METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

Bagan Kerangka Pemikiran "##

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

KUESIONER DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. Disain dan Tempat Penelitian. Teknik Penarikan Contoh. di = di/d x 100

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE. Gambar 7 Kerangka pemilihan lokasi penelitian. Sekolah Dasar di Kota Bogor. SAB SDIT Insantama SDN Polisi 4 SDN Sukadamai 3

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

KEBIASAAN SARAPAN PADA MAHASISWA TPB IPB DENGAN STATUS GIZI NORMAL DAN OBES IFDAL

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN SARAPAN, DAN STATUS GIZI PADA SISWA SMAN 1 JATISARI KARAWANG (JAWA BARAT) WILLI GUMILANG

Transkripsi:

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret April 2011 di lingkungan Kampus IPB (Institut Pertanian Bogor) Darmaga. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan alasan sebagian besar aktivitas mahasiswa Mayor Ilmu Gizi dan KSH berlangsung di lingkungan kampus. Teknik Penarikan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2008 dari Mayor Ilmu Gizi dan KSH IPB yang tinggal di Bogor secara mandiri dan tidak mengambil mata kuliah minor/supporting course Gizi Masyarakat. Ukuran contoh adalah 60 mahasiswa yang berasal dari campuran antara Mayor Ilmu Gizi dan KSH IPB dimana jumlah contoh dari masingmasing mayor dihitung dengan ukuran proporsi berdasarkan jumlah mahasiswa masingmasing mayor yang memenuhi kriteria dan diambil secara acak. Ukuran contoh untuk masingmasing mayor adalah 30 sampel. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) jumlah sampel untuk membandingkan antar kelompok seperti ttest minimal harus 30 sampel. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling with proportional allocation (teknik penarikan contoh acak berlapis dengan alokasi proporsional). Perhitungan ukuran contoh: Keterangan: 1 = Mayor Ilmu Gizi 2 = Mayor Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata n = Ukuran contoh dari Mayor tertentu N= Jumlah mahasiswa dari mayor tertentu yang tinggal mandiri (kos, kontrak, asrama) dan tidak mengambil mata kuliah minor atau supporting course Gizi Masyarakat. M= Jumlah mahasiswa dari kedua mayor yang tinggal mandiri (kos, kontrak, asrama) dan tidak mengambil mata kuliah minor atau supporting course Gizi Masyarakat (populasi).

24 Mayor Tabel 4 Proporsi ukuran contoh tiap mayor Jumlah mahasiswa Jumlah mahasiswa yang memenuhi kriteria (populasi) Ukuran contoh Ilmu Gizi 94 72 32 KSH 91 63 28 Total 185 135 60 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik individu (usia, jenis kelamin, uang saku, dan pengeluaran untuk pangan) dan keluarga (pendidikan, pekerjaan, pendapatan orang tua, dan besar keluarga), kebiasaan sarapan (frekuensi, waktu dan tempat, dan jenis makanan sarapan), asupan zat gizi (tingkat kecukupan energi, protein, Fe, vitamin A, dan vitamin C), aktivitas fisik (jenis aktivitas dan durasi), dan data antropometri (berat badan dan tinggi badan). Data kebiasaan sarapan meliputi frekuensi, waktu dan tempat, dan jenis makanan sarapan diperoleh melalui Food Record selama 1 minggu. Data frekuensi sarapan digambarkan dengan frekuensi sarapan contoh dalam satu minggu. Data asupan zat gizi diperoleh dengan metode recall 1x24 jam yang dilakukan dua hari, yaitu hari kuliah dan hari libur. Data aktivitas fisik yang diperoleh adalah jenis kegiatan dan durasi waktu setiap kegiatan. Jenis kegiatan contoh dikelompokkan menjadi lima kegiatan (Hardinsyah & Martianto 1992). Data tingkat aktivitas fisik contoh diperoleh melalui metode recall 1x24 jam yang dilakukan dua hari, yaitu hari kuliah dan hari libur. Jenis dan durasi waktu merupakan hal utama yang akan direcall. Aktivitas yang direcall adalah seluruh aktivitas mulai bangun pagi hingga tidur malam. Hal ini didasari metode analisis dengan PAL (Physical Activity Level) sesuai dengan FAO/WHO/UNU (2001). Data antropometri meliputi berat badan dan tinggi badan contoh diperoleh melalui pengukuran secara langsung. Data berat badan diperoleh menggunakan timbangan dengan ketelitian 0.1 kg dan data tinggi badan diukur menggunakan microtoise dengan ketelitian 0.1 cm. Data sekunder diperoleh dari database mahasiswa dan Buku Panduan Program Sarjana IPB edisi 2010 berupa gambaran karakteristik Mayor Ilmu Gizi dan KSH. Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh diperiksa terlebih dahulu agar informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Tahapan pengolahan data dimulai dari verifikasi, coding, entri, cleaning, dan selanjutnya dianalisis. Verifikasi

