HUUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN OUTCOME GOALS PADA ATLET BULU TANGKIS KLUB JAYA RAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dari mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya? Orang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya

HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN OUTCOME GOALS PADA ATLET BULU TANGKIS KLUB JAYA RAYA

Selamat Pagi/Siang/Sore

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

Uji Validitas dan Reliabilitas Suatu Kuesioner

BAB 3 METODE PENELITIAN

APLIKASI PENJUALAN, PEMBELIAN DAN RETUR PADA PT GLORIA CIPTA KARYA

Bab 3 METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan menggenai metode penelitian yang diigunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF DI KOTA MEDAN. : Laki-Laki Perempuan

KUESIONER PENELITIAN "PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN. EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI (Studi Kasus pada CV.Chan Jaya).

BAB 4 HASIL PENELITIAN

MATERI APLIKASI KOMPUTER LANJUT UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN. A-1 Skala Motivasi Berprestasi A-2 Skala Kepercayaan Diri

Keterangan : korelasi item total terkoreksi : korelasi item total sebelum dikoreksi. r ix

Okta Setiani, Hastaning Sakti. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. ABSTRAK

LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN INSTRUMEN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,

KEMAMPUAN PERSONAL DALAM KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI ATLET BULU TANGKIS TINGKAT NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O O 3 O 4

Kuesioner. Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Aplikasi Intergrated Business. Solution (IBS) Pada PT. Citajaya Infinite System

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

BAB 3 Metode Penelitian

Bab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Raharjo

BAB III METODE PENELITIAN

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk Pretest- Tabel 3.1 Desain Penelitian

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. medis. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap

BAB I PENDAHULUAN. negara di kancah International. Nama-nama besar kini telah lahir seperti Ferry

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS ANGKET Materi Kuliah TIK oleh Dr. Sumadi,M.Pd.

LAMPIRAN A. SKALA PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA SAAT UJI COBA B. RELIABILITAS DAN UJI DAYA BEDA SKALA PERSEPSI

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hasil Sumber daya manusia merupakan salah satu aset terpenting bagi perusahaan.

LAMPIRAN A. 1. Reliabilitas & Daya Beda Aitem Skala Modal Psikologis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN. kuesioner penelitian dengan judul Hubungan Pembagian Kerja dan. Pendelegasian Wewenang Karyawan Dengan Prestasi Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

DATA LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA SELF EFFICACY

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

LAMPIRAN 1 RANCANGAN ALAT UKUR SKALA KESIAPAN PENSIUN

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

Journal of Physical Education, Health and Sport

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia. 62 Penelitian ini menggunakan

LAMPIRAN. KUESIONER PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN PT. Mandiri Berlima

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan tentang penelitian ini serta

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, dilakukan studi lapangan dimana disebut juga dengan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

iii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN PERSEPSI PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SUKMAJAYA KOTA DEPOK TAHUN 2009

