BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1 menjelaskan bahwa dalam desain ekperimen menggunakan dua kelompok penelitian yaitu kelompok eksperimen (O1dan O2) dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen,

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. karena melihat keadaan dan kondisi siswa di Madrasah Tsanawiyah. dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Abung. yang terdiri atas 7 kelas berjumlah 280 siswa.

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Penelitian. Menurut Syaiful dan Aswan, metode ekperimen adalah cara penyajian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lubuk Alung. Penulis memilih

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok pertama yaitu kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberikan perlakuan, kelompok yang kedua yaitu kelompok eksperimen, kelompok inilah yang akan diberikan perlakuan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan benda kongkret dalam model pembelajaran make a match. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. 3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/ 2012. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu di SD Gugus Perkutut Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan mengambil 2 SD yaitu SD Negeri Karangtengah 01 dan SD Negeri Tlogo. 3.1.3 Prosedur Eksperimen Sesuai desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur eksperimennya yaitu sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi tes 2. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang ada 3. Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk pilihan ganda dan uraian 28

29 4. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas dan reabilitas soal 5. Melakukan tes 1 pada kedua kelompok untuk mengetahui kondisi awalnya 6. Memberi perlakuan pada siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 01 sebagai kelompok kontrol dan SD Negeri Tlogo sebagai kelompok eksperimen 7. Memberi tes 2 kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 8. Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar 9. Menyusun laporan hasil penelitian Langkah selanjutnya yaitu membuat rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang akan dilakukan yaitu, pertama kali memastikan kedua kelompok memiliki kondisi awal yang sama, dengan cara melakukan tes 1 kepada kedua kelompok. Kemudian kelompok kontrol (SD Negeri Karangtengah 01) diberikan perlakuan secara konvensional sedangkan kelompok eksperimen (SD Negeri Tlogo) diberikan perlakuan dengan model pembelajaran make a match dengan menggunakan benda kongkret. Dilakukan tes 2 untuk mengetahui hasil belajar masing-masing kelompok, kemudian dianalisis dan digunakan untuk menyusun laporan, terkait penarikan kesimpulan hasil penelitian. Secara sederhana rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini: Kondisi A w Kelompok kont rol Kelompok eksp erim Perlakuan konvensio nal Perlakuan dengan pengguna an benda kongkret pada Gbr. 3.1 Bagan Rancangan Penelitian Efektifitas Penggunaan Benda Kongkret Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Di Gugus Perkutut Tuntang Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Hasil B e l 29

30 Peneliti menggunakan Quasi Experimental Design, jenis desain yang digunakan Nonequivalent Control Group Design, karena dalam penelitian ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011:116). Nonequivalent Control Group Design merupakan salah satu desain kuasi eksperimen. Kedua kelompok tidak dipilih berdasarkan random, untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok sama (homogen) maka dilakukan tes 1, lalu diuji homogenitas berdasarkan hasil tes 1. Setelah dipastikan kedua kelompok dalam kondisi yang sama (homogen) maka diberikan perlakuan (x) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan (konvensional), dengan materi ajar yang sama. Diberikan lagi tes 2 untuk mengetahui keadaan kedua kelompok setelah diberikan perlakuan (x) kepada kelompok eksperimen dan konvensional kepada kelompok kontrol. Setelah didapatkan hasil tes 2, maka dilakukan uji terhadap hasil tes 2 (t-test), lalu dilakukan analisis untuk mengetahui keadaan kelompok setelah perlakuan serta pertimbangan untuk mengambil kesimpulan. Desain penelitian secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar di berikut ini: Gambar 3.2 Desain Eksperimen Nonequivalent Control Group Design O1 X O2 O3 04 Keterangan: X : Perlakuan (Penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran make a match) O1 : Pengukuran tes 1 hasil belajar kelompok eksperimen O2 : Pengukuran tes 2 hasil belajar kelompok eksperimen O3 : Pengukuran tes 1 hasil belajar kelompok kontrol O4 : Pengukuran tes 2 hasil belajar kelompok kontrol 30

31 3.2 Variabel Penelitian Variabel bebasnya yaitu penggunaan benda kongkret pada model make a match dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok I sebagai kelompok pemegang kartu soal, kelompok II sebagai kelompok pemegang kartu jawaban dan kelompok III sebagai penilai. b. Guru menyiapkan benda kongkret, kartu soal dan kartu jawaban. c. Setiap siswa dari kelompok I mendapatkan satu kartu soal dan setiap anggota dari kelompok II mendapatkan satu kartu jawaban. d. Kelompok I yang memegang kartu soal memikirkan jawaban sedangkan kelompok II yang memegang kartu jawaban memikirkan soal yang sesuai. e. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yangcocok dengan kartunya (soal maupun jawaban). f. Selanjutnya setelah kelompok I dan II berpasangan. Kartu yang telah dipasangkan (soal dan jawaban) diberikan kepada kelompok III untuk dikoreksi. g. Kelompok III sebagai penilai memberikan poin kepada kelomok yang benar. h. Setelah batas waktu yang ditentukan habis, kemudian ketiga kelompok bertukar peran, kelompok I menjadi penilai, kelompok II menjadi kelompok pemegang kartu soal dan kelompok III sebagai pemegang kartu jawaban. i. Selanjutnya melakukan langkah seperti di atas. j. Petukaran peran dilakukan sampai semua kelompok merasakan menjadi kelompok pemegang kartu soal, kartu jawaban dan penilai. k. Kesimpulan/ penutup. Variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent (Endang Mulyatiningsih, 2011:90). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas IV semester II tahun ajaran 2011/2012. 31

32 Hasil Belajar : besarnya skor yang diperoleh siswa kelas IV dari nilai proses (pemegang kartu soal, kartu jawaban dan penilaian) dan nilai hasil (tes formatif) pada akhir kegiatan pembelajaran. Hasil belajar : 40% nilai proses + 60% nilai hasil 3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti (Endang Mulyatiningsih, 2011:10). Populasi dalam penelitian ini yaitu SD imbas di gugus Perkutut kecamatan Tuntang kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 5 SD imbas. Data lebih rinci disajikan pada tabel berikut ini: No Tabel 3.1 Daftar Sekolah Dasar Imbas Gugus Perkutut Kabupaten Semarang Nama Sekolah 1 SD Negeri Tlogo 2 MI Watuagung 3 SD Negeri Watuagung 01 4 SD Negeri Watuagung 02 5 SD Negeri Karangtengah 01 3.3.2 Sampel Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak memakai semua SD imbas yang ada. Peneliti menggunakan cluster sampling. Cluster sampling digunakan apabila populasi sasaran eksperimen cukup luas dan peneliti berkeinginan untuk mengambil sebagian populasi (sampel) yang mewakili saja (Endang Mulyatiningsih, 2011:96). Jadi, sampel penelitian yang digunakan yaitu SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01 32

33 kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Data lebih rinci dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 3.2 Data Siswa Kelas IV SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01 Tuntang Semarang Semester II Tahun ajaran 2011/2012 Sekolah Total Perlakuan SD Negeri Tlogo 30 Kelompok Eksperimen SD Negeri Karangtengah 01 26 Kelompok Kontrol Jumlah siswa 56 3.4 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Tes Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS. Sebelum membuat instrumen pengumpulan data, maka terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen. Secara lebih jelas kisikisi instrumen dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. 2. Non tes Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala 33

34 yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu: implementasi RPP dan kegiatan siswa. a. Observasi Aktifitas Guru Dalam Pembelajaran Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran make a match, untuk melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum instrument observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi kisi instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrument observasi dalam hal ini adalah model dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran make a match dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini: Indikator Persiapan Pelaksanaan Tabel 3.3 Kisi-Kisi Observasi Implementasi RPP Untuk Aktifitas Guru Aspek yang diamati 1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa 2. Penggunaan benda kongkret dan kartu-kartu sesuai dengan materi yang akan diajarkan 3. Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan Kegiatan Awal 4. Membuka pelajaran dengan salam 5. Melakukan apersepsi dan motivasi 6. Menjelaskan tujuan pembelajaran 7. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Kegiatan Inti 34

35 Penutup 8. Membentuk tiga kelompok (kelompok pemegang soal, kelompok pemegang jawaban dan kelompok penilai). 9. Menjelaskan peran setiap kelompok dengan jelas. 10. Menjelaskan manfaat dan kegunaan benda kongkret yang telah disediakan dalam menunjang pembelajaran. 11. Sebagai fasilitator dalam kegiatan mencari pasangan 12. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa 13. Memberi kesempatan kelompok penilai untuk melaporkan hasil penilaiannya. 14. Memuji siswa yang giat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran 15. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa 16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Setelah dibuat kisi-kisi barulah dibuat instrumen observasi aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi dan rekap hasil observasi aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada lampiran 16 dan 17. b. Observasi Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas IV SD Negeri Tlogo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Sebelum dibuat instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya. Kisi-kisi observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara lebih jelas disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Kisi-Kisi Observasi Implementasi RPP Keaktifan Siswa Indikator Aspek yang diamati Persiapan 1. Siswa membawa alat tulis dan materi yang akan dipelajari 2. Siswa antusias mengikuti pembelajaran Pelaksanaan 3. Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran 35

36 Indikator Pelaksanaan Penutup 4. Siswa aktif saat kegiatan mencari kartu soal yang cocok dengan kartu jawaban. Aspek yang diamati 5. Siswa aktif saat kegiatan mencari kartu jawaban yang cocok dengan kartu soal. 6. Siswa aktif saat menjadi penilai pasangan kartu yang sesuai. 7. Siswa menyelesaikan semua peran dengan baik. 8. Siswa mampu menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Langkah berikutnya jika kisi-kisi telah selesai dibuat yaitu membuat instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi dan rekap hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19. 3.5 Uji Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto, 2001). Semakin tinggi tingkat kesukaran berarti soal itu semakin mudah, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P), dapat dihitung dengan rumus: P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah peserta didik keseluruhan atau P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar Menurut Naniek Sulistya Wardani (2009:8.7), rentang nilai tingkat kesukaran soal berkisar antara 0-1, secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini: 36

37 Tabel 3.5 Klasifikasi Nilai Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat Kesukaran 0.00 0.25 Sukar 0.26 0.75 Sedang 0.76 1.00 Mudah Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada tebel di bawah ini: Tabel 3.6 Frekuensi Tingkat Kesukaran Butir Soal Pilihan Ganda (30 soal) Kategori ekuensi (f) No item soal Sukar - - Sedang 26 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, 30 Mudah 4 5, 22, 24, 28 Dari tabel 3.6 terlihat jelas bahwa tidak ada 1 item soal yang masuk dalam kategori sukar, 26 soal termasuk dalam kategori sedang dan 4 soal termasuk dalam kategori mudah. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 11. Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi Puspendik dalam Rahma Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus: TK = Mean Skor maksimum Keterangan : TK : Tingkat kesukaran soal uraian Mean : Rata-rata skor siswa Skor Maksimum : Skor maksimum perolehan soal 37

38 Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada tebel di bawah ini: Tabel 3.7 Frekuensi Tingkat Kesukaran Butir Soal Uraian (10 soal) Kategori rekuensi (f) No item soal Sukar 1 1 Sedang 9 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 Mudah - - Dari tabel 3.7 terlihat jelas bahwa tidak ada soal yang masuk dalam kategori mudah, 9 soal termasuk dalam kategori sedang dan 1 soal termasuk dalam kategori sukar. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 11. 3.6 Uji Instrumen Penelitian 3.6.1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 2006;168; dalam Dwinanto, 2011:34) Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Suharsimi, 2009: 69; dalam Dwinanto; 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Keterangan: rxy = koefisien korelasi pearson x = variabel bebas 38

39 y n = variabel terikat = jumlah data Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 19.0. Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Naniek Sulistya Wardani (2009:8.12) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak, dengan rentang indeks validitas sebagai berikut: Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Validitas No Indeks Interprestasi 1 0.81-1.00 Sangat tinggi 2 0.61-0.80 Tinggi 3 0.41-0.60 Cukup 4 0.21-0.40 Rendah 5 0.00-0.20 Sangat rendah Instrumen soal tes yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di SD Negeri Karanganyar 01 kecamatan Tuntang kabupaten Semarang pada tanggal 24 maret 2012. Setelah uji coba dilakukan, kemudian dilakukan uji validitas instrumen. Dari 30 item soal pilihan ganda dan 10 soal uraian, setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan SPSS 19,0 diketahui dari 30 item soal pilihan ganda terdapat 5 soal yang tidak valid terdapat pada item soal nomor 2, 9, 14, 27, dan 29. Kemudian dari 25 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi, ternyata semua item soal tetap valid. Dari 25 item soal pilihan ganda yang valid, semuanya digunakan untuk instrumen penelitian. Selain item soal pilihan ganda terdapat juga item soal uraian. Uji validitas soal juga dilakukan terhadap soal uraian. Dari 10 item soal uraian, 39

40 setelah dilakukan uji validitas maka diketahui bahwa ada 2 item soal yang tidak valid yaitu instrumen nomor 3, 8. Kemudian dari 8 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi, ternyata terdapat 1 soal yang tidak valid yaitu instrumen nomor 2. Dari 7 item soal uraian yang valid, kemudian dilakukan uji validitas lagi, ternyata semua item soal tetap valid. Dari 7 item soal yang sudah valid hanya 5 soal yang digunakan untuk instrumen penelitian. Instrumen penelitian sebanyak 30 soal terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Karena seluruh item sudah valid maka item soal sudah bisa digunakan untuk instrumen penelitian. Hasil uji validitas secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9 dan 10. 3.6.2 Uji Reliabilitas Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono, 2006:282) adalah: Keterangan : : koefisien realibilitas alpha k : mean kuadrat antara subyek : mean kuadrat kesalahan : varians total Koefisien reliabilitas selalu berada dalam rentangan 0-1 yang menunjuk pada prosentase varian error dengan sumber variasi yang berbeda. Untuk mengetahui reliabilitas skor tes dalam penelitian ini 40

41 menggunakan SPSS 19.0. Berikut tabel rentang indeks reliabilitas menurut Naniek Sulistya Wardani (2009:8.14): Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Reliabilitas No Indeks Interprestasi 1 0.80-1.00 Sangat reliabel 2 < 0.80-0.60 Reliabe reliabel 3 < 0.60-0.40 Cukup reliabel 4 < 0.40-0.20 Agak R reliabel 5 < 0.20 Kurang reliabel Hasil uji reliabilitas instrumen soal tes dengan bantuan SPSS 19,0 diperoleh hasil untuk uji validitas pertama item soal pilihan ganda sebanyak 30 soal, tingkat reliabilitasnya sebesar 0,871 dengan interprestasi sangat reliabel, kemudian setelah dilakukan uji reliabilitas lagi terhadap 25 soal yang sudah valid, reliabilitasnya sedikit meningkat dengan angka 0,889 maka interprestasinya sangat reliabel. Uji reliabilitas juga dilakukan pada item soal uraian. Item soal uraian berjumlah 10. Dari hasil uji validitas pertama terhadap 10 item soal uraian, angka reliabilitasnya 0,612 dengan interprestasi reliabel. Setelah dilakukan uji validitas kedua terhadap 8 item soal uraian yang sudah valid, angka reliabilitas meningkat menjadi 0,739 dengan interprestasi reliabel. Dari hasil uji reliabilitas dengan interprestasi bahwa item soal sudah reliabel, maka item soal sudah layak digunakan untuk instrumen penelitian, baik instrumen soal pilihan ganda maupun item soal uraian. Hasil uji reliabilitas secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9 dan 10. 3.6.3 Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah varians-varians tersebut homogen atau tidak. Kedua kelompok dikatakan homogen jika nilai signifikansi > 0.05. Rumus uji homogenitas adalah sebagai berikut: 41

42 S 2 = Keterangan: = jumlah siswa tiap kelompok = varians tiap kelompok Kaidah uji homogenitas, jika F hitung < F tabel dan p > 0,05 ( 5 %) maka hubungan kedua variabel dinyatakan homogen, sebaliknya jika F hitung > F tabel dan p < 0,05 ( 5%) maka tidak homogen. Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 19.0. Metode pengambilan keputusan pada uji homogenitas menurut Duwi Priyatno (2010;99) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima (varian sama) dan jika signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak (varian berbeda). Dari data nilai hasil tes homogenitas (tes 1) antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini. Hasil Uji Homogenitas Tes 1 1 Test of Homogeneity of Variances ene Statistic df1 df2 Sig. 1,291 1 54,261 Hasil uji homogenitas yang diperoleh melalui perhitungan SPSS diketahui bahwa angka signifikansi dari hasil uji homogenitas tes 1 antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mencapai 0,261. Hal ini berarti kedua kelompok homogen atau dalam kata lain kedua kelompok dalam keadaan yang sama jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok homogen karena 0,261 > 0,05. 42

43 3.7 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent Control Group Design, maka analisis data yang tepat adalah menggunakan independent sample t-tes. Menguji signifikasi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Data yang terkumpul dari hasil terakhir pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji perbedaan rata-rata dipakai Uji t yang dilakukan dengan bantuan SPSS 19.0. Sebelum melakukan uji t dipastikan nilai dalam kondisi berdistribusi normal. Rumus statistik untuk menghitung t-tes, sebagai berikut: Keterangan: t = t hitung = variansi kelompok eksperimen = variansi kelompok kontrol = jumlah kelompok eksperimen = jumlah kelompok kontrol = mean nilai tes akhir kelompok eksperimen = mean nilai tes akhir kelompok kontrol 43