BAB IV PEMBAHASAN. Direktur PT Mitra Coco Mandiri menyatakan adanya kejujuran dan nilai

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Formulir Pengangkutan Bahan Baku Kelapa

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

LAMPIRAN 1. Bukti Bank Keluar

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN ( Sistem Pengendalian Intern )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM INTERNAL AUDIT

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT X,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Rencana Penerimaan Piutang Dagang Mingguan. Daftar Piutang yang dihapuskan dan Internal Office Memo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan

Bab 4 PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Terhadap Prosedur Siklus Pengeluaran. pembelian yang sudah berjalan dengan cukup baik, yaitu: berurut nomor cetak.

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

Contoh Purchase Order PT.PPN

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB II LANDASAN TEORITIS

STRUKTUR ORGANISASI PT. X

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

IV.1.1 Evaluasi Lingkungan Pengendalian ( Control Environment)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB III OBJEK PENELITIAN

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

2 Program auditor operasional ditandatangani oleh: a. Direktur b. Internal Auditor c. Kepala Akuntansi dan Keuangan

BAB IV PEMBAHASAN. PT. My Rasch Indonesia. Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis dan pemahaman atas internal control PT Lahanwicaksana Prima dilakukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil analisis hasil dari wawancara

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB V KESIMPULAN. merekap SSP. SSP tidak lagi dalam bentuk hard copy, melainkan SSP dapat

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Lingkungan Pengendalian IV.1.1 Integritas dan Nilai Etika Direktur PT Mitra Coco Mandiri menyatakan adanya kejujuran dan nilai etika yang tinggi dengan mengkomunikasikan peraturan mengenai kode etik secara verbal maupun tertulis serta memberikan contoh perilaku yang etis kepada setiap karyawan berupa sikap ramah, saling menghormati, jujur dan menjungjung tinggi disiplin kerja sehingga menjadi contoh yang baik kepada karyawan. Semua karyawan baik karyawan tetap maupun karyawan harian diberikan orientasi mengenai tata tertib, peraturan dan kedisiplinan kerja terutama kebijakan dan asas berperilaku dan bertindak (guiding principles) di dalam dan diluar kerja yang dijelaskan di dalam visi dan misi perusahaan. Perusahaan menetapkan jam masuk karyawan agar tidak terlambat, akan tetapi dengan tidak adanya sanksi yang jelas masih ada karyawan yang terlambat dari jam masuk kerja yang sudah ditetapkan tersebut dan tidak adanya peraturan yang jelas tentang jam istirahat sehingga karyawan sering memanfaatkan waktu ini untuk berlama-lama beristirahat, peraturan dan sanksi yang tidak jelas ini dikarenakan perusahaan menaruh kepercayaan penuh kepada karyawan untuk bisa disiplin dalam hal tepat waktu. Perusahaan juga memiliki coffee time yang dibuat secara tidak tertulis namun pada coffee time ini seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan berkumpul sehingga secara tidak langsung kegiatan ini dapat diawasi. 44

Didalam sebuah perusahaan integritas dan nilai etika merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi lingkungan pengendalian. Hal ini sesuai dengan unsur dari komponen pengendalian internal COSO, integritas dan nilai etika yaitu semua personel dalam organisasi dari bawahan sampai manajemen puncak mempraktikkan standar yang tinggi dari perilaku etis. Sanksi keterlambatan masuk kerja yang belum ada maupun saat untuk mulai bekerja kembali setelah jam istirahat, dapat mengakibatkan keterlambatan atau mengganggu proses operasional perusahaan. Terhadap kelemahan pengendalian internal tersebut penulis menyarankan manajemen harus memberikan sanksi yang tegas akan keterlambatan karyawan yang tidak disertai dengan alasan yang jelas, dan juga manajemen harus melakukan pengawasan yang lebih ketat disaat jam istirahat dan memberikan teguran kepada karyawan yang bersangkutan agar tercipta disiplin kerja yang lebih baik. IV.1.2 Komitmen Terhadap Kompetensi Manajemen sangat memperhatikan sekali kompentensi karyawan terhadap pekerjaannya dan satu syarat penting dalam proses penerimaan karyawan (recruitment) adalah kemampuan dan keahlian seseorang untuk melakukan tugas dan tanggung jawab dari suatu jabatan, contohnya perusahaan menempatkan karyawan yang sangat menegenali kualitas dari produk yang dihasilkan dan kualitas bahan baku yang dibeli menjadi bagian kontrol kualitas dan tanggung jawab yang berhubungan dengan kualitas dari bahan baku yang masuk dan produk yang dihasilkan dari proses produksi menjadi tanggung jawab 45

bagian ini karena mempunyai kompetensi yang sesuai. Pengembangan dan peningkatan dari kompetensi karyawan untuk keperluan jangka panjang, manajemen perusahaan akan melakukan pengembangan dan peningkatan kompetensi karyawan dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan workshop terhadap karyawan. Kesadaran perusahaan akan pentingnya pengetahuan dan keahlian yang dimiliki karyawan pada setiap tingkatan dalam organisasi penting untuk menjamin agar tercapainya tujuan entitas dan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif. Hal ini sesuai dengan unsur dari komponen pengendalian internal COSO, komitmen terhadap kompetensi yaitu mencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan bauran dari intelegensi, pelatihan, dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi tersebut. Kesesuaian komitmen terhadap kompetensi yang diterapkan di dalam perusahaan dengan teori komitmen terhadap kompetensi yang ada di dalam unsur dari komponen pengendalian internal COSO maka penulis menyimpulkan bahwa komitmen perusahaan terhadap kompetensi sangat baik karena perusahaan menetapkan kompetensi karyawan terhadap pekerjaannya dan juga melakukan pengembangan teradap kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. IV.1.3 Dewan Direksi dan Komite Audit Perusahaan mempunyai direktur tunggal yang diawasi oleh dewan komisaris yang terdiri dari presiden komisaris dan komisaris, dan belum dibentuk komite audit independen. Direktur mempunyai kontrol penuh di dalam 46

perusahaan dan wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh dewan komisaris. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merekomendasikan cukup diwakilkan oleh satu orang dengan mempertimbangkan ukuran bisnis perusahaan yang masih kecil dan tidak kompleks. Oleh sebab itu, dewan komisaris menugaskan satu orang komisaris aktif yang memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bisnis yang bersifat strategis bila dibutuhkan oleh direktur, disamping melakukan pengawasan terhadap aspek operasional dan keuangan perusahaan. Perusahaan belum memiliki komite audit karena perusahaan tersebut masih berskala kecil. Namun skala perusahaan masih kecil sehingga ruang lingkup pengawasan masih bisa diatasi oleh direktur dan belum ditemukan dampak yang negatif dari tidak adanya dewan direksi tersebut. Penulis membuat kesimpulan bahwa dengan tidak adanya dewan direksi diperusahaan tidak mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan dan semua yang diterapkan di dalam perusahaan sudah cukup. Jika perusahaan telah berkembang lebih besar dan lebih kompleks maka sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan terhadap karyawan yang berkompetensi baik agar dapat membantu tugas direktur dalam melakukan pengawasan sehingga tidak terjadi kekosongan di dalam pengawasan yang ada dan beban pengawasan yang dilakukan direktur menjadi lebih ringan. 47

IV.1.4 Filosofi dan Gaya Manajemen Dalam memonitor risiko bisnis pimpinan perusahaan secara ketat mengawasi dan memastikan apakah semua kegiatan yang dilakukan sudah sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan agar target dapat tercapai secara efisien dan dengan memonitor secara rutin terhadap resiko yang bisa terjadi dengan melengkapi dokumen-dokumen legal perusahaan serta mengikuti dan menjalankan peraturan dan undang-undang yang berlaku. Pimpinan perusahaan cenderung melakukan pertemuan dan pembicaraan serta pendekatan langsung (informal) dengan para penanggung jawab operasional dan produksi sehingga masalah dan kendala yang ditemukan dalam proses operasional perusahaan bisa diselesaikan atau dapat dicari solusi langsung di lapangan. Filosofi dan gaya operasi manajemen memiliki dampak terhadap lingkungan pengendalian. Filosofi dan gaya operasi manajemen ini contohnya, pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis, dan mengandalkan pada pertemuan informal secara langsung dengan manajer kunci. Hal ini sesuai dengan unsur dari komponen pengendalian internal, filosofi dan gaya operasi manajemen, yaitu upaya manajemen untuk mencapai anggaran, laba serta tujuan bidang keuangan dan sasaran operasi lainnya. Pendekatan resiko yang dilakukan perusahaan dengan memonitor kelengkapan dari dokumen-dokumen legal dan menaati undang-undang yang berlaku di perusahaan sudah baik dan komunikasi secara informal yang dilakukan pimpinan perusahaan juga sangat baik karena dapat secara cepat menyelesaikan masalah serta pembicaraan tersebut tidak dijadwalkan sehingga 48

dapat dikomunikasikan setiap saat agar dapat mendapakan solusi pada masalah yang ada secara cepat. Oleh karena itu penulis menyimpulkan filosofi dan gaya manajemen yang ada sudah cukup baik. IV.1.5 Struktur Organisasi Struktur perusahaan digambarkan secara tertulis dengan jelas beserta uraian tentang tanggung jawab dan wewenang dari setiap jabatan yang ada di dalam perusahaan, juga terdapat garis pelaporan yang jelas. Setiap bagian memiliki satu orang pimpinan dan staff pembantu. Struktur ini juga disusun berdasarkan fungsi-fungsi yang penting yang ada di perusahaan seperti bagian pembelian, operasional dan produksi,pengendalian kualitas dan bagian keuangan. Setiap bagian diisi oleh satu manager dan didukung oleh staff-staff yang ada dan tiap manager bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan oleh staff-staff yang ada di bagian tersebut dan manager melaporkannya kepada pimpinan perusahaan. Struktur organisasi dibuat dan harus memberikan kontribusi terhadap kemampuan suatu entitas agar dapat memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas suatu entitas. Dalam Mengembangkan struktur organisasi suatu entitas melibatkan penentuan bidang kunci dari wewenang dan tanggung jawab, serta garis pelaporan yang tepat. Hal ini sesuai dengan komponen COSO tentang struktur organisasi. 49

Struktur yang dibuat oleh perusahaan sudah mendukung untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendri. Wewenang dan tanggung jawab sudah dijelaskan pada setiap bagiannya. Perusahaan juga membuat garis pelaporan yang tepat. Dengan ini penulis menyimpulkan bahwa struktur organisasi yang di buat perusahaan sudah baik dan mendukung tujuan dari perusahaan itu sendiri. IV.1.6 Wewenang dan Tanggung Jawab Pimpinan perusahaan mendelegasikan wewenangnya kepada kepala bagian masing-masing fungsi bila pimpinan (direktur) meninggalkan tempat kerja, dan begitu juga masing-masing kepala bagian mendelegasikan wewenangnya kepada bawahannya satu level dibawahnya bila kepala bagian meninggalkan pekerjaannya. Pendelegasian ini memastikan kelangsungan kepemimpinan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan dan membantu perusahaan dalam pencapaian target dan tujuan perusahaan dan pendelegasian tersebut diarahkan dengan baik serta diberikan kepada karyawan-karyawan yang dinilai berkompetensi baik dan mempunyai pengalaman yang cukup baik dibidangnya. Wewenang dan tanggung jawab harus mencakup penjelasan-penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua aktivitas entitas dibebankan, juga harus memungkinkan setiap karyawan untuk mengetahui apa yang harus dilakukanya dengan jelas dan setiap karyawan harus mengetahui hal apa yang menjadi pertanggung jawaban bagi karyawan tersebut. 50

Perusahaan sudah menjelaskan dengan baik mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua aktivitas entitas dibebankan dan ini sesuai dengan unsur dari komponen COSO tentang penetapan wewenang dan tanggung jawab, oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang ada di perusahaan sudah baik. IV.1.7 Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia Perusahaan mempunyai kebijakan dalam perekrutan tenaga kerja. Kebijakan perekrutan ini sangat mengutamakan kompetensi dan keahlian yang dimiliki oleh seseorang, namum berhubung perusahaan ini berskala kecil menengah sehingga jarang terjadi perekrutan karyawan baru, demikian pula dengan pengembangan karyawan, sehingga manpower planing dan training and development program belum bisa dilaksanakan. Pelaksanaan pengevaluasian terhadap kinerja karyawan belum dilaksanakan secara berkala dan sistematis, sehingga promosi jabatan berdasarkan periodical performance review juga belum dilaksanakan, karena skala perusahaan yang masih kecil dan sumber daya manusia yang masih terbatas. Walaupun perusahaan ini masih dalam skala kecil namum penerapan tindakan disiplin kerja sudah dijalankan terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib kerja maupun kebijakan dan pertaturan kerja. Penerapan atau pelaksanaan pendisiplinan diberikan berdasarkan tingkat kesalahan dengan menerapkan sanksi-sanksi sesuai peraturan ketenaga kerjaan RI. 51

