BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi. Program Studi Komputerisasi Akuntansi. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2003/2004

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT. JATI DHARMA INDAH PLYWOOD INDUSTRIES SKRIPSI. oleh.

BAB 2 LANDASAN TEORI. lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Jurusan Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2007/008

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT. SIAGA RATINDOTAMA. Fiona Kohan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten et al (2004, p12), Information system is an arrangement of

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 2. Landasan Teori

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA LPP TVRI SKRIPSI. oleh Cita Radita Artati

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. oleh. Marius

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI. Oleh Imam Ashyri

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN MATERIAL PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi-Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2004/2005

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG

BAB 4 PERANCANGAN USULAN SISTEM PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PT BINTANG TOEDJOE. 4.1 Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas Usulan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERS EDIAAN, PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT.METALINDO GUNATAMA SKRIPSI. Oleh.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi. diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN. penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. NIAGATAMA CEMERLANG SKRIPSI. Oleh.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PEROLEHAN PT. TIRTAKENCANA TATAWARNA SKRIPSI. oleh Yeni Sopiah

BAB II LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall (2001, p5) Sistem adalah sekelompok dua atau lebih

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS KREDIT PINJAMAN. Perancangan system informasi akuntansi siklus kredit pinjaman akan dimulai

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. ANEKA BAUT ERIC NIM :

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut O`Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok komponen yang

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Gambar 4.77 Window Input Pembayaran Pinjaman Darurat dan Terencana

Gambar Surat Permintaan Spare part

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG SKRIPSI. oleh : Raymondus Robinlius

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Jenis-jenis Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p4), sistem informasi terdiri dari beberapa jenis, sebagai berikut : 1. Sistem Pengolahan Data Elektronik (EDP), yaitu pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan pengolahan data transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. 2. Sistem Pengolahan Data (DP), mempunyai arti yang sama dengan istilah EDP. 3. Sistem Informasi Manajemen (MIS), yaitu penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer. 4. Sistem Pendukung Keputusan (DSS), yaitu data diproses ke dalam format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. 5. Sistem Pakar (ES), yaitu sistem informasi berbasis pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti seorang konsultan ahli bagi pemakainya. 6. Sistem Informasi Eksekutif (EIS), yaitu dibuat bagi kebutuhan informasi strategik manajemen tingkat puncak. 7. Sistem Informasi Akuntansi (AIS), yaitu sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi.

8 2.1.2 Definisi Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson, Cerullo, Raval, Wong-On-Wing (2000, p7), sistem informasi akuntansi merupakan kesatuan terstruktur dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk mengubah data-data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai yang beragam. Menurut Mcleod dan Schell (2001, p219), pemrosesan data perusahaan dilakukan oleh suatu sistem informasi akuntansi dengan mengumpulkan data yang menggambarkan aktivitas perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan membuat informasi tersedia bagi pemakai yang berada di dalam maupun di luar perusahaan. Menurut Horngren, Harrison, Bamber (2002,p5), menjelaskan bahwa akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk melakukan penilaian atas suatu proses bisnis, menyampaikan dalam sebuah laporan untuk dapat dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan pengambilan keputusan. Jadi kesimpulannya, sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis dari sistem informasi yang berbasis komputer yang diperlukan oleh perusahaan dalam memproses transaksi bisnisnya sehari-hari untuk menghasilkan informasi akuntansi serta informasi-informasi lainnya mengenai proses bisnis perusahaan, yang diperlukan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan.

9 2.2 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Utang Usaha 2.2.1 Proses Bisnis Terkait Menurut Rama dan Jones (2006, p18), proses bisnis merupakan urutan aktivitas yang dijalankan perusahaan untuk memperoleh, memproduksi, dan menjual barang dan jasa. Proses bisnis tersebut dapat dikelompokan ke dalam tiga siklus transaksi utama, yaitu : 1. Siklus perolehan (pembelian), meliputi proses pembelian barang dan jasa. 2. Siklus konversi, meliputi proses untuk mengubah sumber daya yang diperoleh menjadi barang dan jasa. 3. Siklus pendapatan, meliputi proses penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan. Menurut Wilkinson et. al (2000, p45), proses bisnis suatu perusahaan dikelompokan menjadi lima siklus transaksi, yaitu : 1. General ledger and reporting cycle (siklus jurnal umum dan laporan keuangan), meliputi pencatatan jurnal umum dan laporan keuangan. 2. Revenue cycle (siklus pendapatan), meliputi penjualan dan penerimaan kas. 3. Expenditure cycle (siklus pengeluaran), meliputi pembelian dan pengeluaran kas. 4. Conversion cycle (siklus konversi), meliputi proses pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa. 5. Human resource management cycle (siklus manajemen sumber daya manusia), meliputi perekrutan dan pembayaran tenaga kerja.

