NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2016

Transkripsi:

No. 67/12/34/Th.XVIII, 1 Desember 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada November 2016, NTP Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai angka 104,23 atau mengalami penurunan sebesar 0,97 persen dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat 105,26. NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 98,09, NTP Subsektor Hortikultura (NTPH) 104,27, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 126,54, NTP Subsektor Peternakan (NTPT) 97,06, dan NTP Subsektor Perikanan (NTN) 103,34. Turunnya indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh turunnya indeks NTP semua subsektor kecuali subsektor tanaman perkebunan rakyat. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada November 2016 secara umum mencapai 129,66 atau mengalami inflasi sebesar 0,85 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 128,57. Kenaikan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,82 persen, diikuti kelompok transportasi dan komunikasi naik 0,64 persen, kelompok kesehatan naik 0,25 persen, kelompok perumahan naik 0,22 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,11 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,02 persen dan terakhir kelompok sandang naik sebesar 0,01 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung angka NTPnya pada bulan November 2016 terdapat 14 provinsi mengalami kenaikan NTP, sebaliknya 18 provinsi mengalami penurunan NTP dan 1 provinsi tidak mengalami perubahan NTP yaitu Provinsi Sumatera Barat. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 1,77 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 1,14 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Daerah Istimewa Yogyakarta November 2016 sebesar 114,44 atau turun 0,49 persen dibanding bulan Oktober 2016. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual 1

produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada November 2016, NTP di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan indeks sebesar 0,97 persen dibanding NTP Oktober 2016, yaitu dari 105,26 menjadi 104,23. Penurunan NTP bulan November 2016 ini disebabkan oleh turunnya indeks harga produk pertanian yang diterima petani, sebaliknya indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani mengalami kenaikan. Penurunan indeks NTP yang tercatat pada bulan November 2016 terjadi pada semua subsektor kecuali subsektor tanaman perkebunan rakyat. Subsektor tanaman pangan mengalami penurunan indeks terbesar yaitu 2,68 persen, diikuti subsektor peternakan turun sebesar 1,81 persen, subsektor hortikultura turun sebesar 0,50 persen dan dan subsektor perikanan turun sebesar 0,33 persen. Sebaliknya subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan sebesar 1,86 persen dibanding Oktober 2016. 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada November 2016, secara umum It di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan indeks sebesar 0,29 persen dibandingkan dengan It Oktober 2016, yaitu dari 130,11 menjadi 129,74 Subsektor tanaman pangan mengalami penurunan It terbesar yaitu mencapai 1,66 persen diikuti subsektor peternakan turun 1,26 persen, dan subsektor perikanan turun sebesar 0,09 persen. Sebaliknya It subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan sebesar 2,37 persen dan subsektor hortikultura naik sebesar 0,10 persen dibanding Oktober 2016. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada November 2016 Ib di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan Ib sebesar 0,69 persen bila dibandingkan Oktober 2016, yaitu dari 123,62 menjadi 124,47. Kenaikan Ib terbesar terjadi pada subsektor tanaman pangan yaitu sebesar 1,05 persen, diikuti subsektor hortikultura naik sebesar 0,60 persen, subsektor peternakan naik sebesar 0,56 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,50 persen dan subsektor perikanan naik sebesar 0,24 persen dibanding bulan Oktober 2016. Kenaikan Ib tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditi barang konsumsi rumahtangga seperti bawang putih, bawang merah, cabai rawit dan kacang panjang. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada November 2016 NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 2,68 persen. Turunnya NTPP ini disebabkan karena turunnya indeks yang diterima petani sebesar 1,66 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen. Penurunan indeks yang terjadi pada It disebabkan karena turunnya indeks harga subkelompok palawija sebesar 2,39 persen dan turunnya subkelompok palawija sebesar 0,97 persen. 2