Penting bahwa kebijakan dan prosedur sumber daya manusia (human resources policies and procedures) yang diterapkan dapat menjamin bahwa personel entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan. Praktik tersebut mencakup kebijakan perekrutan dan proses penyeleksian yang dikembangkan dengan baik. Tindakan pendisiplinan untuk pelanggaran terhadap perilaku yang diharapkan. Semua ini bedasarkan unsur dari komponen COSO tentang kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Kelemahan tehadap pengembangan karyawan yang belum dapat dilaksanakan, serta belum adanya pelaksanaan pengevaluasian terhadap kinerja karyawan yang dilaksanakan secara berkala dan sistematis. Hal ini membuat promosi jabatan belum bisa dilaksanakan karena skala perusahaan yang masih kecil mengakibatkan kurangnya pengawasan terhadap kecurangan-kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan apabila, karyawan tersebut terus menerus menangani tugas yang sama. Penulis menyarankan dengan tidak adanya promosi jabatan, perusahaan bisa melakukan rotasi karyawan yang dapat dideteksi jika terdapat kecurangan yang dilakukan oleh karyawan sebelumnya. Perusahaan juga dapat mendeteksi kecurangan dengan cara menerapkan sistem cuti kepada karyawan karena dengan diadakannya sistem cuti, suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan bisa dialihkan kepada karyawan lainnya sehingga dapat terdeteksi kesalahan atau kecurangan karyawan yang sedang cuti tersebut oleh karyawan penggantinya. Perusahaan harus dengan tegas melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja dari karyawannya. 52

IV.2 Penilaian Risiko Penilaian risiko sudah dilakukan oleh perusahaan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya risiko yang sudah diketahui dan diatasi oleh direktur seperti: 1. Risiko yang timbul terkait dengan perubahan lingkungan. Manajemen melaksanakan meeting mingguan dan bulanan untuk membahas risiko-risiko terkait dengan perubahan lingkungan, kemudian perubahan lingkungan tersebut didokumentasikan dan digunakan sebagai referensi dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Sesuai dengan azas perusahaan yaitu peduli, perusahaan juga selalu memonitor aspek lingkungan sekitar pabrik, aspek masyarakat, dan pengembangan perkebunan kelapa. Perusahaan sangat peduli terhadap pencemaran lingkungan sekitar pabrik dan memonitor serta mengambil tindakan cepat bila terjadi pencemaran, demikian pula terhadap masyarakat dan pengembangan produksi perkebunan kelapa terutama hama yang menyerang pucuk. Perubahaan melakukan penyuluhan kepada petani tentang peningkatan produksi buah kelapa dan juga penanganan hama kelapa. Bagian pembelian juga melakukan penyesuaian terhadap harga pembelian bahan baku, serta menyesuaikannya dengan tujuan dari perusahaan, kondisi bisnis yang berubah-ubah juga diperhatikan dalam penyesuaian tersebut agar visi dan misi perusahaan dapat dijalankan dengan baik. Bagian pembelian memfokuskan kegiatannya untuk mendapakan bahan baku sesuai dengan harga Crude Coconut Oil (CCO). 53

2. Risiko terhadap kecurangan karyawan Pimpinan perusahaan sudah mengantisipasi dan memperhatikan sekali resiko kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan. Cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengontrol dan meminimalisasikan tindakan yang dapat terjadi tersebut, adalah dengan melakukan : 1) Penetapan harga beli kelapa dilakukan oleh direktur sesuai dengan perubahan harga minyak Amsterdam. 2) Perhitungan kembali biji kelapa pada saat bahan baku sampai di dalam gudang penampungan. 3) Pembayaran kelapa dilakukan oleh Kasir sesuai bukti perhitungan saat bahan baku dihitung di gudang penampungan. 4) Pembayaran kelapa dicatat dalam log book pembayaran. 5) Data pembayaran dan jumlah bahan baku yang dibeli dicatat dalam komputer dan dibuat back up data setiap minggunya. Back up data tersebut disimpan di dalam disc dan disimpan kembali kedalam fire proof box. 6) Setiap akhir bulan bagian accounting melakukan rekonsiliasi pengeluaran dan pendapatan perusahaan. Namun perusahaan belum melakukan pemisahaan antara tanggung jawab dari akuntan atau kasir dan keuangan, karena perusahaan masih berskala kecil. 54

3. Risiko atas keterbatasan karyawan Karyawan yang dimiliki perusahaan saat ini masih sedikit. Sebagian besar bagian hanya terdiri dari satu orang saja tanpa adanya bawahan. Hal ini sangat berisiko karena apabila karyawan pada salah satu bagian tersebut tidak masuk kantor dikarenakan sakit, keluar kota atau ada keperluan lainnya, maka harus ada bagian lain yang menggantikan tugasnya. Perusahaan seharusnya mempunyai karyawan yang dapat mengisi kekosongan yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan saat ini. Direktur harus menyadari bahwa memiliki karyawan yang sedikit akan menimbulkan risiko terhambatnya aktivitas perusahaan. Hal ini sesuai dengan komponen pengendalian internal penilaian risiko bahwa manajemen perlu untuk menentukan risiko-risiko yang mungkin terjadi dan bagaimana mengelola risiko yang diidentifikasikan tersebut. Apabila karyawan cuti, sakit, terkena musibah atau ada keperluan yang sangat mendesak, hal tersebut perlu menjadi perhatian perusahaan. Perusahaan hanya mempekerjakan sedikit karyawan disebabkan karena ukuran perusahaan yang terbilang kecil dan aktivitas usahanya yang tidak terlalu kompleks. Direktur menganggap mempekerjakan banyak karyawan akan mengakibatkan ketidakefisienan biaya berupa penambahan biaya gaji yang harus dikeluarkan perusahaan Berdasarkan pengamatan penulis, keterbatasan karyawan belum mengganggu proses operasional perusahaan. Ini dikarenakan jika ada karyawan yang tidak masuk maka ada peralihan tanggung jawab yang dibebankan ke karyawan lain sebagai penggantinya. 55