10 Dalam siklus pengeluaran, pemrosesan data dilakukan dengan dua sistem, yaitu purchasing and payables processing system dan cash disbursement processing system. Ada tiga proses utama dalam purchasing and payables processing system, yaitu : 1. Prosedur pembelian Bagian pembelian menerima daftar permintaan pembelian dari bagian persediaan, kemudian memproses daftar permintaan pembelian tersebut, dan selanjutnya mempersiapkan order pembelian. 2. Prosedur penerimaan Bagian penerimaan menerima barang dari pemasok dan mengecek barang yang diterima apakah sesuai dengan order, jika terjadi ketidaksesuaian barang yang diterima baik disebabkan karena kerusakan atau ada sebagian barang yang kualitasnya kurang baik, maka perusahaan dapat mengajukan retur pembelian setelah ada kesepakatan antara kedua belah pihak. Selanjutnya membuat laporan penerimaan barang. 3. Prosedur utang usaha Bagian utang menerima faktur dari pemasok dan kemudian mengecek faktur apakah sesuai dengan order dan barang yang diterima. Kemudian mencatat utang yang terjadi dan mempersiapkan bukti pengeluaran kas untuk pelunasan utang kepada pemasok. Menurut Romney dan Steinbart (2003, p426), ada dua metode pelunasan utang yang digunakan oleh perusahaan, yaitu : a. NonVoucher system, merupakan mekanisme pelunasan utang usaha di mana satu bukti kas keluar untuk mencatat satu pelunasan utang usaha kepada pemasok. Kelemahannya adalah perusahaan harus membuat banyak cek dan bukti kas keluar untuk setiap pelunasan.

11 b. Voucher system atau disbursement voucher, di mana satu bukti kas keluar digunakan untuk membayar beberapa tagihan dari satu pemasok yang sama. Keunggulan sistem ini adalah perusahaan cukup membuat satu cek untuk membayar beberapa tagihan sekaligus, memudahkan pelacakan atas pelunasan (prenumbered system), dan proses validasi yang cepat. 2.2.2 Fungsi Terkait Menurut Wilkinson et. al (2000, p470), tanggung jawab dalam siklus pengeluaran biasanya di bawah pimpinan fungsi inventory management/logistics dan fungsi finance/accounting, seperti yang terlihat dalam Gambar 2.1 berikut ini :

12 Logistics Finance/Accounting Vice-president, logistics Vice-president, finance Purchasing Receiving Inventory stores Production Budgeting and cash planning Inventory control Accounts payable Cash disbursements General ledger Recognize need for goods or services Place order Receive and store goods Determine validity of payment obligation Make cash disbursement Maintain accounts payable Post transactions and prepare financial report Sumber : Wilkinson et. al (2000, p471) Gambar 2.1 Fungsi terkait dalam siklus pengeluaran 1. Inventory management/logistics Memiliki tanggung jawab untuk mengelola persediaan, dan dalam siklus pengeluaran inventory management mencakup : a. Fungsi pembelian, yaitu bertanggung jawab untuk memilih pemasok dan memastikan barang yang akan dibeli.

13 b. Fungsi penerimaan, yaitu bertanggung jawab untuk menerima barang yang dipesan, memeriksa kuantitas dan kondisi barang dan memindahkan barang ke tempat penyimpanan. c. Fungsi penyimpanan persediaan, yaitu bertanggung jawab untuk menjaga barang dari pencurian, kehilangan, dan kerusakan, serta menyiapkan barang jika dibutuhkan. 2. Finance/Accounting Memiliki tanggung jawab yang berhubungan dengan data keuangan, informasi, perencanaan dan pengendalian atas sumber daya. Untuk siklus pengeluaran, finance/accounting mencakup : a. Fungsi pengeluaran kas, yaitu bertanggung jawab untuk menyiapkan cek untuk pengeluaran dan memelihara data-data yang berhubungan dengan pengeluaran kas. b. Fungsi pengendalian persediaan, yaitu bertanggung jawab untuk memelihara data-data persediaan dan mengajukan permintaan pembelian. c. Fungsi utang usaha, yaitu bertanggung jawab untuk memelihara data-data utang pemasok dan menyetujui faktur pemasok untuk pembayaran. d. Fungsi jurnal umum, yaitu bertanggung jawab untuk memelihara akunakun aset, ekuitas, beban dan pendapatan. 2.2.3 Dokumen Terkait Menurut Wilkinson et. al (2000, p472), dokumen-dokumen yang digunakan dalam siklus pengeluaran, yaitu : 1. Purchase requisition : daftar permintaan pembelian barang atau jasa.

14 2. Purchase order : pesanan pembelian barang atau jasa berdasarkan purchase requisition yang telah disetujui. 3. Receiving report : laporan penerimaan barang. 4. Supplier s (vendor) invoice : faktur tagihan dari pemasok atas pembelian barang atau jasa. 5. Disbursement voucher : bukti pengeluaran kas untuk pelunasan utang kepada pemasok. 6. Disbursement check : dokumen akhir untuk melakukan pembayaran kepada pemasok. 7. Debit memorandum : dokumen atas retur pembelian. 8. New supplier (vendor) form : formulir yang digunakan untuk menyeleksi pemasok baru yang menampilkan data harga, tipe produk yang disediakan, pengalaman, credit standing, dan referensi. 9. Request for proposal (or quotation) : formulir yang digunakan untuk prosedur tawar-menawar, menampilkan produk yang dibutuhkan dan perbandingan harga. 2.2.4 Tujuan Siklus Pengeluaran Menurut Wilkinson et. al (2000, p469), tujuan siklus pengeluaran yaitu : 1. Menjamin bahwa barang dan jasa dipesan sesuai dengan kebutuhan. 2. Menerima barang yang dipesan dan memeriksa kondisi barang tersebut. 3. Menjaga atau menyimpan barang sampai dibutuhkan. 4. Menentukan bahwa faktur atas barang dan jasa adalah benar. 5. Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran (perolehan) dengan tepat dan akurat.

