BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepemilikan tanah adalah milik pemerintah. Luas tanah 7872 m 2 dan status tanah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kritis matematika siswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu data kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BENTUK TES DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII SMP NEGERI 2 GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (ST), distribusi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai deskripsi data penelitian, persyaratan uji analisis, dan uji hipotesis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan melakukan Tolak pelurugaya menyamping terhadap pengaruh latihan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan pre-test atau tes awal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ini diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitan dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum pelaksanaan eksperimen pada siswa yang menjadi sampel penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. validitas dan reliabilitas soal,deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data penelitian ini diperoleh dari tes kemampuan awal (X 1 ) dan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semu, karena itu diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Tabel 1

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TABEL I DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini penulis memaparkan hasil penelitian yang mencakup;

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mean (M), median (Me), Modus (Mo), standar deviasi (St. Dev), dan varians ( ),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jurusan Pendidikan Sejarah dari semester II, IV, dan VI, (b) hasil pengujian analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Data hasil tes awal.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang proses pengambilan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Hasil Tes Awal kekuatan otot

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kemampuan Awal Kelompok Latihan Dumbbell (Variabel X 1.1 )

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dideskripsikan pada penelitian ini adalah kemampuan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik

BAB IV PEMBAHASAN. bab ini diberikan gambaran dan analisis temuan-temuan yang berkaitan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hasil belajar. Skor total hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari posttest

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Jaksa Agung Soeprapto, Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai mana pada tabel I, dalam lampiran. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. 2. NPSN (Nomor Pokok Sekolan Nasional):

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen semu, maka dilakukan Pre-Tes atau bisa juga dikatakan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum Peneliti memberikan perlakuan / treatment bimbingan kelompok

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE SYNERGETIC

Gambar 4-1. Histogram X3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Deskripsi data hasil analisis tes peningkatan dribble shooting sepakbola yang dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X (Sikap orang tua )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitandengan pengaruh latihan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan) terhadap latihan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab IV ini disajikan deskripsi data, pengujian persyaratan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seminggu dan dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian.

Transkripsi:

43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 2 Gorontalo didirikan pada tahun 1955 dan pada tanggal 21 Juli 1955 diterbitkan Surat Keputusan nomor 3705/B/3. Adapun status kepemilikan tanah adalah milik pemerintah. Luas tanah 7872 m 2 dan status tanah adalah hak pakai. Pada tahun 1955 SMP Negeri 2 Gorontalo sudah beroperasi. Adapun kepala sekolah SMP Negeri 2 Gorontalo adalah Dr. Abdurrahman Deu, M.Pd. 4.2 Hasil Penelitian Data hasil penelitian tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi disajikan dalam delapan kelompok, yaitu: (1) data hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian (A 1 ); (2) data hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A 2 ); (3) data hasil belajar siswa yang memilliki motivasi belajar tinggi (B 1 ); (4) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah (B 2 ); (5) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian (A 1 B 1 ); (6) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes dalam bentuk uraian ( A 1 B 2 ); (7) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A 2 B 1 ); dan (8) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A 2 B 2 ). 43

44 Secara lengkap, deskripsi data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo dapat disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 9: Deskripsi Data hasil Belajar Siswa Klmpk n Skor Skor Mean Modus Median St. Dev Varians Min Max (χ) (Mo) (Me) S S 2 A 1 38 15 30 22,60 18,00 21,50 4,74 22,51 A 2 38 11 22 16,26 15,00 16,00 2,75 7,60 B 1 38 15 30 22,73 19,00 22,00 4,70 22,09 B 2 38 11 21 16,13 18,00 16,50 2,50 6,27 A 1 B 1 19 22 30 27 27,00 27,00 1,97 3,90 A 2 B 1 19 15 22 18,47 19,00 19,00 1,77 3,15 A 1 B 2 19 15 21 18,21 18,00 18,00 1,27 1,61 A 2 B 2 19 11 17 14,05 15,00 14,00 1,47 2,16 Keterangan: A 1 = Skor hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian A 2 = Skor hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk piihan ganda B 1 = Skor hasil belajar siswa yang yang memiliki motivasi belajar tinggi B 2 = Skor hasil belajar siswa yang yang memiliki motivasi belajar rendah A 1 B 1 = A 2 B 1 = A 1 B 2 = A 2 B 2 = Skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian Skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda Skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk uraian Skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda Deskripsi data hasil belajar siswa untuk setiap kelompok dapat dijelaskan dalam uraian berikut: 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A 1 ) Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian, diperoleh skor tertinggi 30 dan skor terendah 15. Hal