25 dilakukan untuk mengecek konsistensi informasi. Penyusunan codebook sebagai panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entri data, kemudian dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Pengolahan dan analisis data menggunakan perangkat program komputer Microsoft excel 2007 dan Statistical Program for Social Science (SPSS) version 16.0 for windows. Pengkategorian variabel penelitian secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5. Data primer terdiri dari karakteristik individu (usia, jenis kelamin, uang saku, pengeluaran untuk pangan) dan keluarga (pendidikan, pekerjaan, pendapatan orang tua, dan besar keluarga), kebiasaan sarapan (frekuensi, waktu dan tempat, dan jenis makanan sarapan), asupan zat gizi (tingkat kecukupan energi, protein, Fe, vitamin A, dan vitamin C), aktivitas fisik (jenis aktivitas dan durasi), dan status gizi (berat badan dan tinggi badan), serta data sekunder terdiri dari database mahasiswa dan gambaran karakteristik mayor kedua kelompok. Data uang saku dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu <Rp 600.000, Rp 600.000 Rp 999.999, dan Rp 1.000.000. Pengkategorian tersebut berdasarkan kebutuhan pangan minimal yang dapat memenuhi kebutuhan gizi ditambah dengan pengeluaran non pangan individu kurang lebih sebesar Rp 600.000 Rp 1.000.000 (Prabandari 2010). Data pengeluaran untuk pangan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu kurang (<Rp 600.000) dan baik ( Rp 600.000). Pengkategorian tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa pengeluaran untuk pangan yang dapat mencukupi kebutuhan gizi per bulan minimal sebesar Rp 600.000 (Prabandari 2010). Data pendapatan orang tua kemudian dibagi dengan besar keluarga sehingga didapatkan pendapatan/kap/bulan yang dibandingkan dengan garis kemiskinan. Berdasarkan garis kemiskinan BPS tahun 2010 untuk Indonesia dibedakan menjadi dua kategori, yaitu miskin (<Rp 211.726/kap/bulan) dan tidak miskin (>Rp 211.726/kap/bulan). Data besar keluarga dikategorikan menjadi tiga kategori (Hurlock 1998). Data frekuensi sarapan dikategorikan menjadi jarang dan sering sarapan (Kusumaningsih 2007). Data tempat sarapan dikategorikan menjadi tempat kos, kampus, warung, dan perjalanan. Data jenis makanan sarapan diperoleh melalui Food Record dan dikelompokkan menjadi delapan jenis hidangan yang

26 dikonsumsi oleh anak sekolah untuk sarapan (Harahap et al. 1998 dalam Faridi 2002). Data asupan zat gizi berupa jenis dan jumlah makanan dalam gram atau URT diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007. Jumlah makanan dalam bentuk gram atau URT kemudian dikonversi menjadi energi dan zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan. Perhitungan tingkat kecukupan energi, protein, zat besi (Fe), vitamin A, dan vitamin C dengan membandingkan konsumsi aktual mahasiswa dengan angka kecukupan gizi berdasarkan WNPG tahun 2004. Adapun rumus umum yang digunakan untuk mengetahui kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi adalah : Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDj/100)} Keterangan : Kgij = Kandungan zat gizii dalam bahan makananj yang dikonsumsi (g) Bj = Berat bahan makananj yang dikonsumsi (g) Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makananj BDDj = Persen bahan makananj yang dapat dimakan (% BDD) Untuk menemukan Angka Kecukupan Gizi digunakan rumus : AKGI = (Ba/Bs) x AKG Keterangan : AKGI = Angka kecukupan zat gizi yang dicari Ba = Berat badan aktual sehat (kg) Bs = Berat badan standar AKG = Angka kecukupan energi atau protein yang dianjurkan oleh Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG 2004) Mineral dan vitamin dihitung langsung dengan angka kecukupan tanpa menggunakan AKGI. Selanjutnya tingkat kecukupan energi dan zat gizi diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan kecukupannya. Berikut rumus kecukupan zat gizi yang digunakan : TKG = (K/AKGI) x 100% Keterangan : TKG = Tingkat kecukupan zat gizi K = Konsumsi zat gizi AKGI = Angka kecukupan zat gizi yang dicari

27 Tingkat kecukupan energi dan protein dikategorikan berdasarkan Depkes (1996), yaitu defisit tingkat berat (<70%), defisit tingkat sedang (7079%), defisit tingkat ringan (8089%), normal (90119%), dan lebih ( 120%). Tingkat kecukupan Fe, vitamin A, dan vitamin C dikategorikan menjadi kurang (<77%) dan cukup ( 77%) (Gibson 2005). Data aktivitas fisik yang diperoleh adalah jenis kegiatan dan durasi setiap kegiatan. Jenis kegiatan mahasiswa dikelompokkan menjadi kegiatan tidur, kuliah, kegiatan ringan, kegiatan sedang, dan kegiatan berat (Hardinsyah & Martianto 1992). Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level). PAL didapat dari hasil total pengalian jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu (PAR atau Physical Activity Ratio) dengan alokasi waktu tiap aktivitas dibagi 24 jam (FAO/WHO/UNU 2001). Tingkat aktivitas fisik dibedakan menjadi sangat ringan (<1.4), ringan (1.41.69), sedang (1.71.99), dan berat (>1.99). Status gizi contoh ditentukan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (m 2 ), kemudian IMT diklasifikasikan berdasarkan kategori WHO (2007), yaitu kurus (<18.5), normal (18.524.9), gizi lebih (25.029.9), obes (30.039.9), dan sangat obes (>40.0). Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Analisis deskriptif meliputi : a. Karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, uang saku per bulan, dan pengeluaran untuk pangan. b. Karakteristik keluarga meliputi pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, dan besar keluarga. c. Kebiasaan sarapan mahasiswa meliputi frekuensi, waktu dan tempat, dan jenis makanan sarapan. d. Asupan zat gizi dan tingkat kecukupan energi, protein, zat besi, vitamin A, dan vitamin C mahasiswa. e. Aktivitas fisik mahasiswa meliputi jenis kegiatan, lamanya waktu kegiatan (durasi), dan tingkat aktivitas fisik. f. Status gizi mahasiswa. 2. Uji korelasi Pearson digunakan untuk melihat variabel hubungan yaitu: a. Menganalisa hubungan antara karakteristik keluarga dan individu dengan kebiasaan sarapan.

28 b. Menganalisa hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi. c. Menganalisa hubungan antara aktivitas fisik dan asupan zat gizi dengan status gizi. 3. Uji beda ttest digunakan untuk menguji perbedaan karakteristik keluarga dan individu, kebiasaan sarapan (frekuensi sarapan), asupan zat gizi, tingkat kecukupan energi dan zat gizi, tingkat aktivitas fisik, serta status gizi mahasiswa kedua kelompok.

29 Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian No Variabel Kategori pengukuran Sumber 1. Usia 1922 tahun 2. Jenis kelamin 1. Lakilaki 2. Perempuan 3. Besar uang saku (Rp/bl) 1. < Rp 600.000 2. Rp 600.000Rp 999.999 3. Rp 1.000.000 Prabandari (2010) 4. Pengeluaran pangan 1. Kurang (< Rp 600.000) 2. Baik ( Rp 600.000) Prabandari (2010) 5. Besar keluarga 1. Keluarga kecil ( 4 orang) 2. Keluarga sedang (57 orang) 3. Keluarga besar ( 8 orang) 6. Pendidikan orang tua 0. Tidak sekolah 1. SD/ Sederajat 2. SMP/Sederajat 3. SMA/Sederajat 4. Diploma/Akademi 5. Sarjana/ Pascasarjana 7. Pekerjaan orang tua 0. Tidak bekerja 1. PNS/ABRI/POLRI 2. Pegawai swasta 3. Petani 4. Pedagang 5. Wiraswasta 6. Ibu rumah tangga 7. Buruh 8. Lainnya, sebutkan 8. Pendapatan orang tua 1. <Rp 1.000.000/bulan 2. Rp 1.000.0002.999.999 3. Rp 3.00.0004.999.999 4. Rp 5.000.000 9. Kebiasaan sarapan : a. Frekuensi sarapan 1. Jarang : < 4 kali/minggu 2. Sering : 4 kali/minggu b. Tempat sarapan 1. Di tempat kos 2. Di kampus 3. Di warung 4. Di perjalanan c. Jenis makanan 1. Makanan pokok 2. Makanan pokok dan hewani 3. Makanan pokok dan nabati 4. Makanan pokok, hewani, dan nabati 5. Makanan pokok, hewani, nabati, dan sayuran 6. Makanan pokok, nabati, dan sayuran 7. Makanan pokok, hewani, nabati, sayuran, dan makanan jajanan 8. Makanan jajanan Hurlock (1998) Kusumaningsih (2007) Harahap et al. (1998) dalam Faridi (2002)

30 Tabel 5 (Lanjutan) No Variabel Kategori pengukuran Sumber 10. Asupan zat gizi : a. Energi dan protein 1. Defisit tingkat berat (<70% AKG) 2. Defisit tingkat sedang (7079% AKG) 3. Defisit tingkat ringan (8089% AKG) 4. Normal (90119% AKG) 5. Kelebihan ( 120% AKG) Depkes (1996) b. Vitamin dan Mineral 1. Defisit (<77% AKG) 2. Cukup ( 77% AKG) Gibson (2005) 11. Aktivitas fisik : a. Jenis kegiatan 1. Tidur 2. Kuliah 3. Kegiatan ringan 4. Kegiatan sedang 5. Kegiatan berat b. Tingkat aktivitas fisik 1. Sangat ringan (<1.4) 2. Ringan (1.41.69) 3. Sedang (1.71.99) 4. Berat (>1.99) 12. Status gizi 1. Kurus (<18.5) 2. Normal (18.524.9) 3. Gizi Lebih (25.029.9) 4. Obes (30.039.9) 5. Sangat Obes (>40.0) Definisi Operasional Hardinsyah & Martianto (1992) FAO/WHO/UNU (2001) WHO (2007) Contoh adalah mahasiswa lakilaki dan perempuan Mayor Ilmu Gizi dan Mayor Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSH) IPB angkatan 2008 yang tinggal secara mandiri. Bagi mahasiswa Mayor KSH tidak mengambil mata kuliah minor/supporting course Gizi Masyarakat. Besar keluarga adalah jumlah orang yang tinggal bersama dalam satu rumah dan makan dari sumber penghasilan yang sama serta tercantum dalam satu kartu keluarga. Pendapatan orang tua adalah jumlah pendapatan per bulan dalam bentuk uang yang diperoleh orang tua dari pekerjaan utama dan pekerjaan tambahan. Uang saku adalah jumlah uang dalam rupiah yang dikeluarkan contoh untuk memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan selama satu bulan. Pengeluaran untuk pangan adalah ratarata jumlah uang yang dikeluarkan contoh untuk membeli pangan selama satu bulan. Usia adalah umur contoh pada saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun.

31 Berat badan adalah massa tubuh dalam satuan kilogram yang diukur menggunakan timbangan ketelitian 0,1 kg. Tinggi badan adalah pengukuran tinggi badan contoh dalam posisi berdiri tegak sempurna menempel ke dinding dan menghadap ke depan diukur dengan menggunakan microtoise ketelitian 0,1 cm. Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh contoh berdasarkan IMT yang dibedakan menjadi kurus, normal, gizi lebih, obes, dan sangat obes (WHO 2007). Sarapan adalah kegiatan makan contoh yang dapat memenuhi 25% dari kebutuhan total energi harian dan dilakukan pada pagi hari sampai dengan pukul 10.00 WIB. Frekuensi sarapan adalah frekuensi contoh dalam mengkonsumsi makanan di pagi hari selama satu minggu yang terdiri dari kategori sering sarapan, jarang sarapan, dan tidak sarapan. Sering sarapan adalah kegiatan contoh yang melakukan sarapan lebih dari atau empat kali dalam satu minggu. Jarang sarapan adalah kegiatan contoh yang melakukan sarapan kurang dari empat kali dalam satu minggu. Tidak sarapan adalah kegiatan contoh yang tidak pernah melakukan sarapan. Tempat sarapan adalah lokasi dimana contoh biasa melakukan kegiatan sarapan, yaitu tempat kos, kampus, warung, dan perjalanan. Aktivitas fisik adalah seluruh jenis dan durasi waktu kegiatan yang melibatkan fisik (tubuh) dan diperoleh dari recall 1x24 jam yang dilakukan dua kali (hari libur dan hari kuliah). Tingkat aktivitas fisik adalah aktivitas fisik contoh yang dinyatakan dengan nilai PAL (Physical Activity Level) dan dikategorikan menjadi aktivitas sangat ringan, ringan, sedang, dan berat.