15 6. Memposting obligasi dan pengeluaran kas ke dalam akun pemasok dalam utang usaha. 7. Menjamin bahwa semua pengeluaran kas telah diotorisasi sebagaimana mestinya. 8. Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran kas dengan tepat dan akurat. 2.3 Sistem Pengendalian Internal 2.3.1 Definisi Sistem Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones (2006, p103), pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh suatu dewan pengurus entitas dari direktur, manajemen dan personel lainnya, yang dirancang untuk menyediakan jaminan yang layak berkenaan dengan pencapaian tujuan dengan kategori sebagai berikut : efektivitas dan efisiensi operasi, reliabilitas laporan keuangan, dan pemenuhan atas hukum dan peraturan yang digunakan. Menurut Romney dan Steinbart (2003, p195), pengendalian internal merupakan rencana organisasi dan metode bisnis yang digunakan untuk melindungi aset, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat diandalkan, mengembangkan dan meningkatkan efisiensi operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Jadi kesimpulannya, sistem pengendalian internal merupakan suatu sistem yang dibuat dalam organisasi atau perusahaan untuk menjamin dan memastikan bahwa aset terlindungi dengan baik, informasi yang dihasilkan juga akurat dan dapat diandalkan, efektivitas dan efisiensi dalam operasi, serta kebijakan, hukum dan peraturan yang ada dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya.

16 2.3.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization) dalam buku Wilkinson et. al (2000, p234), pengendalian internal memiliki tiga tujuan utama, yaitu : 1. Efektivitas dan efisisensi operasi. Memelihara kinerja dan profitabilitas yang dicapai, serta melindungi aset. 2. Kehandalan laporan keuangan. Menjamin atau memastikan persiapan laporan keuangan yang dapat dipercaya. 3. Dipatuhinya hukum dan peraturan yang ada. Pemenuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku. 2.3.3 Komponen Sistem Pengendalian Internal Dalam buku Rama dan Jones (2006, p105), COSO report mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan pengendalian internal, yaitu : 1. Control environment Berhubungan dengan beberapa faktor yang disusun organisasi untuk mengontrol kesadaran para karyawannya. Faktor tersebut berhubungan dengan integritas, nilai etika, filosofi manajemen dan operating style. Hal ini juga termasuk cara manajemen menetapkan otoritas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan sumber daya manusia, serta perhatian dan petunjuk dari board of directors. 2. Risk assessment Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap resiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan pengendalian internal.

17 3. Control activities Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan organisasi untuk menangani resiko. Control activities mencakup : a. Performance review, kegiatan yang berhubungan dengan analisis terhadap kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil yang didapat dengan anggaran, standar perhitungan dan data pada periode sebelumnya. b. Segregation of duties, terdiri dari penetapan tanggung jawab untuk mengotorisasi transaksi, melakukan transaksi, mencatat transaksi, dan menjaga aset yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda. c. Application controls, berhubungan dengan aplikasi sistem informasi akuntansi. d. General control, pengawasan yang lebih luas yang berhubungan dengan berbagai aplikasi. 4. Information and communication Sistem informasi dalam perusahaan merupakan kumpulan prosedur (manual dan otomatis) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses dan melaporkan kejadian atas proses-proses yang terjadi dalam organisasi. Dan komunikasi berhubungan dengan menyediakan pemahaman atas peraturan dan tanggung jawab individu. 5. Monitoring Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian internal organisasi berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

18 2.3.4 Prosedur Pengendalian Pembelian Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p213), terdapat lima prosedur atas pengendalian internal, yaitu : 1. Otorisasi Setiap transaksi pada sistem harus diotorisasi dengan semestinya untuk mengurangi resiko penyalahgunaan. Otorisasi dapat diberikan dalam bentuk umum dan khusus. Secara umum, otorisasi dilakukan misalnya dengan membuat kebijaksanaan mengenai harga barang yang akan dijual dan berapa maksimum jumlah kredit yang diberikan. Sedangkan pada otorisasi khusus biasanya diberikan manajemen pada beberapa transaksi tertentu. Pihak yang memiliki wewenang dalam memberikan otorisasi adalah pejabat yang memiliki posisi berhubungan dengan sifat maupun makna transaksi yang bersangkutan. 2. Dokumentasi yang memadai Dokumen berfungsi sebagai penerus informasi di lingkungan organisasi atau di antara organisasi yang berbeda. Beberapa prinsip dalam penggunaan dokumen adalah sebagai berikut : a. Diberikan nomor urut tercetak, agar dapat memudahkan dalam pelacakan di masa depan. b. Dokumen dibuat sederhana agar dapat mudah dimengerti. c. Memuat data yang lengkap sesuai kebutuhan d. Dibuat pada saat transaksi tertentu 3. Pengamanan fisik Pengamanan fisik sangat penting, terutama dalam hal pengamanan harta perusahaan.