45 ini berarti bahwa terdapat range (rentang) sebesar 15 antara siswa yang memperoleh skor tertinggi dengan skor terendah. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis deskriptif pada lampiran 7 diperoleh skor rata-rata X sebesar 22,60, Median (Me) 82,95, Modus (Mo) 32,85, varians (S 2 ) 22,51 dan standar defiasi (S) 4,74. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang mengikuti tes bentuk uraian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A 1 ) No Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif 1 15 16 1 2,63 2 17 18 11 28,95 3 19 20 6 15,79 4 21 22 2 5,26 5 23 24 1 2,63 6 25 26 5 13,16 7 27 28 7 18,42 8 29 30 5 13,16 Jumlah 38 100,00 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas kelima. Dalam hal ini, terdapat 20 orang siswa (49,63%) berada dibawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 1 orang (2,63%) termasuk pada kelas yang memuat skor rata-rata dan 17 orang siswa (44,74%) berada di atas kelas interval yang memuat skor rata-rata. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

46 12 10 8 6 4 2 15-16 17-18 19-20 21-22 23-24 25-26 27-28 29-30 0 14,5 16,5 18,5 20,5 22,5 24,5 28,5 26,5 30,5 Gambar 1 Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A 1 ) Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 32,85 lebih tinggi dari harga rata-rata X = 22,60 dan Median (Me) = 82,95. Berdasarkan penillaian yang menggunkan tes bentuk uraian cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata. 2. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A 2 ) Siswa yang mengikuti tes bentuk pilian ganda, menunjukkan skor tertinggi 22 dan skor terendah 11. Hal ini berarti bahwa terdapat range (rentang) sebesar 11 antara siswa yang memperoleh skor tertinggi dengan skor terendah pada penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Disamping itu, diperoleh skor rata-rata X sebesar 16,26, Median (Me) sebesar 53,14, Modus (Mo) sebesar 20,68, varians (S 2 ) sebesar 7,60, dan standar deviasi (S) sebesar 2,75. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda dapat dilihat pada tabel berikut:

47 Tabel 11: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A 2 ) Frekuensi No Interval Kelas Absolut Frekuensi Relatif 1 11 12 3 7,89 2 13 14 8 21,05 3 15-16 10 26,37 4 17-18 7 18,42 5 19-20 9 21,05 6 21-22 2 5,26 38 100,00 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda berada pada kelas ketiga. Dalam hal ini, terdapat 11 orang siswa (28,94%) berada dibawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 10 orang (26,37%) termasuk pada kelas yang memuat skor rata-rata dan 18 orang siswa (44,73%) berada di atas kelas interval yang memuat skor ratarata. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini: 12 10 8 6 4 2 11-'12 13-14 15-16 17-18 19-20 21-22 0 10,5 12,5 14,5 16,5 18,5 20,5 22,5 Gambar 2 Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A 2 )

48 Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 20,68 lebih rendah dari X = 16,26 dan (Me) = 53,14, maka berdasarkan penilaian acuan norma skor yang diperoleh siswa pada penggunaan tes bentuk pilihan ganda cenderung rendah dengan skor rata-rata. 3. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi (B 1 ) Pada kelompok siswa ini diperoleh skor hasil belajar pada mata pelajaran IPS Sosiologi tertinggi adalah 30 dan terendah 15. Hal ini berarti bahwa rentang antara nilai tertinggi dengan nilai terendah sebesar 15, dari hasil analisis deskriptif pada lampiran 7 diperoleh skor rata-rata X sebesar 22,73, Modus (Mo) 30,06, Median (Me) 76,83, standar deviasi (S) 4,90, dan varians (S 2 ) 22,09. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi pada mata pelajaran IPS Sosiologi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi (B 1 ) Frekuensi No Interval Kelas Absolut Frekuensi Relatif 1 15 16 3 7,89 2 17 18 6 15,79 3 19 20 8 21,05 4 21 22 3 7,89 5 23 24 1 2,63 6 25 26 5 13,16 7 27 28 7 18,42 8 29 30 5 13,16 Jumlah 38 100,00

49 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas kelima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 20 orang siswa (52,62%) berada dibawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 1 orang (2,63%) termasuk pada kelas yang memuat skor rata-rata dan 17 orang siswa (44,74%) berada di atas kelas interval yang memuat skor rata-rata. Sebaran data berdasarkan daftar distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini: 9 8 7 6 5 4 3 2 1 15-16 17-18 19-20 21-22 23-24 25-26 27-28 29-30 0 14,5 16,5 18,5 20,5 224,5 24,5 26,5 28,5 30,5 Gambar 3 Histogram Data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Tinggi (B 1 ). Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 30,06 lebih tinggi dari harga ratarata X = 22,73 dan Median (Me) = 76,83. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata.

