BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain riset dari penelitian ini adalah riset deskriptif. Karena riset ini dibuat untuk menolong pengambilan keputusan dalam menentukan, mengevaluasi, dan memilih alternatif terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah. Karakteristik riset ini ditandai dengan hipotesis spesifik, proses penelitiannya harus formal dan terstruktur, sampel yang dipergunakan harus mewakili dan besar, analisis data bersifat kuantitatif (Rangkuti, 2005: 16-17). 3.2 Operasionalisasi Variabel Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel Variabel Sub Variabel Indikator Kepuasan Pelayanan Tangible (kasat mata) Reliability (keandalan) Responsiveness (daya tanggap) Assurance (jaminan) Emphaty (empati) Sumber: pengolahan data Pemanfaatan ruangan gudang Identifikasi spesifikasi barang Kerapihan proses packing Penempatan barang yang terstandar Ketelitian pemeriksaan kuantitas barang Ketelitian pemeriksaan kelengkapan atribut produk jadi Kedisiplinan penerapan sistem FIFO Kelancaran distribusi bahan baku atau WIP (Work In Process) ke stasiun kerja berikutnya Ketelitian penulisan dokumen Kelengkapan informasi dalam penulisan memo Kemampuan bekerja sama karyawan Pelayanan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pelayanan yang dilakukan oleh bagian pergudangan terhadap bagian produksi dalam hal memasok bahan baku. Pelayanan gudang yang baik akan membuat produktivitas produksi meningkat.
26 3.3 Sumber Data Penelitian Data dari penelitian ini berasal dari 2 sumber, yaitu: 1. Data primer Data yang diperoleh dari sumber pertama, dilakukan dengan 2 cara, yaitu: - Melakukan wawancara terhadap manager dan kepala gudang di pabrik untuk memperoleh informasi mengenai gudang. - Melakukan observasi secara langsung terhadap sistem pergudangan perusahaan. - Menyebar kuesioner untuk diisi seluruh karyawan pabrik. 2. Data sekunder Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel atau diagram. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara memintanya kepada manager dan staf PPIC, yakni berupa: prosedur pergudangan dan daftar produk yang diproduksi. 3.4 Pembuatan Kuesioner Kuesioner dibuat dengan menggunakan skala likert. Terdapat 2 hal yang diukur, yaitu tingkat kinerja dan tingkat kepentingan. Penilaian dalam setiap tingkat pengukuran dilakukan dengan cara melakukan pemilihan terhadap salah satu dari 5 opsi jawaban. Setiap opsi jawaban memiliki bobot yang berbeda-beda. Dalam pengukuran tingkat kinerja, opsi jawabannya terdiri dari: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Kelima opsi tersebut diberikan bobot sebagai berikut:
27 - Sangat baik diberi bobot 5 - Baik diberi bobot 4 - Cukup baik diberi bobot 3 - Kurang baik diberi bobot 2 - Tidak baik diberi bobot 1 Sedangkan dalam pengukuran tingkat kepentingan, opsi jawabannya terdiri dari: sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting. Kelima opsi tersebut diberikan bobot sebagai berikut: - Sangat penting diberi bobot 5 - Penting diberi bobot 4 - Cukup penting diberi bobot 3 - Kurang penting diberi bobot 2 - Tidak penting diberi bobot 1 Kuesioner yang digunakan dapat dilihat dalam lampiran 1. 3.5 Teknik Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang dipakai adalah non probability sampling dengan cara judgement sampling. Pada non probability sampling, sampel tidak mempunyai peluang yang sama karena pemilihan sampel dari populasi didasarkan pada penelitian terhadap responden. Kemudian judgement sampling dilakukan dengan cara mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciriciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Ciri-ciri spesifik sampel haruslah memiliki karateristik seperti: mempunyai hubungan secara langsung dengan pelayanan gudang, mengerti secara umum mengenai prosedur pergudangan, dan dapat memberikan penilaian objektif terhadap kinerja terkait masalah pergudangan.
28 3.6 Ukuran Sampel Dalam menentukan ukuran sampel, dapat digunakan rumus tergantung dari populasi yang diketahui dan tidak diketahui. Karena jumlah populasi karyawan PT. Howezen Indah Industry diketahui, maka penulis menggunakan rumus untuk populasi yang diketahui yaitu rumus Slovin. n N N n = N = d = jumlah sampel jumlah populasi presisi yang ditetapkan 3.7 Uji Validitas Validitas merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjukkan kepada ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya (Rochaety, 2007: 57). Uji validitas ini penting dilakukan untuk mengetahui alat ukur yang digunakan sebagai instrumen penelitian merupakan alat yang tepat untuk digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh memang benar dan sesuai dengan data sesungguhnya (Sugiyono, 2007: 109).
29 3.8 Uji Reabilitas Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan keandalan suatu alat ukur yang umum digunakan adalah dengan mencari koefisien keandalan alat ukur yang akan menentukan mutu keseluruhan proses pengumpulan data dengan menggunakan rumus koefisien Alpha metode Cronbach. Pengukuran yang memiliki reabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran dikatakan baik. Jika variabel mendekati nilai atau lebih besar sama dengan 0,60, maka data dapat dikatakan reliabel (Rochaety, 2007: 50). 3.9 Analisis Tingkat Kesesuaian Pada tahap ini, setiap pertanyaan dalam kuesioner diolah menjadi skor. Skor tersebut diperoleh dengan cara mengalikan setiap frekuensi pilihan dengan bobot dari pilihan yang dipilih, kemudian angka tersebut diakumulasikan. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja dengan skor kepentingan setiap pertanyaan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas dalam meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Rumus yang digunakan adalah: 100% Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor atribut tingkat kinerja Yi = Skor atribut tingkat kepentingan
30 3.10 Diagram Kartesius Penggunaan diagram Kartesius dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui prioritas masing-masing atribut yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Langkahlangkah dalam membuat diagram Kartesius: 1. Mencari nilai rata-rata setiap skor pada masing-masing atribut tingkat kinerja. Berikut adalah rumus yang digunakan: Xi n = rata-rata skor atribut tingkat kinerja = skor atribut tingkat kinerja = jumlah sampel 2. Mencari nilai rata-rata setiap skor pada masing-masing atribut tingkat kepentingan. Berikut adalah rumus yang digunakan: Yi n = rata-rata skor atribut tingkat kepentingan = skor atribut tingkat kepentingan = jumlah sampel 3. Mencari nilai rata-rata dari. Berikut adalah rumus yang digunakan K = rata-rata = jumlah total atribut
31 4. Mencari nilai rata-rata dari. Berikut adalah rumus yang digunakan: K = rata-rata = jumlah total atribut Selanjutnya elemen-elemen tersebut dijabarkan ke dalam diagram kartesius seperti dalam gambar di bawah ini: (kepentingan) Sumbu Y Kuadran A Kuadran B ( X, Y ) Kuadran C Kuadran D Sumbu X (Kinerja) Sumber: (Supranto, 2006: 242) Gambar 3.1 Diagram kartesius
32 Perpotongan titik dan menghasilkan sebuah garis tegak lurus yang menghasilkan 4 buah kuadran, yaitu: kuadran A, kuadran B, kuadran C, dan kuadran D. Kemudian titik potong rata-rata skor atribut tingkat kinerja dengan rata-rata skor atribut tingkat kepentingan akan menyebar pada keempat kuadran tersebut. Masing-masing kuadran mempunyai keterangan (Supranto, 2006: 241) sebagai berikut: - Kuadran A: Menunjukkan atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan konsumen. Atribut tersebut dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan konsumen, sehingga terjadi ketidakpuasan. (Kinerja tidak baik, tingkat kepentingan tinggi). - Kuadran B: Menunjukkan atribut yang telah berhasil dilaksanakan dengan baik oleh manajemen, sehingga perlu dipertahankan. (Kinerja baik, tingkat kepentingan tinggi). - Kuadran C: Menunjukkan atribut yang tidak terlalu mempengaruhi kepuasan konsumen dan yang pelaksanaannya biasa saja karena dianggap tidak terlalu penting. (Kinerja tidak baik, tingkat kepentingan rendah). - Kuadran D: Menunjukkan atribut yang tidak terlalu mempengaruhi kepuasan konsumen, namun pelaksanaanya berlebihan sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. (Kinerja baik, tingkat kepentingan rendah).
33 3.11 Flowchart Perbaikan Tata Letak Gudang (Pra penelitian) pengukuran tingkat kepuasan karyawan terhadap sistem pergudangan Penyebaran kuesioner Pengolahan data dengan SPSS Prioritas faktor yang harus ditangani perusahaan Identifikasi masalah: - Tata letak di gudang spare part yang tidak terstandar - Spare part belum ditata berdasarkan klasifikasi aliran fast/medium/slow moving - Proses identifikasi box yang tidak efisien Pengumpulan data Data primer & data sekunder Pengolahan data: - Pembuatan template layout gudang spare part saat ini - Mengaplikasikan prinsip 5S ke dalam sistem pergudangan - Mengklasifikasikan setiap part berdasarkan klasifikasi aliran fast/medium/slow moving - Penempatan spare part secara terstandar - Memberikan kode area pada setiap blok pada gudang spare part Kesimpulan Penjelasan singkat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penyelesaian masalah Saran Masukan yang bermanfaat untuk kemajuan perusahaan Sumber: pengolahan data Gambar 3.2 Flowchart perbaikan tata letak gudang
34 3.12 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah berasal dari hasil analisis dengan diagram kartesius. Terdapat 3 atribut yang berhubungan dengan tata letak gudang yang kinerjanya atau penerapannya kurang baik dalam perusahaan. Ketiga atribut tersebut adalah: TG5: penempatan spare part secara terstandar, masing-masing memiliki lokasi yang fixed. TG6: Spare part sudah ditata berdasarkan klasifikasi aliran fast/medium/slow moving. TG3: Kemudahan proses identifikasi/proses mengenali spare part dalam box di gudang. 3.13 Pengumpulan Data Data primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara secara langsung terhadap kepala gudang dan seluruh PIC yang bertanggung jawab di gudang. Kemudian melakukan pengukuran secara detail seluruh bagian dalam bangunan gudang spare part dengan menggunakan meteran. Data sekunder Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan cara meminta file daftar part yang disimpan dalam gudang spare part ke kepala gudang dan merekapitulasi data stock card yang dipegang oleh PIC gudang. Kemudian mencatat seluruh GU-1 (memo untuk produksi) masing-masing part.
35 3.14 Pengolahan data Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dengan cara membuat template tata letak gudang spare part yang ada sekarang. Setelah itu mengaplikasikan prinsip 5S, yaitu Seiton (set in order). Penerapan prinsip Seiton pada tata letak gudang akan menghasilkan manajemen visualisasi yang baik pada gudang. Langkah-langkah untuk menerapkan prinsip Seiton adalah: 1. Mengklasifikasikan setiap part berdasarkan klasifikasi aliran fast moving. medium moving, dan slow moving. 2. Menempatkan spare part pada lokasi yang sudah ditentukan berdasarkan banyaknya frekuensi produksi masing-masing part. 3. Memberikan kode area pada seluruh lokasi penyimpanan spare part. 3.15 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dalam penelitian ini adalah berupa uraian jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Bagaimana tingkat kepuasan karyawan terhadap kualitas pelayanan gudang? Faktor-faktor mana yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan terhadap kualitas pelayanan gudang? Bagaimana cara merancang tata letak gudang yang menunjang efisiensi material handling? Bagaimana cara merancang tata letak gudang yang menunjang proses identifikasi barang yang mudah? Saran dalam penelitian ini adalah berupa masukan-masukan yang diharapkan bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.