NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2015

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Transkripsi:

F No. 49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR 102.87 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) NTP Daerah Istimewa Yogyakarta pada Agustus 2017, mencapai angka 102,87 atau mengalami penurunan sebesar 0,05 persen dibanding indeks bulan sebelumnya yang tercatat 102,92. NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 101,44; NTP Subsektor Hortikultura (NTPH) 101,17; NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 123,48; NTP Subsektor Peternakan (NTPT) 93,35; dan NTP Subsektor Perikanan (NTNP) 101,56. Turunnya indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh turunnya NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,28 persen, meskipun subsektor yang lain mengalami kenaikan. Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Agustus 2017 secara umum mencapai 133,44 atau mengalami inflasi sebesar 0,51 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 132,76. Kenaikan IHK bulan ini dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,21 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,24 persen, kelompok sandang sebesar 0,03 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,12 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,18 persen, sedangkan kelompok perumahan mengalami penurunan sebesar 0,28 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung angka NTPnya pada bulan Agustus 2017 terdapat 28 provinsi mengalami kenaikan, sebaliknya 5 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Lampung sebesar 1,82 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 0,44 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Daerah Istimewa Yogyakarta bulan Agustus 2017 sebesar 112,96 atau naik sebesar 0,04 persen dibanding bulan Juli 2017 sebesar 112,92. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Perbandingan kedua angka tersebut akan menunjukkan apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Pada sisi lain, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017 1

pendapatan petani sehingga akan meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri. Semakin tinggi nilai NTP, maka akan relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Tabel 1 Nilai Tukar Petani dan Perubahannya a. Indeks Diterima Petani (It) 131.09 131.67 0.44 1. Tanaman Pangan 133.83 134.76 0.70 2. Hortikultura 130.24 131.62 1.06 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 159.33 156.41-1.83 4. Peternakan 113.23 114.87 1.45 5. Perikanan 122.68 123.28 0.49 - Perikanan Tangkap 144.41 144.69 0.19 - Perikanan Budidaya 121.47 122.09 0.51 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 127.38 128.00 0.48 1. Tanaman Pangan 132.19 132.86 0.50 2. Hortikultura 129.45 130.09 0.50 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 126.09 126.67 0.46 4. Peternakan 122.43 123.05 0.50 5. Perikanan 121.19 121.38 0.16 - Perikanan Tangkap 123.71 123.88 0.14 - Perikanan Budidaya 121.05 121.25 0.16 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 102.92 102.87-0.05 1. Tanaman Pangan 101.24 101.44 0.20 2. Hortikultura 100.61 101.17 0.56 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 126.37 123.48-2.28 4. Peternakan 92.48 93.35 0.94 5. Perikanan 101.23 101.56 0.33 - Perikanan Tangkap 116.74 116.80 0.05 - Perikanan Budidaya 100.35 100.70 0.35 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 112.92 112.96 0.04 1. Tanaman Pangan 110.95 111.08 0.11 2. Hortikultura 112.71 113.81 0.98 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 137.53 134.46-2.23 4. Peternakan 100.08 101.03 0.94 5. Perikanan 113.38 113.81 0.38 - Perikanan Tangkap 126.97 127.15 0.14 - Perikanan Budidaya 112.59 113.03 0.40 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Agustus 2017, NTP di DIY mengalami penurunan indeks sebesar 0,05 persen dibanding NTP Juli 2017, yaitu dari 102,92 menjadi 102,87. Penurunan NTP bulan Agustus 2017 ini disebabkan oleh indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih rendah dibanding indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. 2 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017

