BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 1 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL PENGUMPULAN DATA

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. food & beverages. J.CO didirikan oleh Jhony Andrean yang sebelumnya terkenal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

Confirmatory Factor Analysis

59

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

ANALISIS PENGARUH INTERPERSONAL COMMUNICATION TERHADAP PERSON ORGANIZATION FIT DAN IMPLIKASINYA PADA PRESTASI KERJA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah responden sebanyak 150 orang Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS HASIL

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kota Yogyakarta yang terdiri dari 3 cabang yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. yang relevan untuk mendesain suatu studi penelitian, menjamin

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum perusahaan PT Pos Indonesia (Persero)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI KENDARAAN TOYOTA YARIS DI KOTA SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PRODUK, KUALITAS LAYANAN, HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DENGAN METODE SEM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada data yang dapat dihitung yang berwujud nilai atau skor.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang

BAB III METODE PENELITIAN

Dommy Dyotama Satria

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1. Hasil Observasi Lapangan Kuesioner diberikan pada karyawan yang bekerja pada rumah sakit, yang dalam kasus ini adalah suster. Dengan jumlah soal untuk karyawan sebanyak 41 pertanyaan. Diperlukan waktu tiga minggu untuk menyebarkan kuesioner ini kepada suster yang bekerja di RSIA Kemang Medical Care (KMC) dan empat minggu untuk menyebarkan kuesioner ini kepada suster yang bekerja di RSIA Bunda Aliyah. Total kuesioner yang disebar kepada kedua rumah sakit tersebut adalah sebanyak untuk 208 kuesioner, dengan total 200 kuesioner yang valid (seluruh pertanyaan terjawab) dan 8 kuesioner yang tidak valid (ada pertanyaan yang tidak terjawab/seluruh pertanyaan tidak terjawab). 4.2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Data yang telah didapat menggunakan alat bantu kuesioner, maka selanjutnya data tersebut diolah lebih lanjut dengan melakukan uji reliabilitas untuk mengetahui tingkat reliabilitas pada setiap item test dalam setiap variabel latennya sehingga data yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yang akan selanjutnya dilakukan uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan software LISREL versi 8.7, untuk memprediksi tingkat besarnya pengaruh setiap indikator terhadap variabel laten. 4.2.1. Uji Reliabilitas Kuesioner yang telah didapat dari kedua rumah sakit tersebut, selanjutnya akan dilakukan pengujian reliabilitas dengan menghitung nilai cronbach alpha pada setiap variabel laten. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas dari Variabel Laten Variabel Laten Jumlah Cronbach Cronbach item Jumlah item test Alpha Alpha test yang terpakai Awal Optimal awal Punishment 3 0.844 3 0.844 P-E Fit 9 0.802 9 0.802 Fasilitas Manajemen 7 0.734 7 0.734 Wellbeing 22 0.867 21 0.871 Pada tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa seluruh item test yang ada pada variabel laten Punishment, P-E Fit dan Fasilitas Manajemen dapat digunakan 13