50 4. Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah (B 2 ) Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada mata pelajaran IPS Sosiologi menunjukkan skor tertinggi adalah 21 dan skor terendah 11. Hal ini berarti bahwa terdapat rentang skor sebesar 10 pada skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor rata-rata X sebesar 16,13, Modus (Mo) sebesar 21,47 Median (Me) sebesar 47,48, varians (S 2 ) 6,27 dan standar deviasi (S) 2,50. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Rendah (B 2 ) Frekuensi No Interval Kelas Absolut Frekuensi Relatif 1 11 12 3 7,89 2 13 14 8 21,05 3 15 16 8 21,05 4 17 18 12 31,58 5 19 20 6 15,79 6 21 22 1 2,63 Jumlah 38 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas interval keenam. Dalam hal ini, terdapat 37 orang siswa (97,36%) berada dibawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 1 orang siswa (2,63%) termasuk pada kelas yang memuat skor rata-rata. Sebaran data berdasarkan daftar distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

51 14 12 10 8 6 4 2 11-'12 13-14 15-16 17-18 19-20 21-22 0 10,5 12,5 14,5 16,5 18,5 20,5 22,5 Gambar 4 Histogram Data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah (B 2 ) Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 21,47 lebih tinggi dari harga ratarata X = 16,13 dan Median (Me) = 47,48. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar rendah cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata. 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A 1 B 1 ) Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian memperoleh skor hasil belajar tertinggi adalah 30 dan skor terendah 22. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat rentang skor sebesar 8 pada skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian. Hasil pengujian secara deskriptif menunjukkan skor rata-rata X sebesar 27, Modus (Mo) 03,05, Median (Me) 124,03, standar deviasi (S) 1,97, dan varians

52 (S 2 ) 3,89. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa pada kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 14: Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A 1 B 1 ) Frekuensi No Interval Kelas Absolut Frekuensi Relatif 1 22 23 1 5,26 2 24 25 2 10,53 3 26 27 8 42,11 4 28 29 7 36,84 5 30 31 1 5,26 Jumlah 19 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian berada pada kelas pertama. Hal ini berarti bahwa terdapat 18 orang siswa (94,74%) berada dibawah kelas interval yang memuat rata-rata, 1 orang siswa (5,26%) berada pada kelas interval yang memuat rata-rata. Sebaran data berdasarkan daftar distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini: 9 8 7 6 5 4 3 2 22-23 24-25 26-27 28-29 30-31 1 0 21,5 23,5 25,5 27,5 29,5 31,5 Gambar 5 Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A 1 B 1 )

53 Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 03,05 lebih rendah dari harga ratarata X = 27, dan Median (Me) = 124,03. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian cenderung lebih rendah dari skor rata-rata. 6. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A 2 B 1 ) Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda menunjukkan skor tertinggi pada mata pelajaran IPS Sosiologi sebesar 22 dan skor terendah 15. Hal ini berarti bahwa terdapat rentang skor sebesar 17 pada skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda. Berdasakan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan diperoleh skor rata-rata X sebesar 18,47, Modus (Mo) sebesar 28,59, Median (Me) sebesar 64,71, standar deviasi (S) 1,77, varians (S 2 ) 3,15. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 15: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A 2 B 1 ) Frekuensi No Interval Kelas Absolut Frekuensi Relatif 1 15 16 3 15,79 2 17 18 6 31,58 3 19 20 8 42,11 4 21 22 2 10,53 Jumlah 19 100,00 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas keempat. Dalam hal ini, terdapat 17 orang siswa (89,48%) berada dibawah kelas

54 interval yang memuat skor rata-rata, 2 orang siswa (10,53%) termasuk pada kelas yang memuat skor rata-rata. Selanjutnya, sebaran data berdasarkan daftar distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini: 9 8 7 6 5 4 3 2 15-16 17-18 19-20 21-22 1 0 14,5 16,5 18,5 20,5 22,5 Gambar 6 Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A 2 B 2 ) Jika dilihat harga Modus (Mo) = 28,59 lebih tinggi dari harga rata-rata X = 18,47 dan Median (Me) = 64,71. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata. 7. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A 1 B 2 ) Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk uraian pada mata pelajaran IPS Sosiologi menunjukkan skor tertinggi sebesar 21

55 dan skor terendah 15. Hal ini berarti terdapat rentang skor sebesar 6 pada skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk uraian. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan diperoleh skor rata-rata X sebesar 18,21, Modus (Mo) sebesar 46,40, Median (Me) sebesar 68,34, standar deviasi (S) 1,27, dan varians (S 2 ) 1,61. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dan mengikuti tes bentuk uraian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 16: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A 1 B 2 ) No Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif 1 15 16 1 5,26 2 17 18 11 57,89 3 19 20 6 31,58 4 21 22 1 5,26 19 100,00 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas pertama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat 18 orang siswa (99,99%) yang memperoleh skor hasil belajar di bawah kelas interval yang memuat rata-rata, 1 orang siswa (5,26%) memperleh skor berada pada kelas interval yang memuat rata-rata. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

56 9 8 7 6 5 4 3 2 15-16 17-18 19-20 21-22 1 0 14,5 16,5 18,5 20,5 22,5 Gambar 7 Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A 1 B 2 ) Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 46,40 lebih tinggi dari harga ratarata X = 18,21 dan Median (Me) = 68,34. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk uraian cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata. 8. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A 2 B 2 ) Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda menunjukkan skor tertinggi pada mata pelajaran IPS Terpadu sebesar 17 dan skor terendah 11. Hal ini berarti bahwa terdapat rentang skor sebesar 6 pada skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan diperoleh skor rata-rata X sebesar 14,05, Modus (Mo) sebesar

57 36,37, Median (Me) sebesar 57,59, standar deviasi (S) 1,471, dan varians (S 2 ) 1,61. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa pada kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 17: Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A 2 B 2 ) No Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif 1 11-12 3 15,79 2 13 14 8 42,11 3 15 16 7 36,84 4 17 18 1 5,26 Jumlah 19 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas keempat. Dengan demikian bahwa terdapat 18 orang siswa (94,74%) yang memperoleh skor hasil belajar dibawah kelas interval yang memuat rata-rata, 1 orang siswa (5,26%) memperolleh skor berada pada kelas interval yang memuat rata-rata. Sebaran data berdasarkan daftar distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini: 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 10,5 12,5 14,5 16,5 18,5 11-'12 13-14 15-16 17-18 Gambar 8 Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A 2 B 2 )

58 Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 36,37 lebih tinggi dari harga ratarata X = 14,05 dan Median (Me) = 57,59. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata. 4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Pada bab sebelumnya telah dikemukakan bahwa dalam rangka pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis Varians dua jalur. Sebagai persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis ini, bahwa data hasil penelitian harus berdistribusi normal dan memiliki varaians yang homogeny. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian homogenitas data. 1. Pengujian Normalitas Data Pegujian normalitas data dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi untuk masing-masing kelompok perlakuan. Karena itu terdapat 8 (delapan) kelompok data ini dilakukan melalui uji Lilliefors dengan taraf signifikan a = 00,5. Kriteria pengujian yang digunakan adalah tolak hipotesis nol jika L 0 L daftar, dalam hal lainnya hipotesis nol diterima. Kelompok data hasil belajar siswa yang diuji distribusi normalitasnya, yaitu: (1) data hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian (A 1 ); data hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A 2 ); (3) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (B 1 ); (4) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah (B 2 ); (5) data hasil belajar siswa

59 yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian (A 1 B 1 ) ; (6) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A 2 B 1 ); (7) data hasil belajar siswa memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk uraian (A 1 B 2 ); dan (8) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A 2 B 2 ). Berdasarkan data hasil pengujian normalitas data yang telah diurutkn menunjukkan bahwa seluruh kelompok data berdistribusi normal. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 18: Hasil Pengujian Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelompok N L 0 L t (α = 0,05) Kesimpulan A 1 38 0,1825 0,886 Normal A 2 38 0,0778 0,886 Normal B 1 38 0,1496 0,886 Normal B 2 38 0,1418 0,886 Normal A 1 B 1 19 0,0789 0,235 Normal A 2 B 1 19 0,0276 0,235 Normal A 1 B 2 19 0,0467 0,235 Normal A 2 B 2 19 0,0408 0,235 Normal Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa harga L 0 dari seluruh kelompok sampel lebih kecil dari L tabel ( L 0 L t ), sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian untuk seluruh kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

60 2. Pengujian Homogenitas Data Pengujian homogenitas data dalam penelitian ini dilakukan terhadap: (a) dua kelompok perlakuan, yaitu antara kelompok siswa yang diajar dengan metode ceramah bervariasi (A 1 ) dan kelompok siswa yang diajar dengan metode Tanya jawab (A 2 ). (b) dua kelompok kategori atribut subyek penelitian, yaitu anatara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (B 1 ) dan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah (B 2 ), dan (c) empat kelompok sel dalam rancangan eksperimen, yaitu antara kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan diajar dengan metode ceramah bervariasi (A 1 B 1 ), kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan diajar dengan metode tanya jawab (A 2 B 1 ), kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan diajar dengan metode ceramah bervariasi (A 1 B 2 ), dan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah diajar dengan metode tanya jawab (A 2 B 2 ). a. Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok A 1 dan A 2 pengujian ini diawali dengan penghitungan varians dari masing-masing kelompok, yaitu kelompok hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian dan kelompok hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda, selanjutnya, dilakukan perhitungan uji homogenitas variansi dari kedua kelompok perlakuan tersebut. Hasil perhitungan homogenitas data yang dilakukan dapat disajikan pada tabel berikut:

