BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan pengetahuannya. Kedua hal tersebut berperan penting dalam. mampu bersaing dengan lingkungan baru.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Knowledge Sharing dalam Implementasi E learning

PENTINGNYA KOMUNIKASI

Keterampilan Komunikasi. Mendengarkan Bertingkah laku asertif ( tegas, penuh percaya diri ) Menyelesaikan konflik Membaca situasi Melakukan persuasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

KATALOG KASUS PENGGUNAAN. Gunakan Yammer sebagai tempat bersosialisasi dan mulai berkolaborasi, berinovasi, dan ikut terlibat.

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arti penting sebagai bagian dari dirinya dan perlu diarahkan secara baik oleh guru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

Muhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas proses dan hasil belajar para siswa disetiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. saling mengetahui kekayaan dan kebudayaan bangsa lain, teknologi. mengelola input menjadi output yang berguna bagi khalayak umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam kehidupannnya manusia pasti berinteraksi dengan orang lain. Sejak

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Kemajuan telah dialami oleh manusia, baik yang bersifat keilmuan

PERTEMUAN VIII,IX POLA ORGANISASI DAN PROSES ORGANISASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered

Team Building & Manajeman Konflik

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

TINJAUAN PUSTAKA. satu periode. Menurut Gunawan dalam Haruman dan Sri (2007: 3), anggaran

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

KOMUNIKASI BISNIS & SOSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

PETUNJUK: HARAP LAMBANG SPEAKER DIKLIK UNTUK DAPAT MENDENGAR SUARA SN PERILAKU ORGANISASI 2

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era komunikasi interaktif merupakan salah satu bentuk dari

Penempatan Pegawai. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2 (UAS)

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 KARTASURA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh IFAH KIRANA RUSMAN A

BAB II URAIAN TEORITIS. Sebagai bahan perbandingan dalam Penelitian terdahulu yang berjudul Gaya

BAB I PENDAHULUAN. Hasnur Group yang awalnya bergerak pada bidang angkutan sungai tradisional

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

Pengertian Komunikasi

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu serta organisasi. Keberhasilan manajemen pengetahuan tergantung pada aktivitas berbagi pengetahuan. Dengan kata lain, efektivitas siklus manajemen pengetahuan tergantung pada kemampuan seseorang dalam proses berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan merupakan interaksi sosial yang melibatkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan antara karyawan untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki (Pramono dan Susanty, 2015). Manfaat adanya berbagi pengetahuan adalah terciptanya pengetahuan baru yang dapat menghasilkan inovasi, meningkatkan keterampilan setiap anggotanya dan mengurangi resiko terulang kembali kesalahan yang pernah dilakukan. Menurut Triana dkk (2016) berbagi pengetahuan merupakan proses yang sistematis dalam penyampaian pesan antar individu maupun organisasi melalui media yang beragam. Setiap individu berhak menentukan media apa yang akan mereka pakai untuk melakukan berbagi pengetahuan, yang terpenting adalah penerima pesan mampu memahami apa yang telah disampaikan. Pelaksanaan kegiatan ini tidak mudah dilakukan, mengingat 7

8 adanya karyawan yang berfikir ingin menyimpan pengetahuan yang dimiliki untuk dirinya sendiri. Mereka akan merasa terancam jika orang lain mengetahui pengetahuan yang lebih banyak dari dirinya, sehingga dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang dapat memotivasi karyawan untuk saling berbagi pengetahuan. Pendekatan yang bisa dilakukan untuk memotivasi berbagi pengetahuan diantaranya: a. Supervisory control. Organisasi membuat aturan secara formal bagi anggotanya untuk melakukan kegiatan berbagi pengetahuan. Meskipun sulit, tetapi organisasi bisa melakukan sedikit pemaksaan kepada anggotanya agar terbiasa dalam pelaksanaan berbagi pengetahuan. b. Social exchange. Anggota organisasi menyadari adanya kaidah timbal balik. Mereka termotivasi melakukan kegiatan berbagi pengetahuan dengan adanya keyakinan bahwa orang lain juga akan memberikan kontribusi yang sama kepada dirinya. c. Perceived organization support. Organisasi memberikan dorongan dalam bentuk insentif atau penghargaan kepada anggotanya yang melakukan kegiatan berbagi pengetahuan agar mereka memiliki rasa untuk berkomitmen. Para anggota akan menganggap bahwa organisasi akan memberikan kesejahteraan bagi mereka yang telah mendukung proses berbagi pengetahuan.

9 Kendala yang mungkin dihadapi terhadap kegiatan berbagi pengetahuan: a. Budaya, bagaimana budaya ini dapat diterapkan dalam suatu organisasi memang tidak mudah. Sebagian individu menganggap pengetahuan adalah kekuatan, sehingga mereka memilih untuk memiliki pengetahuan tersebut tanpa ada niat untuk berbagi dengan orang lain. b. Teknologi, penggunaan teknologi yang tidak tepat dan ditambah kurangnya pemahaman seseorang tentang teknologi akan menghambat berjalannya proses berbagi pengetahuan. c. Fasilitas untuk berbagi pengetahuan, sebagian karyawan mengeluhkan tidak adanya ruang untuk saling bertukar pengetahuan dan gagasan, hal tersebut menghambat kegiatan sharing. d. Kurangnya penghargaan, anggota organisasi memiliki motivasi masingmasing untuk melakukan berbagi pengetahuan dan sebagian dari mereka mengharapkan adanya penghargaan dari kegiatan tersebut. Tidak adanya penghargaan baik berupa materi atau apresiasi tentunya akan menghambat kegiatan berbagi pengetahuan. e. Kurangnya kepercayaan, kepercayaan merupakan hal yang sangat penting yang harus dibangun dan diperoleh dari seseorang. Apabila para anggota tidak memiliki kepercayaan satu sama lain, mereka tidak akan mau berkorban untuk membagi pengetahuannya. f. Kemampuan komunikasi, kurangnya kemampuan berkomunikasi dengan baik juga merupakan salah satu unsur yang dapat menghambat proses berbagi pengetahuan. Seseorang harus selalu berlatih

10 berkomunikasi dengan baik agar lawan bicara mampu memahami apa yang disampaikan. Secara umum ada lima jenis kegiatan berbagi pengetahuan yaitu (Setiarso dkk., 2008): a. Di dalam satu kelompok untuk pekerjaan rutin yang serupa dan terus menerus; b. Antar dua atau lebih kelompok yang berbeda tetapi melakukan pekerjaan yang hampir sama; c. Antar dua atau lebih kelompok, tetapi yang dibagi bersama adalah pengetahuan tentang pekerjaan non-rutin; d. Antar organisasi dalam rangka kelangsungan hidup bersama; e. Dari luar kelompok, ketika menghadapi persoalan yang belum pernah mereka jumpai sebelumnya. 2. Sikap Karyawan Sikap adalah perwujudan pikiran evaluasi tentang sebuah obyek, manusia atau peristiwa, baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan (Widyasari, 2013). Sikap yang kuat akan menghasilkan sesuatu sesuai dengan tekad (Suyasa dan Coawanta, 2004). Hal ini berarti jika karyawan menganggap budaya yang ada dalam organisasi sesuai dengan keinginannya, mereka akan memberikan sikap positif dan mendukung organisasi dalam mencapai tujuan. Sebaliknya, karyawan akan bersikap negatif dan acuh terhadap kemajuan organisasi jika budaya yang ada tidak

11 sesuai dengan keinginannya. Sikap karyawan yang baik dapat diwujudkan melalui berbagai cara misalnya, mentaati peraturan organisasi, bertanggung jawab terhadap tugasnya dan berkomitmen untuk organisasi. Dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan berbagi pengetahuan, dibutuhkan kesadaran dan kesediaan karyawan untuk melakukannya. Permintaan atasan kepada karyawan untuk berbagi pengetahuan tidak akan mudah terwujud, karena keputusan akan melakukan atau tidak tetap kembali kepada karyawan (Raharso dan Tjahjawati, 2015). Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran karyawan melakukan berbagi pengetahuan. Sikap karyawan yang mendukung proses berbagi pengetahuan sangat dibutuhkan, karena hal tersebut merupakan upaya untuk menciptakan ide-ide baru, meningkatkan produktivitas dan mencapai visi, misi serta tujuan organisasi. Komponen sikap meliputi : a. Kognitif, merupakan aspek yang berkaitan dengan pendapat atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu yang diketahui dan telah berlaku. b. Afektif, merupakan aspek emosional seseorang setelah mengetahui dan mulai berfikir untuk melakukan tindakan. c. Konatif, maksud dan tujuan seseorang dalam berperilaku yang merupakan wujud dari kepercayaan, pikiran dan emosionalnya.

12 Tipe-tipe sikap diantaranya (Widyasari, 2013): a. Kepuasan kerja, dimana seseorang sudah merasa nyaman dan puas terhadap apa yang telah dikerjakan dalam suatu organisasi. Seseorang tersebut cenderung akan bersikap positif terhadap organisasi. b. Keterlibatan kerja, seseorang sangat menikmati pekerjaannya, ingin mengerjakan tugasnya dengan maksimal, aktif berpartisipasi dan beranggapan bahwa kinerja serta prestasinya sangat penting bagi nilai dirinya. c. Komitmen organisasi, dimana seseorang sudah menganggap dirinya merupakan bagian dari organisasi, rela berkorban untuk kemajuan organisasi dan ingin mempertahankan keanggotaannya di organisasi tersebut. 3. Motivasi Berbagi Motivasi merupakan kebutuhan sebagai kekuatan pendorong perilaku manusia (Mulyana, 2006). Manusia selalu memiliki kebutuhan yang menjadi keinginan dan kebutuhan yang harus terpenuhi. Untuk dapat mewujudkan kebutuhan yang harus terpenuhi, tentunya setiap individu harus mempunyai motivasi agar mencapai kebutuhan tersebut. Individu yang memiliki motivasi yang kuat, cenderung akan memenuhi kebutuhan lebih cepat. Ciri utama bahwa karyawan termotivasi untuk melakukan aktivitas berbagi pengetahuan adalah mereka merasa akan dihargai dan memperoleh manfaat dari aktivitas tersebut (Brčić dan Mihelič, 2015).

13 Motivasi mencakup tiga elemen yang berinteraksi dan saling tergantung (Luthans, 2006): a. Kebutuhan. Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis dan psikologis, seseorang akan meminta bantuan orang lain jika mereka merasa butuh. Oleh karena itu, suatu organisasi harus membuat inisiatif agar kegiatan berbagi pengetahuan menjadi suatu kebutuhan di kalangan anggotanya. b. Dorongan. Dorongan fisiologis dan psikologis adalah tindakan yang berorientasi dan menghasilkan daya dorong untuk meraih insentif, sehingga individu dapat termotivasi. Hal tersebut adalah proses motivasi. c. Insentif. Insentif merupakan hal yang dapat mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan. Memperoleh insentif akan membuat individu cenderung mendapat keseimbangan fisiologis dan psikologis, sehingga hal tersebut dapat mengurangi motivasi. 4. Komunikasi Menurut Mulyana (2006) komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih. Setiap hari semua makhluk melakukan komunikasi, sehingga komunikasi merupakan dasar penting bagi manusia untuk saling berinteraksi. Menurut Triana dkk (2016) komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang tertentu dan mengandung arti yang dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan untuk penerima pesan. Komunikasi yang efektif akan membangun suatu hubungan yang positif

14 sedangkan komunikasi tidak efektif akan menciptakan berbagai permasalahan, kesalahpahaman dan konflik organisasi. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif sangat penting bagi suatu organisasi untuk mencapai visi, misi dan tujuan dari organisasi tersebut. a. Media Komunikasi Pencapaian komunikasi yang efektif harus disertai dengan pilihan media yang tepat, hal itu tergantung pada kemampuan dan kompleksitas informasi (Luthans, 2006). Apabila media yang digunakan tidak sesuai dengan informasi yang akan disampaikan, hal tersebut bisa menyebabkan informasi tidak tersampaikan secara efektif. Tabel 2.1. Kemampuan Informasi pada Berbagai Media yang Berbeda Kekayaan Informasi Media Umpan Balik Saluran Jenis Komunikasi Bahasa Sumber Tinggi Tatap muka Seketika Visual, audio Pribadi Bahasa tubuh, alamiyah Tinggi/Sedang Telepon Cepat Audio Pribadi Alamiyah Sedang Surat pribadi Lambat Visual terbatas Pribadi Alamiyah Sedang/Rendah Surat resmi Sangat Lambat Visual terbatas Umum Alamiyah Rendah Numerik formal Sangat Lambat Visual terbatas Umum Alamiyah Sumber: Diadaptasi dari R. L. Daft dan R. H. Lengel, Information Richness: A New Approach to Managerial Behavior and Organization Desain, dalam B. M. Staw dan L. L. Cunnings (eds.), Research in Organizational Behavior, JAI Press, Greenwich, Conn., 1984, hlm. 197. dalam Fred Luthans, 2006). b. Komunikasi Nonverbal Penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata, misalnya dengan menggunakan bahasa tubuh, gaya berpakaian, waktu dan penggunaan

15 ruang. Bahasa tubuh bisa meliputi berjabat tangan, tatapan mata dan ekspresi wajah. Seseorang terkadang mengkomunikasikan sesuatu melalui gaya berpakaian, karena penampilan yang menarik akan dinilai lebih baik. Meningkatkan Efektivitas Nonverbal : 1) Melihat apa yang terjadi dalam suatu situasi, untuk lebih bisa memahami perilaku orang lain. 2) Memerhatikan perbedaan antara perilaku nonverbal dan pernyataan verbal. Perilaku nonverbal terkadang lebih akurat dan mudah dipahami jika dibandingkan dengan pernyataan verbal. 3) Mengawasi perilaku nonverbal. Misalnya, membedakan senyum tulus dan pura pura, melihat pandangan mata. c. Komunikasi ke Bawah Komunikasi yang mengarah dari level atas ke level bawah, misalnya dari jabatan yang lebih tinggi (atasan) ke bawahan (Mulyana, 2006). Tujuan proses komunikasi ke bawah adalah: 1) Memberi arahan tugas khusus mengenai instruksi kerja 2) Memberi informasi mengenai prosedur dan praktik organisasi 3) Menyediakan informasi mengenai pemikiran dasar pekerjaan 4) Memberitahu bawahan mengenai kinerja mereka

16 d. Komunikasi ke Atas Komunikasi yang mengarah dari level bawah ke level atas, dimana bawahan memberikan informasi kepada atasan. Jenis informasi untuk komunikasi ke atas ada dua jenis yaitu informasi pribadi mengenai ide, sikap, kinerja dan informasi umpan balik yang lebih teknis mengenai kinerja, faktor vital untuk kontrol organisasi. e. Tujuan dan Metode Komunikasi Interaktif 1) Koordinasi tugas. Kepala departemen bertemu dengan anggota dalam jangka waktu tertentu untuk membahas bagaimana setiap departemen memberi kontribusi untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Pemecahan masalah. Anggota departemen berkumpul untuk saling bertukar pikiran, pendapat dan membahas bagaimana mereka akan mengatasi ancaman yang terjadi. 3) Pembagian informasi. Saling berinteraksi antar anggota departemen untuk memberikan beberapa data baru, hal ini dapat mendukung proses berbagi pengetahuan. 4) Resolusi konflik. Anggota suatu departemen bertemu untuk membahas konflik yang ada dalam departemen agar mendapat pemecahan masalah dari konflik tersebut. 5. Teknologi Teknologi seperti perangkat lunak dan perangkat keras yang merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen pengetahuan karena digunakan untuk kegiatan berbagi (Sarja, 2014). Aktivitas berbagi

17 pengetahuan akan berjalan lancar dengan adanya dukungan teknologi, karena pada zaman sekarang setiap orang sudah dapat memanfaatkannya. Terlebih berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning, hal ini sangat dibutuhkan mengingat pembelajaran e-learning selalu menggunakan peran teknologi. Pembelajaran e-learning akan sangat memberikan manfaat bagi penggunanya, khususnya bagi orang yang sangat sibuk. Mahasiswa bisa melakukan pembelajaran jarak jauh tanpa harus bertatap muka langsung dengan dosen. Dosen dan mahasiswa dapat saling mengirim e-mail dalam proses pemberian dan pengumpulan tugas. Teknologi yang dimaksud dalam hal ini mencakup teknologi informasi dan aplikasi teknologi. Pada kenyataannya, penggunaan teknologi dan berbagi pengetahuan saling berkaitan, karena teknologi dapat mempercepat pencarian, mempermudah dalam mengakses dan mengambil informasi, serta dapat mendukung komunikasi dan kegiatan berbagi. Teknologi informasi dan aplikasi teknologi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap orang pada era modern sekarang ini. Banyak dampak positif yang diberikan teknologi bagi semua orang diantaranya, mengefisienkan waktu, mempermudah dan mempercepat pekerjaan serta melancarkan komunikasi. Semua orang dapat dengan cepat mengakses semua informasi yang diinginkan melalui berbagai aplikasi. Adanya teknologi membuat masyarakat di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi pada jarak jauh secara cepat dan efisien.

18 B. Penelitian Terdahulu Peneliti memaparkan dua penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu tentang pengaruh sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi terhadap berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning. 1. Penelitian Shabrina dan Silvianita (2015) berjudul Factors Analysis on Knowledge Sharing at Telkom Economic and Business School (TEBS) Telkom University Bandung terdapat enam variabel diantaranya: kesempatan berbagi, komunikasi, teknologi, budaya kerja, sikap karyawan dan motivasi untuk berbagi. Hasil analisis dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa peneliti menemukan beberapa faktor dominan yang membangun proses berbagi pengetahuan. Dari enam variabel, peneliti menemukan dua faktor yaitu kesempatan berbagi dan budaya kerja. Faktor pertama, peneliti menemukan bahwa kesempatan berbagi pengetahuan di TEBS memperoleh persentase 54,806%. Faktor kesempatan berbagi pengetahuan diwakili oleh beberapa variabel diantaranya, kesempatan berbagi, komunikasi dan teknologi. Faktor kedua, budaya kerja berkontribusi untuk berbagi pengetahuan di TEBS dengan persentase 17,399%. Variabel ini diwakili oleh budaya kerja, sikap karyawan dan motivasi untuk berbagi. Secara umum, budaya kerja dan kesempatan berbagi adalah faktor yang dominan dari keseluruhan faktor. TEBS harus meningkatkan kegiatan atau aktivitas berbagi pengetahuan untuk mencapai visi lembaga tersebut. Lembaga akademis juga harus meningkatkan

19 komunikasi antara dosen dan menambah kualitas teknologi seperti memperlancar internet untuk mendukung kegiatan berbagi pengetahuan. 2. Brčić dan Mihelič (2015) melakukan penelitian berjudul Knowledge sharing between different generations of employees: an example from Slovenia terdapat beberapa variabel diantaranya: keinginan, motivasi, komunikasi, kolaborasi dan pengawasan. Hasil analisis menunjukkan bahwa keinginan, motivasi dan pengawasan berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan, sedangkan komunikasi dan kolaborasi tidak signifikan berpengaruh terhadap berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan perlu dianggap sebagai prioritas strategis dan perlu dilaksanakan dari dua arah yaitu, dari yang lebih tua untuk pekerja muda dan begitupun sebaliknya. Para pekerja harus memperbarui pengetahuan agar keterampilannya meningkat. Hal tersebut juga harus ada dukungan dari perusahaan agar aktivitas berbagi pengetahuan dapat terlaksana secara efektif. Salah satu strategi perusahaan yang perlu diterapkan adalah mentoring. Peneliti menemukan bahwa tingkat pengetahuan melalui hubungan mentoring lintas generasi belum tercapai secara optimal. Dalam rangka memperoleh manfaat dari semangat karyawan untuk belajar tentang keragaman generasi, organisasi perlu menerapkan mekanisme formal melalui berbagi pengetahuan. Pada dasarnya, semua anggota perusahaan harus saling memotivasi, mendukung dan melakukan aktivitas berbagi pengetahuan untuk mencapai tujuan perusahaan.

20 C. Kerangka Pemikiran dan Penurunan Hipotesis 1. Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara sikap karyawan terhadap berbagi pengetahuan. Sikap karyawan memiliki peran penting dalam keberhasilan pelaksanaan berbagi pengetahuan. Adanya aktivitas berbagi dalam organisasi dapat terlaksana jika karyawan berkeinginan dan memiliki kesadaran untuk melakukan berbagi pengetahuan. Kesadaran karyawan tentunya tidak dapat muncul dengan sendirinya, organisasi perlu melakukan pendekatan agar karyawan bersedia dan secara konsisten melakukan berbagi pengetahuan khususnya dalam implementasi e-learning. Mengingat pada zaman sekarang ini karyawan lebih suka menggunakan elektronik dalam melakukan tugas dan aktivitasnya. Adanya berbagi pengetahuan di antara karyawan dapat meningkatkan produktivitas dan menciptakan ide-ide baru demi terwujudnya tujuan organisasi. Semakin tinggi niat dan kesadaran dosen untuk berbagi pengetahuan, semakin tinggi pula aktivitas berbagi pengetahuan yang akan tercipta. Hal ini berarti bahwa sikap dosen berpengaruh dalam mewujudkan manajemen pengetahuan yang efektif. H1 : Sikap karyawan berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) serta Brčić dan Mihelič (2015) menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara motivasi terhadap berbagi pengetahuan. Penelitian ini menemukan bahwa

21 motivasi merupakan faktor penting dalam proses berbagi pengetahuan di kalangan karyawan. Atasan perlu menciptakan peluang bagi karyawan agar termotivasi dan bersedia untuk berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan perlu dianggap sebagai prioritas strategi dan diperlukan di kedua arah yaitu dari atasan ke bawahan (yang lebih tua untuk pekerja muda) dan sebaliknya. Semakin tinggi motivasi dosen untuk menambah pengetahuan dengan cara sharing, semakin tinggi pula pengaruhnya untuk meningkatkan aktivitas berbagi pengetahuan. Dalam hal ini dosen diharapkan dapat saling mendukung dalam proses berbagi pengetahuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan memperlancar proses manajemen pembelajaran yang efektif. H2 : Motivasi berbagi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) serta Triana dkk (2016) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan. Komunikasi merupakan faktor penting dalam bersosialisasi khususnya untuk aktivitas berbagi pengetahuan. Hal ini berarti jika efek komunikasi organisasi yang semakin baik dan efektif, maka akan berdampak pula pada tingkat berbagi pengetahuan yang terlaksana diantara karyawan. Kemampuan komunikasi antar karyawan harus terusmenerus ditingkatkan untuk menciptakan berbagi pengetahuan yang efektif. Semakin baik kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, semakin tinggi pula peluang pesan dapat tersampaikan dengan baik. Hal itu tentu

22 memberikan pengaruh yang positif terhadap proses berbagi pengetahuan antar dosen. H3 : Komunikasi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) dan Sarja (2014) menunjukkan bahwa teknologi berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan. Bantuan teknologi seperti perangkat software maupun hardware akan membantu memudahkan proses berbagi pengetahuan, khususnya dalam implementasi e-learning. Pembelajaran yang terus mengalami perkembangan pesat, membuat e-learning menjadi pilihan yang efektif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dosen tentunya selalu mengikuti perkembangan teknologi untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif. Dengan adanya teknologi, hal ini mempermudah dosen untuk saling berbagi informasi dimanapun mereka berada tanpa harus bertatap muka secara langsung. Semakin tinggi kemampuan dosen dalam menguasai teknologi, semakin tinggi pula pengaruh teknologi bagi aktivitas berbagi pengetahuan. H4 : Teknologi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan. D. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen :

23 1. Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagi pengetahuan dilambangkan dengan (Y). 2. Variabel Independen (bebas) Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dilambangkan dengan (X), variabel yang mempunyai pengaruh positif dalam penelitian ini adalah : a. Sikap Karyawan (X1) b. Motivasi Berbagi (X2) c. Komunikasi (X3) d. Teknologi (X4) Sikap Karyawan (X1) H1 Motivasi Berbagi (X2) Komunikasi (X3) H2 H3 Berbagi Pengetahuan (Y) Teknologi (X4) H4 Gambar 2.1. Model Penelitian