IV.3 Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi yang diterapkan oleh perusahaan sudah dilakukan dengan baik. Pengendalian informasi dan komunikasi dilakukan dengan cara setiap transaksi yang dilakukan disertai dokumen-dokumen penunjang dan dengan segera mungkin dicatat dalam jurnal pembukuan di komputer sehingga pelaporan keuangan setiap akhir periode bulanan dapat mencerminkan kelengkapan dan keakurasian data. Dengan sistem akuntasi tersebut dapat menjamin bahwa seluruh transaksi yang dilakukan valid dan dicatat dengan benar, juga informasi terhadap transaksi yang dilakukan dicatat secara lengkap di dalam laporan keuangan. Sistem akuntansi yang dilakukan perusahaan sudah baik karena ada prosedur yang jelas dan setiap transaksi dilengkapi oleh dokumen-dokumen yang berkaitan dan segera dicatat di dalam laporan keuangan setelah transaksi tersebut dilakukan. Perusahaan memiliki pedoman atau prosedur pelaporan akuntansi dan karyawan juga sudah memahami pedoman atau prosedur pelaporan akuntansi yang diterapkan perusahaan tersebut karena perusahaan sudah mengkomunikasikan prosedur pelaporan akuntansi dan keuangan kepada karyawan dengan sangat baik dan di dalam prosedur pelaporan akuntansi yang ada tidak ditemukan kekeliruan atau kesalahaan di dalam pengolahan data akuntansi. Pencatan transaksi keuangan beserta kelengkapan dokumen pendukungnya yang sesuai dengan chart of account dan account cost code sudah memastikan penyusunan laporan keuangan yang cukup akurat dan dapat diandalkan. Dokumen dan catatan keuangan yang dilakukan perusahaan sudah 56

bisa diandalkan sebagai bukti atas terjadinya transaksi dan dijadikan dasar di dalam penyusunan laporan keuangan. Bagian pembelian kelapa melaporkan setiap hari jumlah kelapa yang dibeli melalui log book pembelian, begitu pula bagian produksi mencatat dalam production log book berapa biji kelapa yang sedang dalam proses produksi, sehingga dapat diperoleh data total pembelian dan persedian setiap akhir bulan. Manajemen memperoleh informasi mengenai total pembelian dan persediaan setiap bulannya. Karena manajemen memperoleh informasi mengenai total pembelian dan persediaan untuk setiap bulannya maka sistem pelaporan diperusahaan sudah baik karena pihak manajemen memperoleh informasi yang diperlukan di akhir bulan. Upaya pembelian bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan sudah didukung dengan sistem informasi pembelian yang memadai. Setiap pembelian dilengkapi dengan formulir konfirmasi pembelian yang mencantumkan harga beli, jumlah bahan baku yang dibeli, pengirimannya, serta perhitungan kembali disaat penurunan bahan baku kelapa di pabrik untuk pengecekan atau pencocokan jumlah bahan baku kelapa agar dapat diperiksa kembali kesesuaianya dengan data yang diperoleh. Sistem ini sederhana dan masih dilakukan secara manual, dan untuk ukuran kegiatan perusahaan saat ini masih memadai. Oleh karena itu sistem pembelian yang diterapkan bisa mendukung proses pembelian bahan baku yang ada. Komunikasi antara pimpinan dan bawahan dilakukan dengan sangat baik karena perusahaan ini relatif kecil sehingga komunikasi antara bawahan dengan atasan dengan bawahan sangat mendukung dan mudah dilakukan. Manajemen 57

suka berinteraksi dengan bawahan untuk menanyakan jika ada kendala yang dihadapi oleh bawahannya dan setiap bawahan tersebut juga bisa langsung menanyakan atau memberitahukan kepada atasan terhadap masalah-masalah yang timbul terkait dengan kegiatan operasional yang ada, sehingga permasalahan yang timbul dapat segera didiskusikan segera mungkin untuk mencari solusi yang terkait dengan permasalahan yang timbul dalam kegiatan operasional perusahaan. Komunikasi yang dilakukan oleh atasan dan bawahan tersebut dapat meningkatkan kinerja dari kegiatan operasional yang ada sehingga keefektifan kerja dapat dijaga, dan juga dapat menjaga hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan agar tidak terjadinya kesalahpahaman terhadap pekerjaan yang ada serta dapat meningkatkan solidaritas sesama pekerja dan dapat meningkatkan pengawasan di dalam proses operasional. Berdasarkan unsur dari komponen pengendalian internal yang ada sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang memasukan sistem akuntansi, terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalsis, mengklarifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi tiap bagian. Komunikasi memberikan pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi dan komunikasi yang dilakukan perusahaan dari sistem akuntasi yang ada dan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dan kesesuaiannya dengan unsur dari komponen 58

pengendalian intern yang ada maka informasi dan komunikasi yang diterapkan perusahaan sudah baik. IV.4 Aktivitas pengendalian IV.4.1 Pemisahaan Tugas di Dalam Organisasi Dalam pemisahaan tugas yang berkaitan dengan prosedur pembelian, perusahaan sudah melakukan pemisahaan tugas antara fungsi pembelian dari fungsi penerimaan. Fungsi pembelian ini dilakukan oleh Buyer and Farmer Relation Coordinator, sedangkan fungsi penerimaan dilakukan oleh staff penerimaan yang memastikan jumlah bahan baku kelapa yang dibeli dan diterima di gudang penampungan sama dengan yang dimuat dikebun oleh pemilik kelapa. Berdasarkan teori yang ada, yaitu tentang perancangan organisasi dalam sitem akuntansi pembelian harus didasarkan pada unsur pokok sitem pengendalian intern yang salah satunya adalah harus adanya pemisahan tanggung jawab yang dibebankan kepada indivdu yang berbeda antara fungsi pembelian dengan fungsi penerimaan di perusahaan Pemisahaan tugas antara fungsi pembelian dan fungsi pernerimaan sudah baik karena dengan adanya perbedaan tanggung jawab yang dibedakan kepada departemen yang berbeda juga sehingga dapat mencegah terjadinya kecurangan yang dapat dilakukan jika tanggung jawab tersebut dibebankan kepada individu yang sama. Perusahaan juga sudah melakukan pemisahan tugas terhadap fungsi pembelian sudah terpisah dari fungsi akuntansi. Fungsi pembelian yang 59

