk pengendalian proses secara statistik. Penggunaan peta kendali p ini adalah dikarenakan pengendalian kualitas yang dilakukan bersifat atribut, serta data yang diperoleh yang dijadikan sampel pengamatan tidak tetap dan produk yang mengalami kerusakan tersebut dapat diperbaiki lagi sehingga harus di tolak (reject).
43 Adapun langkah-langkah dalam membuat peta kendali p sebagai berikut : a. Menghitung berdasarkan variable X-R chart Bagan pengendalian mutu digunakan untuk pengendalian kualitas melalui penelitian atau pengujian terhadap variabel proses. Seperti waktu yang digunakan untuk memproses pengerjaan produk dan ukuran produk (diameter, panjang, berat atau isi). Kesesuaian dengan standar mutu dinilai dari dua sudut penilaian, yaitu ukuran rata-rata sampel serta daya jankauan (range) dari ukuran sample yang diteliti. Keakuratan proses dipelihara dengan mempergunakan bagan x. Sedangkan presisi ukuran produk (precise) ditelusuri melalui bagan R. Rumus-rumus berikut digunakan untuk mencari total rata-rata dan range. n i x x 1 k j x 1 x k j R R 1 dengan : n x k x untuk sampel rata - rata j i jumlah sampel j totalrata - rata Range (R) = selisih antara ukuran maksimum dengan minimum sebuah sampel.
44 Batas-batas kendali mutu utuk X-Chart: Upper Control Limit (UCL) = Lower Control Limit (LCL) = x A2 R x A2 R Batas-batas kendali mutu untuk R-Chart: UCL = D 4 R dan LCL = D 3 R b. Menghitung garis pusat / Central Line (CL) Garis pusat merupakan rata-rata kerusakan produk (ṕ) dilakukan dengan rumus: CL = ṕ = Σnp Σn Σnp Σn : Jumlah total yang rusak : Jumlah yang diperiksa c. Menghitung batas kendali atas Upper Control Limit (UCL) Untuk menghitung batas kendali atas (Upper Control Limit/UCL) dilakukan dengan rumus: UCL = ṕ + 3 ( ṕ(1 ṕ) n Keterangan : ṕ n : Rata-rata kerusakan produk : Total grup / sampel
45 d. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL) rumus: Untuk menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan LCL = ṕ 3 ( ṕ(1 ṕ) n Keterangan : ṕ n : Rata-rata kerusakan produk : Jumlah produksi Catatan: Jika LCL < 0 makal LCL dianggap 0 Apabila data yang diperoleh tidak seluruhnya berada dalam batas kendali yang ditetapkan, maka hal ini berarti data yang diambil belum seragam. Hal tersebut menyatakan bahwa pengendalian kualitas yang dilakukan PT. Gelora Aksara Pratama (Percetakan Erlangga Group) masih perlu perbaikan. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik p-chart, apabila ada titik yang berfluktuasi secara tidak beraturan yang menunjukkan bahwa proses produksi masih mengalami penyimpangan. Dengan peta kendali tersebut dapat diidentifikasi jenisjenis kerusakan dari produk yang dihasilkan. e. Kurva normal adalah kurva yang simetris, yang berarti bahwa kurva ini akan membagi luas kurva menjadi 2 bagian yang sama.seluruh luas kurva = 1 atau 100% dan rata-rata (µ) membagi luas kurva menjadi 2 bagian yang sama. Berarti luas tiap belahan adalah 50%. Setiap
46 penyimpangan rata-rata dapat ditentukan presentase terhadap seluruh luas kurva. penyimpangan ke kanan dan ke kiri : Penyimpangan 1 SD = 68,2% dari seluruh luas kurva. Penyimpangan 2 SD = 95,5% dari seluruh luas kurva. Penyimpangan 3 SD = 99,7% dari seluruh luas kurva. Proses standarisasi dapat dilakukan dengan transformasi rumus (kurva normal standar) : Z = x - µ σ x = nilai variable random µ = rata-rata distribusi σ = simpang baku Z = nilai standar, yaitu besarnya penyimpangan suatu nilai terhadap rata-rata yang dinyatakan dari unit SD. 4. Mencari Faktor penyebab yang paling dominan dengan diagram sebabakibat Setelah diketahui masalah utama yang paling dominan dengan menggunakan histogram, maka dilakukan analisa faktor kerusakan produk dengan menggunakan fishbone diagram, sehingga dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk. 5. Membuat Rekomendasi/Usulan perbaikan kualitas Setelah diketahui penyebab terjadinya kerusakan produk, maka dapat
