BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi ini media massa semakin berkembang. Jumlah informasi

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

3. Bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Pergi kemana? どこへ行きますか

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kata bahasa sering digunakan dalam berbagai konteks

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Pengantar Belajar Bahasa Jepangi

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN)

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era informasi ini media massa semakin berkembang. Jumlah informasi yang bisa diakses pun turut bertambah, padahal tidak semua informasi sesuai dengan kebutuhan dan minat konsumen media massa. Konsumen memerlukan hal yang dapat mereka jadikan acuan untuk memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Salah satunya adalah judul. Dalam bahasa Jepang, judul artikel koran, majalah, dan media lainnya disebut dengan midashi 1. Menurut Kumada (1994, via Noguchi, 2002), midashi memiliki empat fungsi yaitu (1) membedakan artikel satu dengan lainnya, (2) merangkum dan memperkenalkan isi dari artikel, (3) menunjukkan tingkat kepentingan artikel (terutama melalui ukuran judul), dan (4) menarik pembaca agar membaca artikel. Judul harus melaksanakan fungsi-fungsi tersebut dengan batasan ruang dan batasan lainnya sehingga memunculkan ciri khas. Reah (2002:32) mengatakan bahwa penulis judul koran (headline) di Inggris menggunakan berbagai alat untuk menciptakan judul yang efektif, yaitu antara lain bunyi melalui aliterasi, homofon, dan rima; kata dan makna melalui permainan kata; sintaks melalui penggunaan struktur untuk fokus pada aspek tertentu dalam teks; serta pelesapan. Judul juga menggunakan berbagai alat kebahasaan lainnya demi menjalankan fungsinya. Fungsi-fungsi judul seperti yang disebutkan oleh Kumada akan mempengaruhi pemilihan alat kebahasaan oleh sang pembuat judul. Pembuat 1 Kamus Koujien Edisi Keenam. 2008. Jepang: Iwanami Shoten. 1

2 judul yang menentukan alat kebahasaan mana yang dapat menjalankan fungsi judul. Dari hal ini dapat diasumsikan bahwa penggunaan alat kebahasaan dalam judul dapat mencerminkan pola pikir dari pengguna. Melalui penelitian ini penulis ingin memahami penggunaan bahasa Jepang dalam judul artikel dan mengetahui apa yang dianggap menarik oleh orang Jepang. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan pola pikir orang Jepang dan penggunaan bahasa yang merefleksikan pola pikir tersebut. Data dalam penelitian ini diambil dari situs MATCHA (http://mcha.jp). MATCHA adalah majalah online yang ditujukan untuk wisatawan asing yang akan atau sedang berkunjung ke Jepang. Artikel-artikel pada situs MATCHA mengandung berbagai tema yaitu meliputi kuliner, tempat wisata, budaya pop, tips berwisata ke Jepang, dan lainnya. MATCHA diterbitkan dalam berbagai bahasa yaitu bahasa Jepang, bahasa Inggris, bahasa Korea, bahasa Cina, bahasa Cina aksara tradisional, bahasa Indonesia, bahasa Thailand, bahasa Vietnam, dan bahasa Jepang sederhana (catatan: tidak semua artikel dari situs utama berbahasa Jepang diterjemahkan ke dalam bahasa lain). Berdasarkan pengamatan penulis, judul artikel MATCHA menggunakan berbagai variasi bentuk ungkapan. Judul-judul di bawah ini menggunakan (1) bentuk ajakan, (2) bentuk pernyataan, dan (3) bentuk pertanyaan (garis bawah adalah tambahan dari penulis). にほんちゃかんしぜんあま日本のお茶はノンシュガー! 感じてみよう 自然の甘み nihon no ocha wa nonshugaa! kanjite miyou shizen no amami (MATCHA, 13 Februari 2015 http://mcha.jp/36192 diakses pada 22 Maret 2015)