Penurunan indeks NTP yang tercatat pada bulan Agustus 2017 terjadi di satu subsektor, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat turun cukup signifikan sebesar 2,28 persen. Sedangkan lainnya mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,20 persen, subsektor hortikultura naik sebesar 0,56 persen, subsektor peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen, dan subsektor perikanan naik sebesar 0,33 persen. 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Agustus 2017, secara umum It di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan indeks sebesar 0,44 persen dibandingkan It Juli 2017, yaitu dari 131,09 menjadi 131,67. Subsektor tanaman peternakan mengalami kenaikan It terbesar yaitu mencapai 1,45 persen diikuti subsektor hortikultura naik sebesar 1,06 persen, subsektor tanaman pangan naik 0,70 persen, dan subsektor perikanan juga naik sebesar 0,49 persen. Sementara itu subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 1,83 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) akan memperlihatkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani dan fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Petani sendiri banyak yang berdomisili di pedesaan, sehingga tidak berlebihan masyarakat pedesaan itu identik dengan petani. Pada Agustus 2017 Ib di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen dari 127,38 menjadi 128,00. Subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan mengalami kenaikan sama sebesar 0,50 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat juga mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen, demikian juga subsektor perikanan naik sebesar 0,16 persen. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Tabel 2 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan dan Perubahannya a. Indeks Diterima Petani (It) 133.83 134.76 0.70 - Padi 117.12 117.14 0.02 - Palawija 155.17 157.28 1.36 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 132.19 132.86 0.50 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 134.12 134.78 0.49 - Indeks BPPBM 120.62 121.32 0.59 c. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 101.24 101.44 0.20 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 110.95 111.08 0.11 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017 3

Pada Agustus 2017 NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 0,20 persen. Kenaikan NTPP ini disebabkan karena naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,70 persen, lebih besar dibanding indeks yang dibayar petani yang juga mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen. Naiknya indeks yang terjadi pada It disebabkan karena naiknya indeks harga subkelompok palawija sebesar 1,36 persen dan subkelompok padi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang menyebabkan naiknya It pada subsektor ini terutama karena naiknya harga komoditi jagung, ketela pohon, kacang tanah, dan ubi jalar. Pada Ib indeks mengalami kenaikan, disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,49 persen, dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) juga naik sebesar 0,59 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) pada Agustus 2017, mengalami kenaikan indeks sebesar 0,56 persen. Hal ini terjadi karena naiknya indeks yang diterima petani sebesar 1,06 persen lebih tinggi dibanding indeks yang dibayar petani yang juga naik sebesar 0,50 persen. Naiknya It disebabkan oleh kenaikan harga pada beberapa komoditas utamanya petai, cabe merah, melinjo, nangka, dan salak. Pada Ib kenaikan terjadi karena indeks IKRT naik sebesar 0,59 persen dan indeks BPPBM juga naik sebesar 0,07 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura dan Perubahannya a. Indeks Diterima Petani (It) 130.24 131.62 1.06 - Sayur-sayuran 118.36 117.52-0.70 - Buah-buahan 141.49 144.95 2.45 - Tanaman Obat 116.94 115.89-0.90 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 129.45 130.09 0.50 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.82 133.60 0.59 - Indeks BPPBM 115.56 115.64 0.07 c. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 100.61 101.17 0.56 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 112.71 113.81 0.98 c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) NTPR mengalami penurunan indeks sebesar 2,28 persen pada Agustus 2017. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,83 persen, lebih rendah dibanding indeks yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen. Penurunan It terjadi karena indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan dari 159,33 menjadi 156,41. Beberapa komoditas subkelompok tanaman perkebunan rakyat yang mengalami penurunan harga utamanya adalah kelapa, cengkeh, tebu, kapuk, dan kakao. Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,49 persen dan indeks BPPBM juga naik sebesar 0,41 persen. 4 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017