Komoditas yang menyebabkan turunnya It pada subsektor ini terutama karena turunnya harga komoditi ketela pohon, gabah, kacang tanah dan kacang kedelai. Pada Ib naiknya indeks disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,21 persen. Sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) relatif tidak mengalami perubahan dibanding Oktober 2016. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan dan nya a. Indeks Diterima Petani (It) 129.12 126.97-1.66 - Padi 117.43 116.30-0.97 - Palawija 144.05 140.61-2.39 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 128.09 129.44 1.05 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.94 131.52 1.21 - Indeks BPPBM 117.02 117.01 0.00 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 100.80 98.09-2.68 d. Nilai Tukar Usaha Petanian 110.34 108.51-1.66 b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada November 2016, Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) mengalami penurunan indeks sebesar 0,50 persen. Hal ini terjadi karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,10 persen, lebih rendah dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani yang naik sebesar 0,60 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga pada beberapa komoditas utamanya cabai merah, bawang merah, cabai rawit dan jahe. Pada Ib kenaikan indeks disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,63 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,44 persen. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura dan nya a. Indeks Diterima Petani (It) 131.20 131.33 0.10 - Sayur-sayuran 125.35 127.34 1.59 - Buah-buahan 138.65 137.66-0.71 - Tanaman Obat 113.63 112.13-1.31 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 125.20 125.95 0.60 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.26 129.07 0.63 - Indeks BPPBM 112.63 113.12 0.44 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 104.79 104.27-0.50 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 116.48 116.09-0.34 3

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada November 2016 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 1,86 persen, hal ini terjadi karena naiknya indeks yang diterima petani sebesar 2,37 persen,lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,50 persen. Kenaikan It terjadi karena indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan indeks yaitu dari 152,11 menjadi 155,71. Beberapa komoditas subkelompok tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan harga utamanya adalah kelapa, cengkeh, tebu dan kopi. Kenaikan Ib pada subsektor ini dipengaruhi oleh naiknya IKRT sebesar 0,72 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,08 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan nya a. Indeks Diterima Petani (It) 152.11 155.71 2.37 - Tanaman Perkebunan Rakyat 152.11 155.71 2.37 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 122.44 123.05 0.50 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.13 129.04 0.72 - Indeks BPPBM 112.60 112.70 0.08 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 124.23 126.54 1.86 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 135.08 138.17 2.29 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Tabel 4 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan nya a. Indeks Diterima Petani (IT) 117.85 116.37-1.26 - Ternak Besar 117.10 115.36-1.49 - Ternak Kecil 116.20 114.69-1.31 - Unggas 125.47 125.17-0.24 - Hasil Ternak 116.47 115.34-0.97 b. Indeks Dibayar Petani (IB) 119.23 119.90 0.56 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.79 128.80 0.79 - Indeks BPPBM 110.81 111.14 0.30 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 98.85 97.06-1.81 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 106.36 104.70-1.56 Pada November 2016 terjadi penurunan pada NTPT sebesar 1,81 persen. Turunnya NTPT terjadi karena terjadi penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,26 persen, sebaliknya indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,56 persen. Turunnya harga beberapa komoditas seperti sapi potong, telur ayam ras, kambing, ayam ras petelur dan domba adalah penyebab turunnya It pada subsektor peternakan di bulan ini. Sementara itu, kenaikan yang 4

terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,79 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,30 persen. e. Subsektor Perikanan (NTN) Pada November 2016, NTN mengalami penurunan sebesar 0,33 persen, hal ini dikarenakan terjadi penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,09 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen. Penurunan It di subsektor ini disebabkan oleh turunnya It subkelompok ikan budidaya sebesar 0,09 persen dan subkelompok ikan tangkap turun sebesar 0,08 persen. Sementara itu kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,43 persen meskipun indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,02 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan dan nya a. Indeks Diterima Petani 122.77 122.65-0.09 - Penangkapan 137.02 136.91-0.08 - Budidaya 121.97 121.86-0.09 b. Indeks Dibayar Petani 118.41 118.69 0.24 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.47 129.02 0.43 - Indeks BPPBM 106.72 106.70-0.02 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 103.68 103.34-0.33 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 115.03 114.95-0.07 Jika dilihat lebih dalam menurut subkelompoknya, maka indeks NTP subkelompok ikan tangkap (Nilai Tukar Nelayan) pada November 2016 mengalami penurunan sebesar 0,30 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh penurunan indeks yang diterima petani (nelayan) sebesar 0,08 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani (nelayan) naik sebesar 0,22 persen. Turunnya It ini sangat dipengaruhi oleh turunnya harga beberapa komoditas terutama tenggiri dan tongkol pada bulan ini. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,43 persen, meskipin indeks BPPBM turun sebesar 0,05 persen. Tabel 6 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Tangkap dan nya Oktober - November 2016 (2012=100) a. Indeks Diterima Petani 137.02 136.91-0.08 - Penangkapan Perairan Umum 100.00 100.00 0.00 - Penangkapan Perairan Laut 137.06 136.95-0.08 b. Indeks Dibayar Petani 121.61 121.88 0.22 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.31 128.86 0.43 - Indeks BPPBM 113.75 113.69-0.05 c. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 112.68 112.33-0.30 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 120.46 120.42-0.03 5

Sementara itu NTP subkelompok ikan budidaya mengalami penurunan indeks sebesar 0,33 persen pada November 2016. Penurunan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,09 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,24 persen. Penurunan It banyak disebabkan oleh turunnya harga beberapa komoditas seperti gurame, udang dan patin. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,43 persen, meskipun indeks BPPBM turun sebesar 0,02 persen. Tabel 7 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Budidaya dan nya a. Indeks Diterima Petani 121.97 121.86-0.09 - Budidaya Air Tawar 121.97 121.86-0.09 b. Indeks Dibayar Petani 118.23 118.52 0.24 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.48 129.02 0.43 - Indeks BPPBM 106.33 106.31-0.02 c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 103.16 102.82-0.33 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 114.71 114.62-0.07 5. Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan Adanya perbedaan karakteristik yang signifikan antara petani di subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, dan peternak dengan nelayan yang selama ini digambarkan dari subsektor perikanan, maka bisa dilihat NTP pada kedua karakteristik tersebut dengan memisahkan penghitungan NTP antar keduanya. NTP Daerah Istimewa Yogyakarta tanpa subsektor perikanan pada November 2016 mencapai 104,26 atau turun sebesar 0,99 persen dibanding bulan Oktober 2016. Hal ini disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petani yang sebesar 0,29 persen, sebaliknya indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,71 persen. Tabel 8 Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan dan nya Indeks Harga yang Diterima Petani 130.34 129.95-0.29 Indeks Harga yang Dibayar Petani 123.77 124.65 0.71 Konsumsi Rumah Tangga 128.58 129.68 0.86 BPPBM 113.34 113.57 0.21 Nilai Tukar Petani 105.30 104.26-0.99 Nilai Tukar Usaha Pertanian 115.00 114.42-0.50 6

6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada November 2016 secara umum mencapai 129,66 atau mengalami inflasi sebesar 0,85 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 128,57. Kenaikan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,82 persen, diikuti kelompok transportasi dan komunikasi naik 0,64 persen, kelompok kesehatan naik 0,25 persen, kelompok perumahan naik 0,22 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,11 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,02 persen dan terakhir kelompok sandang naik sebesar 0,01 persen. Tabel 9 Indeks Harga Konsumen dan nya Kelompok Konsumsi Rumah Tangga 128.57 129.66 0.85 - Bahan Makanan 141.87 144.45 1.82 - Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 131.03 131.06 0.02 - Perumahan 121.36 121.63 0.22 - Sandang 126.89 126.90 0.01 - Kesehatan 116.86 117.15 0.25 - Pendidikan,Rekreasi dan Olah Raga 112.42 112.54 0.11 - Transportasi dan Komunikasi 116.49 117.23 0.64 7. NTUP Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 10 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) dan nya Subsektor 1. Tanaman Pangan 110.34 108.51-1.66 2. Hortikultura 116.48 116.09-0.34 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 135.08 138.17 2.29 4. Peternakan 106.36 104.70-1.56 5. Perikanan 115.03 114.95-0.07 a. Perikanan Tangkap 120.46 120.42-0.03 b. Perikanan Budidaya 114.71 114.62-0.07 NTUP Gabungan 115.00 114.44-0.49 7

Pada November 2016 NTUP secara umum turun sebesar 0,49 persen dibandingkan Oktober 2016. Penurunan NTUP terbesar terjadi di subsektor tanaman pangan yaitu sebesar 1,66 persen, diikuti subsektor peternakan turun sebesar 1,56 persen, subsektor hortikultura turun sebesar 0,34 persen dan subsektor perikanan turun sebesar 0,07 persen. Sebaliknya subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 2,29. 8. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dilaporkan, pada November 2016 ada sebanyak 14 provinsi yang mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 1,77 persen, sedangkan kenaikan NTP terkecil sebesar 0,02 persen terjadi di Provinsi DKI Jakarta. Kenaikan NTP terbesar di Provinsi Kalimantan Barat terutama disebabkan oleh naiknya NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dengan naiknya harga beberapa komoditi terutama karet. Sebanyak 18 provinsi pada bulan November 2016 ini mengalami penurunan NTP dengan Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan terbesar yaitu sebesar 1,14 persen, sedangkan Provinsi Bali mengalami penurunan NTP terkecil yaitu sebesar 0,06 persen. Penurunan NTP yang terjadi di Provinsi Jawa Timur utamanya disebabkan oleh turunnya harga tembakau pada subsektor tanaman perkebunan rakyat. Sedangkan Provinsi Sumatera Barat relatif tidak mengalami perubahan NTP dibanding Oktober 2016. 8

Tabel 11 NTP Provinsi dan nya Provinsi NASlONAL 101.71 101.31-0.40 KALBAR 95.07 96.76 1.77 RIAU 99.65 100.62 0.97 KEPRI 97.16 97.90 0.76 NAD 95.33 96.04 0.74 BENGKULU 92.85 93.34 0.54 KALTENG 97.96 98.38 0.42 LAMPUNG 103.46 103.86 0.38 KALSEL 97.52 97.76 0.25 PAPUA BARAT 100.68 100.81 0.13 JAMBI 99.70 99.84 0.13 KALTIM 98.37 98.49 0.13 NTB 107.25 107.32 0.06 SUMSEL 94.82 94.85 0.03 DKI 99.29 99.32 0.02 SUMBAR 96.60 96.60 0.00 BALI 107.13 107.06-0.06 MALUKU 100.93 100.83-0.10 SULUT 94.54 94.44-0.11 JABAR 104.01 103.78-0.22 BANTEN 100.55 100.30-0.25 SULSEL 104.23 103.91-0.30 SUMUT 101.28 100.83-0.45 SULTRA 99.39 98.95-0.45 SULTENG 98.68 98.20-0.49 NTT 102.41 101.83-0.57 JATENG 100.15 99.55-0.60 GORONTALO 106.46 105.77-0.65 PAPUA 95.91 95.05-0.90 YOGYAKARTA 105.26 104.23-0.97 BABEL 99.56 98.58-0.98 MALUKU UTARA 104.20 103.15-1.01 SULBAR 109.79 108.61-1.08 JATIM 104.98 103.79-1.14 9

Tabel 12 NTP tanpa Subsektor Perikanan Provinsi dan nya Provinsi NASIONAL 101.64 101.23-0.41 KALBAR 94.78 96.54 1.85 RIAU 99.07 100.10 1.04 NAD 95.22 95.95 0.77 KEPRI 92.91 93.51 0.65 BENGKULU 92.75 93.28 0.57 KALTENG 97.32 97.74 0.43 LAMPUNG 103.60 104.02 0.40 KALSEL 96.47 96.72 0.26 JAMBI 99.65 99.80 0.15 PAPUA BARAT 100.52 100.66 0.14 KALTIM 98.07 98.19 0.13 NTB 107.44 107.51 0.07 SUMSEL 94.74 94.77 0.03 SUMBAR 96.19 96.19-0.01 BALI 107.18 107.11-0.07 SULUT 94.09 93.94-0.16 MALUKU 100.53 100.31-0.22 BANTEN 100.42 100.17-0.25 JABAR 104.29 104.01-0.26 SULSEL 104.39 104.05-0.32 SUMUT 101.26 100.80-0.45 NTT 102.39 101.81-0.56 SULTRA 98.24 97.69-0.57 SULTENG 98.13 97.57-0.57 JATENG 100.11 99.50-0.60 GORONTALO 106.69 106.02-0.63 PAPUA 95.44 94.58-0.90 YOGYAKARTA 105.30 104.26-0.99 MALUKU UTARA 104.40 103.28-1.08 SULBAR 110.15 108.96-1.08 BABEL 98.87 97.78-1.10 JATIM 104.95 103.74-1.16 10

Tabel 13 Nilai Tukar Nelayan Provinsi dan nya Provinsi NASIONAL 108.88 109.07 0.18 MALUKU 104.31 105.58 1.22 SULTENG 113.99 115.27 1.12 KEPRI 108.95 110.07 1.03 SULUT 104.71 105.56 0.81 SULTRA 119.79 120.66 0.73 KALTENG 111.37 112.09 0.65 KALSEL 112.58 113.24 0.58 KALTIM 109.27 109.88 0.56 JATIM 113.90 114.49 0.51 BALI 112.87 113.44 0.50 NAD 102.17 102.54 0.36 SULSEL 104.67 105.04 0.35 JABAR 110.97 111.27 0.27 DKI 105.62 105.90 0.27 BABEL 108.77 109.06 0.27 PAPUA BARAT 103.52 103.70 0.17 BANTEN 118.14 118.23 0.08 MALUKU UTARA 100.82 100.89 0.06 NTB 109.00 109.03 0.03 SUMSEL 96.78 96.81 0.03 RIAU 117.09 117.12 0.02 KALBAR 104.82 104.81 0.00 BENGKULU 103.86 103.64-0.22 JAMBI 108.28 107.96-0.29 YOGYAKARTA 112.68 112.33-0.30 JATENG 109.42 109.05-0.34 SUMUT 107.01 106.48-0.49 LAMPUNG 108.24 107.51-0.67 PAPUA 107.91 107.16-0.70 GORONTALO 107.16 106.32-0.78 SULBAR 105.75 104.80-0.89 NTT 105.35 104.19-1.10 SUMBAR 108.46 106.24-2.05 11

Tabel 14 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Provinsi dan nya Provinsi NASIONAL 98.60 98.41-0.20 KEPRI 106.15 107.17 0.96 SUMBAR 105.40 106.20 0.76 SULTRA 96.27 96.99 0.75 JABAR 98.09 98.72 0.64 BALI 89.54 89.66 0.13 SUMSEL 96.94 96.98 0.04 KALBAR 99.08 99.05-0.04 SUMUT 96.86 96.73-0.14 SULSEL 98.71 98.56-0.15 KALTENG 97.46 97.30-0.16 SULUT 93.54 93.36-0.19 DKI 92.66 92.41-0.27 PAPUA BARAT 89.58 89.30-0.32 NAD 94.33 94.02-0.33 YOGYAKARTA 103.16 102.82-0.33 LAMPUNG 95.24 94.82-0.44 KALTIM 90.46 89.97-0.55 NTT 99.52 98.98-0.55 BANTEN 96.51 95.96-0.56 NTB 89.99 89.47-0.57 BABEL 94.45 93.89-0.59 RIAU 102.31 101.61-0.69 JATENG 100.25 99.51-0.73 MALUKU UTARA 107.22 106.39-0.77 JAMBI 94.61 93.85-0.80 MALUKU 103.93 103.06-0.83 BENGKULU 93.40 92.57-0.89 JATIM 102.24 101.20-1.02 PAPUA 87.12 86.12-1.15 KALSEL 102.84 101.63-1.18 SULBAR 96.39 95.26-1.18 SULTENG 88.58 87.52-1.20 GORONTALO 88.82 87.40-1.60 12

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH NOVEMBER 2016 Berdasarkan hasil observasi terhadap 51 transaksi gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta selama November 2016, sebanyak 54,90 persen berkualitas Gabah Kering Panen (GKP) dan sisanya 45,10 persen berkualitas rendah. Dibandingkan Oktober 2016, rata-rata harga gabah kualitas GKP turun 1,24 persen menjadi Rp. 4.812,50 per kg di tingkat petani dan turun 1,23 persen menjadi Rp. 4.862,50 per kg di tingkat penggilingan. Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas rendah turun sebesar 4,74 persen menjadi Rp. 3.867,39 per kg di tingkat petani dan turun 4,69 persen menjadi Rp. 3.917,39 per kg di tingkat penggilingan. Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.400,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Menthik Wangi terjadi di Kecamatan Moyudan (Sleman). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.700,00 per kg dengan gabah kualitas rendah dengan varitas IR64 dan Membramo terjadi di wilayah Kecamatan Sewon (Bantul). Selama November 2016, tidak dijumpai observasi harga gabah di bawah HPP baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan. Pada November 2016, berdasarkan hasil Survei Harga Produsen Gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat ada sebanyak 51 observasi transaksi gabah di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Dilihat dari distribusinya, gabah kualitas GKP sebanyak 28 observasi dan gabah kualitas rendah sebanyak 23 observasi. Tabel 15 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP menurut Kelompok Kualitas, November 2016 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi (%) Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga* Pembelian Pemerintah (HPP) Selisih Harga Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/Kg) (Rp/Kg) (%) (5) (6) (7) (8) (9) GKG 0 (0,00%) - - - - 4.600,00 (penggilingan) - - GKP 28 (54,90%) 3.900,00 5.400,00 4.812,50 4.862,50 3.700,00 (petani) 1.112,50 30,07 3.750,00 (penggilingan) 1.112,50 29,67 Gabah Kualitas Rendah Total 23 (45,10%) 51 (100,00%) 3,700,00 4.350,00 3.867.39 3.917,39 - - - - - - - - - - 13

1. Kasus Harga di Bawah HPP dan Kualitas Rendah Jumlah observasi harga gabah kualitas GKG dan GKP mencapai 28 observasi atau 54,90 persen dari keseluruhan jumlah observasi selama November 2016. Dari sejumlah observasi tersebut, tidak ditemui kasus harga gabah baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada dibawah HPP. Berdasarkan 23 observasi pada transaksi penjualan gabah kualitas rendah atau 45,10 persen dari keseluruhan observasi transaksi penjualan gabah selama November 2016, yang berpotensi mengalami kasus harga 35,30 persen berasal dari Kabupaten Bantul dan 9,80 persen berasal dari Kabupaten Sleman. Kelompok Kualitas Tabel 16 Jumlah dan Observasi Harga Gabah di Bawah, Sama Dengan, dan di Atas HPP menurut Kualitas, November 2016 Jumlah Observasi Jumlah Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Sama Dengan HPP Jumlah Observasi Harga Gabah di Atas HPP Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan (5) (6) (7) (8) GKG 0-0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) GKP 28 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 28 (100,00 %) 28 (100,00 %) GKG dan GKP 28-0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 28 (100,00 %) Kualitas Rendah 23 2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata-rata Komponen Mutu Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.400,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Menthik Wangi terjadi di Kecamatan Moyudan (Sleman). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.700,00 per kg dengan gabah kualitas rendah dengan varitas IR64 dan Membramo terjadi di wilayah Kecamatan Sewon (Bantul). Tabel 17 Rata-rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas, September - November 2016 Kelompok Kualitas Kadar Air (KA) Kadar Hampa/Kotoran (KH) Sep 2016 Okt 2016 Nov 2016 Sep 2016 Okt 2016 Nov 2016 (5) (6) (7) GKG - - - - - - GKP 14,52 12,57 13,48 7,62 7,43 5,51 Kualitas Rendah 22,08 28,34 28,58 10,09 13,89 9,54 Selama tiga bulan terakhir, komponen mutu gabah relatif berfluktuasi dari bulan ke bulan. Rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 13,48 persen dan 5,51 persen, sedangkan gabah kualitas rendah pada bulan November 2016 memiliki rata-rata KA dan KH masing-masing sebesar 28,58 persen dan 9,54 persen. 14

Rp/Kg Tabel 18 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas September - November 2016 Tingkat Petani (Rp / Kg) Tingkat Penggilingan (Rp / Kg) Kelompok Kualitas Sep 2016 Okt 2016 Nov 2016 Perub (4) thd (3) (%) Sep 2016 Okt 2016 Nov 2016 Perub (8) thd (7) (%) (5) (6) (7) (8) (9) GKG - - - - - - - - GKP 4.689,71 4.873,08 4.812,50-1,24 4.739,71 4.923,08 4.862,50-1,23 Kualitas Rendah 4.166,67 4.060,00 3.867,39-4,74 4.216,67 4.110,00 3.917,39-4,69 Dibandingkan Oktober 2016, rata-rata harga gabah kualitas GKP turun 1,24 persen menjadi Rp. 4.812,50 per kg di tingkat petani dan turun 1,23 persen menjadi Rp. 4.862,50 per kg di tingkat penggilingan. Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas rendah turun sebesar 4,74 persen menjadi Rp. 3.867,39 per kg di tingkat petani dan turun 4,69 persen menjadi Rp. 3.917,39 per kg di tingkat penggilingan. Gambar 1 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Daerah Istimewa Yogyakarta, November 2015 -November 2016 5600 5400 5200 5000 4800 4600 4400 4200 4000 3800 3600 3400 3200 3000 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 GKG GKP Kualitas Rendah HPP GKG HPP GKP 15