KOMBINASI TEPUNG TAPIOKA DENGAN PATI SAGU TERHADAP MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN SEBAGAI MAKANAN KAYA SERAT

STUDI PEMANFAATAN PATI SAGU (Metroxylon sp) DAN DAGING IKAN BELUT (Monopterus albus) DALAM PEMBUATAN SOSIS

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK PATI SAGU (Metroxylon sago Rottb.) MODIFIKASI KIMIA DENGAN PERLAKUKAN SODIUM TRIPOLYPHOSPHATE (STPP)

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani

KARAKTERISTIK KIMIA DAN MUTU SENSORI BAKSO IKAN PATIN DENGAN PENGGUNAAN TEPUNG BONGGOL PISANG DAN TAPIOKA

PENGARUH RASIO TEPUNG TAPIOKA DALAM PEMBUATAN BAKSO IKAN LELE TERHADAP KUALITAS FISIK ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN PADA SUHU CHILLER SKRIPSI

STUDI PEMBUATAN MI INSTAN SAGU DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JUMLAH DAGING IKAN PATIN

Utilization of Cassava Peel Flour for Producing Sago Instant Noodle.

Tabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL

EVALUASI MUTU KUKIS YANG DISUBSTITUSI TEPUNG SUKUN

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM TRIPOLIFOSFAT DENGAN CAMPURAN TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG SAGU TERHADAP MUTU BAKSO SAPI


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine max)

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

PENGARUH EDIBLE COATING DARI PATI JAGUNG DAN LAMA PENCELUPAN TERHADAP MUTU BUAH NENAS TEROLAH MINIMAL

PENGARUH KONSENTRASI CARBOXY METHYL CELLULOSE DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SELAI JAGUNG

Pengaruh Lama Hidrolisis dan Konsentrasi Larutan Pati pada Pembuatan Sirup Glukosa dari Biji Jagung Muda secara Hidrolisis Asam

PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

SKRIPSI SUBSTITUSI BAHAN TAMBAHAN TEPUNG DENGAN GELATIN SAPI TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK BAKSO ITIK AFKIR

STUDI PEMANFAATAN TEPUNG BIJI NANGKA DAN TEPUNG AMPAS KELAPA SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN MI BASAH

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

) FLOUR AS A SUBSTITUTION OF TAPIOCA FLOUR ON WATER CONTENT, WATER HOLDING CAPACITY, ELASTICITY, AND SHEAR FORCE OF BEEF MEATBALL

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

PENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Daya Ikat Air Bakso Ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama. Tabel 6. Komposisi Kimia TDTLA Pedaging

KARAKTERISTIK PATI SAGU MODIFIKASI DENGAN METODE ASETILASI CHARACTERISTICS OF SAGO STARCH MODIFIED BY ACETYLATION METHOD

PEMBUATAN MI KERING DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TULANG CEKER AYAM DRY NOODLE MAKING BY CHICKEN METATARSAL MEAL ADDITION ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

JURNAL. PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH KARAGENAN BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO IKAN LOMEK (Harpodon neherreus) OLEH DWI MUARIF

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

KARAKTERISTIK BAKSO KERING IKAN PATIN (Pangasius sp.) Oleh : David Halomoan Hutabarat C

PENGARUH PERBANDINGAN BUBUR BUAH BELIMBING DENGAN BUBUR LABU KUNING DAN KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT TERHADAP MUTU SAUS BELIMBING SKRIPSI

PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET GURAMI DENGAN MENGGUNAKAN PATI GARUT, MAIZENA, DAN TAPIOKA SEBAGAI FILLER PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PERBANDINGAN GULA PUTIH DENGAN GULA MERAH DAN PENAMBAHAN SANTAN TERHADAP MUTU ABON JAMUR TIRAM

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR...

PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

PENGARUH KONSENTRASI PEKTIN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU SELAI NANAS LEMBARAN SKRIPSI

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KERUPUK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii)

PENGARUH PROPORSI TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BERAS MERAH SKRIPSI

PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

PENGARUH PERBANDINGAN BUAH NAGA MERAH DENGAN SIRSAK DAN KONSENTRASI AGAR-AGAR TERHADAP MUTU SELAI LEMBARAN

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2014, bertempat di

STUDI PENGARUH JUMLAH AIR DAN LAMA EKSTRAKSI TERHADAP MUTU KOPI INSTAN SECARA MIKROENKAPSULASI

MUTU SENSORI MI INSTAN YANG DIBUAT DARI SUBSTITUSI PATI SAGU DENGAN TEPUNG UBI JALAR UNGU

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

PENGARUH PERBANDINGAN SARI BUAH NENAS DAN MELON SERTA KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU PERMEN JAHE (HARD CANDY)

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH PERBANDINGAN SARI NENAS DENGAN SARI DAUN KATUK DAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU PERMEN JELLY

EVALUASI MUTU KUKIS BERBAHAN TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L.), TEPUNG TEMPE DAN TEPUNG UDANG REBON (Acetes erythraeus)

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC) TERHADAP MUTU ROTI TAWAR

PENGGUNAAN TEPUNG SAGU SEBAGAI PENGENTAL (THICKENER) PADA THICK TOMATO KETCHUP PROPOSAL SKRIPSI OLEH : SHERLY

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : SISKA SANITA

KARAKTERISASI SIFAT FISIKO-KIMIA DAN SENSORI COOKIES DARI TEPUNG KOMPOSIT (BERAS MERAH, KACANG MERAH DAN MOCAF)

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE DENGAN PROPORSI TEPUNG BERAS KETAN HITAM PREGELATINISASI (Oryza sativa glutinousa L.) DAN TAPIOKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. semua lapisan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

PENGARUH METODE PERLAKUAN AWAL (PRE-TREATMENT) DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEPUNG UBI JALAR UNGU

PENGARUH PENCAMPURAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG JAGUNG DAN KONSENTRASI NATRIUM PROPIONAT TERHADAP MUTU ROTI TAWAR

PENGEMBANGAN PENGOLAHAN SEREAL UNTUK PRODUK DODOL DAN BAKSO SEHAT. H. Jalil Genisa

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

Kajian Karakteristik Mutu Kerupuk Ikan Jelawat Leptobarbus hoevenii Selama Penyimpanan. Edison 1) dan Sumarto 1)*

SKRIPSI PEMANFAATAN TEPUNG JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI TERIGU DALAM PEMBUATAN PRODUK MIE KERING YANG DIFORTIFIKASI DENGAN TEPUNG BAYAM

PENGARUH PROPORSI EKSTRAK KULIT BAGIAN DALAM DURIAN DAN GULA PASIR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY ROSELA-PULP KULIT DURIAN

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

KAJIAN MUTU MOCHI YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) Oleh

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENGARUH RASIO TEPUNG KETAN DENGAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERHADAP KARAKTERISTIK DODOL S K R I P S I

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

KARAKTERISASI DAGING SINTETIS DARI PERLAKUAN KONSENTRAT KEDELAI, TEPUNG TERIGU DAN METODE PEMASAKAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI TEPUNG KASAVA YANG DIMODIFIKASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK MIE DAN BISKUIT

PENGARUH FORTIFIKASI ALGA HIJAU BIRU (Spirulina) PADA MAKARONI IKAN PATIN (Pangasius hyppophthalmus) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

Transkripsi:

KOMBINASI TEPUNG TAPIOKA DENGAN PATI SAGU TERHADAP MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN Combination Cassava Flour with Sago Starch to Quality of Banana s Heart and Fish MeatBall Dyah Ayu Ariani (0906121514) Prof. Dr. Ir. Faizah Hamzah, MS and Ir. Raswen Efendi, MS Dyahayuthp@gmail.com (081276456312) ABSTRACT The objective of this research was to get the best combination flour formula in making banana s heart and fish meatball, while in terms of the benefits of this research are expected to improve the utilization of sago palm as a source of local food. The method used in the research was Complete Randomized Design (CRD) with four replications of five treatments and treatment consists of TS1 (cassava flour 100 : sago starch 0), TS2 (cassava flour 75 : sago starch 25), TS3 (cassava flour 50 : sago starch 50), TS4 (cassava flour 25 : sago starch 75), TS5 (cassava flour 0 : sago starch 100).The result of the research shows that the combination cassava flour with sago starch significantly effect to the moisture content, ash content, starch content, taste, texture and non significantly effect to the aroma, color, and overall. Based on the evaluation of organoleptic hedonic test of color, aroma, taste, texture and overall, the panelist gives the evaluation from like to between quite like and quite dislike to the banana s heart and fish sausage meatball. The best treatment from the research was TS3. Keywords: Cassava Flour, Sago Starch, Meat Ball I. PENDAHULUAN Bakso adalah salah satu produk olahan daging yang banyak dikonsumsi dan digemari. Bakso umumnya dibuat dari daging sapi, daging ayam dan daging ikan. Pradana (2012) melakukan penelitian dan menghasilkan bakso terbaik dengan rasio jantung pisang : ikan patin (60:40). Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan bakso adalah bahan pengisi. Menurut Bahrudin (2008), fungsi bahan pengisi adalah memperbaiki sifat emulsi daging, mereduksi penyusutan selama pemasakan, memperbaiki sifat fisik dan citarasa, serta menurunkan biaya produksi. SNI 01-3818-1995 menetapkan penggunaan bahan pengisi dalam pembuatan bakso maksimum 50% dari berat daging yang digunakan. Tepung tapioka merupakan salah satu bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan bakso. Tapioka memiliki banyak kelebihan sebagai bahan baku karena harganya relatif murah serta dapat memberikan dekstrin dengan kelarutan yang baik. Selain itu tepung tapioka memiliki citarasa netral dan menyebabkan warna terang pada produk. Sagu telah lama menjadi sumber utama karbohidrat masyarakat dibeberapa wilayah nusantara. Haryanto dan Pangloli (1992) menyatakan, pati sagu mempunyai komponen yang dominan seperti tepung tapioka yaitu kandungan karbohidrat yang tinggi. Hal ini memungkinkan pati sagu dapat juga digunakan

sebagai bahan pengisi bakso. Menurut Sudarwati (2007) dengan menambahkan pati sagu dalam pembuatan bakso akan menghasilkan bakso dengan tekstur lebih kenyal dan padat. 1.1. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi kombinasi tepung tapioka dengan pati sagu yang tepat dalam pembuatan bakso jantung pisang dan ikan patin, sedangkan ditinjau dari segi manfaatnya diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pemanfaatan sagu sebagai salah satu sumber pangan lokal. II. METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Parameter yang diamati adalah kadar air, kadar abu, kadar pati, uji organoleptik secara deskriptif dan hedonik yang meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan penilaian secara keseluruhan. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), yang dilanjutkan dengan uji DNMRT pada taraf 5% jika F hitung F tabel. Data hasil uji organoleptik secara deskriptif digambarkan dengan analisis Principal Component Analysis (PCA), sedangkan data hasil uji organoleptiksecara hedonik digambarkan dengan grafik spider web. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kadar Air dengan pati sagu dalam pembuatan bakso memberi pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar air bakso. kadar air bakso dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. kadar air bakso jantung pisang dan ikan patin 74,52 a 75,79 ab 77,94 ab 78,14 ab 78,53 b Tabel 1 menunjukkan kadar air bakso berkisar antara 74,52-78,53%. TS1 berbeda nyata dengan perlakuan TS5. Semakin banyak pati sagu yang digunakan, kadar air pada bakso cenderung meningkat. Hal ini disebabkan kadar amilosa pada pati sagu lebih besar dibandingkan dengan tepung tapioka, yaitu pati sagu sebesar 27% sedangkan tepung tapioka sebesar 17%. Amilosa mempunyai struktur lurus yang dihubungkan oleh ikatan α-(1,4)-d glukosa dengan struktur cincin piranosa. Gugus hidroksil yang banyak terdapat pada senyawa polimer glukosa menyebabkan amilosa bersifat hidrofilik. Selain itu, kadar air pati sagu juga lebih besar dibandingkan tepung tapioka yaitu pati sagu

sebesar 14% sedangkan tepung tapioka sebesar 12% (Departemen Kesehatan RI, 1996). Kadar air bakso pada penelitian ini telah memenuhi standar mutu bakso (SNI 01-2346-2006) yaitu tidak lebih dari 80%. 3.2. Kadar Abu dengan pati sagu dalam pembuatan bakso memberi pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar abu bakso. kadar air bakso dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. kadar abu bakso jantung pisang dan ikan patin 1,80 b 1,58 b 1,68 b 1,62 b 1,33 a Tabel 2 menunjukkan bahwa kadar abu pada bakso bervariasi dari 1,33% sampai 1,78% dan perlakuan TS5 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.kadar abu erat kaitannya dengan kadar mineral suatu bahan. Semakin banyak pati sagu yang digunakan cenderung menurunkan kadar abu pada bakso. Hal ini disebabkan tepung tapioka memiliki kandungan mineral seperti kalsium, fosfor dan besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pati sagu (Kam, 1992 dalam Alfons dan Rivaie, 2011). 3.3. Kadar Pati dengan pati sagu dalam pembuatan bakso memberi pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar pati bakso. kadar air bakso dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. kadar pati bakso jantung pisang dan ikan patin 11,62 b 7,32 a 7,34 a 6,62 a 6,12 a Tabel 3 menunjukkan kadar pati bakso pada penelitian ini bervariasi dari 6,12% sampai 11,62%. Semakin banyak pati sagu yang digunakan cenderung menurunkan kadar pati pada bakso. Hal ini diduga karena kadar pati pada pati sagu lebih rendah dari tepung tapioca yaitu 84,70 % dan 86,90 % pada tepung tapioka (Departemen Kesehatan RI, 1996).

3.4. Uji Organoleptik 3.4.1. Seleksi Panelis Sebanyak 77 set kuesioner dibagikan kepada 77 orang calon panelis yang merupakan mahasiswa program studi Teknologi Hasil Pertanian. Panelis yang terpilih dari tahap ini sebanyak 54 orang. Panelis yang tersaring kemudian akan melanjutkan seleksi ketahap selanjutnya yaitu uji pengenalan rasa. Uji pengenalan rasa diikuti calon panelis yang terdiri dari 54 orang. Pada tahap ini terjaring 42 orang panelis yang dapat mengidentifikasi 100% rasa. Panelis yang terjaring kemudian akan diseleksi kembali menggunakan uji ambang rangsang. Dari uji ambang rangsang terjaring 30 orang panelis. 3.4.2. Warna dengan pati sagu dalam pembuatan bakso memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap atribut warna secara deskriptif, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap penilaian hedonik. hasil penilaian organoleptik terhadap warna bakso tercantum pada Tabel 4. Tabel 4. hasil penilaian organoleptik terhadap warna bakso jantung pisang dan ikan patin Deskriptif 2,49 b 2,14 ab 1,65 ab 1,81 ab 1,38 a Hedonik 3,47 3,64 3,63 3,56 3,48 Tabel 4 menunjukan penilaian panelis secara deskriptif terhadap warna bakso dengan skor 1,38-2,49 dengan warna abu-abu dan warna abu-abu keputihan. Semakin banyak pati sagu yang digunakan, maka warna bakso cenderung berwarna abu-abu. Hal ini disebabkan tepung tapioka dan pati sagu memiliki warna yang berbeda. Tepung tapioka berwarna putih bersih, sedangkan pati sagu berwarna putih kusam. 3.4.3. Aroma dengan pati sagu dalam pembuatan bakso berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap atribut aromabaik secara deskriptif ataupun secara hedonik. hasil penilaian organoleptik terhadap aroma bakso tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. hasil penilaian organoleptik terhadap aroma bakso jantung pisang dan ikan patin Deskriptif Hedonik 2,42 2,28 2,24 2,16 2,18 3,66 3,76 3,70 3,74 3,66 Tabel 5 menunjukan penilaian panelis secara deskriptif terhadap aroma bakso dengan skor 2,16-2,42 dengan beraroma ikan. Hal ini dikarenakan ikan patin yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan bakso merupakan ikan yang memiliki aroma yang kuat. Tepung tapioka juga merupakan tepung yang tidak berbau (Maharaja, 2008), begitu juga pati sagu. Aroma yang berasal dari daging dapat terbawa sampai pada produk olahannya. 3.4.4. Rasa dengan pati sagu dalam pembuatan bakso berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap atribut rasabaik secara deskriptif ataupun secara hedonik. hasil penilaian organoleptik terhadap rasa bakso tercantum pada Tabel 6. Tabel 6. hasil penilaian uji deskriptif terhadap rasa bakso jantung pisang dan ikan patin Deskriptif Hedonik 2,54 2,57 2,45 2,52 2,59 3,57 3,68 3,57 3,49 3,62 Tabel 6 menunjukan penilaian panelis secara deskriptif terhadap rasa bakso dengan skor 2,45-2,59 dengan berasa ikan dan agak berasa ikan. rasa ikan pada bakso yang dihasilkan berasal dari bahan baku yang digunakan yaitu ikan patin yang memiliki rasa khas ikan yang kuat. Oleh karena itu, perlakuan bahan pengisi tidak member pengaruh nyata pada rasa ikan pada bakso yang dihasilkan. 3.4.6. Tekstur dengan pati sagu dalam pembuatan bakso berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap atribut tekstur secara deskriptif tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap penilaian hedonik hasil penilaian organoleptik terhadap tekstur bakso tercantum pada Tabel 7.

Tabel 7. hasil penilaian uji deskriptif terhadap tekstur bakso jantung pisang dan ikanpatin Deskriptif Hedonik 2,46 ab 2,69 ab 2,21 a 2,77 b 2,54 ab 3,35 3,39 3,54 3,26 3,53 Tabel 7 menunjukan penilaian panelis secara deskriptif terhadap tekstur bakso dengan skor 2,21-2,77 dengan tekstur kenyal hingga agak kenyal. 3.4.7. Penilaian Keseluruhan dengan pati sagu dalam pembuatan bakso berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kesukaan panelis terhadap atribut penilaian keseluruhan. hasil penilaian organoleptik terhadap keseluruhan parameter bakso disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. hasil penilaian uji hedonik terhadap kesan keseluruhan bakso jantung pisang dan ikan patin 3,54 3,65 3,74 3,52 3,63 Tabel 8 menunjukan panelis memberikan kesan suka untuk semua perlakuan. Kombinasi tepung tapioka dengan pati sagu tidak mempengaruhi penilaian suka panelis terhadap bakso yang di hasilkan. Ada dugaan yang kuat bahwa adanya faktor kebiasaan panelis dalam mengkonsumsi bakso yang sudah ada di pasaran menyebabkan panelis masih menyukai bakso yang dihasilkan pada penelitian ini karena bakso yang dihasilkan dari segi warna, aroma, rasa dan tekstrnya sama bakso yang ada dipasaran seperti bakso ikan dan bakso dari daging sapi. Kedekatan hubungan masing-masing perlakuan terhadap keseluruhan parameter organoleptik bakso yang dihasilkan secara deskriptif dianalisis dengan metode PCA (Principal Componen Analysis). Hasil pengolahan data dengan menggunakan PCA menunjukkan bahwa dengan menggunakan F1 dan F2 dapat menjelaskan keragaman komponen utama (PC) sebesar 77,08% yang masingmasing 60,30% oleh F1 dan 16,78% oleh F2.

Gambar 1 menunjukkan bahwa berwarna abu-abu, berasa ikan dan agak beraroma ikan mencirikan bakso perlakuan TS2 dan TS5, sedangkan bakso perlakuan TS3 memiliki ciri dominan bertekstur agak kenyal. Tetapi secara keseluruhan, warna abu-abu, berasa ikan, agak beraroma ikan dan bertekstur agak kenyal dapat menjadi deskripsi yang mencirikan bakso perlakuan TS2, TS3 dan TS5 tetapi perbedaan masing-masing atribut tersebut adalah tingkat intensitasnya. Dikuadran yang berbeda beraroma ikan dan berwarna putih keabuan mencirikan deskripsi yang dominan pada bakso perlakuan TS4, sedangkan berwarna putih, tidak beraroma ikan, tidak berasa ikan dan bertekstur lunak lebih mencirikan bakso perlakuan TS1. Warna abu-abu pada bakso perlakuan TS5 disebabkan karena menggunakan 100% sagu. Pati sagu cenderung berwarna putih kusam sedangkan tepung tapioka berwarna putih bersih. Sehingga semakin banyak pati sagu yang digunakan, bakso yang dihasilkan akan berwarna kurang terang. Aroma ikan yang dominan pada bakso berasal dari ikan patin yang merupakan salah satu ikan yang aromanya sangat kuat. Tepung tapioka juga merupakan tepung yang tidak berbau (Maharaja, 2008), begitu juga pati sagu. Aroma yang berasal dari daging dapat terbawa sampai pada produk olahannya. TS1 cenderung tidak berasa ikan disebabkan karena penggunaan tapioka yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lain, khususnya perlakuan TS5 yang menggunakan 100% pati sagu. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Astuti (2009) menghasilkan bakso ikan yang ditambahkan tepung tapioka dalam formulasinya mendapatkan penilaian yang rendah dari panelis karena menghasilkan rasa yang kurang enak dan rasa ikannya berkurang. Pengujian atribut tekstur bakso menunjukkan semakin banyak pati sagu yang dgunakan semakin memperbaiki tekstur bakso yang dihasilkan. Hasil penelitian Muchtadi (1987), juga menunjukan bahwa kekenyalan bakso ikan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pengikat yang digunakan. Haryanto dan Pangloli (1992) menyatakan semakin besar ukuran granula pati, maka kemampuan membengkaknya akan semakin tinggi, hal ini mempengaruhi sifat kekenyalan bakso ikan. Diameter granula pati sagu adalah sekitar 16-25,4 µm, sedangkan granula tapioka sekitar 10,1-20 µm (Knight, 1969 dalam Haryanto dan

Pangloli, 1992). Penggunaan pati sagu akan menghasilkan tekstur bakso yang lebih baik dibandingkan menggunakan tepung tapioka. Penilaian hedonik untuk seluruh atribut dan seluruh perlakuan dapat dilihat pada grafik spider web berikut untuk melihat perlakuan dan atribut sensori manakah yang mendapat penilaian yang menonjol secara hedonik. Gambar 1. Grafik spider web penilaian hedonik seluruh perlakuan dan seluruh atribut Gambar 11 menunjukkan penilaian suka yang diberikan panelis dari atribut warna menonjol pada perlakuan TS2, dari atribut aroma menonjol pada perlakuan TS2, dari atribut rasa menonjol pada perlakuan TS2, dari atribut tekstur menonjol pada perlakuan TS3, dan penilaian suka secara keseluruhan menonjol pada perlakuan TS3. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1. Kombinasi tepung tapioka dan pati sagu berpengaruh terhadap kadar air, kadar abu, kadar pati, warna dan tekstur secara deskriptif, tetapi tidak berpengaruh terhadap mutu organoleptik warna, aroma, rasa, tekstur dan penilaian keseluruhan secara hedonic dari panelis. 2. Hasil analisis semua perlakuan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia bakso ikan (SNI 01-2346-2006) berdasarkan parameter kadar air, kadar abu dan kadar pati. 3. Dalam pembuatan bakso jantung pisang dan ikan patin dapat digunakan bahan pengisi tepung tapioca dan pati sagu dengan rasio 50:50. 4.2. Saran Saran dari penelitian ini bahwa dalam pembuatan bakso jantung pisang dan ikan patin dapat digunakankombinasi tepung tapioka dan pati sagu dengan rasio 50:50. Pada saat proses seleksi panelis, sebaiknya dilakukan juga uji kepekaan terhadap aroma, warna dan tekstur untuk memperoleh panelis yang benar-benar peka terhadap parameter yang umumnya di uji dalam uji organoleptik. Perlu juga dilakukan analisis kimia yang lain agar bakso yang

dihasilkan benar-benar sesuai dengan SNI. Selain itu, perlu dilakukan analisis finansial untuk mengetahui apakah bakso ini layak dijadikan usaha. DAFTAR PUSTAKA Alfons, J. B dan A. A. Rivaie. 2011. Sagu mendukung ketahanan pangan dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku. Maluku. Perspektif Vol. 10 No. 2. Astuti, E. F. 2009. Pengaruh jenis tepung dan cara pemasakan terhadap mutu bakso dari surimi ikan hasil tangkap sampingan (HTS). Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bahrudin. 2008. Penggunaan Na-sitrat pada jenis tepung yang berbeda dalam pembuatan bakso kering ikan mata goyang (Priacanthus tayenus). Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1996. Daftar Komposisi Kimia Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Haryanto, B dan P. Pangloli. 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius.Yogyakarta. Pradana, E. 2012. Evaluasi mutu bakso jantung pisang dan ikan patin sebagai makanan kaya serat. Skripsi. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Pekanbaru. Sudarwati. 2007. Pembuatan bakso daging sapi dengan penambahan kitosan. Skripsi. Departemen Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan. Maharaja, L. M. 2008. Penggunaan campuran tepung tapioka dengan tepung sagu dan natrium nitrat dalam pembuatan bakso daging sapi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.