19 4. Pemisahan tugas dan fungsi Dalam merancang organisasi perusahaan, perlu diperhatikan pertimbanganpertimbangan sistem pengendalian internal sebagai berikut : a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap unit organisasi. d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. 5. Verifikasi secara independen Merupakan pengujian kecermatan data transaksi dengan pengecakan ulang yang dilakukan pihak lain. Menurut Romney dan Steinbart (2003, p435), terdapat beberapa ancaman dalam kegiatan pembelian dan prosedur pengendalian untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut, seperti yang terlihat pada Tabel 2.1 berikut ini : Process / Activity Pemesanan Barang : Threat Applicable Control Procedures 1. Mencegah kekurangan dan atau kelebihan stok 2. Permintaan item atau barang yang tidak diperlukan Sistem pengawasan persediaan, catatan persediaan perpetual, teknologi barcode, perhitungan fisik persediaan secara periodik Catatan persediaan perpetual yang tepat, persetujuan permintaan pembelian

20 3. Pembelian barang pada saat inflasi 4. Pembelian barang dengan kualitas yang rendah Membuat penawaran bersaing, menggunakan pemasok yang telah disetujui, persetujuan order pembelian, pengendalian anggaran Menggunakan pemasok yang telah disetujui, persetujuan pesanan pembelian, mengawasi kinerja pemasok, pengendalian anggaran 5. Pembelian barang dari pemasok yang tidak terotorisasi Persetujuan pesanan pembelian, membatasi akses terhadap master file pemasok 6. kickback Kebijakan, karyawan bagian pembelian mengungkapkan adanya minat dalam hal keuangan dengan pemasok, audit pemasok Penerimaan dan penyimpanan barang : 7. Menerima barang yang tidak dipesan 8. Membuat kesalahan dalam perhitungan Bagian penerimaan memverifikasi keberadaan pesanan pembelian yang sah Menggunakan teknologi barcode, dokumen kinerja karyawan, insentif untuk perhitungan yang benar 9. Pencurian persediaan Pembatasan akses fisik, perhitungan fisik secara periodik dan rekonsiliasi perhitungan fisik dengan catatan, dokumentasikan seluruh catatan mutasi persediaan Persetujuan dan penyimpanan barang : 10. Kegagalan untuk mengetahui kesalahan tagihan pemasok 11. Membayar barang yang tidak diterima 12. Kegagalan untuk mengambil diskon pembelian yang tersedia 13. Membayar tagihan yang sama 14. Pencatatan dan posting kesalahan dalam utang Pengecekan ulang terhadap ketepatan tagihan, pelatihan staf utang usaha Hanya membayar tagihan yang didukung oleh laporan penerimaan, pengendalian anggaran Pengarsipan yang baik, anggaran arus kas Hanya membayar tagihan yang dilampiri voucher, pengendalian akses terhadap master file pemasok Pengendalian entry data dan edit data

21 15. Perlakuan yang salah terhadap kas, cek Membatasi akses terhadap cek kosong, memeriksa mesin signing dan terminal EFT, pemisahan tugas antara bagian utang usaha dan kasir, rekonsiliasi akun bank dengan seseorang yang independen terhadap proses pengeluaran kas, memeriksa ukuran perlindungan termasuk pembayaran positif Pengendalian umum : 16. Kehilangan data Rencana back-up dan pemulihan dari bencana, pengendalian akses secara fisik dan logik Sumber : Romney dan Steinbart (2003, p435) Tabel 2.1 Ancaman dan prosedur pengendalian dalam kegiatan pembelian 2.4 Konsep Object Oriented Analysis and Design Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2001, p646), teknik object oriented analysis digunakan untuk mempelajari suatu objek untuk melihat apakah dapat digunakan kembali atau diadaptasi dengan penggunaan baru, dan untuk menjelaskan objek yang baru dimodifikasi akan digabungkan dengan objek yang telah ada ke dalam aplikasi komponen bisnis yang bermanfaat. Menurut Mathiassen et. al (2000, p12), object oriented analysis and design merupakan kumpulan dari pedoman umum untuk melakukan analisis dan desain. Object oriented analysis and design mencerminkan empat perspektif pokok pada suatu sistem dan konteksnya, yaitu kandungan informasi dari sistem, bagaimana sistem akan digunakan, sistem sebagai keseluruhan atau satu kesatuan, dan komponen-komponen

22 sistem. Keempat perspektif tersebut dihubungkan dengan empat aktivitas utama object oriented analysis and design, yaitu problem-domain analysis, application-domain analysis, architectural design, dan component design secara berturut-turut seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 berikut ini : Problemdomain analysis Requirements for use Applicationdomain analysis Model Component design Specifications of component Specification of architecture Architectural design Sumber : Mathiassen et. al (2000, p15) Gambar 2.2 Aktivitas utama dalam object oriented analysis and design 2.4.1 System Definition Menurut Mathiassen et. al (2000, p23) : System Definition : a concise description of a computerized system expressed in natural language. System definition merupakan gambaran singkat dari sistem yang ada, suatu definisi sistem.