karena sudah terbukti reliable dimana nilai cronbach alpha sudah lebih besar dari 0.60 yang menunjukkan bahwa item test dari ketiga varibel laten tersebut sudah reliable dan tidak ada penghapusan pada item test tersebut untuk mengoptimalkan nilai cronbach alpha dari ketiga variabel laten tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item test pada variabel laten punishment, P-E Fit dan Fasilitas Manajemen dapat dipergunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Untuk variabel laten wellbeing, setelah dilakukan uji reliabilitas, maka diputuskan harus membuang satu item test pada variabel laten tersebut untuk meningkatkan nilai dari cronbach alpha yang sebelumnya sebesar 0.867 menjadi 0.871. Item test yang dibuang yaitu item test nomor 35 (wb13) pada indikator Satisfaction at Work dalam variabel laten wellbeing. Pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa item test yang tidak reliable dapat dihilangkan untuk meningkatkan kembali nilai cronbach alpha dari yang sebelumnya, dan tidak akan dipakai kembali pada pengolahan data selanjutnya. 14 Tabel 4.2 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Laten Indikator Mean SD Skala Skor Punishment - 3.70 2.64 1-5 Person- Environment Fit Fasilitas Manajemen 3.40 4.35 1-5 Person-Organization 3.26 2.13 1-5 Fit Need-Supply Fit 3.12 1.93 1-5 Person-Job Fit 3.80 1.43 1-5 3.63 3.28 1-5 Managerial Support 3.40 2.03 1-5 Training 3.80 1.78 1-5 Wellbeing 3.34 10.50 1-5 Kesehatan 3.51 4.63 1-5 Satisfaction at Work 3.21 3.46 1-5 Spillover 3.27 5.04 1-5 Dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa nilai tengah berada pada skala 3 berdasarkan skala 1-5, maka dapat diketahui bahwa tingkat punishment, fasilitas manajemen, wellbeing, dan P-E fit dari seluruh responden termasuk cukup tinggi karena memiliki nilai mean (M) yang lebih besar dari nilai tengah yaitu 3, yang dapat diartikan bahwa jawaban dari responden cenderung mengarah ke arah skala yang memberikan nilai terbaik, yaitu skala 5. Dimulai dengan variabel

laten punishment dengan nilai mean sebesar 3.70 yang memiliki urutan tertinggi, kemudian pada variabel laten fasilitas manajemen yang memiliki nilai mean sebesar 3.63 dengan nilai mean yang paling tinggi dari indikator training (3.80) yang kemudian diikuti indikator managerial support (3.40), kemudian diikuti dengan variabel laten person-environment fit yang memiliki nilai mean sebesar 3.40 dengan nilai mean terbesar terdapat pada indikator person-job fit (3.80) yang kemudian disusul dengan indikator person-organization fit (3.26) dan diikuti dengan indikator need-supply fit yang memiliki nilai mean terkecil yaitu 3.12, dan terakhir nilai mean pada variabel laten wellbeing sebagai nilai mean terendah yaitu 3.34, dengan nilai mean dari indikator kesehatan (3.51) memiliki nilai mean tertinggi, kemudian indikator spillover (3.27), dan kemudian indikator satisfaction at work yang memiliki nilai mean terkecil sebesar 3.21. 15

16 Tabel 4.3 Nilai Mean, Standar Deviasi, Korelasi dan Reliabilitas (N=200) Variabel M SD Skala Skor Jumlah Item 1 2 3 4 1. Fasilitas manajemen 3.63 3.28 1-5 7 (0.734) 2. Wellbeing 3.34 10.50 1-5 21 0.37 (0.871) 3. Punishment 3.70 2.64 1-5 3 0.14 0.36 (0.844) 4. Person-Environment Fit 3.40 4.35 1-5 9 0.83 0.62 0.43 (0.802) Catatan: Angka dalam kurung sepanjang diagonal merupakan nilai reliabilitas dari variabel laten

4.2.2. Uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) Uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) merupakan pengujian terhadap item test untuk menentukan item test yang tidak baik dari variabel laten yang dibentuknya. Dalam pengujian CFA menggunakan LISREL versi 8.7 maka akan akan diperoleh hasil uji taraf signifikan, uji muatan faktor, dan uji tingkat kecocokan atau Goodness of Fit. Berikut merupakan penjelasan dari hasil uji CFA pada masing-masing variabel laten: Tabel 4.4 Uji Taraf Signifikan dan Muatan Faktor CFA Indikator Variabel Laten Taraf Signifikan Awal Muatan Faktor Taraf Signifikan Optimal 17 Muatan Faktor Punishment Punishment1 11.75 0.76 11.75 0.76 Punishment2 13.12 0.84 13.12 0.84 Punishment3 12.60 0.81 12.60 0.81 Person-environment Fit Fit 1 (P-O Fit) 0.00 0.70 0.00 0.70 Fit 2 (P-O Fit) 9.71 0.84 9.96 0.84 Fit 3 (P-O Fit) 9.17 0.75 9.31 0.75 Fit 4 (N-S Fit) 0.00 0.75 0.00 0.87 Fit 5 (N-S Fit) 4.99 0.41 4.00 0.30 Fit 6 (N-S Fit) 7.46 0.65 6.60 0.60 Fit 7 (P-J Fit) 0.00 0.49 0.00 0.48 Fit 8 (P-J Fit) 4.68 0.63 5.01 0.61 Fit 9 (P-J Fit) 4.69 0.64 5.06 0.71 Fasilitas manajemen Fm1 (Managerial Support) 0.00 0.59 0.00 0.60 Fm2 (Managerial Support) 7.07 0.61 7.08 0.62 Fm3 (Managerial Support) 7.38 0.94 7.41 0.93 Fm4 (Training) 0.00 0.41 0.00 0.45 Fm5 (Training) 3.58 0.38 3.55 0.42 Fm6 (Training) 4.60 0.73 4.94 0.72 Fm7 (Training) 4.51 0.63 4.83 0.63

Tabel 4.4 Uji Taraf Signifikan dan Muatan Faktor CFA (Lanjutan) Indikator Variabel Laten Awal Optimal Taraf Signifikan Muatan Faktor Taraf Signifikan 18 Muatan Faktor Wellbeing Wb 1 (Kesehatan) 0.00 0.41 0.00 0.31 Wb 2 (Kesehatan) 5.13 0.67 4.59 0.65 Wb 3 (Kesehatan) 5.19 0.69 3.95 0.71 Wb 4 (Kesehatan) 4.98 0.62 4.27 0.55 Wb 5 (Kesehatan) 4.98 0.62 3.87 0.62 Wb 6 (Kesehatan) 4.73 0.54 3.75 0.54 Wb 7 (Kesehatan) 4.92 0.60 3.76 0.56 Wb 8 (Kesehatan) 4.93 0.60 3.82 0.62 Wb 9 (Satisfaction) 0.00 0.43 0.00 0.39 Wb 10 (Satisfaction) 5.11 0.74 4.60 0.99 Wb 11 (Satisfaction) 2.85 0.26 3.79 0.46 Wb 12 (Satisfaction) 5.01 0.67 6.09 0.52 Wb 14 (Satisfaction) 4.50 0.52 4.31 0.78 Wb 15 (Spillover) 0.00 0.44 0.00 0.39 Wb 16 (Spillover) 4.32 0.41 5.04 0.43 Wb 17 (Spillover) 5.76 0.73 5.63 0.64 Wb 18 (Spillover) 5.85 0.77 6.26 0.94 Wb 19 (Spillover) 5.39 0.62 5.32 0.55 Wb 20 (Spillover) 5.36 0.61 5.35 0.65 Wb 21 (Spillover) 5.14 0.56 5.14 0.60 Wb 22 (Spillover) 4.77 0.48 4.04 0.34

19 Tabel 4.5 Uji Tingkat Kecocokan atau Goodness of Fit Ukuran GOF Tingkat Kecocokan Punishment P-E Fit Fasilitas Manajemen Wellbeing Model Besar Statistic Chisquare ( χ 2 ) semakin kecil semakin baik 0.00 35.98 23.57 314.20 70.54 Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Comparative Fit Index(CFI) RMSEA 0.08 = good fit RMSEA 0.05 = close fit CFI 0.90 = good fit 0.80 CFI 0.90 = marginal fit. 0.00 0.07 0.07 0.06 0.07 0.00 0.98 0.96 0.95 0.96

Dari tabel 4.4 di atas, diketahui variabel laten Punishment tidak memiliki indikator, dan tiga buah item test yang ada berperan secara langsung sebagai indikator dari variabel laten punishment, dengan semua nilai muatan faktor di atas 0.30 dan taraf signifikan dari tiga buah item test tersebut juga 1.96. Dari hasil pengujian beberapa kriteria dari Goodness of Fit yang tercantum pada tabel 4.5, variabel laten punishment memenuhi semua kriteria dari Goodness of Fit dan memiliki nilai model yang saturated dengan hasil model keseluruhan adalah perfect fit. Dengan kata lain semua item test dalam variabel laten punishment dapat dipergunakan dalam pengujian model selanjutnya. Variabel laten P-E Fit memiliki tiga buah indikator, yaitu P-O Fit, N-S Fit dan P-J Fit dengan tiga buah item test pada setiap indikatornya. Kesembilan item test yang mewakili ketiga indikator dari P-E Fit ini ternyata memiliki hasil muatan faktor di atas 0.30. Pada beberapa item test yang mewakili variabel laten P-E Fit terdapat tiga item test yang taraf signifikannya bernilai 0.00, yaitu Fit 1 (P-O Fit), Fit 4 (N-S Fit), dan Fit 7 (P-J Fit), walaupun hasil taraf signifikan dari ketiga item test tersebut bernilai 0.00 namun dari hasil pengolahan LISREL versi 8.7 terbukti bahwa ketiga item test tersebut masih bersifat signifikan. Dari hasil pengujian beberapa kriteria dari Goodness of Fit yang tercantum pada tabel 4.5, variabel laten P-E Fit memenuhi semua kriteria dari Goodness of Fit sehingga dapat dikatakan bahwa semua item test dalam variabel laten P-E Fit dapat dipergunakan dalam pengujian model selanjutnya. Variabel laten Fasilitas manajemen memiliki dua buah indikator, yaitu Managerial Support dan Training, dengan tiga buah item test untuk indikator Managerial Support dan empat buah item test untuk indikator Training. Ketujuh item test ini, ternyata juga memiliki hasil muatan faktor di atas 0.30. Pada beberapa item test yang mewakili variabel laten Fasilitas Manajemen terdapat dua item test yang taraf signifikannya bernilai 0.00, yaitu Fm1 (Managerial Support) dan Fm4 (Training), walaupun hasil taraf signifikan dari kedua item test tersebut bernilai 0.00 namun dari hasil pengolahan LISREL versi 8.7 terbukti bahwa kedua item test tersebut masih bersifat signifikan. Dari hasil pengujian beberapa kriteria dari Goodness of Fit yang tercantum pada tabel 4.5, variabel laten Fasilitas Manajemen memenuhi 10 dari 12 kriteria dari Goodness of Fit sehingga dapat dikatakan bahwa semua item test dalam variabel laten Fasilitas Manajemen masih dapat dipergunakan dalam pengujian model selanjutnya. Variabel laten terakhir, yaitu wellbeing. Variabel laten wellbeing memiliki tiga buah indikator, yaitu kesehatan, satisfaction at work, dan spillover dengan delapan buah item test untuk indikator kesehatan, lima buah item test untuk indikator satisfaction at work, dan delapan buah item test untuk indikator spillover. seluruh item test ini memiliki hasil muatan faktor di atas 0.30. Pada beberapa item test yang mewakili variabel laten wellbeing terdapat tiga item test yang taraf signifikannya bernilai 0.00, yaitu Wb1 (Kesehatan), Wb9 (Satisfaction at work), dan Wb15 (Spillover), walaupun hasil taraf signifikan dari ketiga item test tersebut bernilai 0.00 namun dari hasil pengolahan lisrel 8.7 terbukti bahwa ketiga item test 20

tersebut masih bersifat signifikan. Dari hasil pengujian beberapa kriteria dari Goodness of Fit yang tercantum pada tabel 4.5, variabel laten wellbeing memenuhi 10 dari 12 kriteria dari Goodness of Fit sehingga dapat dikatakan bahwa semua item test dalam variabel laten wellbeing masih dapat dipergunakan dalam pengujian model selanjutnya. 21

22 4.3. Uji Model Hipotesis Gambar 4.1. Hasil Uji Muatan Faktor Keseluruhan Model

Gambar 4.2. Hasil Uji Taraf Signifikan Keseluruhan Model 23

24 Setelah semua variabel laten beserta indikator-indikator dicek taraf signifikan, muatan faktor, dan goodness of Fit, maka selanjutnya variabel laten beserta indikator-indikatornya dibuat menjadi suatu model besar yang merupakan model hipotesis yang telah dibuat sebelumnya pada bab 3. Analisis Goodness of Fit dari keseluruhan model tersebut yang telah dicantumkan pada tabel 4.5 adalah sebagai berikut: Chi-Square (df = 36) adalah 70.54 dan p = 0.00051 Nilai Chi-Square cukup besar dengan nilai p = 0.00051 < 0.05. menandakan bahwa kecocokan kurang baik. (yang diinginkan adalah chi-square yang kecil dan p > 0.05 (Wijanto, 2008)). RMSEA = 0.069 0.03 Menandakan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik. CFI = 0.96 0.90 Menandakan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik. Dari keseluruhan kriteria goodness of Fit, hanya terdapat satu kriteria yang tidak memenuhi kriteria dari goodness of Fit dan dapat dinyatakan bahwa model hipotesis yang ada memiliki tingkat goodness of Fit yang baik. Oleh karena itu, model hipotesis dalam penelitian sudah sesuai dengan data dan kondisi yang sebenarnya. Untuk tahap selanjutnya adalah menghitung hubungan antara setiap variabel laten yang telah dirumuskan dalam model hipotesis dengan menggunakan hasil muatan faktor yang telah dihitung dengan menggunakan LISREL versi 8.7 dan tetap memperhatikan taraf signifikan yang baik dari model tersebut. Analisis hasil uji hubungan antara setiap variabel laten dalam model hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Bentuk bentuk punishment dapat mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan tersebut Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa nilai muatan faktor antara punishment dan fasilitas manajemen adalah sebesar (-0.26). Dari muatan faktor yang telah didapatkan maka dilakukan perhitungan persentase hubungan antara punishment dan fasilitas manajemen. Perhitungan adalah sebagai berikut: % hubungan = (-0.26) 2 x 100% = 6.76% Hasil tersebut menunjukkan bahwa stres kerja yang diakibatkan oleh punishment dapat diprediksi mempengaruhi penerimaan fasilitas manajemen oleh karyawan sebesar 6.76%. Pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa nilai t-value antara variabel laten punishment dan variabel laten fasilitas manajemen adalah sebesar -3.63. Hal tersebut menunjukkan bahwa punishment secara signifikan dapat diprediksikan mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan. Nilai minus yang terdapat pada muatan faktor dan t-value menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berbanding terbalik antara punishment dengan fasilitas manajemen. Yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat punishment yang diterima oleh karyawan maka tingkat fasilitas manajemen yang diterima karyawan akan menurun dan sebaliknya jika semakin rendah tingkat punishment yang diterima oleh karyawan maka tingkat fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan akan menjadi naik. Walaupun hasil muatan faktor antara punishment dan fasilitas manajemen hanya 0.26 0.30 tetapi karena hasil perhitungan t-value menunjukkan hubungan antara kedua variabel laten tersebut masih bersifat signifikan sehingga tetap dapat menggambarkan kondisi hubungan yang sebenarnya antara punishment dan fasilitas manajemen.

25 Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis 1, yaitu bentuk-bentuk punishment dapat mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan, sehingga kesimpulannya adalah terima H 0. 2. P-E Fit yang dirasakan suatu karyawan dapat mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan tersebut Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa nilai muatan faktor antara P-E Fit dan fasilitas manajemen adalah sebesar 0.94. Dari muatan faktor yang telah didapatkan maka dilakukan perhitungan persentase hubungan antara P-E Fit dan fasilitas manajemen. Perhitungan adalah sebagai berikut: % hubungan = (0.94) 2 x 100% = 88.36% Hasil tersebut menunjukkan bahwa stres kerja yang diakibatkan oleh P-E Fit dapat diprediksikan mempengaruhi penerimaan fasilitas manajemen oleh karyawan sebesar 88.36%. Pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa nilai t-value antara variabel laten P-E Fit dan variabel laten fasilitas manajemen adalah sebesar 6.47. Hal tersebut menunjukkan bahwa punishment secara signifikan dapat diprediksikan mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan. Hubungan antara P-E Fit dan fasilitas manajemen bersifat positif, yang berarti jika semakin tinggi tingkat P-E Fit yang dirasakan oleh karyawan maka semakin tinggi pula tingkat fasilitas manajemen yang akan diterima oleh karyawan tersebut. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis 2, yaitu P-E Fit yang dirasakan suatu karyawan dapat mempengaruhi fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan tersebut, sehingga kesimpulannya adalah terima H 0. 3. Fasilitas manajemen yang diterima karyawan dapat berpengaruh terhadap wellbeing karyawan tersebut Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa nilai muatan faktor antara fasilitas manajemen dan wellbeing adalah sebesar (-0.45). Dari muatan faktor yang telah didapatkan maka dilakukan perhitungan persentase hubungan antara fasilitas manajemen dan wellbeing. Perhitungan adalah sebagai berikut: % hubungan = (-0.45) 2 x 100% = 20.25% Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerimaan fasilitas manajemen oleh karyawan dapat diprediksikan mempengaruhi wellbeing dari karyawan tersebut sebesar 20.25%. Pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa nilai t-value antara variabel laten fasilitas manajemen dan wellbeing adalah sebesar -2.04. Hal tersebut menunjukkan bahwa fasilitas manajemen secara signifikan dapat diprediksikan mempengaruhi wellbeing individu yang berkaitan. Nilai minus yang terdapat pada muatan faktor dan t-value menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berbanding terbalik antara fasilitas manajemen dan wellbeing, yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan maka wellbeing karyawan tersebut akan menurun dan sebaliknya jika semakin rendah tingkat fasilitas manajemen yang diterima oleh karyawan maka tingkat wellbeing karyawan akan menjadi naik. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis 3, yaitu Fasilitas Manajemen yang diterima karyawan dapat berpengaruh terhadap wellbeing karyawan tersebut, sehingga kesimpulannya adalah terima H 0.

4. P-E Fit yang dirasakan oleh karyawan berpengaruh langsung terhadap wellbeing karyawan Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa nilai muatan faktor antara P-E Fit dan wellbeing adalah sebesar 1.00. Dari muatan faktor yang telah didapatkan maka dilakukan perhitungan persentase hubungan antara P-E Fit dan wellbeing. Perhitungan adalah sebagai berikut: % hubungan = (1.00) 2 x 100% = 100% Hasil tersebut menunjukkan bahwa P-E Fit yang dirasakan karyawan dapat diprediksikan mempengaruhi wellbeing individu tersebut sebesar 100%. Pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa nilai t-value antara variabel laten P-E Fit dan variabel laten wellbeing adalah sebesar 4.01. Hal tersebut menunjukkan bahwa P-E Fit secara signifikan dan mutlak dapat diprediksikan mempengaruhi wellbeing pada karyawan. Hubungan antara P-E Fit dan wellbeing bersifat positif, yang berarti jika semakin tinggi tingkat P-E Fit yang dirasakan oleh karyawan maka semakin tinggi pula wellbeing karyawan tersebut. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis 4, yaitu P-E Fit yang dirasakan oleh karyawan berpengaruh langsung terhadap wellbeing karyawan, sehingga kesimpulannya adalah terima H 0. 26