I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi dan reksa dana (Samsul, 2006: 284). Maka dari itu, banyak investor yang berkeinginan untuk menanamkan

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang. Pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan munculnya Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan segmen pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me

IV. GAMBARAN UMUM. Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya

BAB I PENDAHULUAN. harus memikirkan cara untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

I. PENDAHULUAN. suatu jawaban, sekaligus tantangan akan kebutuhan masyarakat dunia terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak krisis Pasar Modal di Indonesia boleh dikatakan memiliki umur yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

BAB I PENDAHULUAN. rumah pribadi atau memiliki sebuah mobil mewah dan masih banyak tujuan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. investasi pasar modal yang dikenal saat ini cukup beragam diantaranya saham,

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

BAB I PENDAHULUAN. wadah investasi yang dapat menyerap aliran modal dalam sekala besar.

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen

BAB I PENDAHULUAN. hamba-nya. Kedudukan harta pada satu sisi sebagai berkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh keuntungan tertentu atau dana tersebut dimasa yang akan datang. Saat ini banyak orang-orang yang sudah memahami seberapa pentingnya investasi. Ada banyak produk-produk investasi yang dapat dipilih oleh masyarakat sebagai wahana berinvestasi seperti reksa dana, obligasi, saham, emas dan properti. Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam, untuk memberikan kenyamanan dalam berinvestasi maka dibutuhkan produk-produk investasi yang memenuhi prinsip-prinsip Islam. Investasi dalam Islam atau disebut juga investasi syariah tidak hanya membicarakan persoalan duniawi. Ada unsur lain yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu investasi di masa depan, yaitu ketentuan dan kehendak Allah Swt. Islam memadukan dua unsur yaitu dunia dan akhirat. Maka dari itu, dalam investasi syariah sangat diperhatikan apakah investasi yang dilakukan sudah sesuai prinsip-prinsip syariah atau ketentuan-ketentuan yang diatur agama Islam.

2 Salah satu instrument investasi yang saat ini dikenal di Indonesia selain deposito, saham, obligasi atau efek lain adalah reksa dana. Reksa dana dipahami sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek oleh suatu manajer investasi. Banyak investor, baik investor individual maupun investor institusional yang mempercayakan pengelolaan investasinya kepada Manajer Investasi (MI). Penyerahan pengelolaan dana investor kepada manajer investasi ini dilakukan mungkin karena waktu, jumlah dana yang relatif terbatas, minimnya keahlian yang dimiliki, maupun karena alasan lain. Berdasarkan investasinya, reksa dana memiliki beberapa jenis, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Investor dihadapkan oleh dua pilihan investasi reksa dana yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dua pilihan tersebut adalah reksa dana syariah dan reksa dana konvesional. Pemilihan instrument dan mekanisme investasi menjadi pembeda dari kedua jenis reksa dana ini, dikatakan demikian karena jenis reksa dana syariah pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Instrumen investasinya yang dipilih dalam portofolionya haruslah yang dikategorikan halal. Reksa dana syariah merupakan reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antar pemodal sebagai pemilik harta (shahibul maal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahibul maal, maupun antar manajer investasi sebagai wakil pemilik harta

3 dengan pengguna investasi (Dewan Syariah Nasional MUI dan Bank Indonesia,2001). Reksa dana konvesional diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1995 berdasarkan UU Nomer 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mengizinkan reksa dana berbentuk tertutup dan terbuka, sedangkan reksa dana syariah sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1997 dengan dipelopori oleh PT Danareksa Investmen Management (DIM) yang menerbitkan Danareksa Syariah. Reksa dana merupakan investasi yang semakin popular di Indonesia. Perkembangan ini tampak pada semakin pesatnya perkembangan jumlah perusahaan investasi yang beroprasi di BEJ serta nilai aktiva yang dikelola. Reksa dana yang bersifat syariah seiring waktu mulai bermunculan hal ini terjadi karena kegiatan investasi reksa dana konvesional banyak yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, sebagian dari masyarakat yang ada menginginkan adanya suatu instrument investasi yang sesuai dengan syariah Islam. Reksa dana syariah tidak hanya mempertimbangkan aspek return saja, namun juga mempertimbangkan kehalalan dari instrument yang akan dibelinya, yaitu bukan merupakan instrument yang menghasilkan riba. Meskipun reksa dana syariah sudah mulai bermunculan, namun dari segi komposisi Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana syariah masih jauh dari reksa dana konvensional. NAB itu sendiri adalah nilai yang menggambarkan total kekayaan reksa dana setiap harinya. Nilai ini dipengaruhi oleh pembelian dan penjualan reksa dana oleh para investor, selain dari harga pasar dari aset reksa

