BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut,

dokumen-dokumen yang mirip
PENGALOKASIAN PESANAN BAHAN BAKU YANG OPTIMUM PADA PT. GOLD COIN INDONESIA DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DAN GOAL PROGRAMMING

BAB I PENDAHULUAN. yang harus berkompetisi satu sama lain khususnya dalam bidang industri. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mengalami kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbaik. Produk dengan kualitas yang baik memerlukan bahan baku dengan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat. Pada jenis perusahaan manufaktur, hanya perusahaan

3.2 Objek Penelitian Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang & Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam peningkatan aliran bahan maupun informasi sehingga

Fakultas Teknik Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Network Process (FANP) pada PT Putra Gunung Kidul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process

OPTIMISASI KAPASITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PADA PT. GOLD COIN INDONESIA MEDAN-MILL

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY)

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 data statistik bahan baku aspal

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menentukan intensitas persaingan pada industri adalah daya tawar supplier.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada saat ini dunia sudah memasuki era globalisasi dan pasar bebas dimana

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan masuknya era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang

ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU TEPUNG AGAR-AGAR PADA PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANP DAN FUZZY TOPSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

PERENCANAAN PRODUKSI PAKAN TERNAK PADA PT ABC MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Pada lingkungan yang sangat kompetitif, tidak mungkin bagi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi lebih dalam teknologi informasi terutama dalam Supply Chain mereka.

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU PEWARNA KAIN DI PT KURNIA MAS TEXTILE

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan masyarakat luas mendapatkan informasi terkini,

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menginginkan keuntungan yang maksimal, oleh karena itu

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN I-1

X. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk terus-menerus mencari usaha dan cara untuk mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang industri semen, dengan kapasitas total produksi

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbitan majalah keluarga islam yang berskala nasional. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat seiring dengan berkembanganya teknologi. Dengan adanya internet,

PEMILIHAN PEMASOK COOPER ROD MENGGUNAKAN METODE ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))

BAB I PENDAHULUAN. atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (1) TIP FTP UB 2015

PEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan banyak perusahaan harus menghadapi kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, perusahaan harus senantiasa mengoptimalkan setiap kegiatan yang dilakukan, yang diawali dari kegiatan pengadaan bahan baku, proses transformasi menjadi barang setengah jadi atau barang jadi (kegiatan produksi), dan proses pendistribusiannya oleh distributor ke tangan konsumen. Proses pengadaan bahan baku merupakan proses vital pada perusahaan yang menjamin kelancaran proses produksi. Pengadaan bahan baku oleh pemasok (supplier) dilakukan oleh bagian pembelian (purchasing). Pada bagian inilah, pengeluaran untuk pembelian bahan baku dan kebutuhan lainnya pada perusahaan manufaktur dilakukan dan besarnya dapat mencapai 50%-80% dari seluruh anggaran perusahaan. 1 Pemborosan dan ketidaktelitian dalam melakukan pembelian bahan baku dan bahan lainnya, akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan yang bersangkutan. PT. Gold Coin Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi pakan ternak. Perusahaan ini menghasilkan berbagai jenis pakan yakni pakan ternak ayam, itik, babi, dan lembu yang diproduksi dalam bentuk 1 Richardus Eko Indrajit. (2005). Strategi Manajemen Pembelian dan Supply Chain Pendekatan Management Terkini untuk Menghadapi Persaingan Global. (h. 52)

mash, pellet, atau crumble. Seiring dengan permintaan pelanggan yang semakin meningkat, perusahaan ini menjalin kerjasama dengan berbagai supplier untuk memenuhi pasokan bahan baku yang dibutuhkan. Tabel 1.1. menunjukkan daftar beberapa bahan baku yang digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia beserta supplier-nya. Tabel 1.1. Daftar Supplier Bahan Baku PT. Gold Coin Indonesia No Bahan Baku Supplier Impor/ Lokal PT.Central Rezeki Agrindotama Lokal (PT. CRA) 1 Jagung Kuning PT.Serba Guna (PT. SG) Lokal PT.Agrim Indutries (PT. AI) Lokal 2 Soya Bean Meal PT.FKS Multi Agro Impor 3 Corn Gluten Meal PT.FKS Multi Agro Impor 4 Guar Meal PT.FKS Multi Agro Impor 5 Rapeseed Meal PT.FKS Multi Agro Impor Aphan Lokal 6 Dedak Padi Arifin Lokal BP (Berangkat Perangin Angin) Lokal Sumber: Bagian Purchasing PT. Gold Coin Indonesia Pada Tabel 1.1. di atas dapat dilihat bahwa dalam memenuhi jumlah pasokan bahan baku khususnya jagung kuning dan dedak padi, PT. Gold Coin Indonesia menjalin kerjasama dengan banyak supplier (multi supplier). Untuk seluruh bahan baku yang diimpor, perusahaan bekerja sama dengan PT. FKS Multi Agro (single supplier). Penggunaan sistem multi supplier perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan baku pada PT. Gold Coin Indonesia. Pada pemasok bahan baku dengan sistem multi supplier, pemilihan pemasok yang berdasarkan penawaran harga yang rendah tentu sudah tidak relevan lagi karena dapat mengabaikan kriteria-kriteria penting lainnya. Kriteria yang umumnya digunakan dalam penilaian kinerja supplier diantaranya kriteria

