KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG

2 Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : Fax :

3 Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Misi Bank Indonesia Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. Nilai-nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan. Visi Kantor Bank Indonesia Bandung Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. Misi Kantor Bank Indonesia Bandung Berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatan pelaksanaan tugas bidang ekonomi moneter, sistem pembayaran, pengawasan bank serta memberikan saran kepada pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya. Tugas Pokok Bank Indonesia Bandung adalah sebagai berikut : 1. Memberikan masukan kepada Kantor Pusat tentang kondisi ekonomi dan keuangan daerah di wilayah kerjanya; 2. Melaksanakan kegiatan operasional sistem pembayaran tunai dan/atau non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya; 3. Melaksanakan pengawasan terhadap perbankan di wilayah kerjanya; 4. Memberikan saran kepada Pemerintah Daerah mengenai kebijakan ekonomi daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian yang akurat; 5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung terlaksananya fungsifungsi utama.

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-28 ini dapat diselesaikan. Hasil kajian kami atas perkembangan ekonomi regional Provinsi Jawa Barat memberikan gambaran bahwa krisis ekonomi global di paruh kedua tahun 28 mulai terasa dampaknya terhadap perekonomian Jawa Barat pada triwulan IV-28. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan tersebut diperkirakan tumbuh 5,9% (yoy), lebih lambat dibandingkan triwulan sebelumnya, yang tumbuh 6,38% (yoy). Perlambatan tersebut disebabkan oleh penurunan ekspor sebagai akibat dari pelemahan daya beli pasar luar negeri. Selain itu, konsumsi rumah tangga juga mengalami perlambatan yang disebabkan oleh ekspektasi penurunan daya beli konsumen domestik. Dari sisi sektoral, penurunan kinerja terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor pertanian. Perkembangan harga barang dan jasa di Jawa Barat juga dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global. Seiring dengan pelemahan permintaan internasional, harga komoditas mengalami penurunan sejak semester kedua 28. Sementara itu, depresiasi nilai tukar rupiah pada triwulan laporan memberikan dampak yang relatif terbatas terhadap inflasi. Dari sisi domestik, penurunan permintaan pasca bulan Ramadhan juga mengakibatkan berkurangnya tekanan inflasi. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan inflasi Jawa Barat pada triwulan IV-28 tercatat sebesar 11,11% (yoy) mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,3%. Pengaruh krisis global kepada dunia perbankan semakin terasa imbasnya pada triwulan laporan yang tercermin dari perlambatan kredit khususnya secara triwulanan. Pada triwulan IV-28, laju pertumbuhan kredit hanya sebesar 4,98% (qtq) lebih kecil dari triwulan sebelumnya yang sebesar 6,35%. Namun demikian, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan IV-28 tetap mengalami peningkatan pertumbuhan dari 1,8% (qtq) menjadi 9,77%. Sejalan dengan perkembangan kedua indikator tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami penurunan dari 79,13% pada triwulan III- 28 menjadi 75,68% pada triwulan IV-28. Sementara itu, risiko kredit masih terkendali, tercermin dari indikator Non Performing Loans (NPL) sebesar 3,78%. Di lain pihak, keuangan daerah yang bersumber dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) mampu menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan ini. Sampai dengan triwulan III-28, realisasi belanja Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mencapai 64,2% dari anggaran yang direncanakan, sehingga realisasi pada akhir tahun 28 diperkirakan akan mencapai 9%-95%. Belanja program terbesar yang dialokasikan pemerintah provinsi, yaitu program pembangunan infrastruktur di sektor transportasi dan komunikasi. Hingga akhir Desember angka realisasinya telah mencapai 98,81%. Hal ini merupakan suatu kinerja yang positif, mengingat realisasi belanja pemerintah provinsi merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Sementara itu, pendapatan pemerintah provinsi hingga akhir tahun 28 diperkirakan i

5 akan melebihi target APBD 28. Hal ini tercermin dari besarnya angka realisasi pendapatan yang sampai dengan triwulan III-28 telah mencapai 96,78%. Peningkatan pendapatan pemerintah provinsi pada tahun 28 disebabkan oleh besarnya penerimaan dari pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor. Perlambatan ekonomi juga mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan di Jawa Barat, terutama dirasakan pada sektor ekonomi yang berorientasi ekspor. Selain itu, terdapat beberapa sektor yang juga mengalami penurunan kinerja yang berdampak kepada penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan hasil survei kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-28, sebagian besar kalangan pengusaha menyatakan bahwa terdapat penurunan jumlah karyawan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Penurunan jumlah karyawan, antara lain terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas, dan air bersih, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta beberapa subsektor industri pengolahan. Sementara itu, di sisi kesejahteraan, tingkat kesejahteraan petani relatif tidak banyak mengalami perubahan, tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang hanya mengalami sedikit peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Imbas dari krisis keuangan global diperkirakan semakin terasa pada perekonomian Jawa Barat di periode triwulan I-29. Secara tahunan laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat dengan kisaran 5,2%-5,6% (yoy). Sementara itu, penurunan tekanan inflasi diperkirakan akan terus berlanjut, sehingga angka inflasi pada triwulan I-29 akan mengalami penurunan menjadi 8,5% 9,5%. Penyusunan kajian ini merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai data dan informasi yang kami peroleh melalui kerjasama dengan berbagai pihak. Untuk itu, perkenankanlah kami pada kesempatan ini, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulisan buku ini. Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data maupun informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu untuk disempurnakan. Oleh karena itu, kritik maupun saran tetap kami harapkan dalam rangka penyempurnaan buku ini. Kiranya kerjasama yang telah berjalan baik dengan berbagai pihak selama ini dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridha-nya dan melindungi setiap langkah kita. Bandung, 3 Februari 29 Yang Ahmad Rizal Pemimpin ii

6 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Tabel Indikator Ekonomi Jawa Barat... i iii v vi ix RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 BAB 1 KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Sisi Permintaan Konsumsi Investasi Ekspor-Impor Sisi Penawaran Sektor Pertanian Sektor Industri Pengolahan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Sektor Bangunan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor Jasa-jasa Boks 1. Prospek Pengembangan Komoditas Kedelai di Jawa Barat Boks 2. Program Pengembangan Klaster Paprika di Jawa Barat... 3 BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH Inflasi Triwulanan Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Kelompok Bahan Makanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Inflasi Menurut Kota Inflasi Tahunan Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa Inflasi Menurut Kota Boks 3. Rantai Distribusi dan Rantai Nilai Komoditas Beras di Jawa Barat Boks 4. Distribusi Volatile Foods di Jawa Barat BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Bank Umum Konvensional Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Konvensional Penyaluran Kredit Bank Umum Konvensional Kredit yang Disalurkan Bank Umum Konvensional di Jawa Barat Kredit Bank Umum Nasional yang Berlokasi Proyek di Jawa Barat Persetujuan Plafon Kredit Baru oleh Bank Umum Konvensional Kualitas Kredit Perkembangan Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM) Kinerja Bank Umum Konvensional yang Berkantor Pusat di Jawa Barat Bank Umum Syariah Bank Perkreditan Rakyat Boks 5. Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jawa Barat tahun iii