4 dana itu sendiri. Berikut tabel komposisi NAB reksa dana tanggal 30 Oktober 2014: Tabel 1. Komposisi NAB Reksa Dana Jenis Reksa Dana Komposisi NAB Persentase ETF - Fixed Income 1,800,131,927,528.00 0.85 % ETF - Indeks 608,903,868,642.89 0.29 % ETF - Saham 382,740,482,898.32 0.18 % Fixed Income 30,987,977,737,058.92 14.71 % Indeks 517,931,809,994.9 0.25 % Mixed 18,305,694,785,735.45 8.69 % Pasar Uang 17,745,046,518,687.94 8.42 % Saham 89,624,603,199,940.84 42.55 % Syariah - Fixed Income 414,462,953,357.99 0.20 % Syariah - Indeks 145,272,703,410.98 0.07 % Syariah - Mixed 1,666,734,202,015.41 0.79 % Syariah - Pasar Uang 252,239,127,770.82 0.12 % Syariah - Saham 5,913,579,053,963.39 2.81 % Syariah - Terproteksi 1,104,549,554,603.49 0.52 % Terproteksi 41,159,564,805,751.73 19.54 % Sumber: www.ojk.go.id Tabel 1 menunjukan susunan total nilai investasi yang dilakukan manajer investasi berdasarkan jenis reksa dana yang tercatat di OJK. Dalam hal ini peneliti hanya fokus pada perbandingan komposisi NAB reksa dana jenis saham. Reksa dana jenis saham terbagi menjadi dua jenis yaitu syariah dan konvesional. Data tersebut menunjukan perbandingan yang sangat jauh, reksa dana saham-syariah hanya mampu menghasilkan total nilai investasi sebesar 2,81 % dari semua reksadana. Dilain pihak reksa dana saham-konvesional mampu menghasilkan total nilai investasi sebesar 42,55 %. Perbandingan

5 tersebut menunjukan kecendrungan bahwa investor lebih tertarik menginvestasikan dananya pada reksa dana konvesional dibandingkan reksa dana syariah. NAB reksa saham relatif lebih besar dari reksa dana Fixed Income, Indeks, Mixed, dan terproteksi. Reksa dana saham juga memiliki risiko fluktuasi harga saham yang cukup tinggi karena potensi return yang ditawarkannya relatif tinggi tetapi reksa dana saham juga memiliki risiko yang cukup besar. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang reksa dana saham dengan membandingkan antara reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional. Semakin berkembangnya instrument reksa dana syariah dan konvesional di Indonesia, masalah yang dihadapi dari sudut pandang investor adalah bagaimana memilih alternatif reksa dana yang ada berdasarkan kinerja portofolionya. Pertanyaannya tentang apakah manajer investasi reksa dana dapat memberikan perkiraan pengembalian (expected return) di atas rata-rata return pasar adalah isu yang relevan bagi investor. Oleh karena itu, pengukuran kinerja reksa dana merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hasil rekap return tahunan dari reksa dana konvensional dan syariah dalam periode tiga tahun terakhir :

6 Jenis Reksa Dana Tabel 2. Rata-Rata Return Reksa Dana 2011-2013 Kategori Rata-rata Return 2011 Rata-rata Return 2012 Rata-rata Return 2013 Reksa Dana Konvesional -0.25 % 11.57 % 12.66 % Saham Syariah -2.59 % 13.68 % 14.7 % IHSG 3.20 % 14.52 % 12.66% Sumber: www.bareska.com dan rudiyanto.blog.kontan.co.id Tabel 2 menggambarkan secara umum kinerja reksa dana saham syariah selama periode tiga tahun terahir relatif diatas reksa dana saham konvesional. Pertumbuhan reksa dana saham syariah jauh melebihi pertumbuhan dana kelolaan reksa dana saham konvesional, hal ini disebabkan jumlah produk reksa dana syariah yang semakin banyak sehingga memudahkan investor dalam pemilihan investasi. Dari penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk menyusun sebuah penelitian dengan judul ANALISIS KOMPARASI KINERJA PORTOFOLIO REKSA DANA SAHAM SYARIAH DAN REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DENGAN METODE SHARPE PERIODE 2011-2013. Dengan membandingkan dua jenis reksa dana saham yaitu reksadana saham syariah dan reksa dana konvesional khususnya pada reksa dana yang masih aktif dan terdaftar di BAPEPAM LK dan OJK maka akan diketahui mana yang memiliki risiko dan tingkat pengembalian yang lebih baik dari kedua jenis reksa dana tersebut. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada metode dan penambahan uji beda pada investasi reksa dana syariah dan reksa dana konvensional, sehingga hal ini bisa menambah keyakinan investor muslim untuk berinvestasi pada reksa dana saham syariah.

