BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teknik modeling pada anak Kelompok B TK Aster berlangsung dalam tiga siklus pembelajaran.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk program

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas, dan yang menjadi mitra kerja adalah guru kelas kelompok A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan hiburan sangat penting bagi manusia dan sudah mengambil tempat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Learning Tipe The Power Of Two Topik Lingkungan Hidup telah terlaksana dengan menggunakan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas menjadikan setiap kegiatan harus terlaksana seefisien mungkin untuk

JADWAL KULIAH/RESPONSI/PRAKTIKUM MATRIKULASI T.A 2014/2015 TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA - INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NIK NO PESERTA SESI Tanggal Jam Lokasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN PADA PANGKAS RAMBUT MEGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada SMP Negeri 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Kalimas Kecamatan Dulupi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN REKENING LISTRIK DI KUD BEKASI JAYA. FITRIANA SETYA K

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan kesulitan tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 1 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dengan fokus penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

BAB IV DESKRIPSI SETTING DAN HASIL PENELITIAN

Analisis Antrian Pembayaran Administrasi Pengobatan di RS.ANNA MEDIKA-Bekasi Utara. : Yunita Mentari NPM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai data-data yang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 6 31 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

Page 1 LOKASI : HOTEL NUSA WIJAYA PENANGGUNGJAWAB : RUSTAM, S.PD., M.HUM. Hari Ke-1 : Kamis, 28 September 2017 KELAS : BAHASA INGGRIS 1.

III. METODE PENELITIAN. Pembina Sukarame Bandar Lampung. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN No 87 Kota

BAB V PENUTUP. Menurut. Ukuran Keefektifan Rumus ProModelStudent. Rumus

Disusun Oleh LASINI A53B111022

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan 12 orang puteri dengan tingkat kemampuan dan daya pikir berbeda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dikelas III SDN 1 Tolinggula Ulu Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelum

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD FKIP UNP Kediri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bawah pimpinan Any Kristanti Katili, serta para Gurunya ibu Hindun Kunusa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas perumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor usaha. Salah satu pertumbuhan sektor yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek dari tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Labuan Dalam Menyimak Puisi Melalui Strategi Modeling dengan Menggunakan Media Video Rekaman Puisi

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A BA AISYIYAH NGALAS II KLATEN SELATAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB V PEMBAHASAN. A. Kecepatan Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan. responden yang mendapatkan pelayanan tidak cepat yaitu sebanyak 62

RENCANA KEGIATAN HARIAN KOBER AZKIYA. Tema : Binatang / Sub Tema : Binatang darat, air, udara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Kependidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) OLEH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

bab 2 satuan pengukuran waktu tema makanan dan kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. TK Alkhairat Kelurahan Dembe II Kota Gorontalo didirikan pada tanggal

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Negeri I Telaga Kabupaten

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 8 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, persaingan yang terjadi diantara perusahaan-perusahaan sudah semakin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo, dilaksanakan dalam dua siklus diawali dengan kegiatan observasi

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Proses Pelaksanakan Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan budaya antri melalui teknik modeling pada anak Kelompok B TK Aster berlangsung dalam tiga siklus pembelajaran. Untuk maksud tersebut maka peneliti menyiapkan Rencana Kegiatan Harian dan Skenario Pembelajaran, serta instrumen untuk mengamati kegiatan anak, ketika masuk kelas, menyerahkan tugas, serta keluar kelas. Proses pembelajaran dimulai dengan pelaksanaan observasi awal yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 14 Desember tahun 2013. Aspek yang diamati adalah budaya antri anak pada beberapa kegiatan, yaitu ketika akan masuk masuk kelas, menyerahkan tugas, serta keluar kelas. Kegiatan berikut adalah melaksanakan proses tindakan siklus I. Pelaksanaan pembelajaran dan tindakan siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 Desember tahun 2013 yang dilanjutkan dengan pengamatan dan penilaian perilaku budaya antri anak pada hari Selasa tanggal 17 Desember tahun 2013. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Desember tahun 2013 yang dilanjutkan dengan pengamatan dan penilaian budaya antri anak pada hari Kamis tanggal 19 Desember tahun 2013. Pengamatan dimaksudkan untuk melihat dan menilai peningkatan budaya antri anak setelah dilakukan tindakan siklus I. Observasi tersebut dilaksanakan bersama guru pengamat. Proses pembelajaran dan tindakan siklus II berlangsung dua kali pertemuan. Siklus II untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 20 Desember tahun 2013 yang

dilanjutkan dengan pengamatan dan penilaian budaya antri anak pada hari Sabtu tanggal 21 Desember tahun 2013. Pertemuan kedua untuk siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Desember tahun 2013 yang dilanjutkan dengan pengamatan dan penilaian perilaku disiplin anak pada hari Selasa tanggal 24 Desember tahun 2013. Selanjutnya, proses pembelajaran dan tindakan siklus III juga berlangsung selama dua kali pertemuan. Siklus III untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 Desember tahun 2013 yang dilanjutkan dengan pengamatan dan penilaian budaya antri anak pada hari Sabtu tanggal 28 Desember tahun 2013. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 Desember tahun 2013 yang dilanjutkan dengan pengamatan dan penilaian budaya antri anak pada hari Selasa tanggal 31 Desember tahun 2013. 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 4.1.2.1 Hasil Pengamatan Awal Berdasarkan pengamatan dan penilaian yang dilaksanakan oleh peneliti dan guru mitra terhadap budaya antri dari 26 anak kelompok B sebelum tindakan kelas dilaksanakan diperoleh data hasil pengamatan awal sebagaimana diuraikan pada lampiran 3a, dan secara ringkas diuraikan pada tabel berikut. Tabel 1: Hasil Pengamatan Awal Budaya Antri Anak Kelompok B TK Aster Sebelum Dilakukan Tindakan Kelas Hasil Pengamatan No Budaya Antri yang Diamati Mendahului teman Sabar menunggu giliran

1 Masuk kelas 10 38,4 16 61,6 2 Menyerahkan tugas 11 42,3 15 57,7 3 Keluar kelas 10 38,4 16 61,6 Keterangan: Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2013 Memperhatikan data hasil pengamatan awal pada tabel 1 dan lampiran 3a menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) indikator budaya antri anak yang diamati dan dinilai, terdapat 15 sampai 16 anak telah memahami dan melaksanakan budaya antri, sehingga sabar menunggu giliran. Anakanak tersebut mampu menerapkan budaya antri itu ketika masuk kelas, menyerahkan tugas, ketika keluar kelas. Sebaliknya, ada10 sampai 11 orang anak masih memerlukan tindakan kelas agar budaya antri mereka dapat ditingkatkan, karena selalu mendahului teman. 4.1.2.2 Hasil pengamatan budaya antri anak pada Siklus I Proses pembelajaran dan tindakan siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan, setiap pertemuan dilanjutkan dengan pengamatan dan penilaian terhadap budaya antri anak. Sasaran utama pembelajaran adalah meningkatkan budaya antri anak melalui teknik modeling. Untuk maksud tersebut dalam pembelajaran, guru bercerita dan memberi contoh tentang kegiatan mengantri pada sebuah kegiatan di suatu tempat, misalnya ketika bersalaman dengan pengantin pada sebuah pesta pernikahan. Selanjutnya, selama proses pembelajaran dengan menerapkan teknik modeling, guru peneliti bersama pengamat melakukan bimbingan dan penguatan kepada anak bagaimana mengantri ketika akan masuk kelas, mengantri mengantar tugas, dan ketika akan keluar kelas. Selain itu, kepada seluruh anak diberitahu bahwa budaya antri mereka akan diamati oleh guru dan dinilai.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap 26 anak yang dikenakan tindakan pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama diperoleh data yang secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3b, sedangkan secara ringkas seperti diuraikan pada tabel berikut. Tabel 2: Hasil Pengamatan Budaya Antri Anak Kelompok B TK Aster pada Siklus I Pertemuan ke-1 No Budaya Antri yang Diamati Mendahului teman Hasil Pengamatan Sabar menunggu giliran 1 Masuk kelas 10 38,4 16 61,6 2 Menyerahkan tugas 11 42,3 15 57,7 3 Keluar kelas 11 42,3 15 57,7 Keterangan: Observasi dan penilaian dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 Desember 2013 Memperhatikan data hasil pengamatan dan penilaian pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) indikator budaya antri anak yang diamati dan dinilai, terdapat 15 sampai 16 anak telah memahami dan melaksanakan budaya antri ketika berada di sekolah dan sabar menunggu giliran. Anak-anak ini telah mampu menerapkan budaya antri itu ketika masuk kelas, menyerahkan tugas, dan ketika akan keluar kelas. Dengan data tersebut terlihat bahwa hasil pengamatan dan penilaian pada siklus I pertemuan ke-1 belum meningkat secara signifikan dibandingkan dengan hasil pengamatan awal. Dalam hal ini terdapat 10 sampai 11 orang anak masih memerlukan tindakan kelas agar mereka tidak saling mendahului dalam sebuah antrian. Selanjutnya, hasil pengamatan dan penilaian budaya antri anak pada siklus I pertemuan ke-2 diuraikan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3c, sedangkan secara ringkas seperti diuraikan pada tabel berikut. Tabel 3: Hasil Pengamatan Budaya Antri Anak Kelompok B TK Aster pada Siklus I Pertemuan ke-2

No Budaya Antri yang Diamati Mendahului teman Hasil Pengamatan Sabar menunggu giliran 1 Masuk kelas 8 30,8 18 69,2 2 Menyerahkan tugas 9 34,6 17 65,4 3 Keluar kelas 9 34,6 17 65,4 Keterangan: Pengamatan dan penilaian dilaksanakan pada tanggal 18 dan 19 Desember 2013 Memperhatikan data hasil pengamatan dan penilaian pada tabel 3 menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) indikator budaya antri anak yang diamati dan dinilai, terdapat 17 sampai 18 anak telah memahami dan melaksanakan budaya antri dan sabar menunggu giliran. Anak-anak ini sudah mampu menerapkan budaya antri pada kegiatan-kegiatan di sekolah, seperti ketika masuk kelas, menyerahkan tugas, dan ketika hendak keluar kelas. Dengan data tersebut terlihat bahwa hasil pengamatan dan penilaian pada siklus I pertemuan ke-2 mulai menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan hasil observasi dan penilaian pada siklus I pertemuan ke-1. Dalam hal ini masil terdapat 8 sampai 9 orang anak masih memerlukan tindakan kelas agar tidak saling mendahului ketika melakukan antrian. 4.1.2.3 Refleksi proses tindakan Siklus I Memperhatikan capaian tersebut, maka pada akhir siklus I, peneliti bersama guru mitra selaku pemgamat melakukan refeleksi terhadap pembelajaran dan tindakan kelas yang telah dilakukan. Refleksi dimaksudkan untuk melihat kembali apakah penerapan teknik modeling yang dipilih dalam upaya meningkatkan budaya antri anak telah terlaksana sesuai rencana. Berdasarkan refleksi yang dilakukan melalui diskusi diketahui bahwa tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I belum terlaksana sebagaimana yang direncanakan, sehingga belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran dan tindakan