7 BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Perubahan APBD Jawa Barat Pendapatan Daerah Belanja Daerah Boks 6. Program Pembangunan dan APBD Provinsi Jawa Barat Tahun BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Pengedaran Uang Kartal Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) Penyediaan Uang Kartal Layak Edar Penukaran Uang Pecahan Kecil Uang Palsu Sistem Pembayaran Non Tunai Kliring Lokal Real Time Gross Settlement (RTGS) BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAERAH Ketenagakerjaan Kesejahteraan Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan Petani BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH Prospek Ekonomi Makro Prakiraan Inflasi LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH... 1 iv

8 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Barat Dari Sisi Permintaan (%)... 7 Tabel 1.2. Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Barat (%)... 7 Tabel 1.3. Realisasi Investasi di Jawa Barat Menurut Sektor Usaha Tahun Tabel 1.4. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat Dari Sisi Penawaran (%) Tabel 1.5. Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat (%) Tabel 1.6. Produksi Padi (Sawah dan Ladang) di Jawa Barat Tabel 1.7. Perkembangan Komoditas Jagung di Jawa Barat Tabel 1.8. Perkembangan Komoditas Kedelai di Jawa Barat Tabel 1.9. Indikator Perhotelan di Jawa Barat Tabel 1.1. Nilai Tambah Bank Umum di Jawa Barat (Rp Miliar) Tabel Perkembangan Persewaan Bangunan Tabel Perkembangan Properti Komersial Tabel Jumlah Penumpang Kereta Api Daerah Operasi Jawa Barat (Bandung dan Cirebon) (Juta Penumpang) Tabel Jumlah Penumpang Domestik dan Internasional di Bandara Husein Sastranegara Tabel Pemakaian Listrik di Jawa (Juta Kwh) Tabel 2.1. Inflasi Triwulanan di Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%) Tabel 2.2. Inflasi Triwulanan di Jawa Barat Menurut Kota (% )... 4 Tabel 2.3. Inflasi Triwulanan Jawa Barat Menurut Kota dan Kelompok Barang dan Jasa (qtq,%) Tabel 2.4. Inflasi Tahunan Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%) Tabel 2.5. Inflasi Triwulanan di Jawa Barat menurut Kota (%) Tabel 2.6. Inflasi Tahunan Jawa Barat Menurut Kota dan Kelompok Barang dan Jasa (%) Tabel 3.1. Empat Kabupaten/Kota dengan Rasio NPL Tertinggi Tabel 3.2. Empat Kabupaten/Kota dengan Rasio NPL Terendah Tabel 4.1. Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Triwulan III Tabel 4.2. APBD dan APBD-P Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Tabel 4.3. Realisasi Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Triwulan II dan III Tahun Tabel 4.4. Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Triwulan II dan III Tahun Tabel 4.5. Lima Program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Jumlah Anggan Terbesar... 7 Tabel 4.6. APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 28 dan Tabel 4.7. Dana Tugas Pembantuan Provinsi Jawa Barat tahun Tabel 4.8. Dana Dekonsentrasi Provinsi Jawa Barat Tahun Tabel 5.1. Perkembangan Outflow Uang Kertas dan Uang Logam melalui Bank Indonesia Bandung. 78 Tabel 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal Rata-rata per Bulan di Jawa Barat (Rp Triliun) Tabel 5.3. Perkembangan Transaksi RTGS di Jawa Barat Tabel 6.1. Saldo Bersih Jumlah Karyawan Triwulan IV Tabel 6.2. Nilai Tukar Petani di Jawa Barat Bulan September dan November 28 (27 = 1) Tabel 6.3. Nilai Tukar Petani per Subsektor di Jawa Barat Bulan September dan November 28 (27 = 1) Tabel 6.4. Perbandingan NTP di 5 Provinsi di Pulau Jawa Bulan September dan November 28 (27 = 1) v

9 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Jawa Barat... 6 Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen... 7 Grafik 1.3. Komponen Indeks Ekspektasi... 8 Grafik 1.4. Komponen Indeks Keyakinan Saat Ini... 8 Grafik 1.5. Konsumsi Bahan Bakar... 8 Grafik 1.6. Penjualan Perlengkapan Rumah Tangga... 9 Grafik 1.7. Penjualan Pakaian dan Perlengkapannya... 9 Grafik 1.8. Posisi Baki Debet Kredit Konsumsi Bank Umum di Jawa Barat... 9 Grafik 1.9. Penyaluran Kredit Baru untuk Penggunaan Konsumsi oleh Bank Umum di Jawa Barat... 9 Grafik 1.1. Relisasi Investasi di Jawa Barat Berdasarkan Nilai... 1 Grafik Realisasi Investasi di Jawa Barat Berdasarkan Jumlah Proyek... 1 Grafik Porsi Realisasi Investasi Berdasarkan Investor Grafik Impor Barang Modal Grafik Impor Barang Modal Utama Grafik Penjualan Semen di Jawa Barat Grafik Penjualan Perlengkapan Konstruksi Grafik Posisi Penyaluran Kredit Investasi oleh Bank Umum di Jawa Barat Grafik Penyaluran Kredit Baru Jenis Penggunaan Investasi oleh Bank Umum di Jawa Barat Grafik Nilai dan Volume Ekspor Jawa Barat Grafik 1.2. Nilai dan Volume Impor Jawa Barat Grafik Nilai dan Volume Ekspor Mesin dan Pesawat Mekanik, Perlengkapan Elektronik dan Bagiannya Grafik Nilai dan Volume Ekspor Tekstil dan Barang dari Tesktil Grafik Nilai dan Volume Impor Mesin dan Pesawat Mekanik, Perlengkapan Elektronik dan Bagiannya Grafik Nilai dan Volume Impor Kendaraan, Pesawat Terbang, Kendaraan dan Perlengkapannya. 15 Grafik Nilai Ekspor Jawa Barat Berdasarkan Negara Tujuan Grafik Luas Panen per Musim Tanam Padi Jawa Barat Grafik Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Pertanian Grafik Nilai dan Volume Ekspor Mesin dan Pesawat Mekanik, Perlengkapan Elektronik dan Bagiannya Serta Kendaraan, Pesawat Terbang, Kendaraan dan Perlengkapannya... 2 Grafik Nilai dan Volume Ekspor Produk Tekstil dan Barang dari Tesktil serta Alas Kaki, Tutup Kepala, Payung dan Bunga Tiruan... 2 Grafik 1.3. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Industri Pengolahan Grafik Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Grafik Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Konstruksi Grafik Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Grafik Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Grafik Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Jawa Barat ke Sektor Jasa Dunia Usaha dan Sosial. 26 Grafik Metode Analisa Penelitian Grafik 2.1. Inflasi Triwulanan Jawa Barat dan Nasional Grafik 2.2. Inflasi Tahunan Jawa Barat dan Nasional Grafik 2.3. Perkembangan Harga Komoditas-komoditas Internasional Grafik 2.4. Inflasi Bulanan Jawa Barat dan Nasional Grafik 2.5. Perkembangan Harga Barang dan Jasa Menurut Pengusaha Grafik 2.6. Ekspektasi Pedagang Eceran terhadap Harga Barang dan Jasa Grafik 2.7. Ekspektasi Konsumen terhadap Harga Barang dan Jasa Grafik 2.8. Ekspektasi Konsumen terhadap Pendapatan dan Konsumen Grafik 2.9. Inflasi dan Andil Inflasi Jawa Barat Triwulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa Triwulan IV vi

10 Grafik 2.1. Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau di Jawa Barat Grafik Inflasi Triwulanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau di Jawa Barat Menurut Subkelompok Triwulan IV Grafik Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Jawa Barat Grafik Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Jawa Barat Menurut Subkelompok Triwulan IV Grafik Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga di Jawa Barat Grafik Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga di Jawa Barat Menurut Subkelompok Triwulan IV Grafik Inflasi Triwulanan Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Jawa Barat. 39 Grafik Inflasi Triwulanan Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Jawa Barat Menurut Subkelompok Triwulan IV Grafik Pergerakan Harga Minyak WTI Grafik Inflasi dan Andil Inflasi Triwulanan di Jawa Barat Menurut Kota Triwulan IV Grafik 2.2. Inflasi Tahunan di Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tahun Grafik Inflasi dan Andil Inflasi Tahunan di Jawa Barat Menurut Kota Triwulan IV Grafik 3.1. Perkembangan Aset, DPK dan Kredit Bank Umum Konvensional Grafik 3.2. Perkembangan LDR dan NPL Bank Umum Konvensional Grafik 3.3. Perkembangan Penghimpunan DPK Bank Umum Konvensional Berdasarkan Jenis Simpanan Grafik 3.4. Pangsa Penghimpunan DPK Bank Umum Konvensional Berdasarkan Kelompok Bank Triwulan IV Grafik 3.5. Pangsa DPK Bank Umum Konvensional Berdasarkan Golongan Pemilik Triwulan IV Grafik 3.6. Perkembangan DPK Bank Umum Konvensional Berdasarkan Golongan Pemilik Grafik 3.7. Perkembangan Kredit Bank Umum di Jawa Barat Grafik 3.8. Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank Grafik 3.9. Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum Konvensional Berdasarkan Jenis Penggunaan Triwulan IV Grafik 3.1. Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional Berdasarkan Jenis Penggunaan Grafik Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum Konvensional Terbesar Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan IV Grafik Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum Konvensional Terbesar Berdasarkan Sektor Ekonomi Grafik Perkembangan Kredit oleh Bank Umum Konvensional di Jawa Barat dan Kredit yang Berlokasi di Jawa Barat Grafik Pangsa Kredit yang Berlokasi di Jawa Barat Berdasarkan Jenis Penggunaan Triwulan IV Grafik Sektor Ekonomi Dominan Penyerap Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek Grafik Perkembangan Penyaluran Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek di Kabupaten/Kota Triwulan IV Grafik Perkembangan Persetujuan Kredit Baru oleh Bank Umum Konvensional Grafik Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Konvensional Menurut Kelompok Bank Grafik Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Konvensional Menurut Jenis Penggunaan Grafik 3.2. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Konvensional Menurut Plafon Grafik Distribusi Kredit MKM Bank Umum Konvensional Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan IV Grafik Distribusi Kredit MKM Bank Umum Konvensional Berdasarkan Kabupaten/Kota Triwulan IV Grafik Perkembangan Gross NPL Kredit MKM dan Gross NPL Total Kredit Bank Umum Konvensional... 6 Grafik Perkembangan Kredit MKM yang Berlokasi di Jawa Barat... 6 Grafik Perkembangan Kinerja Bank Umum Konvensional yang Berkantor Pusat di Jawa Barat Grafik Perkembangan Indikator Bank Umum Syariah Grafik Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat vii

11 Grafik 4.1. Pertumbuhan dan Jumlah Simpanan milik Pemerintah Daerah di Perbankan Jawa Barat Grafik 4.2. Pertumbuhan Giro milik Pemerintah Daerah di Perbankan Jawa Barat... 7 Grafik 4.3. Pertumbuhan dan Jumlah Giro milik Pemerintah Daerah di Perbankan Jawa Barat... 7 Grafik 5.1. Perkembangan Inflow dan Outflow Uang Kartal di Jawa Barat Grafik 5.2. Perkembangan PTTB Kantor Bank Indonesia Bandung Grafik 6.1. Perkembangan Angkatan Kerja Jawa Barat Grafik 6.2. Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Sektor Ekonomi Grafik 6.3. Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Grafik 6.4. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Jawa Barat (SB/%) Grafik 7.1. Ekspektasi Realisasi Kegiatan Dunia Usaha Grafik 7.2. Ekspektasi Pedagang Eceran terhadap Harga Barang dan Jasa Grafik 7.3. Ekspektasi Konsumen terhadap Perkembangan Harga Barang dan Jasa viii

12 TABEL INDIKATOR EKONOMI JAWA BARAT I. MAKRO INDIKATOR Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV* PDRB - harga konstan (Rp Miliar)* Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik. Gas. dan Air Bersih Bangunan Perdagangan. Hotel. dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan. Persewaan. dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (yoy %) 7,27 7,13 4,68 6,48 5,9 Ekspor-Impor** 1.768, , , , ,49 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 3.77, ,71 5.4, , ,28 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 1.568,5 2.13, , , ,91 Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 1.38, , , ,79 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 377,79 891, ,91 529,69 Indeks Harga Konsumen*** 155,69 16,63 167,71 113,37 113,54 - Kota Bandung 157,96 162,4 171,84 112,78 112,7 - Kota Bekasi 152,62 157,67 163,95 112,68 112,71 - Kota Bogor 156,38 162,46 167,13 115,47 116, - Kota Sukabumi 151,81 155,98 161,74 112,83 114,32 - Kota Cirebon 149,62 154,52 161,94 116,96 117,18 - Kota Tasikmalaya 165,9 169,34 177,24 113,68 115,7 - Kota Depok NA NA NA 113,7 113,91 Laju Inflasi Tahunan (yoy %)*** 5,1 6,88 11,83 12,3 11,11 - Kota Bandung 5,25 7, 13,52 1,31 1,23 - Kota Bekasi 4,65 6,62 11,17 1,7 1,1 - Kota Bogor 4,5 6,58 9,61 13,67 14,2 - Kota Sukabumi 4,34 7,9 12,3 9,94 11,39 - Kota Cirebon 7,87 8,17 13,19 13,93 14,14 - Kota Tasikmalaya 7,72 6,52 11,53 1,71 12,7 - Kota Depok NA NA NA 11,49 11,7 Keterangan: * Proyeksi KBI Bandung ** Data Ekspor-Impor Triwulan IV-28 adalah data bulan Oktober s.d. November 28 ** Data IHK Triwulan III-28 menggunakan Tahun Dasar 27 ix

13 II. PERBANKAN Indikator Tw. IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Bank Umum Total Aset (Rp Triliun) 136,39 133,59 139,72 145,3 154,91 DPK (Rp Triliun) 15,57 11,76 15,98 17,3 117,76 - Tabungan (Rp Triliun) 37,78 36,58 39,44 39,94 42,9 - Giro (Rp Triliun) 22,3 22,25 23,1 21,88 22,99 - Deposito (Rp Triliun) 45,77 42,93 43,53 45,22 52,68 Kredit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi proyek *) 122,52 127,22 14,15 151,22 163,33 - Investasi 19,19 19,39 2,79 22,68 25,3 - Modal Kerja 56,22 58,13 65,4 7,37 78,75 - Konsumsi 47,11 49,7 54,32 58,18 59,27 Kredit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi kantor cabang 69,74 7,98 77,92 82,86 87,35 - Modal Kerja 29,98 3,36 34,31 36,97 39,95 - Investasi 7,3 7,39 8,8 8,69 9,22 - Konsumsi 32,46 33,22 35,53 37,2 38,18 - LDR (%) 66,6 69,75 73,52 77,42 74,18 Rasio NPL Gross (%) 3,44 3,78 3,63 3,57 3,52 Rasio NPL Net (%) 1,66 2,6 1,72 1,5 1,43 Kredit MKM (triliun Rp) 54,76 55,82 6,77 63,85 65,27 Kredit Mikro (< Rp5 juta) (triliun Rp) 24,16 24,18 25,26 26,28 26,14 - Kredit Modal Kerja 2,99 3,27 3,76 4,22 4,21 - Kredit Investasi,59,41,48,45,45 - Kredit Konsumsi 2,58 2,5 21,2 21,61 21,47 Kredit Kecil (Rp5 juta s.d. Rp 5 juta) (triliun Rp) 15,56 16,38 18,61 2,19 21,33 - Kredit Modal Kerja 5,17 5,31 5,87 6,25 6,36 - Kredit Investasi,87,82,88,96,98 - Kredit Konsumsi 9,52 1,25 11,85 12,98 13,99 Kredit Menengah (Rp5 juta s.d.rp5 miliar) (triliun Rp) 15,4 15,26 16,9 17,37 17,81 - Kredit Modal Kerja 1,78 1,84 12,7 12,38 12,76 - Kredit Investasi 2,16 2,22 2,46 2,66 2,73 - Kredit Konsumsi 2,1 2,2 2,38 2,33 2,31 Total Kredit MKM (triliun Rp) 54,76 55,82 6,77 63,85 65,27 Rasio NPL MKM gross (%) 3,41 3,71 3,55 3,32 3,6 Bank Umum Syariah *) Total Aset (Rp Triliun) 4,7 4,5 4,73 4,91 4,91 DPK (Rp Triliun) 3,14 3,19 3,73 3,65 3,65 - Giro (Rp Triliun),28,26,44,32,32 - Deposito (Rp Triliun) 1,35 1,47 1,62 1,63 1,63 - Tabungan (Rp Triliun) 1,52 1,46 1,66 1,71 1,71 Pembiayaan (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi kantor cabang 2,84 2,95 3,7 3,37 3,37 - Modal Kerja 1,65 1,67 1,75 1,86 1,86 - Investasi,63,57,52,57,57 - Konsumsi,56,75,8,93,93 - FDR 9,34 92,34 82,28 92,21 92,21 BPR Total Aset (Rp Triliun) 4,82 5, 5,29 5,71 5,86 DPK (Rp Triliun) 3,31 3,52 3,64 3,88 4,3 - Tabungan (Rp Triliun),74,78,83,79,9 - Deposito (Rp Triliun) 2,57 2,74 2,81 3,9 3,13 Kredit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi proyek 2,86 3,68 4,7 4,43 4,4 - Modal Kerja 1,62 2,6 2,22 2,46 2,43 - Investasi,15,15,15,16,15 - Konsumsi 1,1 1,47 1,7 1,8 1,82 Kredit MKM (triliun Rp) 2,86 3,68 4,7 4,43 4,4 *) Data bulan November 28 x

14 III. SISTEM PEMBAYARAN Indikator Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Transaksi Tunai Posisi Kas Gabungan (Rp Triliun) 4,74 3,66 1,9,95 3,11 Inflow (Rp Triliun) 5,85 1,43 2,72 4,75 5,68 Outflow (Rp Triliun) 3,75 3,66 1,54 3,75 2,3 Pemusnahan Uang (Jutaan lembar/keping) 114,93 146,69 127,22 114,5 155,88 Transaksi Non Tunai BI-RTGS Nominal Transaksi BI-RTGS (Rp Triliun) 164,27 155,9 143,79 14,44 156,3 Volume Transaksi BI-RTGS Rata-rata Harian Nominal Transaksi BI-RTGS (Rp Triliun) 2,74 2,63 2,44 2,27 2,69 Rata-rata Harian Volume Transaksi BI-RTGS Kliring Nominal Perputaran Kliring (triliun Rp) 22,41 22,92 24,81 26,76 24,48 Volume Perputaran Kliring Rata-rata Harian Nominal Perputaran Kliring (triliun Rp),38,39,39,43,42 Rata-rata Harian Volume Perputaran Kliring xi

15 RINGKASAN EKSEKUTIF

16 RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Ekonomi Jawa Barat triwulan IV-28 diperkirakan tumbuh 5,9% (yoy). Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat terutama dipicu oleh melambatnya konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor. Dari sisi penawaran, perlambatan terjadi pada dua sektor dominan, di Jawa Barat, yaitu sektor pertanian serta perdagangan, hotel, dan restoran. Krisis keuangan global yang melanda dunia diperkirakan mulai terasa dampaknya terhadap perekonomian Jawa Barat pada triwulan IV-28. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan tersebut diperkirakan sebesar 5,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan pada triwulan III-28 yang sebesar 6,38% (yoy). Dari sisi permintaan, dampak krisis global diperkirakan mulai mempengaruhi kinerja ekspor Jawa Barat. Hal ini terlihat dari tren penurunan nilai dan volume ekspor sejak Oktober 28. Sementara, di sisi konsumsi yang merupakan motor penggerak perekonomian diperkirakan mengalami perlambatan. Hal ini antara lain disebabkan oleh penurunan permintaan pasca bulan Ramadhan yang untuk tahun ini jatuh lebih awal, yaitu pada triwulan III-28. Selain itu, ketidakpastian atas kondisi perekonomian ke depan juga menyebabkan perlambatan konsumsi dan di sisi lain mengakibatkan penurunan investasi terutama pihak asing. Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh penurunan kinerja pada dua sektor dominan di Jawa Barat. Sektor pertanian diperkirakan mengalami kontraksi akibat faktor musiman berupa kekeringan serta penurunan luas lahan panen selama periode September Desember 28 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga diperkirakan mengalami perlambatan, terutama pada subsektor perdagangan besar dan eceran, sejalan dengan perlambatan konsumsi rumah tangga. Sementara itu, ekspor kelompok tekstil dan barang dari tekstil mengalami penurunan. PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi triwulan IV-28 di Jawa Barat melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkembangan inflasi selama tahun 28 terutama diwarnai oleh faktor eksternal Perkembangan harga barang dan jasa di Jawa Barat juga dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global. Harga komoditas di pasar internasional mengalami penurunan sejak semester kedua 28 seiring dengan pelemahan permintaan di pasar internasional. Pada triwulan IV-28, inflasi Jawa Barat melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, inflasi mencapai,15% (qtq) dan secara tahunan mencapai 11,11% (yoy). Namun demikian, inflasi tahunan Jawa Barat tersebut masih lebih tinggi dibandingkan tahun 27 (5,1%). Perlambatan inflasi pada triwulan laporan disebabkan berkurangnya tekanan permintaan terutama terhadap komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau serta kelompok bahan makanan, pasca bulan Ramadhan di triwulan III-28. Selain itu, penurunan harga BBM sebanyak dua kali pada triwulan IV-28, ternyata dapat mengurangi tekanan inflasi. Sejak awal tahun hingga periode triwulan III-28 faktor eksternal telah mendorong laju inflasi Jawa Barat melalui kenaikan harga komoditas di pasar internasional seperti minyak bumi, CPO, gandum, emas, dan kedelai. Kenaikan harga komoditas minyak dunia selanjutnya mempengaruhi kenaikan administered price sehingga inflasi Jawa Barat meningkat. Namun, pada triwulan IV-28 harga komoditas-komoditas internasional menurun akibat penurunan permintaan dunia dan berkurangnya tekanan permintaan domestik pasca bulan Ramadhan di triwulan III-28, menyebabkan inflasi Jawa Barat juga mengalami perlambatan. 2

17 RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN PERBANKAN Perkembangan perbankan di Jawa Barat menunjukkan pertumbuhan ke arah yang lebih baik. Aset perbankan Jawa Barat tumbuh 6,67% (qtq) atau 14,27% (yoy). DPK tumbuh 9,99% (qtq) atau 12,26% (yoy). Kredit yang disalurkan tumbuh 4,98% (qtq) atau 25,8% (yoy). Perkembangan tujuh bank umum yang berkantor pusat di Jawa Barat terus meningkat. Dari sisi pembiayaan, pengaruh krisis global semakin terasa pada perbankan terutama pada triwulan laporan tercermin dari pertumbuhan kredit yang menurun dari 6,35% (qtq) menjadi sebesar 4,98% (qtq). Fungsi intermediasi perbankan, yang tercermin dari indikator loan to deposit ratio (LDR), juga mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Namun risiko kredit, yang tercermin dari non performing loan (NPL), masih cukup terkendali. Secara tahunan, perkembangan perbankan di Jawa Barat pada triwulan IV-28, yang tercermin pada beberapa indikator seperti aset, penghimpunan dana masyarakat (DPK), dan penyaluran kredit masih menunjukkan angka pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset perbankan Jawa Barat pada triwulan IV-28 tumbuh 6,67% (qtq) atau 14,27% (yoy) mencapai Rp166,2 triliun. Sebagian besar aset perbankan (93,3%) di Jawa Barat merupakan aset bank umum konvensional. Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum konvensional di Jawa Barat pada triwulan ini tumbuh 9,77% (qtq) atau 12,26% (yoy) mencapai Rp125,76 triliun. Perkembangan ini didorong oleh naiknya simpanan baik dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito yang diperkirakan sebagai akibat dari meningkatnya preferensi masyarakat untuk menabung sehubungan dengan tingkat suku bunga perbankan yang dirasakan masih cukup tinggi. Kredit yang disalurkan perbankan di Jawa Barat pada triwulan IV-28 tumbuh 4,98% (qtq) atau 25,8% (yoy) mencapai Rp95,17 triliun. Pertumbuhan kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan dana yang dihimpun bank umum konvensional di Jawa Barat menyebabkan loan to deposit ratio (LDR) perbankan turun dari 79,13% pada triwulan III-28 menjadi 75,68% pada triwulan IV-28. Realisasi kredit baru pada triwulan IV-28 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan III-28 karena tingkat suku bunga kredit yang dirasakan masih cukup tinggi. Hal ini menyebabkan bank semakin selektif dalam menyalurkan kredit dan pelaku usaha lebih berhati-hati dalam pengajuan kredit. Perkembangan tujuh bank umum konvensional yang berkantor pusat di Jawa Barat terus menunjukkan peningkatan. Aset ketujuh bank tersebut tumbuh 1,54% (qtq) atau 16,56% (yoy) mencapai Rp46,52 triliun. Kredit tumbuh sebesar 3,24% (qtq) atau 28,59% (yoy) mencapai Rp31,7 triliun. Di sisi lain, DPK turun sebesar 3,95% (qtq), namun secara tahunan masih tumbuh 15,24% (yoy) menjadi Rp36,48 triliun. Beberapa indikator kinerja bank lainnya seperti rasio efisiensi antara biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO), net interest income (NII) dan return on asset (ROA) bank-bank tersebut masih menunjukkan perkembangan yang baik dengan risiko kredit masih tetap rendah dan terkendali. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kegiatan sistem pembayaran di Jawa Barat pada triwulan IV-28 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jumlah aliran uang masuk (inflow) ke Kantor Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat, meningkat 19,52% (qtq) menjadi Rp5,68 triliun, sebaliknya jumlah aliran uang keluar (outflow) turun 45,98% menjadi Rp2,3 triliun. 3

18 RINGKASAN EKSEKUTIF Sejak pertengahan Oktober 28, penyaluran uang kartal pecahan kecil dilakukan langsung oleh Bank Indonesia. Sementara itu, untuk transaksi kliring, rata-rata nominal dan volume transaksi per bulan turun masing-masing 4,67% (qtq) menjadi Rp8,16 triliun dan 1,58% menjadi warkat. Sebaliknya, rata-rata nominal dan volume transaksi pembayaran melalui BI-RTGS per bulan meningkat masing-masing sebesar 11,3% (qtq) menjadi Rp52,1 triliun dan 32,21% menjadi sebanyak transaksi. Sejak tanggal 17 Oktober 28, Perusahaan Penukaran Uang Pecahan Kecil (PPUPK) tidak lagi melakukan kegiatan penyaluran uang kartal pecahan kecil kepada masyarakat. Bagi masyarakat yang ingin menukar uangnya dengan uang kartal pecahan kecil, KBI Bandung membuka loket penukaran uang setiap hari Senin hingga Kamis dan menyediakan kas keliling untuk wilayah Bandung secara mingguan dan untuk wilayah Sumedang, Garut, Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, dan Subang secara dwi mingguan. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi belanja daerah pemerintah provinsi Jawa Barat pada triwulan III- 28 mencapai 64,2% dan diprediksi akan mencapai 9%-95% hingga akhir tahun 28 Realisasi pendapatan tahun 28 diperkirakan meningkat karena hingga triwulan III-28 realisasi pendapatan telah mencapai 96,78%. Keuangan daerah yang bersumber dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Daerah) mampu menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan ini. Secara nominal realisasi belanja daerah meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, walaupun demikian proporsi realisasi belanja daerah tidak mengalami perbaikan yang signifikan. Realisasi belanja pemerintah daerah (baik di provinsi maupun kabupaten/kota) di Jawa Barat pada triwulan IV-28 juga diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini diindikasikan oleh penurunan posisi giro milik pemerintah daerah di perbankan Jawa Barat pada bulan November dan Desember 28. Penerimaan pemerintah provinsi Jawa Barat diperkirakan akan melebihi target APBD 28 yang terlihat dari realisasi pendapatan hingga triwulan III-28 telah mencapai 96,78%. Peningkatan realisasi pendapatan disebabkan oleh besarnya pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor, dibandingkan tahun sebelumnya. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Barat menunjukkan perkembangan yang baik hingga Agustus 28. Penurunan kondisi ketenagakerjaan diperkirakan terjadi di triwulan IV-28. Tingkat kesejahteraan Hingga triwulan III-28, krisis ekonomi global tampaknya belum berdampak terhadap ketenagakerjaan Jawa Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kondisi ketenagakerjaan di Jawa Barat per Agustus 28 mengalami perkembangan yang baik dibandingkan Agustus 27, yang ditandai oleh peningkatan jumlah angkatan kerja di Jawa Barat, peningkatan persentase masyarakat yang bekerja, dan penurunan tingkat pengangguran terbuka dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Krisis ekonomi global diperkirakan mulai mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan di Jawa Barat pada triwulan IV-28. Khusus pada triwulan IV-28, kondisi ketenagakerjaan diperkirakan mengalami penurunan. Hal ini diindikasikan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan IV-28, yang menginformasikan penurunan jumlah karyawan pada perusahaan-perusahaan yang disurvei selama triwulan IV- 28 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara sektoral, penurunan jumlah karyawan terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas, dan air bersih, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Dari sisi kesejahteraan, tingkat kesejahteraan petani Jawa Barat pada 4

19 RINGKASAN EKSEKUTIF petani relatif tidak banyak mengalami perubahan. triwulan IV-28 relatif tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan kondisi pada triwulan sebelumnya. Hal ini antara lain tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat yang hanya mengalami sedikit peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari lima subsektor yang diamati, kenaikan NTP hanya terjadi pada subsektor Tanaman Pangan dan Peternakan. Sementara itu, tiga subsektor lainnya, yaitu subsektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Perikanan mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP pada subkelompok tanaman perkebunan rakyat terkait dengan kecenderungan semakin menurunnya harga komoditas perkebunan di pasar internasional. PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Jawa Barat triwulan I-29 diperkirakan tumbuh melambat,berkisar antara 5,2%-5,6% (yoy). Inflasi pada triwulan I- 29 diperkirakan akan mengalami peningkatan, walaupun secara tahunan akan melambat. Perkembangan perekonomian Jawa Barat diperkirakan akan semakin melambat, pada triwulan I-29, seiring dengan semakin terasanya imbas krisis keuangan global. Secara tahunan, laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat dengan kisaran 5,2%-5,6% (yoy). Di sisi permintaan, faktor utama perlambatan pertumbuhan ekonomi dipicu oleh perlambatan di sektor konsumsi dan ekspor, akibat pelemahan daya beli luar negeri serta respons masyarakat terhadap kondisi perekonomian ke depan yang penuh ketidakpastian. Sementara dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama disebabkan oleh penurunan kinerja industri pengolahan. Pada triwulan I-29, inflasi Jawa Barat diperkirakan akan meningkat secara triwulanan, yaitu berkisar antara,8% hingga 1,3% (qtq), namun secara tahunan melambat pada kisaran 8,5% hingga 9,5% (yoy). Tekanan inflasi pada awal triwulan I-29 berasal dari kenaikan harga beras dan peningkatan permintaan menjelang pemilihan umum legislatif. Namun demikian, di akhir triwulan tekanan inflasi akan berkurang sehubungan penurunan harga komoditas-komoditas internasional dan meningkatnya pasokan beras (panen padi). 5

20 BAB 1 KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL

21 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Krisis keuangan global yang melanda dunia diperkirakan mulai berdampak terhadap perekonomian Provinsi Jawa Barat pada triwulan IV-28. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan IV-28 yang diperkirakan mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 1.1). Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Jawa Barat Setelah pada triwulan sebelumnya 8,% 7,23% 7,28% mencatat laju pertumbuhan yang cukup 6,22% 6,42% 6,38% 5,71% 5,9% tinggi sebesar 6,38% (yoy), 6,% 4,18% pertumbuhan pada triwulan IV-28 4,% diperkirakan sebesar 5,9% (yoy). 2,% Meskipun diperkirakan mengalami perlambatan di akhir tahun, secara,% Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV*) keseluruhan perekonomian Jawa Barat pada 28 diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi. Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat *) Proyeksi KBI Bandung Dari sisi permintaan, kegiatan konsumsi rumah tangga sebagai penggerak ekonomi utama diperkirakan mengalami perlambatan, baik dari sisi konsumsi makanan maupun non makanan. Perlambatan konsumsi diakibatkan oleh adanya pergeseran waktu bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, yang pada tahun 27 jatuh pada triwulan IV menjadi triwulan III pada tahun 28. Selain itu, ketidakpastian atas kondisi perekonomian ke depan menyebabkan perlambatan konsumsi dan penurunan investasi terutama dari penanaman modal asing. Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh penurunan kinerja pada dua sektor dominan di Jawa Barat. Sektor pertanian diperkirakan mengalami kontraksi sebagai akibat dari penurunan luas lahan serta faktor musiman (kemarau). Sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) juga diperkirakan mengalami perlambatan, terutama terjadi pada subsektor perdagangan besar dan eceran, yang merupakan penyumbang terbesar dalam sektor PHR. Sementara itu, sektor industri pengolahan diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi, khususnya pada subsektor alat angkutan, mesin, dan peralatan. 1. SISI PERMINTAAN Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Kondisi yang serupa terjadi pada investasi, yang mengalami perlambatan. Pelemahan daya beli internasional akibat dampak krisis global diperkirakan mulai mempengaruhi kinerja ekspor Jawa Barat ke luar negeri. 6

22 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Barat Dari Sisi Permintaan (%) JENIS PENGGUNAAN *) Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV**) 28**) Konsumsi Rumah Tangga 4,56% 5,2% 8,17% 5,17% 6,3% 6,2% 8,1% 3,72% 7,79% 3,31% 5,69% Konsumsi Pemerintah 15,9% -12,47% 5,88% -3,14% 28,6% 5,47% -2,81% -8,9% 1,92% 12,3% 4,5% Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,47% 5,95% 4,89% 9,99% 11,43% 8,13% 1,58% 9,47% 11,14% 9,1% 1,4% Ekspor Barang dan Jasa -5,2% 8,21% 3,5% 2,71% -1,53%,52% -14,3% -18,28% -21,79% -22,5% -19,9% Dikurangi Impor -1,76% -6,% 3,38% 9,29% -6,2% -,12% -5,39% -18,38% -26,7% -28,1% -19,99% PDRB 6,1% 5,71% 6,22% 6,42% 7,23% 6,41% 7,28% 4,18% 6,38% 5,9% 5,92% Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat *) Angka Sementara **) Proyeksi KBI Bandung Tabel 1.2. Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Jawa Barat (%) JENIS PENGGUNAAN *) Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV**) 28**) Konsumsi Rumah Tangga 3,% 3,4% 5,21% 3,35% 4,14% 4,3% 5,28% 2,41% 4,98% 2,16% 3,68% Konsumsi Pemerintah,97% -,78%,39% -,21% 1,99%,37% -,14% -,53%,68% 1,2%,27% Pembentukan Modal Tetap Bruto,78% 1,2%,84% 1,71% 1,99% 1,4% 1,81% 1,6% 1,97% 1,63% 1,75% Ekspor Barang dan Jasa -3,4% 4,39% 1,65% 1,42% -6,4%,28% -7,68% -9,61% -11,2% -1,77% -9,8% Dikurangi Impor -5,79% -2,8% 1,49% 3,9% -2,91% -,6% -2,24% -7,91% -11,5% -11,9% -8,49% PDRB 6,1% 5,71% 6,22% 6,42% 7,23% 6,41% 7,28% 4,18% 6,38% 5,9% 5,92% Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat *) Angka Sementara **) Proyeksi KBI Bandung 1.1. Konsumsi Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-28 diperkirakan tumbuh sebesar 3,31% (yoy) atau melambat apabila dibandingkan dengan triwulan III-28 (7,79%) maupun triwulan yang sama tahun sebelumnya (6,3%). Perlambatan di sisi konsumsi antara lain diakibatkan oleh adanya pergeseran waktu bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, yang pada tahun 27 jatuh pada triwulan IV menjadi triwulan III pada tahun 28. Peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-28 tidak setinggi pertumbuhan periode yang sama tahun lalu. Hal ini berkaitan dengan bergesernya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri dari triwulan IV di tahun 27 menjadi triwulan III pada tahun 28. Ketidakpastian atas kondisi perekonomian ke depan turut menyebabkan perlambatan konsumsi dan penurunan investasi terutama dari penanaman modal asing. Perlambatan konsumsi tersebut sejalan dengan perkembangan indikator yang turut mengkonfirmasi penurunan pertumbuhan konsumsi rumah tangga, di antaranya adalah hasil Survei Konsumen Bank Indonesia. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di triwulan IV-28 mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan III- 28 (Grafik 1.2). Meskipun IKK sempat mengalami peningkatan pada awal triwulan IV-28 (bulan Oktober), namun pada dua bulan berikutnya terus mengalami penurunan. Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Garis 1 Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Bandung. 7

23 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Penurunan keyakinan konsumen terutama dipengaruhi oleh penurunan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini (Grafik 1.2). Hasil Survei Konsumen memperlihatkan bahwa penurunan IKE terutama disebabkan oleh turunnya indeks penghasilan saat ini dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.4). Seiring dengan terjadinya krisis keuangan global, terjadi penurunan atas jumlah responden yang menyatakan mengalami kenaikan penghasilan, sementara terdapat peningkatan jumlah responden yang menyatakan penghasilan mereka tetap. Ekspektasi konsumen juga mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yang dipicu oleh penurunan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja enam bulan ke depan (Grafik 1.3). Walaupun dua indikator ekspektasi lainnya, yaitu ekspektasi penghasilan dan ekspektasi kondisi perekonomian mengalami peningkatan, namun drastisnya penurunan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja mendorong penurunan indeks ekspektasi konsumen. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran masyarakat terhadap terjadinya PHK. Di sisi lain, angka ekspektasi penghasilan dan ekspektasi kondisi perekonomian mengalami peningkatan, yang diperkirakan karena harapan oleh kenaikan UMK pada tahun 29 serta penurunan harga BBM di Desember 28. Grafik 1.3. Komponen Indeks Ekspektasi Grafik 1.4. Komponen Indeks Keyakinan Saat ini Ekspektasi penghasilan Ekspektasi kondisi perekonomian Garis 1 Ekspektasi ketersediaan lap. Kerja Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Bandung. Penghasilan saat ini Pembelian durable goods Garis 1 Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Bandung Perlambatan kegiatan konsumsi diperkirakan Grafik 1.5. Konsumsi Bahan Bakar terjadi baik dari sisi konsumsi makanan Rp Juta 3. maupun non makanan. Penurunan konsumsi 25. makanan dipengaruhi oleh tingginya konsumsi 2. makanan yang dilakukan oleh masyarakat pada triwulan III-28, terkait dengan adanya momen bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri pada 5. triwulan tersebut. Sedangkan penurunan di sisi konsumsi non makanan diperkirakan terjadi akibat Sumber: Survei Penjualan Eceran Kota Bandung (Bank Indonesia Bandung). pelemahan daya beli masyarakat karena peningkatan harga barang, terkait dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Penurunan dari sisi konsumsi non makanan diindikasikan dari hasil Survei Penjualan Eceran, melalui penurunan 8

24 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL penjualan bahan bakar (Grafik 1.5), penjualan perlengkapan rumah tangga (Grafik 1.6), serta penjualan pakaian dan perlengkapannya (Grafik 1.7). Khusus untuk barang tahan lama (durable goods), terjadi tren penurunan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu (Grafik 1.4). Kondisi ini tercermin dari indeks pembelian durable goods (barang tahan lama) yang mengalami trend menurun, terutama sejak Februari 28. Rp Juta 2.5 Grafik 1.6. Penjualan Perlengkapan Rumah Tangga Rp Juta 4. Grafik 1.7. Penjualan Pakaian dan Perlengkapannya Sumber: Survei Penjualan Eceran Kota Bandung (Bank Indonesia Bandung) Sumber: Survei Penjualan Eceran Kota Bandung (Bank Indonesia Bandung). Perlambatan pertumbuhan konsumsi juga tercermin dari pembiayaan kredit konsumsi oleh bank umum di Jawa Barat. Realisasi kredit baru untuk penggunaan konsumsi pada triwulan IV-28 mengalami pertumbuhan tahunan yang negatif, yaitu sebesar -,8% (yoy), berbeda dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh tinggi (41,33%). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, realisasi kredit baru ini secara nominal mengalami penurunan sebesar Rp2,25 triliun, dari Rp6,66 triliun di triwulan III-28 menjadi Rp4,42triliun. Sementara itu, outstanding kredit konsumsi mengalami kenaikan sebesar Rp979 miliar (Grafik 1.8). Grafik 1.8. Posisi Baki Debet Kredit Konsumsi Bank Umum di Jawa Barat Grafik 1.9. Penyaluran Kredit Baru untuk Penggunaan Konsumsi oleh Bank Umum di Jawa Barat Rp Triliun 4 % 4 Rp Triliun 8 % Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Posisi Baki Debet Pertumbuhan (yoy) 26 Realisasi Kredit Pertumbuhan (yoy) Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), KBI Bandung. Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), KBI Bandung. 9

25 BAB 1. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL 1.2. Investasi Pada triwulan IV-28, investasi di Jawa Barat diperkirakan masih tumbuh pada level yang cukup tinggi, meskipun melambat. Laju pertumbuhan investasi pada triwulan IV-28 sebesar 9,1%, melambat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (11,14%) maupun triwulan yang sama tahun lalu (11,43%). Perlambatan ini diperkirakan didorong oleh penurunan jumlah investasi yang dilakukan oleh investor asing (PMA). Berdasarkan data dari Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Jawa Barat, total realisasi investasi tahun 28 di Jawa Barat mencapai Rp37,76 triliun untuk periode Januari s.d. Desember 28. Dari 26 kabupaten/kota di Jawa Barat, realisasi investasi untuk Penanaman Modal Asing (PMA) terjadi di 18 kabupaten/kota dengan investasi sebesar Rp34,14 triliun, dan realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terjadi di 9 kabupaten/kota dengan investasi sebesar Rp3,62 triliun. Khusus untuk triwulan IV-28, angka realisasi investasi pada Oktober November 28 mengalami pertumbuhan yang negatif, dengan laju pertumbuhan sebesar -41,93% (yoy). Kondisi inilah yang mendorong terjadinya perlambatan di sisi investasi. Dibandingkan dengan triwulan III-28, pertumbuhan ini semakin menurun, dimana angka pertumbuhan realisasi investasi pada triwulan tersebut mencapai 37,3% (yoy). Dibandingkan dengan realisasi investasi pada tahun 27, angka realisasi pada tahun 28 mengalami kenaikan sebesar Rp14,22 triliun, atau naik 6,38%. Jumlah proyek juga mengalami kenaikan sebesar 31 buah proyek atau 9,54%, serta penyerapan tenaga kerja mengalami kenaikan orang atau 41,14%. Dengan target pencapaian investasi PMA/PMDN sebesar Rp2,72 triliun, angka realisasi tersebut telah melebihi target sebesar Rp17,4 triliun atau naik 82,24%. Realisasi investasi terbesar berada di Kabupaten Bekasi (27,8%), Kota Bogor (27,5%), kabupaten Karawang (13,8%), Kota Bandung (7,13%), dan Kota Depok (6,95%). Penurunan jumlah proyek terjadi pada triwulan IV-28, dimana jumlah proyek pada periode Oktober November 28 mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan III-28, dengan penurunan laju pertumbuhan dari -6,67% menjadi -38,46% (yoy). Grafik 1.1. Realisasi Investasi di Jawa Barat Berdasarkan Nilai Rp Miliar 18. % 4 Grafik Realisasi Investasi di Jawa Barat Berdasarkan Jumlah Proyek 6 % *) Realisasi Investasi Pertumbuhan (yoy) Sumber: Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Jawa Barat Keterangan: *) Angka Sementara Pertumbuhan April 28 = 3.84% (yoy) *) Jumlah Proyek Pertumbuhan (yoy) Sumber: Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Jawa Barat *) Angka Sementara 1

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-29 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2010 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan I-212 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-211 v KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 7 Februari 2013 Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) ttd

KATA PENGANTAR. Bandung, 7 Februari 2013 Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) ttd KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-2012 ini telah dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-211 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III-21 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-21 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan I - 29 Kantor Triwulan I-29 BANK INDONESIA PADANG KELOMPOK KAJIAN EKONOMI Jl. Jend. Sudirman No. 22 Padang Telp. 751-317 Fax. 751-27313 Penerbit

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian. ini menggambarkan perkembangan perekonomian daerah

KATA PENGANTAR. baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian. ini menggambarkan perkembangan perekonomian daerah KATA PENGANTAR Pertamatama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya sehingga Triwulan I 2013 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian triwulanan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan I211 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website : KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN III 2014 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilainilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan PDRB SEKTORAL Berdasarkan Harga Berlaku (Rp Miliar) No. Sektor 2006 2007 1 Pertanian 431.31 447.38 465.09 459.18 462.01 491.83 511.76 547.49 521.88 537.38 2 Pertambangan dan Penggalian 11.48 11.44 11.80

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kepulauan Riau Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kepulauan Riau Kantor Perwakilan Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL VISI BANK INDONESIA : kredibel

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan II-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011 BANK INDONESIA MEDAN 2011 Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2010

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2010 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2010 BANK INDONESIA MEDAN 2010 Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 29 Kantor Ringkasan Eksekutif KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-nya sehingga

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI PROVINSI REGIONAL RIAU Triwulan II - 200 7 Kantor Bank Indonesia P e k a n b a r u KATA PENGANTAR BUKU Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Riau ini merupakan terbitan rutin triwulanan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Barat Triwulan III21 Kantor Bank Indonesia Mataram KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Visi, Misi Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan IV - 2008 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung i Visi, Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN II-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN II-2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN II-2011 BANK INDONESIA MEDAN 2011 Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA BANK INDONESIA TERNATE Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-3124017 LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci