BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan gedung-gedung tinggi atau gedung pencakar langit (skyscraper)

SIMULASI DAN VISUALISASI SISTEM PENGENDALIAN LIFT MENGGUNAKAN VISUAL DELPHI 7.0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Pengumpulan Data. Tahap Analisa dan Perancangan Sistem. Tahap Implementasi Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. sekumpulan cara-cara dan penerapan-penerapan untuk meniru perilaku dari sistemsistem

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL SEDERHANA SISTEM KONTROL ELEVATOR. Pada Bab III akan dijelaskan mengenai bagaimana sistem kontrol

ANALISIS KEBUTUHAN ELEVATOR PADA GEDUNG GRHA WIDYA MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman. sekarang, menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

Jenis transportasi vertikal. 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters

BAB I PENDAHULUAN. Pengaturan lampu lalu lintas di Indonesia masih bersifat kaku dan tidak

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dalam proses produksi terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

DAFTAR ISI.. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR TABEL.. DAFTAR PERSAMAAN..

Disusun Oleh: Rahmad Afandi M

ABSTRAK. Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu

SISTEM KENDALI LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN PLC TWIDO

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

Data Structure. Algoritma dan Pemrograman 3 Week 03

TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK

Realisasi Plant Elevator Miniatur

SIMULASI PERBANDINGAN PENJADWALAN ROUND ROBIN DAN FCFS UNTUK MANAJEMEN PROSES DALAM SINGLE PROCESSING

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

SIMULASI SISTEM ANTRIAN PELAYAN TUNGGAL SEDERHANA

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini,

Back end. Generate soal. logic. Generate plan. output. N-puzzle solved GUI. Parsing output dari solver

BAB IV REKAYASA SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO

Simulasi Pengontrol Intensitas Cahaya Pada Lahan Parkir P2a Bekasi Cyber Park Dengan Kontrol On-Off

ADDING RTGS BENEFICIARY FOR CHECKER MAKER SYSTEM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK

ANALISA PERANCANGAN PROGRAM

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem alat angkat Elevator Barang sangat dibutuhkan pada industri

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. sampai tahap pengujian saja tidak sampai tahap pemeliharaan.

SISTEM PENGELOLAAN PARKIR DENGAN FASILITAS PENENTUAN LOKASI PARKIR TERDEKAT DENGAN PINTU KELUAR MASUK

MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM IV Penjadwalan Proses I

Kontrol Sekuensial. Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp Fax

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

3. Atur bios terlebih dahulu agar prioritas bootingnya dimulai dari CD(DVD)-ROM, caranya:

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Analisis Kebutuhan dan Masalah Analisis Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

Kontrol Sekuensial. Ir. Josaphat Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp Fax

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM. dibandingkan dengan hasil running program dari penelitian yang telah dicoba

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. 4.1 Pengujian dan Analisis Gerak Dasar Elevator

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA PATHFINDING GREEDY BEST-FIRST SEARCH DENGAN A*(STAR) DALAM MENENTUKAN LINTASAN PADA PETA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

PENGENDALIAN ELEVATOR MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER ATMega16 ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

CARA MENGINSTALL WINDOWS XP PADA PERSONAL COMPUTER

PEMODELAN PENJADWALAN MULTILEVEL FEEDBACK QUEUE MENGGUNAKAN DYNAMIC TIME QUANTUM PADA KASUS PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. sekitar Kampus Anggrek dan Syahdan BINUS University.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Berbagai pembangunan terus dilaksanakan di setiap wilayah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM

II Protokol Remote Link II Protokol Modbus II Request Read N Bits. 16 II Request Read N Words. 16 II

SISTEM PERANCANGAN LIFT TIGA LANTAI BERDASARKAN SELEKSI BARANG SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) TUGAS AKHIR

BAB 3 PEMBAHASAN. pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun 1986 mendirikan

PRAKTUKTIM SISTEM OPERASI I MODUL 1. INSTALASI SISTEM OPERASI MICROSOFT WINDOWS XP

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

Bab 24. Diagram Graf Pendahuluan

Bab III Metode Perancangan Sistem

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

STUDI PARKIR KAMPUS ANGGREK KONDISI EKSISTING DAN PENAMBAHAN LAHAN PARKIR BARU TERHADAP PENGGUNA KAMPUS ANGGREK BINUS UNIVERSITY

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan

Universitas gunadarma. pascal. Bab 4- bab 10. Hana Pertiwi S.T

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Rancang Bangun Model Lift Cerdas 3 Lantai Dengan Menggunakan PLC Omron Zen 20C1AR-A-V2

Praktuktim Sistem Operasi I MODUL 1. Instalasi Sistem Operasi Microsoft Windows XP

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho

Kuliah Online : TEKKOM [2013/VI]

Transkripsi:

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Gambaran Cara Kerja Cara kerja elevator secara umum yaitu elevator berjalan ke arah atas atau ke arah bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan tertinggi dan permintaan terendah. Maksud dari hal tersebut adalah jika elevator sedang berjalan ke arah atas, arah elevator akan berubah menjadi bawah jika telah melayani permintaan pada lantai paling atas, begitu pula dengan arah bawah jika elevator sedang berjalan ke arah bawah, arah elevator akan berubah menjadi atas jika telah melayani permintaan lantai paling bawah. Sistem kerja elevator dapat dibagi menjadi dua yaitu Simplex (tunggal) dan Duplex (ganda). Yang dimaksud dengan sistem kerja Simplex adalah elevator bekerja secara masing-masing atau tidak saling berhubungan satu sama lain. Contohnya adalah dalam sebuah gedung terdapat 4 buah elevator dengan 4 buah tombol, apabila tombol pertama ditekan tidak akan mempengaruhi elevator lainnya, sedangkan yang dimaksud dengan sistem kerja Duplex adalah sistem elevator yang saling berhubungan satu sama lain untuk menyelesaikan tugasnya. Contoh dalam sebuah gedung bertingkat di dalamnya terdapat 4 buah elevator dengan 2 tombol, jika salah satu tombol ditekan maka kedua tombol akan menyala dan salah satu dari keempat elevator akan melayani permintaan yang diminta. Dalam hal kecepatan, kecepatan elevator terutama untuk elevator di Indonesia masih statis, jadi walalupun kerja elevator sibuk atau tidak, kecepatan elevator tersebut

39 tetap sama. Kecepatan elevator ditentukan oleh letak Zone di mana elevator tersebut melayani. 3.2 Analisis Permasalahan Penggunaan elevator pada suatu gedung bertingkat merupakan suatu keperluan yang penting sebagai alat transportasi vertikal, namun kendala yang sering ditemui adalah elevator tidak dapat memenuhi permintaan pemakai dengan cepat, walaupun pada gedung tersebut telah mempunyai beberapa elevator. Hal tersebut dapat menimbulkan beberapa kendala yaitu : 1. Pemakai harus menunggu lama sampai elevator dapat melayani mereka. 2. Jarak yang ditempuh elevator lebih jauh, maka secara otomatis dari segi waktu, penyelesaian kerja elevator lebih panjang. 3. Pemakaian listrik lebih besar. 3.3 Gambaran Sistem Kontrol Objek yang Diteliti Penulis membuat program aplikasi simulasi dengan objek elevator yang berada di Kampus Anggrek BINUS UNIVERSITY. berjumlah empat buah yang seluruhnya berada di Kampus Anggrek gedung lama. Dengan berdirinya Kampus Anggrek gedung baru dan bertambahnya jumlah mahasiswa dan binusian lainnya, penggunaan elevator-elevator tersebut semakin padat. Keempat buah elevator tersebut melayani penumpang dari lantai B (Basement) sampai lantai 8 dengan kapasitas beban masing-masing elevator yaitu 20 orang. Sistem

40 kontrol elevator dalam gedung tersebut bekerja dengan sistem Duplex (ganda), yaitu terdapat dua pasang elevator dengan posisi saling berhadapan, di mana satu tombol hall call akan memanggil dua buah elevator yang bersebelahan. Jika tombol ditekan maka akan ada dua buah elevator yang mendeteksi panggilan tersebut dan elevator yang sampai ke tujuan akan terbuka. Sedangkan pola pergerakan yang digunakan adalah pola pergerakan statis di mana elevator berjalan dari satu lantai ke lantai yang lain secara berurutan. 3.4 Analisis Kebutuhan Data dan Informasi Data dan informasi yang dibutuhkan untuk merancang program aplikasi sistem kontrol elevator ini dievaluasi oleh penulis dari lokasi objek secara langsung. Di bawah ini adalah data dan informasi yang akan digunakan dalam pembuatan program aplikasi simulasi sistem kontrol elevator : 1. Jumlah elevator 2 buah yang mewakili elevator yang sebenarnya dari satu sisi. 2. Jumlah lantai adalah 9 buah yaitu dari lantai B (Basement) sampai lantai 8. 3. tidak akan berbalik arah jika ada penumpang di dalam car yang lantai tujuannya berlawan arah. 4. Kapasitas maksimum penumpang masing-masing elevator dibatasi 5 orang saja dan jika kapasitas terpenuhi maka elevator tersebut tidak dapat merespon hall call yang akan terjadi. 5. menempuh waktu 20 detik untuk berjalan dan berhenti dari satu lantai ke lantai lain yang berada tepat 1 lantai di atasnya.

41 6. membutuhkan waktu 10 second untuk membuka dan menutup pintu setiap elevator tersebut merespon hall call. 7. harus menjalankan semua car call yang terjadi. Sedangkan data yang dibutuhkan dalam perhitungan logika fuzzy adalah : 1. Waiting Time (wt) Total waktu yang dibutuhkan sebuah elevator untuk berjalan dari current position ke lantai hall call dan melakukan elevator assignment. 2. Riding Time (rt) Total waktu yang dibutuhkan penumpang selama berada di dalam elevator. 3. Loading (ld) Jumlah perhentian yang dilakukan sebuah elevator sebelum mencapai hall call. 4. Traveling Distance (td) Jarak yang ditempuh oleh penumpang dari hall call sampai car call. 5. Hall Call Area Weight (hcaw) Bobot kedekatan elevator dengan lantai tempat hall call terjadi. 6. Destination Area Weight (daw) Bobot kedekatan elevator dengan lantai tempat car call atau lantai tujuan. 7. Priority Keluaran dari kontrol fuzzy yang nilainya akan digunakan oleh elevator, digunakan untuk menentukan prioritas elevator.

42 3.5 Solusi permasalahan Untuk mencapai tujuan yang telah digambarkan pada sub bab sebelumnya, maka penulis membuat aplikasi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem kontrol elevator sehingga dapat membuat aktivitas penggunaan elevator menjadi lebih efektif dan efisien. Aplikasi ini akan menggambarkan pergerakan elevator dalam merespon hall call dan car call yang terjadi dengan mempertimbangkan parameter-parameter logika fuzzy untuk mendapatkan prioritas yang terbaik. Tujuannya adalah memdahulukan car dengan bobot prioritas terbesar untuk dapat merespon hall call dan car call, sehingga dengan adanya prioritas tersebut maka dalam waktu tertentu elevator akan merespon hall call atau car call dalam waktu yang lebih sedikit dan waktu tunggu penumpang pun akan berkurang. 3.6 Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem ini penulis tidak secara langsung mengimplementasikannya dalam dunia nyata, namun penulis merealisasikannya dalam bentuk simulasi komputer. Dari simulasi ini kita dapat melihat gambaran yang jelas tentang bagaimana sistem kontrol elevator dengan logika fuzzy. Penulis merancang sistem ini dengan melihat dari segi teknis, yaitu kapasitas beban masing-masing elevator dan data-data waktu yang sudah diobservasi. Program aplikasi simulasi ini menggunakan data dan informasi seperti dituliskan sebelumnya. Program simulasi ini menggambarkan sistem elevator dalam suatu gedung dengan pola pergerakan elevator secara statis, yaitu dari lantai paling bawah menuju ke

43 lantai paling atas dan kemudian berbalik dari lantai paling atas ke lantai paling bawah. Adapun sistem kontrol yang digunakan yaitu sistem Duplex (Ganda), di mana 1 tombol akan memanggil 2 buah elevator saat terjadi hall call. Sistem Duplex membuat efisiensi sistem kontrol elevator menjadi lebih baik. Penulis menggunakan model antrian priority queue, di mana elevator yang memenuhi logika fuzzy dan syarat batasan maksimum beban akan merespon hall call terlebih dahulu dan car call dengan posisi terdekat dengan current position elevator tertentu yang akan dijalankan terlebih dahulu. Program aplikasi simulasi berjalan dengan tetap mengikuti pergerakan elevator secara statis dan tidak akan berbalik arah jika ada car call dengan arah yang berlawanan. Simulasi akan terus berjalan sampai seluruh hall call dan car call selesai dijalankan. Selama program aplikasi simulasi berjalan, akan ditampilkan report tentang current position elevator, hall call car call yang terjadi dan start-destination floor penumpang. Pada sub bab berikutnya akan ditampilkan data-data output yang terjadi selama program aplikasi simulasi berjalan dan juga waktu tempuh elevator secara bertahap dengan menerapkan logika fuzzy yang digunakan untuk menentukan prioritas elevator dalam merespon hall call dan car call. Penggunaan Ordinal Structure Fuzzy Logic (OSFL) dalam sistem kontrol elevator dapat meningkatkan efisiensi sistem itu sendiri, yaitu jarak dan waktu tempuh yang dibutuhkan elevator menjadi semakin singkat. Dengan waktu tempuh elevator

44 yang semakin singkat maka secara otomatis waktu tunggu penumpang juga berkurang, karena elevator lebih cepat merespon hall call atau car call. Hasil output program aplikasi simulasi bergantung pada banyak faktor, yaitu waktu yang dibutuhkan pintu elevator untuk membuka dan menutup, jarak tempuh dan waktu tempuh yang dibutuhkan elevator dari current position sampai ke hall call position, jumlah kapasitas beban maksimum elevator, prioritas bobot jarak elevator sampai ke hall call atau car call dan prioritas elevator yang akan berjalan terlebih dahulu. Prinsip dasar dari program aplikasi simulasi sistem kontrol elevator ini adalah menentukan prioritas elevator yang akan berjalan terlebih dahulu untuk merepon hall call atau car call tertentu dan memperlihatkan perbedaan sistem kontrol elevator konvensional dengan sistem kontrol elevator yang menggunakan logika fuzzy. Simulasi berjalan dengan memperhatikan batasan-batasan yang sudah ditentukan dan berhenti pada saat seluruh hall call dan car call selesai dilakukan.

45 3.7 Diagram Alir Program Aplikasi Simulasi Diagram alir dirancang untuk menggambarkan proses-proses penting yang terdapat dalam program simulasi. Diagram alir yang dirancang adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Diagram Alir Simulasi Sistem Kontrol

46 3.8 Pseudocode Program Aplikasi Simulasi Pseudocode adalah statement program yang ditulis dengan Bahasa Indonesia atau Inggris sederhana. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang jelas tentang proses yang sebenarnya dari sistem yang akan dibuat. Pseudocode untuk program simulasi aplikasi sistem kontrol elevator adalah sebagai berikut : Procedure Simulation() Begin New Hall Call Checking priority move both car with OSFL If priority move car1 bigger than priority move car2 Then car1 move to a new hall call is generated Else if priority move car2 bigger than priority move car1 Then car2 move to a new hall call is generated assignment Action Checking car call If there is/are any car call before the next hall call Then car move to floor destination Else car will response the next hall call

47 Checking number of car call which still saved If number of car call not equal with zero Then go to checking car call again Else Finish 3.9 Analisis Data Untuk lebih memperjelas jalannya program simulasi, di bawah ini akan ditulis analisis data yang diproses dengan algoritma OSFL. Adapun data-data yang diproses tersebut adalah current position, arah jalan, car call dan hall call yang direspon oleh masing-masing elevator. Program aplikasi simulasi ini juga menggunakan data-data lain seperti : 1. Situasi yang diambil adalah 2 buah elevator yang mewakili sistem kontrol elevator dan 9 tingkat lantai gedung, yaitu dari lantai Basement sampai lantai 8. 2. Waktu tempuh elevator dalam selang 1 lantai adalah 20 detik. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk membuka dan mentup pintu adalah 10 detik.

48 Tabel 3.1 Analisis Data Dengan OSFL Fuzzy Inputs Bounds (lower,upper) 1 2 Data 1 (1,3) current position B B wt 30 30 (0,30) rt 50 50 (0,50) ld 0 0 (0,2) td 2 2 (0,2) hcaw 0.5 0.5 (0,0.5) daw 0.6 0.6 (0,0.6) Data 2 (1,4) current position B B wt 30 30 (0,30) rt 80 80 (0,80) ld 1 1 (0,1) td 3 3 (0,3) hcaw 0.5 0.5 (0,0.5) daw 0.6 0.6 (0,0.6) Data 3 (5,B) current position 1 1 wt 110 90 (90,110) rt 230 230 (0,230) ld 2 0 (0,2) td 10 10 (0,10) hcaw 0.6 0.6 (0,0.6) daw 0.7 0.7 (0,0.7) Data 4 (5,7) current position 1 1 wt 110 90 (90,110) rt 50 50 (0,50) ld 2 0 (0,2) td 2 2 (0,2) hcaw 0.6 0.6 (0,0.6) daw 0.7 0.7 (0,0.7)

49 Fuzzy Inputs Bounds (lower,upper) 1 2 Data 5 (7,1) current position 4 5 wt 70 50 (50,70) rt 190 190 (0,190) ld 0 0 (0,0) td 9 9 (0,9) hcaw 0.6 0.5 (0.5,0.6) daw 0.7 0.7 (0.5,0.7) Data 6 (6,8) current position 4 7 wt 50 70 (50,70) rt 50 490 (50,490) ld 0 1 (0,1) td 2 14 (2,14) hcaw 0.5 0.7 (0.5,0.7) daw 0.7 0.5 (0.5,0.7) Data 7 (6,5) current position 4 7 wt 50 70 (50,70) rt 120 30 (30,120) ld 0 1 (0,1) td 5 1 (1,5) hcaw 0.5 0.7 (0.5,0.7) daw 0.5 0.5 (0,0.5) Data 8 (7,8) current position 6 7 wt 30 0 (0,30) rt 30 30 (0,30) ld 0 0 (0,0) td 1 1 (0,1) hcaw 0.6 0.5 (0.5,0.6) daw 0.6 0.5 (0.5,0.6)

50 Fuzzy Inputs Bounds(lower,upper) 1 2 Data 9 (7,5) current position 6 7 wt 30 0 (0,30) rt 90 90 (0,90) ld 0 0 (0,0) td 4 4 (0,4) hcaw 0.6 0.5 (0.5,0.6) daw 0.6 0.5 (0.5,0.6) Data 10 (8,4) current position 6 7 wt 50 30 (30,50) rt 100 100 (0,100) ld 0 0 (0,0) td 4 4 (0,4) hcaw 0.6 0.5 (0.5,0.6) daw 0.6 0.5 (0.5,0.6) Data 11 (8,B) current position 6 7 wt 50 30 (30,50) rt 180 180 (0,180) ld 0 0 (0,0) td 8 8 (0,8) hcaw 0.6 0.5 (0.5,0.6) daw 0.6 0.5 (0.5,0.6) Data 12 (6,B) current position 8 7 wt 50 80 (50,80) rt 150 150 (0,150) ld 0 1 (0,1) td 6 6 (0,6) hcaw 0.6 0.7 (0.6,0.7) daw 0.6 0.7 (0.6,0.7)

51 Fuzzy Inputs Bounds(lower,upper) 1 2 Data 13 (6,1) current position 8 7 wt 50 80 (50,80) rt 130 130 (0,130) ld 0 1 (0,1) td 5 5 (0,5) hcaw 0.6 0.7 (0.6,0,7) daw 0.6 0.7 (0.6,0.7) Tabel 3.2 Urutan Jalannya program Simulasi Iterasi 1 Position B B Direction up up Assigned Hall Call - - Car call - - New Hall Call (1,3) (1,4) Iterasi 2 Position 1 B Direction up up Assigned Hall Call (1,3) (1,4) - Car call 3,4 - New Hall Call (5,B) (5,7) Iterasi 3 Position 1 5 Direction up up Assigned Hall Call (1,3) (5,B) (1,4) (5,7) Car call 3,4 B,7 New Hall Call (7,1) Iterasi 4 Position 4 7 Direction up Up Assigned Hall Call - (5,B) (5,7) (7,1) Car call - B,7,1 New Hall Call (6,8) (6,5)

52 Iterasi 5 Position 6 7 Direction up up Assigned Hall Call (6,8) (5,B) (6,5) (7,1) Car call 8,5 B,1 New Hall Call (7,8) (7,5) Iterasi 6 Position 6 7 Direction up Up Assigned Hall Call (6,8) (6,5) (5,B) (7,1) (7,8) (7,5) Car call 8,5 B,1,8,5 New Hall Call (8,4) (8,B) Iterasi 7 Position 8 7 Direction up up Assigned Hall Call (6,8) (6,5) (8,4) (8,B) (5,B) (7,1) (7,8) (7,5) Car call 8,5,4,B B,1,8,5 New Hall Call (6,B) (6,1) Iterasi 8 Position 6 8 Direction down down Assigned Hall Call (6,5) (8,4) (8,B) (6,B) (6,1) (5,B) (7,1) (7,5) Car call 5,4,B,1 B,1,5 New Hall Call - Iterasi 9 Position 5 5 Direction down down Assigned Hall Call (8,4) (8,B) (6,B) (6,1) (5,B) (7,1) Car call 4,B,1 B,1 New Hall Call - Iterasi 10 Position 4 5 Direction down down Assigned Hall Call (8,B) (6,B) (6,1) (5,B) (7,1) Car call B,1 B,1 New Hall Call -

53 Iterasi 11 Position 1 1 Direction down down Assigned Hall Call (8,B) (6,B) (5,B) Car call B B New Hall Call - Iterasi 12 Position B B Direction down down Assigned Hall Call - - Car call - - New Hall Call - 3.10 Perancangan Program Aplikasi Simulasi Sub bab ini menjelaskan perancangan layar program aplikasi simulasi sistem kontrol elevator. Perancangan layarnya adalah sebagai berikut : Layar Tampilan Awal PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI SIMULASI SISTEM KONTROL ELEVATOR MENGGUNAKAN ORDINAL STRUCTURE FUZZY LOGIC Press ENTER to Continue... Gambar 3.2 Rancangan Layar Tampilan Awal

54 Layar Tampilan layar merupakan tampilan yang akan tampak pertama kali saat program aplikasi dijalankan. User diminta untuk menekan tombol enter untuk melanjutkan ke halaman program aplikasi selanjutnya. Layar Tampilan Proses Simulasi APPLICATION SIMULATION PROGRAM ELEVATOR E E Queu 8 7 6 REPORT SIMULATION 5 4 3 2 1 B 0 0 Press ENTER to Continue... Gambar 3.3 Rancangan Layar Proses Simulasi Pada layar tampilan proses simulasi ini, tampak 2 buah elevator dengan posisi awal di lantai B (Basement), 9 tingkatan lantai yaitu lantai B sampai lantai 8, kolom antrian penumpang dan report jalannya simulasi mulai dari elevator bergerak naik dari

55 lantai B sampai kembali lagi ke lantai B. User diminta untuk menekan tombol enter untuk melanjutkan ke halaman program aplikasi selanjutnya. Layar Penutup ELEVATOR CONTROL SYSTEM Version 1.0.0 Lily Tirta Sari Mulyono 0800759961 Copyright 2009 Gambar 3.4 Rancangan Layar Penutup