melakukan transaksi pembelian bahan baku harus melaporkan pembelian yang dilakukan dengan memberikan formulir pembelian bahan baku kepada kasir yang merangkap sebagai akuntan yang tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan pencatatan mulai dari pembayaran pembelian tersebut dan membuat laporan keuangan. Berdasarkan teori perancangan organisasi dalam sitem akuntansi pembelian yang didasarkan pada unsur pokok sitem pengendalian intern yang salah satunya adalah harus adanya pemisahan tanggung jawab yang dibebankan kepada individu yang berbeda antara fungsi pencatatan dengan fungsi pembayaran Tidak adanya pemisahaan tugas antara fungsi pencatatan dengan fungsi pembayaran ini dikarenakan oleh keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan sehingga perusahaan menggabungkan fungsi pencatatan dengan fungsi pembayaran yang tanggung jawabnya dibebankan hanya kepada satu individu. Fungsi pembayaran yang merangkap sebagai bagian pencatatan ini menjadi kelemahan yang fatal dalam pengendalian internal yang ada karena tugas pencatatan dengan pembayaran bahan baku tersebut dilakukan oleh individu yang sama. Kelemahan pengendalian internal ini bisa menyebakan resiko kecurangan seperti manipulasi data pembelian yang ada karena dilakukan oleh orang yang sama. Hal tersebut bisa menimbulkan kerugian untuk perusahaan. 60

Penulis menyarankan dari kelemahan pengendalian internal tersebut bahwa harus adanya orang yang mengisi fungsi pencatatan laporan keuangan dengan fungsi pembayaran bahan baku karena dengan tanggung jawab yang dibebankan kepada individu yang berbeda ini dapat meningkatkan pengawasan yang ada. Perusahaan belum melakukan pemisahaan tugas antara fungsi penerimaan bahan baku dengan fungsi penyimpanan bahan baku hal ini disebabkan perusahaan masih dalam skala kecil maka fungsi penerimaan belum dipisahkan dari fungsi penyimpanan atau stock keeping untuk efisiensi tenaga kerja yang ada. Kedua fungsi tersebut dilakukan oleh bagian penerimaan barang saja. Sama seperti fungsi pencatatan dan fungsi pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan, fungsi penerimaan dengan fungsi penyimpanan masih dijalankan oleh satu individu yang seharusnya dibebankan kepada dua individu yang berbeda karena dengan tidak adanya pemisahaan tugas tersebut dapat menimbulkan kecurangan seperti manipulasi data jumlah barang yang diterima dengan barang yang dimasukan ke dalam gudang. Fungsi penerimaan dan penyimpanan yang ada memang dilakukan oleh satu individu, namun perusahaan belum pernah menemukan terjadi kehilangan stock bahan baku yang ada, apabila perusahan sudah berkembang dan kegiatan operasional perusahaan menjadi komplex penulis menyarankan agar adanya pemisahaan tanggung jawab antara fungsi penerimaan bahan baku dengan penyimpanan bahan baku tersebut kepada individu yang berbeda agar dapat meningkatkan pengawasan yang ada dan dapat mengurangi resiko kecurangan yang dapat dilakukan jika tidak adanya pemisahaan tugas tersebut. 61

Transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan oleh satu orang contohnya bagian pembelian dilakukan oleh satu orang yaitu buyer and farmer relation Coordinator demikian pula dengan pencatatan transaksi keuangan hanya dilakukan oleh seorang accountant. Jadi perusahaan hanya mempunyai satu orang setiap melakukan transaksi. Perusahaan hanya memiliki satu orang di setiap bagian untuk mengatasi transaksi yang dilakukan oleh bagian tersebut dikarenakan perusahaan memiliki karyawan yang relatif kecil dan sangat terbatas sehingga hanya dapat menggunakan satu karyawannya disetiap fungsi yang ada. Perusahaan belum pernah menemukan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan terhadap kelemahan yang ada sehingga penulis menyimpulkan kegiatan transaksi yang dilakukan oleh satu orang individu di tiap bagian sudah baik karena hal ini masih dapat dipantau oleh kegiatan pengawasan yang dilakukan perusahaan. Perusahaan sudah memisahkan tugas untuk setiap bagian dan jabatan sesuai dengan job description yang tertulis dan semua bagian dari masingmasing karyawan sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan job description masing-masing bagian. Tugas dan tanggung jawab tersebut telah disepakati bersama dengan pihak perusahaan. IV.4.2 Sistem Otorisasi dan Prosedur pencatatan Perusahaan masih melakukan proses-proses yang sederhana dalam kegiatannya seperti tidak adanya surat permintaan pembelian yang diotorisasi oleh fungsi gudang untuk barang yang disimpan di dalam gudang. Permintaan 62

pembelian hanya dilakukan dari mulut ke mulut saja jika ada permintaan pembelian dari bagian gudang, untuk kelanjutan proses produksi tidak disertai oleh surat permintaan pembelian. Sesuai dengan teori yang ada terkait dengan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pada pembelian, untuk meningkatkan pengendalian internal yang ada seharusnya perusahaan harus memiliki surat permintaan pembelian yang diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang disimpan di dalam gudang. Perusahaan tidak mempunyai surat permintaan pembelian bahan baku karena perusahaan masih belum mengetahui tentang pentingnya surat permintaan pembelian bahan baku tersebut yang dapat membantu perusahaan untuk menambah pengawasan yang ada serta dapat membantu pengecekan yang lebih mudah dengan adanya data yang terdapat di dalam surat permintaan pembelian tersebut. Dengan tidak adanya surat permintaan pembelian bisa terjadi kesalahpahaman dalam jumlah bahan baku yang ingin dibeli serta tidak ada data yang jelas berapa jumlah bahan baku yang diminta oleh bagian gudang untuk disimpan di dalam gudang dan dapat terjadinya manipulasi terhadap pembelian yang dilakukan oleh bagian pembelian dengan tidak adanya surat permintaan pembelian yang diotorisasi oleh bagian gudang. Penulis menyarankan dengan tidak adanya surat permintaan pembelian agar perusahaan membuat surat permintaan pembelian yang bernomor urut cetak dan juga di otorisasi oleh bagian gudang agar dapat mencegah tindakan-tindakan yang dapat merugikan perusahaan. 63