siklus I terdapat beberapa aspek, baik menyangkut kegiatan guru maupun aktivitas anak yang belum optimal sehingga turut mempengaruhi budaya antri yang dilakukan oleh anak. Aspekaspek tersebut meliputi: 1. Cerita yang disiapkan pada siklus I belum mampu menarik perhatian anak untuk terlibat dalam berbudaya antri. 2. Penjelasan guru mengenai kegiatan anak ketika melakukan antrian cenderung kurang, sehingga ada anak yang tidak memahami bagaimana bentuk antrian yang harus dilakukan. 3. Partisipasi anak dalam memodelkan suatu antrian belum optimal, karena ada anak yang tidak menuruti perintah guru untuk melakukan kegiatan mengantri seperti yang diceritakan. 4. Kegiatan mengantri yang dilakukan anak kurang memberi penguatan pada materi yang hendak ditingkatkan, yakni budaya antri anak. Kekurangan-kekurangan tersebut diupayakan diotimalkan pada proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan pada siklus II, disamping mempertahankan hasil capaian pada siklus I. 1.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 4.1.3.1 Hasil observasi budaya antri anak pada Siklus II Sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti membuat langkah-langkah perbaikan dan penyempurnaan terhadap aspek-aspek pembelajaran dan tindakan yang belum terlaksana secara optimal pada pembelajaran siklus I. Mengacu pada catatan-catatan yang diberikan oleh guru mitra pada akhir siklus I, dapat dikemukakan aspek-aspek yang direncanakan untuk diperbaiki dan disempurnakan pada siklus II, meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Guru perlu menyediakan cerita yang lebih menarik perhatian anak untuk terlibat dalam kegiatan antrian.

b. Guru perlu menjelaskan bagaimana membentuk antrian pada kegiatan yang ditetapkan oleh guru. c. Partisipasi anak dalam kegiatan antrian perlu dioptimalkan dan diupayakan seluruh anak mampu melakukan antrian sebagaimana dicontohkan oleh teman-temannya. d. Guru perlu memberi penguatan terutama kepada anak yang belum mampu melakukan budaya antri dan menjelaskan bahwa pembelajaran yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kemampuan mereka dan berbudaya antri. Setelah merencanakan aspek-aspek tersebut, maka pembelajaran siklus II dilaksanakan. Proses pembelajaran dan tindakan siklus II dilaksanakan dengan sasaran utama adalah meningkatkan budaya antri anak melalui teknik modeling. Untuk maksud tersebut ditunjuk beberapa anak yang dianggap mampu menjadi model bagi teman-temannya dalam melakukan antrian. Modeling dilakukan setelah anak diberikan arahan-arahan tentang kegiatan mengantri ketika masuk kelas, menyerahkan tugas, dan ketika hendak keluar kelas. Selama proses pembelajaran dan tindakan, guru observer bersama peneliti melakukan bimbingan dan penjelasan kepada anak tentang kegiatan antrian. Selain itu, kepada seluruh anak diberitahu bahwa budaya antri mereka akan diamati dan dinilai. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap 26 anak yang dikenakan tindakan pada pembelajaran siklus II pertemuan ke-1 diperoleh data yang secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4a, sedangkan secara ringkas seperti diuraikan pada tabel berikut. Tabel 4: Hasil Pengamatan Budaya Antri Anak Kelompok B TK Aster pada Siklus II Pertemuan ke-1 No Budaya Antri yang Diamati Mendahului teman Hasil Pengamatan Sabar menunggu

giliran 1 Masuk kelas 8 30,8 18 69,2 2 Menyerahkan tugas 9 34,6 17 65,4 3 Keluar kelas 8 30,8 18 69,2 Keterangan: Pengamatan dan penilaian dilaksanakan pada tanggal 20 dan 21 Desember 2013 Memperhatikan data hasil pengamatan dan penilaian pada tabel 4 menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) indikator budaya antri anak yang diamati dan dinilai, terdapat 17 sampai 18 anak telah memahami dan melaksanakan budaya antri dengan sabar menunggu giliran, sehingga mampu menerapkan budaya antri itu ketika masuk dan keluar kelas, menyerahkan tugas, ketika mengambil makanan, dan mengambil alat permainan. Dengan data tersebut terlihat bahwa hasil pengamatan dan penilaian pada siklus II pertemuan ke-1 meningkat secara signifikan dibandingkan dengan hasil observasi dan penilaian pada siklus I. Dalam hal ini terdapat 9 sampai 11 orang anak yang masih saling mendahului dalam antrian. Anak-anak ini masih memerlukan tindakan lebih lanjut, agar budaya antri anak-anak tersebut dapat ditingkatkan. Selanjutnya, hasil pengamatan dan penilaian budaya antri anak pada siklus II pertemuan ke-2 diuraikan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4b, sedangkan secara ringkas seperti diuraikan pada tabel berikut. Tabel 5: Hasil Pengamatan Budaya Antri Anak Kelompok B TK Aster pada Siklus II Pertemuan ke-2 No Budaya Antri yang Diamati Mendahului teman Hasil Pengamatan Sabar menunggu giliran 1 Masuk kelas 7 26,9 19 73,1 2 Menyerahkan tugas 7 26,9 19 73,1 3 Keluar kelas 8 30,8 18 69,2 Keterangan: Pengamatan dan penilaian dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 Desember 2013

Memperhatikan data hasil pengamatan dan penilaian pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) indikator budaya antri anak yang diamati dan dinilai, terdapat 18 sampai 19 anak yang telah memahami dan melaksanakan budaya antri dan sabar menunggu giliran. Anak-anak ini sudah mampu menerapkan budaya antri pada kegiatan-kegiatan di sekolah, seperti ketika masuk kelas, menyerahkan tugas, dan ketika keluar kelas. Memperhatikan data tersebut terlihat bahwa hasil pengamatan dan penilaian pada siklus II pertemuan ke-2 mulai menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan hasil observasi dan penilaian pada siklus II pertemuan ke-1. Akan tetapi, masih terdapat 7 sampai 8 orang anak yang masih memerlukan tindakan yang lebih optimal agar budaya antri anak-anak tersebut dapat ditingkatkan. 4.1.3.2 Refleksi proses tindakan Siklus II Memperhatikan capaian tersebut, maka pada akhir siklus II, peneliti bersama guru mitra melakukan refeleksi terhadap pembelajaran dan tindakan kelas yang telah dilakukan. Refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan teknik modeling yang dipilih mampu meningkatkan budaya antri anak pada siklus II telah terlaksana sesuai rencana. Berdasarkan refleksi yang dilakukan melalui diskusi diketahui bahwa tindakan kelas yang dilakukan pada siklus II belum terlaksana sebagaimana yang direncanakan, sehingga belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran dan tindakan siklus II masih terdapat beberapa aspek, baik menyangkut kegiatan guru maupun aktivitas anak yang belum optimal sehingga turut mempengaruhi budaya antri yang dilakukan oleh anak. Aspek-aspek yang belum optimal tersebut meliputi:

a. Penjelasan guru mengenai kegiatan anak ketika melakukan antrian masih kurang, terutama menyangkut bentuk antrian dan apa yang harus dilakukan oleh anak ketika melakukan antrian. b. Adanya sebagian anak yang tidak menuruti perintah guru untuk melakukan kegiatan mengantri seperti yang dimodelkan sebelumnya. Kekurangan-kekurangan tersebut diupayakan diotimalkan pada proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan pada siklus III, disamping mempertahankan hasil capaian pada siklus II. 1.1.4 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus III 4.1.4.1 Hasil pengamatan budaya antri anak pada Siklus III Seperti halnya pada siklus yang sebelumnya telah berlangsung, maka sebelum melaksanakan pembelajaran siklus III, peneliti membuat langkah-langkah perbaikan dan penyempurnaan terhadap aspek-aspek pembelajaran dan tindakan yang belum terlaksana secara optimal pada pembelajaran siklus III. Mengacu pada catatan-catatan yang diberikan oleh guru mitra pada akhir siklus II, diketahui aspek-aspek yang direncanakan untuk disempurnakan pada siklus II, meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Guru menjelaskan kembali bagaimana membentuk antrian pada kegiatan yang ditetapkan oleh guru. b. Guru mengupayakan agar seluruh anak mampu melakukan antrian sebagaimana divisualisasikan melalui gambar. Setelah merencanakan aspek-aspek tersebut, maka pembelajaran siklus III dilaksanakan. Proses pembelajaran dan tindakan siklus III dilaksanakan dengan sasaran utama adalah meningkatkan budaya antri anak melalui teknik modeling. Untuk maksud tersebut disiapkan beberapa gambar tentang antrian yang berlangsung dibeberapa tempat. Setelah ditunjukkan

gambar, anak diberikan arahan-arahan tentang kegiatan mengantri ketika masuk dan keluar kelas, menyerahkan tugas, ketika mengambil makanan, serta antri mengambil alat permainan. Selama proses pembelajaran dan tindakan, guru observer bersama peneliti melakukan bimbingan dan penjelasan kepada anak tentang kegiatan antrian. Selain itu, kepada seluruh anak diberitahu bahwa budaya antri mereka akan diamati dan dinilai. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap 26 anak yang dikenakan tindakan pada pembelajaran siklus III pertemuan ke-1 diperoleh data yang secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5a, sedangkan secara ringkas seperti diuraikan pada tabel berikut. Tabel 6: Hasil Pengamatan Budaya Antri Anak Kelompok B TK Aster pada Siklus III Pertemuan ke-1 No Budaya Antri yang Diamati Mendahului teman Hasil Pengamatan Sabar menunggu giliran 1 Masuk kelas 6 23,1 20 76,9 2 Menyerahkan tugas 7 26,9 19 73,1 3 Keluar kelas 7 26,9 19 73,1 Keterangan: Pengamatan dan penilaian dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Desember 2013 Memperhatikan data hasil pengamatan dan penilaian pada tabel 6 menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) indikator budaya antri anak yang diamati dan dinilai, terdapat 19 sampai 20 anak yang telah memahami dan melaksanakan budaya antri sabar menunggu giliran. Anak-anak ini telah mampu menerapkan budaya antri itu ketika masuk kelas, menyerahkan tugas, dan ketika hendak keluar kelas. Dengan data tersebut terlihat bahwa hasil pengamatan dan penilaian pada siklus III pertemuan ke-1 meningkat secara signifikan dibandingkan dengan hasil observasi dan penilaian pada siklus II. Dalam hal ini hanya 6 sampai 7 orang anak yang masih memerlukan

tindakan lebih lanjut, karena masih saling mendahului. Anak-anak tersebut masih memerlukan tindak lanjut agar budaya antri anak-anak tersebut dapat ditingkatkan. Selanjutnya, hasil pengamatan dan penilaian budaya antri anak pada siklus III pertemuan ke-2 diuraikan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5b, sedangkan secara ringkas seperti diuraikan pada tabel berikut. Tabel 7: Hasil Pengamatan Budaya Antri Anak Kelompok B TK Aster pada Siklus III Pertemuan ke-2 No Budaya Antri yang Diamati Mendahului teman Hasil Pengamatan Sabar menunggu giliran 1 Masuk kelas 2 7,7 24 92,3 2 Menyerahkan tugas 4 15,4 22 84,6 3 Keluar kelas 3 11,5 23 88,5 Keterangan: Pengamatan dan penilaian dilaksanakan pada tanggal 30 dan 31 Desember 2013 Memperhatikan data hasil pengamatan dan penilaian pada tabel 7 menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) indikator budaya antri anak yang diamati dan dinilai, terdapat 22 sampai 24 anak yang telah memahami dan melaksanakan budaya antri dengan sabar menunggu giliran. Anakanak ini sudah mampu menerapkan budaya antri pada kegiatan-kegiatan di sekolah, seperti ketika masuk kelas, menyerahkan tugas, dan ketika hendak keluar kelas. Memperhatikan data tersebut terlihat bahwa hasil pengamatan dan penilaian pada siklus III pertemuan ke-2 mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan hasil pengamatan dan penilaian pada siklus III pertemuan ke-1. Dalam hal ini hanya 2 sampai 4 orang anak yang mampu berbudaya antri, sehingga masih memerlukan tindakan, karena masih saling mendahului ketika melakukan antrian. Tindak lanjut diperlukan agar budaya antri anak-anak tersebut dapat ditingkatkan.

4.1.4.2 Refleksi proses tindakan Siklus III Memperhatikan capaian tersebut, maka pada akhir siklus III, peneliti bersama guru mitra melakukan refeleksi terhadap tindakan kelas yang telah dilakukan. Refleksi dimaksudkan untuk melihat kembali apakah penerapan teknik modeling yang dipilih dalam upaya meningkatkan budaya antri anak pada siklus III telah terlaksana sesuai rencana. Berdasarkan refleksi yang dilakukan melalui diskusi diketahui bahwa tindakan kelas yang dilakukan pada siklus II sudah terlaksana sebagaimana yang direncanakan, dan mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Dalam hal ini sudah lebih dari 20 anak yang mampu melaksanakan budaya antri sebagaimana yang diharapkan. Hasil ini sekaligus menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai, sehingga tidak diperlukan lagi tindakan untuk siklus berikutnya. 4.2 Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian pada pembelajaran siklus I, siklus II dan siklus III menunjukkan berkurangnya jumlah anak kelompok B TK Aster Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo tahun pelajaran 2013/2014 yang mampu melakukan budaya antri. Berkurangnya jumlah anak berarti terjadi peningkatan budaya antri anak berkat penerapan teknik modeling yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang menerapkan teknik modeling telah berhasil mengurangi jumlah anak yang tidak mampu melaksanakan budaya antri. Mereka dengan sabar menunggu giliran ketika melakukan antrian. Akan tetapi capaian ini masih perlu ditindaklanjuti setelah penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Hal ini karena sesuai analisis data pada siklus III masih terdapat 3

(satu) orang anak yang menurut hasil observasi masih saling mendahului ketika melakukan antrian. Ketiga orang anak tersebut membutuhkan penanganan dan pembimbingan yang intensif agar yang bersangkutan mampu meningkatkan perilaku budaya antri dalam kehidupannya seharihari, baik di sekolah maupun di tempat lain. Secara umum proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan budaya antri anak kelompok B TK Aster Pulubala Kabupaten Gorontalo tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan teknik modeling dapat dinyatakan berhasil. Hal ini terlihat dari jumlah anak yang dikenakan tindakan kelas, dimana sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, anak yang mampu berbudaya antri berjumlah 15 dari 26 orang atau 57,7, telah berhasil ditingkatkan menjadi 22 orang atau 84,6 setelah tindakan siklus III. Data ini sekaligus menjadi bukti bahwa indikator keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini, yaitu siswa yang mampu berbudaya antri dapat ditingkatkan dari sebelumnya 15 orang menjadi 20 orang atau lebih. Memperhatikan hasil capaian pada siklus III berarti hipotesis tindakan yang telah dirumuskan, yaitu: Budaya antri anak kelompok B dapat tingkatkan melalui teknik modeling di TK Aster Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, terbukti kebenarannya. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa, walaupun budaya antri anak telah dapat ditingkatkan, namun masih tetap memerlukan tindakan lebih lanjut pada pembelajaranpembelajaran berikutnya. Untuk maksud tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan teknik modeling guna peningkatan budaya antri anak antara lain sebagai berikut. a. Cerita yang disediakan oleh guru diupayakan dapat menarik perhatian anak untuk terlibat dalam kegiatan antrian. b. Guru perlu menjelaskan tata cara mengantri dan posisi anak dalam antrian, agar jalannya pembelajaran lebih efektif..

c. Diupayakan seluruh anak untuk melakukan kegiatan mengantri berdasarkan kegiatan yang ditetapkan. d. Pemberian penguatan terutama kepada anak yang kurang percaya diri dalam melakukan antrian lebih dioptimalkan.