BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 4.3. Gambar 44

Fisika Dasar I (FI-321)

II. KINEMATIKA PARTIKEL

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Penggunaan Hukum Newton

1 Sistem Koordinat Polar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

Komponen Struktur Tekan

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

Data dan Metode Pengolahan Data

III. METODE PENELITIAN

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

PENGARUH ULTIMATE PIT SLOPE TERHADAP KESTABILAN LERENG TAMBANG BATUBARA PT X ABSTRAK ABSTRACT

DAFTAR ISI I. ALIRAN AIR DALAM TANAH (POMPA K) TEORI REMBESAN KONSOLIDASI DAN PENURUNAN STABILITAS LERENG. Mekanika Tanah II 0

BAB II LANDASAN TEORI

Gerak melingkar beraturan

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

BAB II Tinjauan Teoritis

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Fisika Dasar I (FI-321)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

Fisika Dasar I (FI-321)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

Teori Dasar Medan Gravitasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK UKM KURSI LIPAT DENGAN METODE INTERNAL PRESSURE DAN RANCANG BANGUN MESIN BENDING KONVENSIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

III. METODE PENELITIAN

EFEK PANJANG PIPA TERHADAP ALIRAN BERKEMBANG PENUH UNTUK AIR TAWAR DAN LARUTAN BIOPOLIMER CAIRAN BERAS HASIL FERMENTASI SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

The Production Process and Cost (I)

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran)

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauh Hujan Tehadap Stabilitas Leeng Infiltasi ai hujan ke dalam lapisan tanah pada leeng akan menambah beban pada leeng sebagai akibat peningkatan kandungan ai dalam tanah, yang pada akhinya memicu tejadinya longsoan (Pieson, 1980; Huang dan Lin, 2002). Muntoha dkk. (2013) menjelaskan bahwa infiltasi pada leeng akan meningkatkan tekanan ai poi, dan menguangi kuat gese tanah. Kondisi ini menyebabkan tejadi keuntuhan leeng. Pada keadaan ini kuat gese tanah ditentukan oleh kuat gese esidu (esidual shea stength). Puta dkk. (2014) juga menyebutkan bahwa semakin tinggi infiltasi yang tejadi, maka peubahan tekanan ai poi akan semakin besa. Infiltasi akan lebih bepegauh secaa signifikan bila kondisi awal tanah yang keing (memiliki deajat kejenuhan endah) menuju kondisi basah dai pada tanah yang memiliki deajat kejenuhan yang tinggi. Zhan dkk. (2004) dalam penelitiannya mengkaji pengauh jenis tanah dan intensitas hujan tehadap stabilitas leeng. Secaa umum dijelaskan poses infiltasi ai hujan ke dalam tanah dipengauhi oleh nilai koefisien pemeabilitas tanah jenuh ai (k s ). Semakin besa nilai k s maka semakin cepat laju infiltasi dan deajat kejenuhan tanah. Kestabilan leeng yang diuku dengan nilai fakto aman menunjukkan peubahan pola mengikuti pola intensitas hujan. Hossain (2013) menjelaskan bahwa pada pemukaan leeng tak jenuh, infiltasi ai hujan menguangi tekanan hisap (matic suction) seiing dengan duasi hujan. Intensitas hujan yang kecil namun memiliki duasi yang lama lebih bepengauh tehadap stabilitas leeng daipada cuah hujan dengan intensitas yang tinggi namun memiliki peiode yang sebenta. 4

5 B. Tanah Tak Jenuh Ai dan Tekanan Hisap 1. Kondisi Tanah Tak Jenuh Ai Pada tanah tak jenuh ai atau jenuh sebagian, sebagian poi-poi teisi oleh ai dan sebagian lagi teisi oleh udaa. Saat jenuh, poi-poi pada tanah akan teisi oleh ai, sedang saat jenuh sebagian, batas antaa ai dan udaa poi akan membentuk miniskus yang jai-jainya di pengauhi oleh ukuan tanah (Muntoha, 2009). Pada kondisi ini tekanan ai poi (u w ) akan lebih kecil dai tekanan udaa poi (u a ) akibat adanya tegangan pemukaan (lihat pada Gamba 2.1). udaa butian tanah ai Gamba 2.1 Kondisi tanah pada keadaan tak jenuh sebagian

6 Tegangan efektif untuk tanah jenuh sebagian sepeti dituliskan dalam pesamaan 2.1. ' ( u ) ( u u ) (2.1) a a w dengan, : tegangan efektif; u a u w : tegangan total; : tekanan udaa; : tekanan ai poi; (u a u w ) : tekanan hisap tanah (matic suction); : paamete yang meupakan fungsi deajat kejenuhan (untuk tanah dalam keadaan jenuh ai maka nilai deajat jenuh ai S = 1, maka = 1, dan bila tanah dalam keadaan keing S = 0, = 0). Mengacu pada kiteia keuntuhan Moh-Coloumb, kuat gese tanah pada kondisi jenuh sebagian dituliskan dalam pesamaan 2.2. f c' ' tan' (2.2) dengan, f : kuat gese tanah; : tegangan total; c : kohesi tanah ; : sudut gesek intenal tanah; Subtitusi tegangan efektif dalam pesamaan 2.1. kedalam pesamaan 2.2, maka : c' f ( u ) ( u u ) tan' a f a w f (2.3) Vanaapalli dan Fedlund (2000) membeikan hubungan antaa paamete tegangan efektif dengan deajat kejenuhan bedasa paamete hasil uji kuat gese pada tanah lempung, lanau, dan pasi. Hubungan tesebut dibeikan pesamaan 2.4.

7 dengan, w s k Khalili dan Khabbaz (1998) mengusulkan nilai k =1, maka : w S S 1 S s (2.4) (2.5) w s : kada ai volumetik tanah; : kada ai volumetik tanah jenuh ai; : kada ai volumetik tanah esidu; S : deajat jenuh ai pada nilai w ; S S 1 S : deajat kejenuhan efektif (S e ) Pesamaan-pesamaan tesebut menunjukan bahwa jika tejadi hujan pada tanah tak jenuh ai, maka deajat kejenuhan ai (S ) akan meningkat yang mana akan meningkatkan tekanan ai poi ( u w ) sehingga u a u w akan bekuang dan mempekecil kuat gese tanah, akibat selanjutnya, bila tejadi pada leeng adalah longso pada leeng. 2. Kuva Retensi Ai-Tanah Menuut Jotisankasa dan Maiaing (2010) kuva etensi ai-tanah (soil wate etention cuve, SWRC) adalah fungsi yang mendiskipsikan hubungan antaa suction atau hisapan dengan kada ai volumetik. Kondisi tanah basah dapat dinyatakan melalui deajat kejenuhan S, kada ai w, dan kada ai volumetik. SWRC ditentukan dengan pengujian di laboatoium menggunakan tensiomete pada bebeapa kondisi kada ai tanah hingga mencapai jenuh ai sempuna. Jotisankasa dkk. (2007) menggunakan miniatue tensiomete untuk mempeoleh SWRC. Model miniatue tensiomete sepeti disajikan pada Gamba 2.2. Tipikal SWRC hasil dai pengujian miniatue tensiomete disajikan pada Gamba 2.3.

8 1BAR AEV poous stone Satuated with wate with vacuum pump Smooth sufaced acylic tube 1 cm MEMs pessue senso Gamba 2. 2 Miniatue tensiomete (Jotisankasa dkk., 2007) Gamba 2. 3 Tipikal SWRC hasil pengujian miniatue tensiomete (Jotisankasa dkk., 2007) Untuk analisis numeik, Muntoha (2015) menyebutkan bahwa pengukuan SWRC dapat dimodelkan dengan pesamaan-pesamaan matematika sepeti

9 model van Genuchten pada pesamaan 2.6. SWRC dengan model pesamaan van Gunechten memiliki paamete sepeti ditunjukkan pada Gamba 2.4. n m a 1 (2.6) s a dimana a Se (2.7) s a dan, m11 n (2.8) Pesamaan diatas mengandung empat independen yaitu a, s,,, n. Nilai dan n adalah paamete yang dipeoleh dai kuva. Gamba 2. 4 Estimasi SWRC model van Genuchten - Mualem C. Hubungan Antaa Fasa Tanah ]Hubungan fasa tanah bekaitan dengan beat yaitu kada ai dan beat volume tanah. Kada ai (w) atau jumlah kandungan ai tanah didefinisikan sebagai pebandingan beat ai dengan beat butian tanah untuk suatu volume tanah, sedangkan beat volume tanah adalah beat total tanah pe satuan volume total. w W W w (2.9) s