Perusahaan memiliki surat order pembelian barang yang diotorisasi oleh fungsi pembelian, setiap transaksi pembelian bahan baku dikonfirmasi dengan formulir konfirmasi pembelian yang mencantumkan harga dan syarat lain yang disetujui oleh penjual dan pembeli (perusahaan), konfirmasi tersebut dilakukan di setiap melakukan transaksi. Otorisasi terjadinya transaksi dilakukan dengan pembubuhan tanda tangan oleh pihak yang memiliki wewenang untuk transaksi tersebut. Dokumen tersebut salah satunya adalah surat order pembelian yang harus diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi. Otorisasi ini berdasarkan teori dari sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Penulis menyimpulkan bahwa sistem otorisasi terhadap surat order pembelian sudah baik karena sesuai dengan teori perusahaan sudah memiliki surat order pembelian dan surat tersebut di otorisasi oleh fungsi terkait atau di otorisasi oleh pejabat yang lebih tinggi. Perusahaan mempunyai laporan penerimaan barang yang diotorisasi oleh fungsi penerimaan. Setiap pengiriman bahan baku kelapa ke gudang penampungan kelapa disertai dengan delivery form dan formuliar tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan dan ditandatangani sebelum diserahkan ke bagian pembayaran. Perusahaan harus melakukan otorisasi terhadap laporan penerimaan barang dan pengotorisasian tersebut dilakukan oleh fungsi penerimaan. Hal ini sesuai dengan teori sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang menjelaskan bahwa otorisasi terjadinya transaksi dilakukan dengan pembubuhan tanda tangan oleh manajer atau pihak yang memiliki wewenang atas transaksi tersebut. 64

Penulis menyimpulkan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pada laporan penerimaan barang pada perusahaan sudah baik karena perusahaan tersebut sudah mempunyai laporan penerimaan barang yang diotorisasi oleh fungsi terkait yaitu fungsi penerimaan. Perusahaan melakukan otorisasi terhadap bukti kas keluar. kas keluar ini dibuat oleh bagian accounting. Setiap formulir permintaan dana untuk pengeluaran berupa pembelian bahan baku kelapa atau kopra yang dibuat oleh bagian accounting tersebut dikirim ke direktur atau pejabat yang ditunjuk agar dapat segera disetujui dan ditandatangani oleh direktur atau pejabat lain yang ditunjuk oleh direktur. Dengan adanya otorisasi atas bukti kas keluar yang di lakukan oleh direktur atau pejabat yang ditunjuk, maka sistem otorisasi yang berkaitan dengan bukti kas keluar yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai dengan teori sistem otorisasi dan prosedur pencatatan bahwa bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi. Penulis menyimpulkan bahwa sistem otorisasi terhadap bukti kas keluar perusahaan sudah baik karena bukti kas keluar tersebut telah diotorisasi oleh pejabat yang lebih tinggi dari perusahaan dan sesuai dengan teori sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. IV.4.3 Praktek yang sehat Perusahaan menggunakan formulir untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan dan formulir-formulir tersebut bisa digunakan untuk pemeriksaan ulang dan dapat digunakan untuk membuat laporan keuangan, 65

namun formulir-formulir perusahaan masih banyak yang belum menggunakan nomor urut cetak seperti formulir perhitungan dan tanda terima pembelian kopra, formulir order pembelian,formulir tanda terima pengangkutan kelapa dan lainlain masih belum menggunakan nomor urut cetak. Selama ini nomor urut tersebut di tulis tangan oleh pihak-pihak yang terkait dengan pengisian formulir tersebut. Berdasarkan salah satu dari ketiga unsur pokok pengendalian intern akuntansi yang diterapkan dalam sistem akuntansi pembelian harus diperhatikan salah satunya praktek yang sehat, di dalam parktek yang sehat tersebut menjelaskan bahwa perusahaan harus menggunakan formulir yang bernomor urut cetak. Formulir bernomor urut cetak ini tidak ditulis oleh individu melainkan sudah dicetak melalui perangkat keras. Perusahaan tidak menggunakan formulir bernomor urut cetak karena perusahaan sudah menganggap bahwa nomor yang di tulis di dalam formulir secara manual sudah menjadi nomor urut cetak seperti yang dimaksud dan mempunyai fungsi yang sama. Seharusnya nomor urut cetak tersebut sudah ada saat formulir dicetak dan tidak dituliskan secara manual. Akibat kelemahan pengendalian internal ini, dapat menyebabkan tindakan kecurangan dari karyawan yang dapat menukar formulir-formulir tersebut dengan formulir yang baru dan datanya telah di manipulasi. Ini dapat menyebabkan kerugian untuk perusahaan sendiri. Penulis menyarankan kepada perusahaan agar perusahaan menggunakan formulir yang bernomor urut cetak. Nomor tersebut tidak ditulis menggunakan 66

tangan atau oleh orang yang berkaitan dengan trasaksi tersebut. tetapi perusahaan harus membuat nomor urut tersebut dicetak bersamaan saat formulir itu dibuat. Perusahaan memilih pemasok bukan berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing di pasar dari berbagai pemasok melainkan perusahaan mematok harga pembelian kelapa dari pemasok dan tidak berdasarkan penawaran harga mereka, karena harga pasar yang ditentukan oleh pembeli yang merujuk ke harga pasar Crude Coconut Oil (CCO) dunia. Ini bertentangan dengan salah satu unsur pokok pengendalian intern akuntansi yang diterapkan dalam sistem akuntansi pembelian yang menyatakan pemilihan pemasok didasarkan jawaban dari penawaran harga yang bersaing dari pemasok, namun sistem seperti ini tidak mendukung untuk perusahaan dan bisa mengakibatkan kerugian dalam perusahaan. Perusahaan tidak memilih pemasok berdasarkan harga yang bersaing dari berbagai pemasok karena banyak hal yang mempengaruhi naik atau turunnya harga kelapa. Harga bahan baku berupa kelapa tersebut ditentukan oleh harga kopra, dan harga kopra ini ditentukan oleh harga Crude Coconut Oil (CCO) di pasar comodity Crude Coconut Oil (CCO) Rotterdam. Harga ini berfluktuasi setiap saat, kalau harga yang ditentukan oleh Crude Coconut Oil (CCO) Rotterdam tersebut naik maka harga kelapa akan naik dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, perusahaan yang menetapkan harga pembelian bahan baku kelapa yang ada tidak berdasarkan penawaran harga bersaing dari pemasok. Perusahaan memilih pemasok bukan berdasarkan harga bersaing namun perusahaan menetapkan harga bahan baku yang akan dibeli berdasarkan 67

perhitungan harga yang ditentukan dari harga Crude Coconut Oil (CCO) menurut penulis ini sudah baik karena perusahaan harus menyesuaikan harga pembelian dengan harga dari Crude Coconut Oil (CCO) yang mempengaruhi harga bahan baku. Perusahaan melakukan pemeriksaan terhadap barang yang diterima oleh fungsi penerimaan. Setiap pengiriman bahan baku dari petani kelapa, bagian penerimaan melakukan perhitungan kembali, Perhitungan dilakukan jika fungsi penerimaan tersebut telah menerima surat order pembelian dari fungsi pembelian dan memisahkan kualitas kelapa berdasarkan kriteria kualitas yang ada. Pemeriksaan ini dilakukan saat bahan baku sampai di gudang penampungan. Berdasarkan salah satu dari tiga unsur pokok pengendalian intern akuntansi yang diterapkan dalam sistem akuntansi pembelian, yang harus diperhatikan salah satunya adalah praktek yang sehat, di dalam parktek yang sehat tersebut menjelaskan bahwa barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian. Penulis menyimpulkan bahwa pemeriksaan barang yang dilakukan oleh fungsi penerimaan tersebut sudah baik karena pemeriksaan itu dilakuakan hanya jika fungsi penerimaan telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian dan pemeriksaan sangat sesuai dengan praktek sehat yang harus diperhatikan pada sistem akuntansi pembelian. Setiap pengiriman bahan baku dari pemasok bahan baku, fungsi penerimaan melakukan perhitungan kembali, dan memisahkan kualitas kelapa berdasarkan kriteria kualitas bahan baku yang telah ditentukan. Jika kualitas 68

tersebut tidak sesuai dengan kriteria yang ada maka akan ada penyesuaian harga kembali atas bahan baku tersebut yang disepakati bersama oleh pemasok. Fungsi penerimaan harus melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan cara menghitung barang tersebut dan membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian ini didasarkan pada salah satu dari ketiga unsur pokok pengendalian intern akuntansi yang diterapkan didalam sistem akuntansi pembelian yang harus diperhatikan Dengan adanya kesesuaian dari proses aktual yang dilakukan oleh perusahaan yaitu bagian penerimaan melakukan perhitungan terhadap bahan baku yang masuk dengan surat order pembelian dan melakukan penyesuaian harga jika ada kualitas bahan baku yang tidak sesuai dengan kriteria, maka penulis menyimpulkan proses yang diterapkan perusahaan ini sudah baik. Fungsi pembayaran perusahaan selalu melakukan pengecekan harga dengan cara memeriksa dan mencocokkan pembayaran berdasarkan harga yang disetujui dalam formulir konfirmasi pembelian, pemeriksaan ini agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan dan juga fungsi pembayaran dapat memperhatikan kembali syarat pembelian yang ada sebelum dilanjutkan prosesnya kepada proses pembayaran bahan baku. Pemeriksaan ini dapat meminimalkan kesalahan yang dapat terjadi. Pengecekan harga dari kasir ini termasuk didalam salah satu ketiga unsur pengendalian intern terhadap sistem akuntansi pembelian yang harus di perhatikan yaitu praktek sehat yang salah satunya adalah praktek sehat yang menjelaskan tentang harus terdapatnya pengecekan harga, syarat pembelian dan 69

ketelitian perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar. Kecocokkan antara praktek yang dilakukan oleh fungsi pembayaran ini sangat sesuai dengan teori yang ada bahwa terdapatnya pengecekan harga yang dilakukan oleh fungsi penerimaan begitu juga dengan pemeriksaan syarat pembelian yang ada dan pemeriksaan dengan teliti perkalian dalam faktur yang ada ini maka, penulis menyimpulkan bahwa pengecekan harga, syarat pembelian, dan perhitungan perusahaan sudah baik. Dalam prosesnya perusahaan memiliki bukti kas keluar dan dokumen pendukung lainnya. Setiap ada transaksi pembayaran, bukti pembayaran yang berupa kwitansi dan konfirmasi pembelian di tulis lunas dengan tanggal pelunasannya dan inisial kasirnya. Jadi, bukti kas keluar tersebut hanya diberikan tanda lunas seadanya berserta tanggal transaksi dan tidak diberikan cap lunas. Seharusnya di dalam praktek sehat yang merupakan salah satu unsur pokok dari pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem akuntasi pembelian, bukti kas keluar beserta dokumen pendukungya dicap Lunas oleh fungsi pembayaran setelah cek dikirimkan kepada pemasok. Adanya perbedaan ini disebabkan perusahaan sudah menggantikan cap lunas tersebut dengan tanda lunas yang disertai dengan tanggal transaksi dan inisial dari yang fungsi pembayaran tersebut, maka perusahaan menganggap cap lunas tersebut tidak terlalu penting untuk dilakukan karena ada alternatif lainnya. Tetapi tanda lunas yang diterapkan perusahaan tersebut masih memiliki kelemahan karena cap tersebut dibuat oleh tangan dan dapat ditiru oleh pihak- 70

pihak lainnya sehingga dapat terjadinya pemalsuan dokumen tersebut dan data pada dokumen tersebut bisa di manipulasi. Kecurangan seperti ini dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Penulis menyarankan agar perusahaan mengganti tanda lunas yang dibuat oleh perusahaan dengan alat cap Lunas dan cap tersebut hanya dipegang oleh fungsi pembayaran atau pejabat yang berwenang saja agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain, serta dengan adanya cap tersebut maka dapat meminimalisasi kecurangan yang dapat dilakukan. Pengendalian akses tidak terlalu digunakan di dalam perusahaan karena perusahaan yang cenderung masih kecil, maka setiap bagian masih bisa dikenali dengan sangat mudah. Tanda pengenal identifikasi juga tidak digunakan karena karyawan masih saling mengenal antar individu disetiap bagian. Akses ke gudang penampungan juga dikunci dan hanya bisa dibuka jika ada bahan baku yang masuk saja dan kunci tersebut dipegang oleh bagian penerimaan dan pihak yang lebih tinggi memegang kunci cadangan untuk berjaga-jaga jika bagian penerimaan tidak masuk. Penggunaan password hanya digunakan di komputer tempat menyimpan laporan keuangan, Penggunaan password ini hanya bisa diakses oleh bagian accounting dan pihak yang lebih tinggi dan kata kunci ini tidak disebarluaskan ke bagian lain. Perusahaan tidak menggunakan tanda pengenal identifikasi untuk mengendalikan akses karena perusahaan yakin dengan jumlah karyawan yang masih kecil, tiap-tiap karyawannya dapat mengenali satu sama lainnya. sehingga penggunaan tanda pengenal identifikasi tidak terlalu diperlukan. Penggunaan 71