23 2.4.2 FACTOR Criterion Menurut Mathiassen et. al (2000, p39) : Functionality : Sistem functions yang mendukung tugas-tugas dalam application-domain. Application-domain : Bagian dari organisasi yang mengurus, memonitor atau mengontrol problem-domain. Conditions : Kondisi atau situasi di mana sistem akan dikembangkan dan digunakan. Technology Objects Responsibility : Teknologi yang digunakan. : Main objects dalam problem-domain. : Tanggung jawab sistem keseluruhan dalam hubungan dengan konteksnya. 2.4.3 Rich Picture Menurut Mathiassen et. al (2000, p26) : Rich Picture : an informal drawing that presents the illustrator s understanding of a situation. Dengan rich picture dapat melihat overview dari situasi yang ada dalam sistem dengan cepat dan dapat melihat aspek-aspek penting berdasarkan situasi tersebut. Digunakan pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Dapat digunakan juga sebagai alat untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem. Dan agar dapat menggambarkan situasi yang ada, terlebih dahulu pengembang sistem dapat mengunjungi perusahaan untuk melihat bagaimana perusahaan beroperasi,

24 berbicara dengan banyak orang untuk mengetahui apa yang terjadi atau seharusnya terjadi, dan mungkin melakukan beberapa wawancara formal. 2.4.4 Problem-Domain Analysis Menurut Mathiassen et. al (2000, p45-48) : Problem domain : that part of a context that is administrated, monitored or controlled by a system. Tujuan dari analisis problem-domain adalah untuk mengidentifikasi dan membuat model suatu problem-domain. Ada tiga aktivitas utama yang dilakukan pada analisis problem-domain, seperti yang terlihat pada Tabel 2.2 berikut ini : Activity Content Concepts Classes Object dan event mana saja Class, object, event yang merupakan bagian dari problem domain? Structure Bagaimana Class dan object secara konseptual dihubungkan? Generalization, aggregation, association, cluster Behavior Properti dinamis apa yang dimiliki oleh object? Event trace, behavioral pattern, attribute Sumber : Mathiassen et. al (2000, p48) Tabel 2.2 Aktivitas dalam problem-domain analysis 2.4.4.1 Classes Menurut Mathiassen et. al (2000, p49-55), dalam aktivitas ini akan mengklasifikasikan object-object dan event-event yang akan menjadi bagian dari problem-domain.

25 Konsepnya : Object : Kesatuan dengan identity, state dan behavior. Event : Suatu peristiwa atau kejadian yang secara seketika menyertakan satu atau lebih object-object. Class : Deskripsi dari kumpulan object-object yang memiliki structure, behavioral pattern dan attribute yang bersamaan. Hasil dari aktivitas class adalah sebuah event table. 2.4.4.2 Structure Menurut Mathiassen et. al (2000, p69-79), dalam aktivitas ini akan menggambarkan hubungan struktural dalam problem-domain, baik statis, struktur abstrak antar class, dan dinamis, struktur konkrit antar object. Hasil dari aktivitas struktur adalah sebuah class diagram, dimana class diagram menggambarkan kumpulan dari class-class dan merupakan hubungan yang terstruktur. Ada dua tipe struktur, yaitu : 1. Struktur antar class Generalization : Suatu general class (super class) yang menjelaskan properti pada suatu grup specialized classes (subclasses). Cluster : Kumpulan class-class yang saling berhubungan. Hubungan dalam generalization dapat dikatakan sebagai hubungan is-a, di mana berarti subclass mempunyai attribute dan operation yang sama dengan super class. Dan cluster digambarkan dengan notasi file folder yang di dalamnya terdapat kumpulan class yang saling berhubungan.

26 2. Struktur antar object Aggregation : Suatu superior object (keseluruhan) yang mengandung beberapa object (sebagian). Association : Relasi yang penting antar sejumlah object. Hubungan aggregation dirumuskan sebagai hubungan has-a atau is-partof. Ada tiga tipe struktur aggregation, yaitu : a. Whole-part, di mana whole (keseluruhan) adalah jumlah dari part (sebagian), jika dilakukan penambahan atau penghapusan sebagian, maka akan mengubah keseluruhannya. b. Container-content, di mana whole (keseluruhan) adalah container bagi part (sebagian), jika dilakukan penambahan atau penghapusan sebagian, tidak akan mengubah keseluruhannya. c. Union-member, whole (keseluruhan) adalah part (sebagian) yang terorganisasi. Tidak akan terjadi perubahan pada keseluruhannya jika dilakukan penambahan atau penghapusan sebagian, tetapi ada batasannya. Hubungan association digambarkan sebagai garis yang menghubungkan class-class yang relevan. Hubungan antar class pada aggregation mempunyai hubungan yang kuat sedangkan association tidak. Dan aggregation melukiskan hubungan yang tetap, sedangkan association melukiskan hubungan yang tidak tetap.