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

HUUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN OUTCOME GOALS PADA ATLET BULU TANGKIS KLUB JAYA RAYA Amoryan Handika Kurniawan amoryan.handika@gmail.com Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530. Telp. (62-21) 535 0660 Fax. (62-21) 535 0644 Dosen Pembimbing: Bapak Drs. Johannes A. A. Rumeser, S.Psi., M.Si, Abstrak Olahraga merupakan sebuah aktivitas yang sangat mengandalkan faktor fisik pada aktivitas yang dilakukan. Keberadaan faktor fisik yang tidak pernah terlepas dari peranan faktor psikologis membawa pendalaman yang lebih jauh mengenai psikologi olahraga sebagai sebuah sebuah ilmu yang bersifat empiris. Salah satu faktor psikologis yang berperan dan akan diteliti lebih jauh adalah faktor selfefficacy. Self-efficacacy merupakan tingkat keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan sebuah tugas tanggung jawab. Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil yang didapat seorang atlet dalam menunjukan kemampuan terbaiknya dan meraih prestasi. Penelitian kali ini memilih subjek atlet bulu tangkis Klub Jaya Raya, yang merupakan salah salah satu klub yang bisa dikatakan berprestasi dan memiliki sejarah panjang dalam pembinaan atlet bulu tangkis Indonesia. Pembuatan dan penyebaran kuesioner self-efficacy akan menghasilkan data tingkat self-efficacy para atlet, sedangkan haslil rekapitulasi prestasi masing-masing atlet akan menghasilkan data tingkat sasaran hasil (outcome goals) yang pernah diraih atlet. Kedua data itu akan diolah dengan menggunakan metode korelasi untuk melihat hubungan yang ada pada masing-masing variabel, selfefficacy dan sasaran hasil. Hasil dari penelitian menunjukan tidak adanya korelasi yang positif antara masing-masing variabel, dengan nilai korelasi pearson -0,253, yang bisa dikatakan berkorelasi jika hasilnya positif dan semakin mendekati angka satu. Kata Kunci: Self Efficacy, Sasaran Hasil, Atlet Bulutangkis Klub Jaya Raya Sport is an activity that relies heavily on physical factors on the activities undertaken. The existence of physical factors that were never separated from the role of psychological factors bring further depth about sports psychology as a science is an empirical one. One of the psychological factors that play a role and will be investigated further is the factor of self-efficacy. Self-efficacy is the level of confidence in one's abilities to perform a task responsibilities. This will certainly affect the results obtained show the ability of an athlete in the best and achievement. The current study subjects athlete choosen Jaya Raya badminton club, which is one among the clubs who could be said to excel and have a long history in the development of Indonesian badminton athletes. Creation and deployment of self-efficacy questionnaire will generate data level of self-efficacy of athletes, while haslil recap accomplishments of each athlete will generate data level objectives (outcome goals) ever achieved by athletes. Both the data will be processed using the correlation method to see the relationships that exist in each of the variables, self-efficacy and outcome targets. The results of the study showed no positive correlation between each variable, with a Pearson correlation value of -0.253, which could be said to be correlated if the result is positive and getting closer to the number one. Keywords: Self Efficacy, Outcome Goals, Athletes of Jaya Raya Badminton Club PENDAHULUAN Nama badminton berasal dari sebuah rumah/istana di kawasan Gloucester-shire, sekitar 200 kilometer sebelah barat London, Inggris. Badminton House, demikian nama istana tersebut. Di bangunan tersebut, sang pemilik, Duke of Beaufort dan keluarganya pada abad ke-17 menjadi aktivis olahraga ini.

Akan tetapi, Duke of Beaufort bukanlah penemu permainan itu. Badminton hanya menjadi nama karena dari situlah permainan ini mulai dikenal di kalangan atas dan kemudian menyebar. Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga yang namanya berasal dari nama tempat. (www.pb-pbsi.org). Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki banyak prestasi dalam cabang olah raga bulu tangkis. Tercatat enam medali emas, lima perak, dan enam perunggu telah dirain indonesia dalam olimpiade semenjak tahun 1992 (www.wikipedia.org). Tetapi seperti yang kita tahu, belakangan ini presatasi Indonesia menurun dari tahun ke tahun. Kemerosotan ini bahkan diakui oleh para pengurus PBSI salah satunya Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto yang mengatakan, Kita akui lengah. Negara lain ada yang mengejar dan melewati kita." (www.detik.com) Dalam hubungannya dengan kemerosotan prestasi cabang olah raga bulu tangkis di Indonesia, seleksi dan pembinaan yang tepat sasaran merupakan hal yang harus dipersiapakan secara seksama, dalam usaha menumbuhkan generasi selanjutnya yang membawa nama harum bangsa. Hal yang perlu diperhatikan, hendaknya, tidak serta-merta selalu dalam aspek fisik. Aspek psikologis atau mental seorang individu yang menjadi atlit bulu tankis juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Lars-Erik Unestahl (dalam Singgih, Monty, Myrna, 1996) menegaskan bahwa latihan mental dalam olahraga harus dianggap sama pentingnya dengan latihan fisik. Pada 35-40 tahun yang lalu, komunitas akademis dan masyarakat telah menyadari sebuah bidang kajian baru yang disebut psikologi olahraga. Penerapan psikologi olahraga mengarah kepada faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi keikutsertaan dan kinerja dalam olahraga dan latihan, efek-efek psikologis yang berasal dari keikutsertaan, dan teori-teori, dan intervensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja, keikutsertaan, dan pribadi. Satu tujuan dari intervensi psikologis adalah untuk menciptakan konsistensi suasana mental yang ideal, yang memungkinkan atlet untuk melakukan pada kondisi terbaik mereka. (Williams, 2010). Salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi motivasi dan berperan dalam keikutsertaan dan kinerja dalam olahraga adalah, self-efficacy. Self-Efficacy disini adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan dalam mencapai hasil yang harus digapai (Bandura, 1997). Bandura, Feltz, Short, Sullivan, Treasure, Monson & Lox dalam Williams (2010) berpendapat bahwa keyakinan keberhasilan kita memediasi pola-pola pikir berikutnya, respon afektif, dan tindakan, bahwa self efficacy berhubungan positif dengan pola motivasi yang positif. Secara umum, penelitian bidang olahraga telah menunjukkan bahwa self efficacy adalah prediktor positif perolehan keterampilan motorik, pelaksanaan, dan kinerja olahraga kompetitif. Dalam aktivitas olah raga, banyak studi yang telah menunjukan hubungan yang signifikan antara tingkat efficacy dan kinerja olahraga (Warnick & Warnick dalam Ortega, Olmedilla, Baranada, Gomez, 2009). Dalam penelitian kali ini, peneliti ingin mengkaji hubungan antara self-efficacy, dengan kinerja seorang atlet bulu tangkis itu sendiri. Pada hubungannya dengan kinerja, Martens dan Burtons, dalam Williams (2010), telah membuat perbedaan antara, outcome goals, yang merupakan standar kinerja yang berfokus pada hasil kontes antara lawan atau tim, dan performance goals, yang berfokus pada perbaikan yang relatif terhadap kinerja masa lalu individu. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara sasaran yang berfokus pada hasil kontes yang didapat, dengan sasaran yang berhubungan pada perbaikan kinerja masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara self-efficacy dengan outcome goals seorang atlet, dalam hal ini atlet bulu tangkis. Outcome goals dipilih, karena merupakan kriteria kinerja yang berfokus pada hasil pertandingan, dan mengarah pada prestasi yang nyata dari hasil pertandingan itu sendiri. METODE PENELITIAN Subjek pada penelitian ini adalah atlet-atlet dari klub bulu tangkis PB Jaya Raya, yang merupakan salah satu klub yang telah menghasilkan atlet-atlet nasional peraih medali emas olimpiade seperti, Susy Susanti, Chandra Wijaya/ Tony Gunawan, dan Markis Kido/ Hendra Setiawan. PB jaya raya di bentuk pada tahun 1976 di bawah bimbingan Rudy Hartono, Utami Dewi, Retno Kustiah, Imelda Wiguna dan para pelatih lainnya (Muhamad, 2011). Penarikan sampel pada penelitian kali ini dilakukan dengan mengikuti prosedur yang disarankan oleh salah satu staf pengurus PB Jaya Raya, Pak Welly. Jumlah atlit yang terbatas dan jadwal kompetisi yang padat menjadi pertimbangan dalam menentukan sampel. Berikut prosedur yang dilaksanakan pada penarikan sampel, adalah: 1. Staf pengurus memberikan data berupa 40 nama responden yang akan dibagikan kuesioner. 2. Kroscek data pada pelatih untuk memastikan responden yang dapat mengisi kuesioner, didapat 30 nama.

3. Memberikan nama pada setiap kuesioner untuk dibagikan oleh pelatih pada masing-masing responden, sesuai dengan saran pelatih. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif ex post facto (non eksperimental) dengan tidak adanya manipulasi pada variabel bebasnya (Sarwono, 2007). Alat ukur penelitan yang digunakan berupa kuesioner untuk mengukur Sel-efficacy, dengan menggunakan skala Likert, yang terdiri atas item-item favorable dan unfavorable Dalam menentukan validitas setiap item pertanyaan maka peneliti dibantu dengan program SPSS 17.0 dengan acuan nilai koefisien korelasi semua butir pertanyaan lebih besar dari 0,240. Hasil yang didapatkan adalah 24 item valid, 6 item harus digugurkan (karena hasilnya lebih kecil dari 0,240). Item yang harus digugurkan adalah item 8,15,20,25,27,30. Scale Mean if Item Deleted Tabel 1. Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation VAR00001 88.1667 127.661.717.888 VAR00002 88.3000 131.872.583.892 VAR00003 87.7333 134.409.568.892 VAR00004 88.2000 132.097.691.890 VAR00005 88.0667 132.340.656.891 VAR00006 87.7000 128.976.824.888 VAR00007 88.0000 130.276.599.891 VAR00008 88.3333 145.057 -.161.903 VAR00009 88.2000 129.821.784.888 VAR00010 88.0000 128.345.782.888 VAR00011 87.8667 127.154.826.887 VAR00012 88.1333 135.223.391.895 VAR00013 88.1333 130.533.701.890 VAR00014 88.2000 134.648.477.894 VAR00015 88.1000 144.921 -.164.902 VAR00016 88.5000 130.121.711.889 VAR00017 88.2333 129.633.764.888 VAR00018 88.1667 130.006.751.889 VAR00019 88.3000 129.803.750.889 VAR00020 88.6000 139.697.102.902 VAR00021 88.2333 136.461.349.896 VAR00022 88.1333 128.740.682.889 VAR00023 88.7000 150.424 -.350.911 VAR00024 88.7667 135.151.307.898 VAR00025 88.8667 139.499.129.901 VAR00026 88.6000 130.869.496.893 VAR00027 89.2000 152.579 -.539.911 VAR00028 88.0000 131.862.663.891 VAR00029 87.9000 128.231.768.888 VAR00030 88.3667 137.826.195.900 Cronbach's Alpha if Item Deleted Penghitungan reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan pendekatan Rumus Cronbach s Alpha dengan ketentuan bahwa suatu butir pertanyaan mempunya reliabilitas, jika: 1. Nilai Cronbach s Alpha posiif dan tidak boleh negatif 2. Nilai Cronbach s Alpha hasil penghitungan sama atau lebih besar dari 0,8.

Hasil Cronbach s Alpha pada 30 item adalah 0,897, dengan hasil semua butir pertanyaan reliabel karena, lebih besar dari 0,8. Sedangkan setelah item-item yang dianggap tidak valid dibuang maka hasil reliabilitasnya dilihat dari nilai Cronbach s Alpha adalah sebesar 0,944. Maka bisa dikatakan alat ukur yang dipakai memiliki reliabilitas yang baik. Tabel 2. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.944 24 Sedangkan untuk outcome goals (sasaran hasil), digunakan acuan, dengan meminta laporan hasil prestasi dari setiap kejuaraan yang diikuti masing-masing atlet mulai dari tahun 2009 hingga 2012. Setiap perhelatan yang diikuti akan dikalikan dengan skor yang didapat sesuai dengan hasil yang dicapai. Untuk juara I mendapat poin 7, juara II mendapat poin 6, juara III mendapat poin 5, juara IV mendapat poin 4, masuk 8 besar mendpa poin 3, masuk 16 besar mendapat poin 2, dan masuk 32 besar mendapat poin 1. Pembobotan ini ditentukan oleh peneliti dikarenakan tidak adanya kriteria pembobotan tersendiri pada PB Jaya Raya. Perlu diketahui prestasi hasil bertanding atlet pada PB Jaya Raya didata apa adanya berdasarkan posisi yang didapat ketika di kejuaraan. Hal ini telah dikonfirmasii peneliti melalui observasi dan wawancara singkat dengan pihak yang bersangkutan. Seluruh poin yang didapat peserta merupakan gambaran dari tingkat sasaran hasil masing-masing peserta. Pengolahan data diolah menggunakan SPSS 17.0 dengan penghitungan reliabilitas dan validitas yang mengasilkan data item-total statistic dan nilai Cronbach s Alpha yang memadai. Setelah item yang tidak valid dibuang, diadakan penghitungan ulang untuk menghasikan data yang lebih akurat dan reliabel. Hasil data yang telah didapat kemudaian dikorelasikan dengan menggunakan metode korelasi Pearson menggunakan SPSS 17.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Setiap item yang yang telah valid dan reliabel kemudian akan dikorelasikan dengan total hasil pengukuran sasaran hasil dari masing-masing anak. Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu tehnik pengukuran asosiasi / hubungan. Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (Sarwono, 2012). Jika mengacu pada tehnik perhitungan korelasi Pearson dengan menggunakan SPSS 17.0, maka jika besaran korelasi semakin mendekati angka 1, berarti korelasi yang ada antara dua variabel akan semakin kuat (Sarwono, 2012). Berikut ini merupakan tabel hasil penghitungan korelasi pearson antara dua variabel utama self-efficacy dan sasaran hasil (outcome goals).

Tabel 3. Korelasi Pearson Self_Efficacy Achievement Usia Self_Efficacy Pearson Correlation 1 -.253 -.264 Sig. (2-tailed).185.159 N 30 29 30 Achievement Pearson Correlation -.253 1.258 Sig. (2-tailed).185.176 N 29 29 29 Usia Pearson Correlation -.264.258 1 Sig. (2-tailed).159.176 N 30 29 30 Dari hasil penghitungan yang didapat dalam penelitian ini, hasil yang didapat adalah, tidak adanya korelasi antara variabel bebas (self-efficacy) dengan variabel tergantung (sasaran hasil). Dengan demikian hasil hipotesis alternatif yang menunjukan adanya hubungan antara dua variabel ditolak, sedangkan hipotesis nol yang menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel diterima. Bisa dikatakan bahwa semakin tinggi self-efficacy seseorang tidak berarti akan semakin tinggi pula outcome goals yang dihasilkannya, bahkan sebaliknya seseorang yang mamiliki self-efficacy rendah memiliki outcome goals yang relatif tinggi atau baik. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian kali ini adalah, tidak adanya korelasi yang positif antara self-efficacy, dengan sasaran hasil (outcome goals), pada atlet PB Jaya Raya. Artinya, dari penelitian kali ini, dapat diasumsikan bahwa self-efficacy yang tinggi pada diri atlet tidak dibarengi dengan sasaran hasil yang tinggi juga pada atlet. Menurut peneliti ada beberapa hal yang bisa dijadikan alasan penelitian kali ini tidak mengahsilkan korelasi yang positif antar dua variabel yang dihitung. Diantaranya, adalah: 1. Yang pertama adalah sulitnya menentukan skala dalam variabel sasaran hasil. Dalam cabang olahraga, terutama kaitannya dengan ilmu psikologi, diferensiasi jenis dan spesifikasi bidang olahraga sangat diperlukan. Selain faktor teknis seperti cara permainan, skill yang dibutuhkan, dan regulasi permainan. Faktor non-teknis seperti kebudayaan bisa menjadi faktor yang menentukan dalam prestasi seorang atlit. Hal ini sependapat dengan apa yang diutarakan oleh Maksum (2007) yang mengatakan bahwa penyebab rendahnya prestasi atlit memang tidak tunggal, melainkan bersifat multifaktor. Sungguhpun demikian, saya berargumentasi bahwa faktor budaya yang berintikan pada sikap mental, kebiasaan, dan tingkah laku merupakan persoalan mendasar. 2. Variabel self-efficacy yang memiliki banyak variasi makna turunan yang berbeda satu sama lain. Ada istilah lain yang disebut role-efficacy dan collective efficacy. Menurut Bray, Brawley, & Carron (2002), meskipun role-efficacy dan self-efficacy mengacu pada kemampuan individu yang dirasakan dalam satu domain khusus, kami juga berpendapat bahwa mereka terkait, tetapi secara konseptual berbeda. Perbedaannya adalah bahwa roleefficacy mengacu pada kemampuan yang dirasakan mengenai fungsi utama saling ketergantungan yang menyusun peran formal individu dalam kelompok, sedangkan self-

efficacy mengacu pada kemampuan individu seorang pemain dalam menunjukkan keterampilan pada tugas pribadi dari semua pemain lain. Selain itu collective-efficacy dianggap secara konseptual berbeda dari self-efficacy, karena mengacu pada persepsi anggota tim pada kemampuan gabungan mereka berkaitan dengan tugas-tugas kelompok (Bandura, 1997). 3. Yang ketiga adalah masalah teknis penelitian, mengacu pada terbatasnya responden yang ada dan diferensiasi yang dimiliki oleh masing-masing responden. Responden yang terdaftar ada 50 atlet lebih, dimana semua atlet tidak bisa mengisi kuesioner, dikarenakan jadwal bertanding yang padat. Tidak semua atlet yang terdaftar masih mengikuti pelatihan secara rutin dan aktif. Dari keterbatasan atlet yang ada, pengalaman dan jumlah prestasi atau kejuaraan yang diraih masing-masing atlet sangat variatif jumlahnya bahkan cenderung kontras. Saran Untuk penelitian selanjutnya: 1. Yang pertama harus diperhatikan pembaca adalah ciri khas dari jenis cabang olahraga yang akan diteliti. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah perbedaan budaya masing-masing negara dalam pembinaan ataupun pelatihan yang dilakukan. Sulitnya referensi lokal, baik jurnal dan buku juga kurang lebih menggambarkan, bahwa ilmu teoritis dalam cabang olahraga tertentu disuatu negara sangat berbeda perkembangannya. Karenanya untuk mengembangkan sebuah konstruk penelitian diperlukan waktu dan pengalaman yang mungkin tidak bisa dipenuhi oleh peneliti. 2. Yang kedua adalah masalah variabel self-efficacy yang memiliki sub-domain yang secara konseptual berbeda. Hal ini kurang diperhatikan oleh peneliti, mengingat cabang olahraga bulu tangkis memiliki kategori yang juga bervariasi, mulai dari tunggal, ganda, ataupun beregu. 3. Yang ketiga adalah masalah kurangnya jumlah dan kontrasnya pengalaman masing-masing individu. Hal ini bisa diakali dengan memperluas subjek penelitian, menjadi dua atau tiga klub yang berbeda, untuk menjadikan responden lebih banyak dan seragam. Sarab untuk PB Jaya Raya: 1. Pertama, PB Jaya Raya perlu membuat pembobotan atau kriteria nilai yang jelas dan seksama, sehingga menghasilkan evaluasi yang adil dan terbuka pada setiap atlet-nya. Hal ini juga memungkinkan PB Jaya Raya untuk mengetahui perkembangan atlet binaan-nya secara lebih rinci dan berkala, sehingga memudahkan penetuan reinforcement untuk setiap atletnya yang berpengaruh pada aspek psikologis (motivasi) seorang atlet. Hal ini juga akan membuat si atlet lebih mengetahui apa yang harus dicapai dan bagaimana cara mencapainya. 2. Kedua, aspek psikologis yang perlu diperhitungkan sebagai peranan penting prestasi seorang atlet. Mangacu pada penelitian ini, self-efficacy memang terlihat tidak memiliki korelasi yang searah dengan outcome goals seorang atlet. Tapi aspek psikologis bukanlah hanya self-efficacy semata, dan pada kenyataanya merupakan aspek yang sangat diperhitungkan dalam perkembangan olahraga saat ini. REFERENSI Adisasmito, L. S. (2007). Mental Juara: Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada. Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman Company. Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial (10th Edition ed.). Jakarta: Erlangga. Bray, S. R., Brawley, L. R., & V, C. A. (2002). Efficacy for Interdependent Role Function: Evidence From the Sport Domain. Sage Group Research, 644-666. Katris, L. (2004). Hubungan antara Self-Efficacy dengan Health Beliefs pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Depok: Universitas Indonesia. Kawuryan, E. R. (2007). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Self-Efficacy dan Kemampuan Fisik. Fakultas Psikologi. Jakarta: Universitas Katolik Atma Jaya. Maksum, A. (2007). Kualitas Pribadi Atlet : Kunci Keberhasilan Meraih Prestasi Tinggi. Anima, 116-126. Muhamad, D. (2011, juni 20). PB Jaya Raya Juara Bulutangkis Angtarklub Beregu Campuran Junior. Dipetik Agustus 26, 2011, dari pewartaindonesia:http://pewartaindonesia.com/berita/olahraga/5591-pb-jaya- raya-juara-bulutangkisangtarklub-beregu- campuran-junior.html Olimpiade. (2011, 8 2). Dipetik Agustus 26, 2011, dari wikipedia.org: http://id.wikipedia.org/wiki/olimpiade

Ortega, E., Aurelio, O., Baranda, P. S., & Gomez, M. A. (2009). Relationship between The Level of Self- Efficacy, Performance Indicators, and Participation in Youth Basketball. Revista de Psicologia del Deporte, 337-342. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan Prosedur SPSS). Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sejarah Bulutangkis. (1951, may 5). Dipetik 8 26, 2011, dari pb-pbsi: http://www.pbpbsi.org/app/organization/default.aspx? Singgih, D. G., Monty, P. S., & Myrna, H. R. (1996). Psikologi olahraga: teori dan praktik. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Wang, V. C., & King, K. P. (2009). Human Performance Models Revealed in the Global Context. United States: Information Age. Williams, J. M. (2010). Applied Sport Psychology. New York: McGraw-Hill Education..

RIWAYAT PENULIS PERSONAL INFORMATION Binusian ID 1100032016 Full Name Amoryan Handika Kurniawan E-Mail Amoryan.Handika@Gmail.com Address Current Taman Meruya Ilir Blok E1 no. 14, Kembangan, Jakarta Barat Permanent Taman Meruya Ilir Blok E1 no. 14, Kembangan, Jakarta Barat Phone Numbers Home : 021-5846311 Mobile: 0856-7777-058 Gender Laki-Laki Birth Place / Date Jakarta, 12 Mei 2012 Nationality Indonesia Marital Status Belem Menikah Religion Kristen Protestan FORMAL EDUCATION Fakultas Psikologi Binus 2007 (Universitas Bina Nusantara) SMA Notre Dame (2004-2007), Jakarta SMP IPEKA Puri (2001-2004), Jakarta SD Samaria Kudus(1995-2001), Jakarta