kualitas, pengiriman (ketepatan waktu dan jumlah pengiriman), serta kebijakan klaim dan jaminan. Akan tetapi pada sistem ini, juga mengakibatkan adanya perbedaan kinerja dari tiap supplier berdasarkan beberapa kriteria di atas. Kinerja supplier yang dimaksud disini merupakan performansi dari setiap supplier dalam proses pemenuhan kebutuhan bahan baku pada perusahaan yang dapat dinilai dari berbagai kriteria penilaian. Salah satu yang dapat dijadikan acuan dalam penilaian kinerja supplier adalah 23 Kriteria Pemilihan Supplier oleh Dickson. Terkait dengan adanya perbedaan kinerja pada sistem multi supplier, PT.Gold Coin Indonesia juga menunjukkan permasalahan tersebut. Perbedaan ini tampak dari segi kualitas bahan baku yang dihasilkan oleh tiap supplier. Perusahaan akan melakukan penolakan terhadap bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan perusahaan. Grafik persentase penolakan bahan baku pada sistem multi supplier di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut. Jumlah (ton) 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 11,34% 13,28% 9,78% Jumlah pemesanan jagung kuning Jumlah penolakan jagung kuning Jumlah pemesanan dedak padi Jumlah penolakan dedak padi 3,51% 10,8% 4,5% PT. CRA PT.SG PT. AI AP AR PB Jumlah Pemesanan 12883 12285 8571 1359 1465 1181 Penolakan Bahan Baku 1461,21 1630,98 838,40 47,72 158,21 53,77 Gambar 1.1. Perbandingan Jumlah Pemesanan dan Jumlah Penolakan Bahan Baku pada Tiap Supplier pada Tahun 2014

Penolakan bahan baku yang terjadi dapat disebabkan karena kadar air (moisture) yang tidak sesuai (>22%), kandungan jamur (aflatoxin) lebih dari 50 ppb, ataupun dikarenakan jumlah tongkol jagung yang terlalu tinggi (>2%). Perusahaan akan mengeluarkan surat penolakan bahan baku pada supplier beserta keterangan penyebab penolakan, dan pihak supplier akan melakukan pengiriman kembali bahan baku sesuai dengan jumlah bahan baku yang ditolak. Pada Gambar 1.1. di atas juga dapat dilihat bahwa jumlah pemesanan pada masing-masing supplier berbeda satu sama lain. Perbedaan ini dapat disebabkan karena kebijakan setiap supplier yang berbeda-beda misalnya dalam penentuan jumlah minimum dan maksimum pemesanan. Selain itu, faktor harga bahan baku pada tiap supplier juga menjadi pertimbangan perusahaan dalam melakukan pemesanan. 2 Penelitian terdahulu terkait pemilihan supplier dan jumlah alokasi pesanan pernah dilakukan oleh Malihe Dehghani (2013) yang menggunakan metode Fuzzy ANP dan Linear Multi Objective Programming Model pada perusahaan manufaktur yang memproduksi auto body parts hidrolik. Penggunaan kedua metode ini mengurangi resiko pembelian yang terjadi dan memaksimalkan nilai total pembelian pada perusahaan sebesar 3,9%. Perusahaan juga dapat menerapkan interaksi strategis yang tepat terkait dengan performa dari supplier bahan baku yang sangat penting. 2 Malihe, D. 2013. Employing Fuzzy ANP for Green Supplier Selection and Order Allocations: A Case Study. International Journal of Economy, Management, and Social Sciences.

