BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Banten

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

1. Tinjauan Umum

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-IV Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2008 i

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Halaman ini sengaja dikosongkan.

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

Transkripsi:

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2010

Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi Bank Indonesia : Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan Tugas Bank Indonesia : 1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank. Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada Redaksi : Kelompok Kajian dan Survey Bank Indonesia Gorontalo Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo 96115 Telp : +62 435 824444 Fax : +62 435 827993 Web : www.bi.go.id

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan IV-2010 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo sebagai economic intelligent and research unit yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo. Gorontalo, 9 Februari 2011 BANK INDONESIA GORONTALO Wahyu Purnama A. Pemimpin

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL 1.1 Sisi Permintaan 2 1.1.1 Konsumsi 2 1.1.2 Investasi 5 1.1.3 Ekspor - Impor 6 1.2 Sisi Penawaran 8 1.2.1 Sektor Pertanian 9 1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 12 1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 13 1.2.4 Sektor Bangunan 14 1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 15 1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 16 1.2.7 Sektor Lainnya 17 1.3 Box KER I 18 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 2.1 Inflasi Gorontalo 21 2.1.1 Faktor Fundamental 22 2.1.2 Faktor Non-Fundamental 24 2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa 26 2.2.1 Inflasi Tahunan (yoy) 26 2.2.2 Inflasi Triwulanan (q.t.q) 28 2.3 Box KER II 29 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1 Fungsi Intermediasi 33 3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 33 3.1.2 Penyerapan Dana Masyarakat 33 3.1.3 Penyaluran Kredit 35 3.2 Stabilitas Sistem Perbankan 38 3.2.1 Risiko Kredit 38 3.2.2 Risiko Likuiditas 40 3.2.3 Risiko Pasar 41 3.3 Box KER III 42 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 4.1 Pendapatan Daerah 45 4.2 Belanja Daerah 47 4.3 Kontribusi Realisasi APBD Gorontalo Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 48 4.4 Anggaran APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2011 49 SISTEM PEMBAYARAN 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 51 5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow ) 51 5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 51 5.1.3 Uang Palsu 52 5.2 Perkembangan Transaksi Non Tunai 53 5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 53 5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 54

BAB 6 KESEJAHTERAAN 6.1 Pengangguran 55 6.2 Kemiskinan 56 6.3 Rasio Gini 57 6.4 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 57 BAB 7 OUTLOOK EKONOMI 59 7.1 Outlook Makro Ekonomi Regional 59 7.1.1 Outlook Tahunan 59 7.1.2 Outlook Triwulanan 63 7.2 Outlook Inflasi 65 7.3 Prospek Perbankan 66 LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2 Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 9 Tabel 1.3 ARAM III Pertanian Jagung 11 Tabel 1.4 ARAM III Pertanian Padi 11 Tabel 1.5 Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 16 Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo 21 Tabel 2.2 Biaya Pengangkutan Laut dari Pelabuhan di Makassar 25 Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 26 Tabel 2.4 Inflasi Tahunan Sub-kelompok Bahan Makanan (y.o.y) 26 Tabel 2.5 Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q) 28 Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo 46 Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 46 Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 47 Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 48 Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil 48 Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar 49 Tabel 4.7 APBD Penerimaan Tahun 2011 49 Tabel 4.8 APBD Belanja Tahun 2011 50 Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) 52 Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 52 Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 54 Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan 55 Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan 56 Utama Agustus 2009-Agustus 2010 Tabel 6.3 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) 56 Tabel 6.4 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 57 Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 58 Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota Tahun 2006-2007 58