3 とうきょうくうかんにほんつひごうか東京でバリのようなリゾート空間 日本に着いた日には豪華なカ あんしんやどやすプセルホテル 安心お宿 でひと休み toukyou de bari no you na rizooto kuukan. nihon ni tsuita hi ni wa gouka na kapuseru hoteru anshin oyado de hitoyasumi (MATCHA, 25 Februari 2015 http://mcha.jp/43223 diakses pada 22 Maret 2015) しょうがつにほん お正月 日本のお正月 しょうがつ りょうりりょうり料理 おせち料理 ってどんなも の? [oshougatsu] nihon no oshougatsu ryouri osechi ryouri tte donna mono? (MATCHA, 1 Januari 2015 http://mcha.jp/38468 diakses pada 22 Maret 2015) Berdasarkan contoh-contoh tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat berbagai jenis ungkapan yang digunakan dalam judul artikel MATCHA untuk menarik perhatian pembaca. Variasi tersebut merupakan alasan pemilihan MATCHA sebagai sumber data. Selain itu, MATCHA memiliki keunikan sebagai majalah wisata berbahasa Jepang yang ditujukan untuk orang asing. Judul artikel MATCHA akan diteliti dengan kajian pragmatik, khususnya dari sudut pandang fungsi tutur. Dalam penelitian ini akan dibahas variasi fungsi tutur dalam judul artikel MATCHA. Selain itu, akan dideskripsikan alasan di balik kecenderungan penggunaan fungsi tutur tertentu. 1. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apa saja fungsi tutur yang ada pada judul artikel MATCHA?

4 2. Mengapa judul artikel MATCHA lebih banyak menggunakan fungsi tutur tertentu? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan variasi fungsi tutur yang pada judul artikel MATCHA dan menjelaskan alasan penggunaan fungsi tutur tertentu dalam judul artikel MATCHA. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada judul artikel dari situs MATCHA (http://mcha.jp). Yang dijadikan sumber data adalah situs MATCHA edisi bahasa Jepang. Situs ini dijadikan sumber data karena memiliki keunikan sebagai majalah online mengenai wisata yang berbahasa Jepang dan ditujukan untuk orang asing. Selain itu, penulis merupakan salah satu staf dalam majalah ini sehingga memiliki kedekatan emosional dan akses terhadap data. Penulis membatasi objek penelitian pada judul artikel bertema kuliner. Di antara 955 artikel yang diterbitkan dalam periode 1 Februari 2014 hingga 13 September 2015, jumlah artikel bertema kuliner mencapai 121 judul (pendataan tertanggal 18 September 2015). Berdasarkan pengamatan awal, judul dari artikelartikel bertema kuliner memiliki variasi kebahasaan yang cukup banyak sehingga dianggap cocok untuk menjadi data penelitian. Judul artikel bertema kuliner yang digunakan sebagai data dibatasi menjadi 80 judul artikel yang diterbitkan pada periode satu tahun yaitu Februari 2014

5 hingga Januari 2015. Jangka waktu tersebut dipilih dengan mempertimbangkan empat musim yang ada di Jepang. Dalam satu tahun, Jepang mengalami empat musim berbeda. Tiap musim memiliki kuliner khas masing-masing. Karakteristik artikel MATCHA pun berbeda-beda sesuai dengan khas tiap musim. Oleh karena itu, jangka waktu satu tahun dipilih untuk mendapatkan data yang mewakili berbagai variasi judul artikel. 1.5. Tinjauan Pustaka Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang mengkaji judul artikel berbahasa Jepang di media internet dengan menggunakan kajian pragmatik. Penelitian yang membahas judul pada surat kabar berbahasa Jepang adalah penelitian oleh Takako Noguchi (2002). Noguchi menyatakan bahwa judul artikel pada koran berbahasa Jepang sulit dipahami bagi pembelajar bahasa Jepang karena banyak menggunakan pelesapan. Oleh karena itu, Noguchi menganalisis aturan-aturan pelesapan dan menyusun cara untuk merekonstruksi serta memahami judul artikel surat kabar berbahasa Jepang. Chieko Yuasa (2014) mengamati bahwa judul berbahasa Jepang pada Yahoo Topics berbeda dengan judul pada koran. Yahoo Topics adalah media internet yang menghubungkan pembaca dengan artikel pada situs-situs berita. Judul-judul pada Yahoo Topics relatif singkat, terdiri dari 13 15 karakter, berbeda dengan judul artikel pada situs yang dirujuk (25 karakter). Yuasa menganalisis bentukbentuk judul pada Yahoo Topics serta hubungan antara isi judul dengan tubuh artikel.

6 Berbeda dengan judul Yahoo Topics, judul artikel MATCHA relatif panjang. Seratus enam judul artikel MATCHA yang diterbitkan pada periode Oktober 2014 Maret 2015 memiliki 16 54 karakter. Jumlah karakter merupakan salah satu faktor penentu dalam penulisan judul dan berpengaruh pada ciri-ciri judul. Selain itu, judul dalam Yahoo Topics terdiri dari satu kalimat, sedangkan judul artikel MATCHA ada yang terdiri dari dua kalimat. Contohnya adalah judul di bawah ini. たのポケモンがいっぱいで楽しさもいっぱい! ポケモンセンターメガト いけぶくろとうじょうウキョーが池袋に登場! pokemon ga ippai de tanoshisa mo ippai! pokemon sentaa megatoukyoo ga ikebukuro ni toujou! (MATCHA 14 Februari 2015 http://mcha.jp/41380 diakses pada 24 Maret 2015) Data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ciri berbeda dengan data pada penelitian-penelitian yang sudah disebutkan. Selain itu, penelitian ini tidak hanya membahas struktur judul, tetapi juga dari sisi pragmatik. Penulis belum menemukan penelitian dengan data dan sudut pandang yang sama. 1.6. Landasan Teori Penelitian ini menggunakan kajian pragmatik. Ada empat hal menjadi fokus pragmatik. Yang pertama adalah makna yang diungkapkan oleh pembicara (atau penulis) dan diinterpretasikan oleh pendengar (atau pembaca). Yang kedua adalah interpretasi mengenai maksud seseorang dalam konteks tertentu dan bagaimana konteks tersebut mempengaruhi isi tuturan. Yang ketiga adalah bagaimana

7 maksud penutur disampaikan secara tersirat. Yang terakhir adalah ekspresi jarak relatif antara penutur dan penerima tuturan (Yule, 1996:3). Dalam kajiannya, studi pragmatik memiliki aspek-aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, dan tuturan sebagai produk tindak verbal (Wijana dan Rohmadi, 2009:15-17). Uchida (2013) mengatakan bahwa bahasa memiliki berbagai tujuan dan tiap tuturan umumnya memiliki makna. Bagaimana pendengar menangkap makna tersebut adalah hal yang menentukan sukses tidaknya komunikasi. Linguistik memiliki tujuan akhir untuk mendeskrispsikan bahasa (gengo kijutsu) secara komprehensif dari sisi pembicara maupun pendengar. Untuk itu, pertama-tama dibutuhkan penjelasan dari sisi masing-masing. Bila dilihat dari sisi ini, pragmatik adalah cabang ilmu yang berada pada sisi pendengar. Sebagai ekspresi bahasa, kata-kata memiliki makna dan maksud. Keduanya adalah hal yang berbeda. Untuk mencari tahu tentang keduanya diperlukan deskripsi dari sisi pendengar. Pragmatik banyak digunakan dalam mengkaji tuturan lisan, tetapi tidak tertutup kemungkinannya untuk diterapkan dalam mengkaji data tertulis. Wijana dan Rohmadi (2009:129-130) mengatakan bahwa lebih sulit untuk menafsirkan implikatur dari data tertulis dibandingkan dengan data lisan. Hal ini tidak berarti bahwa data tertulis tidak memungkinkan dikaji secara pragmatik. Hasil kajian dapat dipertanggungjawabkan selama rekonstruksi bentuk lisannya dapat dipertanggungjawabkan pula.

8 Untuk mengkaji judul artikel secara pragmatik, penulis memandangnya sebagai wacana. Dalam pengertian linguistik, wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat (Eriyanto, 2008). Sobur (2012:11) mendefinisikan wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa. Teori yang digunakan adalah teori fungsi tutur oleh Yamaoka (2008). Teori ini berfokus pada komunikasi interpersonal yang keberadaan lawan tuturnya sama pentingnya dengan penutur. Teori ini dipilih dengan mempertimbangkan salah satu fungsi judul yaitu untuk menarik pembaca. Dengan demikian, keberadaan pembaca sebagai lawan tutur patut dianggap sama dengan penulis judul atau penutur. Yamaoka (2008:2) mengatakan bahwa komunikasi interpersonal dilaksanakan dengan bahasa lisan maupun tertulis, tetapi tuturan yang bersifat meminta sesuatu lebih banyak digunakan dalam bahasa lisan sehinggga lebih menguntungkan jika fokus pada bahasa lisan dalam penyusunan teori fungsi tutur. Dengan kata lain, fokus adalah kepada komunikasi dua arah. Meskipun begitu, tidak tertutup kemungkinan bagi teori fungsi tutur Yamaoka untuk digunakan dalam analisis bahasa dalam media massa yang bersifat satu arah. Contohnya adalah analisis ungkapan dalam iklan oleh Ro (2013). Teori fungsi tutur Yamaoka diaplikasikan dengan menyeleksi konsepkonsep yang sesuai untuk media tertulis.

9 Penulis memilih konsep-konsep dari teori fungsi tutur Yamaoka yang dapat diterapkan dalam penelitian ini. Hal ini akan dibahas secara jelas dalam bab kedua. Penelitian ini menggunakan data tertulis berupa judul artikel berbahasa Jepang dalam media internet. Mengingat bahwa judul berbahasa Jepang banyak menggunakan pelesapan, penulis menggunakan aturan pelesapan pada judul yang ditulis oleh Noguchi (2002) untuk membantu analisis. 1.7. Metode Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap pemaparan hasil analisis data (Sudaryanto, 1986:57). 1. Pengumpulan data Tahap pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode pengumpulan data dengan cara menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1988:2). Metode simak diwujudkan dengan menggunakan teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap, yaitu teknik menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang (Sudaryanto, 1988:2-3). Teknik lanjutannya adalah teknik simak bebas libat cakap (SBLC). Peneliti yang menggunakan teknik simak bebas libat cakap bertindak sebagai pemerhati dan tidak berpartisipasi ketika menyimak (Sudaryanto, 1988: 3). Teknik ini digunakan karena objek penelitian berupa judul artikel dan tidak memungkinkan penulis untuk terlibat dalam penggunaan bahasa.

10 2. Analisis data Analisis data akan menggunakan aturan pelesapan judul artikel surat kabar oleh Noguchi, teori analisis wacana, dan teori fungsi tutur Yamaoka. 3. Pemaparan hasil analisis data Penyajian hasil analisis terkait dengan cara penyajian kaidah. Cara penyajian kaidah dikenal sebagai metode penyajian kaidah yang terdiri dari dua macam yaitu yang bersifat informal dan formal. Penelitian ini menggunakan metode penyajian informal yaitu perumusan dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993:144-145). 1.8. Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab pertama berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup masalah, tinjauan pustaka, kerangka berpikir, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab kedua menjelaskan tentang analisis wacana, fungsi tutur, dan aturan pelesapan dalam judul berbahasa Jepang. Bab ketiga mendeskripsikan variasi tindak tutur dalam judul MATCHA. Bab keempat mendeskripsikan alasan penggunaan fungsi tutur dalam judul artikel MATCHA. Bab terakhir berisi kesimpulan dari proses penelitian yang telah dilakukan.