27 2.4.4.3 Behavior Menurut Mathiassen et. al (2000, p89-95), dalam aktivitas ini akan menggambarkan properties dan attributes yang dinamis untuk setiap class yang dipilih. Hasil dari kegiatan behavior adalah sebuah statechart diagram. Konsepnya : Event trace Behavioral pattern : Kumpulan kejadian yang melibatkan object spesifik. : Deskripsi dari event trace yang mungkin untuk semua object dalam suatu class. Attribute : Deskripsi properti dari suatu class atau event. Ada tiga jenis notasi untuk behavioral pattern, yaitu : 1. Sequence, di mana sekumpulan event muncul satu persatu. 2. Selection, di mana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul. 3. Iteration, di mana sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali. 2.4.5 Application-Domain Analysis Menurut Mathiassen et. al (2000, p115-117) : Application domain : the organization that administrates, monitors, or controls a problem-domain. Tujuan dari analisis application-domain adalah untuk menganalisis kebutuhan dari pengguna sistem. Ada tiga aktivitas utama yang dilakukan pada analisis application-domain, seperti yang terlihat pada Tabel 2.3 berikut ini :

28 Activity Content Concepts Usage Bagaimana sistem Use case, actor berinteraksi dengan people dan sistem di dalam konteks? Functions Apa kemampuan sistem Function untuk memproses informasi? Interfaces Apa target kebutuhan interface sistem? Interface, user interface, system interface Sumber : Mathiassen et. al (2000, p117) Tabel 2.3 Aktivitas dalam application-domain analysis 2.4.5.1 Usage Menurut Mathiassen et. al (2000, p119-129), usage mencerminkan bagaimana sistem berinteraksi dengan people atau actor di dalam suatu konteks. Hasil dari aktivitas usage adalah use case diagram dan deskripsi dari semua use case dan actor. Konsepnya : Actor : Suatu abstrak dari pemakai atau sistem lain yang berinteraksi langsung dengan target sistem. Use case : Suatu pola interaksi antara sistem dengan actor di dalam application-domain. Selanjutnya, berdasarkan use case diagram dihasilkan suatu sequence diagram, di mana sequence diagram ini menggambarkan interaksi antara beberapa object yang terlibat di dalam suatu konteks yang digambarkan dalam use case diagram-nya.

29 2.4.5.2 Functions Menurut Mathiassen et. al (2000, p137-139), function mencerminkan kemampuan sistem dalam memproses informasi. Merupakan fasilitas untuk membuat model bermanfaat bagi actor. Fokus pada apa yang bisa dilakukan sistem untuk membantu actor dalam pekerjaan mereka. Ada empat tipe function, yaitu : 1. Update : functions yang diaktifkan oleh suatu event problem-domain dan menghasilkan suatu perubahan dalam model-model state. 2. Signal : functions yang diaktifkan oleh satu perubahan dalam model state dan menghasilkan suatu reaksi dalam konteks, di mana reaksi ini mungkin akan diperlihatkan kepada actors di dalam application-domain atau suatu intervensi langsung di dalam problem-domain. 3. Read : functions yang diaktifkan oleh suatu kebutuhan akan informasi dalam tugas actors dan menghasilkan sistem yang memperlihatkan bagian-bagian dari model yang relevan. 4. Compute : functions yang diaktifkan oleh suatu kebutuhan akan informasi dalam tugas actors dan terdiri dari suatu perhitungan yang mencakup informasi yang disajikan oleh actor atau model, hasilnya adalah suatu tampilan dari hasil perhitungan. 2.4.5.3 Interfaces Menurut Mathiassen et. al (2000, p151-156), interface mencerminkan tampilan dari sistem yang digunakan oleh actors untuk berhubungan dengan sistem. Aktivitas interface mempunyai tiga konsep, yaitu : 1. Interface, fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi dapat digunakan oleh actor.

30 2. User interface, merupakan interface untuk user. 3. System interface, merupakan interface untuk sistem lain. User interface yang baik harus dapat beradaptasi dengan tugas dan memiliki pemahaman user terhadap sistem. Ada empat jenis pola user interface, yaitu : 1. Menu selection, di mana menampilkan pilihan-pilihan pada user interface. 2. Form fill-in, merupakan pola klasik untuk memasukan data. 3. Command-language, di mana user memasukan dan mengaktifkan format perintah sendiri. 4. Direct-manipulation, di mana user memilih object dan melaksanakan function atas object, kemudian melihat hasil dari interaksi mereka tersebut. Hasil dari aktivitas interface adalah sebuah deskripsi elemen user interface dan system interface yang lengkap yang menunjukan pemenuhan kebutuhan pemakai. Hasil dari aktivitas user interface berupa dialogue style dan form presentasi, daftar lengkap dari elemen user interface, window diagram terpilih dan navigation diagram. Dan hasil dari system interface berupa class diagram untuk peralatan dan protocol eksternal untuk berinteraksi dengan sistem yang lain. 2.4.6 Architectural Design Menurut Mathiassen et. al (2000, p173-176), tujuan dari architectural design adalah untuk menstrukturkan suatu sistem yang terkomputerisasi. Arsitektur membentuk sistem yang sesuai memenuhi criteria design tertentu. Berfungsi sebagai kerangka untuk pengembangan selanjutnya. Ada tiga aktivitas utama yang dilakukan pada architectural design, seperti yang terlihat pada Tabel 2.4 berikut ini :