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 2 Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov 3 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Kab/Kota-Provinsi 3 Grafik 1.4 Survei Konsumen 3 Grafik 1.5 Perkembangan NTP 4 Grafik 1.6 Perkembangan APBD Belanja Pegawai 4 Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4 Grafik 1.8 Konsumsi BBM Rumah Tangga 4 Grafik 1.9 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 5 Grafik 1.10 Kredit Konsumsi 5 Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Investasi 5 Grafik 1.12 Realisasi Belanja Modal Pemprov 5 Grafik 1.13 Perkembangan Impor Semen 6 Grafik 1.14 Kredit Konstruksi 6 Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 7 Grafik 1.16 Perkembangan Harga Gula Internasional 7 Grafik 1.17 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo 7 Grafik 1.18 Perkembangan Harga Jagung 7 Grafik 1.19 Ekspor Antar Provinsi 7 Grafik 1.20 Impor Semen 7 Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 8 Grafik 1.22 Perkembangan Produksi Pertanian 9 Grafik 1.23 Komposisi Produksi Pertanian Gorontalo 9 Grafik 1.24 Survei Dunia Usaha Pertanian 10 Grafik 1.25 Realisasi Panen Pertanian Tabama 10 Grafik 1.26 Perkembangan Penumpang Pesawat 12 Grafik 1.27 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 12 Grafik 1.28 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 12 Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 13 Grafik 1.30 Perkembangan Kargo Laut 13 Grafik 1.31 Kredit Perdagangan 14 Grafik 1.32 Volume Muat Pelabuhan 14 Grafik 1.33 Tingkat Hunian Hotel 14 Grafik 1.34 Belanja Modal APBD 15 Grafik 1.35 Penjualan Semen 15 Grafik 1.36 NIM Perbankan 15 Grafik 1.37 Perkembangan Pendapatan/Beban 15 Grafik 1.38 Konsumsi Listrik Industri 16 Grafik 1.39 Perkembangan Kredit Perdagangan 16 Grafik 1.40 Konsumsi BBM Industri 16 Grafik 1.41 Realisasi Penjualan Listrik PLN 17 Grafik 1.42 Realisasi Kredit Jasa-jasa 17 Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo 22 Grafik 2.2 Indeks Keyakinan Konsumen 22 Grafik 2.3 Perkembangan Harga Semen di Gorontalo 23 Grafik 2.4 Indeks Perubahan Harga Periode Akan Datang 23 Grafik 2.5 Perkembangan Inflasi kelompok Bahan makanan 24 Grafik 2.6 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 25 Grafik 2.7 Perkembangan Harga Komoditas Bahan Makanan di Gorontalo 27

Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 34 Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga 34 Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 36 Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 36 Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 37 Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 37 Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 38 Grafik 3.8 Perkembangan NPL 39 Grafik 3.9 NPL per Sektor 39 Grafik 3.10 Konsentrasi Kredit 39 Grafik 3.11 Perkembangan Portofolio DPK 40 Grafik 3.12 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo 41 Grafik 3.13 Perkembangan Kurs USD dan BI-Rate 41 Grafik 4.1 Komposisi APBD Penerimaan 2010 49 Grafik 4.2 Komposisi APBD Penerimaan 2011 49 Grafik 4.3 Komposisi APBD Belanja Pemprov 2010 50 Grafik 4.4 Komposisi APBD Belanja Pemprov 2011 50 Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 51 Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 51 Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo 53 Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari 53 Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo 53 Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahunan 59 Grafik 7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan 63 Grafik 7.3 Survei Kegiatan Dunia Usaha 64 Grafik 7.4 Survei Konsumen 64 Grafik 7.5 Perkembangan Harga Jagung 64 Grafik 7.6 Perkembangan Harga Minyak Kelapa 64 Grafik 7.7 Proyeksi Inflasi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%) 65 Grafik 7.8 Ekspektasi Harga Jual 65 Grafik 7.9 Indeks Ekspektasi Tabungan 6 bulan yad 66 Grafik 7.10 Indeks Ekspektasi Situasi Bisnis 66

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Distribusi Sifat Hujan Hujan di Indonesia 24

Halaman ini sengaja dikosongkan

RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Gorontalo pada triwulan IV -2010 tumbuh 9,2% (y.o.y).sementara secara kumulatif ekonomi 2010 tumbuh 7,63% (y.o.y) Kontribusi konsumsi swasta dan pemerintah cukup dominan dalam memberikan dorongan bagi perekonomian regional Tumbuhnya kinerja sektor pertanian memberikan stimulan positif bagi pertumbuhan ekonomi Gorontalo. Ekonomi Gorontalo tumbuh signifikan selama triwulan IV-2010 setelah selama tiga triwulan sebelumnya terus mengalami perlambatan. Ekonomi tumbuh 9,2% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,71% (y.o.y). Meningkatnya penyerapan fiskal dalam kurun waktu tiga bulan terakhir secara signifikan diperkirakan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi selama triwulan IV-2010. Dalam triwulan IV-2010 penyerapan fiskal mencapai 30% dari keseluruhan anggaran APBD. Sementara secara tahunan ekonomi tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 sebesar 7,54% (y.o.y) Pertumbuhan tahunan dimaksud berada di atas angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya sebesar 7,15-7,55% (y.o.y). Membaiknya kondisi pertanian secara kumulatif tahunan diperkirakan mendorong perekonomian lebih baik meskipun pada tahun 2010 pemerintah daerah dihadapkan pada keterbatasan fiskal. Di sisi permintaan, kontribusi konsumsi swasta dan pemerintah cukup dominan dalam memberikan dorongan bagi perekonomian regional. Konsumsi swasta meningkat seiring dengan masa liburan akhir tahun, musim haji, peringatan Natal dan peringatan hari raya Idul Adha. Sementara dorongan konsumsi pemerintah meningkat pesat setelah Pemerintah Daerah menginstruksikan jajaran dibawahnya untuk melakukan percepatan anggaran APBD 2010. Peningkatan konsumsi secara signifikan tercermin dari nilai impor Gorontalo yang tumbuh cukup tinggi pada triwulan laporan. Di sisi lain, kinerja ekspor mengalami kontraksi karena beberapa komoditas unggulan seperti kopra dan kayu merosot produksinya. Di sisi penawaran, tumbuhnya kinerja sektor pertanian memberikan stimulan positif bagi pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan IV-2010 mengingat pertanian memberikan kontribusi hampir 27% terhadap total keseluruhan PDRB. Sementara itu momen liburan akhir tahun, kegiatan haji dan BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 i

Natal turut menggerakan kinerja sektoral yaitu di sisi perdagangan-hotel-restoran serta pengangkutan-komunikasi. Namun di sisi lain, kinerja sektor utama bangunan cenderung melambat yang diikuti oleh melambatnya kinerja sektor pertambangan dan jasa-jasa. Perlu diketahui bahwa kedua sektor dimaksud terkait erat dengan kinerja sektor konstruksi mengingat sektor pertambangan lebih didominasi oleh pertambangan galian C sementara sektor jasa-jasa lebih didominasi oleh jasa pemerintahan umum termasuk jasa konstruksi didalamnya PERKEMBANGAN INFLASI Pada triwulan IV-2010, inflasi Gorontalo sebesar 7,43% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, namun jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya Inflasi inti pada triwulan IV-2010 sebesar 2,69% (yoy) cenderung melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dan tahun sebelumnya seiring dengan meredanya tekanan faktor fundamental Pada triwulan IV-2010, inflasi tahunan Gorontalo tercatat sebesar 7,43% (y.o.y), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,60% (y.o.y), namun jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,35% (y.o.y). Melemahnya permintaan masyarakat pasca Hari Raya Idul Fitri menurunkan tekanan inflasi secara seasonal. Namun, kenaikan harga-harga komoditas bahan makanan tetap persisten terutama akibat dari menurunnya produksi akibat gangguan cuaca. Di sisi lain, tekanan administered price turut membayangi inflasi Gorontalo pada periode laporan. Core inflation atau inflasi inti pada triwulan IV-2010 sebesar 2,69% (y.o.y) cenderung melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,40% (y.o.y) dan tahun sebelumnya sebesar 3,43% (y.o.y) seiring dengan melemahnya berbagai tekanan faktor fundamental meliputi output gap dan imported inflation. Melemahnya permintaan masyarakat diperkirakan mengurangi munculnya Output gap negatif. Masyarakat Gorontalo yang mayoritas Muslim relatif tidak terlalu semarak dalam merayakan Hari Raya Natal dan Tahun Baru dibandingkan dengan perayaan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, imported inflation cenderung menurun yang ditunjukkan oleh penurunan harga barang yang didatangkan dari luar daerah seperti semen. ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 BANK INDONESIA

Faktor non-fundamental sangat berperan penting dalam memberi tekanan inflasi pada triwulan IV- 2010 terutama volatile food dan administered price. Faktor non-fundamental sangat berperan penting dalam memberi tekanan inflasi pada triwulan IV-2010. Lonjakan harga komoditas volatile food yang pada umumnya merupakan komoditas bahan makanan sangat mendominasi, sementara administered price inflation turut membayangi terkait dengan berkurangnya pasokan bensin pada periode laporan. Permintaan yang tinggi terhadap komoditas bahan makanan memberi tekanan terhadap kenaikan harga-harga komoditas tersebut. Aspek distribusi yang tidak merata dan dominasi pedagang besar menjadi permasalahan yang menyebabkan peningkatan harga-harga komoditas bumbubumbuan. Cuaca yang kurang mendukung (hujan berlebihan) juga menghambat produksi pertanian. Sementara itu, berkurangnya pasokan bensin pada periode laporan menyebabkan terjadinya kelangkaan BBM di Provinsi Gorontalo yang diindikasikan dengan antrian-antrian panjang di SPBU se- Provinsi Gorontalo. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan IV-2010 menunjukkan kinerja yang cukup - menggembirakan Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan IV-2010 menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan. Dana yang dihimpun tercatat sebesar Rp2,05 triliun, tumbuh sebesar 12,45% (y.o.y) dibandingkan triwulan IV-2009 yang hanya tercatat Rp1,82 trilliun.. Pertumbuhan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga terutama didorong oleh peningkatan komponen tabungan masyarakat dengan pertumbuhan 13,61%. Selain faktor kenaikan pendapatan masyarakat (hasil survey konsumen), upaya perbankan yang semakin aktif untuk terus menggiatkan penyerapan tabungan dari masyarakat juga turut mempengaruhi terlihat dari peningkatan jumlah tabungan. Sementara itu, penyaluran kredit kredit yang disalurkan tercatat sebesar Rp3,44 triliun, tumbuh 33,28% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 29,01% (y.o.y). Pertumbuhan kredit yang relatif tinggi terutama masih ditopang oleh perkembangan kredit konsumsi. Sementara itu secara sektoral, sektor angkutan memberi kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan kredit, sedangkan sektor pertanian BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 iii

dan pertambangan masih menunjukkan kontraksi. Dari aspek stabilitas sistem perbankan di Gorontalo,yang perlu mendapat perhatian adalah risiko likuiditas, sedangkan risiko pasar relatif terkendali Dari aspek stabilitas sistem perbankan di Gorontalo, hal yang perlu mendapat perhatian adalah risiko likuiditas karena Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di ambang tidak wajar yaitu mencapai 167,92% yang berpotensi mengancam ketersediaan likuiditas perbankan. Adapun risiko kredit dan risiko pasar relatif terkendali dimana Non Performing Loans (NPLs) relatif terjaga sebesar 2,06% (bruto), masih berada dibawah batas ketentuan BI yaitu 5%. Sedangkan volatilitas kurs diyakini tidak akan berdampak besar terhadap risiko pasar, karena paparan tehadap transaksi valuta asing yang tidak tinggi. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV- 2010 cenderung menurun Realisasi penerimaan APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV-2010 meningkat Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV-2010 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat Rp 564,75 Miliar dana APBD telah dibelanjakan dengan persentase realisasi mencapai 90,24%, lebih rendah dibandingkan penyerapan belanja triwulan IV-2009 yang mencapai Rp 618,02 Miliar (91,40%). Lambatnya penyerapan belanja modal menjadi salah satu pendorong menurunnya realisasi belanja fiskal selama triwulan laporan. Penyerapan belanja modal hanya mencapai 78% dari pagu anggaran. Sementara itu disisi penerimaan APBD mengalami peningkatan realisasi. Realisasi pendapatan triwulan IV-2010 sebesar Rp 591,03 Miliar dengan capaian 110,70% dari target anggaran APBD-P 2010. Capaian tersebut meningkat apabila dibandingkan triwulan IV-2009 yang tercatat sebesar Rp 551,99 Miliar dengan capaian 100,07% dari target anggaran APBD-P 2009. Peningkatan terutama didorong oleh penghimpunan pajak daerah yang melebihi target anggaran. Kenaikan penerimaan Pemerintah Provinsi yang kurang diimbangi oleh penyerapan belanja mendorong terjadinya kontraksi fiskal terhadap jumlah uang beredar di masyarakat. iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 BANK INDONESIA

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan IV-2010 diwarnai oleh net outflow. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai menunjukkan penurunan transaksi kliring dan RTGS Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan IV-2010 diwarnai oleh net outflow serta penurunan transaksi kliring dan RTGS. Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan IV-2010 mengalami net outflow sebesar Rp66,98 miliar. Kondisi net outflow pada triwulan laporan disebabkan karena terdapat berbagai aktivitas ekonomi pada akhir tahun diantaranya perayaan Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Natal, dan Tahun Baru. Di sisi lain, aktivitas ekonomi lainnya yaitu percepatan realisasi APBD melalui pembangunan proyek-proyek infrastruktur selama triwulan IV-2010 turut mendorong aliran uang beredar di masyarakat. Sementara itu, Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan sebesar Rp334,64 miliar dengan pertumbuhan sebesar 28,21% (q.t.q) lebih rendah 15,23% dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan IV-2010 secara nominal sebesar Rp648 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 10.43% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 31,08% (q.t.q) KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tingkat kesejahteraan perlu perhatian, karena tingkat pengangguran masih meningkat. Jumlah pengangguran di Gorontalo pada Agustus 2010 meningkat. Persentase penduduk miskin di maret 2010 menurun. Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo masih memerlukan perhatian, mengingat meskipun terjadi penurunan kemiskinan namun tingkat pengangguran sepanjang 2010 masih mengalami peningkatan sehingga berpotensi menimbulkan kemiskinan baru. Pada bulan Agustus 2010, jumlah angkatan-kerja mencapai 456.499 atau meningkat -5,84% dibandingkan kondisi Februari 2010. Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja tumbuh sebesar -5,96% dibandingkan bulan Februari 2010. Selama tahun 2010, tingkat pengangguran terbuka meningkat, yaitu dari 5,05 % pada Februari 2010 menjadi 5,16% pada Agustus 2010. Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2010 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo sebesar 23,19% atau mengalami penurunan dibandingkan BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 v

Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. periode Maret 2009 yang tercatat sebesar 25,01%. Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding IPM 2006 yang sebesar 68,01. PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Gorontalo tahun 2011 diperkirakan tumbuh 7,4 7,9% (y.o.y) lebih baik dibandingkan tahun 2010 Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2011 Perkembangan ekonomi Gorontalo tahun 2011 diperkirakan tumbuh 7,4 7,9% (y.o.y) lebih baik dibandingkan tahun 2010. Beberapa faktor fundamental diperkirakan mendukung peningkatan perekonomian dimaksud yaitu kenaikan anggaran APBD, kenaikan gaji pegawai-ump dan NTP Petani, perbaikan infrastruktur dan energi, dan momen peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo. Namun disisi lain mulai meningkatnya inflasi nasional direspon oleh kenaikan BI-rate diawal tahun 2011. Kondisi tersebut diperkirakan mendorong suku bunga pinjaman perbankan meningkat sehingga berpengaruh terhadap permintaan kredit. Bank Indonesia telah mengantisipasi hal dimaksud melalui arah kebijakan perbankan 2011 yang mewajibkan bank umum untuk mencantumkan target penyaluran kredit UMKM pada rencana bisnis bank. Diharapkan tingkat konsistensi perbankan terhadap penyaluran kredit kepada sektor riil dan UMKM dapat terjaga. Sementara itu untuk Provinsi Gorontalo sendiri rencana penyaluran KUR 2011 diperkirakan lebih dari Rp 200 Miliar dimana pada tahun 2010 penyaluran KUR telah mencapai Rp 176 Miliar. Kebijakan dimaksud diharapkan mampu memberikan stimulan positif bagi perekonomian 2011 di tengah bayang-bayang peningkatan suku bunga. Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2011 diperkirakan berkisar 7,7 8,2% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2010. Kondisi vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 BANK INDONESIA

diperkirakan berkisar 7,7 8,2% (y.o.y) Inflasi Gorontalo pada tahun 2011 diproyeksikan pada kisaran 7 ± 1% (yoy) seiring dengan masih tingginya potensi tekanan inflasi kedepan. Penghimpunan dana pihak ketiga dan kredit diperkirakan masih berpotensi meningkat. ekonomi triwulan I-2011 akan terkesan melambat mengingat basis pertumbuhan ekonomi triwulan I-2010 berada pada level yang cukup tinggi di angka 8,78% (y.o.y). Disisi permintaan, kinerja konsumsi diperkirakan mulai menurun yang ditunjukkan oleh nilai ekspektasi konsumen hasil survei Bank Indonesia. Sementara kegiatan investasi diperkirakan juga belum akan meningkat mengingat belum dilaksanakannya proses tender pengadaan proyek pemerintah. Inflasi Gorontalo pada tahun 2011 diproyeksikan pada kisaran 7 ± 1% (y.o.y) seiring dengan masih tingginya potensi tekanan inflasi kedepan. Inflasi Komoditas Bahan Makanan (Volatile Food) diperkirakan masih menjadi penyumbang utama inflasi daerah karena meningkatnya permintaan masyarakat, di sisi lain masih terdapat permasalahan dalam produksi, tata niaga, distribusi dan gangguan cuaca ekstrim. Rencana kebijakan Pemerintah Pusat untuk melakukan pembatasan subsidi BBM karena kecenderungan kenaikan harga minyak dunia dapat memberi tekanan pada administered price yang berpotensi meningkatkan inflasi 2011. Indikasi tekanan inflasi yang relatif tinggi dapat ditunjukkan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang menunjukkan bahwa ekspektasi harga jual oleh para produsen pada triwulan kedepan menunjukkan peningkatan. Penghimpunan dana pihak ketiga melalui tabungan pada triwulan I-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perbankan misalnya intensitas sosialisasi dan promosi serta adanya produk TabunganKu dengan berbagai fasilitas kemudahan, diperkirakan cukup positif meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan produk perbankan yang selanjutnya mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga khususnya dalam bentuk tabungan. Jumlah kredit diperkirakan masih akan mengalami peningkatan meskipun relatif lebih rendah dibanding triwulan ini, diperkirakan dipengaruhi oleh ekspektasi situasi bisnis tahun 2011 yang masih cukup baik dan penyelesaian proyek yang dimulai pada akhir tahun 2010. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 vii

Halaman ini sengaja dikosongkan viii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan IV-2010 menunjukkan peningkatan yang signifikan setelah pada tiga triwulan sebelumnya menunjukkan tren perlambatan. Ekonomi triwulan IV- 2010 tumbuh 9,2% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2010 sebesar 5,71% (y.o.y). Pertumbuhan dimaksud berada di atas angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya sebesar 7,6% (y.o.y). Kondisi tersebut diyakini karena meningkatnya penyerapan fiskal secara signifikan di akhir triwulan IV-2010, dimana fiskal pemerintah sendiri masih berkontribusi lebih dari 70% terhadap PDRB Gorontalo. Tercatat, pada akhir triwulan III-2010 realisasi fiskal baru mencapai 60,94% untuk kemudian meningkat signifikan hingga mencapai 90,24% dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Sementara secara tahunan ekonomi tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 sebesar 7,54% (y.o.y) Pertumbuhan tahunan dimaksud berada di atas angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya sebesar 7,15-7,55% (y.o.y). Membaiknya kondisi pertanian secara kumulatif tahunan diperkirakan mendorong perekonomian lebih baik meskipun pada tahun 2010 pemerintah daerah dihadapkan pada keterbatasan fiskal. Di sisi penawaran, peningkatan kinerja perekonomian didorong oleh hampir semua sektor yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, listrik-gas-air bersih, perdagangan-hotelrestoran dan pengangkutan. Sementara di sisi lain, tertundanya jadwal penyelesaian proyekproyek infrastruktur Pemerintah Daerah mendorong melambatnya kinerja sektor konstruksi. Karena keterkaitan sektor konstruksi yang cukup besar pada sektor pertambangan dan jasajasa maka perlambatan yang terjadi turut berimbas pada kedua sektor dimaksud. Sektor pertambangan di Gorontalo didominasi oleh pertambangan bahan galian C sementara sektor jasa lebih didominasi oleh jasa pemerintahan umum. Di sisi permintaan, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pemerintah mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan pada triwulan IV-2010. Peringatan hari raya Idul Adha, Musim Haji, Natal dan Liburan akhir tahun memberikan efek positif bagi peningkatan konsumsi rumah tangga, sementara itu signifikannya realisasi penyerapan fiskal selama triwulan IV memberikan dorongan positif bagi perkembangan kinerja konsumsi pemerintah selama triwulan laporan. Meskipun penyerapannya terkesan terlambat, namun penumpukan 30% lebih realisasi fiskal hanya dalam tempo 3 (tiga) bulan diakhir tahun 2010 mendorong perekonomian Gorontalo pada triwulan laporan tumbuh signifikan. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 1

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 1.1 SISI PERMINTAAN Kontribusi konsumsi swasta dan pemerintah cukup dominan dalam memberikan dorongan bagi perekonomian regional. Konsumsi swasta meningkat seiring dengan masa liburan akhir tahun, musim haji, peringatan Natal dan peringatan hari raya Idul Adha. Sementara dorongan konsumsi pemerintah meningkat pesat setelah Pemerintah Daerah menginstruksikan jajaran dibawahnya untuk melakukan percepatan anggaran APBD 2010. Peningkatan konsumsi secara signifikan tercermin dari nilai impor Gorontalo yang tumbuh cukup tinggi pada triwulan laporan. Di sisi lain, kinerja ekspor mengalami kontraksi karena beberapa komoditas unggulan seperti kopra dan kayu merosot produksinya. KOMPONEN *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2009 2010 2009 I II III IV I II III IV Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11.66 12.57 11.11 8.17 10.82 10.93 13.96 15.26 22.28 15.71 Pengeluaran Lembaga Nirlaba 9.81 8.01 9.63 4.74 7.97 12.07 13.97 8.41 7.55 10.40 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.40 8.51 9.75 11.34 9.19 12.54 12.82 13.14 13.48 13.04 Pembentukan Modal Tetap Bruto 12.41 3.53 1.57 4.13 5.11 1.30 5.36 6.26 7.43 5.21 Ekspor Barang dan Jasa (6.18) (2.24) 5.69 (4.43) (2.02) 4.13 5.67 18.73 (7.64) 5.12 Impor Barang dan Jasa 23.81 42.34 10.13 5.15 18.57 9.47 9.85 14.13 22.70 14.12 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 7.66 7.22 6.60 8.78 7.54 8.38 7.33 5.71 9.25 7.63 2010 1.1.1 KONSUMSI Pada triwulan IV-2010 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 18,78% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 14,43% (y.o.y). Pesatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh kinerja konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah. Konsumsi swasta tumbuh 22,28% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 15,26% (y.o.y) sementara konsumsi pemerintah tumbuh 13,48% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,14% (y.o.y). Upaya Gubernur menghimbau jajaran dibawahnya untuk melakukan percepatan penyerapan anggaran berjalan cukup baik. Dari pencapaian realisasi fiskal yang hanya 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL mencapai 60% pada akhir triwulan III-2010, mampu diakselerasi hingga mencapai 90% pada akhir triwulan IV-2010. Kondisi ini tentu saja memberikan stimulan positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah, namun shock ekspansi fiskal dalam kurun waktu yang terlampau pendek dikhawatirkan akan menambah laju uang beredar di masyarakat secara mendadak sehingga berimbas pada inflasi jangka pendek. Selain itu ekspansi fiskal secara tiba-tiba dalam jangka pendek perlu dikaji ulang apakah telah cukup efektifit dan efisien dalam mencapai sasaran program pembangunannya. Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan APBD Kab/Kota-Prov Grafik 1.4 Survei Konsumen Optimisme konsumsi swasta tercermin dari hasil survei konsumen Bank Indonesia pada triwulan IV-2010. Indeks Keyakinan Konsumen masih terjaga di level tinggi 134,6 dengan tingkat ekspektasi sebesar 145,3. Masyarakat beranggapan bahwa kondisi ekonomi triwulan IV-2010 cukup kondusif untuk melakukan kegiatan konsumsi Pertumbuhan konsumsi swasta ini seiring dengan serangkaian momen yang terjadi di akhir tahun 2010 yaitu peringatan Idul Adha, ibadah haji, peringatan natal dan liburan akhir tahun. Beberapa prompt indikator mengkonfirmasi pertumbuhan sektor konsumsi swasta seperti realisasi pajak kendaraan bermotor, konsumsi BBM rumah tangga, konsumsi listrik rumah tangga, dan nilai tukar petani di Gorontalo. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 3

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.5 Grafik 1.6 Perkembangan NTP Perkembangan APBD Belanja Pegawai Konsumsi BBM rumah tangga tumbuh 5,49% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sementara itu konsumsi listrik rumah tangga juga tumbuh 21,49% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya (19,90% y.o.y). Hal tersebut didorong oleh kegiatan libur akhir tahun 2010 dimana masyarakat cenderung melakukan kegiatan rekreasi dan wisata baik didalam maupun diluar kota. Grafik 1.7 Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Konsumsi BBM Rumah Tangga Masih terjaganya pertumbuhan NTP di level yang tinggi selama triwulan IV-2010 diperkirakan menjadi salah satu faktor pendukung konsumsi. Pertumbuhan NTP ini didukung oleh meningkatnya harga produk pertanian di Gorontalo. Peningkatan NTP ini diperkirakan cukup signifikan mempengaruhi konsumsi mengingat 45% masyarakat Gorontalo yang bekerja di sektor pertanian. Sementara pendapatan kelompok pegawai diperkirakan meningkat pula. Hal ini didukung oleh indikator peningkatan realisasi gaji pegawai Pemprov yang tumbuh 8,66% (y.o.y) selama triwulan laporan. Diperkirakan pembiayaan konsumsi selama triwulan laporan lebih mengandalkan self financing dari masyarakat sendiri, hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit konsumsi perbankan yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.9 Grafik 1.10 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor Kredit Konsumsi 1.1.2 INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan IV-2010 tumbuh 7,43 % (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,13% (y.o.y). Peningkatan investasi ini tercermin dari meningkatnya realisasi kredit investasi perbankan yang cukup signifikan. Berdasarkan jenisnya diperkirakan investasi non fisik lebih memberikan kontribusinya selama triwulan IV-2010 dibandingkan investasi fisik. Pemerintah daerah memacu terus penyelesaian proyek infrastrukturnya hingga menjelang akhir tahun 2010. Tercatat selama triwulan IV-2010, APBD belanja modal Pemprov yang terealisasikan mencapai Rp 73,04 miliar meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 35,94 miliar. Sementara itu kinerja investasi yang dibiayai oleh kredit perbankan juga menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan kredit investasi sampai dengan Desember 2010 tumbuh 110,64% (y.o.y) jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan September 2010 yang hanya mencapai 39,50% (y.o.y) Grafik 1.11 Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov. Walaupun realisasi fiskal pemerintah daerah terlihat cukup signifikan dalam triwulan IV-2010, namun sebenarnya masih di bawah target anggaran. Dalam APBD-P 2010 rencana belanja modal sebesar Rp 139,48 Miliar namun baru terealisasi sebesar Rp 108,98 Miliar BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 5

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL atau berkisar 78,14% dari target anggaran. Kondisi ini sebenarnya dapat diantisipasi lebih awal oleh Pemerintah Daerah sehingga pertumbuhan kinerja investasi dapat lebih baik dibandingkan capaian saat ini. Di sisi penggunaannya, investasi triwulan IV-2010 diperkirakan lebih didominasi investasi non fisik dibandingkan investasi fisik bangunan. Kondisi ini tercermin dari angka penjualan semen untuk kegiatan konstruksi dan kredit konstruksi yang menurun cukup signifikan. Sementara di sisi lain impor barang modal menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya terutama untuk kendaraan bermotor, perkakas besi/baja, dan komponen permesinan untuk pembangkit listrik yang saat ini sedang dibangun oleh PLN. Tercatat untuk kepentingan pembangkit telah dilakukan impor luar negeri mesin pembangkit senilai Rp US$ 698.219. Grafik 1.13 Grafik 1.14 Perkembangan Impor Semen Kredit Konstruksi. 1.1.3 EKSPOR IMPOR Kinerja ekspor selama triwulan IV-2010 secara keseluruhan terkontraksi. Ekspor triwulan IV-2010 merosot sebesar 7.64% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan III- 2010 yang tumbuh sebesar 18,73% (y.o.y), sementara kinerja impor triwulan IV-2010 tumbuh 22,70% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 14,13% (y.o.y) Perkembangan ekspor luar negeri menurun cukup signifikan selama triwulan IV- 2010. Nilai ekspor mencapai US$ 2.541.995 melambat 4,9% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$ 6.094.207 yang tumbuh 812,7% (y.o.y). Sementara ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan menunjukkan penurunan. Volume muat mencapai 64.209 ton tumbuh 40,90% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 57,70% (y.o.y). Tekanan ekspor terjadi pada komoditas jagung dan kopra, sementara ekspor gula menunjukkan peningkatan. Melambatnya ekspor lebih dikarenakan pasokan produksi kopra yang menurun mengingat permintaan dunia pada komoditas dimaksud relatif masih tinggi yang tercermin dari harga komoditas yang menunjukkan tren meningkat. Sementara ekspor 6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL gula ke Filipina menunjukkan peningkatan yang cukup baik, peningkatan produksi ini bersamaan dengan terus meningkatnya harga gula internasional. Grafik 1.15 Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional. Grafik 1.17 Grafik 1.18 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo Perkembangan Harga Jagung Grafik 1.19 Grafik 1.20 Ekspor Antar Provinsi Impor Semen Perkembangan impor Gorontalo triwulan IV-2010 menunjukkan tren yang meningkat terutama untuk impor luar negeri. Nilai impor luar negeri mencapai US$ 698.219 sementara pada triwulan sebelumnya Gorontalo tidak melakukan impor luar negeri. Impor luar negeri lebih didominasi oleh barang modal untuk kepentingan pembangkit listrik Anggrek di Kwandang. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 7