PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU"

Transkripsi

1

2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan sejarah Fakulkas Ilmu sosial, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK SITI MALINDO PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU 3 (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Di bawah Bimbimbingan Dra. Hj. Resmiyati Yunus, M.Pd sebagai pembimbing I dan Hj. Yusni Pakaya, S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing II 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai hasil belajar siswa pada kelas IPS yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan kelas yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di SMP Negeri 10 Gorontalo. Sampel penelitian ini menggunakan 2 (dua) kelas yang diambil secara random, yaitu IX-1 yang berjumlah 30 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas IX-2 yang berjumlah 30 orang sebagai kelas pembanding atau kelas kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental melalui desain pre-tes dan post-tes. Data penelitian diperoleh melalui tes dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 40 butir soal. Hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat perbedaan nilai hasil belajar pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan kelas yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Penggujian hipotesis menggunakan t-test. Hasil analisis data menunjukkan bahwa harga t = 2,84 dan dk = 58, sedangkan harga t kritik pada t (0,975)(58) = 1,68. Dengan kata lain: 2,84 1,68. Ini berarti bahwa harga t 0 signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai hasil belajar pada kelas (eksperimen) yang diajarkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan kelas (kontrol) yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). 1 Siti malindo Penerapan model pembelajaran Nambered Head Together 4 Dra. Hj. Resmiyati Yunus, M.pd selaku pembimbing I dan Hj. Yusni Pakaya, S.pd M.pd selaku pembimbing II

3 Kata Kunci: model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan Hasil Belajar Siswa. PENDAHULUAN Permasalahan yang kebanyakan muncul sehingga menjadi penghambat dalam upaya peningkatan kualitas pengajaran adalah terdapat pada proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. Kesalahan dalam menggunakan metode ataupun model pembelajaran berdampak negatif bagi keberlangsungan proses belajar mengajar. Seorang guru dituntut agar memiliki segudang pengetahuan, metode, model pembelajaran dan kreativitas dalam hal mengajar agar tidak menimbulkan kejenuhan. Masalah pembelajaran merupakan sebuah permasalahan yang kompleks dan menyangkut berbagai macam keterkaitan antara satu dengan yang lain, baik menyangkut bahan ajar, materi, metode pengajaran maupun model pembelajaran. Pembelajaran yang sesuai dengan kondisi zaman dan perkembangan yang ada, mengharuskan adanya suatu pemecahan masalah terhadap peningkatan mutu pembelajaran yang menunjang tujuan Pendidikan Nasional. Pada umumnya siswa pasif menerima materi yang diajarkan, oleh karena itu perlu suatu model pembelajaran yang dinilai mampu membangkitkan motivasi ataupun minat dari siswa itu sendiri. Rendahnya hasil belajar siswa kemungkinan disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai dengan materi yang diajarkan pada mata pelajaran IPS serta guru yang memberikan mata pelajaran. Apabila tidak ada sebuah perubahan yang dilakukan dalam kualitas pembelajaran maka prestasi siswa tidak akan terwujud. Tetapi dalam kenyataanya keaktifan siswa masih kurang. Setelah peneliti melakukan observasi pembelajaran IPS yang terjadi dikelas IX IPS SMA Negeri 10 Gorontalo masih banyak siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS, karena penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat. Akibatnya kemampuan siswa menguasai materi cenderung kurang, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar. Faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran IPS adalah keaktifan siswa. Metode pembelajaran ceramah yang banyak dijumpai dalam pembelajaran mengakibatkan siswa pasif karena sebagian besar proses pembelajaran didominasi oleh guru sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran hampir tidak ada. Siswa dikatakan belajar aktif jika ada mobilitas, misalnya nampak dari interaksi yang terjadi antara Guru dan siswa dan antara siswa itu sendiri. Oleh karena itu, pengaruh antara hasil belajar siswa dengan optimalisasi pengajaran IPS terpadu terikat oleh penerapan model pembelajar. Menyikapi persoalan ini, maka guru harus mampu memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan pengalaman nyata siswa. Kalau hal ini diterapkan secara optimal, tentu siswa akan berhasil mengikuti kegiatan pembelajaran, karena pengalaman yang mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari menjadi bahasan dalam kegiatan pembelajaran. Maksudnya, dalam peningkatan hasil belajar siswa, guru tidak