10 dengan, W w : Beat ai W s : Beat butian tanah Beat volume tanah dalam keadaan basah (atau t ) dinyatakan sebagai pebandingan beat tanah total (beat butian dan ai) tehadap volume total tanah. Pesamaan 2.10 membeikan hubungan beat volume tanah. W (2.10) V Untuk suatu keadaan kada ai w, beat volume tanah dapat dinyatakan dalam beat volume tanah keing ( d ) sepeti dituliskan dalam pesamaan 2.11. d (2.11) 1 w Hubungan beat volume tanah dengan volume tanah dapat dinyatakan dalam angka poi (e) dan poositas (n) sepeti dalam pesamaan 2.12 dan 2.13. Dengan, Gs w e 1 (2.12) d e n 1 e (2.13) G s : beat jenis; w : beat volume ai. Hubungan anta volume tanah dai angka poi tehadap deajat jenuh ai (S ) dapat dituliskan dalam pesamaan 2.14. S G. s w (2.14) e D. Kuat Gese Tanah Teoi kuat gese yang lazim digunakan dalam analisis keuntuhan tanah adalah teoi keuntuhan Moh Coulomb (Muntoha, 2009). Keuntuhan dalam suatu bahan dapat tejadi akibat kombinasi dai tegangan nomal dan tegangan gese kitis, bukan salah satu dai tegangan nomal maksimum atau tegangan

11 gese maksimum. Hubungan fungsi antaa tegangan nomal dan tegangan gese pada bidang untuhmya dinyatakan menuut pesamaan : f ( ) (2.15) dengan adalah tegangan gese saat pada saat tejadinya keuntuhan atau kegagalan dan adalah tegangan nomal pada saat kondisi tesebut. Coloumb (1776) menyebutkan bahwa bila tanah mengalami pembebanan akan di tahan oleh : 1. Kohesi tanah yang tegantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi jika tegantung dai tegangan vetikal yang bekeja pada bidang gesenya. 2. Gesekan antaa buti buti tanah yang besanya bebanding luus dengan tegangan vetical pada bidang gesenya. Atau dapat diumuskan sebagai beikut : c tan (2.16) Dengan, : kuat gese tanah : tegangan nomal : kohesi tanah dalam definisi tegangan nomal Dalam kiteia keuntuhan moh-columb, keuntuhan akan tejadi di setiap titik dalam tanah sebagai akibat adanya kombinasi antaa tegangan nomal dan tegangan gese. Untuk menggambakan kondisi tegangan dapat juga di gambakan dalam koodinat p dan q sepeti ditunjukan dalam Gamba 2.5, dimana p meupakan tegangan gese dan q adalah ata-ata dai tegangan-tegangan utama yang dinyatakan sebagai : ( ' 1 ' 3 ) p' 2 (2.17) ( ' 1 ' 3 ) q' 2 (2.18)

12 Gamba 2. 5 Modifikasi Lingkaan Moh-Coloumb Tegangan-tegangan utama yang ada dalam lingkaan moh adalah tegangan utama mayo ( 1) dan tegangan mino ( 3) yang dapat diumuskan sebagai beikut : Tegangan utama mino = tegangan utama sel = ( 3) Tegangan utama mayo, ( 1) = 3 ) Tegangan pada titik d beada pada suatu gais luus yang meupakan kuva selubung keuntuhan yang telah dimodifikasi yang mana diumuskan sebagai beikut : ( 3 ' 1 ' 3 ) ( ' 1 ' ) a tan 2 2 (2.20) Dengan a dan adalah paamete kuat gese tanah modifikasi. Untuk itu paamete kuat gese tanah c dan ' ditentukan dengan pesamaan : ' sin 1 a c' cos' (tan ) (2.21) (2.22) E. Uji Tiaksial Tak Tekonsolodasi Tak Tedainase Uji tiaksial meupakan jenis pengujian kuat gese tanah yang banyak digunakan dan sesuai untuk tanah kohesif dan tanah ganule seta batuan (Muntoha,

13 2009). Pada uji tiaksial, tegangan-tegangan yang bekeja pada benda uji beada pada kondisi axial-symmety. Pengujian tiaksial pada kondisi tak tekonsolidasi-tak tedainase atau unconsolidated-undained (UU) pada pinsipnya pengujian ini seupa dengan pengujian CU namun benda uji tak pelu dilakukan poses konsolidasi selama peneapan tegangan sel 3 dan tidak dipebolehkan tejadinya poses dainase ai poi. Pada uji tiaksial UU, tegangan deviato sama dengan beban aksial yang dibeikan kepada benda uji yang dibagi dengan luas penampang yang sudah dikoeksi. Tegangan deviato dibeikan pada benda uji hingga mencapai keuntuhan gese tanpa dipebolehkan tejadinya dainase. Tekanan ai poi menjadi meningkat lagi yaitu Δ ud akibat peneapan tegangan deviato. F. Analisis Stabilitas Leeng Tak Hingga Metode analisis stabilitas leeng dengan model leeng tak-hingga dan pengauh infiltasi dapat mempehitungkan pengauh peubahan tekanan ai poi selama poses infiltasi (Gamba 2.6). Mengacu pada kiteia Moh-Coloumb untuk tanah tak jenuh ai yang dituliskan dalam Fedlund et al. (1978), maka fakto aman leeng dapat dinyatakan dalam Pesamaan 2.26. Gamba 2.6 Skema leeng tak hingga dan batas antaa tanah tak jenuh b c' n ua tan ( ua uw) tan FS. z.sin.cos t f (2.26)