61 Tabel 19: Ringkasan Pengujian Homogenitas Varians Skor Hasil Belajar Siswa Pada Kelompok A 1 dan A 2 Kelompok Varians (S2) F hitung F tabel (0,01) Kesimpulan A 1 22,52 A 2 7,60 2,96 3,72 Homogen Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan harga F hitung = 2,96 dan F tabel pada α = 0,01 db pembilang = k-1= 4-1=3 diperoleh F tabel = 7,81. Ternyata harga F hitung < F tabel sehingga dapat disimpulkan H 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda, memiliki varians populasi yang homogen. b. Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok kategori atribut subyek Penelitian B 1 dan B 2 Pengujian homogenitas dari kelompok-kelompok kategori atribut dalam penelitian ini dilakukan seperti langkah-langkah pada kelompok sebelumnya. Dua kelompok yang dimaksudkan dalam pengujian ini adalah kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dan kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah. Hasil perhitungan homogenitas data dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 20: Ringkasan Pengujian Homogenitas Varians Skor Hasil Belajar Siswa Pada Kelompok Kategori Atribut Subyek Penelitian B 1 dan B 2 Kelompok Varians (S 2 ) F hitung F (0,01) Kesimpulan B 1 22,52 B 2 6,28 3,52 3,72 Homogen

62 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan harga F hitung = 3,52 dan F tabel pada α = 0,05 db pembilang n1-1 dan db penyebut n 2 1 diperoleh F (0,01)(39,39) = 3,72. Ternyata harga F hitung < F tabel sehingga dapat disimpulkan H 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar rendah, berasal dari varians populasi yang homogen. c. Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok Sel Dalam Rancangan Eksperimen (A 1 B 1, A 2 B 1, A 1 B 2 dan A 2 B 2 ) Pengujian homogenitas varians dari kelompok sel dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan yang telah digunakan pada pengujian homogenitas sebelumnya. Kelompok-kelompok tersebut adalah kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian (A 1 B 1 ), kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A 2 B 1 ), kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dan mengikuti tes bentuk uraian (A 1 B 2 ), dan kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A 2 B 2 ). Hasil perhitungan homogenitas data dapat disajikan pada tabel berikut:

63 Tabel 21: Ringkasan Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok Sel Dalam Rancangan Eksperimen (A 1 B 1, A 2 B 1, A 1 B 2 dan A 2 B 2 ) Varians Klpok Kelompok (S 2 i ) A 1 B 1 1,97 A 2 B 1 1,78 A 1 B 2 1,27 A 2 B 2 1,47 Varians Gabungan (S 2 ) Harga B X 2 hitung X 2 (0,01) Kesimpulan 1,6228 15,98 1,0714 7,81 Homogen Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan harga X 2 hitung = 1,0714 dan chi-kuadrat pada α=0,01 dan db= k-1= 4-1=3 diperoleh X 2 tabel= 7,81. Ternyata harga X 2 hitung <X 2 tabel, sehingga dapat disimpulkan H 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar siswa pada kelompok sel dalam rancangan eksperimen memiliki varians populasi yang homogen. 4.4 Pengujian Hipotesis Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab III bahwa pengujian hipotesis penelitian dalam ini dilakukan dengan teknik Analisis Varians 2 jalur (ANAVA 2 x 2), yang selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (uji t-test) untuk pengujian hipotesis penelitian ketiga dan keempat. Analisis varians dua jalur untuk mengukur pengaruh utama (main effect) dan pengaruh interaksi (interaction effect). Pengaruh utama yang dimaksud adalah pengaruh perbedaan bentuk tes (uraian dan pilihan ganda) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo.

64 Sedangkan pengaruh interaksi adalah pengaruh interaksi antara bentuk tes dengan motivasi belajar siswa. Hasil perhitungan ANAVA 2 jalur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 22: Rangkuman Hasil Perhitungan ANAVA Data Hasil Belajar Siswa Sumber Variasi Antar A Antar B Antar AB Dalam Total JK dk RK F hitung F (0,05) 764.223684 1 764.2236842 282.403566 3.96 828.960526 1 828.9605263 13851 1 28794.97368 10640.6062 3.96 194.842105 72 2.706140351 1878.67105 75 25.04894737 Keterangan: Antar A = varians antar kelompok (tes bentuk uraian dan pilihan ganda) Antar B = varians antar baris (motivasi belajar tinggi dan rendah) Antar AB = varians antar baris dan kolom (interaksi bentuk tes dan motivasi belajar) Dalam = varians dalam kelompok Total = varians total Berdasarkan rangkuman perhitungan Analisis Varians di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis Penelitian Pertama Dari hasil analisis varians dua jalur antar kolom (tes bentuk uraian dan pilihan ganda) diperoleh harga F hitung = 282,40. Sedang F tabel pada taraf signifikan α = 0,05, db pembilang α 1 = 1 db penyebut n t 4 = 72 diperoleh F (0,005) (1,68) = 3,96. Ternyata harga F hitung F tabel. Hal ini berarti bahwa hipoteses nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan hasil belajar sisiwa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda ditolak. Dengan

65 demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda, diterima secara signifikan. Dengan adanya perbedaan hasil belajar, maka selanjutnya dapat dilihat perbedaan skor hasil belajar siswa di antara kedua perlakuan. Hasil perhitungan menunjukkan skor rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian (A 1 ) sebesar 22,60 lebih tinggi dari skor rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A 2 ) sebesar 16,26. Berdasarkan hasil analisis ini maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama menyatakan: siswa yang mengikuti tes bentuk uraian memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo, dapat diterima. 2. Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan hasil analisis varians dua jalur antar kolom (tes bentuk uraian dan pilihan ganda) diperoleh harga F hitung = 10640,40. Sedang F tabel pada taraf signifikan α= 0,05, db pembilang (a - 1) (b - 1) = (b 1) = 1 db penyebut n t 4 = 72 diperoleh F (0,005) (1,68) = 3,96. Ternyata harga F hitung F tabel. Hal ini berarti bahwa hipoteses nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa diterima secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis ini, maka hipotesis kedua menyatakan: terdapat pengaruh interaksi antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap

66 hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo, dapat diterima. Memperhatikan hasil pengujian analisis Varians terhadap adanya interaksi yang signifikan antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, maka untuk membuktikan tentang adanya perbedaan pengaruh dari interaksi kedua variabel tersebut terhadap hasil belajar siswa dilakukan pengujian lanjutan dengan uji kesamaan dua rata-rata (t-test). Pengujian lanjutan dilakukan terhadap dua kelompok sampel berikut: a. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi antara yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda. b. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah antara yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda. Hasil prhitungan uji lanjut melalui kedua kelompok untuk subyek yang dibandingkan disajikan pada tabel berikut: Tabel 23: Ringkasan Hasil Perhitungsn Uji-t No Kelompok t hitung t (0,05) Kesimpulan Perbandingan 1 A 1 B 1 dengan A 2 B 1 42,02 2,04 Signifikan 2 A 1 B 2 dengan A 2 B 2 27,95 2,04 Signifikan Dari hasil perhitungan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Berdasarkan hasil perhitungan uji-t dapat dilihat harga t hitung untuk pengujian hipotesis penelitian ketiga sebesar 42,02. Sedang dari daftar distribusi diperoleh α = 0,05 dan db = n 1 + n 2 2 t daftar pada = 2,04, ternyata harga

67 t hitung lebih besar dari t tdaftar. Di samping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dari kelompok A 1 B 1 (X = 27). lebih tinggi dari kelompok A 2 B 1 (X = 18,47). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi: siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam pembelajaran yang menggunakan tes bentuk uraian dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo dapat diterima atau teruji secara signifikan. 4. Pengujian Hipotesis Keempat Berdasarkan pengujian hasil perhitungan uji-t dapat dilihat bahwa t hitung untuk pengujian hipotesis penelitian keempat sebesar 27,95. Sedang dari daftar distribusi diperoleh t daftar pada α = 0,05 dan db = n 1 + n 2 2 diperoleh t daftar = 2,04. Ternyata harga t hitung > t daftar. Disamping itu dapat dilihat dari nilai ratarata hasil belajar dari kelompok A 2 B 2 (X = 14,05). lebih tinggi dari kelompok A 1 B 2 (X = 18,21). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa hipotesis

68 penulis yang berbunyi: siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam penggunaan tes bentuk pilihan ganda dibadingkan dengan penggunaan tes bentuk uraian pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo dapat ditolak dan diuji secara signifikan. 4.5 Pembahasan Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap temuan penelitian sebagaimana diuraikan sebelumnya, yaitu hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian lebih tinggi dibandingkan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS. Disamping itu, dilakukan pula pembahasan tentang interaksi antar bentuk tes dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. Pelaksanaan tes uraian dan tes pilihan ganda merupakan upaya guru dalam mendiagnosa proses belajar mengajar, yakni apakah proses tersebut berhasil dikembangkan dan sesuai dengan ketrampilan-ketrampilan dari siswa sehingga menunjukkan hasil yang dicapai apakah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tujuan ini bermaksud agar guru dapat mengetahui seberapa besar kendala yang hadapi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga guru pun akan berupaa untuk lebih mengintensifkan pelaksanaannya melalui bentuk tes. Dari proses pelaksanaan bentuk tes ini guru akan mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik pada satuan unit proses pembelajaran. Akan teridentifikasi apakah siswa layak mendapatkan nilai yang memenuhi standar