7 1.2 Permasalahan A. Identifikasi Masalah Latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi bahwa investor yang akan berinvestasi pada reksa dana dihadapi oleh dua pilihan reksadana, yaitu reksadana saham syariah dan reksa dana konvesional. Kedua reksa dana ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar dan perbedaan ini berkaitan pada hukum agama yang mengatur, yaitu agama islam yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia. Investor learning model menyatakan bahwa investor reksa dana cendrung chase return, artinya mereka akan menyalurkan dananya dalam reksa dana yang memiliki kinerja yang lebih baik. Reksa dana menjadi wahana yang tepat bagi pemula yang ingin memulai berinvestasi,khususnya pemodal kecil dan yang memilikin pengetahuan yang terbatas, sehingga diperlukannya perhitungan risiko dan return terhadap reksa dana syariah dan konvensiona. Dari segi komposisi NAB menunjukan kecendrungan investor untuk menginvestasikan dananya pada reksa dana saham konvesional. Kemudian untuk membandingkan kedua reksa dana tersebut maka dapat dilihat dari kinerja reksa dana. Instrument yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana tersebut adalah dengan membandingkan risiko dan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh masing-masing reksa dana.

8 Data volume transaksi menunjukkan adakalanya reksa dana konvensional memiliki nilai volume transaksi yang lebih rendah dibandingkan syariah, hal ini menggambarkan bahwa konvensional tidak pasti memilki kinerja yang lebih baik dibandingkan syariah. Oleh karena itu, untuk membadingkan kedua reksa dana maka dapat dilihat kinerja dari reksa dana tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana tersebut adalah dengan membandingkan risiko dan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh masing-masing reksa dana. B. Batasan Masalah Agar pembahasan mengarah pada tujuan dan mempermudah proses pengolahan data, maka perlu ditetapkan batasan-batasan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah dalam skripsi ini meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada reksa dana yang berjenis reksadana saham yang masih aktif di Bapepam.go.id dan ojk.go.id 2. Data yang digunakan untuk dianalisis adalah data Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit penyertaan dari masing-masing reksa dana dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2013. 3. Tingkat bunga bebas risiko yang digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 4. Analisis pengukuran pengembalian dan kinerja reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional menggunakan indeks Sharpe.

9 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi titik perhatian penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan besarnya risiko dan tingkat pengembalian antara reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional? 2. Manakah yang memiliki kinerja terbaik antara reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvesional? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian Hasil penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada investor dalam memilih suatu reksa dana sebagai pilihan investasi dengan memperhatikan risiko dan tingkat pengembalian yang dimiliki reksa dana, sehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui besarnya tingkat pengembalian dan risiko reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional serta untuk mengetahui reksa dana mana yang terbaik untuk wahana berinvestasi masyarakat? 2. Untuk mengukur kinerja reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional sehingga akan diketahui dari kedua reksa dana tersebut, mana yang akan memperlihatkan kinerja yang lebih baik.

10 B. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penelitian ini dilakukan untuk mengamalkan dan mengembangkan keilmuan, khususnya ilmu tentang pasar modal dan instrument pasar modal berupa reksa dana syariah dan reksa dana konvesional. 2. Bagi Investor dan Calon Investor Reksa Dana Peneliti memberikan bahan pertimbangan kepada calon investor dalam mengambil keputusan investasi. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam menilai kinerja suatu reksa dana baik reksa dana syariah maupun konvesional. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan ataupun wawasan bagi pihak lain yang akan memberikan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti lain.

11 1.4 Kerangka Pemikiran Reksa Dana Reksa Dana Saham Syariah Reksa Dana Saham Konvensional Kinerja Reksa Dana Saham Syariah 1.Tingkat Return 2.Tingkat Risiko Kinerja Reksa Dana Saham Konvesional 1.Tingkat Return 2.Tingkat Risiko Uji Beda (Independent Sample t-test) dan Sharpe Index Reksa Dana Syariah atau Reksa Dana Konvensional yang memiliki kinerja yang lebih baik Gambar 1. Kerangka Pemikiran Gambar 1 diatas adalah gambar kerangka pemikiran peneliti. Penelitian ini akan meneliti mengenai reksa dana. Dalam penelitian ini akan dibandingkan dua jenis reksa dana, yaitu reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvesional. Kedua bentuk reksa dana diatas akan dibandingkan dengan melihat kinerja yang dihasilkan masing-masing reksa dana. Kinerja reksa dana itu dapat dilihat dari tingkat risiko yang

12 dihadapi investor dan tingkat pengembalian (return) yang akan didapatkan investor. Selanjutnya, melakukan analisis perbandingannya dengan benchmark pembandingnya menggunakan uji beda independent sample t-test. Selain itu, untuk menghitung kinerja reksa dana juga dapat menggunakan metode Sharpe index. Metode pengukuran Sharpe atau Reward-to Variability Ratio (RVAR). Metode ini mengukur excess return suatu portofolio terhadap standar deviasi atau total risikonya (Jones, 2000 dan Sharpe, 1999). Dalam ukuran kinerja ukuran Sharpe, jika memiliki nilai Sharpe atau RVAR yang besar dari nilai Sharpe indeks pasar. Semakin besar nilai Sharpe suatu reksa dana, maka hal itu menunjukkan kinerja yang lebih baik dari reksa dana tersebut.