password digunakan oleh perusahaan karena takut ada tindak kecurangan yang bisa mencuri data atau memanipulasi data yang ada di dalam komputer tersebut. Penulis menyimpulkan bahwa pengendalian akses yang ada di perusahaan sudah baik dengan penggunaan password yang digunakan komputer perusahaan dan untuk tanda pengenal identifikasi menurut penulis masih tidak perlu digunakan karena dengan ukuran perusahaan yang masih kecil serta identifikasi masih dapat dilakukan dengan mudah di lingkungan perusahaan. IV.5. Pemantauan Perusahaan belum memiliki bagian audit internal sendiri tetapi fungsi dari audit internal itu dibebankan kepada direktur atau dewan komisaris yang ada, sehingga perusahaan sudah menjalankan fungsi audit tanpa dibuat bagian audit internal secara langsung dan tidak terjadi kekosongan terhadap fungsi tersebut. Fungsi audit internal ini diperlukan karena dengan adanya fungsi tersebut, maka ada suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu. Perusahaan memang tidak mempunyai bagian tersendiri untuk audit internal perusahaan. Namun, fungsi dari audit internal ini dijalankan oleh direktur dan dewan komisaris. Perusahaan tidak memiliki bagian audit internal karena perusahaan masih bisa membebankan tugas dari fungsi audit internal kepada direktur dan dewan direksi dan hal ini juga karena skala perusahaan yang masih kecil serta dengan karyawan yang masih sangat kecil juga, sehingga untuk menambah bagian tersebut dapat menambahkan biaya dari perusahaan sendiri. Oleh karena itu, 72

perusahaan membebankan tanggung jawab sebagai fungsi audit internal kepada direktur dan dewan komisaris Penulis menyimpulkan bahwa perusahaan memang tidak mempunyai bagian audit internal tersendiri namun fungsi dari audit internal ini dijalankan oleh direktur dan dewan komisaris sehingga fungsi tersebut tetap berjalan. Maka dengan adanya fungsi audit yang dibebankan ke direktur dan dewan komisaris tersebut audit internal yang diterapkan perusahaan sudah baik karena perusahaan tidak harus menambah biaya perusahaan untuk merekrut karyawan yang ada. Setiap proses yang dilakukan didalam kegiatan kadang menimbulkan suatu masalah, sesuai dengan penemuannya penyimpangan atau laporan dari pihak-pihak terkait, maka direktur perusahaan segera melakukan pemeriksaan sesuai dengan penyimpangan atau sesuai dengan laporan yang ada. Setelah mengetahui penyimpangan atau laporan yang ada direktur selanjutnya menetapkan langkah-langkah untuk mencari solusi perbaikan sebagai tanggapan dari laporan dan penyimpangan yang terjadi. Pihak manajemen perusahaan harus melakukan tindakan korektif berdasarkan informasi keluhan atau kelemahan yang diterima dari pemasok atau pelanggan, lembaga pengatur, dan auditor eksternal. Pihak perusahaan terutama direktur sudah menanggapi penyimpangan atau laporan-laporan dari pihak terkait jika terjadi keluhan terkait dengan proses atau kegiatan operasional perusahaan. Dengan ini penulis menyimpulkan perusahaan sudah melakukan tindakan korektif dengan baik berdasarkan informasi yang diperlukan terkait dengan penyimpangan yang timbul di dalam kegiatan operasional maupun laporanlaporan dari pihak terkait. Permasalahan tersebut ditanggapi oleh direktur 73

perusahaan yang bertanggung jawab untuk menetapkan langkah-langkah sebagai solusi dari masalah yang ada. Perusahaan belum menerapkan pengecekan independen atau evaluasi terhadap kinerja karyawan di setiap bagian namun pengecekan ini dilakukan oleh dewan komisaris. tanggung jawab atas evaluasi terhadap kinerja yang dilakukan oleh karyawan di setiap bagian ini dibebankan kepada dewan komisaris. pengecekan ini dilakukan dewan komisaris secara periodik dan terpisah. Berdasarkan salah satu unsur dari komponen pengendalian internal tentang pemantauan menyatakan bahwa pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas yang berkelanjutan atau dapat juga dilaksanakan melalui pengevaluasian periodik secara terpisah. Perusahaan telah melakukan pengevaluasian periodik secara terpisah wewenang ini dibebankan kepada dewan komisaris. Dengan adanya evaluasi periodik secara terpisah yang dibebankan kepada dewan komisaris maka evaluasi perusahaan tersebut sudah baik, karena dengan adanya pengecekan atau evaluasi periodik secara terpisah ini dapat meningkatkan efektifitas kinerja karyawan dan juga dapat meningkatkan efisiensi dari kinerja karyawan yang ada. Pemantauan yang dilakukan oleh pihak manajemen serta memberikan data-data terkait dengan masalah yang ada di dalam perusahaan. Data-data atau hasil laporan terkait dengan masalah yang ada diperusahaan ini diberikan kepada direktur dan dengan diskusi tentang permasalahan yang terkait dengan fungsi yang ada direktur mengikutsertakan bagian yang bertanggung jawab atas masalah tersebut untuk mencari solusi yang baik dan hasil diskusi inilah yang 74

digunakan direktur untuk mengambil langkah perbaikan sebagai tanggapan dari masalah yang ada tersebut. Manajemen telah menggunakan laporan-laporan dari pihak terkait sebagai acuan untuk dijadikan pedoman bagi pimpinan untuk menentukan langkah perbaikan. Hal ini sesuai dengan salah satu unsur dari komponen pengendalian internal yang dijelaskan di dalam aktivitas pemantauan bahwa perusahaan harus mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Maka, penulis menyimpulkan bahwa langkah perbaikan yang dilakukan pimpinan perusahaan sudah baik. 75