BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia industri khususnya industri pakaian (garment)

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, dunia industri khususnya industri pakaian (garment) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan permintaan konsumen yang semakin meningkat mengingat kebutuhan manusia akan sandang dan kebutuhan manusia untuk selalu berpenampilan up to date, sehingga para produsen harus bisa menyeimbangkan antara permintaan konsumen dengan kapasitas produksi dari masing-masing perusahaan untuk tetap dapat bersaing dipasar. Untuk memenuhi permintaan konsumen, tentu banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan diantaranya yaitu memaksimalkan kapasitas produksi. PT Evergreen Buana Jaya Makmur merupakan salah satu industri garmen yang memproduksi pakaian untuk bayi dan anak yang terletak di Jl. Rosmala No. 37 Tomang, Jakarta Barat dengan pemilik bernama Danny Widodo. Perusahaan ini mulai berdiri pada tahun 2003 dengan merk dagang Velvet Junior. Pada tahun 2009 perusahaan mendapat sertifikat internasional Oeko-Tex 100 dan mendapat sertifikat SNI pada tahun PT Evergreen Buana Jaya Makmur melebarkan sayapnya dengan memproduksi detergen untuk pakaian bayi dan pacifier wipes dengan merk dagang Cloud. Seiring berjalannya waktu, permintaan akan pakaian bayi Velvet Junior semakin meningkat, hal ini dapat dilihat pada lima bulan terakhir seperti pada bulan Maret, total permintaan sebesar 29,736,5 lusin. Pada bulan April, permintaan 1

2 2 meningkat menjadi lusin sedangkan pada bulan Mei meningkat menjadi lusin. Pada bulan Juni permintaan kembali mengalami peningkatan tetapi tidak begitu signifikan, hanya berjumlah sedangkan pada bulan Juli permintaan produk baju bayi dan anak Velvet Junior mencapai lusin. Dari jumlah permintaan tersebut, terlihat jelas bahwa setiap bulannya produk ini mengalami peningkatan permintaan. Peningkatan permintaan konsumen tidak disertai dengan peningkatan kapasitas menyebabkan permintaan tidak dapat terpenuhi sehingga terjadi indent selama kurang lebih satu tahun. Kapasitas produksi yang selama ini berjalan hanyalah hingga lusin perbulan dan sudah tidak dapat ditingkatkan lagi karena keterbatasan area produksi. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan membangun pabrik baru sebagai anak cabang untuk khusus memproduksi pakaian bayi dan anak Velvet Junior yang diberi nama CV Evergreen Buana Prima Sandang. CV Evergreen Buana Prima Sandang merupakan anak cabang dari PT Evergreen Buana Jaya Makmur yang terletak di Jl. Melati RT 07 RW 02, Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Perusahaan ini diresmikan pada tanggal 01 Agustus Dengan memperhitungkan luas area produksi yang sudah dibangun, target produksi yang di tentukan oleh perusahaan pusat adalah sebesar lusin per bulan. Untuk memenuhi target yang telah di tetapkan, maka perusahaan harus menentukan tata letak (layout) produksi yang tepat agar kapasitas produksi sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

3 3 Tata letak merupakan salah satu landasan utama dalam industri manufaktur. Tata letak sangat berpengaruh pada kelangsungan produksi di dalam pabrik. Tata letak yang baik akan memberikan aliran bahan secara efisien sehingga jarak perpindahan material menjadi pendek dan menekan ongkos pemindahan material. Tujuan keseluruhan rancang fasilitas adalah membawa masukan (bahan, pasokan, dll.) melalui setiap fasilitas dalam waktu tersingkat yang memungkinkan, dengan biaya yang wajar. (James M. Apple, 1990:2). Mengingat pentingnya tata letak didalam kelancaran produksi suatu pabrik, maka diperlukan perancangan tata letak produksi yang efektif dan efisien terutama pada divisi making (sewing). Lantai produksi di CV Evergreen Buana Prima Sandang dibagi menjadi tiga divisi, yaitu cutting, making, dan trimming. Divisi cutting merupakan proses fabrikasi dimana kain yang masih dalam bentuk roll di gelar di meja cutting untuk kemudian di plotting (pembuatan pola) dan dilanjutkan proses pemotongan. Pada divisi making, kain yang telah dipotong sesuai pola dijahit sampai menjadi produk jadi, sedangkan pada divisi trimming hasil produk jadi dibersihkan dari potongan-potongan benang yang masih menempel, kemudian di setrika dan di packing sesuai kebutuhan. Pada divisi making, terdapat macam-macam mesin yang digunakan untuk menjahit produk sampai menjadi finish goods. Oleh karena itu, didalam divisi ini perlu adanya tata letak yang dapat memudahkan aliran proses sehingga dibutuhkan perhitungan jumlah mesin yang sesuai dengan target produksi dan penyusunan mesin-mesin tersebut didalam ruang produksi.

4 4 Perhitungan jumlah mesin yang harus dibeli oleh perusahaan untuk di tempatkan di pabrik baru harus tepat karena akan berpengaruh langsung terhadap output produksi. Penyusunan tata letak mesin di dalam lantai produksi harus berdasarkan aliran proses masing-masing produk untuk menghindari terjadinya bottleneck. Berdasarkan latar belakang yang tertulis diatas, maka penulis akan membuat penelitian Tugas Akhir dengan judul Perancangan Tata Letak Divisi Making pada CV Evergreen Buana Prima Sandang dengan metode Systematic Layout Planning Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas didapatkan perumusan masalah yaitu: 1. Berapa banyak jumlah mesin produksi yang harus di sediakan di CV Evergreen Buana Prima Sandang berdasarkan target produksi lusin per bulan. 2. Bagaimana perancangan tata letak yang efektif dan efisien di CV Evergreen Buana Prima Sandang dengan menerapkan ilmu tata letak yang baik.

5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui jumlah mesin produksi yang harus di sediakan di CV Evergreen Buana Prima Sandang berdasarkan target produksi lusin per bulan. 2. Mengetahui perancangan tata letak yang efektif dan efisien di CV Evergreen Buana Prima Sandang dengan menerapkan ilmu tata letak yang baik Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis a. Memperoleh gambaran langsung dunia kerja nyata dari perusahaan yang diteliti. b. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi melalui analisa dan riset dalam lingkungan kerja nyata. 2. Bagi Perusahaan a. Memberikan masukan kepada perusahaan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan layout produksi yang efektif dan efisien. b. Sebagai saran bagi perusahaan untuk bahan pertimbangan perbaikan kinerja perusahaan serta menambah pustaka CV Evergreen Buana Prima Sandang

6 6 3. Bagi Pembaca a. Sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah layout fasilitas produksi perusahaan. b. Diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan sekaligus sebagai bahan acuan untuk perbandingan dalam penelitian selanjutnya Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, penulis melakukan pembatasan masalah supaya pembahasan tidak keluar dari lingkup berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dijabarkan. Batasannya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya membahas penentuan jumlah mesin dan layout produksi pada divisi making dalam departemen produksi CV Evergreen Buana Prima Sandang. 2. Penelitian ini dilakukan di dalam lingkup PT Evergreen Buana Jaya Makmur, Jakarta dan CV Evergreen Buana Prima Sandang, Yogyakarta.

7 Penelitian Terdahulu Tabel 1.1 Pengumpulan Penelitian Terdahulu Penulis, Tahun Penulisan Judul Jurnal Isi Jurnal Condro Hernowo, 2010 Analisis Efisiensi Layout Fasilitas Produksi Pada Perusahaan Tenun CV. Kapas Putih Sidowalayah Klaten Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengelompokkan elemen pekerjaan serta tingkat efisiensi dari layout fasilitas produksi pada Perusahaan Tenun CV. Kapas Putih Sidowayah Klaten. Penelitian ini menganalisa tingkat efisiensi layout fasilitas produksi di perusahaan tersebut yang sebelumnya menggunakan 4 stasiun kerja dengan tingkat efisiensi 67,54% menjadi 3 stasiun kerja sehingga diperoleh tingkat efisiensi

8 8 sebesar 90,05%. Albertus Yudawan, 2011 Pasca Penataan Ulang Tata Letak Pabrik Asesoris Mobil Berbahan Polimer pada PT. FLN dengan Metode Systematic Layout Planning Penelitian ini memiliki latar belakang permintaan produksi yang meningkat tetapi tidak di iringi dengan peningkatan kapasitas produksi. Dengan menggunakan pendekatan Systematic Layout Planning, kesimpulan dari penelitian ini adalah perlu diadakan penataan ulang terhadap tata letak pabrik yang ada saat ini, yaitu dengan penyelesaian masalah terutama kapasitas area produksi, kelancaran aliran material dan proses, serta penurunan reject ratio painting yang mencapai 10%. Dwi Haryati Perancangan Tata Letak Area produksi Paper Suyono, 2012 Area Produksi Paper Packaging Pada PT. Gramedia Printing Unit Packaging Pada PT. Gramedia Printing Unit Cikarang yang terpisah-

9 9 Cikarang Dengan Metode pisah menjadi latar Systematic Layout belakang penelitian ini Planning mengingat permintaan paper packaging yang terus meningkat. Didalam penelitian ini, dibandingkan 3 layout, yaitu layout yang terpasang saat ini, layout usulan dari perusahaan dan layout usulan hasil penelitian. menunjukkan Hasilnya bahwa layout hasil penelitian memiliki jarak perpindahan bahan dan material yang lebih pendek dibandingkan apabila dengan layout saat ini dan layout usulan perusahaan.

10 10 Farieza Qoriyana, Rancangan Tata Letak Penelitian dilakukan di Fifi Herni Fasilitas Bagian Produksi CV. Visa Insan Madani Mustofa, Susy pada CV. Visa Insan dengan permasalahan Susanty, 2014 Madani pemindahan lokasi produksi pada lahan baru yang lebih luas. Metode yang digunakan adalah Teknik Konvensional dan Algoritma Automated Layout Design Program (ALDEP) yang berfungsi untuk menghasilkan rancangan tata letak mesin dilantai produksi dan meminimumkan total ongkos material handling serta pola aliran produksi dapat berjalan dengan lancar. Fendi, 2008 Usulan Perbaikan Layout Penelitian ini bertujuan Produksi Oblong untuk merancang layout Pada Divisi Garmen baru berdasarkan aliran

11 11 Lokal di PT MKF, LTD. material produk oblong dengan menggunakan routing sheet, skala prioritas, from to chart the cost, from to chart inflow, relationship activity activity chart, relationship diagram, dan allocation activity diagram. Layout usulan ini diharapkan membuat material handling menjadi lebih teratur, menurunkan biaya dan meningkatkan kapasitas produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya perpindahan material handling telah berkurang menjadi hanya 7% dari biaya yang dikeluarkan sebelum penerapan layout baru,

12 12 dan kapasitas produksi meningkat 8% jika dibandingkan dengan kapasitas sebelumnya.