PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kelancaran aliran produksi harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

REKAYASA DAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. ini tentunya dapat dilakukan dengan cara mengatur layout pabrik sedemikian rupa

I. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktivitas mesin. Mesin telah mengurangi beban kerja manusia dalam hal

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Systematic Layout Planning

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN

BAB I PENDAHULUAN. Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PADA LANTAI PRODUKSI UNTUK PERCEPATAN PRODUKSI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA CORELAP

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY

USULAN TATA LETAK PABRIK DI PT DJARUM DIVISI WORKSHOP (MACHINE SHOP & FABRIKASI) AKIBAT PEMINDAHAN LOKASI PABRIK

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK BARU AKIBAT PERLUASAN PABRIK (Studi Kasus di PT. Mega Andalan Kalasan, Yogyakarta) SKRIPSI

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Mendiskusikan pentingnya. perancangan tata

BAB V ANALISIS HASIL

Usulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII *

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI

PERANCANGAN TATA LETAK BENGKEL JAT AKIBAT PERLUASAN BENGKEL SKRIPSI

Perencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan Pendekatan Kuantitatif Dengan Metode Alghoritma Craft (Studi Kasus CV. Graffity Labelindo)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

RELAYOUT TATA LETAK FASILITAS UNTUK MEMINIMASI ONGKOS MATERIAL HANDLING

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana. Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh:

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN TATA LETAK GUDANG PENYIMPANAN PRODUK PT PIPA BAJA DENGAN METODE DEDICATED STORAGE

BAB V HASIL DAN ANALISA

PERANCANGAN ULANG SHOP FLOOR LAYOUT UNTUK MEMINIMASI WASTE

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perancangan Tata Letak yang Optimal Menggunakan Algoritma Corelap dan Metode Graph-Based Construction

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia industri khususnya industri pakaian (garment)

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR USULAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PT. SINAR SAKTI KIMIA

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN PRODUKSI MESIN PACKAGING DENGAN BLOCPLAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK PABRIK DAN MATERIAL HANDLING PADA PT. XYZ

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam siklus

Perancangan Tata Letak

STUDI KASUS PERBANDINGAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PT SENNATRA PENDAWATAMA SECARA MANUAL DAN DENGAN SOFTWARE VIP-PLANOPT10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGATURAN ULANG URUTAN TATA LETAK SERI ANTAR ETALASE

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. fasilitasfasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu produksi

Rancangan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Metode Blocplan (Studi Kasus PT. Kramatraya Sejahtera) *

PABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI)

Pembahasan Materi #6

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk bisa mendapatkan keunggulan bersaing (competitive. yang sesuai dengan jadwal dan jumlah yang tepat.

Penentuan Lokasi dan Perancangan Tata Letak Fasilitas Tempat Packaging PT.ABC

PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY

ANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak lantai produksi

Landasan Teori BAB II

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning

TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PADA PT. XYZ

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT Teguh Oktiarso 1), Henrix Setyawan Loekito 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung Jl. Villa Puncak Tidar N-01, Malang Email : teguh.oktiarso@machung.ac.id Abstrak. PT X yang merupakan industri yang bergerak di bidang manufaktur peralatan pertanian mempunyai tata letak produksi yag masih belum memenuhi kaidah tata letak yang baik. Dampak dari tata letak saat ini adalah jarak total perpindahan material yang besar sehingga menyebabkan produk yang dihasilkan berada di dalam area produksi lebih lama daripada yang telah dijadwalkan serta biaya untuk memindahkan material menjadi tinggi. Jarak total perpindahan material dengan tata letak area produksi saat ini adalah 1962,33 m. Dengan menggunakan metode Systematic Plant Layout, tata letak area produksi diatur ulang agar tidak banyak terdapat back tracking serta mendekatkan proses produksi yang berurutan. Hasil dari perancangan ulang untuk tata letak area produksi menghasilkan jarak perpindahan material yang lebih pendek yaitu 1715,2 m. Jarak perpindahan material yang lebih pendek ini memberikan penghematan pada waktu proses serta biaya perpindahan material. Kata kunci: Back Tracking, Jarak Perpindahan, Systematic Plant Layout 1. Pendahuluan PT. X merupakan perusahaan yang berkonsentrasi pada bidang pembuatan peralatan pertanian. Seiring dengan semakin banyaknya pesanan peralatan pertanian, mengharuskan PT. X untuk merombak tata letak fasilitas produksinya agar dapat cepat memenuhi order. Tata letak fasilitas produksi di PT. X teridentifikasi beberapa kendala yang mengganggu dalam aliran produksinya. Peletakan mesin dan stasiun kerja yang terlihat sangat berantakan dan tidak terstruktur menyebabkan waktu produksi menjadi semakin lama. Alur kerja dari stasiun satu dan lainya sangatlah berantakan dan tidak teratur. Sebagai contoh material handling pengerjaan dari stasiun pengelasan tahap terakhir menuju stasiun pengecatan harus melewati stasiun pengepresan dan berjarak sangat jauh serta momen perpindahan produk yang diproduksi sangat besar. Hal demikian membuat kegiatan produksi menjadi kurang optimal dan menyebabkan keterlambatan pengiriman order. Berdasarkan masalah yang timbul akibat tata ltak fasilitas produksi yang buruk, PT. X berencana untuk memaksimalkan layout kerja dengan memaksimalkan ruangan yang ada. Beberapa tujuan dari perencanaan fasilitas pabrik adalah melancarkan proses produksi dalam manufaktur sehingga tidak ada hal yang mengganggu proses produksinya, meminimalkan pemindahan barang, mengurangi biaya pada material handling, mengatur setiap perpindahan dalam pekerjaan yang dilakukan, memanfaatkan bangunan dari lokasi yang telah dilakukan secara ekonomis, menambah penggunaan sumber daya yang tersedia, serta mengurangi adanya kecelakaan sehingga dapat meningkatkan tingkat keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja [1]. Teknik dalam pengimplementasian tata letak pabrik memiliki banyak ragam untuk melakukan perencanaan tata letak pabrik. Metode yang digunakan untuk merencanakan dan merancang tata letak fasilitas produksi baru di PT. X adalah metode Systematic Layout Planning (SLP). Metode ini memiliki beberapa prosedur dalam perencanaan tata letak pabrik [2] C53. 1

1. Input Data: P,Q, R, S, T & Activities 2. Flow of Materials 3. Activity Relationships 4. Relationship Diagram 5. Space Requirements 6. Space Available 7. Space Relationship Diagram 8. Modifying Constraints 9. Practical Limitations 10. Develop Layout Alternatives 11. Evaluation Gambar 1. Langkah-langkah Metode Systematic Layout Planning [3] Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan metode yang dapat mengatasi permasalahan yang terjadi pada perusahaan. Metode Systematic Layout Planning merupakan metode yang dipilih supaya dapat membantu perusahaan dalam menghitung luas area yang dibutuhkan pada area baru, membuat alternatif layout, dan menghitung jarak aliran material terkecil pada layout saat ini dengan layout usulan 2. Pembahasan 2.1 Penentuan Routing dan From-to-Chart Produk utama yang dibuat oleh PT. X ada empat jenis produk yaitu plow besar, plow kecil, rotto, dan roda KB120. Keempat produk tersebut diproduksi pada mesin yang disebutkan pada table 1. Tabel 1. Tabel Nama Mesin Kode Jenis mesin BP S L BD C PH GP B R CT Blander potong Sentrik Mesin las Bor duduk Cutting Mesin pres hidrolik Gerinda potong Bubut Alat roll Pengecatan Rute produksi untuk keempat produk tersebut dapat dijabarkan pada tabel 2 dimana routing produksi untuk keempat produk ini berbeda. C53. 2

Tabel 2.Routing produksi Kode Produk Jumlah produksi per hari Berat produk(kg) C53. 3 Equivalent flows per hari Routing Plow besar A Besi C 9 10 90 BP-L BP-BD-L B Siku 25 1 25 C-PH-L GP-PH-L C Daun 18 2,4 43,2 C-PH-PH-L C-PH-PH-L D Pancing 9 2 18 GP-B-BD-L GP-L-L BP-PH-BD-L E Sambungan 18 1 18 GP-BD-L C-PH-L F Bopel 8 3,6 28,8 C-PH-PH-L GP-BD-L BP-BD-L G Finishing 9 20 180 L-L-CT Plow kecil H Besi C 9 9 81 BP-L BP-BD-L I Siku 25 0,8 20 C-PH-L GP-PH-L J Daun 18 1,8 32,4 C-PH-PH-L C-PH-PH-L K Sambungan 17 0,8 13,6 GP-BD-L C-PH-L L Finishing 9 12,4 111,6 L-L-CT Rotto M Batang 12 5,9 70,8 C-PH-PH-L GP-L GP-L N Sepatu 85 0,3 25,5 C-S-PH-L O Finishing 2 18,5 37 L-L-CT Roda KB120 P Plendes 19 6 114 GP-R-L-L BP-PH-L Q Daun roda 44 1,4 61,6 C-S-PH-L R Ring besar 61 5 305 GP-R-L S Ring kecil 60 2 120 GP-R-L T Ruji roda 81 0,66 53.46 GP-PH-L U Finishing 4 31,5 126 L-L-CT Dari data yang di dapat kegiatan berikutnya adalah mencari efisiensi routing setiap mesin. Kegunaan pencarian efisiensi tertinggi adalah sebagai dasar pengkodean dalam ARC nanti dan menghilangkan backtracking atau pengulangan proses. Akan dibuat tiga alternatif from to chart untuk dicari hasil yang paling efisien Dalam penghitungan efisiensi diperlukan nilai pinalti dari bobot yang tersedia di from to chart yang sudah dibuat. Dihasilkan efisiensi sebesar dari 20,5942%, 35,2737%, dan 39,1982%. Dari hasil tersebut dipilih from to chart dengan efisiensi sebesar 39,1982%.

Tabel 3 From To Chart C S GP R PH L CT BD BP B C 87,1 0 0 327,4 0 0 0 0 0 S 0 0 0 86,6 342 0 0 0 0 GP 0 0 539 98,46 159,6 0 60,4 0 18 R 0 0 0 0 539 0 0 0 0 PH 0 0 0 0 609,9 0 18 0 0 L 0 0 0 0 0 452,6 0 0 0 CT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 BD 0 0 0 0 0 296,2 0 0 0 BP 0 0 0 0 132 171 0 199,8 0 B 0 0 0 0 0 0 0 18 0 2.2. Penentuan Luas Area Produksi Penghitung luas stasiun kerja untuk setiap ruangan produksi ditentukan oleh luas yang diperlukan setiap mesin produksi. Tabel 4 berisi mengenai jumlah mesin yang diperlukan serta luas area produksi dengan menggunakan allowance sebesar 100% untuk ruang gerak bagi operator dan perpindahan material Tabel 4. Luas Area Produksi Sta- Ukuran mesin Total Operator Total Luas Worksta- Allowance Luas Siun Jumlah Luas luas mesin luas Jumlah operator space gang sion (100%) stasiun (m 2 ) B 1 0,72 0,72 0,56 1 0,56 4,52 5,8 5,8 11,6 BP 3 2,88 8,64 0,56 3 1,68 37,88 108,2 108,2 216,4 BD 3 3,8 11,4 0,56 3 1,68 9,2 23 23 46 S 1 0,42 0,42 0,56 1 0,56 6,64 7,06 7,06 14,12 GP 3 0,54 1,62 0,56 3 1,68 45,26 48,56 48,45 97,12 C 1 7,92 7,92 0,56 2 1,12 11,36 20,4 20,4 40,8 R 1 3,2 3,2 0,56 3 1,68 47,12 52 16,3 32,6 PH 4 2,7 10,8 0,56 8 4,48 20,42 35,7 35,7 71,4 L 7 4 16,8 0,56 7 3,92 63,38 84,1 84,1 168,2 CT 289,609 G 28 LA 299,151 Total 1315 Berdasarkan from-to-chart serta kebutuhan luas ruangan yang telah dihitung, maka layout usulan dengan menggunakan metode SLP untuk PT. X dapat digambarkan sebagai berikut : C53. 4

Gambar 2. Layout usulan dengan metode SLP Perhitungan jarak antar area dapat dilakukan dengan metode jarak rectilinear. Pengukuran jarak dengan menggunakan jarak rectilinear (atau dapat disebut juga dengan jarak Manhattan, right angle, atau rectangular metric) mengikuti aturan garis tegak lurus. Metode jarak rectilinear banyak digunakan karena mudah dipahami dan digunakan dalam memecahkan permasalahan jarak [4]. 2.3. Analisis Rancangan Tata Letak Baru Hasil layout usulan berdasarkan metode SLP yang telah dirancang, akan dihitung momen perpindahan material yang baru. Penghitungan momen perpindahan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil tata letak usulan yang paling efektif dan efisien. Sebelum mencari perpindahan jarak material hal yang harus dilakukan adalah mencari titik berat masingmasing stasiun. Jika area memiliki bentuk yang tidak beraturan, dilakukan pembagian area menjadi beberapa persegi sehingga diperoleh masing-masing titik berat dari setiap kotak. Titik berat dihitung berdasarkan posisi diagonal dari setiap barang dan dikombinasikan dengan perhitungan luas penampang barang tersebut [5]. Sedangkan Sedangkan untuk mencari koordinat titik berat untuk dua bangun atau lebih dapat digunakan persamaan sebagai berikut : (1) (2) (3) Keterangan: (x1,y1) = koordinat x dan y suatu bangun datar a, b = koordinat sumbu x terbesar/ terkecil pada bangun datar c = koordinat sumbu y terbesar pada bangun datar d = koordinat sumbu y terkecil pada bangun datar A = luas penampang bangun datar (4) Perhitungan jarak perpindahan material dilakukan menggunakan perhitungan jarak rectilinear pada persamaan berikut : (5) (6) Dimana: X = (x,y) lokasi dari fasilitas baru P i = (a i,b i) lokasi dari fasilitas yang sudah ada i, i = 1, 2,... m C53. 5

W = titik berat perpindahan D(X,P i) = jarak antara fasilitas baru dan fasilitas yang sudah ada i Tujuan dari penghitungan ini adalah mencari momen perpindahan pada tata letak usulan. Hasil dari penghitungan ini akan menentukan tata letak yang paling efisien. Semakin kecil momen perpindahan yang dihasilkan maka akan semakin efisien tata letak tersebut. Hasil dari penghitungan akhir dengan layout yang baru didapatkan momen perpindahan total adalah 1715,2 m dibandingkan dengan momen perpindahan layout lama yang mencapai 1962,33 m. Penghematan jarak momen perpindahan sebesar 247,13 m menyebabkan penghematan waktu transportasi produk sehingga produk dapat selesai lebih cepat dibandingkan transportasi pada layout lama. 3. Simpulan Berdasarkan hasil dari perancangan ulang tata letak produksi dengan menggunakan metode SLP, didapatkan dengan dalam membuat tata letak usulan yang efisien pada PT. X. Berdasarkan hasil yang didapat dari perhitungan momen perpindahan material, hasil yang didapat adalah 1715,2 m, dibandingkan momen perpindahan layout lama sebesar 1962,33 m. Pengurangan jarak total perpindahan material dan produk ini menunjukkan bahwa metode SLP dapat menghasilkan layout produksi yang lebih efisien dengan mengubah tata letak produksi sehingga urutan produksi menjadi lebih baik. Metode SLP yang diterapkan pada PT. X mengurangi back tracking yang sering terjadi pada layout lama sehingga aliran material menjadi lebih smooth dan menyebabkan waktu proses menjadi lebih pendek. Daftar Pustaka [1]. Apple, M.J., (1990), Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga (diterjemahkan oleh: Nurhayati M.T. Mardiono), Penerbit ITB, Bandung. [2]. Yuliarty, P., dan Widiarto, I. (2014), Perancangan Ulang Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Metode Systematic Layout Planning dengan Software Blocplan pada PT Pindad, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol.2, No.3, 159-167. [3]. Yang, T., Su, C.T., dan Hsu, YR. (2000), Systematic Layout Planning: A Study on Semiconductor Water Fabrication Facilities, International Journal of Operations and Production Management, Vol. 20, Iss 11, pp. 1359-1371. [4]. Chandry, W., (2006), Usulan Block Layout Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode CRAFT, CORELAP, dan ALDEP Untuk Meminimasi Biaya Material Handling di PT Aneka Medium Garment, Skripsi, Program Studi Teknik Industri, Universitas Bina Nusantara. Tompkins, J. A., White, J. A., Bozer, Y. A. & Tanchoco, J. M. A., 2010. Facilities Planning. 4th. s.l.:john Wiley & Sons, inc. C53. 6