Tabel 4 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya a. Indeks Diterima Petani (It) 159.33 156.41-1.83 - Tanaman Perkebunan Rakyat 159.33 156.41-1.83 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 126.09 126.67 0.46 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.01 132.65 0.49 - Indeks BPPBM 115.85 116.33 0.41 c. Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTPR) 126.37 123.48-2.28 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 137.53 134.46-2.23 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Terjadi kenaikan sebesar 0,94 persen NTPT pada Agustus 2017, yaitu dari 92,48 pada bulan Juli menjadi 93,35. Kenaikan NTPT terjadi karena naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,45 persen lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,50 persen. Kenaikan harga beberapa komoditas seperti sapi potong, kambing, ayam ras pedaging, domba, dan ayam ras petelur adalah penyebab naiknya It pada subsektor peternakan di bulan ini. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT dan indeks BPPBM dengan nilai sama sebesar 0,50 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan Perubahannya a. Indeks Diterima Petani (It) 113.23 114.87 1.45 - Ternak Besar 110.39 112.69 2.08 - Ternak Kecil 109.16 111.14 1.81 - Unggas 130.14 130.97 0.64 - Hasil Ternak 116.79 115.35-1.24 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 122.43 123.05 0.50 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131.89 132.55 0.50 - Indeks BPPBM 113.14 113.71 0.50 c. Nilai Tukar Petani Peternak (NTPT) 92.48 93.35 0.94 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 100.08 101.03 0.94 e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen pada Agustus 2017, hal ini terjadi karena kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,49 persen, lebih tinggi dibanding indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,16 persen. Kenaikan It subsektor ini disebabkan oleh naiknya It subkelompok ikan tangkap sebesar 0,19 persen dan subkelompok ikan budidaya sebesar 0,51 persen. Sementara itu kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,20 persen dan indeks BPPBM juga mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen. Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017 5

Tabel 6 Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan dan Perubahannya a. Indeks Diterima Petani (It) 122.68 123.28 0.49 - Ikan Tangkap 144.41 144.69 0.19 - Ikan Budidaya 121.47 122.09 0.51 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 121.19 121.38 0.16 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.37 132.63 0.20 - Indeks BPPBM 108.20 108.32 0.11 c. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 101.23 101.56 0.33 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 113.38 113.81 0.38 Indeks NTP subkelompok ikan tangkap (Nilai Tukar Nelayan) pada Agustus 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan naiknya indeks yang diterima petani (nelayan) sebesar 0,19 persen, lebih tinggi dari indeks yang dibayar petani (nelayan) yang juga naik sebesar 0,14 persen. Kenaikan It ini sangat dipengaruhi oleh naiknya harga beberapa komoditas terutama cakalang, tenggiri, bawal, tongkol, dan kakap. Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,20 persen, dan indeks BPPBM juga naik sebesar 0,05 persen. Tabel 7 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Tangkap dan Perubahannya a. Indeks Diterima Petani (It) 144.41 144.69 0.19 - Perairan Umum 100.00 100.00 0.00 - Perairan Laut 144.46 144.74 0.19 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 123.71 123.88 0.14 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.22 132.47 0.20 - Indeks BPPBM 113.74 113.80 0.05 c. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 116.74 116.80 0.05 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 126.97 127.15 0.14 Sementara itu NTP subkelompok ikan budidaya (NTPI) juga mengalami kenaikan indeks sebesar 0,35 persen pada Agustus 2017. Kenaikan ini disebabkan terjadinya naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,51 persen, lebih tinggi dari indeks yang dibayar petani yang naik sebesar 0,16 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditas utamanya udang, nila, gurameh, tawes, dan lele. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,20 persen, dan indeks BPPBM juga naik sebesar 0,12 persen. 6 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017

Tabel 8 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Budidaya dan Perubahannya a. Indeks Diterima Petani (It) 121.47 122.09 0.51 - Budidaya Air Tawar 121.47 122.09 0.51 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 121.05 121.25 0.16 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.38 132.64 0.20 - Indeks BPPBM 107.89 108.01 0.12 c. Nilai Tukar Petani Ikan Budidaya (NTPI) 100.35 100.70 0.35 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 112.59 113.03 0.40 5. Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan Adanya perbedaan karakteristik yang signifikan antara petani di subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, dan peternak dengan nelayan yang selama ini digambarkan dari subsektor perikanan, maka bisa dilihat NTP pada kedua karakteristik tersebut dengan memisahkan penghitungan NTP antar keduanya. NTP Daerah Istimewa Yogyakarta tanpa subsektor perikanan pada Agustus 2017 mencapai 102,91 atau turun sebesar 0,06 persen dibanding bulan Juli sebesar 102,97. Hal ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,44 persen lebih rendah daripada indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,49 persen. Tabel 9 Nilai Tukar Petani Tanpa Subsektor Perikanan dan Perubahannya a. Indeks Diterima Petani (It) 131.35 131.92 0.44 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 127.57 128.20 0.49 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.77 133.46 0.52 - Indeks BPPBM 116.34 116.81 0.41 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 102.97 102.91-0.06 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 112.91 112.94 0.03 6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Agustus 2017 secara umum mencapai 133,44 atau mengalami inflasi sebesar 0,51 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 132,76. Kenaikan IHK bulan ini dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,21 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,24 persen, kelompok sandang sebesar 0,03 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,12 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi juga naik sebesar 0,18 persen. Sedangkan kelompok perumahan mengalami penurunan sebesar 0,28 persen. Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017 7

Tabel 10 Indeks Harga Konsumen Pedesaan dan Perubahannya Konsumsi Rumah Tangga 132.76 133.44 0.51 - Bahan Makanan 145.56 147.32 1.21 - Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 135.56 135.88 0.24 - Perumahan 126.30 125.95-0.28 - Sandang 131.77 131.82 0.03 - Kesehatan 120.69 120.82 0.11 - Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 117.22 117.37 0.12 - Transportasi dan Komunikasi 120.53 120.75 0.18 7. NTUP Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 11 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) dan Perubahannya 1. Tanaman Pangan 110.95 111.08 0.11 2. Hortikultura 112.71 113.81 0.98 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 137.53 134.46-2.23 4. Peternakan 100.08 101.03 0.94 5. Perikanan 113.38 113.81 0.38 a. Perikanan Tangkap 126.97 127.15 0.14 b. Perikanan Budidaya 112.59 113.03 0.40 NTUP Gabungan 112.92 112.96 0.04 Pada Agustus 2017 NTUP secara umum naik sebesar 0,04 persen dibandingkan Juli 2017. Kenaikan NTUP terbesar terjadi di subsektor hortikultura sebesar 0,98 persen, subsektor peternakan juga naik sebesar 0,94 persen, subsektor perikanan naik sebesar 0,38 persen, dan suksektor tanaman pangan sebesar 0,11 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunana rakyat mengalami penurunan sebesar 2,23 persen dibanding bulan sebelumnya. 8 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017

8. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi pada Agustus 2017 sebanyak 28 provinsi mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Lampung sebesar 1,82 persen, sedangkan kenaikan NTP terkecil sebesar 0,03 persen terjadi di NAD. Sebaliknya 5 provinsi pada bulan Agustus 2017 mengalami penurunan NTP. Provinsi Papua Barat mengalami penurunan NTP terbesar sebesar 0,44 persen, sedangkan D.I.Yogyakarta mengalami penurunan NTP terkecil yaitu sebesar 0,05 persen. Tabel 12 Provinsi dan Perubahannya Provinsi NASlONAL 100.65 101.60 0.94 LAMPUNG 103.57 105.45 1.82 BABEL 95.03 96.61 1.66 SULBAR 104.42 106.07 1.58 GORONTALO 103.79 105.37 1.52 SUMSEL 93.01 94.38 1.47 JATIM 103.91 105.40 1.43 JATENG 100.22 101.53 1.31 BENGKULU 92.39 93.60 1.30 JAMBI 99.00 100.28 1.29 SULTENG 93.02 94.22 1.29 SULTRA 93.06 93.98 0.99 JABAR 104.48 105.37 0.86 KALTENG 96.48 97.25 0.81 RIAU 101.25 101.90 0.64 SUMUT 98.47 99.04 0.57 KALBAR 95.26 95.79 0.56 NTB 104.44 105.01 0.54 SULSEL 100.18 100.72 0.54 KALSEL 95.47 95.89 0.44 SUMBAR 95.82 96.24 0.44 KALTIM 96.20 96.61 0.43 NTT 101.96 102.33 0.36 MALUKU 100.85 101.16 0.31 BANTEN 99.60 99.83 0.24 DKI 97.32 97.54 0.23 KEPRI 96.73 96.91 0.18 MALUKU UTARA 100.57 100.73 0.16 NAD 94.45 94.47 0.03 YOGYAKARTA 102.92 102.87-0.05 SULUT 92.32 92.26-0.07 BALI 104.14 103.94-0.19 PAPUA 94.43 94.17-0.28 PAPUA BARAT 100.20 99.76-0.44 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017 9

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH AGUSTUS 2017 Berdasarkan hasil observasi terhadap 54 transaksi gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta selama Agustus 2017 sebanyak 51,85 persen berkualitas Gabah Kering Panen (GKP) dan sisanya 48,15 persen berkualitas rendah. Rata-rata harga gabah pada bulan Agustus 2017 kualitas GKP di tingkat petani turun 1,79 persen dari harga Rp. 4.742,11 di bulan Juli 2017 menjadi Rp. 4.657,14 per kg dan di tingkat penggilingan turun 1,77 persen dari Rp. 4.792,11 di bulan Juli 2017 menjadi Rp. 4.704,14 per kg. Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani naik sebesar 0,20 persen dari Rp. 3.995,71 menjadi Rp. 4.003,85 per kg dan di tingkat penggilingan naik 0,20 persen dari Rp. 4045,71 menjadi Rp. 4.053,85 per kg. Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 4.800,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas IR 64 dan Ciherang terjadi di Kecamatan Nanggulan (Kulonprogo). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.700,00 per kg dengan gabah kualitas rendah dengan varietas Ir 64 terjadi di wilayah Kecamatan Bantul (Bantul). Selama Agustus 2017, tidak dijumpai observasi harga gabah di bawah HPP baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan. Pada Agustus 2017, berdasarkan hasil Survei Harga Produsen Gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat sebanyak 54 observasi transaksi di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Dilihat dari distribusinya jumlah kualitas GKP sebanyak 28 observasi dan gabah kualitas rendah sebanyak 26 observasi. GKG GKP Kelompok Kualitas Tabel 15 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Agustus 2017 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga* Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih Harga (%) Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/Kg) (%) (5) (6) (7) (8) (9) Gabah Kualitas Rendah Total 0 4.600,00 - - - - 0,00% (penggilingan) 28 3.700,00 4.400,00 4.800,00 4.657,14 4.707,14 51,85% (petani) 26 48,15% 54 100,00% 3.700,00 4.650,00 4.003,85 4.053,85 - - 957,14 25,87 3.750,00 957,14 25,52 (penggilingan) - - - - - - - - - - 10 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017

1. Harga Gabah Terendah dan Tertinggi Berdasarkan hasil observasi, harga gabah tertinggi pada bulan Agustus 2017 di tingkat petani senilai per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas IR 64 dan Ciherang terjadi di Kecamatan Nanggulan (Kulonprogo). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai per kg dengan gabah kualitas rendah dengan varitas Ir 64 terjadi di wilayah Kecamatan Bantul (Bantul). 2. Kasus Harga di Bawah HPP dan Kualitas Rendah Jumlah observasi harga gabah kualitas GKG dan GKP mencapai 28 observasi atau 51,85 persen dari keseluruhan jumlah observasi selama Agustus 2017. Dari sejumlah observasi tersebut, tidak ditemui kasus harga gabah baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada dibawah HPP. Berdasarkan 26 observasi pada transaksi penjualan gabah kualitas rendah atau 48,15 persen dari keseluruhan observasi transaksi penjualan gabah selama Agustus 2017, yang berpotensi mengalami kasus harga 37,04 persen berasal dari Kabupaten Bantul dan 11,11 persen berasal dari Kabupaten Sleman, sedangkan Kabupaten Kulonprogo tidak mengalami transaksi penjualan gabah kualitas rendah. Tabel 16 Jumlah dan Observasi Harga Gabah di Bawah, Sama Dengan, dan di Atas HPP menurut Kualitas, Agustus 2017 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Jumlah Observasi Harga Gabah Di Bawah HPP Tk. Petani Tk. Penggilingan Jumlah Observasi Harga Gabah Sama Dengan HPP Tk. Petani Tk. Penggilingan Jumlah Observasi Harga Gabah Di Atas HPP Tk. Petani Tk. Penggilingan (5) (6) (7) (8) GKG 0 0 0 0 0 0 0 GKP 28 0 0 0 0 28 28 100,00% 100,00% GKG dan GKP 28 0 0 0 0 100,00% 100,00% Kualitas Rendah 26 - - - - - - 3. Rata-rata Komponen Mutu Gabah Selama tiga bulan terakhir, komponen mutu gabah relatif berfluktuasi dari bulan ke bulan. Rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP pada bulan Agustus 2017 masing-masing sebesar 12,39 persen dan 7,39 persen, sedangkan gabah kualitas rendah pada bulan Agustus 2017 memiliki ratarata KA dan KH masing-masing sebesar 27,13 persen dan 7,44 persen. Kelompok Kualitas Tabel 17 Rata-rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas, Juni 2017 Agustus 2017 Kadar Air (KA) Juni 2017 Juli 2017 Agustus 2017 Kadar Hampa/Kotoran (KH) Juni 2017 Juli 2017 (5) (6) (7) Agustus 2017 GKG - - - - - - GKP 13,09 12,71 12,39 8,43 7,24 7,39 Kualitas Rendah 30,15 24,89 27,13 13,39 9,35 7,44 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017 11

Rp/Kg Dibandingkan Juli 2017, rata-rata harga gabah kualitas GKP turun 1,79 persen menjadi Rp.4.657,14 per kg di tingkat petani dan turun 1,77 persen menjadi Rp. 4.707,14 per kg di tingkat penggilingan. Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas rendah naik sebesar 0,20 persen menjadi Rp. 4.003,85 per kg di tingkat petani dan naik 0,20 persen menjadi Rp. 4.053,85 per kg di tingkat penggilingan. Tabel 18 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Juni 2017 Agustus 2017 Kelompok Kualitas Tingkat Petani (Rp / Kg) Juni 2017 Juli 2017 Agustus 2017 Perub (4) thd (3) Tingkat Penggilingan (Rp / Kg) Juni 2017 Juli 2017 Agustus 2017 Perub (8) thd (7) (%) (%) (5) (6) (7) (8) (9) GKG - - - - - - - - GKP 4.726,79 4.742,11 4.657,14-1,79 4.776,79 4.792,11 4.707,14-1,77 Kualitas Rendah 3.836,36 3.995,71 4.003,85 0,20 3.886,36 4.045,71 4.053,85 0,20 Gambar 1 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Daerah Istimewa Yogyakarta, Agustus 2016 Agustus 2017 5600 5400 5200 4923 5000 4737 4740 4863 4661 4694 4543 4662 4670 4777 4792 4800 4473 4600 4707 4400 4217 4236 4200 4110 4084 3943 3917 3980 4046 4054 4000 3886 3720 3800 3600 3400 3671 3723 3200 3000 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 GKG GKP Kualitas Rendah HPP GKG HPP GKP 12 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017