31 Activity Content Concepts Criteria Apa saja kondisi dan Criterion criteria untuk perancangan? Components Bagaimana sistem terstruktur menjadi komponen-komponen? Component architecture, component Processes Bagaimana proses sistem didistribusikan dan dikoordinasikan? Process architecture, process Sumber : Mathiassen et. al (2000, p176) Tabel 2.4 Aktivitas dalam architectural design 2.4.6.1 Criteria Menurut Mathiassen et. al (2000, p177-182) : Criterion : Suatu properti khusus dari suatu arsitektur. Tujuannya untuk mempersiapkan prioritas dari suatu perancangan. Suatu desain yang baik memiliki tiga ciri-ciri, yaitu : 1. Tidak memiliki kelemahan Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi dari kualitas berdasarkan peninjauan kembali dan pengalaman, dan membantu dalam menentukan prioritas dari kriteria yang akan mengatur dalam aktivitas pendesainan. Ada beberapa kriteria untuk kualitas software, seperti yang terlihat Tabel 2.5 berikut ini :

32 Criterion Measure of Usable Kemampuan sistem untuk beradaptasi dengan organisasi, work-related, dan konteks teknik. Secure Pencegahan atas akses yang tidak sah terhadap data dan fasilitas. Efficient Eksploitasi yang ekonomis atas fasilitas dari technical platform. Correct Pemenuhan atas kebutuhan. Reliable Pemenuhan atas ketelitian yang dibutuhkan dalam fungsi eksekusi. Maintainable Biaya untuk penempatan dan perbaikan kerusakan sistem. Testable Biaya untuk menjamin bahwa sistem melakukan fungsinya sesuai yang diharapkan. Flexible Biaya untuk memodifikasi sistem. Comprehensible Upaya yang dibutuhkan untuk memperoleh pemahaman yang logis mengenai sistem. Reusable Potensi untuk menggunakan bagian dari sistem pada sistem lain yang berhubungan. Portable Biaya untuk memindahkan sistem pada technical platform yang lain. Interoperable Biaya untuk merangkai sistem pada sistem lain. Sumber : Mathiassen et. al (2000,p178) Tabel 2.5 Kriteria klasik untuk kualitas software

33 2. Menyeimbangkan beberapa kriteria Konflik sering terjadi antara kriteria, oleh sebab itu untuk menentukan kriteria mana yang akan diutamakan dan bagaimana cara menyeimbangkananya dengan kriteria yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu. 3. Usable, flexible and comprehensible Kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap proyek pengembangan sistem. Usability menentukan kualitas sistem bergantung pada bagaimana sistem dapat bekerja dalam konteks, flexibility menentukan penyesuaian sistem terhadap perubahan organisasi dan kondisi teknik, dan comprehensibility menentukan perkembangan yang kompleks dari sistem terkomputerisasi, model dan deskripsi harus mudah untuk dipahami. 2.4.6.2 Component Architecture Menurut Mathiassen et. al (2000, p189-201) : Component architecture : Suatu struktur sistem dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Tujuannya untuk menciptakan struktur sistem yang dapat dipahami dan fleksibel. Ada tiga pola umum dalam component architecture, yaitu : 1. Layered architecture Bentuk yang paling umum dalam software. Sebuah layered architecture terdiri dari beberapa komponen yang dibentuk menjadi lapisan-lapisan di mana lapisan yang di atas bergantung kepada lapisan yang ada di bawahnya. Perubahan yang terjadi pada setiap lapisan akan mempengaruhi lapisan di atasnya.

34 2. Generic architecture Digunakan untuk memperinci atau menguraikan sistem dasar yang terdiri dari interface, function, dan model komponen. Di mana model komponen terletak pada lapisan yang paling bawah, diikuti dengan system function dan komponen interface diatasnya. Layer interface dapat dipecah menjadi dua bagian, yaitu user interface dan system interface. 3. Client-server architecture Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah distribusi sistem diantara beberapa processor yang tersebar secara geografis. Komponen pada arsitektur ini yaitu sebuah server dan beberapa client. Tanggung jawab daripada server adalah untuk menyediakan database dan resources yang dapat disebarkan kepada client melalui jaringan. Sementara client memiliki tanggung jawab untuk menyediakan local interface untuk setiap penggunanya. Ada beberapa jenis distribusi dalam client-server architecture, seperti yang terlihat pada Tabel 2.6 berikut ini : Client Server Architecture U U+F+M Distributed presentation U F+M Local presentation U+F F+M Distributed functionality U+F M Centralized data U+F+M M Distributed data Sumber : Mathiassen et. al (2000, p200) Tabel 2.6 Jenis distribusi pada client-server architecture

35 2.4.6.3 Process Architecture Menurut Mathiassen et. al (2000, p209-219) : Process architecture : Struktur eksekusi sistem yang terdiri dari prosesproses yang saling bergantung. Tujuannya untuk mendefinisikan struktur fisik dari suatu sistem. Hasilnya berupa deployment diagram. Ada tiga jenis pola distribusi, yaitu : 1. Centralized pattern Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan user hanya dapat melihat user interface saja. Keuntungan dari pola ini, dapat diimplementasikan pada client secara murah, semua data konsisten karena hanya berada pada satu tempat saja, strukturnya mudah dipahami dan diimplementasikan, dan kemacetan jaringannya moderat. 2. Distributed pattern Pada pola ini semua terdistribusi ke user atau client dan server hanya menyebarkan model yang telah di-update di antara client. Keuntungannya, waktu akses yang rendah, sehingga tidak terjadi kemacetan jaringan, kinerja lebih maksimal, dan back-up data banyak. Kerugian, banyaknya data redundant sehingga konsistensi data terancam, kemacetan jaringan yang tinggi karena semua update harus disebarkan kepada semua client, kebutuhan teknis yang canggih, arsitekturnya lebih sulit dipahami dan diimplementasikan.

36 3. Decentralized pattern Pola ini berada di antara kedua pola di atas. Pada pola ini client memiliki data tersendiri sehingga data umum hanya berada pada server. Server menyimpan data umum dan function atas data-data tersebut, sedangkan client menyimpan data yang merupakan milik bagian application-domain client tersebut. Keuntungan, konsistensi data karena tidak ada duplikasi data antara client dengan client lain ataupun dengan server, lalu lintas jaringan jarang karena jaringan hanya digunakan ketika data umum di-server di-update. Kerugian, semua processor harus mampu melakukan fungsi yang kompleks dan memelihara model dalam jumlah besar, sehingga akan meningkatkan biaya hardware. 2.4.7 Component Design Menurut Mathiassen et. al (2000, p231-233), tujuan dari component design adalah untuk menentukan kebutuhan di dalam kerangka arsitektur. Ada tiga aktivitas utama yang dilakukan pada component design, seperti yang terlihat pada Tabel 2.7 berikut ini :

37 Activity Content Concepts Model component Bagaimana model direpresentasikan sebagai Model component, attribute class di dalam sistem? Function component Bagaimana functions diimplementasikan? Function component, operation Connecting component Bagaimana komponenkomponen dihubungkan? Component, connection Sumber : Mathiassen et. al (2000, p232) Tabel 2.7 Aktivitas dalam component design 2.4.7.1 Model Component Menurut Mathiassen et. al (2000, p235-246) : Model component : Bagian dari suatu sistem yang mengimplementasikan model problem-domain. Tujuannya untuk menggambarkan model problem-domain. Hasil dari model component adalah restrukturisasi class diagram yang dibuat pada tahap analisis, terdiri dari penambahan class, attribute dan struktur baru yang menunjukan events. Restrukturisasi class dapat terjadi pada : a. Generalization, jika terdapat dua class dengan attribute yang sama maka dapat dibentuk class baru (revised class). b. Association, jika terdapat hubungan many-to-many. c. Embedded iterations, yang terdapat dalam statechart diagram. Misalnya jika sebuah class dalam statechart diagram mempunyai tiga iterative events, maka kita dapat membuat tiga class di dalam design model.

38 2.4.7.2 Function Component Menurut Mathiassen et. al (2000, p251) : Function component : Bagian dari suatu sistem yang mengimplementasikan kebutuhan-kebutuhan atau persyaratan fungsional. Tujuannya untuk menentukan implementasi dari functions. Hasilnya berupa class diagram dengan operasi dan spesifikasi dari operasi yang kompleks. 2.5 Implementasi Sistem 2.5.1 Definisi Microsoft Visual Basic.NET 2003 Menurut Suryo Kusumo (2003, p2), Microsoft Visual Basic.NET yang selanjutnya disingkat dengan VB.NET adalah bahasa pemrograman untuk membuat aplikasi berbasis Windows. VB.NET memberikan pemakai akses ke informasi, file atau program, setiap tempat, setiap saat, setiap platform dan setiap device/perangkat. Pemakai tidak perlu tahu di mana informasi berada atau detail bagaimana cara memanggilnya. VB.NET memiliki fitur bahasa pemrograman berorientasi objek termasuk implementasinya secara penuh : inheritance/pewarisan, encapsulation/pembungkusan, dan polymorphism/banyak bentuk. 2.5.2 Definisi Microsoft SQL Server 2000 Menurut Martina (2003, p12), SQL Server 2000 adalah mesin database client/server yang berbeda dengan database komputer tunggal tradisional yang memakai sistem pemakaian file secara bersama-sama. SQL Server 2000 memberikan bahasa antarmuka yang baik untuk pemrograman dan komunikasi pada server.