3 Masoud Rezaei (2013) menerapkan metode yang mengintegrasikan Fuzzy ANP, Fuzzy VIKOR, dan Goal Programming untuk penentuan sumber bahan baku pada rantai pasokan industri pembuatan kabel. Metode ini digunakan untuk meminimalkan biaya logistik yang harus dikeluarkan dan memaksimalkan nilai pembelian. Hasil yang didapat pada penelitian ini, yakni diperoleh biaya optimal logistik yang memenuhi pencapaian kedua tujuan di atas. Analytic Network Process (ANP) merupakan metode penilaian multi kriteria yang mampu mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif sehingga nantinya dapat diperoleh total bobot penilaian kinerja supplier. Selanjutnya, digunakan metode Goal Programming untuk menentukan alokasi pembelian bahan baku yang tepat dengan tetap mempertimbangkan jumlah kebutuhan bahan baku, harga bahan baku, minimum dan maksimum order yangditetapkan oleh supplier. Sehingga integrasi dari kedua metode ini merupakan cara yang tepat untuk menjawab permasalahan pada perusahaan. 1.2. Perumusan Masalah Masalah yang terjadi yaitu adanya perbedaan pada kinerja supplier pada sistem multi supplier bahan baku jagung kuning dan dedak padi pada PT. Gold Coin Indonesia, sehingga diperlukan metode yang dapat memberikan keputusan pembelian bahan baku yang optimal berdasarkan kinerja supplier. 3 Mazoud R. 2013. Integrated Fuzzy ANP, Fuzzy VIKOR, and Goal Programming for Sourcing in A Supply Chain: A Case Study from Cable Industry.

1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh keputusan pembelian bahan baku yang optimal pada masing-masing supplier bahan baku, yakni: - Mengetahui kinerja supplier berdasarkan bobot penilaian dari setiap kriteria dengan metode Analytic Network Process (ANP). - Mengetahui alokasi pesanan bahan baku yang optimum untuk tiap supplier dengan metode Goal Programming. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kompetensi mahasiswa mengobservasi, menganalisis dan melakukan evaluasi terhadap suatu permasalahan di dalam perusahaan dengan menggunakan disiplin ilmu teknik industri. 2. Memberikan masukan berupa penilaian kinerja supplier dan alternatif alokasi pemesanan bahan baku yang optimal berdasarkan kinerja supplier guna peningkatan efisiensi biaya dan kinerja perusahaan. 3. Menjalin hubungan kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, USU.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, fokus, dan dapat mencapai tujuan, maka penelitian ini perlu dibatasi dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Bahan baku yang diteliti yakni jagung kuning lokal (corn yellow) dan dedak padi (rice bran). 2. Bahan baku yang diteliti adalah bahan baku yang berasal dari sistem multi supplier. 3. Perhitungan supermatriks pada ANP dilakukan dengan menggunakan software Super Decision. 4. Penyelesaian model goal programming dilakukan dengan menggunakan software LINDO. Asumsi yang digunakan pada penelitian ini yaitu: 1. Tidak terjadi perubahan kebijakan terkait harga, jumlah kebutuhan, dan kebijakan lainnya yang signifikan baik dari luar perusahaan maupun dari dalam selama penelitian dilakukan. 2. Perusahaan telah menjalin kerjasama cukup lama dengan pihak supplier. 3. Tidak ada supplier yang diistimewakan oleh pihak perusahaan. 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Laporan tugas akhir ini dibagi ke dalam sejumlah bab, yang isi setiap babnya adalah sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan, menjelaskan gambaran mengenai latar belakang diadakannya penelitian, perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian,

tujuan penelitian, manfaat dari penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir. Bab II, Gambaran Umum Perusahaan, menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan secara keseluruhan meliputi sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan, struktur organisasi, bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan yang digunakan, serta uraian proses produksi yang dilakukan. Bab III, Landasan Teori,menguraikan mengenai tinjauan pustaka yang berisi teori-teori mengenai bagian pembelian, tujuan pembelian bahan baku, pemilihan pemasok, Analytic Network Process (ANP), dan Goal Programming yang mendukung penelitian. Bab IV, Metodologi Penelitian, memaparkan metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi penentuan lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, variabel penelitian, instrumen penelitian, dan prosedur penelitian. Bab V, Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi data yang diperoleh dari penelitian, yakni data kriteria dan subkriteria penilaian kinerja supplier, data hubungan antar subkriteria, struktur jaringan penilaian kinerja supplier, data perbandingan berpasangan penilaian kinerja supplier, data jumlah kebutuhan bahan baku, data harga dan biaya pembelian bahan baku, data jumlah penolakan bahan baku, serta data minimum dan maksimum order pada supplier. Pengolahan data yang akan dibahas untuk pemecahan masalah adalah menghitung bobot parsial untuk pengolahan ANP, menghitung konsistensi jawaban responden, dan

menghitung jumlah alokasi pemesanan bahan baku yang sesuai dengan metode Goal Programming. Bab VI, Analisis Pemecahan Masalah, berisi analisis hasil pengolahan data ANP yang meliputi analisis hasil supermatrix ANP dan hasil pembobotan ANP, serta hasil alokasi pesanan dengan metode Goal Programming. Bab VII, Kesimpulan dan Saran, berisikesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.