4 hanya monoton pada satu model pembelajaran saja, apalagi model pembelajaran yang bersifat konvesional (ceramah, tanya jawab, dan penugasan), yang justru menurunkan hasil belajar siswa. Disini guru diarahkan untuk menyampaikan materi sesuai dengan karakteristik siswa.di samping itu, guru harus mengaitkan materi pelajaran dengan kondisi dunia nyata siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu suatu model pembelajaran yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu alternatif yang digunakan yaitu dengan diterapkanya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mampu menciptakan peran aktif siswa, melatih siswa untuk dapat bekerjasama dengan orang lain, dan juga dapat menentukan bagaimana model belajar yang baik. Model Numbered Head Together (NHT) adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Numbered Head Together (NHT) pada dasarnya merupakan sebuah varian diskusi kelompok. Ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok itu. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa, cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang di formulasi judul sebagai berikut : Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Gorontalo. Sekolah ini terletak di Jl. Palma Kec. Dungingi Kota Gorontalo. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu mulai bulan maret sampai september objek penelitian adalah kelas IX 1 dan kelas IX 2 SMP Negeri 10 Gorontalo. Populasi Sugiyono (2008:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian tersebut, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX di SMP Negeri 10 Gorontalo yang terdaftar pada tahun pelajaran 2014/ Jumlah siswa pada kelas IX sebanyak 119 orang yang tersebar pada empat kelas.

5 Sampel Sugiyono (2008:118) mengemukakan sampel adalah ; bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian eksperimen menggunakan Simple Random Sampling. Simple Cluster Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak berdasarkan kelas (daerah) secara sederhana. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas dan homogen. Ciri dasar pengambilan sampel ini adalah memilih secara acak beberapa kelas untuk dipilh dua kelas yaitu kelas IX 1 yang berjumlah 30 orang siswa dan kelas IX 2 yang berjumlah 30 orang siswa. Kelas IX 1 yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas IX 2 dijadikan sebagai kelas kontrol. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental melalui desain pre-tes dan post-tes. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pada kelas eksperimen, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Memberikan tes awal (pre-test). b. Melaksanakan pembelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT) c. Memberikan tes akhir (post-test) 2) Pada kelas kontrol, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Memberikan tes awal (pre-test). b. Melaksanakan pembelajaran IPS melalui penggunaan metode ceramah Memberikan tes akhir (post-test) Variabel penelitian Variabel Terikat( X ) Variabel terikat X, yaitu (X 1 ) menerapkan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan (X 2 ) tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT). Model pembelajaran Number Head Together (NHT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Model pembelajaran Number Head Together (NHT) melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Variabel Bebas (Y) Variabel bebas Y pada penelitian ini adalah hasil belajar IPS Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrument yang digunakan dalam pengumpulan

6 data tersebut adalah melalui tes. Tes dirancang sesuai dengan materi pelajaran IPS yang sedang diajarkan pada semester ganjil, tahun pelajaran 2014/2015. Adapun materi tes termaksud dalam lingkup standar kompetensi memahami kondisi perkembangan negara di dunia dan kompetensi dasar mendeskripsikan perang dunia II (termasuk pendudukan jepang) serta pengaruhnya terhadap keadaan sosial, ekonomi, politik di indonesia substansi materi yang diberikan pada tes terdiri dari dua pokok materi, yaitu : (1) perang dunia II dan (2) Masa pendudukan Jepang di Indonesia pada perang dunia II Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda yang berjumlah 40 butir soal setiap butir pertanyaan diikuti oleh 4 (empat) pilihan jawaban. Tes hasil belajar yang diberikan kepada kedua kelas yang menjadi sampel penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba dengan maksud untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas sebagai sebuah instrumen penelitian. Pengujian Validitas Instrumen Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian maka digunakan rumus teknik korelasi Product moment. rxy = Keterangan : n. xy x. y n. x 2 x 2 }.{n. y 2.( y) 2 } ( Arikunto, 2007:327) r xy = korelasi yang dicari x = korelasi responden untuk instrumen ke -1 y n = skor total responden = Jumlah sampel (responden) Pengujian Reliabilitas Instrumen Reliabilitas merupakan ketepatan suatu test apabila dilakukan kepada subjek yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen ini di tempuh dengan menggunakan metode Kuder-Richardson (KR 20 ), sebagai berikut. Keterangan: KR 20 = k k 1 KR 20 = Koefisien korelasi dengan KR 20 1 pq s 2 k p p = Jumlah Butir Soal = proporsi jawaban benar pada butir tertentu = proporsi jawaban salah pada butir tertentu

7 s 2 = Varians skor total Teknik Analisis Data Data penelitian yang diperoleh melalui pemberian tes hasil belajar. Setelah hasil belajar siswa terkumpul, maka dilakukan pemberian skor 1 pada setiap jawaban yang benar dan skor 0 pada setiap jawaban yang salah. Setelah data penelitian terkumpul, maka data terebut dianalisis menggunakan statistik uji normalitas dan homogenitas data. Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat perbedaan nilai hasil belajar pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan kelas yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dalam pembelajaran IPS kelas IX SMP Negeri 10 Gorontalo. Pengujian hipotesis dilakukan setelah dilakukan uji kesamaan dua rata-rata (homogenitas) dari fariabel-fariabel penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan melalui pasangan hipotesis sebagai berikut: H 0 : µ 1 = µ 1 H 0 : µ 1 µ 1 HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penelitian mengenai hasil belajar IPS ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Gorontalo. Subjek penelitian terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen pada kelas IX 1 dan 30 siswa kelas kontrol pada kelas IX 2. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran Number Head Together (NHT) sedangkan pada kelas kontrol tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT). Sebelum diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kedua kelompok tersebut diberikan tes awal (pretest), kemudian setelah kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan dan diberikan tes yang sama (posttest) diakhir pembelajaran. Instrumen penelitian tersebut sebelumnya telah di ujicobakan validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan 40 soal yang digunakan valid dengan reliabilitas soal sebesar 0,924. Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa diawal dan diakhir pembelajaran, diperoleh dua kelompok nilai yaitu kelompok nilai eksperimen dan kelompok nilai kontrol. Kelompok nilai eksperimen adalah skor tes hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) sedangkan kelompok nilai kontrol adalah skor tes hasil belajar siswa yang belajar tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT). Berikut ini disajikan data hasil belajar IPS siswa pada pelajaran sejarah khususnya pada materi (1) perang dunia II dan (2) Masa pendudukan Jepang di

8 Indonesia pada perang dunia II di SMP Negeri 10 Gorontalo yang terkumpul sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Skor masing-masing data ini dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD), distribusi frekuensi, dan histogram. Analisis deskriptif digunakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan data. Data yang dideskripsikan antara lain hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. untuk pretest kelompok eksperimen, rata-rata skor 47,73; standar deviasi 8,693; dan variansnya 75,564. Pada posttest kelompok eksperimen, rata-rata skor 55,433; standar deviasi 10,089; dan variansnya 101,789. Sedangkan untuk pretest kelompok kontrol rata-rata skor 48,167; standar deviasinya 10,147; dan variansnya 102,954. Untuk data posttest rata-rata skor 50; standar deviasi 8,525; dan variansnya 72,672. Data hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada (lampiran 9). Pelaksanaan tes hasil belajar untuk kelas yang diajarkan dengan model Pembelajaran Number Head Together (NHT) dan kelas yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dilakukan satu kali yaitu posttest. Pada kelas yang diajarkan dengan Number Head Together (NHT) (Kelas IX 1 ) dan kelas yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) kelas IX 2 diikuti oleh masingmasing siswa 30. Siswa pada kelas yang diajar dengan model Number Head Together (NHT) memperoleh rata-rata skor 55,433 dari skor total 100, sedangkan siswa pada kelas yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) hanya memperoleh rata-rata skor 50 dari skor total 100. PEMBAHASAN Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara nilai hasil belajar siswa pada kelas IX yang diajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran Number Head Together (NHT) dan kelas yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) di SMP Negeri 10 Gorontalo. Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini untuk memperoleh data, yaitu dengan melakukan observasi di sekolah dan diperoleh informasi bahwa kedua kelas yang akan digunakan memiliki kemampuan yang sama (homogen). Untuk memperkuat informasi tersebut maka peneliti melakukan pengujian homogenitas dari nilai yang diperoleh siswa di dua kelas tersebut pada saat semester ganjil. Setelah dilakukan pengujian homogenitas terbukti bahwa kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang sama (homogen). Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu peneliti melakukan sebuah proses validasi instrumen untuk mengetahui apakah tes ini layak digunakan pada siswa atau tidak. hasil yang diperoleh adalah semua soal valid. Dan untuk menguji reliabilitas tes, digunakan rumus alpha cronbach dan diperoleh nilai r = 0,924.

9 Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa test ini reliabel sehingga bisa digunakan sebagai alat pengumpul data. Setelah diketahui bahwa test yang akan digunakan sudah valid dan reliabel, dan kedua kelas memenuhi syarat homogen, selanjutnya adalah pelaksanaan perlakuan pada kedua sampel. Untuk kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa menggunakan model Pembelajaran Number Head Together (NHT) sedangkan kelas kontrol tanpa diberikan perlakuan model Pembelajaran Number Head Together (NHT). Setelah kelas kontrol dan kelas eksperimen mendapat perlakuan, guru memberikan post-test. Pemberian post-test ini bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran Number Head Together (NHT) yaitu pada kelas eksperimen dan yang diajarkan tanpa menggunakan model Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada kelas kontrol. Dari hasil tes hasil belajar diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen pre-test sebesar 47,73, post-test sebesar 55,433 dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata untuk pre-test adalah sebesar 48,167, post-test sebesar 50. Hal ini menunjukkan bahwa kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran Number Head Together (NHT) memiliki nilai rata-rata lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas yang dibelajarkan tanpa model Pembelajaran Number Head Together (NHT). Selanjutnya akan dilakukan pengujian homogenitas terhadap data tes hasil belajar yang didapat. Untuk melakukan pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F (uji varians terbesar dibagi dengan varians terkecil). Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran untuk data pre-test diperoleh nilai F hitung = 1,44 sedangkan nilai F tabel adalah 1,86. Karena F hitung < f tabel maka dapat disimpulkan bahwa varians data berasal dari populasi yang homogen. Selanjutnya untuk data post-test diperoleh nilai F hitung = 1,43 sedangkan nilai F tabel adalah 1,86. Karena F hitung < f tabel maka dapat disimpulkan bahwa varians data berasal dari populasi yang homogen. Setelah pengujian homogenitas, selanjutnya adalah pengujian normalitas terhadap data hasil belajar. Untuk melakukan pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors.Untuk kelas eksperimen pre-test diperoleh nilai L o = 0,154, post-test diperoleh nilai L o = 0,111. untuk taraf nyata α = 0,05 dengan n = 30 diperoleh L tabel =0,161,dapat dilihat bahwa L o <L tabel. Karena L o <L tabel, maka H O diterima. Dengan demikian hasil tes hasil belajar untuk kelas eksprimen baik itu pre-test maupun post-test berdistribusi normal. Pengujian normalitas data juga dilakukan pada data hasil belajar kelas kontrol, Dari hasil tes hasil belajar, untuk pre-test diperoleh nilai L o = 0,095, post-test diperoleh nilai L o = 0,116 sedangkan untuk taraf nyata α = 0,05 dengan n =30 diperoleh L tabel = 0,161. karena L o <L tabel, dengan demikian kelas kontrol juga berdistribusi normal. Karena kedua sampel berdistribusi normal, maka uji statistik dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian

10 ini menggunakan uji t (satu pihak), dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk = n 1 + n 2 2 = = 58. Adapun hipotesis yang akan di uji adalah terima H 0 jika t hitung t tabel dan tolak H 0 jika t hitung > t tabel dengan derajat kebebasan (dk) = n 1 + n 2 2. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh t hitung = 2,84dan t tabel = 1,68. Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai hasil belajar pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan kelas yang tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT). Dimana nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol. Salah satu yang menyebabkan rata-rata skor kedua kelas berbeda adalah model pembelajaran yang digunakan. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata lebih tinggi sebab adanya penggunaan model pembelajaran Number Head Together (NHT) yang menitik beratkan pada interaksi siswa. Seperti yang diungkapan Kunandar (2009:301) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif model Number Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Berbeda halnya dengan kelas kontrol yang diajarkan tanpa model pembelajaran Number Head Together (NHT). Pada pembelajaran ini, guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai obyek dan bukan sebagai subjek didik. Dalam hal ini, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, objektif, dan logis sehingga menyebabkan siswa cenderung pasif, dan juga interaksi antar siswa kurang terjadi selama proses pembelajaran. Dengan demikian dalam pelaksanaan akan terdapat kecenderungan perbedaan hasil belajar yang dicapai. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa tanpa menggunkan model pembelajaran Number Head Together (NHT). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Number Head Together (NHT) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran NHT lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang

11 diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT). Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian terima H 0 jika t hitung t tabel. Selanjutnya diperoleh t hitung = 2,84 dan t tabel = 1,68 dimana 2,84>1,68, sehingga H 0 jatuh pada daerah penolakan. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada guru, agar hendaknya menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dalam proses pembelajaran IPS pada materi sejarah, karena model pembelajaran Number Head Together (NHT) ini memberikan hasil yang lebih baik daripada tanpa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT). Hal ini ditunjukkan dengan ratarata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 55,43 lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol yang sebesar Diharapkan kepada pihak sekolah, hendaknya dapat memediasi atau memfasilitasi sarana dan prasarana sekolah sehingga penggunaan model pembelajaran ini pada proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik 3. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai model pembelajaran Number Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa untuk materi-materi lain, khususnya materi yang memiliki karakteristik yang sama dengan materi yang diteliti, dan tidak menutup kemungkinan pada materi yang memiliki karakteristik yang berbeda.

12 DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Anita Lie Cooperative Learning (mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas ). Jakarta: PT Grasindo. Buchari Alma Guru Profesional Menguasai Metode Dan Trampil Mengajar. Bandung : Alfabeta. Hamalik Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Kunandar.2011.Guru Profesional Implementasi Kurikukulum Tingkat Satuan PT Pendidikan ( KTSP ) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Moh. Uzer Usman Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Syaiful. Sagala Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta. Asep Jihad dan Abdul Haris Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis keadaan tertentu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian Data kemampuan koneksi matematika siswa pada mata pelajaran Matematika di jaring melalui tes bentuk essai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian quasi eksperimen karena peneliti ingin mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu variabel. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun Pelajaran 01/013. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Bentuk, dan Rancangan Penelitian 1) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Menurut Zuldafrial (2009: 25), metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 17 Maret 2014, dan lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Tri Bhakti Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian true experimental design. Metode ini penelitian eksprimen

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Telaga,yang terletak di Jalan Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 di SMP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 3.1. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-30 September 2013 tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil dan dilakukan di kelas VIII SMP Tri Bhakti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium UPI Bandung di Jl. Senjaya Guru kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. kooperatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. kooperatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif merupakan 50 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kooperatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini penulis memaparkan hasil penelitian yang mencakup deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan, pengujian hipotesis, pembahasan dan keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen. 32 BAB III METODE PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kelas, dimana ada kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Marisa. Sekolah ini terletak di Jalan Trans Sulawesi, Desa Teratai,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing 37 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapat perlakuan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Se-Gugus Diponegoro Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 6 SD. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang A. Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Jurusan pendidikan matematika Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK Ayu Amelia Dunggio

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 selama kurang lebih 2 bulan terhitung sejak April

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dan metode analisis data secara kuantitatif. 1 Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode penelitian 61 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian eksperimen. Pendekatan kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo. Yang dilaksanakan pada semester genap pada tahun ajaran 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo. Yang dilaksanakan pada semester genap pada tahun ajaran 2013/2014 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Batudaa yang terletak di Kabupaten Gorontalo. Yang dilaksanakan pada semester genap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan 45 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapatkan perlakuan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan Metode Ceramah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan adalah metode studi eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sisitematis, logis dan teliti didalam melakukan kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian dalam makna yang lebih luas bisa berarti rancangan penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. validitas dan reliabilitas soal,deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. validitas dan reliabilitas soal,deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis memaparkan hasil penelitian yang mencakup;uji validitas dan reliabilitas soal,deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan, pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PENGARUH INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang Keefektifan Penerapan Kombinasi Metode Numbered Head Together dan Index Card Match dalam meningkatkan Hasil Belajar Aspek Kognitif Akidah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Metode tersebut digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan metode eksperimen dengan desain Posttest-Only Control Design. Adapun pola desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode observasi lingkungan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode 37 A III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen akan diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:160). Sedangkan menurut Sugiyono (2010:3),

Lebih terperinci

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM:

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN CIRI-CIRI LINGKUNGAN SEHAT DAN LINGKUNGAN TIDAK SEHAT KELAS III SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru 35 A III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN Pekanbaru tahun ajaran 03/04 pada bulan Agustus hingga bulan september tahun 03 yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan A III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan posttest, yang dilakukan terhadap dua kelompok kelas. Kelompok kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah A. Jenis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

Siti Kiani Pemerhati Pendidikan Matematika -

Siti Kiani Pemerhati Pendidikan Matematika   - Jurnal Media Pendidikan Matematika MPM Vol. 1. No., ISSN 338-3836 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MODELING THE WAY TERHADAP AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 5 GERUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang 43 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Menurut Sugiyono metode penelitian pendidikan dapat diartikan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk menjaring data yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini jenis penelitiannya adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gorontalo, karena pada sekolah tersebut kemampuan pemecahan masalah matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok lingkaran dengan menggunakan multimedia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2015. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang sangat penting karena metode dapat menentukan salah benarnya proses suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dalam proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dalam proses 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dalam proses pengambilan datanya peneliti memberikan respon atau pengaruh agar objek (responden)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 11) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci