29 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menyajikan materi perkembangan teknologi produksi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas IV SDN 57 Dumbo Raya Kota Gorontalo. Siklus I dilaksanakan dalam 1 (satu) kali pertemuan, siklus II juga dilaksanakan dalam 1 (satu) kali pertemuan. Materi disajikan dalam II siklus, dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilakukan mengacu pada pendapat Arikunto (2002: 91-96) yang meliputi: (1) observasi, (2) perencanaan (3), tindakan, dan (4) refleksi. Untuk lebih jelasnya, prosedur penelitian dan hasil tindakan setiap siklus dapat dideskripsikan sebagai berikut: 4.1.1 Observasi Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di IV SDN 57 Dumbo Raya Kota Gorontalo khususnya pada siswa kelas IV, bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah, dimana dari 21 orang siswa yang diobservasi sekitar 2 orang atau 10 % yang tuntas, sedangkan sisanya 19 orang siswa atau 90 % yang belum tuntas. Oleh karena itu perlu dikembangkan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Salah satu metode yang cocok untuk mengembangkan hasil belajar tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Make A Match. 29
30 4.2 Hasil Penelitian Tindakan Siklus I (Satu) 4.2.1 Perencanaan Pada tahap ini, peneliti membuat persiapan/perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan pada proses pelaksanaan tindakan. Peneliti merancang pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam menerima pembelajaran sesuai dengan kelompok masing-masing melalui model pembelajaran Make A Match. 4.2.2 Pelaksanaan Pelaksanaan observasi siklus I kamis 23 mei 2013, Pada pelaksanaan siklus I jika dibandingkan dengan pada observasi awal sudah ada perubahan peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Make A Match, hal ini terlihat pada hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat. Kegiatan guru pada pelaksanaan siklus I dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Make A Match dengan langkah- langkah berikut: a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik untuk sesi review, sebagain merupakan kartu soal sedangkan sebagaian lagi merupakan kartu jawaban b. Setiap siswa menapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban c. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya e. Setiap siswa yang apat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
31 f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati bersama g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnnya h. Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Selanjutnya lembar observasi kegiatan guru dapat dijabarkan pada tabel berikut: Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Peneliti Dalam Menggunkanan Model Make A Match pada Siklus I Kegiatan Guru Kualifikasi Perolehan Persentase (%) Sangat Baik 2 9 Baik 4 17 Cukup 5 22 Kurang 10 43 Jumlah 21 91 Dari tabel di atas terlihat bahwa dalam proses belajar mengajar khususnya kegiatan peneliti belum maksimal, hal ini disebabkan masih ada 15 aspek kegiatan peneliti yang mendapat kualifikasi cukup dan kurang, yakni: (1) Mempersiapkan siswa untuk belajar, (2) Melakukan kegiatan apersepsi, (3) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, (4) Mengaitkan materi dengan pengetahuan
32 yang lain yang relevan, (5) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa, (6) Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, (7) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa, (8) Melaksanakan pembelajaran secara runtut, (9) Menguasai kelas, (10) Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, (11) Menggunakan media secara efektif dan efisiean, (12) Menghasilkan pesan yang menarik, (13) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, (14) Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, (15) Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik, dan benar. Sedangkan lembar pengamatan aktivitas siswa dapat dijabarkan pada tabel berikut: Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran pada Siklus I Kegiatan Siswa Kualifikasi Perolehan Persentase (%) Sangat Baik 2 9 Baik 3 13 Cukup 5 22 Kurang 11 40 Jumlah 21 84 Dari tabel di atas terlihat bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tidak sesuai dengan diharapkan, hal ini disebabkan masih ada 16 aspek aktivitas siswa yang mendapat kualifikasi cukup dan kurang, yakni: (1)
33 Kesiapan menerima pembelajaran, (2) Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi, (3) Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, (4) Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, (5) Aktif bertanya saat proses penjelasan materi, (6) Adanya interaksi positif antara siswa guru, siswa materi pelajaran, (7) Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar, (8) Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, (9) Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan, (10) Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, (11) Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, (12) Siswa merasa terbimbing, (13) Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, (14) Siswa mampu mengemukakan gagasannya dengan lancar, (15) Siswa secara aktif memberi rangkuman, (16) Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang. Kekurangan kegiatan peneliti dan aktivitas siswa akan dibahas lebih lanjut pada tahap refleksi. 4.2.3 Hasil Pemantauan dan Evaluasi Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi produksi, menunjukan bahwa guru dan siswa dalam proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru masih memiliki kekurangan dalam pelaksanaannya. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain sebagai berikut: (1) Mempersiapkan siswa untuk belajar, (2) Melakukan kegiatan apersepsi, (3) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, (4) Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan, (5) Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa, (6) Mengaitkan materi dengan realitas
34 kehidupan, (7) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa, (8) Melaksanakan pembelajaran secara runtut, (9) Menguasai kelas, (10) Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, (11) Menggunakan media secara efektif dan efisiean, (12) Menghasilkan pesan yang menarik, (13) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, (14) Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, (15) Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik, dan benar, (1) Kesiapan menerima pembelajaran, (2) Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi, (3) Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, (4) Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, (5) Aktif bertanya saat proses penjelasan materi, (6) Adanya interaksi positif antara siswa guru, siswa materi pelajaran, (7) Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar, (8) Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, (9) Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan, (10) Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, (11) Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, (12) Siswa merasa terbimbing, (13) Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, (14) Siswa mampu mengemukakan gagasannya dengan lancar, (15) Siswa secara aktif memberi rangkuman, (16) Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang. Namun dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut tapi hasil belajar siswa sudah meningkat dari observasi awal. Selanjutnya, untuk melihat hasil yang diperoleh pada siklus I, maka peneliti bersama guru mitra telah menganalisis hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut hasil belajar siswa melalui model pembelajaran
35 Make A Match pada pelaksanaan tindakan penelitian siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Melalui Model Make a Match Pada Siklus I Aspek Yang Diamati No Nama Siswa Kerjasama Keaktifan Tanggung Jawab Jumlah Nilai 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Abdul Rahman Kasim 6 60 2 Abdul Wahyu Usman 2 20 3 Abdul W. Mamonto 10 100 4 Alim Ilolu 4 40 5 Hafis Lasama 5 50 6 Iyal Datau 6 60 7 Nopri Yanto Ibrahim 4 40 8 Moh. Ikbal Kadili 6 20 9 Septian Potale 4 40 10 Suaib Huruse 4 40 11 Zulfikran Poiyo 6 60 12 Dian A. Kamali 5 50 13 Isran Abas 4 40 14 Isrin Abas 7 70 15 Nadia Ahmad 6 65 16 Nurhalisa Panji 5 55 17 Nurul M. Sapii 8 80 18 Siti K. Hamzah 4 40 19 Silfani Lapaugi 2 20 20 Silfana Lapaugi 4 40 21 Meylan Ishak 5 50
36 Jumlah 2 4 12 1 1 4 7 0 1 3 10 10 107 470 Persentase (%) 10 19 57 5 5 19 33 0 5 14 48 5 5,09 49,5 Dari tabel di atas jelas bahwa rata-rata hasil belajar siswa dilihat dari 4 aspek yang diamati pada saat mengikuti proses pembelajaran adalah sebesar 49,5 %. Selanjutnya, dari 21 siswa yang diamati, kategori siswa yang kerjasama sebanyak 2 orang atau 10 % yang memiliki kerjasama sangat baik, 12 orang atau 57 % yang cukup, 4 orang atau 19 % yang baik, dan 1 orang atau 5 % yang kurang. Kemudian kategori keaktifan pada saat mengikuti proses pembelajaran adalah 0 orang atau 0% aspek kurang, 7 orang atau 33 % yang cukup, 4 orang atau 19 % yang baik dan 1 orang atau 5% yang sangat baik. Selanjutnya, yang siswa memiliki tanggung jawab kurang pada saat mengikuti proses pembelajaran 2 orang atau 10%, 10 orang atau 48% yang cukup, 3 orang atau 24% yang baik, dan 1 orang atau 5 % yang sangat baik. 4.2.4 Analisis dan Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti, setelah dikaksanakan tindakan pada subjek penelitian berupa model pembelajaran Make A Match pada materi perkembangan teknologi produksi. Berdasarkan hasil pengamatan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I sudah ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi perkembangan teknologi produksi. Namun peningkatan tersebut belum mencapai indikator yang diterapkan yaitu sebesar 69 %. Untuk itu perlu diadakan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatakan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, tindakan dilanjutkan pada siklus II.
37 4.3 Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II (Dua) 4.3.1 Pelaksanaan Siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013. Guru kembali menjelaskan materi perkembangan teknologi produksi menggunakan pembelajaran Make A Match agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan. Kegiatan guru pada pelaksanaan pembelajaran siklus II dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match dengan langkah- langkah berikut: 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik untuk sesi review, sebagain merupakan kartu soal sedangkan sebagaian lagi merupakan kartu jawaban 2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban 3. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang 4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya 5. Setiap siswa yang apat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin 6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati bersama 7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnnya 8. Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Dari hasil pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut.
38 Dari 23 aspek yang diamati yakni, sebanyak 7 aspek atau 30 % yang memperoleh kualifikasi sangat baik, dan sebanyak 11 aspek atau 48 % yang memperoleh kualifikasi baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Peneliti Dalam Menggunakan Model Make A Match pada Siklus II Kegiatan Guru Kualifikasi Perolehan Persentase (%) Sangat Baik 7 30 Baik 11 48 Cukup 2 9 Kurang 1 4 Jumlah 21 91 Dari tabel di atas, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran, khususnya kegiatan peneliti sudah lebih baik, dimana dari 23 aspek kegiatan peneliti yang diamati oleh guru mitra sebagai kolabolator semuanya sudah dilaksanakan. Dengan demikian, maka kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah berhasil. Sedangkan pada observasi pengamatan aktivitas siswa diperoleh bahwa dari 13 aspek yang diamati, sebanyak 4 aspek atau 30.77 yang memperoleh kualifikasi sangat baik, dan 9 aspek atau 69.23% yang memperoleh kualifikasi baik (data terlampir). Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan pada tabel berikut
39 Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran pada Siklus II Kegiatan Siswa Kualifikasi Perolehan Persentase (%) Sangat Baik 9 39,13 Baik 12 52,17 Cukup - - Kurang - - Jumlah 21 91,30 Data di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran telah memenuhi harapan peneliti, dimana dari 23 aspek yang diamati sudah memenuhi kualifikasi sangat baik dan baik, sedangkan kualifikasi cukup dan kurang sudah tidak ada. 4.3.2 Hasil Pamantauan dan Evaluasi Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi produksi, menunjukan bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah tidak memiliki kekurangan. Sedangkan hasil belajar siswa sudah terjadi peningkatan dari observasi dan siklus I. Untuk yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Make A. Match pada pelaksanaan tindakan penelitian siklus II. Selanjutnya, untuk melihat hasil pada siklus II, maka peneliti
40 bersama guru mitra telah menganalisis kemampuan atau hasil belajar siswa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Melalui Model Make a Match Pada Siklus II Aspek Yang Diamati No Nama Siswa Kerjasama Keaktifan Tanggung Jawab Jumlah Nilai 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Abdul Rahman Kasim 8 80 2 Abdul Wahyu Usman 8 80 3 Abdul W. Mamonto 10 100 4 Alim Ilolu 6 60 5 Hafis Lasama 8 80 6 Iyal Datau 8 80 7 Nopri Yanto Ibrahim 8 80 8 Moh. Ikbal Kadili 8 80 9 Septian Potale 4 40 10 Suaib Huruse 7 70 11 Zulfikran Poiyo 6 60 12 Dian A. Kamali 8 80 13 Isran Abas 4 45 14 Isrin Abas 9 90 15 Nadia Ahmad 10 100 16 Nurhalisa Panji 10 100 17 Nurul M. Sapii 10 100 18 Siti K. Hamzah 8 80 19 Silfani Lapaugi 8 80 20 Silfana Lapaugi 10 100 21 Meylan Ishak 8 80 Jumlah 8 6 8 80 4 9 5 1 0 5 11 3 168 1685
41 Persentase (%) 38 29 10 100 19 43 24 5 0 24 52 14 8 80,2 Dari tabel di atas jelas bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diamati dari 4 aspek yakni sebesar 80,2 %. Dari 21 siswa yang diamati keseluruhannya sudah memiliki hasil yang sangat baik dan baik, dilihat dari aspek kerjasama, keaktifan, maupun tanggung jawab. 4.3.3 Analisis dan Refleksi Setelah dilaksanakan tindakan pada subjek penelitian melalui model pembelajaran Make a Match dalam proses belajar mengajar pada materi perkembangan teknologi produksi. Berdasarkan pada hasil tindakan siklus II, dapat diketahuai hasil yang dicapai dalam siklus II ini dengan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah sebesar 80.2 % atau terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 30.7 %. Klasifikasi nilai ini sudah memenuhi indikator kinerja sebesar 69 %. Dengan demikian penelitian berkesimpulan bahwa tidak perlu diadakan tindakan lanjutan dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dianggap selesai dan berhasil. 4.4 Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SDN 57 Dumbo Raya Kota Gorontalo khususnya pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi produksi melalui model pembelajaran Make A. Match, dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ukuran keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yakni jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 69 %.
42 Hasil penelitian tindakan kelas di atas menunjukan bahwa pada siklus I, dari 21 siswa yang diamati, kategori siswa yang kerjasama sebanyak 2 orang atau 10 % yang memiliki kerjasama sangat baik, 12 orang atau 57 % yang cukup, 4 orang atau 19 % yang baik, dan 1 orang atau 5 % yang kurang. Kemudian kategori keaktifan pada saat mengikuti proses pembelajaran adalah 0 orang atau 0% aspek kurang, 7 orang atau 33 % yang cukup, 4 orang atau 19 % yang baik dan 1 orang atau 5% yang sangat baik. Selanjutnya, yang siswa memiliki tanggung jawab kurang pada saat mengikuti proses pembelajaran 2 orang atau 10%, 10 orang atau 48% yang cukup, 3 orang atau 24% yang baik, dan 1 orang atau 5 % yang sangat baik. Berdasarkan hasil refleksi bersama dengan guru mitra, ternyata pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I, masih terdapat kekurangankekurangan yakni; guru kurang menganalisa pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, guru masih kurang menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa, guru kurang membimbing siswa dala kelompok belajar, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami, guru kurang memberikan perhatian kepada prestasi siswa pada saat menjawab pertanyaan yang diberikan, dan waktu yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk menyelesaikan tugas kerja kelompok terlalu singkat Kelemahan lain yang ditemukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I adalah aktivitas belajar siswa yakni: siswa kurang mengikuti dengan baik seluruh pengarahan tugas yang diberikan oleh guru, siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa kurang mengajukan
43 pertanyaan, siswa kurang aktif dalam melakukan diskusi dengan teman kelompoknya, dan siswa kurang bekerjasama dalam kelompok masing-masing. Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I, maka pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus ke II, diadakan perbaikan strategi pembelajaran melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Guru mengoptimalkan untuk menganalisa pengetahuan yang dimiliki oleh siswa 2. Guru mengoptimalkan dalam menyampaikan materi pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa. 3. Guru membimbing siswa dalam kelompok belajar sesuai dengan kemampuan siswa. 4. Guru berusaha untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami oleh siswa 5. Guru berusaha untuk memberikan perhatian kepada prestasi siswa pada saat menjawab pertanyaan yang diberikan. 6. Mengoptimalkan waktu yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk menyelesaikan tugas kerja kelompok. Dari hasil perbaikan strategi pembelajaran tersebut, maka pada siklus ke II, telah terjasi perubahan-perubahan, baik dari segi hasil belajar maupun proses pembelajaran. Perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut: a. Peningkatan hasil belajar siswa siklus I 49,5 %, pada siklus II meningkat menjadi 80.2 %.
44 b. Kualifikasi pembelajaran guru pada siklus I, aspek yang memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik adalah 57 %, pada siklus II meningkat menjadi 78%. c. Kualifikasi aktivitas siswa pada siklus I, aspek yang memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik adalah 21 %, pada siklus II meningkat menjadi 91 %. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas pada mata IPS materi perkembangan teknologi produksi di kelas IV SDN 57 Dumbo Raya Kota Gorontalo melalui Make a Match terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi: Terjadi peningkatan hasil belajar siswa tentang materi perkembangan teknologi produksi melalui model Make A Match pada mata pelajaran IPS Kelas IV SDN 57 Dumbo Raya Kota Gorontalo, terbukti.