14 Dengan, t : beat volume tanah ; c ' : sudut kohesi efektif tanah (kpa); ' : sudut gesek intenal tanah (deajat) Z f : kedalaman bidang keuntuhan (m), : sudut kemiingan leeng (deajat), u a : tekanan udaa poi (kpa) u w : tekanan ai poi (kpa) ua uw : matic suction (kpa) n : tegangan nomal total (kpa) b : sudut gesek tekait dengan kuat gese tanah akibat matic suction Untuk model kuat gese tanah dalam kondisi tak jenuh ai, Vanapalli dkk. (1996) mengusulakan hubungan antaa kuat gese dan suction dengan mempehitungkan fungsi hidaulika tanah. Maka pesamaan 2.26 dapat dituliskan kembali sepeti pada Pesamaan 2.27. c' tan'. FS 1 t. Zf.sin.cos tan t. Zf.cos Dimana, s 2 (2.27) Dengan θ dan θ s masing-masing adalah kada ai volumetik esidu dan saat tanah jenuh ai. G. Analisis infiltasi menggunakan HYDRUS 1D Hydus 1D meupakan paket peangkat lunak untuk simulasi geakan ai, panas dan caian dalam bebagai media jenuh yang dikembangkan oleh Depatment Of Envionmental Sciences, Univesity of Califonia Riveside. Peangkat lunak tedii atas pogam kompute HYDRUS dan gafik inteaktif HYDRUS 1D. HYDRUS 1D dapat diteapkan untuk mensimulasikan alian ai dalam tanah pada kondisi tidak jenuh satu dimensi (Ma dkk., 2010).

15 Model infiltasi satu dimensi didasakan pada pesamaan difeensial Richads (Pesamaan 2.5) untuk mensimulasikan pegeakan ai dalam media yang jenuh ai. Pesamaan ini diselesaikan dengan menggunakan metode numeik (Šimůnek dkk., 2005). Pesamaan dasa infiltasi satu dimensi adalah sebagai beikut :, t K 1 t z z (2.28) dimana adalah tinggi tekaanan ai posi (soil wate pessue head), () meupakan kada ai volumetik tanah (volumetic wate content), t adalah waktu, z adalah koodinat vetikal dai pemukaan tanah (benilai positif bila ke atas), dan K() adalah koefiesien pemeabilitas tak jenuh ai. Sifat-sifat hidaulika tanah tak jenuh ai, θ() dan K()), dalam Pesamaan (2.4) meupakan fungsi non-linie tehadap tinggi tekanan ai poi. Sifat-sifat hidaulika tanah dapat disajikan dalam bentuk model analitik sepeti diusulkan oleh Books dan Coey, van Genuchten, Vogel and Císleová, dan Kosugi. H. Laju Infiltasi Hubungan antaa laju infiltasi dan waktu digambakan dalam suatu gafik untuk mendapatkan kapasitas infiltasi. Hasil pengukuan laju infiltasi tanah di lapangan dianalisis untuk mendapatkan laju infiltasi tanah bedasakan pesamaan model Hoton (1941) yang dapat dituliskan sebagai beikut : Kt f t f f f e (2.29) c o c dengan : f(t) = laju infiltasi pada waktu ke-t (cm/jam), f c = kapasitas infiltasi konstan (cm/jam), f o = kapasitas infiltasi awal (cm/jam), t = waktu (jam). Paamete f c, f o, dan k, dalam pesamaan 2.29 dapat ditentukan dengan egesi fungsi exponential dalam pesamaan 2.30. y y ae bt o (2.30)

16 dengan, f(t) = y, (f o f c ) = a, f o = y o, dan K = b. Metode kuadat tekecil digunakan untuk menentukan koefisien egesi y o, a, dan b. Analisis egesi dapat dilakukan menggunakan softwae SigmaPlot. Gamba 2.7 Gafik hubungan antaa waktu dengan kapasitas infiltasi