69 capaian atau siswa perlu melakukan remidi terhadap meteri yang telah diajarkan oleh guru. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (lampiran 9) diperoleh harga F hitung = 282,40. Sedang F tabel pada taraf signifikan α = 0,05, db pembilang α = 0,05, db pembilang α 1 = 1 db penyebut n t 4 = 72 diperoleh F (0,005) (1,68) = 3,96. ternyata harga F hitung > F tabel. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda, diterima secara signifikan. Selain itu, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian lebih tinggi dibandingkan dengan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini memberikan gambaran bahwa penggunaan tes bentuk uraian dalam pembelajaran mata pelajaran IPS memberikan peluang yang lebih baik bagi siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Bentuk tes, dalam hal ini bentuk pilihan ganda merupakan jenis bentuk tes yang bersifat obejektif dan sering digunakan oleh guru dalam rangka mengukur hasil belajar siswa dengan tujuan pengetahuan yang luas dan tingkat soal yang bisa dibuat secara bervariasi. Selain itu tes bentuk pilihan ganda dapat mengukur tingkat aplikasi sebuah pengetahuan dalam mengembangkan kompetensi dan professional sesuai dengan bidang siswa.

70 Menurut Yunus (2012: 38) sebagai pegangan dalam menyusun butir-butir tes pilihan ganda dapat dirinci antara lain: (1) Pokok soal harus dirumuskan secara spesifik, sehingga dapat menggambarkan arah permasalahan untuk menemukan jawaban yang benar, (2) Hanya mengandung satu alternatif jawaban yang tepat, (3) Antara alternatif jawaban yang salah dan benar tidak terlalu jelas perbedaannya, (4) Seluruh alternatif jawaban pada setiap butir tes diusahakan sama, baik dari segi uraian maupun panjang kalimatnya, (5) Perlu dihindari adanya alternatif jawaban yang mengungkapkan kata-kata semuanya benar atau semuanya salah, (6) Setiap butir pertanyaan disediakan empat atau lima alternatif jawaban, karena jika kurang dari jumlah alternatif tersebut akan menyebabkan soal menjadi mudah, dan bila lebih menyebabkan soal menjadi sulit, (7) Setiap butir pertanyaan harus berdiri sendiri, dalam arti bahwa jawaban pada satu butir pertanyaan lainnya, (8) Pokok butir pertanyaan dan alternatif jawaban dirumuskan secara jelas dan sederhana, sehingga tidak akan menimbulkan penafsiran yang berlainan dari peserta. Bentuk tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur keefektifan dalam menjaring hasil belajar siswa. Menurut Arikunto (2009: 125-126), mengemukakan bahwa dalam evaluasi pembelajaran, item tes pilihan ganda mempunyai beberapa kelebihan yang secara ringkas antara lain: (1) Bentuk tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa. Karakter yang baik tersebut yaitu lebih fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk mengikuti tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar, (2) Item tes pilihan ganda yang dikonstruksi dengan intensif

71 dapat mencakup hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas. (3) Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi, (4) Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, (5) Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah disiapkan secara terpisah, jawaban siswa dapat dikoreksi dengan lebih mudah. (6) Hasil jawaban siswa yang diperoleh dari tes bentuk pilihan ganda dapat dikoreksi bersama, baik oleh guru maupun siswa dengan situasi yang lebih kondusif, (7) Item tes pilihan ganda yang sudah dibuat terpisah antara lembar soal dan lembar jawaban, dapat dipakai secara berulang-ulang. Selain bentuk tes pilihan ganda, dalam pembelajaran IPS Sosiologi, digunakan juga bentuk tes uraian. Tes bentuk uraian ini menuntut siswa utuk melakukan kajian yang lebih mendalam pada setiap permasalahan pada setiap butir pertanyaan, dimana siswa berfikir secara global dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, menganalisis membandingkan sesuia dengan pertanyaan yang telah di berikan sesuai idea tau gagasannya. Sebagai pegangang bagi seorang guru menurut Sukardi (2009: 39-40) mengemukakan beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pemberian skor tes uraian, yaitu guru sebaiknya: (1) menyusun kunci jawaban untuk setiap pertanyaan, (2) menentukan nilai setiap pertanyaan, (3) menetapkan skor penilaian, (4) memeriksa berdasarkan tiap pertanyaan, (5) mengelompokkan lembar jawaban, (6) tidak melihat nama penjawab, dan (7) sering beristirahat. Agar tes bentuk uraian terjamin dalam penilaian objektivitasnya, maka guru perlu

