SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KOTA DEPOK 2016 DINAS KESEHATAN. K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n Page i

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB II PERENCANAAN KINERJA

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

PROFIL DINAS KESEHATAN

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

Juknis Operasional SPM

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KATA PENGANTAR. Drs. H. Naziruddin, M.Si NIP P r o f i l K e s e h a t a n K a b. S u m b a w a T h.

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB IV P E N U T U P

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

Transkripsi:

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan kota Depok merupakan salah satu bentuk penyajian data dan informasi kesehatan selama satu tahun kebelakang. Keberadaan Profil Kesehatan Kota Depok diharapkan pihak yang berkepentingan dapat memantau dan berkontribusi dalam upaya pembangunan kesehatan, khususnya untuk mencapai Visi Dinas Kesehatan Kota Depok yaitu Terwujudnya Kota Depok Sehat dengan layanan kesehatan yang merata dan berkualitas. Pencapaian visi dan misi ditahun 2014 ini ditunjukkan dari capaian indikator kinerja dimana hal ini diukur/dianalisa dari data-data profil dan lainnya yang dihasilkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut selanjutnya menjadi dasar dalam menetapkan kebijakan, pencapaian visi misi Dinas Kesehatan maupun kebijakan lainnya. Buku profil ini disusun guna memudahkan dalam mengakses informasi/data kesehatan bagi semua kalangan yang membutuhkan terutama yang terkait bidang kesehatan. Buku ini memuat data cakupan program dan data pendukung pada ketenagaan, sarana kesehatan dan data lainnya yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil kesehatan Kota Depok. Demikian, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr.Wb Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok dr. Noerzamanti Lies Karmawati, M.Kes NIP. 19580816 198711 2 001 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page i

DAFTAR ISI Gambar 10...1 Angka Harapan Hidup DiKota Depok Tahun 2011-2014...1 Gambar 11...1 Angka Harapan Hidup (AHH) Dikecamatan Di Kota Depok Tahun 2014... 1 Gambar 12...1 Sebaran Kasus Kematian Bayi di Kecamatan di Kota Depok Tahun 2014... 1 Gambar 13...1 Gambar 14...1 Gambar 15...2 Gambar 17...2 Angka Kematian ibu di Kota Depok Tahun 2011-2014...2 Gambar 18...2 Jumlah Kematian Ibu di Kota Depok Tahun 2011-2014...2 Gambar 19...2 Gambar 20...2 Gambar 21...2 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur 5-14 tahun di Kota Depok tahun 2014... 2 Gambar 22...2 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page ii

umur 15-44 tahun di Kota Depok tahun 2014... 2 Gambar 23...2 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur 45->75 tahun di Kota Depok tahun 2014...2 Gambar 24...2 Pola penyakit penderita Rawat INAP RS menurut golongan UMUR TAHUN 2014. umur 45->75 tahun di Kota Depok tahun 2014...2 Gambar 25...2 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 1-4 tahun di Kota Depok tahun 2014...2 Gambar 26...2 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 5-14 tahun di Kota Depok tahun 2014... 2 Gambar 27...2 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 15-44 tahun di Kota Depok tahun 2014... 2 Gambar 28...2 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 45->75 tahun di Kota Depok tahun 2014...2 Gambar 29...2 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 0- <1 tahun di Kota Depok tahun 2014...2 Tabel 3... 12 Tabel 8... 12 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page iii

Tabel 9... 13 Jumlah Akreditasi Rumah Sakit DiKota Depok Tahun 2013...13 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Menurut Pemilik DiKota Depok Tahun 2014...13 Tabel 15... 13 DAFTAR PPK II Provider JAMKESDA Kota Depok Tahun 201413 Jumlah tenaga medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok Tahun 2014...13 Jumlah tenaga perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok Tahun 2014... 13 Tabel 18... 14 Jumlah Tenaga Farmasi di Puskesmas dan rumah Sakit Di Kota Depok Tahun 2014...14 Tabel 19... 14 Jumlah tenaga gizi di Puskesmas dan rumah Sakit Di Kota Depok Tahun 2014... 14 Tabel 20... 14 Tabel 21... 14 Rasio tenaga teknisi medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok yang ada tahun 2014...14 Jumlah tenaga teknisi medis dan fisiotherapi di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok yang ada tahun 2014... 14 Tabel 23... 14 Tabel 24... 14 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page iv

DAFTAR LAMPIRAN TABEL...15 BAB I... 27 BAB II... 31 A. VISI MISI KOTA DEPOK...31 B. VISI MISI DINAS KESEHATAN... 31 C. STRATEGI... 32 D. Pemenuhan sarana dan prasarana KesehatanKEBIJAKAN DAN PROGRAM... 33 1. KEBIJAKAN...33 2. PROGRAM... 33 BAB III...34 I. GAMBARAN UMUM DAN KEPENDUDUKAN... 35 I.1. Luas Wilayah... 35 I.2. Sumber Daya Lahan...36 I.3. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur...37 I.4. Iklim... 41 I.5. Kepadatan Penduduk Kota Depok dilihat dari luas Wilayah...41 I.6. Laju Pertumbuhan Penduduk dari Tahun 2010-2014...43 II. GAMBARAN SOSIAL EKONOMI... 45 II.1. Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok... 45 II.2. Pengeluaran perkapita... 46 II.3. Penduduk miskin...46 II.4. Tingkat pendidikan... 47 III. STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA...48 Sumber :BPS Kota Depok BAB IV...50 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page v

A. MORTALITAS...51 A.1. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir(Eo)...51 A.2. Kematian... 53 A.2.1. Jumlah Kematian Bayi... 53 A.2.2. A.2.3. Jumlah Kematian Balita...56 Jumlah Kematian Ibu Maternal...57 B. MORBIDITAS... 60 B.1. Pola 10 penyakit terbanyak di...61 B.1.1. Pola penyakit rawat jalan di Rumah Sakit tahun 2014... 61 B.1.2. Pola penyakit rawat inap di Rumah Sakit pada tahun 2014... 63 B.2. Pola 10 penyakit terbanyak rawat jalan di Puskesmas...67 C. GAMBARAN PENYAKIT MENULAR...70 C.1. Penyakit Menular langsung... 70 C.1.1. TB PARU...70 C.1.2. Pneumonia... 72 C.1.3. DIARE...73 C.1.4. KUSTA... 75 C.1.5. HIV-AIDS dan IMS... 78 C.1.6. KASUS AFP... 80 D...PENYAKIT MENULAR BERSUMBER BINATANG... 82 D.1. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)...82 D.2. FILARIASIS (PENYAKIT KAKI GAJAH)... 84 E. PENYAKIT MENULAR YG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)...87 E.1. Difteri...87 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page vi

E.2. E.3. Tetanus dan Tetanus Neonatorum...88 Campak...88 E.4. Hepatitis B... 89 E.5. Pertusis... 90 F. PENYAKIT TIDAK MENULAR... 90 F.1. Penyakit Gangguan Jiwa... 91 F.2. Penyakit Kesehatan Gigi dan Mulut... 93 BAB V...95 A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR... 95 1. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK...95 1.1. Pelayanan Kesehatan ibu hamil... 95 1.1.1. Pelayanan Antenatal (K 1 Dan K 4)...95 1.1.2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin... 97 1.1.3. Ibu Hamil Resiko Tinggi (Risti)/ Komplikasi Yang Ditangani...99 1.1.4. Pelayanan Nifas... 101 1.1.5. Kunjungan Neonatus (kn1 dan kn2)...102 1.1.6. Pelayanan Keluarga Berencana...105 1.2. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita...109 1.2.1. Pelayanan Kesehatan Bayi...109 1.2.2. Pelayanan Kesehatan anak balita...110 1.2.3. Pelayanan Imunisasi...111 2. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN... 117 2.1. Kunjungan Di Rumah Sakit...118 2.2. Kunjungan Rawat Inap di Rumah Sakit...119 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page vii

3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT...121 3.1. Status Gizi... 121 3.2. Status Gizi Bayi...121 3.3. Status Gizi Balita... 123 3.4. Kurang Vitamin A...125 4. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA, USIA SEKOLAH DAN REMAJA...128 5. PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA (45-59 TH) DAN USILA (>60 TH)... 129 6. PEMBERIAN TABLET BESI (FE) PADA IBU HAMIL... 130 7. DESA/KELURAHAN TERKENA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)... 131 8. KESEHATAN GIGI DAN MULUT...132 9. PENYULUHAN KESEHATAN... 133 10. JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR...134 11. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT... 136 12. KEADAAN LINGKUNGAN...138 12.1. GAMBARAN LINGKUNGAN FISIK... 138 12.1.1. Rumah Sehat... 138 12.1.2. Cakupan keluarga dengan akses air bersih...139 12.1.3. Kelurahan yang melaksanakan sanitasi Total Berbasis Masyarakat...141 12.1.4. Jamban Keluarga... 142 12.1.5. Pengawasan dan Penyehatan Tempat Pengelolaan Makanan dan Tempat-Tempat Umum...143 13. PERILAKU MASYARAKAT...146 13.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat... 146 13.2. ASI EKSLUSIF... 148 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page viii

BAB VI... 150 A. SUMBER DAYA MANUSIA... 150 A.1. A.2. Tenaga Medis...151 Tenaga Perawatan...154 A.3. Tenaga Kefarmasian... 155 A.4. Tenaga Gizi...156 A.5. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan... 157 A.6. A.7. Tenaga Teknisi Medis...159 Tenaga Kesehatan lainnya...161 B. SARANA KESEHATAN... 161 1. Rumah Sakit...162 2. Puskesmas... 164 3. APOTIK,TOKO OBAT DAN IRTP... 172 C. PEMBIAYAAN KESEHATAN... 176 BAB VII... 180 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page ix

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Jumlah Penduduk di Kota Depok Tahun 2010-2014 13 Gambar 2 Piramida Penduduk di Kota Depok Tahun 2014 13 Gambar3 Kepadatan Penduduk dan luas wilayah Kota Depok Tahun 2014 16 Gambar 4 Perbandingan Kepadatan Penduduk Kota Depok dan Provinsi Jawa barat dari tahun 2011-2014 17 Gambar 5 Laju Pertumbuhan penduduk (LPP) Kota Depok Tahun 2010-2014 Gambar 6 Pengeluaran Perkapita Penduduk Kota Depok Tahun 2011-2014 18 20 Gambar 7 Angka Melek Huruf perkecamatan di Kota Depok Tahun 2014 21 Gambar 8 IPM Kota Depok tahun 2010 2014 23 Gambar 9 IPM Kota Depok di Kecamatan dikota Depok tahun 2014 23 Gambar 10 Angka Harapan Hidup DiKota Depok Tahun 2011-2014 24 Gambar 11 Angka Harapan Hidup (AHH) Dikecamatan Di Kota Depok Tahun 2014 25 Gambar 12 Sebaran Kasus Kematian Bayi di Kecamatan di Kota Depok Tahun 2014 27 Gambar 13 Angka Kematian Bayi di Kota Depok Tahun 2011-2014 28 Gambar 14 Sebaran kasus kematian anak balita di Kecamatan DiKota 29 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 1

Depok tahun 2014 Gambar 15 Jumlah Kematian Anak Balita di Kota Depok Tahun 2011-2014 30 Gambar 16 Sebaran Kasus Kematian Ibu di Kecamatan di Kota Depok Tahun 2014 31 Gambar 17 Angka Kematian ibu di Kota Depok Tahun 2011-2014 32 Gambar 18 Jumlah Kematian Ibu di Kota Depok Tahun 2011-2014 33 Gambar 19 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur <1 tahun di Kota Depok tahun 2014 34 Gambar 20 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur 1-4 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 21 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur 5-14 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 22 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur 15-44 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 23 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur 45->75 tahun di Kota Depok tahun 2014 34 35 35 35 Gambar 24 Gambar 25 Gambar 26 Gambar 27 Pola penyakit penderita Rawat INAP RS menurut golongan UMUR TAHUN 2014. umur 45->75 tahun di Kota Depok tahun 2014 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 1-4 tahun di Kota Depok tahun 2014 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 5-14 tahun di Kota Depok tahun 2014 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 15-44 tahun di Kota Depok tahun 2014 37 37 38 38 Gambar 28 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 45->75 tahun di Kota Depok tahun 2014 38 Gambar 29 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 0- <1 tahun di Kota Depok tahun 2014 40 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 2

Gambar 30 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 1-4 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 31 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 5-14 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 32 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 15-44 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 33 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 45->75 tahun di Kota Depok tahun 2014 40 41 41 41 Gambar 34 10 Penyakit terbanyak di Kota Depok tahun 2014 42 Gambar 35 Jumlah kasus BTA+ di Kota Depok tahun 2010-2014 43 Gambar 36 Persentase Succes Rate pengobatan TB BTA + dikota Depok tahun 2012-2014 44 Gambar 37 Persentase Penemuan kasus TB BTA positif Di Kota Depok tahun 2012 2014 Gambar 38 Cakupan Penemuan Penderita Kasus Pneumonia dan yang ditangani di Kota Depok Tahun 2011-2014 Gambar 39 Cakupan kasus Diare yang ditemukan dan ditangani tahun 2011-2014 dikota Depok 44 45 46 Gambar 40 Jumlah kasus Kusta DiKecamatan dikota Depok tahun 2014 48 Gambar 41 Jumlah kasus Kusta tipe PB dan MB dikota Depok tahun 2011-2014 49 Gambar 42 Precentage(%) kasus cacat tingkat 2 dikota Depok tahun 2011-2014 49 Gambar 43 Prevalensi kasus Kusta tahun 2012-2014 dikota Depok 50 Gambar 44 Jumlah kasus HIV dikota Depok tahun 2010-2014 51 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 3

Gambar 45 Proporsi kasus AIDS menurut jenis Kelamin di Kota Depok tahun 2014 52 Gambar 46 Jumlah kasus AFP dan target penemuan kasus Di Kota Depok Tahun 2011-2014 53 Gambar 47 Sebaran Kasus AFP DiKecamatan DiKota Depok Tahun 2014 54 Gambar 48 Gambaran Kasus DBD di Kota Depok Tahun 2011-2014 55 Gambar 49 Gambaran Kasus DBD Di 11 Kecamatan di Kota Depok Tahun 2014 56 Gambar 50 Gambaran Kasus filariasis di Kota Depok Tahun 2010-2014 57 Gambar 51 Persentase Penduduk minum obat filariasis Di Kecamatan DiKota Depok tahun 2014 58 Gambar 52 Persentase Penduduk yang tidak minum obat filariasis Di Kecamatan di Kota Depok tahun 2014 58 Gambar 53 Penyakit tidak Menular DiKota Depok Tahun 2014 63 Gambar 54 Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut Puskesmas di Kota Depok Tahun 2014 66 Gambar 55 Cakupan K1 dan K4 Dikota Depok Tahun 2011-2014 68 Gambar 56 Cakupan Linakes dengan menggunakan data riil yang ada dilapangan dikota Depok Tahun 2011-2014 70 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 4

Gambar 57 Cakupan Linakes dengan menggunakan data proyeksi dikota Depok Tahun 2011-2014 70 Gambar 58 Cakupan Linakes dikecamatan DiKota Depok Tahun 2011-2014 71 Gambar 59 Cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani di Kota Depok Tahun 2011 sampai dengan 2014 72 Gambar 60 Cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani dikecamatan di Kota Depok Tahun 2014 73 Gambar 61 Cakupan pelayanan ibu nifas di Kota Depok Tahun 2011-2014 74 Gambar 62 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) dikecamatan Di Kota Depok Tahun 2014 75 Gambar 63 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Di Kota Depok Tahun 2011-2014 76 Gambar 64 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) dikecamatan Di Kota Depok Tahun 2014 76 Gambar 65 Cakupan Pengguna KB Aktif MKJP dikecamatan Menurut jenis kontrasepsi Di Kota Depok Tahun 2014 78 Gambar 66 Cakupan Pengguna KB Aktif Non MKJP Dikecamatan menurut jenis kontrasepsi Di Kota Depok Tahun 2014 79 Gambar 67 Cakupan Pengguna KB Baru MKJP dikecamatan menurut jenis kontrasepsi Di Kota Depok Tahun 2014 79 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 5

Gambar 68 Cakupan Pengguna KB Baru Non MKJP menurut kontrasepsi DiKota Depok Tahun 2014 80 Gambar 69 Jumlah Peserta KB Baru Di Kota Depok Tahun 2013-2014 80 Gambar 70 Cakupan Kunjungan bayi Di Kota Depok Tahun 2011-2014 81 Gambar 71 Cakupan Kunjungan bayi Menurut Kecamatan Di Kota Depok Tahun 2014 82 Gambar 72 Cakupan Kunjungan anak balita Di Kota Depok Tahun 2014 83 Gambar 73 Cakupan Imunisasi BCG Di Kota Depok tahun 2014 84 Gambar 74 Cakupan Imunisasi BCG Di Kecamatan Kota Depok tahun 2014 84 Gambar 75 Cakupan Imunisasi Campak Di Kota Depok tahun 2012-2014 85 Gambar 76 Cakupan Imunisasi DPT1+HB1 dandpt3+hb3 DiKota Depok Tahun 2012-2014 86 Gambar 77 Cakupan Imunisasi DPT1+HB1 dan DPT3+HB3 DiKecamatan DiKota Depok 2014 86 Gambar 78 Cakupan Imunisasi Polio Di Kota Depok tahun 2012-2014 87 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 6

Gambar 79 Cakupan Imunisasi Polio Di Kota Depok tahun 2014 87 Gambar 80 Cakupan Imunisasi TT1 dan TT2 Di Kota Depok tahun 2012-2014 88 Gambar 81 Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Di Kota Depok 89 Gambar 82 Gambaran Kunjungan rawat jalan Rumah sakit dan Puskesmas di Kota Depok Tahun 2011-2014 90 Gambar 83 Cakupan Kunjungan rawat jalan Rumah Sakit Di Kota Depok Tahun 2012-2014 91 Gambar 84 Indikator pelayanan Rumah Sakit Di Kota Depok Tahun 2014 92 Gambar 85 Cakupan Bayi Berat Badan Rendah (BBLR) Di Kota Depok Tahun 2011-2014 94 Gambar 86 Jumlah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Kota Depok Tahun 2014 95 Gambar 87 Jumlah Gizi buruk dikota Depok Tahun 2011-2014 96 Gambar 88 Sebaran Kasus Gizi Buruk DiKecamatan DiKota Depok Tahun 2014 97 Gambar 89 Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita Di Kota Depok Tahun 2011-2014 99 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 7

Gambar 90 Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas Di Kota Depok Tahun 2011-2014 99 Gambar 91 Jumlah Murid Mendapat Pelayanan Kesehatan Tahun 2011-2014 101 Gambar 92 Cakupan Usila 60 tahun + Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan di Kecamatan di Kota Depok Tahun 2011-2014 102 Gambar 93 Persentase Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 Pada Ibu Hamil Di Kota Depok Tahun 2011-2014 103 Gambar 94 Rasio Tumpatan dan pencabutan gigi Di Kota Depok Tahun 2011-2014 105 Gambar 95 Rasio Tumpatan dan pencabutan gigi DiKecamatan Di Kota Depok Tahun 2014 105 Gambar 96 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Di Kota Depok Tahun 2011-2014 109 Gambar 97 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Di Kota Depok Tahun 2014 109 Gambar 98 Cakupan (%) rumah sehat tahun 2011 2014 di Kota Depok 112 Gambar 99 Cakupan (%) akses air minum yang layak di Kecamatan Kota Depok Tahun 2014 114 Gambar 100 Cakupan Desa STBM dikecamatan dikota DepokDi Kota Depok Tahun 2014 114 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 8

Gambar 101 Cakupan (%) penduduk dengan sanitasi yang layak (Jamban sehat) di Kecamatan Kota Depok tahun 2014 118 Gambar 102 Cakupan (%) TTU yang memenuhi syarat kesehatan di Kota Depok tahun 2012-2014 118 Gambar 103 Cakupan (%) TTU yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2014 di Kecamatan dikota Depok 118 Gambar 104 Gambar 105 Cakupan (%) TPM Tempat-tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2014 dikecamatan dikota Depok Cakupan (%) Rumah tangga berprilaku Bersih dan Sehat (PHBS) tahun 2014 di Kecamatan Kota Depok 119 120 Gambar 106 Cakupan (%) Rumah tangga berprilaku Bersih dan Sehat (PHBS) tahun 2011-2014 di Kecamatan Kota Depok 121 Gambar 107 Cakupan ASI Eksklusif Di Kecamatan Di Kota Depok Tahun 2012 2014 122 Gambar 108 Cakupan ASI Eksklusif Di Kecamatan Di Kota Depok 2014 122 Gambar 109 Jumlah tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di Puskesmas dan Rumah sakit Di Kota Depok Tahun2014 124 Gambar 110 Rasio tenaga medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok Tahun 2014 126 Gambar 111 Rasio tenaga medis di Puskesmas di Kota Depok Tahun 2014 126 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 9

Gambar 112 Jumlah tenaga perawatan di Kota Depok di Kota Depok Tahun 2014 127 Gambar 113 Rasio tenaga farmasi di Puskesmas dan rumah Sakit Di Kota Depok Tahun2014 129 Gambar 114 Rasio tenaga gizi di Puskesmas Di Kota Depok Tahun2014 130 Gambar 115 Rasio Kesehatan Masyarakat di Puskesmas dan Rumah sakit Di Kota Depok Tahun2014 131 Gambar 116 Gambar 117 Rasio tenaga teknisi medis dan rasio global keteknisian medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok yang ada tahun 2014 Rasio global keteknisian medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok yang ada tahun 2014 133 134 Gambar 118 Rasio Puskesmas Terhadap 30.000 penduduk Menurut Kecamatan di Kota Depok tahun 2014 141 Gambar 119 Angka Perkembangan Jumlah Posyandu dan Posyandu aktif Kota Depok Tahun 2012-2014 143 Gambar 120 Jumlah Posyandu dikecamatan dikota Depok dan target posyandu Kota Depok Tahun2014 144 Gambar 121 Cakupan Posyandu menurut kriteria Posyandu dikota Depok Tahun 2012-2014 Gambar 122 Data sarana yang dilakukan pembinaan di Kota Depok tahun 2012-2014 145 146 Gambar 123 Pertumbuhan apotek dikota Depok tahun 2012-2014 147 Gambar 124 Persentase jumlah anggaran Dinas Kesehatan Di Kota Depok Tahun 2014 150 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 10

Gambar 125 Persentase jumlah anggaran Dinas Kesehatan dari Berbagai Sumber Di Kota Depok Tahun 2014 151 Gambar 126 Persentase jumlah anggaran Dinas Kesehatan dari Berbagai Sumber Di Kota Depok Tahun 2014 152 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 11

DAFTAR TABEL Tabel 1 Gambaran Luas wilayah Kota Depok berdasarkan 11 Kecamatan Tahun 2014 Tabel2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan 12 Kelompok Umur Kota Depok tahun 2014 Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Kecamatan dan rata-rata 14 jiwa/rumah tangga di Kota Depok Tahun 2014 Tabel 4 Angka Kelahiran Kasar (CBR) dan angka kesuburan total (TFR) di Provinsi Jawa Barat tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 18 Tabel 5 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas 21 Menurut Jenis Kelamin, Partisipasi Sekolah dan Status Pendidikan Di Kota Depok Tahun 2013 Tabel 6 Rasio Angka kematian bayi di Kota Depok tahun 2011-28 2014 Tabel 7 Rasio Angka kematian Ibu tahun 2011 sampai 31 Tabel 8 dengan tahun 2014 di Kota Depok Pola 10 Besar Penyakit Terbanyak Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit DiKota Depok Tahun 2014 36 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 12

Tabel 9 Tabel 10 Pola 10 Besar Penyakit Terbanyak Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit DiKota Depok Tahun 2014 Pola 10 Besar Penyakit Terbanyak Pada Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas DiKota Depok Tahun 2014 39 42 Tabel 11 Gambaran Kasus Difteri dari tahun 2010 sampai dengan 2014 59 Tabel 12 Gambaran Penyakit Tidak Menular DiKota Depok Tahun 2014 62 Tabel 13 Jumlah Akreditasi Rumah Sakit DiKota Depok Tahun 2013 89 Tabel 14 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Menurut Pemilik DiKota Depok Tahun 2014 91 Tabel 15 DAFTAR PPK II Provider JAMKESDA Kota Depok Tahun 107 2014 Tabel 16 Jumlah tenaga medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok Tahun 2014 125 Tabel 17 Jumlah tenaga perawatan di Puskesmas dan Rumah 127 Sakit di Kota Depok Tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 13

Tabel 18 Jumlah Tenaga Farmasi di Puskesmas dan rumah 128 Sakit Di Kota Depok Tahun 2014 Tabel 19 Jumlah tenaga gizi di Puskesmas dan rumah Sakit 129 Di Kota Depok Tahun 2014 Tabel 20 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Puskesmas 131 dan rumah Sakit Di Kota Depok Tahun2014 Tabel 21 Rasio tenaga teknisi medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok yang ada tahun 2014 132 Tabel 22 Jumlah tenaga teknisi medis dan fisiotherapi 133 di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok yang ada tahun 2014 Tabel 23 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kota Depok Tahun 2014 134 Tabel 24 Gambaran Wilayah Puskesmas dan Wilayah Kerja Kelurahan Di Kota Depok Tahun 2013 140 Tabel 25 Data sarana apotik,toko obat dan IRTP tahun 2012 146-2014 Tabel 26 Data sarana yang telah dilakukan pembinaan tahun 2012-2014 146 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 14

Tabel 27 Tabel 28 Data rekomendasi yang dikeluarkan oleh seksi POM tahun 2013 Data sertifikasi yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan seksi POM tahun 2012 dan 2013 147 147 Tabel 29 Hasil sampling tahun 2012-2014 148 DAFTAR LAMPIRAN TABEL Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Depok Tahun 2014 Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kabupaten/ Kota Depok Tahun 2014 Tabel 3 Penduduk Berumur 10 tahun Keatas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kecamatan dan Puskesmas Kota Depok Tahun 2014 Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 15

Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus pada TB pada Anak, dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Depok 2014 Tabel 9 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok tahun 2014 Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 11 Jumlah HIV, Aids, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 14 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 16

Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 21 Jumlah Kasus De,am Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 17

Tabel 24 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 25 Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani <24 Jam Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 31 Jumlah Dan Persentase Ibu Hamil Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kota Depok Tahun 2013 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 18

Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1, FE3 Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 36 Jumlah Peserta KB, Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 39 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 19

Tabel 42 Cakupan Imunisasi DPT, HB dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 43 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin Pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok tahun 2014 Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok tahun 2014 Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok tahun 2014 Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 49 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 20

Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 53 Jumlah Kegiatan Promosi Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 54 Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 55 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kinjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 56 Angka Kematian Pasien Rumah Sakit Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 57 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 58 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 21

Tabel 59 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 60 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air inum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 61 Persentase Kualitas Air Minum di Pentlenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten/Kota Dpeok Tahun 2014 Tabel 62 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 63 Desa Yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 64 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 66 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 67 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 68 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten/Kota P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 22

Depok Tahun 2014 Tabel 69 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level 1 Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 70 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 71 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 72 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 73 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 74 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 75 Jumlah Tenaga Kefarmasian Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 76 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan DiFasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 77 Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 23

Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis DiFasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 79 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 80 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain DiFasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 81 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Dpeok Tahun 2014 Tabel 82 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 83A Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas Umur 0-<1 Tahun Kota Depok Tahun 2014 Tabel 83B Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas Umur 1-4 Tahun Kota Depok Tahun 2014 Tabel 83C Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas Umur 5-14 Tahun Kota Depok Tahun 2014 Tabel 83D Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas Umur 15-44 Tahun Kota Depok Tahun 2014 Tabel 83E Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas Umur 45->75 Tahun Kota Depok Tahun 2014 Tabel 83F Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas Semua P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 24

Golongan Umur Tahun Kota Depok Tahun 2014 Tabel 84A Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umur 0-<1 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 84B Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umur 1-4 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 84C Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umur 5-14 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 84D Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umur 15-44 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 84E Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umur 45-75 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 84F Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Rumah Sakit Semua Golongan Umur Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 85A Pola Penyakit Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umur 0-<1 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 85B Pola Penyakit Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umur 1-4 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 85C Pola Penyakit Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umur 5-14 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 85D Pola Penyakit Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umur 15-44 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 25

Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 85E Pola Penyakit Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umur 45-75 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 85F Pola Penyakit Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Semua Golongan Umur Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 86A Pola Penyakit Penyebab Kematian Penderita Di Rumah Sakit Umur 0-<1 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 86B Pola Penyakit Penyebab Kematian Penderita Di Rumah Sakit Umur 1-4 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 86C Pola Penyakit Penyebab Kematian Penderita Di Rumah Sakit Umur 5-14 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 86D Pola Penyakit Penyebab Kematian Penderita Di Rumah Sakit Umur 15-44 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 86E Pola Penyakit Penyebab Kematian Penderita Di Rumah Sakit Umur 45-75 Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 Tabel 86F Pola Penyakit Penyebab Kematian Penderita Di Rumah Sakit Semua Golongan Umur Tahun Kabupaten/Kota Depok Tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 26

BAB I PENDAHULUAN Profil Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2014 merupakan salah satu bentuk dokumentasi tahunan dari produk Sistem Informasi Kesehatan yang dapat memberikan gambaran perkembangan situasi kesehatan di Kota Depok. Dalam era pembangunan ini keberadaan data dan informasi memegang peran yang sangat penting. Data yang benar-benar akurat, terpercaya, berkesinambungan, tepat waktu dan mutakhir, sangat diperlukan dalam pengelolaan program, perencanaan, pemantauan pelaksanaan program serta kegiatan yang akan dilakukan. Instrumen dasar untuk penyusunan profil Kesehatan Kota Depok mengacu kepada pedoman penyusunan profil kesehatan tahun 2013. Mekanisme penyusunan profil kesehatan melibatkan 35 Puskesmas, 1 UPT Jamkesda, 20 Rumah Sakit dan lintas sektor terkait lainnya seperti BPS, BPMK, PMI, BLH, Bappeda dan Dinas Pendidikan yang dilakukan sikronisasi data melalui kegiatan pertemuan validasi data profil, pemutakhiran data profil, secara berjenjang. Indikator yang ditampilkan pada profil kesehatan antara lain indikator derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan. Indikator derajat kesehatan merupakan indikator outcome yang meliputi mortalitas dan morbiditas serta Angka Harapan Hidup. Indikator Upaya Kesehatan merupakan Indikator output Hasil Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan. Indikator sumber daya kesehatan merupakan indikator input yang merupakan syarat pokok dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Salah satu pemantapan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan melalui pengumpulan data, dalam gerak pelaksanaannya masih banyak masalah dan kendala yang dihadapi baik ditingkat Kabupaten/Kota maupun di Propinsi. Upaya pemecahan masalahnya antara lain melalui penyempurnaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3). Di P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 27

Pemerintah Kota Depok SP3 merupakan sebagian kecil dari Sistem Informasi Kesehatan yang telah diakui sebagai sumber data yang berasal dari Puskesmas dan dapat dimanfaatkan diberbagai jenjang administrasi sejak tahun 1981. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang diselenggarakan secara komputerisasi guna menghasilkan data SP3 yang akurat dan reliabel sedang terus diusahakan secara optimal. Untuk memberikan gambaran situasi kesehatan yang lebih jelas, Dinas Kesehatan Kota Depok menyusun data dan informasi kesehatan ke dalam buku profil kesehatan yang telah dilakukan secara berkala setiap tahunnya. Profil kesehatan merupakan salah satu bentuk pengembangan Sistem Informasi kesehatan (SIK) yang berupaya menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan faktor-faktor terkait dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan informasi baik sektor kesehatan sendiri maupun sektor non kesehatan, terutama dalam proses manajemen yang meliputi perencanaan, penggerakan pengendalian dan monitoring serta evaluasi pembangunan kesehatan. Selain itu merupakan bahan untuk evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kota Depok dan sebagai penunjang perencanaan di tahun berikutnya. Beberapa keterbatasan yang mempengaruhi kecepatan dan ketepatan penyelesaian profil kesehatan diantaranya adalah: Banyaknya data yang harus dikumpulkan Banyaknya sumber data yang menyebabkan mekanisme pengelolaan data dan informasi menjadi berbeda Pencatatan yang belum rapi Pemahaman definisi Operasional yang berbeda sehingga menghasilkan data yang berbeda Belum semua variabel,indikator kesehatan yang dibutuhkan tersedia dalam pencatatan dan pelaporan rutin sektor kesehatan seperti Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) Batasan waktu yang tidak ditepati pada saat update data sehingga membuat data seringkali berubah. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 28

Sistematika penulisan Profil Kesehatan Kota Depok ini terdiri dari : Bab I Pendahuluan, bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari penyajiannya Bab II Tentang Visi,Misi Pembangunan Kesehatan,serta Program dan Kegiatan tahun 2014 Bab III Gambaran Umum, bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota.Selain uraian tentang letak geografis, administratif, dan informasi umum lainnya, bab ini mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab IV Situasi Derajat Kesehatan, bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan Bab V Situasi Upaya Kesehatan, bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian, dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota Depok dan dan angka status gizi masyarakat. Bab VI Situasi Sumber Daya Kesehatan, bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 29

dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab VII Kesimpulan, bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Depok.Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang di anggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lampiran Pada lampiran ini berisi tabel resume / angka pencapaian Kabupaten /Kota dan 80 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 30

BAB II VISI MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA DEPOK A. VISI MISI KOTA DEPOK Visi pembangunan Kota Depok tahun 2012-2016 adalah Terwujudnya Kota Depok yang Maju dan Sejahtera. Visi tersebut diwujudkan melalui 4 (empat) misi pembangunan yaitu: 1. Mewujudkan pelayanan publik yang profesional berbasis teknologi informasi 2. Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal 3. Mewujudkan infrastruktur dan lingkungan yang nyaman 4. Mewujudkan sumberdaya manusia yang unggul, kreatif dan religius B. VISI MISI DINAS KESEHATAN Dinas Kesehatan sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Depok berkepentingan dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena yang harus terselesaikan selama masa 5 (lima) tahun. Maka ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan selama tahun 2012-2016. Visi Dinas Kesehatan Kota Depok adalah Terwujudnya Kota Depok yang sehat yang dihuni oleh penduduk berderajat Kesehatan Tinggi yang Mendapatkan Layanan Kesehatan yang Berkualitas dan Merata dengan 5 (Lima) Misi Antara lain: 1. Meningkatkan pemerataan layanan kesehatan Tujuan : Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Sasaran : Meningkatnya ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial masyarakat 2. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan untuk semua puskesmas di Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 31

Tujuan : Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sosial Sasaran: Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat 3. Meningkatkan kualitas sumber daya termasuk sumber daya manusia dan pembiayaan Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan publik Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik Sasaran : Meningkatnya Pelayanan yang efisien, efektif dan transparan Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan 4. Meningkatkan promosi kesehatan dan kualitas lingkungan untuk mendukung pencegahan penyakit, yang keduanya memiliki Tujuan : Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sosial Sasaran : Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat C. STRATEGI Strategi bidang Kesehatan untuk melaksanakan program dan kegiatan kegiatan sesuai dengan arah kebijakan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Depok adalah: 1. Meningkatkan kualitas SDM Kesehatan 2. Membuat Komitmen dari jajaran kesehatan untuk memberika pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan berorientasi kepada kepuasan pelanggan terutama masyarakat miskin 3. Menjalin kemitraan dengan pelayanan kesehatan swasta,lsm dan organisasi profesi 4. Menetapkan kebijakan yang jelas dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 32

D. Pemenuhan sarana dan prasarana KesehatanKEBIJAKAN DAN PROGRAM 1. KEBIJAKAN Dalam upaya mencapai visi dan melaksanakan misi yang diemban, maka ditetapkan kebijakan yaitu pemberdayaan di Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Adapun 8 kebijakan yang telah disosialisasikandengan nama(8) Paket Sistem Pemberdayaan, yaitu: 1. Perencanaan Kesehatan berdasarkan fakta (evidence base planning) 2. Manajemen kesehatan yang akuntabel 3. Pelayanan Puskesmas yang efektif dan responsif 4. Pengembangan sumber daya manusia kesehatan 5. Pemeliharaan mutu pelayanan kesehatan 6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit yang efektif 7. Sistem informasi kesehatan yang efektif 8. Pengembangan peran serta murni masyarakat 2. PROGRAM 1. Program Peningkatan Promosi Kesehatan 2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar 3. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular 4. Program Peningkatan Kesehatan Keluarga 5. Program Peningkatan dan Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 6. Program Peningkatan Kesehatan Lingkungan 7. Program Peningkatan Kewaspadaan Pangan dan Gizi 8. Program Peningkatan Kualitas SDM Aparatur 9. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 10. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 11. Program Peningkatan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan 12. Program Peningkatan Kualitas Data dan Perencanaan 13. Program Penataan dan Pengembangan Produk Hukum P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 33

14. Program Pengembangan Sistem Pelayanan dan Pengaduan Berbasis Teknologi Informasi 15. Program Standardisasi Pelayanan Publik BAB III GAMBARAN UMUM P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 34

I. GAMBARAN UMUM DAN KEPENDUDUKAN I.1. Luas Wilayah Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19 00 6o 28 00 Lintang Selatan dan 106o 43 00 106o 55 30 Bujur Timur dan berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabodetabek.Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2. Kondisi geografisnya dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane serta 13 sub satuan wilayah aliran sungai. Disamping itu terdapat pula 25 situ. Data luas situ sebesar 169,68 Ha, dengan kualitas air rata-rata buruk akibat tercemar. Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah, terutama kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 35

selatan menuju utara: Kali Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan dan Kali Cikeas Berdasarkan Perda No. 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Wilayah Kecamatan di Kota Depok, Kota Depok dimekarkan menjadi 11 kecamatan. I.2. Sumber Daya Lahan Sumber daya lahan merupakan segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat di lingkungan fisik dimana meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi yang ada. Dari semua faktor yang ada tersebut dapat mempengaruhi potensi dalam penggunaan lahannya, termasuk di dalamnya adalah akibat dari kegiatan-kegiatan manusia baik di masa lalu maupun masa sekarang. Sebagai contoh adalah penebangan hutan dan penggunaan lahan baik untuk pertanian maupun untuk bidang lainnya. Kota Depok dalam perkembangannya mengalami perkembangan yang sedemikian pesat. Berdasarkan data analisis revisi RT dan RW Kota Depok data tahun 2000-2010, pemanfaatan ruang kota untuk kawasan pemukiman mencapai 8.915.09 ha (44,31%). Sehingga dalam perkembangannya kawasan hijau terbuka hijau mengalami penyusutan sebesar 0,93 % dari data tahun 2000, atau sebesar 10.106,14 ha. Pertumbuhan pemukiman baik itu perumahan-perumahan maupun rumah-rumah diperkampungan menjadikan tutupan permukaan tanah meningkat, daerah serapan air berkurang sehingga kualitas kondisi alam Kota Depok menurun. Tabel 1 Gambaran Luas wilayah Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 36

berdasarkan Kecamatan Tahun 2014 Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas Wilayah (km2) Sawangan 6 25,90 Bojongsari 4 19,80 Pancoran Mas 6 18,20 Cipayung 6 11,63 Sukmajaya 6 18,03 Cilodong 6 16,08 Cimanggis 7 21,22 Tapos 7 32,33 Beji 7 14,29 Limo 4 12,32 Cinere 4 10,47 Kota Depok 63 200,3 Sumber :BPS Kota Depok I.3. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014, tahun 2010 sebanyak 1.737.276 jiwa,tahun 2011 sebanyak 1.813.612 jiwa. Pada tahun 2012 jumlah penduduk sebanyak 1.898.567 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki: 961.876 jiwa (50,6%) dan perempuan: 936.691 jiwa (49,3%) dan tahun 2013 jumlah penduduk sebanyak 1.962.160 jiwa dengan jumlah laki-laki :990.286 jiwa dan jumlah perempuan: 971.874 jiwa.tahun 2014 Jumlah penduduk laki-laki: 1.025.784 jiwa dan perempuan: 1.007.724 jiwa. Dapat disimpulkan peningkatan jumlah penduduk Kota Depok dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 3,5% atau 71.348 jiwa. Berikut gambaran Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur. Tabel 2 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 37

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kota Depok tahun 2014 NO KELOMPOK UMUR JUMLAH PENDUDUK (TAHUN) LAKI-LAKI LAKI-LAKI + RASIO PEREMPUAN PEREMPUAN JENIS KELAMIN 1 0-4 103,049 96,653 99,702 06.62 2 5-9 90,354 86,062 76,416 04.99 3 10-14 80,794 77,661 58,455 04.03 4 15-19 84,493 88,657 73,150 5.30 5 20-24 93,442 94,540 87,982 8.84 6 25-29 94,237 96,910 91,147 7.24 7 30-34 100,428 100,275 00,703 00.15 8 35-39 94,080 91,460 85,540 02.86 9 40-44 82,983 77,635 60,618 06.89 10 45-49 64,089 61,912 26,001 03.52 11 50-54 49,130 47,801 6,931 02.78 12 55-59 36,510 34,420 0,930 06.07 13 60-64 22,508 21,389 3,897 05.23 14 65-69 14,880 14,274 9,154 04.25 15 70-74 8,522 8,737 7,259 7.54 16 75+ 6,285 9,338 5,623 7.31 JUMLAH 1,025,784 1,007,724 2,033,508 01.79 Sumber : BPS Kota Depok Sebagai gambaran jumlah total penduduk dan Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 38

Gambar 1 Jumlah Penduduk di Kota Depok Tahun 2010-2014 Sumber : BPS Kota Depok Untuk mengetahui komposisi penduduk Kota Depok berdasarkan struktur umur dan jenis kelamin berikut digambarkan piramida penduduk seperti dibawah ini: Gambar 2 Piramida Penduduk di Kota Depok Tahun 2014 Sumber BPS Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 39

Dengan melihat gambar piramida diatas menunjukkan median umur penduduk Kota Depok adalah 30 sampai dengan 34 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Kota Depok termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, Penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun. Jumlah Rumah tangga yang terdapat dikota Depok sebanyak 388.112 dengan rata-rata jiwa/rumah tangga sebesar 5,24% (Sumber BPMK Kota Depok) Berikut gambaran jumlah rumah tangga kecamatan dan rata-rata jiwa/rumah tangga di Kota Depok tahun 2014. Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga Kecamatan dan rata-rata jiwa/rumah tangga di Kota Depok Tahun 2014 NO KECAMATAN JUMLAH RUMAH TANGGA 1 Sawangan 26,634 RATA_RATA JIWA/RUMAH TANGGA 5.43 2 Bojongsari 25,622 4.55 3 Pancoran Mas 47,349 5.20 4 Cipayung 25,602 5.84 5 Sukmajaya 47,500 5.72 6 Cilodong 25,473 5.74 7 Cimanggis 56,269 5.03 8 Tapos 54,232 4.66 9 Beji 5.66 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 40

10 Limo 34,259 21,821 4.71 11 Cinere 23,351 5.38 TOTAL 388,112 5.24 Sumber: BPS Kota depok I.4. Iklim Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Secara umum musim kemarau antara bulan April-September dan musim hujan antara bulan Oktober-Maret. Temperatur : 24,3-33 Celsius Kelembaban rata-rata : 25 % Penguapan rata-rata : 3,9 mm/th Kecepatan angin rata-rata : 14,5 knot Penyinaran matahari rata-rata : 49,8 % Jumlah curah hujan : 2684 m/th Jumlah hari hujan : 222 hari/tahun I.5. Kepadatan Penduduk Kota Depok dilihat dari luas Wilayah Dari gambar dibawah ini terlihat bahwa luas wilayah kecamatan terbesar terdapat di Kecamatan tapos dengan kepadatan penduduk sebesar 10.154 (3,09%) dan wilayah terkecil jumlah penduduknya adalah Kecamatan Cinere dengan luas 10,47 Km2 namun kepadatan penduduk Kecamatan Cinere sebesar 11.587 per Km2 (9,55%) hal ini menggambarkan bahwa pada Kecamatan Cinere memiliki penduduk yang cukup padat hal ini berbanding terbalik dengan kecamatan Tapos yang memilki luas wilayah terbesar 32,33 km2 namun memiliki kepadatan penduduk yang lebih sedikit sebesar 7.822 per Km2 (3,1%). Pada tahun 2014 kepadatan penduduk Kota Depok masih terletak P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 41

pada Kecamatan Cinere dan Kepadatan penduduk terkecil terletak pada Kecamatan Tapos. Berikut gambar Kepadatan Penduduk di Kota Depok: Gambar 3 Kepadatan Penduduk dan luas wilayah Kota Depok Tahun 2014 Sumber: BPS Kota Depok Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 kepadatan penduduk Kota Depok terus meningkat. Hal ini berarti bahwa Jumlah penduduk di Kota Depok semakin meningkat. Pada tahun 2011 sebanyak 9.056 orang per kilometer persegi, tahun 2012 sebanyak 9.479 orang per kilometer persegi, tahun 2013 sebanyak 9.798 orang per kilometer persegi, tahun 2014 sebanyak 10.154 orang per kilometer persegi. Hal ini sangat jauh dengan kepadatan penduduk dijawa Barat tahun P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 42

2011 sebanyak 9.056 orang per kilometer persegi, tahun 2012 sebanyak 9.479 orang per kilometer persegi, tahun 2013 sebanyak 9.798 orang per kilometer persegi. Pada tahun 2014 kepadatan penduduk Kota Depok sebanyak 10.154 per kilometer persegi, kepadatan penduduk provinsi Jawa Barat tahun 2014 belum ada data. Berikut gambar perbandingan kepadatan penduduk Provinsi Jawa Barat dan Kota Depok tahun 2011 sampai dengan Tahun 2014. Gambar 4 Perbandingan Kepadatan Penduduk Kota Depok dan Provinsi Jawa barat dari tahun 2011-2014 Sumber: BPS Kota Depok dan profil Dinkes Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 I.6. Laju Pertumbuhan Penduduk dari Tahun 2010-2014 Laju Pertumbuhan Penduduk atau Population Growth Rate (R) digunakan untuk mengukur kecepatan pertambahan penduduk. Kota Depok selain sebagai Kota otonom yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk kota pemukiman, kota pendidikan, pusat pelayanan perdagangan dan jasa, kota pariwisata, dan sebagai kota resapan air. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 43

Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Depok terus meningkat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, angka ini Jauh melesat dibandingkan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Barat sendiri yang hanya sebesar 1,90 (hasil sensus tahun 2000-2010). Angka fertilitas yang tinggi serta urbanisasi penduduk, juga menjadi penyumbang terbesar dalam laju pertumbuhan penduduk Kota Depok. Berikut gambaran laju Pertumbuhan penduduk (LPP) Kota Depok tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Gambar 5 Laju Pertumbuhan penduduk (LPP) Kota Depok Tahun 2010-2014 Sumber: Proyeksi Penduduk Berikut kami jabarkan angka kelahiran kasar (CBR) dan angka kesuburan total (TFR) di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Tabel 4 Angka Kelahiran Kasar (CBR) dan angka kesuburan total (TFR) di Provinsi Jawa Barat tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 Tahun Total Fertility rate(tfr) Crude Birth Rate (CBR) Angka Kesuburan Total Angka Kelahiran Kasar 2009 2,20 21,09 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 44

2010 2,08 20,92 2011 2,18 21,90 2012 2,50 25,00 Sumber: Badan Pusat statistic Provinsi Jawa Barat BKKBN Provinsi Jawa Barat SDKI 2012 II. GAMBARAN SOSIAL EKONOMI II.1. Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok Berdasarkan struktur ekonomi, yang ditunjukkan oleh angka PDRB, sektor unggulan daerah Kota Depok adalah sektor tersier yang meliputi subsektor perdagangan, hotel dan restoran, dan subsektor jasa. Berdasarkan data PDRB tahun 2011 yang dipublikasikan BPS Kota Depok pada tahun 2012, sektor tersier memberikan kontribusi pada perekonomian daerah sebesar 48,55 % (Atas Dasar Harga Konstan), meningkat dibanding tahun sebelumnya (47,48%). Makin meningkatnya kontribusi sektor tersier kian mengokohkan Kota Depok sebagai kota perdagangan dan jasa. Sektor sekunder sebenarnya masih menunjukkan kontribusi yang besar (48,68 %/ADHK), namun cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sebelumnya (tahun 2010), kontribusi sektor sekunder sebesar 49,36%. Di luar sektor makro di atas, Kota Depok juga memiliki berbagai produk potensial yang memiliki keunggulan komparatif, antara lain komoditas belimbing, ikan hias, tanaman hias, serta beberapa produk ekonomi kreatif. Sumbangan kegiatan ekonomi kreatif di Kota Depok terhadap PDRB (ADHK 2000). Pada tahun 2011 mencapai Rp. 1,19 trilyun atau 17,16% dari total PDRB. Pada tahun sebelumnya (2010), sumbangan itu mencapai Rp. 1,12 trilyun(17,18%) dari total PDRB. Dari data 2010-2011 diketahui Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Depok Tahun 2012 terjadi kenaikan (pertumbuhan) produksi ekonomi kreatif di Kota Depok sebesar 6,55%. Tahun 2013 Kontribusi PDRB pertanian terhadap PDRB Kota (%) sebesar 1,96%, Kontribusi PDRB industri terhadap PDRB industri terhadap PDRB Kota Depok sebesar 35,30%, Kontribusi PDRB perdangangan terhadap PDRB Kota Depok sebesar 37,38%, Kontribusi PDRB pariwisata belum ada P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 45

data. (Sumber : BPS dan Bappeda Kota Depok PDRB Industri Kreatif Kota Depok 2011 dan 2012 ). II.2. Pengeluaran perkapita Besarnya pendapatan yang diterima/diperoleh rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data pendapatan yang akurat sulit diperoleh,sehingga dalam Survey/kegiatan Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) didekati melalui pengeluaran Rumah Tangga. Pengeluaran Perkapita masyarakat Kota Depok pada tahun 2011 sebesar 651,46, tahun 2012 sebesar 654,95, tahun 2013 sebesar 657,38, tahun 2014 sebesar 661,3. Berikut gambaran pengeluaran perkapita penduduk Kota Depok tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Pengeluaran Gambar 6 Perkapita Penduduk Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber : Bappeda Kota Depok II.3. Penduduk miskin Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2012 sebanyak 321.012 jiwa (16,9 %), tahun 2013 sebanyak 469.603 jiwa (24 %) dan tahun 2014 jumlah penduduk miskin sebanyak 188.660 jiwa (Sumber data Jamkesda Kota Depok. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 46

II.4. Tingkat pendidikan Pada tahun 2013 angka melek huruf yang paling tinggi ada di Kecamatan Beji sebesar 99,69 %. Dari angka melek huruf ini menggambarkan bahwa masyarakat Kota Depok yang berumur 15 tahun keatas ini rata-rata sudah diatas 95%. Pada tahun 2014 angka melek huruf paling tinggi dikecamatan Sawangan sebesar 99,18%. Angka melek huruf Kota Depok tahun 2014 sebesar 99,1%. Berikut dapat dilihat gambar angka melek huruf di Kota Depok tahun 2014: Gambar 7 Angka Melek Huruf perkecamatan di Kota Depok Tahun 2014 sumber : BPS Kota Depok Sementara angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2011 sebesar 10,97%, tahun 2012 sebesar 10,98% dan tahun 2013 sebesar 11,0%. Pada tahun 2014 angka rata-rata lama sekolah 11,16%. Berikut gambaran persentase penduduk berusia 10 tahun keatas menurut jenis kelamin. Tabel 5 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 47

Menurut Jenis Kelamin, Partisipasi Sekolah dan Status Pendidikan Di Kota Depok Tahun 2013 Partisipasi sekolah/status Pendidikan Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan SD/sederajat 31,41 26,09 28,75 SMP/sederajat 26,91 31,21 29,06 SMA/sederajat 22,06 25,00 23,53 D1/D2 0,00 0,00 0,00 D3/Sarjana Muda 2,40 1,00 1,70 D4/S1 15,15 15,86 15,50 S2/S3 2,07 0,84 1,46 Jumlah 100 100 100 Susenas 2010 III. STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA Perkembangan Indeks Pembangunan manusia (IPM) Kota Depok berdasarkan penghitungan BPS secara umum dari periode 2010 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan. IPM Kota Depok tahun 2010 sebesar 79,09%,tahun 2011 sebesar 79,49%,tahun 2012 sebesar 79,83%, tahun 2013 sebesar 80,02 dan tahun 2014 sebesar 80,58%. IPM Kota Depok Tahun 2014 sebesar 80,58%. Angka Harapan Hidup Kota Depok sebesar 73,75 tahun yang artinya anak yang lahir pada tahun 2014 ini mempunyai harapan hidup sampai dengan umur 73,75 tahun, Angka melek huruf sebesar 99,07% artinya masyarakat Kota Depok tahun 2014 yang berumur 15 tahun keatas dan yang bisa membaca dan menulis sebanyak 99,07%, masih ada 0.03% lagi penduduk yang buta huruf. Rata-rata lama sekolah 11.16 tahun artinya masyarakat Kota Depok yang berumur 15 tahun keatas rata-rata lama sekolah selama 11.16 tahun atau sampai dengan kelas 2 SMA, pengeluaran per kapita sebesar 661.30 rupiah per tahun artinya bahwa masyarakat Kota Depok tahun 2014 mengeluarkan uang untuk konsumsi sebesar 661.30 rupiah setiap orang selama satu tahun yang telah disesuaikan. Tugas pemerintah dan masyarakat Kota Depok semakin bertambah berat untuk meningkatkan angka IPM ini di tahun tahun mendatang. Masih P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 48

diperlukan kerja keras untuk melaksanakan kegiatan di bidang kesehatan, pendidikan dan sosial ekonomi yang dapat meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat di Kota Depok. Di Kota Depok yang mempunyai IPM tertinggi di Jawa Barat tetapi masih terdapat balita yang kurang gizi atau anak usia sekolah dasar tetapi tidak bersekolah. Mereka adalah harapan di masa depan yang harus kita perjuangkan di masa kini. Modal sosial dan kerjasama yang baik dari semua pihak sangat diharapkan untuk membangun Kota Depok yang tercinta ini.. Berikut kami Gambarkan IPM Kota Depok dari Tahun 2010 sampai dengan 2014. Gambar 8 IPM Kota Depok tahun 2010 2014 Sumber :BPS Kota Depok IPM Kota Depok tertinggi di Kecamatan Sukmajaya sebesar 81,9 dan AHH tertinggi pada Kecamatan Sukmajaya sebesar 74.91. Berikut gambar IPM kota Depok di Kecamatan di Kota Depok Tahun 2014. Gambar 9 IPM Kota Depok di Kecamatan dikota Depok tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 49

Sumber :BPS Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 50

BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. MORTALITAS A.1. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir(Eo) Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) (AHH) adalah salah satu indikator derajat kesehatan yang digunakan sebagai salah satu indikator derajat kesehatan yang digunakan sebagai salah satu dasar dalam menghitung (IPM). AHH menggambarkan lamanya usia seorang bayi lahir diharapkan hidup. Indikator ini dipandang dapat menggambarkan taraf hidup suatu bangsa. Faktor yang mempengaruhi AHH antara lain kesehatan, ekonomi, pendidikan, geografis. Angka Harapan Hidup (AHH) dari tahun 2011 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini Gambar 10 Angka Harapan Hidup DiKota Depok Tahun 2011-2014 Sumber :BPS Kota Depok AHH di sebelas kecamatan di Kota Depok sangat bervariasi, tahun 2011 sebesar 73,22, tahun 2012 sebesar 73,34, tahun 2013 sebesar 73,64, tahun 2014 sebesar 73,75. Walaupun secara umum sudah mencapai tingkat harapan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 51

hidup yang tinggi. Secara keseluruhan Kota Depok mempunyai AHH waktu lahir ditahun 2014 sebesar 73,75 tahun. Artinya warga Kota Depok yang lahir di tahun 2014 mempunyai harapan hidup sampai dengan hampir 74 tahun. Tingginya Angka Harapan Hidup di Kota Depok sangat ditunjang dengan sarana dan prasarana kesehatan yang sudah memadai. Kondisi yang sudah bagus ini tentu saja harus dipertahankan dan bila perlu bisa ditingkatkan lagi. Dengan palayanan prima dari petugas kesehatan serta ditunjang dengan adanya BPJS kesehatan diharapkan bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Depok di masa yang akan datang. AHH kecamatan yang paling tinggi adalah AHH di Kecamatan Sukmajaya sebesar 74,9 dan yang paling rendah adalah Angka Harapan Hidup di Kecamatan Cipayung sebesar 67,95 (68). Dari Angka Harapan Hidup ini maka pemerintah Kota Depok dapat menetapkan prioritas kesehatan di Kecamatan Cipayung tanpa meninggalkan kecamatan yang lain. Gambar 11 Angka Harapan Hidup (AHH) Dikecamatan DiKota Depok Tahun 2014 Sumber :BPS Kota Depok Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain Angka Kematian, Umur Harapan Hidup, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 52

diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (fasility based) dan data yang dikumpulkan dari masyarakat (community based). Tetapi dalam penyajian data angka kematian baik angka kematian ibu, bayi, atau balita dalam profil ini di sajikan dalam bentuk data Jumlah Kematian. A.2. Kematian Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Jumlah kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. A.2.1. Jumlah Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka kematian yang terjadi dalam suatu wilayah dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut, penyebab kematian ada yang langsung dan tidak langsung, Walaupun dalam kenyataannya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat kematian di masyarakat. Faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian maupun kesakitan disuatu daerah antara lain tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan lainnya baik prefentif, kuratif, P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 53

promotif dan rehabilitatif. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Gambaran perkembangan terakhir mengenai sebaran jumlah kematian bayi di seluruh Kecamatan di Kota Depok tahun 2014 sumber dari Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi (Kesga dan Gizi) Dinas Kesehatan Kota Depok, dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 12 Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok Bila dihitung rasio angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 maka diperoleh angka pada tahun 2011 sebesar 3,21/1000KH, Tahun 2012 sebesar 2,82/1000KH, Tahun 2013 sebesar 2,34/1000 KH dan tahun 2014 sebesar 1,78/1000 KH. Berikut tabel rasio angka kematian bayi dikota Depok tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 54

Tahun Tabel 6 Rasio Angka kematian bayi di Kota Depok tahun 2011-2014 Jumlah Kematian Bayi Jumlah Kelahiran Hidup RASIO AKB 2011 119 38.421 3,21/1000KH 2012 114 43.545 2,82/1000KH 2013 113 42.661 2,34/1000KH 2014 83 46.679 1,78/1000KH Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok Ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah kematian bayi tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Dari beberapa rangkaian peristiwa kematian bayi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kematian bayi diantaranya tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah pola perilaku hidup. Berikut gambaran angka kematian bayi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Gambar 13 Angka Kematian Bayi di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 55

Jumlah kematian bayi tahun 2011 sebanyak 119 orang, tahun 2012 sebanyak 114 orang, tahun 2013 sebanyak 113 orang dengan penyebab BBLR,asfiksia,infeksi,Masalah laktasi. Tahun 2014 sebanyak 83 kasus. A.2.2. Jumlah Kematian Balita Anak balita adalah semua anak yang berusia 1 sampai 59 bulan 29 hari. Gambaran sebaran Jumlah Kematian anak balita pada tahun 2014 disajikan pada gambar berikut Gambar 14 1 2 4 1 1 6 0 1 0 Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok dan 32 Puskesmas Pada gambar diatas menunjukkan hampir diseluruh kecamatan di Kota Depok terdapat kasus kematian balita yang ditandai dengan warna merah, namun ada beberapa kecamatan seperti Cinere, Bojongsari, Cipayung dan Tapos yang tidak menunjukkan adanya jumlah kematian anak balita. Tahun 2011 kematian anak balita sebanyak 23 orang dan tahun 2012 sebanyak 14 orang, tahun 2013 sebanyak 11 orang. Berikut gambar jumlah kematian anak balita dikota Depok tahun 2011 sampai dengan 2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 56

Gambar 15 Jumlah Kematian Anak Balita di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok dan 32 Puskesmas A.2.3. Jumlah Kematian Ibu Maternal Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll. Pada tahun 2014 terdapat 17 kasus kematian ibu yang tersebar diseluruh Kecamatan di Kota Depok. Pada gambar dibawah ini menunjukkan bahwa terdapat 3 kecamatan Dikota Depok yang tidak terdapat kasus kematian ibu yaitu di Kecamatan Cinere,Kecamatan Limo dan Bojongsari, yang ditandai dengan gambar berwarna hijau dan merah pada peta berikut ini: P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 57

Gambar 16 Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok dan 32 Puskesmas Tahun Tabel 7 Rasio Angka kematian Ibu tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 di Kota Depok Jumlah Kematian Ibu Jumlah Kelahiran Hidup RASIO AKI 2011 22 38.421 59,32/100.000 KH 2012 22 43.545 54,479/100.000 KH 2013 17 42.661 39,84/100.000 KH 2014 17 46.679 36,42/100.000 KH Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok dan 32 Puskesmas Pada gambar diatas menunjukkan Rasio angka kematian ibu tahun 2011 sebesar 59,32/100.000KH, tahun 2012 sebesar 54,479/100.000KH, tahun 2013 sebesar 39,84/100.000KH, tahun 2014 sebesar 36,42/100.000KH, untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini: P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 58

Gambar 17 Angka Kematian ibu di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2012 jumlah kematian ibu sebanyak 22 orang, penyebab kematian ibu antara lain PEB/Eklampsi 5 org, perdarahan(post partum) 6 org, Infeksi suspec emboli air ketuban 2 org, ca mammae : 1 org, Sakit Jantung : 3 org, kelainan fungsi Hati : 1 Org, CKD leukositosis : 1 org, lain-lain : 3 Org. Tahun 2013 kematian ibu sebanyak 17 orang dengan penyebab perdarahan 5 orang, hipertensi 4 orang, infeksi 2 orang, TBC 1 orang, penyakit jantung bawaan/kelainan jantung sebanyak 3 orang,emboli air ketuban 1 orang, lain-lain 1 orang. Tahun 2014 jumlah kematian ibu sebanyak 17 kasus. Berikut gambar jumlah kematian ibu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 59

Gambar 18 Jumlah Kematian Ibu di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok B. MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan,baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. angka kesakitan diperoleh melalui survey, angka kesakitan pada penduduk di peroleh dari data yang berasal dari masyarakat (community Base data) melalui pengamatan (surveilans) dan data yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasilitas Base data) melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Di Kota Depok tahun 2014 terdapat 20 Rumah Sakit yang terdiri dari 19 unit Rumah sakit swasta dan 1 unit Rumah Sakit Umum. Data penyakit diperoleh dari 20 Rumah Sakit yang ada di Kota Depok. Berikut Gambaran kasus penyakit 10 besar yang ada di 20 rumah sakit dikota Depok tahun 2014. Sumber Laporan Rumah Sakit melalui Sistem Informasi Rumah Sakit Revisi 6 (SIRS 6). P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 60

B.1. Pola 10 penyakit terbanyak di B.1.1. Pola penyakit rawat jalan di Rumah Sakit tahun 2014 Pola penyakit rawat jalan tahun 2014 pada golongan umur <1 tahun, 1-4 tahun, 5-14 tahun penyakit terbanyak yaitu penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), pola penyakit pada umur 15-44 tahun penyakit terbanyak jumlah penyakit lainnya yang terdiri dari faringitis akute, tonsillitis akute,asma, GEA,TBC,pulpitis,dll. Pada golongan umur 45>75 tahun penyakit terbanyak adalah penyakit lainnya yang terdiri dari DBD,GEA,Tonsilopharingitis, Dermatitis, TB paru, dll. Berikut dapat dilihat gambar 10 besar penyakit tahun 2014 yang terbagi dalam beberapa golongan umur. Gambar 19 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur <1 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 20 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur 1-4 tahun di Kota Depok tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 61

Gambar 21 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur 5-14 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 22 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur 15-44 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 23 Pola penyakit penderita Rawat jalan RS menurut golongan umur 45->75 tahun di Kota Depok tahun 2014 Sumber: Laporan RL 5 Melalui Sistem Informasi Rumah Sakit revisi 6 (SIRS 6) pada Seluruh Rumah Sakit yang ada di Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 62

Tahun 2014 Rumah Sakit di Kota Depok dari 17 Rumah Sakit bertambah menjadi 20 Rumah sakit. Kasus rawat jalan dirumah Sakit DiKota Depok tertinggi adalah kasus Infeksi saluran Pernafasan atas (ISPA) 23,8 %, dan urutan kedua kasus febris 6,5%. Angka ini dilaporankan oleh seluruh Rumah Sakit yang ada Di Kota Depok. Berikut ini tabel Kasus 10 besar penyakit Rawat jalan di Kota Depok tahun 2014 sumber laporan Sirs revisi 6 Rumah Sakit. Tabel 8 POLA 10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIRUMAH SAKIT DI KOTA DEPOK TAHUN 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU 1 Infeksi Saluran Pernapasan Atas / ISPA JUMLAH % 52,614 23.8 2 Febris 14,272 6.5 3 Dyspepsia 10,190 4.6 4 Rinopharingitis 6,108 2.8 5 Common Cold 6,065 2.7 6 Gastroentritis 6,045 2.7 7 Typhoid Fever 5,702 2.6 8 Hipertensi 4,718 2.1 9 Viral INF 4,680 2.1 10 demam tidak diketahui sebabnya 4,464 2.0 Sumber: Laporan RL 5 Melalui Sistem Informasi Rumah Sakit revisi 6 (SIRS 6) dari Seluruh Rumah Sakit yang ada di Kota Depok B.1.2. Pola penyakit rawat inap di Rumah Sakit pada tahun 2014 Pada tahun 2014 jumlah kasus rawat inap dirumah sakit cukup bervariasi pada umur <1 tahun penyakit terbanyak gastroenteritis, pada golongan umur 1-4 tahun penyakit terbanyak adalah gastroenteritis, pada golongan umur 5-14 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 63

tahun penyakit terbanyak DBD, pada golongan umur 45->75 tahun penyakit terbanyak adalah thypoid fever. Berikut gambaran persentase jumlah penyakit rawat inap di Rumah Sakit berdasarkan golongan umur tahun 2014. Gambar 24 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur <1 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 25 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 1-4 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 26 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 64

Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 5-14 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 27 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 15-44 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 28 Pola penyakit penderita Rawat Inap RS menurut golongan umur 45->75 tahun di Kota Depok tahun 2014 Sumber: Laporan RL 5 Melalui Sistem Informasi Rumah Sakit revisi 6 (SIRS 6) dari Seluruh Rumah Sakit yang ada di Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 65

Pola 10 penyakit Terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit tahun 2014 berdasarkan laporan dari Rumah Sakit yang masuk Ke Dinas Kesehatan. Berikut tabel penyakit 10 besar berdasarkan laporan seluruh Rumah sakit yang ada di Kota Depok dapat terlihat pada tabel dibawah ini Tabel 9 POLA 10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT DI KOTA DEPOK TAHUN 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU 1 Dengue Haemorhagic Fever JUMLAH % 22.9 4,556 2 Typhoid Fever 3 penyakit Lainnya 4 Gastroentritis 5 Viral Infection 6 Bronchopneumonia 7 Bayi Lahir Sehat 8 Perawatn Pasca persalinan 9 Dyspepsia 10 Febris 3,651 2,157 1,583 998 809 792 777 719 551 18.3 10.8 7.9 5.0 4.1 4.0 3.9 3.6 2.8 Sumber: Laporan RL 5 Melalui Sistem Informasi Rumah Sakit revisi 6 (SIRS 6) Pola penyakit rawat inap terbanyak yang tersebar di 20 Rumah Sakit adalah Dengue Haemorrhagic Fever sebanyak 4.556 (22,9%). P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 66

B.2. Pola 10 penyakit terbanyak rawat jalan di Puskesmas Pengelompokan kasus penyakit rawat jalan di Puskesmas tahun 2014, pada kelompok umur 0-<1 tahun kasus terbanyak adalah kasus Ispa 23,9%, pada umur 1-4 tahun kasus terbanyak di Puskesmas adalah kasus Nasafaringitis akuta (Common Cold) 22,1%, pada umur 5-14 tahun kasus terbanyak masih pada kasus Nasafaringitis akuta (Common Cold) 18,9%, pada golongan umur 15-44 tahun kasus terbanyak adalah kasus Nasafaringitis akuta (Common Cold) 14,2%. Pada golongan umur 45->75 tahun kasus terbanyak adalah ISPA (22,1%). Berikut gambar gambaran pola penyakit di Puskesmas Kota Depok tahun 2014. Sumber data LB1 tahun 2014. Gambar 29 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 0- <1 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 30 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 1-4 tahun di Kota Depok tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 67

Gambar 31 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 5-14 tahun di Kota Depok tahun 2014 Gambar 32 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 15-44 tahun di Kota Depok tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 68

Gambar 33 Pola penyakit penderita Rawat jalan Di Puskesmas menurut golongan umur 45->75 tahun di Kota Depok tahun 2014 Sumber: Laporan LB1 Puskesmas Kota Depok Berikut gambaran kasus rawat jalan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas antara lain terlihat pada tabel dibawah ini Tabel 10 POLA 10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIPUSKESMAS KOTA DEPOK TAHUN 2014 No NAMA PENYAKIT Jumlah % 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak spesifik 194,867 18.29 2 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 143,037 13.42 3 Faringitis Akuta 119,505 11.21 4 Dispepsia 58,942 5.53 5 Myalgia 50,265 4.72 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 69

6 Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 51,348 4.82 7 Gastroduodenitis tidak spesifik 49,917 4.68 8 Demam yang tidak diketahui sebabnya 45,302 4.25 9 Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 45,829 4.30 10 Demam yang tidak diketahui sebabnya 45,393 4.26 Sumber : Lb1 Puskesmas Gambar 34 10 Penyakit terbanyak di Kota Depok tahun 2014 Sumber : Lb1 Puskesmas C. GAMBARAN PENYAKIT MENULAR C.1. Penyakit Menular langsung C.1.1. TB PARU Tahun 2010 kasus BTA (+) sebanyak 915 kasus, tahun 2011 sebanyak 897 kasus,tahun 2012 sebanyak 1110 kasus, tahun 2013 sebanyak 1.129 kasus, tahun 2014 jumlah kasus baru BTA + sebanyak 956 kasus. Tahun 2014 jumlah kasus TB BTA positif yang dalam pengobatan sebanyak 1.129 kasus dengan angka kesembuhan (Cure rate) 969(85,83%), angka pengobatan lengkap (complete rate) sebanyak 91 kasus (8,06%), angka keberhasilan pengobatan (success rate/sr) 93,89%. Berikut akan disajikan jumlah kasus BTA+ di Kota Depok tahun 2010-2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 70

Gambar 35 Jumlah kasus BTA+ di Kota Depok tahun 2010-2014 Sumber : Laporan data seksi P2P Data succes rate (Keberhasilan pengobatan) tercatat pada tahun 2012 sebesar 96,48%, tahun 2013: 93,78%, tahun 2014: 93,89%. Berikut gambar Succes rate di Kota Depok dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Gambar 36 Persentase Succes Rate pengobatan TB BTA + dikota Depok tahun 2012-2014 Sumber Laporan data seksi P2P P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 71

Cakupan penemuan kasus TB BTA(+) dikota Depok tahun 2014 sebesar 44,1%, angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya karena belum semua Rumah Sakit yang ada di Kota Depok melaksanakan sistem DOTS. Berikut gambaran cakupan penemuan kasus TB BTA (+) dikota Depok dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Gambar 37 Persentase Penemuan kasus TB BTA positif Di Kota Depok tahun 2012-2014 Sumber Laporan data seksi P2P C.1.2. Pneumonia Pneumonia merupakan sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri biasanya diakibatkan oleh bakteri streptococcus danmycoplasma pneumoniae. Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol. Cakupan penemuan kasus pneumonia dan yang ditangani di Kota Depok tahun 2011 sebesar 8,19%, tahun 2012 sebesar 11,12%,tahun 2013 sebesar 17,40%. Tahun 2014 penderita pneumonia yang ditemukan dan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 72

ditangani laki-laki sebanyak 1.582 kasus (20,1%) perempuan sebanyak 1.435 kasus (18,6%) jumlah penderita yang ditemukan dan ditangani sebanyak 3.016 (19,3%). Berikut gambaran cakupan penderita kasus pneumonia yang ditemukan dan ditangani di Kota Depok dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Gambar 38 Cakupan Penemuan Penderita Kasus Pneumonia dan yang ditangani di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber : Laporan Data Seksi P2P C.1.3. DIARE Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, dimana sarana air bersih dan BAB (Buang air Besar) serta perilaku manusia yang tidak sehat merupakan faktor dominan penyebab penyakit tersebut. Peningkatan kasus sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca/musim, terutama terhadap ketersediaan air bersih di masyarakat. Kasus diare dapat menyebabkan kematian terutama pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahun 2011 di Kota Depok terdapat sebanyak 41.269 kasus diare ditangani dengan proporsi sebesar 51,16%,tahun 2012 terdapat sebanyak 20.604 kasus yang ditangani, tahun 2013 kasus diare yang ditemukan dan ditangani sebanyak 34.676 (85,3%). P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 73

Tahun 2014 kasus diare yang ditemukan dan ditangani laki-laki sebanyak 16.931 (77,1%) perempuan 17.617 (81,7%) total seluruhnya sebanyak 34.548(79,4%) (Sumber : Laporan data seksi P2P) Gambar 39 Cakupan kasus Diare yang ditemukan dan ditangani tahun 2011-2014 dikota Depok Sumber : Seksi P2P 2014 Kasus diare dapat dikorelasikan dengan perbaikan hygiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, karena secara umum penyakit diare sangat berkaitan dengan kedua faktor tersebut. Upaya penanggulangan diare dilakukan dengan pemberian oralit dan penggunaan infus pada penderita, penyuluhan kepada masyarakat agar meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari serta melibatkan peran serta kader dalam tatalaksana diare karena dengan penanganan yang tepat dan cepat ditingkat rumah tangga maka diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus dehidrasi berat yang dapat mengakibatkan kematian. Tindakan penanganan segera dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program serta dengan meningkatkan kesiagaan melalui kegiatan surveilans kasus diare yang dilaporkan setiap minggu dari laporan puskesmas dan rumah sakit yang ada di wilayah Kota Depok. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 74

C.1.4. KUSTA Penyakit Kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae yang ditandai dengan adanya bercak putih atau kemerahan pada kulit yang disertai matirasa/anastesi, penebalan syaraf tepi juga disertai gangguan fungsi syaraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambutyang terganggu dan adanya kuman Mycobacterium Leprae pada pemeriksaan kerokan padajaringan kulit (silt-skin smears). Menurut World Health Organisation (WHO) Penyakit kusta dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe PB (Pausi Basiler) dan MB (Multi Basiler), dengan kriteria sebagai berikut : KLASIFIKASI KUSTA PB MB Jumlah Bercak Kulit 1-5 >5 1-5 >5 Kerusakan Syaraf Tepi Hanya 1 Syaraf Lebih dari 1 Syaraf Skin Smear (BTA) Negatif (-) Positif (+) Sumber : Laporan data seksi P2P Gambar 40 Jumlah kasus Kusta DiKecamatan dikota Depok tahun 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 75

Sumber : Laporan data seksi P2P Hasil evaluasi program P2P kusta menunjukan bahwa jumlah penderita baru tipe PB dan MB sampai akhir bulan Desember 2012 sebanyak 66 penderita, dengan type PB sebanyak 5 penderita dan type MB sebanyak 61 Kasus. Tahun 2013 penderita kusta PB sebanyak 3 orang penderita MB sebanyak 49 orang jadi total penderita kusta PB/MB sebanyak 52 orang. Kasus PB pada anak-anak (0-14) tahun sebanyak 1 kasus, pada dewasa >15 tahun sebanyak 2 kasus. Kasus MB pada anak-anak (0-14 ) tahun sebanyak 5 kasus, pada dewasa >15 tahun sebanyak 44 kasus. Kasus cacat tingkat tingkat 2 sebanyak 9 kasus. Tahun 2014 kasus baru kusta (PB)/Kusta kering sebanyak laki-laki 5 kasus dan perempuan sebanyak 4 kasus, kasus baru kusta (MB)/Kusta basah laki-laki sebanyak 25 kasus dan perempuan sebanyak 33 kasus dengan jumlah seluruhnya 58 kasus. Penderitan kusta pada usia 0-4 tahun sebanyak 4 kasus (5,97%).Gambaran penderita kusta di Kota Depok tahun 2011-2014 berdasarkan type kasus Kusta dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 41 Jumlah kasus Kusta tipe PB dan MB dikota Depok tahun 2011-2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 76

Sumber : Laporan data seksi P2P Angka kecacatan kusta tingkat 2 tahun 2010 sebanyak 14 kasus ( 29%), tahun 2011 sebanyak 11 kasus (18%), tahun 2012 sebanyak 12 kasus(18%), tahun 2013 sebanyak 9 kasus( 17,31%). Angka kecacatan adalah kecacatan kusta yang menyebabkan 2 syaraf atau lebih yang terserang kusta. Jumlah penderita kusta dengan cacat tingkat 2 tahun 2014 sebanyak 8 kasus (11,9%). Target cacat tingkat 2 15%. Berikut gambaran presentase (%) kasus cacat tingkat 2 tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Gambar 42 Precentage(%) kasus cacat tingkat 2 dikota Depok tahun 2011-2014 Sumber : Laporan data seksi P2P P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 77

Prevalensi kasus kusta tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 terlihat pada gambar berikut ini: Gambar 43 Prevalensi kasus Kusta tahun 2012-2014 dikota Depok Sumber : Laporan data seksi P2P C.1.5. HIV-AIDS dan IMS Berdasarkan hasil evaluasi program HIV/AIDS menunjukkan bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang pada usia produktif tetapi sudah meningkat pada usia non produktif (anak-anak bahkan bayi), hal ini menunjukan bahwa trend penyebaran penyakit ini sudah berubah sehingga program harus mengupayakan program penanggulangan yang lebih tepat agar penderita yang terinfeksi pada usia non produktif dapat terjaring. Jumlah kasus HIV-AIDS tahun 2010 sebanyak 15 kasus, tahun 2011 sebanyak 16 kasus, tahun 2012 HIV sebanyak 29 kasus, AIDS 24 kasus dan IMS 2 kasus. Kasus AIDS dilaporkan oleh RS Simpangan Depok sebanyak 5 kasus dan Kasus IMS sebanyak 2 orang berasal dari Kelurahan Cimpaeun Kecamatan Tapos. Pada tahun 2013 kasus HIV-AIDS sebanyak 55 kasus. Pada tahun 2014 kasus HIV sebanyak 49 kasus. Tahun 2014 sebanyak 32 kasus. Kasus syphilis tahun 2014 sebanyak 55 kasus. Pada dasarnya jumlah penderita HIV /AIDS yang tidak dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Depok seperti fenomena P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 78

gunung es, bahwa yang terlaporkan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kejadian yang sebenarnya. Sejak tahun 2013 sistem pencatatan dan pelaporan sudah lebih baik/lebih bagus dari tahun sebelumnya sehingga mempermudah dalam pencarian data dan hal ini berdampak pada penemuan jumlah kasus HIV/AIDS yang lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 2012 telah dibuka klinik layanan VCT di Puskesmas Sukmajaya dan layanan ini pun telah berjalan, sehingga pelaporan HIV /AIDS yang didapat oleh Dinas Kesehatan utamanya berasal dari Puskesmas Sukmajaya, Selain itu sebagai upaya dalam penanggulangan ketergantungan obat Psikotropika, dimana penyebaran HIV bisa melalui berganti-gantinya jarum suntik para pengguna psikotropika, di Puskesmas Sukmajaya juga terdapat Klinik Metadon, dimana para penderita yang memakai psikotropika tertentu digantikan dengan obat-obat metadon, yang memiliki efek menenangkan seperti obat psikotropika namun tidak membuat efek ketergantungan. Gambar 44 Jumlah kasus HIV dikota Depok tahun 2010-2014 Sumber : Laporan data seksi P2P Pada tahun 2014 kasus AIDS yang terjadi pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, kasus yang tercatat pada laki-laki sebanyak 26 kasus, dan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 79

pada perempuan sebanyak 6 kasus. Berikut gambar proporsi kasus AIDS yang terjadi pada laki-laki dan perempuan. Gambar 45 Proporsi kasus AIDS menurut jenis Kelamin di Kota Depok tahun 2014 Sumber : Laporan data seksi P2P C.1.6. KASUS AFP Surveilans AFP merupakan kegiatan untuk menjaring anak dengan usia <15 tahun yang lumpuh pada lengan/kaki atau keduanya,kelumpuhan bersifat layu/lemas, terjadi mendadak (dari awal sehat menjadi lumpuh dalam waktu 2 minggu) dengan tujuan untuk mendeteksi sirkulasi virus polio liar, membuktikan tidak adanya virus polio liar, menjaga kinerja surveilans AFP memenuhi standard sertifikasi, mengarahkan kepada kegiatan imunisasi polio. Kegiatan ini dilaksanakan oleh pengelola surveilans dibantu oleh petugas surveilans Puskesmas dan Rumah Sakit. Metode kerja yang dilaksanakan selama ini yaitu setelah mendapatkan laporan ada kasus AFP selanjutnya kasus dilacak dan diambil spesimen tinjanya kurang dari 48 jam setelah laporan diterima, kemudian seluruh hasil pemeriksaan spesimen dikirim ke laboratorium, sehingga didapatkan hasil positif atau tidak. Penentuan hasil pengiriman specimen mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh WHO dan DEPKES sehingga specimen yang diterima harus 100% akurat. Setelah dilakukan pengambilan specimen 2 kali dengan jangka waktu <48jam, P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 80

maka setelah 60 hari dilakukan pemeriksaan ulang untuk melihat residual paralysisnya, apabila spesimen tidak adekuat dan jika masih ditemukan sisa kelumpuhan maka dilakukan diagnosa akhir dengan adanya hasil penanganan dari dokter spesialis. Pada tahun 2011 di Kota Depok ditemukan 12 kasus AFP, tahun 2012 terdapat 14 kasus,tahun 2013 ditemukan 8 kasus AFP dengan prevalensi AFP sebesar 3,05/100.000 penduduk >15 tahun. Tahun 2014 kasus AFP (non Polio) menurut Kecamatan tahun 2014 sebanyak 3 kasus. Tahun 2013 Angka tersebut tersebar dibeberapa kecamatan antara lain kecamatan Beji sebanyak 2 kasus, kecamatan Cinere sebanyak 2 kasus, Kecamatan Cilodong sebanyak 1 kasus, kecamatan Sukmajaya 2 kasus dan 1 kasus berasal dari data provinsi. Tahun 2014 sebaran kasus AFP terdapat pada 2 kasus dikecamatan Pancoran Mas dan 1 kasus pada kecamatan Sukmajaya. Berikut gambaran jumlah kasus AFP dan target penemuan kasus AFP dikota Depok tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Gambar 46 Jumlah kasus AFP dan target penemuan kasus Di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber Laporan data seksi P2P P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 81

Gambar 47 Sumber Laporan data seksi P2P D...PENYAKIT MENULAR BERSUMBER BINATANG D.1. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga sering menimbulkan kepanikan di masyarakat karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang hidup digenangan air bersih di sekitar rumah. Umumnya kasus ini mulai meningkat saat musim hujan. Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu:1) peningkatan kegiatan surveilance penyakit dan surveilance vektor;2) diagnosis dini dan pengobatan dini; 3) Peningkatan upaya peberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor ini yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk(psn) dan pemeriksaan jentik berkala.keberhasilan kegiatan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 82

PSN antara lain dapat diukur dengan angka bebas jentik. Surveilance vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas kesehatan maupun kader jumantik. Pengembangan sistem surveilance vektor secara berkala perlu dilakukan terutama dalam kaitannya dengan perubahan iklim dan pola penyebaran kasus. Jumlah kasus DBD yang dilaporkan pada tahun 2011 sebanyak 1.028 orang yang tersebar di 11 kecamatan di Kota Depok dengan angka kesakitan (Insiden rate) sebesar 113,19 per 100.000 penduduk. Sedang pada tahun 2012 jumlah kasus sebanyak 802 orang, kasus meninggal sebanyak 4 orang. Pada tahun 2013 tercatat kasus DBD yang ditemukan di kota Depok sebanyak 1.450 kasus dengan jumlah meninggal sebanyak 2 orang. Inciden rate DBD 73,90/100.000 penduduk dan CFR ( Case Fatality Rate) sebesar 54%. Tahun 2014 terdapat sebanyak 980 kasus DBD, meninggal sebanyak 4 kasus. CFR pada kasus DBD sebesar 0,4%. Berikut gambaran kasus DBD dikota Depok tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Gambar 48 Gambaran Kasus DBD di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber Laporan data seksi P2P Adapun gambaran Jumlah kasus DBD pada masing-masing Kecamatan sebagai berikut: P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 83

Gambar 49 Gambaran Kasus DBD Di 11 Kecamatan di Kota Depok Tahun 2014 Sumber Laporan data seksi P2P D.2. FILARIASIS (PENYAKIT KAKI GAJAH) Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit infeksi menahun (kronis) yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening yang dapat menimbulkan cacat menetap (seumur hidup) berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin sehingga dapat menimbulkan stigma sosial. Program eliminasi filariasis di Indonesia dilaksanakan atas dasar kesepakatan Global WHO tahun 2000 yaitu the global goal of elimination of lymphatic filariasis as a public health problem the year 2020 yang merupakan realisasi dari resolusi WHA pada tahun 1997 Program eliminasi ini dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu: 1. Pemberian obat massal pencegahan (POMP) filariasis kepada semua penduduk endemis filariasis dengan menggunakan DEC 6 mg/kg BB dikombinasikan dengan albendazole 400 mg sekali setahun selama 5 tahun, guna memutuskan rantai penularan 2. Tatalaksana kasus klinis filariasis guna mencegah dan mengurangi kecacatan. Untuk memutus mata rantai penularan, dengan sasaran pemberian obat adalah semua penduduk kecuali anak berumur <2 tahun, lansia berumur > 65 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 84

tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kronis filariasis yang dalam serangan akut, dan balita dengan marasmus/kwasiorkor. Tahun 2013 akan dilakukan SDJ (Sampel Darah Jari) guna mendeteksi penyakit filariasis dengan mengambil 2500 sampel darah semua penduduk. Sampel darah yang diambil dilihat berdasarkan daerah yang ditemukan banyak kasus dan daerah yang tidak ada kasus. Tahun 2010 sebanyak 9 kasus, tahun 2011 ditemukan sebanyak 1 kasus dan tahun 2012 tidak ditemukan kasus filariasis, tahun 2013 ditemukan 1 kasus baru filariasis, tahun 2014 pada masing-masing Kecamatan kasus baru filariasis ada 2 kasus, dan seluruh kasus filariasis tahun 2014 sebanyak 48 kasus. Berikut gambaran jumlah kasus filariasis tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Gambar 50 Gambaran Kasus filariasis di Kota Depok Tahun 2010-2014 Sumber Laporan data seksi P2P Pada tahun 2014 dilaksanakan minum obat filariasis dengan sasaran minum obat sebanyak 1.497.969 jiwa, sedangkan jumlah penduduk laki-laki yang minum obat sebanyak 991.663 orang dan perempuan sebanyak 684.973 orang dengan total sebanyak 1.411.343 orang (94,23%). Berikut gambaran Penduduk minum obat filariasis: P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 85

Gambar 51 Persentase Penduduk minum obat filariasis Di Kecamatan DiKota Depok tahun 2014 Sumber Laporan data seksi P2P Adapun penyebab tidak dapat minum obat filariasis ada beberapa faktor diantaranya penduduk <2 tahun sebanyak 2.987 orang (19%), >70 tahun sebanyak 1.679 orang (0,11%), karena hamil sebanyak 682 orang (0,04%),karena sakit sebanyak 1.987 orang (0,13%) dan total penduduk yang tidak minum obat sebanyak 7,338 orang (0,48%). Berikut gambaran persentase penduduk minum obat filariasis di Kota Depok tahun 2014. Gambar 52 Persentase Penduduk yang tidak minum obat filariasis Di Kecamatan di Kota Depok tahun 2014 Sumber Laporan data seksi P2P P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 86

E. PENYAKIT MENULAR YG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) Beberapa penyakit dapat menular dengan cepat sehingga berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, namun diantara penyakit-penyakit tersebut ada yang dapat dicegah dengan imunisasi atau biasa disingkat dengan PD3I (Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) antara lain yaitu : E.1. Difteri Difteri merupakan penyakit menular akut pada tonsil, faring, hidung, dan kadang-kadang pada selaput mukosa dan kulit. Penyakit ini disebabkan oleh corynebacterium, diman terdapat 3 tipe corynebacterium diphteria, yaitu :tipe mitis, intermedius dan gravis. Gejala klinis difteri diantaranya demam >38 c disertai pseudo membran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorok yang tak mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring dan tonsil, sakit waktu menelan,leher membengkak seperti leher sapi (bullneck) dan sesak nafas disertai stridor. Penyakit ini sering kali menjadi penyebab kematian pada anak-anak, namun penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT1, DPT2 dan DPT3. Pada tahun 2010 tidak ditemukan kasus difteri, akan tetapi di tahun 2011 ditemukan 1 kasus difteri dan tahun 2012 ditemukan 1 susp difteri, tahun 2013 terdapat 1 kasus difteri. Tahun 2014 tidak ditemukan kasus difteri. Informasi penderita difteri didapatkan dari laporan rumah sakit kepada bagian surveilans Dinas Kesehatan Kota Depok. Sumber dan cara penularan difteri melalui manusia, baik sebagai penderita atau carrier, dimana menyerang melalui pernafasan. Penularan melalui droplet infection dan difteri kulit yang mencemari tanah sekitarnya. Tahun Tabel 11 Gambaran Kasus Difteri dari tahun 2010 sampai dengan 2014 Jumlah Kasus 2010 0 2011 1 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 87

2012 1 (susp.difteri) 2013 1 2014 0 Sumber : Seksi P2P 2014 E.2. Tetanus dan Tetanus Neonatorum Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani, terdiri dari Tetanus Neonatorum yaitu tetanus pada bayi dan tetanus dengan riwayat luka. Dalam rangka tercapainya eliminasi kasus tetanus neonatorum (TN) maka sampai saat ini dilakukan kegiatan imunisasi untuk memberikan perlindungan baik terhadap neonatus dengan DPT, terhadap anak SD dengan TT Bias, terhadap WUS dengan TT WUS, terhadap Ibu Hamil dengan TT Bumil yang memungkinkan setiap neonatus dan wanita mempunyai kekebalan seumur hidupnya terhadap ancaman Berdasarkan laporan pada tahun 2011 dan tahun 2012 tidak terjadi kasus tetanus dan kasus tetanus neonatorum. Kejadian kasus tetanus Neonatorum sebenarnya dapat dicegah dengan upaya pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. Tahun 2014 tidak tercatat adanya kasus tetanus neonatorum. E.3. Campak Penyakit campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk, pilek, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini. Penyakit campak biasanya menyerang anak-anak. Campak akan sangat berbahaya jika menyerang ibu hamil, karena menyebabkan sindrom Rubella yang mengakibatkan janin tidak berkembang dengan baik. Bayi yang terinfeksi sebelum dilahirkan dapat mengalami perkembangan mental yang terhambat, pembentukan jaringan mata, hati, liver dan limpa yang tidak sempurna, tuli serta bermasalah pada sumsum tulangnya ketika dia lahir. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 88

Penyakit campak disebabkan oleh infeksi virus Rubella. Virus Rubella dapat menular dari satu orang ke yang lainnya melalui udara ataupun sekresi saluran pernafasan dan tenggorokan dari orang yang telah terinfeksi. Rubella juga dapat menular dengan cepat melalui kontak fisik dengan penderita. Penyakit campak akan semakin mudah menyerang tubuh orang yang defisiensi vitamin A. Karena vitamin A berperan penting untuk menjaga kekebalan tubuh dari infeksi virus. Meski penyakit campak biasa dan banyak terjadi pada anak-anak, penyakit ini tidak dapat diremehkan. WHO mencatat, pada tahun 2001 sebanyak 30 juta anak terserang campak dan 700 ribu diantaranya meninggal. Sebagian besar kasus ini terjadi di negara-negara berkembang. Penyakit ini menelan banyak korban yang mengalami komplikasi dengan penyakit lainnya. Seperti pneumonia, diare dan malnutrisi. Di Kota Depok, tahun 2011 ditemukan sebanyak 712 kasus campak klinis, dimana campak yang ditemukan baru mengarah pada gejala klinisnya dan belum dilakukan pemeriksaan ke laboratorium. Tahun 2012 kasus campak klinis, yakni yang mengarah kepada gejala-gejala nya saja, dan belum dilakukan uji laboratoium sebesar 427 kasus. Pada tahun 2013 Terjadi penurunan kasus campak pada laki-laki sebanyak 118 kasus dan pada perempuan sebanyak 117 kasus,jumlah total kasus campak sebanyak 235 kasus. Pada tahun 2014 ditemukan kasus campak sebanyak 312, jumlah kasus pada laki-laki sebanyak 151 kasus, perempuan sebanyak 161 kasus. Penurunan ini dimungkinkan karena nutrisi tubuh yang terpenuhi sehingga kekebalan tubuh meningkat. Dapat juga dimungkinkan karena kesadaran sebagian masyarakat untuk melakukan pemberian vaksin (imunisasi) sebagai tindakan preventif untuk mencegah penyakit campak E.4. Hepatitis B Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B yang dapat merusak hati. Penyebaran penyakit tersebut bisa melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan dan melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak-anak biasanya tidak menimbulkan gejala dan kalaupun ada biasanya adalah gangguan pada perut, lemah dan urine menjadi P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 89

kuning. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis hepatis (kanker hati) dan dapat menimbulkan kematian Jumlah kasus hepatitis B tahun 2012 dilaporkan dari Puskesmas sebanyak 9 kasus dan laporan dari Rumah sakit tidak spesifik disebutkan kasus Hepatitis B. Kasus Hepatitis laporan dari Rumah sakit Sebanyak 40 kasus.jumlah kasus Hepatitis A yang dilaporkan dari Puskesmas sebanyak 172 kasus.(sumber; laporan LB1 Puskesmas). E.5. Pertusis Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bardetella pertusis yang ditandai dengan gejala batuk beruntun dan disertai tarikan nafas hup yang khas serta disertai muntah. Lama batuk bisa sampai 1-3 bulan sehingga sering disebut batuk 100 hari. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Pada tahun 2011 dan tahun 2012 tidak ditemukan kasus pertusis di Kota Depok. Tahun 2014 juga tidak terjadi kasus pertussis. F. PENYAKIT TIDAK MENULAR Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat. Hal ini menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia Tabel 12 GAMBARAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DIKOTA DEPOK TAHUN 2014 No NAMA PENYAKIT Jumlah Jumlah 1 Hipertensi Primer (Essensial) 27,714 20,058 47,772 2 Rematism Dan Gout 11,137 8,084 19,221 3 Diabetes Mellitus tidak Spesifik 10,181 7,483 17,664 4 Penyakit Gagal Jantung 1,383 1,541 2,924 L P P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 90

(Decompensation Cordis) 5 Katarak Senilis 1,280 1,116 2,396 6 Anemia Defisiensi gizi zat besi 1,260 1,109 2,369 7 Ggn Refraksi & akomodasi 1,244 996 2,240 8 Penyakit Jantung Iskemik Akut 907 838 1,745 9 Gangguan Jiwa Krn Obat dan zat addiktif 561 705 1,266 10 Tumor Ganas / Jinak 528 283 811 Jumlah 56,195 42,213 98,408 Sumber : LB1 dan RL 2a1 dan seksi P2P Gambar 53 Penyakit tidak Menular DiKota Depok Tahun 2014 Sumber : LB1 dan RL 2a1 dan seksi P2P F.1. Penyakit Gangguan Jiwa Gangguan jiwa berat berarti penderita mengalami gangguan dalam fungsi sosial dengan orang lain, serta dalam hal fungsi kerja sehingga tidak produktif, gangguan jiwa ini biasanya juga diikuti gejala dengan efek kuat P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 91

misalnya delusi, halusinasi, paranoid, ketakutan berat, yang biasanya disebut gejala psikosis.(www. schizophrenia.co.id). Berdasarkan laporan rawat jalan yang masuk tergambarkan sebagai berikut: Jumlah kunjungan gangguan jiwa tahun 2013 di puskesmas sebanyak 3.001(0,25%) jiwa. Gangguan jiwa terbanyak adalah gangguan emosi (neurotik/psikosomatik) sebesar 24,5%, kemudian skizofrenia sebesar 19.9%. Pada tahun 2014 jumlah kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas sebanyak 10.034(0,83%) jiwa. Gangguan jiwa terbanyak adalah skizofrenia yaitu sebesar 48,8% kemudian gangguan emosi (neurotik/psikosomatik) sebesar 36,4%. Tahun 2014 kasus jiwa yang tercatat di Puskesmas kasus terbanyak pada gangguan emosi sebanyak 164 kasus pada perempuan dan 77 kasus pada laki-laki, Skisofrane sebanyak 59 kasus baru pada perempuan sebanyak 59 kasus baru pada laki-laki,depresif tercatat sebanyak 10 kasus pada perempuan dan 9 kasus pada laki-laki, gangguan skizoaktif sebanyak 5 kasus pada perempuan dan 10 kasus pada laki-laki, gangguan psikotik akut dan sementara pada perempuan sebanyak 4 kasus dan laki-laki sebanyak 10 kasus, gangguan somatoform pada perempuan sebanyak 3 kasus dan pada laki-laki 3 kasus,tidak ada kasus retardasi mental pada perempuan dan pada laki-laki terdapat 2 kasus baru. Penyakit Skizofrenia itu sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Sadock, 2003). Gejala skizofrenia secara garis besar dapat di bagi dalam dua kelompok, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif berupa delusi, halusinasi, kekacauan pikiran, gaduh gelisah dan perilaku aneh atau bermusuhan. Gejala negatif adalah alam perasaan (afek) tumpul atau mendatar, menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan, miskin kontak emosional (pendiam, sulit diajak bicara), pasif, apatis atau acuh tak acuh, sulit berpikir abstrak dan kehilangan dorongan kehendak atau inisiatif. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 92

F.2. Penyakit Kesehatan Gigi dan Mulut Pada tahun 2012 kunjungan rawat jalan tahun 2012 yang dilaporkan oleh Puskesmas sebanyak 6.321 pasien dengan jumlah kunjungan rawat jalan baru gigi di puskesmas sebanyak 3.372 pasien, sedang kunjungan rawat jalan pasien lama gigi sebanyak 2.949. Dari laporan yang masuk kasus karies gigi sebanyak 1.142 kasus,kasus gigi Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal sebanyak 2.771 kasus,kasus Gingivitis dan jaringan periodontal sebanyak 943 kasus,penyakit rongga mulut sebanyak 32 kasus dan Gangguan Gigi dan Jaringan lainnya sebanyak 1.168 kasus. Masyarakat yang melakukan tumpatan gigi tetap ke Puskesmas sebanyak 1.370 kasus,tumpatan Gigi Sulung sebanyak 310 kasus.sarana kesehatan (puskesmas, dsb) adalah sebanyak 906 orang, Pada Tahun 2013 kunjungan rawat jalan di Puskesmas sebanyak 1.171.287 pasien dengan jumlah kunjungan gigi sebanyak 170.600 dengan klasifikasi jumlah pasien tumpatan gigi tetap sebanyak 27.708 pasien, pencabutan gigi tetap sebanyak 6.892 pasien rasio tumpatan/pencabutan 4,0% pada pasien laki-laki 3,7% dan pada pasien perempuan 4,2 %. Pada tahun 2013 pasien yang melakukan tumpatan gigi sebanyak 31.995 pasien, yang melakukan pencabutan gigi sebanyak 7.838 pasien dengan rasio tumpatan dan pecabutan gigi sebesar 4.1. Pada tahun 2014 pelayanan kesehatan gigi dan mulut rasio tumpatan dan pencabutan gigi masih tetap 4,1, tumpatan gigi tetap sebanyak31.995 kasus pencabutan gigi tetap sebanyak 7.838 kasus. Berikut gambaran pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Depok tahun 2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 93

Gambar 54 Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut Puskesmas di Kota Depok Tahun 2014 Sumber: Seksi Yandas Dinas kesehatan Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 94

BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN Upaya Kesehatan terdiri dari Upaya kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan. Upaya Kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Sedangkan upaya perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Kualitas pelayanan kesehatan ditentukan dengan berbagai faktor diantaranya sarana fisik, tenaga kesehatan, alat penunjang pelayanan kesehatan, obat-obatan dan standar pelayanan kesehatan. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat diantaranya: A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat. 1. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK 1.1. Pelayanan Kesehatan ibu hamil 1.1.1. Pelayanan Antenatal (K 1 Dan K 4) Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil sesuai pedoman. Kegiatan pelayanan antenatal meliputi pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi pada ibu hamil selama masa kehamilannya. Titik berat P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 95

kegiatan adalah promotif dan preventif yang hasilnya terlihat dari cakupan K1 dan K4. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan Cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua, dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan K1 dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 55 Cakupan K1 dan K4 Dikota Depok Tahun 2011-2014 Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Dari gambar diatas terlihat jumlah kunjungan K1 dan K4 Ibu hamil di Kota Depok dalam lima tahun terakhir cukup baik, karena telah melewati target nasional sebesar 95,26%, Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan sedini mungkin mulai menurun. Untuk itu perlu adanya upaya dari tenaga kesehatan untuk kembali meningkatkan cakupan, baik itu pelayanan K1 dan K4 ibu hamil. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 96

Pada tahun 2013 jumlah K1 sebesar 447.821 (95,4%) dan K4 sebesar 45.907 (91,6%). Tahun 2014 jumlah K1 sebesar 52,433(97,6%) dan K4 sebesar 50,118(93,3%). 1.1.2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan (profesionalisme). Pada tahun 2012 jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan (linakes) sebesar 99,52%, dan telah memenuhi target SPM Tahun 2012 yaitu sebesar 85%. Pada tahun 2013 jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 42.546 (99,6%) dari seluruh ibu hamil yang ada di Kota Depok. Capaian target SPM yang didapat berdasarkan perhitungan data riil tidak menggunakan proyeksi. Tahun 2014 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dihitung dengan menggunakan jumlah sasaran ibu hamil( Berdasarkan hasil Proyeksi ) dan berdasarkn angka riil yang ada pada puskesmas. Berikut gambaran pertolongan persalinan oleh nakes yang dihitung dengan menggunakan data riil. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang dihitung berdasarkan data riil ibu hamil yang ada pada wilayah kerja Puskesmas sebesar 99,8%. Berikut gambar cakupan perolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (LINAKES) yang dihitung dengan data riil.jumlah pertolongan persalinan oleh nakes sebesar 46.632 dan jumlah ibu bersalin 46.730 sebesar (99,8%). P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 97

Gambar 56 Cakupan Linakes dengan menggunakan data riil yang ada dilapangan dikota Depok Tahun 2011-2014 Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Berikut gambaran cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (LINAKES) yang dihitung dengan menggunakan proyeksi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2014 Jumlah pertolongan persalinan oleh nakes sebesar 46.632 dan jumlah ibu bersalin sebesar 51.267 (91%) Gambar 57 Cakupan Linakes dengan menggunakan data proyeksi dikota Depok Tahun 2011-2014 Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 98

Bila dilihat dari gambar diatas Cakupan pertolongan persalinan oleh Linakes setiap tahun berada diatas target SPM kesehatan Kota Depok. Cakupan Dari setiap Kecamatan pertolongan persalinan oleh linakes dapat terlihat dari gambar dibawah ini: Gambar 58 Cakupan Linakes dikecamatan DiKota Depok Tahun 2011-2014 Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok 1.1.3. Ibu Hamil Resiko Tinggi (Risti)/ Komplikasi Yang Ditangani Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan Puskesmas, sekitar 20% diantara ibu hamil yang ditemui dan diperiksa tergolong dalam kasus resiko tinggi/komplikasi yang membutuhkan rujukan. Kasus resiko tinggi/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi meliputi Hb< 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole >140 mmhg, diastole >90 mmhg), oedema nyata, eklampsia, ketuban pecah dini, perdarahan pervaginam, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat / sepsis dan persalinan prematur. Berdasarkan laporan Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, jumlah ibu hamil resiko tinggi/komplikasi di Kota Depok tahun 2011 yang dihitung dengan menggunakan proyeksi penduduk ibu hamil resiko tinggi sebesar 20% dari jumlah ibu hamil sebanyak 8.481 dan ibu hamil resiko tinggi yang di P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 99

tangani sebanyak 6.275 (73,99%), tahun 2012 ibu hamil resiko tinggi sebanyak 9,580 dengan jumlah ibu hamil resiko tinggi sebanyak 5.733 (59,8%), tahun 2013 jumlah ibu hamil resiko tinggi sebanyak 10.028 (76,3%), ibu hamil komplikasi yang ditangani sebanyak 7653 (76,3%). Bila menghitung menggunakan angka riil yang terjadi dilapangan seluruh ibu hami resiko tinggi ditangani 100%. Pada tahun 2014 bila dihitung dengan menggunakan proyeksi penduduk 20% dari ibu hamil maka jumlah ibu hamil resiko tinggi sebanyak 10.742 dan ibu hamil komplikasi yang ditangani sebanyak 7.236(67,4%). Gambar 59 Cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani di Kota Depok Tahun 2011 sampai dengan 2014 Sumber : Seksi Kesga dan Gizi. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 100

Gambar 60 Cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani dikecamatan di Kota Depok Tahun 2014 Sumber : Seksi Kesga dan Gizi 1.1.4. Pelayanan Nifas Setelah melahirkan, ibu masih perlu mendapat perhatian. Masa nifas masih beresiko mengalami perdarahan atau infeksi yang menyebabkan kematian ibu. Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi mulai mengalami masa pemulihan untuk kembali normal, walau pada umumnya organ reproduksi akan kembali normal dalam waktu 3 bulan pasca persalinan. Dalam masa nifas, ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum, payudara, dinding perut, perineum, kandung kemih dan organ kandungan. Karena dengan perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu nifas. Pada tahun 2012 jumlah ibu nifas di Kota Depok sebanyak 45.722 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan KF1 sebanyak 40.050 orang, kemudian KF2 sebesar 39.363 (87, 59%), KF 3 sebesar 38.478 (86,09%) serta KF lengkap sebesar 38.052 (84,15%). Tahun 2013 jumlah ibu nifas di Kota Depok sebanyak 87.864 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 40.464 (84,5%), Angka ini mengalami penurunan dari tahun 2012 yang disebabkan karena data P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 101

sasaran ibu nifas mengalami peningkatan. Tahun 2014 jumlah ibu nifas sebanyak 51.267( data proyeksi) dan jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 43.679(85,2%). Berikut gambaran cakupan pelayanan ibu nifas dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Gambar 61 Cakupan pelayanan ibu nifas di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber Laporan data seksi Kesga dan Gizi 1.1.5. Kunjungan Neonatus (kn1 dan kn2) Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah persentase neonatal(bayi kurang dari 1 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali dari tenaga kesehatan satu kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 3 kali, satu kali pada umur 0-2 Hari (KN1) dan KN2 pada umur 3-7 Hari dan KN3 pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 102

melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Pada tahun 2014, pelayanan KN1 kunjungan neonatus sebesar 46.671(95,6%). Berikut gambaran kunjungan neonates 1 kali(kn1) dikecamatan dikota Depok tahun 2014. Gambar 62 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) dikecamatan Di Kota Depok Tahun 2014 Sumber Laporan data seksi kesga dan gizi Cakupan kunjungan neonatal (KN) tahun 2011-2014, dapat dilihat pada gambar berikut ini. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 103

Gambar 63 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber Laporan data seksi kesga dan gizi Dari gambar di atas terlihat bahwa kunjungan neonatus di Kota Depok Pada tahun 2011, pelayanan neonatus KN lengkap 94%, Di tahun 2012, KN3 sebesar 38.227 (94%). Tahun 2013 Cakupan KN3 sebesar 40.282(88,4%). Pada tahun 2014 cakupan kunjungan neonatal (KN lengkap ) tahun 2014 sebesar 83.595(89,3% ). Gambar 64 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) dikecamatan Di Kota Depok Tahun 2014 Sumber Laporan data seksi kesga dan gizi P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 104

Upaya tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan kesadaran dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kepada neonatus, sehingga dapat mendeteksi secara dini penyakit maupun kelainan yang dialami neonatus. 1.1.6. Pelayanan Keluarga Berencana Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukan melalui kelompok sasaran program yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan secara lengkap menurut kecamatan dan puskesmas dari pelayanan KB dapat dilihat pada lampiran profil ini. Proporsi wanita umur 15-49 tahun berstatus menikah yang sedang menggunakan/memakai alat KB, sebagai peserta KB baru tahun 2011 sebanyak 41.513 orang sedangkan peserta KB aktif sebanyak 224.315 orang, jumlah ini disebabkan oleh karena pencatatan dan pelaporan jumlah sasaran PUS yang belum akurat, sehingga banyak PUS yang tidak tercatat, namun memperoleh pelayanan. Tahun 2011 alat kontrasepsi yang banyak diminati adalah suntikan sebanyak 21.961(9,79%) orang dan pil KB sebanyak 11.828(5,27%) orang. Pada tahun 2012 Jumlah peserta KB Aktif sebanyak 257.134 orang. Peserta KB Aktif terbanyak yang menggunakan Suntik sebanyak 116.958 (45,4%), pengguna KB Pil sebanyak 73.447 (28,56%). Pada tahun 2013 jumlah peserta KB aktif sebanyak 226.688 orang. Jumlah pengguna IUD sebanyak 37.056 (16,3%), MOP sebanyak 1.662 ( 0,7%), MOW sebanyak 7.233 (3,2%), Implant sebanyak 8.863 (3,9%). Jumlah MKJP sebanyak 54.814(24,2%), Peserta KB Non MKJP suntik P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 105

sebanyak 102.560( 45,2%),Pil sebanyak 64.085 (28,3%), kondom sebanyak 5.229(2,3%). Pada tahun 2014 peserta KB aktif 206.849, pengguna kontrasepsi IUD sebanyak 35.855(17,3%), MOP sebanyak 1.468(0,7%), MOW sebanyak 5.955(2,9%), Implant sebanyak 8.763 (4,2%). Berikut gambaran persentase cakupan jumlah pengguna KB Aktif MKJP dikecamatan dikota Depok tahun 2014. Gambar 65 Cakupan Pengguna KB Aktif MKJP dikecamatan Menurut jenis kontrasepsi Di Kota Depok Tahun 2014 BPMK Kota Depok Tahun 2014 jumlah peserta KB Aktif Non MKJP untuk pengguna Kondom sebanyak 5.202 (2,5%), KB suntik sebanyak 92.906( 44,9%), pengguna pil sebanyak 56.700 (27,4%). Jumlah peserta KB aktif Non MKJP sebesar 154.808(74,8%). Berikut gambar pengguna KB aktif non MKJP dikecamatan di Kota Depok tahun 2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 106

Gambar 66 Cakupan Pengguna KB Aktif Non MKJP Dikecamatan menurut jenis kontrasepsi Di Kota Depok Tahun 2014 BPMK Kota Depok Tahun 2014 peserta KB baru yang menggunakan IUD sebesar 9,9%,MOW sebesar 1,0%,Implant sebesar 5,1%,jumlah total peserta KB baru 42.950 sedang peserta KB baru MKJP sebesar 6.871 (16%). Berikut gambaran cakupan pengguna KB baru MKJP di Kecamatan dikota Depok pada tahun 2014. Gambar 67 Cakupan Pengguna KB Baru MKJP dikecamatan menurut jenis kontrasepsi Di Kota Depok Tahun 2014 BPMK Kota Depok Cakupan Pengguna KB baru non MKJP yang menggunakan Kondom sebesar 2,6%,Suntik sebesar 60,5%,Pil sebesar 20,8% jumlah peserta KB baru sebanyak 42.950 dan jumlah peserta KB baru Non MKJP sebanyak P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 107

36.079(84%). Berikut gambaran peserta KB baru di Kecamatan di Kota Depok tahun 2014 Gambar 68 Cakupan Pengguna KB Baru Non MKJP menurut kontrasepsi DiKota Depok Tahun 2014 BPMK Kota Depok Berikut gambaran cakupan peserta KB baru dan KB Aktif 2013 sampai dengan tahun 2014. tahun Gambar 69 Jumlah Peserta KB Baru Di Kota Depok Tahun 2013-2014 BPMK Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 108

1.2. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita 1.2.1. Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan pada kunjungan bayi sangat penting karena berkaitan dengan angka kematian bayi. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi minimal 4kali kunjungan selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan yaitu satu kali umur 29 hari 3 bulan,satu kali pada umur 3-6 bulan,satu kali pada umur 6-9 bulan dan satu kali pada umur 9-11 bulan.cakupan kunjungan bayi tahun 2011 sebesar 87,90%, 2012 sebesar 91,82 % dan tahun 2013 sebesar 91,60%, tahun 2014 sebesar 93,3%. Gambar 70 Cakupan Kunjungan bayi Di Kota Depok Tahun 2011-2014 2014. Sumber Seksi Kesga dan gizi kota Depok Berikut gambaran kunjungan bayi di Kecamatan di Kota Depok tahun P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 109

Gambar 71 Cakupan Kunjungan bayi Menurut Kecamatan Di Kota Depok Tahun 2014 Sumber Seksi Kesga dan gizi kota Depok 1.2.2. Pelayanan Kesehatan anak balita Lima tahun pertama kehidupan,pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa terbentuknya dasar-dasar kemampuan keinderaan, berfikir,berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada tahun 2012 cakupan pelayanan kesehatan anak balita(1-4) tahun sebesar 80,6% dengan Jumlah anak balita (12-59 bln) yg memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali sebanyak 102.571 dan Jumlah seluruh anak balita (12-59 bln) sebanyak 127.260. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2011 cakupannya sebesar 68,52%. Tahun 2013 sebesar 76,9%. Tahun 2014 cakupan pelayanan anak balita bila dihitung dengan menggunakan proyeksi jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan sebanyak 125.505 orang dan jumlah balita sebanyak 180.316 (69,6%) bila dihitung dengan menggunakan angka riil dengan jumlah balita sebanyak 125.918 (99,6%) sumber data hasil BPB tahun 2014. Berikut gambaran cakupan dari setiap Kecamatan yang dihitung dengan jumlah balita (Hasil Proyeksi) adalah sebagai berikut P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 110

Gambar 72 Cakupan Kunjungan anak balita Di Kota Depok Tahun 2014 Sumber Seksi Kesga dan gizi kota Depok 1.2.3. Pelayanan Imunisasi Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1: DT dan Kelas 2-3 : TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambar besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Pada tahun 2012 cakupan imunisasi BCG sebesar 97%, tahun 2012, tahun 2013 sebesar 98%, pada tahun 2014 sebesar 96%. Berikut ini tergambar data cakupan imunisasi BCG tahun 2013 di Kota Depok tahun 2012 sampai dengan tahun 2014: P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 111

Gambar 73 Cakupan Imunisasi BCG Di Kota Depok tahun 2014 Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok 2014. Berikut gambaran cakupan imunisasi dikecamatan dikota Depok tahun Tabel 74 Cakupan Imunisasi BCG Di Kecamatan Kota Depok tahun2014 Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 112

Cakupan imunisasi campak tahun 2012 sebesar 92,9% tahun 2013 sebesar 93,5%, tahun 2014 sebesar 93,2%. Berikut gambar cakupan imunisasi campak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Gambar 75 Cakupan Imunisasi Campak Di Kota Depok tahun 2012-2014 Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok Dalam hal ini Pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi kelurahan. Suatu kota telah mencapai target UCI apabila >80% desa/kelurahan telah mencapai target imunisasi yang masuk dalam kategori penetapan UCI. Target UCI tahun 2011 untuk Kota Depok adalah 100% atau 63 Kelurahan, dan semua sudah memenuhi target UCI. Sedang untuk tahun 2012 terdapat 4 kelurahan yang belum UCI dapat disebabkan karena sasaran yang terlalu tinggi untuk mencapai UCI. Beberapa Jenis antigen yang masuk dalam perhitungan UCI suatu wilayah antara lain DPT-HB1, DPT-HB3, Polio 4, BCG, Campak, HB0 Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukan dengan cakupan imunisasi DPT1 karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Saat ini vaksin imunisasi DPT telah digabungkan dengan vaksin imunisasi HB yang lebih dikenal dengan imunisasi DPT-HB (combo). Sehingga cakupan imunisasi kedua vaksin ini ditampilkan bersamaan. Gambaran cakupan imunisasi bayi DPT1 + HB1 dan DPT3 + HB3. Cakupan imunisasi DPT1+HB1 tahun 2012 sebesar 95,8%, tahun 2013 sebesar 99,1%, tahun 2014 sebesar 95,4% dan DPT3+HB3 tahun 2012 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 113

sebesar 92,7%, tahun 2013 sebesar 96,1%, tahun 2014 sebesar 92,1%. Berikut gambaran cakupan imunisasi DPT1+HB1 dan DPT3+HB3 di Kota Depok tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Gambar 76 CAKUPAN IMUNISASI DPT1+HB1 DAN DPT3+HB3 DIKOTA DEPOK TAHUN 2012-2014 Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok Gambar 77 CAKUPAN IMUNISASI DPT1+HB1 DAN DPT3+HB3 DIKECAMATAN DIKOTA DEPOK TAHUN 2014 Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 114

Cakupan imunisasi polio tahun 2013 : 94,2%. Tahun 2014: 91%. Cakupan imunisasi polio tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 terlihat pada gambar dibawah ini: Gambar 78 Cakupan Imunisasi Polio Di Kota Depok tahun 2012-2014 Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok Cakupan imunisasi polio dikecamatan dikota Depok tahun 2014 terlihat pada gambar berikut: Gambar 79 Cakupan Imunisasi Polio Di Kota Depok tahun 2014 Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 115

Cakupan imunisasi TT pada ibu hamil merupakan salah satu kegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap Kabupaten/Kota hingga <1 kasus per 100 kelahiran hidup per tahun. Pada masa lalu sasaran kegiatan MNTE adalah calon pengantin dan ibu hamil namun pencapaian target agak lambat, sehingga dilakukan kegiatan akselerasi berupa pemberian TT 5 dosis pada seluruh Wanita Usia Subur termasuk ibu hamil (usia 15-39 tahun). Berikut gambaran cakupan imunisasi TT1 dan TT2 ibu hamil pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 80 Cakupan Imunisasi TT1 dan TT2 Di Kota Depok tahun 2012-2014 Sumber :Seksi P2p Dinkes Kota Depok Tahun 2014 cakupan imunisasi TT1 sampai dengan TT5 dapat dilihat pada gambar berikut, cakupan TT1 sebesar 63,5%, TT2 sebesar 59,6%,TT3 sebesar 22,5%,TT4 sebesar 18,3,TT5 sebesar 15,8%. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 116

Gambar 81 Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Di Kota Depok Sumber :Seksi P2P Dinkes Kota Depok 2. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan,peningkatan sosial ekonomi sebagian masyarakat serta adanya subsidi anggaran pemerintah untuk jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat untuk memilih pelayanan kesehatan. Di Kota Depok Terdapat 1 Rumah Sakit Umum Daerah dan 19 Rumah Sakit swasta. Tabel 13 Jumlah Akreditasi Rumah Sakit DiKota Depok Tahun 2013 No Pemilikan Rumah Sakit Jumlah RS 5 Pelayanan Lulus Akreditasi RS 12 Pelayanan 16 Pelayanan Belum Akreditasi 1 Pemerintah 1 1 0 0 2 Swasta 19 13 2 2 2 Sumber :Seksi Regulasi Dinkes Kota Depok Dari 20 Rumah Sakit di Kota Depok, seluruhnya Sudah mendapatkan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 117

izin tetap dan SK Penetapan Kelas, namun yang terakreditasi berjumlah 14 Rumah Sakit dan 2 Rumah Sakit yang belum terakreditasi. Tahun 2011 kunjungan rawat jalan ke Rumah Sakit dan Puskesmas sebanyak 1.173.964, tahun 2012 sebanyak 2.395.710, tahun 2013 sebanyak 2.466.296,tahun 2014 sebanyak 2.459.751. Berikut gambaran kunjungan rawat jalan ke Rumah Sakit dan Puskesmas. Gambar 82 Gambaran Kunjungan rawat jalan Rumah sakit dan Puskesmas di Kota Depok Tahun 2011-2014 Rumah sakit dikota Depok 2.1. Kunjungan Di Rumah Sakit Kunjungan Rawat Jalan baik kasus baru ataupun kasus lama pada seluruh Rumah Sakit di Kota Depok tahun 2012 berdasarkan data laporan dari Rumah Sakit sebanyak 1.141.195 (60,1). Tahun 2013 sebanyak 1.295.009 (66%). Tahun 2014 kunjungan rawat jalan ke Rumah Sakit sebanyak 1.254.335 (61,7%). Trend kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit dapat dilihat dari Gambar dibawah ini: P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 118

Gambar 83 Cakupan Kunjungan rawat jalan Rumah Sakit Di Kota Depok Tahun 2012-2014 Rumah sakit dikota Depok 2.2. Kunjungan Rawat Inap di Rumah Sakit Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length of stay)los, rata-rata tempat tidur yang dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI) Persentase pasien keluar meninggal (Gross death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal 48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR). Tabel 14 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT MENURUT PEMILIK DIKOTA DEPOK TAHUN 2014 No PEMILIK RS JUMLAH RS TT BOR LOS TOI 1 RSU DAERAH 1 71 72,7 4,3 1,25 2 RS SWASTA 19 1.515 58,8 3,36 8,67 Sumber :Seksi regulasi Dinkes Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 119

Gambar 84 Indikator pelayanan Rumah Sakit Di Kota Depok Tahun 2014 Rumah sakit dikota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 120

3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 3.1. Status Gizi Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan dimana kondisi gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, kondisi gizi juga secara langsung dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada individu. Untuk itu dilakukan pemantauan terhadap status gizi bayi dan balita karena masa tersebut merupakan masa emas perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan fisiknya. 3.2. Status Gizi Bayi Masalah status gizi ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan janin yang dikandungnya dan akan berdampak pada berat badan bayi yang dilahirkan serta juga akan berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhan fisik bayi. BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram, merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang dimana BBLR karena IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Berdasarkan laporan profil tahun 2011 jumlah bayi lahir hidup sebanyak 37.083, terdapat BBLR sebanyak 432(1,16%). Tahun 2010 kasus BBLR sebanyak 468 kasus, tahun 2012 kasus BBLR sebanyak 826 (2%). Kenaikan jumlah bayi BBLR tersebut dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau adanya penyakit pada ibu yang memperberat kehamilannya. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 121

Pada tahun 2013 terdapat BBLR sebanyak 501 (1,2%). Namun seluruh BBLR yang dilaporkan telah memperoleh penanganan sesuai prosedur. Untuk menekan angka BBLR dibutuhkan penanganan terpadu dengan lintas program dan lintas sektor karena timbulnya masalah penyakit dan status gizi berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2014 jumlah bayi baru lahir yang ditimbang sebanyak 46,679(100%), Jumlah seluruh BBLR 442 (0,9%). Berikut gambaran persentase Jumlah BBLR dikota Depok Tahun 2011-2014 Gambar 85 Cakupan Bayi Berat Badan Rendah (BBLR) Di Kota Depok Tahun 2011-2014 Seksi Kesga dan Gizi Jumlah total BBLR dikota Depok tahun 2014 sebanyak 442 kasus dan jumlah bayi baru lahir sebanyak 46.679. pada tahun 2014 seluruh bayi baru lahir dilakukan penimbangan sebesar 100%. Berikut gambaran kasus BBLR dikecamatan Dikota Depok tahun 2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 122

Gambar 86 Jumlah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Kota Depok Tahun 2014 Seksi Kesga dan Gizi 3.3. Status Gizi Balita Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U) dan dikategorikan dalam gemuk, normal, kurus dan sangat kurus. Sejak tahun 2009 kasus Balita Gizi Buruk adalah balita dengan nilai z-score < -3 SD (kategori sangat kurus). Berdasarkan laporan profil, pada tahun 2011 dengan indeks BB/TB diketahui dari hasil penimbangan pada 115.140 balita terdapat 5.195 balita gemuk (4,51%), 104.876 balita Gizi Normal (91,09%), 4.940 balita kurus (4,29%) dan 129 (0,11%) balita gizi buruk (sangat kurus). Untuk tahun 2012 dilaporkan bahwa dari 121.702 balita hasil Bulan Penimbangan Balita dengan indeks BB/TB terdapat 4.746 (3,9%) balita gemuk, 111.112 (91%) balita gizi normal, 5.563 (5%) balita kurus dan 120 balita (0,1%) balita Gizi buruk. Tahun 2013 dari 111.340 balita ditimbang terdapat 7.970 (7,16%) balita gemuk, 98.262 (88,23%) balita gizi normal, 5.051(4,54%) balita kurus dan 87 (0,08%) balita Gizi buruk. Namun semua balita gizi buruk yang dilaporkan telah ditangani sesuai prosedur. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 123

Gambar 87 Jumlah Gizi buruk dikota Depok Tahun 2011-2014 Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok Kondisi saat ini status balita gizi buruk mengalami penurunan, semua itu tidak terlepas dari kerja keras tenaga gizi yang reponsif menindaklanjuti apabila terdapat kasus BGM dilapangan sehingga kasus tidak berkembang menjadi gizi buruk. Namun tetap harus diwaspadai pula agar jumlah balita gizi buruk tidak bertambah dan dapat segera menangani balita gizi buruk lainnya. Pada tahun 2014 jumlah balita gizi buruk sebanyak 75 kasus, yang seluruhnya mendapatkan perawatan (100%). Berikut tabel status gizi balita berdasarkan indikatornya: Indikator BB/TB Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Sangat Kurus (Gizi Buruk) 129 (0,11%) 120 (0,1%) 87 (0,08%) 75 (0,06%) Kurus 4.940 (4,29%) 5.563 (5%) 5.051 (4,54%) 4.277 (3,5%) Normal 104.876 (90,9%) 111.112 (91.08%) 98.262 (90,80%) 109.557 (90,5%) Gemuk 5.195 (4.51%) 4.746 (3,9%) 7.970 (7,16%) 7.137 (5,89%) Indikator BB/TB Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Tinggi 2.821 (2,46%) 2.993 (2,5%) 4.179 (3,8%) 2.784 (2,3%) Normal 102.418 (89,4%) 108.420 (90,3%) 94.3445 (85,88%) 108.056 (89,26%) Pendek 7.279 (6,35%) 7.565 (6,3%) 8.887 (8,09%) 8.730 (7,21%) Sangat Pendek 2.051 (1,79%) 1.108 (0,9%) 2.444 (2,22%) 1.476 (1,2%) P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 124

Indikator BB/U Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Lebih 3.502 (3,05%) 3.185 (2,62%) 4.302 (3,64%) 3.654 (3,01%) Normal 104.264 (90,9%) 110.777 (91,08%) 100.454 (90,80%) 111.677 (92,26%) Kurang 6.085 (5,31%) 6.706 (5,51%) 5.516 (4,99%) 5.170 (4,27%) Sangat Kurang 837 (0,73%) 956 (0,79%) 626 (0,57%) 545 (0,45%) Balita kekurangan gizi (underweigtht) di Kota Depok Tahun 2014 adalah sebanyak 5.715 (4,72%) dan masih dibawah ambang batas yaitu 17 %. Untuk balita wasting (kurus) sebanyak 4.352 (3,6%) yang masih dibawah ambang batas yaitu 9,5%. Sedangkan balita dibawah dua tahun (baduta) stunting sebanyak 3.714 (6,9%) dan masih dibawah ambang batas 28%. Gambar 88 Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok 3.4. Kurang Vitamin A Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat. Peranan vitamin A juga dibuktikan dalam menurunkan secara bermakna angka kematian anak, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 125

pemberian vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang mendapat cukup vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak. Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-11 bulan) diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan untuk anak balita enam bulan sekali, yang diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pemberian kapsulvitamin A pada ibu nifas, diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas tersebut belum mendapatkan kapsul vitamin A. Hasil laporan puskesmas di Bidang Pelayanan Kesehatan tahun 2011, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita sebesar 98,53 %. Pada tahun 2012 cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi 6-10 bulan sebesar 86,3% dan pada anak balita sebesar 73,04%. Tahun 2013 Bayi 6-11 bulan mendapat vit A sebesar 18.805 (41,3%) dan anak balita yang mendapat vit A 2 kali sebesar 97.793 (50,1%). Pada tahun 2014 bayi yang mendapatkan vitamin A sebanyak 17.913 (73,37%), pada anak balita yang mendapatkan vitamin A sebanyak 107.592 (74,06%), Pada balita yang mendapatkan vitamin A sebanyak 125.505 (65,14%). Berikut gambaran cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 126

Gambar 89 Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita Di Kota Depok Tahun 2011-2014 Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok Sedangkan cakupan cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Ibu Nifas pada tahun 2011 sebesar 63,0%, tahun 2012 cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Ibu Nifas sebesar 73,08%, tahun 2013 ibu nifas yang mendapatkan vit A 38,966 (91,2%), tahun 2014 cakupan vitamin A pada ibu nifas sebesar 44.591(87%). Berikut gambaran cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dikota Depok tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Gambar 90 Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas Di Kota Depok Tahun 2011-2014 Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 127

4. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA, USIA SEKOLAH DAN REMAJA Pelayanan kesehatan pada kelompok anak bayi,balita,pra sekolah,usia sekolah dan remaja dilakukan melalui Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada bayi,balita dan anak pra sekolah serta pemeriksaan penjaringan kesehatan anak sekolah di Sekolah Dasar (SD) setingkkat dan pelayanan kesehatan pasa remaja di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) setingkat. Cakupan SDIDTK bayi,balita dan anak pra sekolah adalah cakupan anak umur 0-5 tahun yang dilakukan stimulasi serta deteksi maupun intervensi dini terhadap kesehatan dan tumbuh kembangnya yang sesuai standar, dilakukan olh dokter,bidan,perawat maupun petugas kesehatan lainnya yang terlatih,paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun,baik di dalam gedung puskesmas maupun di luar gedung, seperti posyandu,taman kanak-kanak maupun panti asuhan. Cakupan pemeriksaan penjaringan kesehatan anak sekolah di Sekolah dasar (SD) adalah cakupan Sekolah Dasar dan setingkat yang dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik baru masuk SD oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Cakupan pemeriksaan penjaringan kesehatan anak sekolah di SD setingkat Kota Depok Cakupan SDIDTK yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar 73,87%, tahun 2012 sebesar 98% dan tahun 2013 sebesar 92%. Tahun 2014 93,3%. Berikut gambaran cakupan pemeriksaan penjaringan siswa SD dikota Depok dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 128

Gambar 91 Jumlah Murid Mendapat Pelayanan Kesehatan Tahun 2011-2014 Sumber : Seksi Kesga dan Gizi, 2014 5. PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA (45-59 TH) DAN USILA (>60 TH) Seiring bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH) maka keberadaan para lanjut usia tidak dapat begitu saja diabaikan, sehingga perlu diupayakan peningkatan kualitas hidup bagi kelompok umur lanjut usia. Pelayanan kesehatan pra usila dan usila adalah penduduk usia 45 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik di puskesmas, di posyandu lansia maupun di kelompok usia lanjut. Pada tahun 2011 cakupan pelayanan kesehatan bagi lansia sebesar 27,02% tahun 2012 sebesar 36,56%, tahun 2013 sebesar 37,53%. Pada tahun 2014 sebesar 23,62% jumlah ini mengalami penurunan yang dapat disebabkan oleh sasaran terlalu besar. Kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan lansia adalah dengan melakukan pelatihan kader posbindu yang dilaksanakan oleh seksi kesga dan gizi guna meningkatkan keterampilan kader-kader dalam melayani lansia. Pada tahun 2012 juga telah diselenggarakan seminar pergeri yang berfungsi menginformasikan seputar kesehatan lansia. yang mengundang 200 lansia, dimana 200 lansia tersebut merupakan perwakilan dari 11 kecamatan. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 129

Dimulai dari tahun 2013 dilaksanakan Puskesmas santun lansia, antara lain di Puskesmas Sukmajaya, Pancoran Mas, Cimanggis, Tapos dan Abadi Jaya. Berikut gambaran cakupan pelayanan kesehatan pada lansia. Gambar 92 Cakupan Usila 60 tahun + Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan di Kecamatan di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinkes 2014 6. PEMBERIAN TABLET BESI (FE) PADA IBU HAMIL Pada saat periksa kehamilan di sarana kesehatan, ibu hamil akan mendapatkan tablet Fe yang bertujuan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kasus anemia serta meminimalkan dampak buruk akibat kekurangan Fe, karena kekurangan Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan terjadinya abortus, kecacatan bayi atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 130

Gambar 93 Persentase Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 Pada Ibu Hamil Di Kota Depok Tahun 2011-2014 Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa tahun 2011 cakupan pemberian Fe1 sebesar 94,42% dan Fe3 sebesar 88,6%, tahun 2012 cakupan pemberian Fe1 sebesar 94,69 dan cakupan Fe3 sebesar 86,73%, tahun 2013 cakupan Fe1 sebesar 96,91 dan cakupan Fe3 sebesar 91,4%. Hal ini seiring dengan jumlah Kunjungan ibu hamil pada K1 dan K4, pada tahun 2014 cakupan Fe1 sebesar 94,15% dan Fe3 sebesar 93,52%. 7. DESA/KELURAHAN TERKENA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. Pada tahun 2011 terjadi kasus KLB di 8 kecamatan di Kota Depok kasus tersebut sudah ditangani < 24 jam. Kasus KLB yang paling banyak dilaporkan adalah kasus chikungunya. Chikungunya merupakan penyakit sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Chikungunya dilaporkan sebanyak 280 kasus yang tersebar di terdapat di kecamatan Limo (kel. Grogrol), Beji (Kel. Tanah Baru), Cipayung. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 131

Kasus Keracunan Makanan sebesar 209 kasus, di kecamatan sukmajaya (Kel. Baktijaya), kasus Hepatitis A sebanyak 160 kasus di kecamatan Sawagan (kel. Sawangan baru), Cimanggis (Kel. Mekarsari), Tapos (kel. Sukatani). Terdapat penderita dan kematian di kecamatan Cipayung (kel. Pondok jaya) sebanyak 1 kasus dan meninggal 1 orang. Pada tahun 2012 kasus KLB terdiri dari Chikungunya terdapat 216 kasus,susp HFMD terdapat 34 kasus yang menyerang 5 desa,hepatitis terdapat 27 kasus dari Kecamatan Pancoran Mas, Difteri terdapat 1 kasus dan keracunan makanan 88 kasus.seluruh Kasus KLB ditangani dalam waktu < dari 24 jam. Tahun 2013 jenis kejadian luar Biasa terjadi kasus difteri dengan jumlah penduduk yang terancam 30 orang diperoleh Attack Rate 3,33. Pada tahun 2014 dperoleh data kejadian luar biasa kasus cikungunya dan keracunan makanan sebanyak 2 kelurahan yaitu kelurahan sawangan dan Duren seribu. 8. KESEHATAN GIGI DAN MULUT Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi pelayanan dasar gigi di Puskesmas dan usaha kesehatan gigi di sekolah (UKGS). Kegiatan kesehatan gigi dan mulut meliputi upaya promotif (penyuluhan), preventif (pemeriksaan gigi) dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi, pengobatan dan penambalan gigi sementara dan tetap. Pada tahun 2011, pelayanan dasar gigi di Puskesmas sebanyak 31.899 pelayanan, Tumpatan gigi tetap sebanyak 24.680 dan pencabutan gigi tetap sebanyak 7.219, rasio cabut gigi sebesar 3,4. Untuk kegiatan UKGS, dari hasil pemeriksaan kesehatan gigi pada 122.570 siswa SD/MI (29,17% dari seluruh total murid SD) sebanyak 21.590 siswa membutuhkan perawatan dan 11.242 siswa (52,07%) telah mendapat perawatan, tahun 2012 penanganan masalah gigi dan mulut di Puskesmas Kota Depok tumpatan gigi tetap sebanyak 9.379 kasus dan pencabutan gigi tetap sebanyak 2.508 kasus, tahun 2013 jumlah tumpatan gigi tetap sebanyak 27.708, jumlah pencabutan gigi tetap sebanyak 6.892 dan rasio tumpatan /pencabutan sebesar 4,0%. Rasio tumpatan gigi Pada tahun 2014 Jumlah tumpatan gigi tetap sebanyak 31.995 kasus dan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 132

pencabutan gigi tetap sebanyak 7.838 kasus dengan rasio tumpatan dan pencabutan sebesar 4,1%. Berikut gambaran tumpatan dan pencabutan gigi di Kota Depok tahun 2011 sampai dengan 2014. Gambar 94 Rasio Tumpatan dan pencabutan gigi Di Kota Depok Tahun 2011-2014 Sumber : Profil 35 Puskesmas, LB 4 Puskesmas Berikut gambaran rasio tumpatan dan pencabutan gigi di Kecamatan di Kota Depok tahun 2014. Gambar 95 Rasio Tumpatan dan pencabutan gigi DiKecamatan Di Kota Depok Tahun 2014 9. PENYULUHAN KESEHATAN Sumber : Profil 35 Puskesmas, LB 4 Puskesmas Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan melalui penyuluhan kelompok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 133

dan penyuluhan massa. Pada tahun 2011, jumlah seluruh kegiatan penyuluhan kesehatan sebanyak 9.782 kegiatan terdiri penyuluhan kelompok sebanyak 8.506 kali dan penyuluhan massa sebanyak 1.276 kali. Pada tahun 2012 jumlah seluruh penyuluhan kelompok sebanyak 1.957 kali dan jumlah kegiatan penyuluhan massa sebanyak 160 kali. Pada tahun 2013 jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan sebanyak 92.794 kali jumlah penyebaran informasi dengan kunjungan rumah sebanyak 10.125 kali dan penyebaran informasi dengan media yang lain sebanyak 5.817 kali. Pada tahun 2014 jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan sebanyak 122.379 kali, jumlah kunjungan rumah sebanyak 13.585 kali dan penyebaran informasi sebanyak 5.586 kali. Diharapkan kegiatan penyuluhan tersebut semakin ditingkatkan agar dapat menjangkau masyarakat luas sehingga tujuan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat juga meningkat. Penilaian akses dan mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari tingkat kemudahan masyarakat untuk menjangkau sarana kesehatan dan mutu dari pelayanan kesehatan yang diberikan. Dalam hal akses dapat dilihat dari kunjungan rawat jalan dan rawat inap pasien sementara untuk melihat mutu pelayanan dapat dilihat dari kemampuan pelayanan yang disediakan sarana kesehatan. 10. JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR Dalam rangka meningkatkan kepersertaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sejak lama dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar di masyarakat mulai dana sehat, tabulin, JPKM, askes, jamsostek, askeskin sampai asuransi kesehatan swasta. Dari jumlah penduduk sebanyak 1.813.612 jiwa di Kota Depok pada tahun 2011 peserta jaminan kesehatan pra bayar sebanyak 428.190 orang dengan peserta askes sebanyak 107.178 orang, peserta askeskin sebanyak 137.221 orang dimana pembiayaan ditanggung oleh pemerintah untuk P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 134

masyarakat miskin (Pemerintah Pusat) dan Peserta Jamkesda sebanyak 183.791 peserta. Rendahnya cakupan tersebut mungkin disebabkan karena kurang pahamnya masyarakat mengenai sistem jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar. Pada tahun 2012 peserta ASKES sebanyak 107.178 orang, peserta jamkesmas sebanyak 137.221 orang dan peserta jamkesda sebanyak 183.791 orang. Pada tahun 2013 jumlah peserta Askes sebanyak 111.226 orang, Jumlah peserta Jamkesda dan jamkesmas sebanyak 280.943 orang. Pada tahun 2014 peserta BPJS penerima Upah sebanyak laki-laki 67.698 jiwa dan perempuan sebanyak 62.377 jiwa, Total 130.075 jiwa (52%), Peserta bukan penerima upah sebanyak laki-laki 65.767 jiwa dan perempuan sebanyak 70.767 orang, total: 136.443 jiwa (48%), Peserta Jamkesda sebanyak 188.660 jiwa. Peserta yang memerlukan perawatan lanjutan (rawat inap, operasi dll) dapat berobat ke PPK II ( rumah sakit) yang telah melakukan kerjasama (MoU) dengan Pemerintah Kota Depok. Daftar PPK II yang bekerjasama, ada yang masih masuk dalam wilayah Kota Depok, dan ada yang diluar wilayah Kota Depok. Berikut daftar nama-nama PPK II Tabel 15 DAFTAR PPK II Provider JAMKESDA Kota Depok Tahun 2014 Di Depok : (18 PPK) Di Luar Depok : (14 PPK) 1. RSUD Depok 2. RS Bhayangkara Brimob 3. RS Tugu Ibu 4. RS Bhakti Yudha 5. RS Tumbuh Kembang 6. RS Sentra Medika 7. RS Meilia 8. RS Simpangan Depok 9. RS Hasanah Graha Afiah 10. RS Bunda Margonda 11. RS Hermina Depok 12. RS Puri Cinere 13. RS Harapan Depok 14. RS Mitra Keluarga Depok 15. RS Graha Permata Ibu 16. Klinik Sahabat Keluarga 17. UTDC PMI Depok 18. Klinik Utama Jantung Cinere 1. RSUP Cipto Mangunkusumo 2. RSUP Fatmawati 3. RSJPD Harapan Kita 4. RSAB Harapan Kita 5. RS POLRI Sukanto 6. RSPAU Ernawan Antariksa 7. RS Marzuki Mahdi 8. RSUD Cibinong 9. RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (Cisarua) 10. RS Persahabatan 11. RS Permata Cibubur (Khusus HD) 12. Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia 13. Klinik Cipta Husada 14. Jakarta Kidney Center Sumber : UPT Jamkesda P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 135

11. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT Banyaknya penyakit yang ada saat ini tidak bisa dilepaskan dari perilaku yang tidak sehat. Dimana untuk mengubah perilaku masyarakat merupakan sesuatu yang tidak mudah namun mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga diperlukan upaya penyuluhan kesehatan yang terus menerus guna mendorong masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Rumah tangga sehat (ber-phbs) Rumah tangga sehat/berphbs adalah rumah tangga yang seluruh anggota keluarganya telah berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator. Dari laporan profil, pada tahun 2011 telah dilakukan pengkajian PHBS pada 349.445 rumah tangga diantaranya 74,83% sudah ber PHBS. Pada tahun 2012 Jumlah Rumah Tangga Ber PHBS sebanyak 264.569 (70%), tahun 2013 Jumlah rumah tangga yang ber PHBS sebanyak 270.187 (74%). Perlu adanya intervensi dari berbagai komponen baik lintas program, lintas sektor, LSM, swasta dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Berikut gambaran persentase rumah tangga ber PHBS dikota Depok tahun 2011-2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 136

Gambar 96 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Di Kota Depok Tahun 2011-2014 Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Depok Gambar 100 dibawah ini menjelaskan tentang persentase rumah tangga ber PHBS di Kota Depok tahun 2013, dimana cakupannya tahun 2014 sebanyak 270.187 rumah tangga (74%) dengan jumlah yang dipantau sebanyak 365.180 rumah tangga (96,9%). Gambar 97 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Di Kota Depok Tahun 2014 Sumber : Seksi Promkes dinkes Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 137

12. KEADAAN LINGKUNGAN 12.1. GAMBARAN LINGKUNGAN FISIK Faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah lingkungan. Gambaran beberapa faktor resiko lingkungan yang dapat disajikan dibawah ini antara lain cakupan rumah sehat,cakupan jamban sehat, cakupan keluarga dengan sumber air minum terlindung, angka bebas jentik dan cakupan pengawasan tempat-tempat umum pengolahan makanan TTUPM. Dalam pembahasan indikator penyehatan lingkungan dilakukan analisis deskriptif dan dilakukan secara partial, belum dilakukan upaya untuk menghubungkan faktor resiko dengan outcome penyakit. 12.1.1. Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang mempunyai jamban sehat, mempunyai sarana air bersih, mempunyai tempat pembuangan sampah, mempunyai sarana pembuangan limbah, mempunyai ventilasi rumah yang baik, memiliki kepadatan hunian yang sesuai dan mempunyai lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Jumlah rumah di Kota Depok Tahun 2011 berdasarkan profil sebanyak 301.381 rumah dan 238.713 (79,21%) telah diperiksa serta 200.004 (83,78%) rumah dinyatakan memenuhi syarat kesehatan. Capaian tersebut sudah memenuhi target Indonesia sehat sebesar 80%, hal ini tentunya harus tetap dilakukan upaya pembinaan yang lebih intensif kepada masyarakat agar memperhatikan kesehatan rumahnya karena rumah yang sehat dan nyaman akan berdampak bagi penghuninya dalam meningkatkan produktivitasnya. Pada tahun 2012 jumlah rumah yang ada sebanyak 343.048,jumlah yang diperiksa sebanyak 227.678 (66,4%) dan Jumlah Rumah Sehat sebanyak 197.485 (86,74%). Tahun 2013 Jumlah seluruh rumah sebanyak 362.681 unit,rumah yang dibina 61.598, jumlah rumah yang memenuhi syarat sebanyak 47.789 (77,52%) dan jumlah Rumah sehat sebanyak 292.404 (80,62%). P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 138

Cakupan Rumah sehat Tahun 2013 Jumlah Rumah yang memenuhi syarat sebanyak 292.404 (80,62% ) Tahun 2014 jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 335.440 (83,45%). Tahun 2014 jumlah rumah yang belum memenuhi syarat kesehatan sebanyak 104,225 (25,93). Cakupan rumah sehat tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 98 Cakupan (%) rumah sehat tahun 2011 2014 di Kota Depok Sumber :Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok 12.1.2. Cakupan keluarga dengan akses air bersih Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan air bersih semakin bertambah. Berbagai upaya dilakukan agar akses masyarakat terhadap air bersih meningkat, salah satunya melalui pendekatan partisipatori yang mendorong masyarakat berperan aktif dalam pembangunan perpipaan air bersih didaerahnya. Seperti diketahui sumur gali merupakan satu konstruksi sumur yang paling umum dan luas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merupakan air yang diolah dengan teknologi khusus seperti teknologi sterilisasi kemudian dikemas dalam botol P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 139

plastik atau wadah lainnya. Izin untuk perusahaan ini biasanya baru akan dikeluarkan bila hasil uji laboratorium baik. Agar mendapat air minum yang baik, perusahaan perlu selalu melakukan kontrol terhadap hasil air minum dan merawat peralatan produksinya dengan baik. Sumur Pompa Tangan (SPT) merupakan sarana penyediaan air bersih berupa sumur yang dibuat dengan membor tanah atau menggali pada kedalaman tertentu dilengkapi dengan pompa tangan. Sumber mata air ada yang berasal dari yang terlindung dan yang tidak terlidung. Sumber air minum yang tidak terlindung antara lain Sumber air PDAM, sumur gali, sumur pompa relatif lebih terlindung dan memenuhi persyararatan kesehatan. Yang dimaksud sumber air bersih yang terlindung adalah sumber air minum keluarga yang bersumber dari sarana air bersih yang telah memenuhi persyaratan baik biologis, kimia dan Fisik (permenkes). Air bersih merupakan sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Air Bersih harus memenuhi persyaratan, baik kualitas dan sarananya. Untuk konsumsi sebagai air minum menurut kementerian kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Cakupan air bersih yang memenuhi syarat bakteriologist mencapai 100% dengan jumlah sampel air bersih memenuhi syarat secara bakteriologist 100 sampel dan jumlah sampel air bersih yang diperiksa 100 sampel. Dari hasil laporan inspeksi sanitasi tahun 2013 diketahui bahwa terdapat berbagai macam jenis sarana air bersih yang dipergunakan di kecamatan se-kota Depok. Jenis sarana air bersih antara lain: kemasan yakni air bersih yang diperjualbelikan oleh produsen tertentu kemudian di kemas dalam botol, atau galon, ledeng, SPT (Sumur Pompa Tangan), SGL (Sumur Gali Lobang), dan Mata Air. Jenis sarana air bersih kemasan sebanyak 3.793 (0,95%), ledeng sebanyak 34.125 (13.1%), SPT (Sumur Pompa Tangan) sebanyak 71.628 (27.6%), SGL (Sumur Gali Langsung) sebanyak 93.501(36%), mata air berjumlah 15 buah, jumlah penduduk dengan akses air minum sebanyak 1.326.596 (70%). Tahun 2014 Cakupan penduduk yang memilki akses air minum sebanyak 1.513.887 jiwa ( 74,45%), Berikut dapat dilihat gambaran cakupan (%) akses air minum yang layak tahun 2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 140

Gambar 99 Cakupan (%) akses air minum yang layak di Kecamatan Kota Depok Tahun 2014 Sumber :Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok 12.1.3. Kelurahan yang melaksanakan sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pada tahun 2013 jumlah kelurahan yang melaksanakan STBM berjumlah 33 kelurahan (52,4%). Sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 59 kelurahan (93,7%). Berikut gambaran cakupan Kelurahan STBM di Kecamatan di Kota Depok tahun 2014. Gambar 100 Cakupan Desa STBM dikecamatan dikota Depok di Kota Depok Tahun 2014 Sumber :Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 141

12.1.4. Jamban Keluarga Jamban keluarga merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC, Sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Kotoran manusia yang dibuang dalam praktek sehari-hari bercampur dengan air, maka pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya sama dengan pengolahan air limbah. Oleh sebab itu pengolahan kotoran manusia, demikian pula syarat-syarat yang dibutuhkan pada dasarnya sama dengan syarat pembuangan air limbah (Depkes RI, 1985). Sedangkan syarat jamban sehat menurut Kemenkes RI (1985), antara lain : 1. Tidak mencemari sumber air minum; 2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.; 3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di sekitarnya,; 4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama ; 5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang; 6. Cukup penerangan; 7. Lantai kedap air; 8. Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah; 9. Ventilasi cukup baik; 10.Tersedia air dan alat pembersih Tahun 2013 penduduk dengan akses sanitasi yang layak sebanyak 1.270.674 (66,9%). Berikut gambar cakupan sanitasi yang layak tahun 2013. Sarana sanitasi yang layak dengan jumlah sarana 3 unit dan jumlah pengguna jumlah penduduk pengguna sebanyak 420 orang (100%), untuk sarana sanitasi leher angsa Jumlah sarana sebanyak 283.619 dengan jumlah pengguna sebanyak 1.264.894 (91%), sarana sanitasi plengsengan sebanyak 366 dengan jumlah pengguna sebanyak1.828 (44%), sarana sanitasi jamban P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 142

cemplung jumlah sarana sebanyak 746 dengan jumlah pengguna sebanyak 3.532 (56%). Tahun 2014 penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak dengan menggunakan komunal sebanyak 3.520(86,47%), menggunakan leher angsa sebanyak 1.358.855 (86,63), yang menggunakan plengsengan sebanyak 3.264 (37,12), menggunakan jamban cemplung sebanyak 10.431 (89,98%) dengan cakupan penduduk dengan akses sanitasi yang layak sebanyak 1.376.070(67,67). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 101 Cakupan (%) penduduk dengan sanitasi yang layak (Jamban sehat) di Kecamatan Kota Depok tahun 2014 Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok 12.1.5. Pengawasan dan Penyehatan Tempat Pengelolaan Makanan dan Tempat-Tempat Umum Dari beberapa literatur yang ada yang dimaksud dengan tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus (permanent), baik membayar maupun tidak membayar. Kriteria suatu tempat umum adalah terpenuhinya beberapa syarat : Diperuntukkan bagi masyarakat umum, Harus ada gedung/tempat yang permanen, P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 143

Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung), Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll) Tempat umum baik itu tempat pengelolaan makanan dan tempat tempat umum diantaranya : hotel, restoran, pasar dan lain-lain. Sedangkan tempat umum baik itu tempat pengelolaan makanan dan tempat-tempat umum sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pegunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai. Cakupan Tempat-Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TTUPM) menjadi salah satu hal yang diperhitungkan pada indikator kesehatan lingkungan. Pada tahun 2013 tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan antar lain untuk sarana pendidikan SD sebesar 554 buah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 380 buah (69%), SLTP sebanyak 202 buah terdapat 129 unit yang memenuhi syarat kesehatan ( 64%) dan SLTA 143 unit terdapat 99 Unit yang memenuhi syarat kesehatan (69,2%), untuk sarana kesehatan Rumah Sakit yang berjumlah 17 unit terdapat 15 Rumah sakit yang memenuhi syarat kesehatan ( 88,2%). Hotel yang ada di Kota Depok dari jumlah yang ada sebanyak 11 buah yang terdiri dari 2 hotel berbintang dan 9 hotel tidak berbintang terdapat 2 (100%) hotel berbintang yang memenuhi syarat kesehatan dan dari 9 hotel tidak berbintang terdapat 4 hotel (44,4%) hotel yang memenuhi syarat kesehatan dan 6 hotel yang memenuhi syarat kesehatan. Tahun 2014 Cakupan tempat-tempat umum yang ada antara lain, sarana pendidikan SD sebanyak 539 unit, SMP sebanyak 204 unit, SLTA sebanyak 145 Unit, memenuhi syarat kesehatan SD sebanyak 339(74%), SMP sebanyak 151(74%), SLTA sebanyak 108(74,5%). Sarana kesehatan lain seperti Puskesmas sebanyak 35 dan Rumah Sakit sebanyak 18, memenuhi syarat kesehatan Puskesmas sebanyak 32 (91,4%) dan Rumah Sakit sebanyak 16 (88,9%), Hotel berbintang yang sebanyak 3 dan yang non bintang sebanyak 10, memenuhi syarat kesehatan Hotel berbintang sebanyak P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 144

2(66,7%), hotel yang non bintang yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 6(60%). Pada tahun 2014 jumlah seluruh sarana tempat-tempat umum yang memenuhi syarat sebanyak 714 unit(74,84%). Lebih jelas gambaran Cakupan TTU tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 102 Cakupan (%) TTU yang memenuhi syarat kesehatan di Kota Depok tahun 2012-2014 Sumber; Seksi kesehatan lingkungan Dinas kesehatan Kota Depok Gambar 103 Cakupan (%) TTU yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2014 di Kecamatan dikota Depok Sumber; Seksi kesehatan lingkungan Dinas kesehatan Kota Depok P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 145

Cakupan TTU pada Kecamatan Di Kota Depok tahun 2014 dapat dilihat pada gambar grafilk diatas Pada tahun 2014 tempat pengelolaan makanan (TPM) menurut status higiene sanitasi tahun 2014 jumlah TPM yang memenuhi syarat sampai dengan tahun 2014, jasa boga sebanyak 63 unit, rumah makan sebanyak 232 unit, Depot air minum(dam) sebanyak 166 unit, makanan jajanan sebanyak 23 unit, total seluruhnya 484 unit. TPM yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi tahun 2014 antara lain jasa boga sebanyak 70 unit, Rumah makan/restoran sebanyak 1211 unit, Depot air minum sebanyak 212 unit, makanan jajanan sebanyak 173 unit, total keseluruhan sebanyak 1.666 unit (77,49%) Gambar 104 Cakupan (%) TPM Tempat-tempat pengelolaan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan tahun 2014 dikecamatan dikota Depok Sumber; Seksi kesehatan lingkungan Dinas kesehatan Kota Depok 13. PERILAKU MASYARAKAT 13.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pelaksanaan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap penanggulangan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 146

masalah kesehatan melalui pencegahan terjadinya kesakitan maupun kematian. Program PHBS merupakan upaya belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku dalam hidup bersih dan sehat, yang menjadikan seseorang atau keluarga yang turut menangani masalah dalam bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. PBHS mencakup tatanan Rumah Tangga, tempat kerja, tempat umum dan sarana kesehatan. Pada tahun 2014 presentase rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat (ber PHBS) di Kota Depok yang dipantau sebesar 93% dan yang ber PHBS sebesar 77,2%. Menurut kecamatan terlihat pada gambaran Kecamatan Ber PHBS dibawah ini: Gambar 105 Cakupan (%) Rumah tangga berprilaku Bersih dan Sehat (PHBS) tahun 2014 di Kecamatan Kota Depok Sumber; Seksi kesehatan lingkungan Dinas kesehatan Kota Depok Cakupan Rumah tangga berprilaku Bersih dan Sehat(PHBS) tahun 2011 sebesar 74,83%, 2012 sebesar 70%, 2013 sebesar 74%, 2014 sebesar 77,2%. Cakupan rumah tangga berprilaku bersih dan sehat (PHBS) dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 terlihat pada gambar berikut ini : P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 147

Gambar 106 Cakupan (%) Rumah tangga berprilaku Bersih dan Sehat (PHBS) tahun 2011-2014 di Kecamatan Kota Depok Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok 13.2. ASI EKSLUSIF Air susu ibu (ASI) Ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur gizi yg dibutuhkan bayi guna pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal. Oleh sebab itu ASI diberikan secara ekslusif hingga 6 bulan, dapat diteruskan sampai usia 2 tahun. Tahun 2012 jumlah bayi yang mendapat asi eksklusif di Kota Depok sebanyak 8.980 (53,8%), Tahun 2013 jumlah bayi yang diberi asi eksklusif sebanyak 3.559 (53,8%) dengan persentase laki-laki sebanyak 1.837(54,5%) perempuan sebanyak 1.722(53,1%). Pada tahun 2014 cakupan asi eksklusif pada bayi laki-laki sebanyak 5.066(49,9%), perempuan sebanyak 4.883(51,1%) jumlah total seluruhnya sebanyak 9.949(50,4%). Dinas Kesehatan Kota Depok melalui seksi kesga dan gizi menyelenggarakan pelatihan konselor menyusui guna mendongkrak cakupan pemberian ASI Ekslusif serta memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi konselor yang turun ke masyarakat akan pentingnya ASI Ekslusif. Berikut gambaran cakupan asi eksklusif tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 148

Gambar 107 Cakupan ASI Eksklusif Di Kecamatan Di Kota Depok Tahun 2012 2014 Seksi kesga dan gizi 2014 Berikut gambar cakupan asi eksklusif tahun 2014 dikecamatan Gambar 108 Cakupan ASI Eksklusif Di Kecamatan Di Kota Depok 2014 Seksi kesga dan gizi 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 149

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ketersediaan sumber daya kesehatan sesuai dengan kebutuhan baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Sumber daya kesehatan yang diperlukan didalam pembangunan kesehatan antara lain tenaga, dana, sarana dan prasarana serta teknologi. A. SUMBER DAYA MANUSIA SDM Kesehatan di daerah terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) di Kabupaten/Kota, dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/POLRI dan swasta. SDM Kesehatan tersebut bekerja di Dinas Kesehatan dan UPT, Rumah Sakit/Poliklinik dan sarana kesehatan lainnya milik pemerintah daerah, swasta dan TNI/POLRI. Sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 yang termasuk tenaga kesehatan adalah tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi. Tenaga perawatan meliputi tenaga perawat dan bidan. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi, asisten apoteker. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiologi kesehatan, entemologi kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh kesehatan, administrasi kesehatan serta tenaga sanitasi. Tenaga gizi meliputi tenaga nutrisionist dan dietisien. Tenaga keteknisan medis meliputi radiografis, radioterapis, teknisi gigi, teknis elektromedis, analis kesehatan, rekam medis serta tenaga non kesehatan. Tahun 2013 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Depok sebanyak 4.231 orang dan tenaga non kesehatan sebanyak 629 orang. Pada tahun 2014 jumlah tenaga kesehatan sebanyak 5.590 orang dan tenaga non kesehatan sebanyak 1.616 orang. Berikut gambaran jumlah tenaga kesehatan tahun 2013 dan tahun 2014. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 150

Gambar 109 Jumlah tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di Puskesmas dan Rumah sakit Di Kota Depok Tahun2014 Sumber : Seksi Regulasi, 2014 dan subbag umum A.1. Tenaga Medis Pada tahun 2012 sebaran tanaga Medis di Kota Depok, dokter spesialis sebanyak 270(31,6%) dan dokter umum 366 (42,9%),dokter gigi 216(25,3%)(Sumber dari seksi regulasi Dinas Kesehatan Kota Depok. Sedang jumlah dokter yang ada di Rumah Sakit dan Puskesmas dikota Depok tahun 2012 dokter spesialis sebanyak 265 orang, dokter umum sebanyak 180 orang, dokter gigi sebanyak 114 orang. Pada tahun 2013 sebaran tenaga Medis dikota Depok, dokter spesialis sebanyak 324(49,4%), dokter umum sebanyak 218 (33,2% ), dr gigi sebanyak 113(17,2%), tenaga medis yang ada di Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Depok, dr spesialis sebanyak 619 orang(63%), dokter umum sebanyak 255 orang(25,9%), Jumlah Dokter gigi sebanyak 166 orang(16,9%) dengan jumlah dokter gigi sebanyak 107 orang dan dokter spesialis gigi sebanyak 59 orang. Rasio dr spesialis sebesar 30,07 terhadap 100.000 penduduk, dan rasio dr umum sebesar 16,05 terhadap 100.000 penduduk.jumlah dokter gigi di Kota Depok baik dari Rumah Sakit ataupun dari Puskesmas sebanyak 166 orang. Jumlah dokter yang ada di Rumah Sakit lebih besar dari jumlah dokter yang tersebar pada fasilitas kesehatan, hal ini dapat disebabkan oleh adanya pihak Rumah Sakit yang belum melaporkan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 151

atau tidak membuat SIP(Surat Ijin Praktek) (Sumber dari Puskesmas,Rumah Sakit dan Regulasi Dinas Kesehatan Kota Depok) Pada tahun 2014 sebaran tenaga Medis di Kota Depok, dokter spesialis sebanyak 869(35,1%), dokter umum sebanyak (37,8%), dr gigi sebanyak 666(26,9%) dokter spesialis di puskesmas tidak ada, jumlah dokter spesialis di Rumah Sakit sebanyak 635 orang(53,4%), jumlah dokter umum di Puskesmas dan Rumah Sakit sebanyak 365 orang(30,7%), Jumlah Dokter gigi di Puskesmas dan Rumah Sakit sebanyak 123 Orang(10,3%), jumlah dokter gigi spesialis di Puskesmas tidak ada di Rumah Sakit 64 orang(5,39%). Jumlah seluruh tenaga ini sudah termasuk tenaga PNS dan Non PNS pada Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah,pada Rumah Sakit swasta termasuk pegawai tetap dan tenaga hohorer. Berikut tabel jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok. Tabel 16 Jumlah tenaga medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok Tahun 2014 Fasilitas Dokter spesialis Dokter Umum Dokter gigi Dokter gigi spesialis Puskesmas 0 124 46 0 Rumah Sakit 635 241 77 64 Total 635 365 123 64 Tahun 2014 di Kota Depok rasio tenaga kesehatan yang diperoleh dari laporan Puskesmas dan Rumah Sakit, rasio tenaga dokter spesialis sebesar 30/100.000 penduduk sedangkan target kementerian kesehatan sebesar 10/100.000 penduduk. Hal ini berarti jumlah dokter spesialis yang ada dikota Depok sudah melebihi target yang ditentukan kementerian kesehatan, rasio dokter umum sebesar 18/100.000penduduk, target rasio dokter sebesar 40/100.000 penduduk hal ini berarti bahwa dokter umum dikota Depok masih jauh dari yang ditargetkan, keadaan ini disebabkan oleh jumlah tenaga yang ada pada data profil tidak mencakup seluruh fasilitas kesehatan dikota Depok, terdapat 113 klinik dikota Depok yang data jumlah tenaganya belum mencakup pada tabel profil. Hal ini menjadi gambaran untuk penyusunan profil P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 152

berikutnya yang agar mengikut sertakan klinik yang ada dikota Depok saat melakukan validasi data. Gambar 110 Rasio tenaga medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok Tahun 2014 Sumber : Seksi Regulasi, 2014 dan subbag umum Pada tahun 2014 bila dilihat dari rasio dokter yang ada di Puskesmas untuk dokter umum sebesar 6,09/100.000 penduduk dan dokter gigi sebesar 2,26/100.000 penduduk. Berikut gambaran rasio dokter di puskesmas. Gambar 111 Rasio tenaga medis di Puskesmas di Kota Depok Tahun 2014 Sumber : Seksi Regulasi, 2014 dan subbag umum P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 153

A.2. Tenaga Perawatan Tahun 2012 tenaga perawat berjumlah 1.300 orang (30,8%). Pada tahun 2013 tenaga Perawat sebanyak 1.741, jumlah perawat laki-laki sebanyak 222 orang dan jumlah perempuan sebanyak 1.519 orang, rasio perawat sebesar 88,73 terhadap 100.000 penduduk. Tabel 17 Jumlah tenaga perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok Tahun 2014 fasilitas bidan Perawat Perawat gigi Puskesmas 117 135 33 Rumah Sakit 391 2076 72 Total 508 2211 105 Sumber : Seksi Regulasi, 2013 dan subbag umum Tahun 2014 jumlah rasio tenaga bidan sebesar 27,9/100.000 penduduk. Target yang ditentukan Kementerian Kesehatan sebesar 100/100.000 penduduk. 2014. Berikut gambaran jumlah tenaga perawatan dikota Depok tahun Gambar 112 Jumlah tenaga perawatan di Kota Depok di Kota Depok Tahun 2014 Sumber : Seksi Regulasi, 2013 dan subbag umum P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 154

A.3. Tenaga Kefarmasian Tahun 2013 tenaga farmasi sebanyak 247 orang (5,9%). Pada tahun 2013 jumlah tenaga teknis farmasi sebanyak 246 orang dan jumlah apoteker sebanyak 88 orang, rasio tenaga farmasi 17,02 terhadap 100.000 penduduk. Pada tahun 2014 tenaga farmasi dipuskesmas berjumlah 36 orang dan tenaga apoteker dipuskesmas sebanyak 7 orang. Tenaga Farmasi di puskesmas sebanyak 36 orang dan tenaga apoteker sebanyak 66 orang. Berikut tabel jumlah tenaga farmasi dipuskesmas dan Rumah Sakit. Tabel 18 Jumlah tenaga Farmasi di Puskesmas dan rumah Sakit Di Kota Depok Tahun 2014 fasilitas Tanaga farmasi Tenaga apoteker Puskesmas 36 7 Rumah sakit 341 66 Total 377 73 Sumber : Seksi Regulasi, 2013 dan subbag umum Rasio tenaga farmasi difasilitas Kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada dikota Depok, untuk rasio tenaga farmasi sebesar 18,5/100.000 penduduk sedangkan target 18,5/100.000 angka ini menunjukkan bahwa tenga farmasi yang ada dikota Depok sudah mendekati target. Rasio tenga apoteker dikota Depok pada tahun 2014 sebesar 3,58/100.000 penduduk sedang target seharusnya 9/100.000 penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga apoteker yang ada dikota Depok masih jauh dari target. Kondisi ini disebabkan oleh karena tidak seluruh klinik swasta yang ada dikota Depok memberikan laporan kepada Dinas kesehatan Kota Depok. targetnya. Berikut gambaran rasio tenaga farmasi yang ada di Kota Depok beserta P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 155

Gambar 113 Rasio tenaga farmasi di Puskesmas dan rumah Sakit Di Kota Depok Tahun2014 Sumber : Seksi Regulasi, 2014 dan subbag umum A.4. Tenaga Gizi Tahun 2012 tenaga gizi berjumlah 65 orang (1,5%), Tahun 2013 jumlah Nutrisionist di Puskesmas sebanyak 25 orang,dan Rumah Sakit sebanyak 36 orang. Jumlah dietisien di Rumah Sakit 4 orang dan Puskesmas tidak memilki dietisien. Rasio tenaga gizi sebesar 3,10 terhadap 100.000 penduduk. Tahun 2014 jumlah tenaga nutrisionist dipuskesmas sebanyak 25 orang dan dirumah Sakit sebanyak 55 orang, tenaga dietisien hanya ada dirumah Sakit Sebanyak 13 orang. Berikut tabel jumlah tenaga nutriasionist dan dietisien dikota Depok. Tabel 19 Jumlah tenaga gizi di Puskesmas dan rumah Sakit Di Kota Depok Tahun2014 fasilitas Nutrisionist Dietisien Puskesmas 25 0 Rumah Sakit 55 13 Total 80 13 Sumber : Seksi Regulasi, 2014 dan subbag umum P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 156

Rasio tenaga gizi di Kota Depok sebesar 4,57 yang terdiri dari tenaga nutrisionist 0,63/100.000 penduduk dan dietisien 3,93/100.000 penduduk target 10/100.000 penduduk, hal ini menunjukkan rasio tenaga gizi dikota Depok masih jauh dari target. Berikut gambaran rasio tenaga gizi dikota Depok. Gambar 114 Rasio tenaga gizi di Puskesmas Di Kota Depok Tahun2014 umber : Seksi Regulasi, 2014 dan subbag umum S A.5. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Tahun 2012 Tenaga Kesehatan Masyarakat sebanyak 42 orang(1,0%), tenaga sanitasi sebanyak 54 orang (1,3%), Tahun 2013 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat 34 orang dengan rasio sebesar 1,73 terhadap 100.000 penduduk. Jumlah tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 29 orang dengan rasio sebesar 1,47 terhadap 100.000 penduduk Tahun 2014 jumlah tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 3 orang dan tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 15 orang. DiRumah Sakit jumlah tenaga dipuskesmas sebanyak 15 orang dan Rumah Sakit sebanyak 12 orang. Total tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 21 orang dan kesehatan lingkungan sebanyak 27 orang. Berikut gambaran jumlah tenaga kesehatan masyarakat dikota Depok tahun 2014 (sumber data dari Puskesmas dan Rumah Sakit). P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 157

Tabel 20 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Puskesmas dan rumah Sakit Di Kota Depok Tahun2014 Fasilitas Kesehatan Masyarakat Kesehatan Lingkungan Puskesmas 3 15 Rumah Sakit 18 12 Total 21 27 Sumber : Seksi Regulasi, 2014 dan subbag umum Rasio tenaga kesehatan masyarakat dikota Depok tahun 2014, rasio tenaga sebesar 1,32/100.000 dan target rasio tenaga kesehatan masyarakat sebesar 13/100.000 penduduk dan tenaga kesehatan lingkungan sebesar 1,03/100.000 penduduk dan target rasio sebesar 15/100.000 penduduk. Berikut gambaran rasio tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lingkungan Gambar 115 Rasio Kesehatan Masyarakat di Puskesmas dan Rumah sakit Di Kota Depok Tahun2014 umber : Seksi Regulasi, 2013 dan subbag umum S P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 158

A.6. Tenaga Teknisi Medis Tahun 2012 tenaga teknisi medis sebanyak 248 (5,9%), fisiotherapis 36 orang (0,9%). Tahun 2013 jumlah tenaga teknisi medis di fasilitas kesehatan jumlah tenaga fisiotherapi di Rumah Sakit 52 orang, rasio sebesar 2,65 terhadap 100.000 penduduk, Tenaga okupasi sebanyak 11 orang dengan rasio sebesar 0,56 terhadap 100.000 penduduk, jumlah tenaga terapi wicara sebanyak 8 orang dengan rasio sebesar 0,40 terhadap 100.000 penduduk, jumlah tenaga akupuntur sebanyak 4 orang dengan rasio sebesar 0,20 terhadap 100.000 penduduk, jumlah tenaga radiografer sebanyak 84 orang, jumlah teknisi elektromedis sebanyak 10 orang, jumlah analis kesehatan di Rumah sakit sebanyak 158 orang dan di Puskesmas sebanyak 9 orang. Jumlah tenaga refraksionis optisien sebanyak 3 orang, jumlah tenaga rekam medis dan informasi kesehatan sebanyak 39 orang di Rumah Sakit dan 1 orang di Puskesmas, jumlah tenaga teksnisi transfusi darah sebanyak 2 orang dari Rumah sakit. Pada tahun 2014 jumlah tenaga teknisi medis dirumah Sakit tenaga fisoterapi sebanyak 66 orang, tenaga terapi okupasi sebanyak 12, tenaga terapi wicara sebanyak 10 orang, tenaga akupunktur sebanyak 2 orang. Berikut gambaran jumlah tenaga teknisi medis dipuskesmas dan Rumah Sakit dikota Depok tahun 2014. Tabel 21 Rasio tenaga teknisi medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok yang ada tahun 2014 Fasilitas Fisioterapi Terapi Terapi akupunktur okupasi wicara Puskesmas 0 0 0 0 Rumah 66 12 10 2 Sakit Total 66 12 10 2 Sumber : Seksi Regulasi, 2014 dan subbag umum Jumlah tenaga teknisi medis dan fisioterapi dipuskesmas dan Rumah Sakit terlihat pada tabel berikut. Jumlah tenaga radiografer dipuskesmas sebanyak 1 orang dan dirumah Sakit sebanyak 105, tidak ada tenaga teknisi P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 159

elektromedis, dirumah Sakit sebanyak 12, jumlah tenaga analis kesehatan dipuskesmas sebanyak 15 orang dan dirumah Sakit 207 orang, tenaga refraksionis dirumah Sakit sebanyak 2 orang, rekam medis dan infokes dirumah sakit sebanyak 110 orang, teknisi transfusi medis dirumah Sakit sebanyak 1 orang. Berikut gambaran jumlah tenaga kesehatan dikota Depok. Tabel 22 Jumlah tenaga teknisi medis dan fisiotherapi di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok yang ada tahun 2014 fasilitas radiografer Teknisi elektromedis Anali kesehatan Refraksionis Rekam medis dan infokes Teknisi transfusi darah Puskesmas 1 0 15 0 0 0 Rumah Sakit 105 12 207 2 110 1 total 106 12 222 2 110 1 Sumber : Seksi Regulasi, 2014 dan subbag umum Rasio tenaga keteknisian medis dikota Depok sebesar 22,3/100.000 penduduk dan target dari Kementerian kesehatan sebesar 14/100.000 penduduk. Berikut gammbaran rasio tenaga keteknisian medis dikota Depok tahun 2014. Gambar 116 Rasio tenaga teknisi medis dan rasio global keteknisian medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok yang ada tahun 2014 Puskesmas dan Rumah Sakit P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 160

Gambar 117 Rasio global keteknisian medis di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Depok yang ada tahun 2014 Puskesmas dan Rumah Sakit A.7. Tenaga Kesehatan lainnya Jumlah tenaga kesehatan lainnya di fasilitas kesehatan tahun 2014 yang bertugas sebagai pengelola program sebanyak 12 orang dan tenaga kesehatan lainnya selain sebagai pengelola program kesehatan sebanyak 6 orang. B. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi sarana Puskesmas, Rumah Sakit, dan beberapa sarana pelayan kesehatan yang ada di Kota Depok. Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kota Depok sampai dengan tahun 2014 yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Depok adalah sebagai berikut. Tabel 23 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kota Depok Tahun 2014 No Fasilitas Kesehatan Pem kab Swasta Jumlah /Kota 1 Rumah Sakit Umum 1 16 17 2 Rumah Sakit Jiwa 0 0 3 Rumah Sakit Bersalin - - 4 Rumah Sakit Khusus lainnya 3 3 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 161

5 Puskesmas Perawatan 4 6 Puskesmas non Perawatan 31 7 Puskesmas keliling - 8 Puskesmas Pembantu 4 9 Rumah bersalin 18 18 10 Balai pengobatan/klinik 113 113 11 Praktek dokter bersama 92 92 12 Praktek dokter perorangan 154 154 13 Praktek pengobatan tradisional 141 141 14 Poskesdes - - 15 Pos UKK - - 16 Polindes - - 17 Pos Obat Desa - - 18 Puskesmas Poned 4-4 19 Rumah sakit Ponek 10 10 20 Posyandu 993 993 21 Apotek 228 228 22 Toko obat 71 71 23 Gudang Farmasi Kesehatan 1 1 24 Industri Obat tradisional 25 Industri kecil obat tradional 5 5 26 Perbekalan kesehatan Rumah 5 5 Tangga(PKRT) 27 Produsen industri rumah 437 437 tangga pangan (PIRTP) 28 Produsen alat kesehatan 2 2 29 Pedagang besar farmasi(pbf) 9 9 30 Industri farmasi 12 12 Sumber : dinas kesehatan kota depok 1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 162

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan kegiatan : a. Pelayanan medis b. Pelayanan dan asuhan keperawatan c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan f. Administrasi umum dan keuangan Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah : a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit. b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatn. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 163

dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan. Rumah sakit yang ada di Kota Depok berjumlah 16 rumah sakit (14 rumah sakit umum dan 2 rumah sakit Ibu dan Anak). RSUD Kota Depok pada tahun 2008 telah mulai beroperasi. Beberapa Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit adalah Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat hunian rumah sakit, Length Of Stay (LOS) atau rata-rata lama hari rawat di rumah sakit, Turn Over Interval (TOI) atau jarak pemanfaatan tempat tidur antara satu pasien dengan pasien lainnya, Bed Turn Over (BTO) atau frekuensi penggunaan tempat tidur, Gross Death Rate (GDR) atau seluruh kematian di rumah sakit, Net Death Rate (NDR) atau kematian di rumah sakit kurang dari 48 jam. Jumlah seluruh Rumah Sakit baik milik Pemerintah daerah, TNI/POLRI, Swasta di Kota Depok pada tahun 2012 adalah 16 Rumah Sakit dan tahun 2013 meningkat menjadi 17 unit Rumah Sakit. Proporsi rumah sakit umum daerah sebanyak 6, 25% dari total Rumah Sakit yang ada TNI/Polri 6,25%, sedangkan persentase rumah sakit swasta tahun 2013 berjumlah 88,2% dari total rumah sakit yang ada di Kota Depok. 2. Puskesmas Puskesmas adalah kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,terpadu, merata,dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derjat kesehatan yang optimal,tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI,2004). Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 164

Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes). Pada tahun 2012 Puskesmas di Kota Depok terdapat 32 unit puskesmas dengan 3(Tiga) Puskesmas perawatan yang berfungsi PONED yaitu UPT Puskesmas Cimanggis,UPT Puskesmas Sukmajaya,UPT Puskesmas Tapos dan 4 (Empat) unit Puskesmas yang berfungsi 24 jam terdiri dari UPT Puskesmas Cinere,UPT Puskesmas Sukmajaya,UPT Puskesmas Cimanggis,UPT Puskesmas pancoran Mas, 6 unit Pustu Fungsi Puskesmas sendiri meliputi: a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. b) Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 165

masyarakat setempat. c). Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi: 1. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap. 2. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 166

peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya. Puskesmas di Kota Depok pada umumnya relatif mudah dijangkau oleh masyarakat baik dengan jalan kaki, kendaraan roda dua maupun roda empat dengan jarak terjauh ke masyarakat kelurahan maksimal 5,5 km dan waktu tempuh yang diperlukan maksimal 25 menit dengan roda dua dan 35 menit dengan roda empat. Tabel 24 Gambaran Wilayah Puskesmas dan Wilayah Kerja Kelurahan Di Kota Depok Tahun 2013 No Nama Kecamatan Nama Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan 1 Pancoran Mas UPT. PKM. Pancoran Mas Kelurahan Depok Kelurahan Pancoran Mas UPF. PKM. Depok Jaya Kelurahan Depok Jaya Kelurahan Mampang UPF. PKM. Rangkapan Kelurahan Rangkapan Jaya Lama Jaya Baru Kelurahan Rangkapan Jaya Baru 2 Beji Beji Kelurahan Beji Timur Kelurahan Beji Kemiri Muka Kelurahan Kemiri Muka Kelurahan Pondok Cina Tanah baru Kelurahan Tanah Baru Kelurahan Kukusan 3 Sukmajaya Sukmajaya Kelurahan Sukmajaya Abadijaya Kelurahan Abadijaya Kelurahan Cisalak Pondok Sukmajaya Kelurahan Tirtajaya Kelurahan Mekarjaya Bhaktijaya Kelurahan Bhaktijaya 4 Cimanggis Cimanggis Kelurahan Curug Ciasalak pasar Kelurahan Cisalak Pasar Tugu Kelurahan Tugu Pasir Gunung Selatan Kelurahan Pasir Gunung Selatan Harjamukti Kelurahan Harjamukti Mekarsari Kelurahan Mekarsari 5 Sawangan Sawangan Kelurahan Sawangan Lama Kelurahan Sawangan Baru P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 167

Kedaung Kelurahan Kedaung Kelurahan Cinangka Pasir Putih Kelurahan Pasir Putih Pengasinan Kelurahan Pengasinan Kelurahan Bedahan 6 Bojongsari Duren Seribu Kelurahan Duren seribu Kelurahan Duren Mekar Kelurahan Bojongsari Lama Bojongsari Kelurahan Pondok Petir Kelurahan Curug Kelurahan Serua Kelurahan Bojongsari Baru 7 Cilodong Cilodong Kelurahan Cilodong Kelurahan Kalibaru Kalimulya Kelurahan Kalimulya Kelurahan Jatimulya Villa Pertiwi Kelurahan Sukamaju 8 Tapos Sukatani Kelurahan Sukatani Sukamaju baru Kelurahan Sukamaju Baru Tapos Kelurahan Tapos Kelurahan Leuwinanggung Jatijajar Kelurahan Jatijajar Cilangkap Kelurahan Cilangkap Cimpaeun Kelurahan Cimpaeun 9 Cipayung Ratu Jaya Kelurahan Ratu Jaya Kelurahan Pondok jaya Cipayung Kelurahan Cipayung Jaya Kelurahan Pondok Terong Kelurahan cipayung 10 Cinere Cinere Kelurahan Cinere Kelurahan gandul Kelurahan Pangkalan Jati Kelurahan pangkalan Jati Baru 11 Limo Limo Kelurahan Meruyung Kelurahan Grogol Kelurahan Krukut Kelurahan Limo P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 168

Gambar 118 Rasio Puskesmas Terhadap 30.000 penduduk Menurut Kecamatan di Kota Depok tahun 2014 PEP Dinkes Depok Rasio puskesmas dikota Depok tahun 2014 terhadap 30.000 penduduk belum memenuhi target idealnya dalam 30.000 penduduk terdapat 1 Puskesmas, dari data diatas terlihat bahwa yang paling mendekati ideal yaitu Kecamatan sawangan dengan penduduk 144.528 dan terdapat 4 puskesmas didalamnya. a. Puskesmas Pembantu Dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan pada unit pelayanan dan tuntutan dari masyarakat atas pelayanan yang cepat dan terjangkau sudah menjadi kebutuhan mendesak sehingga berdiri puskesmas pembantu yang tersebar disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan. Tahun 2013 Di kota depok terdapat sebanyak 6 puskesmas pembantu yaitu: Pustu Rangkapan Jaya (Kec. Pancoran Mas), Pustu Bojong Pondok Terong (Kec. Cipayung), Pustu Kukusan (Kec. Beji), Pustu Sukamaju Baru (Kec. Tapos), Pustu Kedaung (Kec. Sawangan).Cisalak pasar (kecamatan Cimanggis). Tahun 2014 jumlah pustu dikota Depok sebanyak 4 unit ini dikarenakan pustu cisalak pasar dan Pustu Sukamaju Baru sudah naik tingkat menjadi Puskesmas. b. Puskesmas Keliling P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 169

Sarana transportasi pendukung pelayanan puskesmas (Puskesmas keliling) pada Tahun 2013, sebanyak 25 unit ambulans siaga dan 80 unit kendaraan bermotor. Tahun 2014 Jumlah Puskesmas keliling sebanyak 42 unit c. Sarana Kesehatan Bersumber daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu, Pos malaria kelurahan, kelurahan siaga, dan lain sebagainya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling di kenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Perkembangan jumlah posyandu di Kota Depok dalam kurun waktu 2007-2013 mengalami peningkatan dimana jumlah posyandu 877 buah posyandu tahun 2007, terus meningkat dimana pada tahun 2011 sudah mencapai 974 buah posyandu dan tahun 2012 berjumlah 1.015 Unit dan yang aktif 727(71,63%). Tahun 2013 jumlah posyandu aktif 993 unit. Tahun 2014 jumlah Posyandu 999 unit dan jumlah posyandu aktif sebesar 717 unit. Jumlah posyandu balita tahun 2012 sampai dengan 2014 selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 170

Gambar 119 Angka Perkembangan Jumlah Posyandu dan Posyandu aktif Kota Depok Tahun 2012-2014 Sumber BPMK Kota Depok Rasio Posyandu dan jumlah penduduk dikota Depok masih jauh dari ideal, idealnya 1:100 tetapi yang mendekati syarat tersebut hanya Puskesmas Bjojongsari (sumber dari BPMK Kota Depok). Gambar 120 Jumlah Posyandu dikecamatan dikota Depok dan target posyandu Kota Depok Tahun2014 Sumber BPMK Kota Depok Cakupan posyandui dikota Depok tahun 2014 pratama 0,2%, Madya 27,53%, Purnama 40,44%, Mandiri 31,33%. Berikut gambar cakupan kriteria P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 171

posyandu dikota Depok. Gambar 121 Cakupan Posyandu menurut kriteria Posyandu dikota Depok Tahun 2012-2014 Sumber BPMK Kota Depok 3. APOTIK,TOKO OBAT DAN IRTP Pada tahun 2012 sarana apotik di Kota Depok terdapat 224 unit, toko obat 73 unit dan IRTP 446 unit. Surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh seksi POM Dinas Kesehatan Kota Depok untuk apotik sebanyak 38 unit, IFRS 4 unit, Toko Obat tidak ada yang mengurus izin, ruang farmasi klinik sebanyak 24 unit, PAK 1 unit, PKRT tidak ada yang mengurus izin, Griya Tradisional 5 unit. Sertifikasi yang telah dikeluarkan untuk IRT sebanyak 54 Unit. Tahun 2013 jumlah apotik sebanyak 225 unit, toko obat 71 unit,irtp 462 unit. Jumlah rekomendasi yang dikeluarkanoleh seksi POM tahun 2013 antara lain apotik berjumlah 70 unit,ifrs sebanyak 10 unit, Toko obat 2 unit, ruang farmasi klinik 25 unit, Griya tradisonal 9 unit. Tahun 2014 jumlah apotek dikota Depok sebanyak 228 unit, toko obat 60 unit,ifrs sebanyak 20 unit,pak sebanyak 2 unit, PKRT sebanyak 3 unit,ruang farmasi klinik sebanyak 87 unit,pbf sebanyak 9 unit, toko alkes sebanyak 2 unit. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 25 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 172

Data sarana apotik,toko obat dan IRTP tahun 2012-2014 No Nama sarana Capaian 2012 2013 2014 1 Apotek 224 225 228 2 Toko Obat 73 71 60 3 IRTP 446 462 265 Sumber : Seksi POM 2012,2013 dan 2014 Tabel 26 Data sarana yang telah dilakukan pembinaan tahun 2012-2014 No Nama sarana Capaian 2012 2013 2014 1 Apotek 60(80%) 75 (96%) 65 2 Toko obat 15 (60%) 15 (100%) 27 3 IRTP 60(5%) 50 (20%) 68 Sumber : Seksi POM 2012 dan 2014 Gambar 122 Data sarana yang dilakukan pembinaan di Kota Depok tahun 2012-2014 Tabel 27 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 173

Data rekomendasi yang dikeluarkan oleh seksi POM tahun 2013 No Nama sarana 2012 2013 2014 1 Apotik 38 70 65 2 IFRS 4 10 5 3 Toko obat 2 2 4 Ruang farmasi Klinik 24 25 13 5 PAK 1 0 0 6 PKRT - 0 0 7 Griya tradisional 5 9 6 8 UKOT - - 3 Tabel 28 Data sertifikasi yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan seksi POM tahun 2012 dan 2013 No Nama Sarana 2012 2013 2014 1 IRTP 54 72 57 Gambar 123 Pertumbuhan apotek dikota Depok tahun 2012-2014 Sumber : Seksi POM, 2014 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 174

Pada tahun 2014 hasil sampling IRTP dari 51 sarana semua MS (Memenuhi Syarat). Untuk sarana restoran yang ada dikota Depok terdapat 116 Rumah Makan yang TMS (tidak memenuhi syarat) 19,8%. Di 8 pasar tradisional kota Depok ditemukan formalin 12,5%, pewarna tekstil 4,16%, siklamat 62,5%, benzoat 14,28%. Tabel 29 Hasil sampling tahun 2012-2014 No Nama 2012 2013 2014 sarana 1 IRTP Data sarana Semua memenuhi syarat Dari 50 sarana terdapat 10 51 Memenuhi Syarat sarana yang Tidak memenuhi syarat 2 Restoran Dari 10 sarana yang tidak memenuhi syarat BA(bakteri air):30% dan BM(bakteri makanan) 50% Dari 33 sarana terdapat 30 sarana yang tidak memenuhi syarat dengan sampel: Formalin 29 sampel,e coli 11 Dari 11 sarana terdapat 10 sarana yang memenuhi syarat dan 1 sarana yang tidak memenuhi syarat sampel,boraks 6 sampel,rhodamin 2 sampel 3 Pasar tradisional Ditemukan yang tidak memenuhi syarat Benzoat 20%,Boraks 9%, pewarna tekstil 12,5%,siklamat 25%,Bakteri air 31,25% Dari 8 sarana terdapat 2 yang memenuhi syarat dan 6 unit yang tidak memenuhi syarat P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 175

4 Pasar modern Benzoat 5%,boraks 6,7%,Bakteri makanan 15 %,bakteri air 5% Dari 10 sarana ditemukan 6 sarana yang tidak memenuhi syarat,temuan formalin 12 sampel 5 Toko Dari 20 sarana klontong ditemukan 1 sarana yang tidak memenuhi syarat dengan temuan boraks 6 Minimarket Dari 33 sarana terdapat temuan fruktusa 29 sampel,glukosa 28,sukrosa 5 sampel Dari 10 sarana terdapat 4 sarana yang memenuhi syarat dan 6 sarana yang tidak memenuhi syarat Dari 11 sarana terdapat 8 sarana yang memenuhi syarat dan 3 sarana yang tidak memenuhi syarat Dari 11 Sarana Terdapat 6 Sarana Yang Memenuhi Syarat Dan 5 Sarana Yang Tidak Memenuhi Syarat Sumber : Seksi POM C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Total anggaran APBD Kota Depok tahun 2014 sebesar Rp. 2.669.550.591.184,90 dan alokasi anggaran Dinas Kesehatan tahun 2014 Sebesar Rp.223.770.551.607. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 176

Gambar 124 Persentase jumlah anggaran Dinas Kesehatan Di Kota Depok Tahun 2014 Subbag PEP Dinkes Depok Anggaran tahun 2014 terdiri dari: a. Dana APBD Provinsi untuk Dinas Kesehatan Kota Depok dialokasikan dalam bentuk dana Bantuan Gubernur pada tahun 2014 sebanyak Rp.5.000.000.000 atau (1,76%%). b. Dana dekonsentrasi selama tahun 2014 adalah Rp.15.142.000 (0,01%) c. Dana Alokasi Khusus(DAK) adalah Rp. 3.976.038.000 (1,40%) d. Dana JKN sebesar Rp. 28.262.880.000 (0,4%) e. Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) sebesar Rp.2.950.800.000(1,04%) f. DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) sebesar Rp. 920.239.000 (0,32%) g. Dana pajak rokok sebesar Rp. 19.880.782.762(6,98%) Salah Satu Sumber pembiayaan Kesehatan di Kota Depok yang bersumber dari Dana APBN melalui Dana Tugas Pembantuan dialokasikan melalui Dana Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang membiayai operasional pelayanan kesehatan. Berikut gambar persentase jumlah anggaran pada dinas kesehatan Kota Depok yang berasal dari berbagai sumber dana. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 177

Gambar 125 Persentase jumlah anggaran Dinas Kesehatan dari Berbagai Sumber Di Kota Depok Tahun 2014 Sumber Subbag Pep Dinkes Kota Depok Dari tahun ke tahun alokasi anggaran kesehatan selalu meningkat, pada tahun 2010 sebesar 3,29% dari total APBD kota Depok, pada tahun 2011 sebesar 3,37%, tahun 2012 4,07%, tahun 2013 6,5% dan Tahun 2014 sebesar 8,3%. Hal ini sudah sesuai dengan undang-undang kesehatan no mor 36 tahun 2009 tentang pembiayaan kesehatan pada pasal 171 ayat 1 yang berbunyi besarnya anggaran Kesehatan pemerintah dialokasikan minimal 5% (Lima Persen) dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara diluar gaji dan ayat 2 yang berbunyi besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja daerah diluar gaji. Bila dikaji kembali total anggaran kesehatan tahun 2014 yang berasal dari berbagai sumber sebesar 8,3% hal ini telah memenuhi syarat ayat 2 pada undang-undang karena anggaran kesehatan tersebar pada berbagai OPD serta RSUD tidak hanya pada anggaran Dinas kesehatan saja. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 4 Page 178