47 disusun sebuah rekomendasi atau usulan tindakan untuk melakukan perbaikan kualitas produk. 6. Analisis Kemampuan Proses Analisis kemampuan proses merupakan kemampuan dari proses untuk menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi mutu dan sudah ditentukan. Kemampuan proses sangat berhubungan dengan variabilitas. Variabilitas dalam proses adalah ukuran keseragaman proses. Variabilitas meliputi variabilitas waktu dan variabilitas seketika yakni variabilitas yang menjadi sifat alami pada waktu tertentu. Analisis kemampuan proses dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses dapat menjaga kestabilan variabilitasnya. Hal ini berarti perusahaan harus memiliki indeks kemampuan proses yang dinyatakan dalam Cp (process capability index) minimum. Taksiran kemampuan proses mungkin dalam bentuk distribusi probabilitas yang memunyai bentuk,ukuran pemusatan,dan ukuran penyebaran tertentu.dalam suatu persoalan sudah ditentukannya hasil proses yang berdistribusi normal dengan mean dan standar deviasi, analisa kemampuan proses dapatt dilakukan tanpa melihat dan mengingat spesifikasi tetentu pada karakteristik mutu. Sebagai alternatif kita dapat menyatakan kemampuan proses sebagai persentase diluar spesifikasi. Akan tetapi spesifikasi tidak diperlukan dalam menganalisa kemampuan proses. Sehingga apabila menginginkan menggunakan batas spesifikasi, maka dimungkinkan akan memberikan hasil analisis yang berbeda. Batas spesifikasi berbeda dengan batas kendali pada bagan pengendali. Batas
48 spesifikasi muncul berdasarkan karakteristik mutu atau standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dikenal dua macam batas spesifikasi yakni batas spesifikasi atas (Upper Specification Limit) dan batas spesifikasi bawah (Lower Specification Limit). Kemampuan proses untuk bagan pengendali dapat dicari dengan rumus: USL LSL Cp 6 dengan: C p USL LSL = process capability index = Upper Specification Limit = Lower Speccification Limit = standar deviasi dengan ketentuan: C p < 1 = proses diidentifikasi tidak mencapai target atau spesifikasi C p 1 = proses memiliki kapabilitas yang memadai untuk mencapai spesifikasi yang sudah ditentukan Untuk grafik pengendali P kemampuan proses dapat dihitung dengan rumus: 1 - p dengan p = rata-rata proporsi produk yang tidak sesuai. Beberapa ketentuan dalam analisa kemampuan proses: 1. Analisa kemampuan proses hanya digunakan apabila proses telah terkendali, apabila proses tidak terkendali maka tindakan yang
49 dilakukan adalah dengan menghilangkan titik titik yang membuat pola tidak terkendali; 2. Sebelum membuat analisa kemampuan proses terlebih dahulu menanyakan spesifikasi batas batas dan batas bawah yang diinginkan oleh perusahaan; dan 3. Jika suatu proses hanya memiliki satu batas spesifikasi maka tidak perlu menetukan dua batas spesifikasi,cukup hanya menggunakan satu batas spesifikasi saja. Sering juga disebut dengan Indeks Performansi Kane (Kane Performance Index), dimana CPL adalah Lower Capability Kane dan UPL adalah Upper Capability Kane. Kapabilitas dinyatakan dengan jangkauan. CPL x LSL 3 USL x UPL 3 Dengan ketentuan: Jika CPL > 1,33 maka kemampuan proses cukup baik Jika 1 CPL 1,33 maka kemampuan proses cukup baik Jika CPL 1 maka kemampuan proses rendah.