72 menyusun kunci jawaban untuk setiap pertanyaan yang mengandung materi penting yang digunakan sebagai acuan ketika menilai. Setiap pertanyaan dinilai berdasarkan bobot permasalahan, kompleksifitas jawaban, dan waktu untuk menyelesaikan jawaban, memutuskan beberapa point pengurangan skor penilaian jika siswa melakukan kesalahan kecil, misalnya kesalahan ejaan, tanda baca, dan penggunaan kata, sebelum pindah ke pertanyaan lainnya, disarankan agar mengevaluasi satu pertanyaan pada semua lembar jawaban dalam rangka untuk mengecek kesamaan kualitas jawaban, mengelompokkan lembar jawaban siswa menjadi 3 5 tumpukkan dengan memperhatikan ranking dari yang tertinggi sampai terendah, dan menempatkan lembar jawaban siswa ke dalam tumpukan yang ada atas dasar nilai yang dicapai, usahakan dalam proses penilaian jawaban tes tidak melihat nama siswa penjawabnya, dan disarankan untuk sering beristirahat guna mencegah kelelahan dan kejenuhan yang dapat mengakibatkan perubahan signifikan terhadap pemberian skor. Hasil pengujian hipotesis kedua (lampiran 9) diperoleh harga F hitung = 10640,40. Sedang F tabel pada taraf signifikan α= 0,05, db pembilang (a - 1) (b - 1) = (b 1) = 1 db penyebut n t 4 = 72 diperoleh F (0,005) (1,68) = 3,96. Ternyata harga F hitung F tabel. Hal ini berarti bahwa hipoteses nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa diterima secara signifikan. Selain itu, hal ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara bentuk tes dengan motivasi belajar siswa yang memberikan

73 pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dengan pengaruh interaksi menunjukkan bahwa antara bentuk tes dan motivasi belajar mempunyai sinergi yang positif terhadap hasil belajar siswa. Mata pelajaran IPS Sosiologi memiliki karakteristik dalam mengukur hasil belajar siswa baik dalam tes bentuk uraian maupun pilihan ganda, keduanya memiliki peran yang sama. Namun hal ini tergantung kepada siswa yang mengikuti proses pembelajaran yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Dari hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh dilihat harga t hitung untuk pengujian hipotesis penelitian ketiga sebesar 42,02. Sedang dari daftar distribusi diperoleh α = 0,05 dan db = n 1 + n 2 2 t daftar pada = 2,04, ternyata harga t hitung lebih besar dari t tdaftar. Di samping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dari kelompok A 1 B 1 (X = 27). lebih tinggi dari kelompok A 2 B 1 (X = 18,47). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi: siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam pembelajaran yang menggunakan tes bentuk uraian dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo dapat diterima atau teruji secara signifikan.

74 Berdasarkan pengujian hasil perhitungan uji-t dapat dilihat bahwa t hitung untuk pengujian hipotesis penelitian keempat sebesar 27,95. Sedang dari daftar distribusi diperoleh t daftar pada α = 0,05 dan db = n 1 + n 2 2 diperoleh t daftar = 2,04. Ternyata harga t hitung > t daftar. Disamping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dari kelompok A 2 B 2 (X = 14,05). lebih tinggi dari kelompok A 1 B 2 (X = 18,21). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi: siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam penggunaan tes bentuk pilihan ganda dibadingkan dengan penggunaan tes bentuk uraian pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo dapat ditolak dan diuji secara signifikan. Peranan motivasi belajar memiliki arti yang begitu mendalam karena dengan motivasi memberikan dorongan bagi siswwa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik atau memperoleh hasil nilai yang tinggi. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pada umumnya menyenangi kegiatan belajar yang bersifat mandiri dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mencapai ketekunan belajar. Ketekunan ini dapat tercermin ketika seorang siswa lebih mempelajari sesuatu secara lebih mendetail atau spesifik. Namun ketika siswa yang memiliki motivasi tinggi kurang tekun dalam mendalami pengkajian setiap

75 uraian dan penjelasan setiap mata pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh pun bisa mengalami penurunan. Selanjutnya, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dapat memiliki peluang hasil belajar yang lebih tinggi dengan menggunakan tes bentuk uraian ketika ia mau berusaha menekuni mata pelajaran dengan mendalam dan terus berusaha mengevaluasi hasil belajar yang telah diperoleh. Berdasarkan uraian diatas dapat memberikan gambaran bahwa seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan bentuk tes yang akan digunakan dalam rangka mengukur hasil belajar siswa.